• Tidak ada hasil yang ditemukan

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT REHABILITASI MEDIK KABUPATEN ACEH TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT REHABILITASI MEDIK KABUPATEN ACEH TIMUR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

RUMAH SAKIT REHABILITASI MEDIK KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Tehnis Kabupaten Aceh Timur telah dibentuk Rumah Sakit Rehabilitasi Medik dan Paru Kabupaten Aceh Timur;

b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan Qanun Nomor 7 Tahun 2003, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dibidang pelayanan kesehatan, karena itu perlu ditinjau kembali untuk memberikan kontribusi terhadap pendapatan bagi daerah dan tenaga kesehatan dalam menunjang pembangunan daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Kabupaten Aceh Timur.

Mengingat : 1. Undang-Undang nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 1092, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2580);

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1993 tentang Farmasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2580);

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Repuplik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894);

(2)

7. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) Sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4048 );

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389 ); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ), Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844 );

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4438 );

11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3208);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952 );

14. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

15. Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan Qanun (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2007 Nomor 03, Tambahan Lembaran daerah nanggroe Aceh Darussalam Nomor 03).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TIMUR dan

BUPATI ACEH TIMUR MEMUTUSKAN :

Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG RETRIBUSI

PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT REHABILITASI MEDIK KABUPATEN ACEH TIMUR

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan :

1. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2. Daerah adalah Kabupaten Aceh Timur.

3. Pemerintahan Kabupaten adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh Timur sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.

4. Pemerintah daerah kabupaten yang selanjutnya disebut pemerintah kabupaten adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten Aceh Timur yang terdiri atas Bupati dan perangkat daerah kabupaten Aceh Timur.

5. Bupati adalah Bupati Aceh Timur.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten yang selanjutnya disingkat DPRK adalah unsur penyelenggara pemerintahan daerah kabupaten yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8. Rumah Sakit Rehabilitasi Medik selanjutnya disingkat RSRM adalah

Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Kabupaten Aceh Timur.

9. Kepala RSRM adalah Direktur Rumah Sakit Rehabilitasi Medik Kabupaten Aceh Timur.

10. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam observasi, diagnosis, pengobatan atau pelayanan kesehatan lainnya.

11. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayan kesehatan lainnya tanpa tinggal di rawat inap.

12. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk observasi, diagnosis, perawatan, pengobatan, rehabilitasi medik dan/atau kesehatan lainnya dengan menempati ruang rawat inap. 13. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan tingkat lanjutan

yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah/ menanggulangi resiko kematian atau cacat.

14. Pelayanan Paripurna Sehari (one day care) adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lain, dan menempati tempat tidur kurang dari 1 (satu) hari.

15. Pelayanan Medik adalah Pelayanan terhadap pasien yang dilaksanakan oleh tenaga medik.

16. Tindakan bedah adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal, atau tanpa pembiusan.

17. Tindakan Medika Intervention adalah tindakan medik tanpa pembedahan.

18. Pelayanan Penunjang Diagnostik adalah pelayanan penunjang untuk penegakkan dioagnosis dan terapi antara lain berupa pelayanan laboratorium klinik, laboratorium patologi anatomi, laboratorium mikrobiologi, radiologi diagnostik, elektromedik diagnostic dan tindakan/pemeriksaan penunjang diagnostik lainnya.

(4)

19. Pelayanan Rehabilitas Medik dan Rehabilitasi Mental adalah Pelayanan yang diberikan oleh unit rehabilitasi medik dan rehabilitasi mental dalam bentuk pelayanan fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, orthotik/protetik, bimbingan sosial medik dan jasa psikologi serta rehabilitasi lainnya.

20. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut adalah pelayanan paripurna meliputi upaya penyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rumah sakit.

21. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah Pelayanan yang diberikan rumah sakit yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik.

22. Perawatan Jenazah adalah kegiatan yang meliputi perawatan jenazah penyimpanan jenazah dan bedah mayat/konserfasi, yang dilakukan oleh rumah sakit untuk kepentingan pelayanan, pelayanan kesehatan, pemakaman dan untuk kepentingan proses peradilan.

23. Jasa sarana adalah imbalan yang diterima oleh rumah sakit atas pemakain sarana fasilitas rumah sakit, bahan, obat-obatan, bahan kimia dan alat kesehatan habis pakai yang digunakan langsung dalam rangka observasi, diagnostic, pengobatan dan rehabilitasi.

24. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosa, pengobatan, konsultasi, visite, rehabitasi medik dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.

25. Jasa konsultasi antar spesialisasi adalah imbalan yang terima atas pelayanan yang berikan berupa konsultasi antar spesialisasi disiplin ilmu.

26. Jasa pelayanan tindakan bayi adalah imbalan yang diterima atas pelayanan yang diberikan kepada bayi yang dilahirkan khusus melalui tindakan medis.

27. Akomodasi adalah penggunaan fasilitas rawat inap termasuk makan dirumah sakit.

28. Tempat tidur adalah tempat tidur yang tercatat dan tersedia diruang rawat inap.

29. Rekam Medik adalah keterangan baik tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnese, pemeriksaan fisik laboratorium, diagnosa, pelayanan, tindakan medis, maupun pengobatan bukti tentang proses pelayanan medis pada rawat jalan, rawat inap untuk kepentingan statisktik dan informasi.

30. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas jasa yang disediakan

atau diberikan oleh Pemerintahan Kabupaten untuk tujuan

kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau badan.

31. Retribusi pelayanan kesehatan selanjutnya disebut retribusi

adalah sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan kegiatan

pelayanan medik dan non medik yang dibebankan kepada

masyarakat sebagai imbalan atas jasa pelayanan kesehatan yang

diterima, tidak termasuk pelayanan pendaftaran ;

32. Pola Tarif Retribusi adalah pedoman dasar dalam pengaturan dan

perhitungan besaran tarif retribusi pelayanan kesehatan.

33. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut

peraturan perundang-undangan

retribusi

diwajibkan

untuk

melakukan pembayaran retribusi ;

34. Surat pendaftaran Objek Retribusi Daerah yang selanjutnya

dapat disingkat SPdORD adalah Surat yang digunakan oleh wajib

(5)

retribusi untuk melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi

sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang

terhutang menurut Peraturan Perundang-Undangan Retribusi

Daerah ;

35. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat

disingkat SKRD adalah surat keputusan yang menentukan

besarnya jumlah retribusi yang terhutang ;

36. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, yang

selanjutnya dapat disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan

yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah

ditetapkan ;

37. Surat ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya

dapat disingkat SKRDLB adalah surat keputusan yang

menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena

jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retibusi yang terhutang

atau tidak seharusnya terhutang ;

38. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapat di

singkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan

atau sanksi administrasi berupa denda;

39. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas

keberatan

terhadap

SKRD

atau

dokumen

lain

yang

dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan oleh wajib

retribusi;

40. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan dan mengolah data dan/atau keterangan lainnya

dalam pengawasan kebutuhan pemenuhan kewajiban tarif

berdasarkan peraturan perundang-undangan;

41. Penyidikan Tindak Pidana dibidang Retribusi daerah adalah

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai

Negeri Sipil, yang selanjutnya dapat disebut penyidik, untuk

mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

membuat terang tindak pidana dibidang retribusi yang terjadi

serta menemukan tersangkanya.

BAB II

NAMA, OBJEK DAN SUBJEK TARIF Pasal 2

Dengan Nama Tarif Pelayanan Kesehatan dipungut tarif sebagai pembayaran atas pelayanan kesehatan di RSRM sesuai peraturan

perundang-undangan, kecuali yang telah ditetapkan lain oleh pemerintah.

Pasal 3

(1) Objek Tarif meliputi :

a. Pelayanan kesehatan di RSRM, terdiri dari : 1. pelayanan rawat jalan;

2. pelayanan rawat darurat;

3. pelayana paripurna satu hari (one day care) 4. pelayanan rawat inap;

(6)

5. tindakan medik adalah tindakan bedah, tindakan medis, tindakan radioterapi, tindakan gigi dan mulut;

6. pelayanan penunjang diagnostik adalah pemeriksaan radiodiagnostik, pemeriksaan diagnostik elektromedik, laboratorium klinik, laboratorium patologi klinik, mikrobiologi klinik;

7. pelayanan penunjang non medik;

8. pelayanan kebidanan adalah persalinan normal, persalinan dengan tindakan.

