• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) a. Kesehatan dalam Perspektif Islam - Dian Ambar Is Hartini BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) a. Kesehatan dalam Perspektif Islam - Dian Ambar Is Hartini BAB II"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

a. Kesehatan dalam Perspektif Islam

Kesehatan merupakan nikmat Allah SWT yang selalu disyukuri oleh setiap orang namun tidak jarang ada orang yang mengabaikan dan melupakan nikmat sehat tersebut. Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak dilupakan manusia, yaitu nikmat sehat dan peluang kesempatan” (HR. Imam Bukhari).

Nikmat sehat yang diberikan Allah SWT kepada umatnya secara gratis membuat manusia terkadang lupa apabila nikmat sehat tersebut dapat hilang di setiap waktu. Salah satu cara untuk tetap sehat adalah anjuran untuk menjaga kebersihan.

Pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan secara tidak langsung dapat diambil dari firman Allah sebagai berikut:

1) Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222)

(2)

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa siapapun yang ingin dicintai oleh Allah hendaknya bertobat dan membersihkan diri seperti bersih dari hadas besar dengan mandi junub, bersih dari hadas kecil dengan berwudhu, bersih dari kotoran dengan mandi. Orang yang bertobat akan selalu menjaga kesehatnnya imannya, dan orang yang selalu membersihkan diri akan menajaga badan, pakaian, dan lingkungannya.

b. Pengertian UKS

Sekolah Dasar menjadi tempat peserta didik untuk bermain, belajar, bersosialisasi, dan berinteraksi dengan teman sebayanya sehingga anak-anak menghabiskan waktu lebih lama di sekolah dibandingkan di rumah. Kesehatan peserta didik di Sekolah Dasar menjadi tanggung jawab guru.

Peserta didik pada tingkat SD masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Kegiatan yang dilaksanakan