9. Pelayanan rehabilitasi medik dan mental adalah tindakan rehabilitasi medik, psikologi, ortotik prostetik, okupasi teraphi, teraphi bicara, asuhan keperawatan;

10. pelayanan konsultasi khusus, sosial medik dan rohaniawan; 11. pelayanan pemeriksaan kesehatan ;

12. pemusalaran jenazah; dan/atau 13. pelayanan Lainnya.

b. Surat Keterangan Kesehatan RSRM c. Pelayanan ambulance.

(2) Jenis Tindakan dalam Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan qanun ini.

(3) Tidak termasuk objek tarif adalah pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten dan pihak swasta yang bersifat sosial.

Pasal 4

Subjek tarif adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan kesehatan di RSRM.

BAB III GOLONGAN TARIF

Pasal 5

Tarif pelayanan kesehatan digolongkan sebagai tarif jasa umum.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6

Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi pelayanan kesehatan.

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 7

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif dimaksudkan untuk menutupi biaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek keadilan. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah biaya jasa, operasional

(7)

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis pelayanan kesehatan.

(2) Struktur dan besarnya tarif pelayanan kesehatan di RSRM sebagai berikut : a. Pelayanan kesehatan di RSRM

1. Tarif Rawat Jalan Di RSRM

NO JENIS PELAYANAN JASA PELAYANAN RSRM MEDIK DAN NON MEDIK FARMASI JUMLAH

1 UGD one day Care 2,500 70,000 - 72,500 2 Poliklinik Umum / Gigi 1,500 4,500 - 6,000 3 Poliklinik Rehab Medik 2,500 10,000 - 12,500 4 Pelayanan Psikologi 1,500 4,500 6,000

5 Sosial Medik 1,500 4,500 6,000

6 Pembinaan Rohani 1,500 4,500 6,000

7 Konsultasi ke Poli Ahli dari Poli Umum - 7,500 - 7,500 8 Rujukan dari Puskesmas ke Poli Ahli 1,500 7,500 - 9,000 9 Langsung ke Poli Ahli tanpa atau dengan 1,500 8,500 - 10,000 10 Rujukan dari Praktek Dokter Swasta 11 Konsultasi antar Spesialis Rawat Jalan - 15,000 - 15,000 12 Konsultasi Spesialis IGD / Rawat Inap - 15,000 - 15,000

2. Tarif Tindakan Rehabilitasi Medik di RSRM NO JENIS

TINDAKAN

JASA

SARANA JASA MEDIK DAN NON MEDIK JUMLAH TARIF

BHP RSRM KELAS UTAMA KLS I KLS II / RAWAT JALAN KLS III KLS UTAMA KLS I KLS II / RAWAT JALAN KLS III

1. Pelayanan Rehab Medik

Sederhana - Edukasi 9,000 13,200 12,200 10,200 7,200 22,200 21,200 19,200 16,200 Sedang

- uji latih, exercise, analisa jalan

45,000 45,000 44,000 42,000 39,000 90,000 89,000 87,000 84,000 Canggih

- Emg Biofeedback, spirometri, treatmill

90,000 90,000 89,000 87,000 84,000 180,000 179,000 177,000 174,000 2 Pelayanan Ortotik Erostetik - Sederhana 43,200 43,200 42,200 40,200 37,200 86,400 85,400 83,400 80,400 - Canggih 223,200 223,200 222,200 220,200 217,200 446,400 445,400 443,400 440,400 3 Pelayanan Psikologi - Tes IQ,Bakat,Kepribadian) 50,000 50,000 49,000 47,000 44,000 100,000 99,000 97,000 94,000 4 Fisiotrafi - Sederhana (IR) 7,500 7,500 6,500 4,500 1,500 15,000 14,000 12,000 9,000 - Sedang (MWD, SWD) 9,000 9,000 8,000 6,000 3,000 18,000 17,000 15,000 12,000 - Canggih (Exercise,Tens, US, Traksi) 11,000 11,000 10,000 8,000 5,000 22,000 21,000 19,000 16,000 5 Okupasi Therapi

- Sederhana (Tes diagnosis)

7,500 7,500 6,500 4,500 1,500 15,000 14,000 12,000 9,000 - Sedang (Latihan ADL)

10,000 10,000 9,000 7,000 4,000 20,000 19,000 17,000 14,000

(8)

6 Therapi Bicara - Sederhana ( Tes diagnosis )

7,500 7,500 6,500 4,500 1,500 15,000 14,000 12,000 9,000 - Sedang ( Latihan Bicara )

10,000 10,000 9,000 7,000 4,000 20,000 19,000 17,000 14,000 7 Perawat Rehabilitasi - Asuhan Keperawatan 10,000 10,000 9,000 7,000 4,000 20,000 19,000 17,000 14,000

3. Tarif Rawat Inap RSRM

NO KELAS AKOMODASI JASA JUMLAH

JASA RUMAH SAKIT MEDIK

1 VIP 85,000 65,000 150,000

2 Kelas I 70,000 60,000 130,000

3 Kelas II / INKUBATOR 60,000 50,000 110,000

4 Kelas III 45,000 40,000 85,000

4. Tarif Rawat Inap Intensif (ICU) Di RSRM

NO KELAS AKOMODASI JASA JUMLAH

JASA RUMAH SAKIT MEDIK

1 VIP 200,000 150,000 350,000

2 Kelas I 185,000 145,000 330,000

3 Kelas II 170,000 140,000 310,000

4 Kelas III 165,000 135,000 300,000

5 Langsung dari IGD 185,000 145,000 330,000 5. Tarif Pemeriksaan Radio Diagnostik Di RSRM

NO

JASA JASA PELAYANAN

JUMLAH TARIF

JENIS SARANA MEDIK

PELAYANAN BHP Jasa

VIP Kelas I Kelas II Kelas III VIP Kelas I Kelas II Kelas III

RS

1 Paket I - 14,000 31,000 26,000 24,000 22,000 45,000 40,000 38,000 36,000

2 Paket II - 20,000 50,000 45,000 40,000 35,000 70,000 65,000 60,000 55,000

3 Paket III - 30,000 80,000 65,000 60,000 50,000 110,000 95,000 90,000 80,000

4 Paket IV - 50,000 170,000 140,000 130,000 120,000 220,000 190,000 180,000 170,000

6. Tarif Pemeriksaan Elektro Medik RSRM

NO

JASA JASA PELAYANAN

JUMLAH TARIF

JENIS SARANA MEDIK

PELAYANAN Jasa

VIP Kelas I Kelas II Kelas III VIP Kelas I Kelas II Kelas III

BHP RS 1 Paket I - 10,000 35,000 30,000 25,000 20,000 45,000 40,000 35,000 30,000 2 Paket II - 30,000 70,000 65,000 55,000 40,000 100,000 95,000 85,000 70,000 3 Paket III - 50,000 130,000 110,000 100,000 90,000 180,000 160,000 150,000 140,000 4 Paket IV - 70,000 180,000 170,000 160,000 150,000 250,000 240,000 230,000 220,000

(9)

c.

Tarif Biaya Pemakaian Ambulance

NO JENIS PELAYANAN JUMLAH TARIF

(Rp)

1 Dalam Kota Radius 15 Km 3000 / Km 2 Tiap di luar Radius 15 Km ( Dalam Kab. Aceh Timur ) 4000 / Km 3 Tiap Km di luar Daerah Kab. Aceh Timur 4000 / Km

7. Tarif Tindakan Bedah Dikamar Operasi

NO

JASA JASA PELAYANAN JUMLAH TARIF

JENIS SARANA MEDIK

TINDAKAN BHP Jasa VIP Kelas I Kelas II Kelas III VIP Kelas I Kelas II Kelas III

RSRM 1 Kelompok I - 200,000 1,600,000 1,200,000 1,100,000 900,000 1,800,000 1,400,000 1,300,000 1,100,000 2 Kelompok II - 400,000 1,900,000 1,500,000 1,300,000 1,100,000 2,300,000 1,900,000 1,700,000 1,500,000 3 Kelompok III - 500,000 2,300,000 2,100,000 1,900,000 1,700,000 2,800,000 2,600,000 2,400,000 2,200,000 4 Kelompok - 700,000 3,300,000 2,800,000 2,500,000 2,300,000 4,000,000 3,500,000 3,200,000 3,000,000 Khusus

8. Tarif Pelayanan Jenazah RSRM

NO JENIS PELAYANAN / TINDAKAN

JASA SARANA JASA JUMLAH

BAHAN / JASA PELAYANAN TARIF

ALAT RS MEDIK (Rp) (Rp)

1 Perawatan Jenazah - 37,500 50,000 87,500

2 Bedah Mayat dan Komputer - 30,000 25,000 55,000 3

Penyimpanan Jenazah (dihitung

perhari,paling lama 3 x 24 jam) - 22,500 10,000 32,500

b. Tarif Surat Keterangan Kesehatan RSRM

NO JENIS PELAYANAN / TINDAKAN

JASA SARANA JASA JUMLAH

BAHAN / JASA PELAYANAN TARIF

ALAT RS MEDIK (Rp) (Rp)

1 Untuk Dapat SIM - 1000 9000 10,000

2 Untuk Melamar Pekerjaan - 1,500 4000 5,500 3

Surat Ket. Sakit, Hamil, Untuk menjadi

PNS, dll - 1500 4000 5,500

4 Untuk Visum Et Repertum :

a. Pro Justicia - 3000 6000 9,000

b. Keperluan lainnya 3000 6000 9,000

(10)

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9

Retribusi yang terhutang dipungut diwilayah daerah tempat pelayanan kesehatan diberikan.

BAB VIII

SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 10

Saat retribusi terhutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN Pasal 11

(1) Wajib retribusi mengisi SPdORD ;

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh wajib retibusi atau kuasanya;

(3) Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaiaan SPdROD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati.

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI Pasal 12

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1) ditetapkan retribusi dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan ;

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru dan / atau data yang semula belum terungkap yang menenyebabkan penambahan jumlah retribusi yang terhutang maka dikeluarkan SKRDKBT ;

(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 13

(1) Pemungutan Retibusi tidak dapat diborongkan ;

(2) Retibusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau Dokumen Lain yang dipersamakan dan SKRDKBT.

(3)

Pemungutan

tarif

sebagaimana

diatur

dalam

qanun

ini

dilaksanakan oleh RSUD .

(11)

a. Jasa RSUD disetor ke kas daerah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku; dan

b. Jasa medik dan non medik dikelola langsung oleh RSUD untuk

kesejahteraan tenaga kesehatan di RSUD .

BAB XII

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.

BAB XIII

TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 15

(1) Pembayaran Retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus ;

(2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambatnya-lambatnya 15 (Lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan STRD ;

(3) DaerTata cara pembayaran, penyetoran tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Bupati.

BAB XIV

TATA CARA PENAGIHAN Pasal 16

(1) Retribusi terhutang berdasarkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT, STRD dan surat keputusan keberatan yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah, yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib retribusi dapat ditagih melalui surat peringatan/teguran atau surat lain yang disamakan ;

(2) Penagihan retribusi melalui surat peringatan/ teguran atau surat lain yang disamakan dilaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB XV KEBERATAN

Pasal 17

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atau SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB ;

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan jelas ;

(3) Dalam hal wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan retribusi wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi tersebut ;

(12)

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKBT dan SKRDLB diterbitkan kecuali wajib Retibusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya ;

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan sehingga tidak dipertimbangkan ;

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retibusi dan pelaksanaan dan penagihan retribusi.

Pasal 18

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan ;

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retibusi yang terhutang ;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan ;

BAB XVI

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati ;

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan ;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan dan SRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan ;

(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut ; (5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB ;

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan denda sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya menyebutkan : a. Nama dan alamat wajib retribusi;

b. Masa retribusi;

c. Besarnya kelebihan pembayaran; dan/atau d. Alasan yang singkat dan jelas.

(13)

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi disampaikan secara langsung atau melalui pos terdekat ;

(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau penerimaan atau bukti penerimaan Pos tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi ;

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (4) pembayaran dilakukan dengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindah bukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

BAB XVII

PENGURANGAN KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI Pasal 22

(1) Bupati dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ;

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antara lain untuk mengansur ;

(3) Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan kepada masyarakat yang ditimpa bencana alam dan/atau kerusuhan ;

(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XVIII

KADALUARSA PENAGIHAN Pasal 23

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluarsa setelah melampaui 3 (tiga) tahun terhitung sejak terhutangnya retribusi kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retibusi ;

(2) Kadaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran ; atau

b. ada pengakuan hutang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung.

BAB

XIX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 24

(1) Pengguna jasa pelayanan kesehatan yang tidak melaksanakan

kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah tarif terhutang.

(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) adalah tindak pidana

pelanggaran.

(14)

BAB XX

PENYIDIKAN

Pasal 25

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan pemerintah

kabupaten diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana pelanggaran qanun ini sebagaimana dimaksud

dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana dan Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kabupaten Aceh

Timur.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

laporan yang berkenaan dengan tindak dibidang retibusi daerah agar

keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas;

b. meneliti,mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan

sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan

sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain berkenaan

dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain. Serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan dibidang retribusi daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung

dan memeriksa identitas orang dan/atau dokumen yang dibawa

sebagaimana dimaksud huruf e;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi

daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai saksi dan tersangka;

a. menghentikan penyidikan; dan

b. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat

dipertanggung jawabkan.

(3) Dalam melakukan tugasnya, PPNS tidak berwenang melakukan

penangkapan dan penahanan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada

Penuntut Umum dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(15)

BAB XXI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

Dengan diberlakukannya

qanun ini maka Peraturan Daerah

Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan Kabupaten Aceh Timur sebagaimana telah diubah dengan

Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 7 Tahun 2003 tentang Perubahan

atas Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 1999

tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Kabupaten Aceh Timur, dinyatakan

dicabut dan tidak berlaku lagi.

BAB XXII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Dengan berlakunya qanun ini, maka semua ketentuan yang bertentangan

dengan qanun ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 28

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam qanun ini sepanjang mengenai

peraturan pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 29

Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan qanun ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur.

Ditetapkan di Idi

pada tanggal 11 September 2008 M 11 Ramadhan 1429 H

BUPATI ACEH TIMUR, dto

MUSLIM HASBALLAH

Diundangkan di Idi

pada tanggal 23 Februari 2008 M 27 Shafar 1430 H

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR,

dto AKMAL SYUKRI

(16)

PENJELASAN ATAS

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT REHABILITASI MEDIK KABUPATEN ACEH TIMUR

I PENJELASAN UMUM

Bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang semakin meningkat. Sejalan dengan hal tersebut maka di Kabupaten Aceh Timur telah didirikan Rumah Sakit

Rehabilitasi Medik Kabupaten Aceh Timur yang mempunyai fungsi :

a. Menyelenggarakan pelayanan medis;

b. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;

c. Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan;

d. Menyelenggarakan pelayanan rujukan;

e. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan;

f. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan;

g. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;

h. Menyelenggarakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang

tugasnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam rangka mendukung kelancaran pemberian pelayanan kepada masyarakat di Rumah Sakit Rehabilitasi Medik dimaksud, perlu adanya pengendalian, pengawasan, dan pembinaan serta dukungan dana yang cukup memadai. Selanjutnya dalam rangka pemberian pelayanan kesehatan dan untuk menggali dana tersebut, perlu dipungut retribusi dengan menuangkan pengaturannya dalam suatu qanun.

.

II PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas .

(17)

Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Cukup jelas Pasal 15 Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

(18)

Pasal 29

Cukup jelas

Referensi

Dokumen terkait

• Menurut Saaty, hasil penilaian yang dapat diterima adalah yang mempunyai ratio konsistensi lebih kecil atau sama dengan 10%. Jika lebih besar dari itu, berarti penilaian

Peraturan OJK Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Peraturan OJK Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala

Aspek pengkajian apa saja yang harus dilihat oleh seorang perawat ketika bertemu dengan seorang lansia yang tinggal dalam sebuah keluarga9. Lansia mempunyai peran apa dalam

Dapatan menunjukkan bahawa terdapat item yang menyokong pensyarah melaksanakan aktiviti pembelajaran terhadap pendekatan flipped classroom yang pelbagai untuk

Pengeluaran untuk pembayaran sewa ruangan,sewa mobil dan biaya sewa lainnya pada saat pengadaan peralatan dan mesin secara swakelola sampai dengan peralatan dan mesin tersebut siap

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pelestarian arsip audio visual adalah daftar arsip yang telah diolah melalui kegiatan penataan secara fisik untuk melindungi

Sumber daya (waktu, tenaga, biaya) yang digunakan untuk menjalankan tanggung jawab tersebut di atas, tidak boleh menyebabkan tugas utama Internal Audit, yaitu

Diharapkan setelah adanya kegiatan PPM ini, guru-guru sejarah di Kabupaten Bantul menjadi produktif dalam penelitian maupun penulisan karya ilmiah, yang manfaatnya tidak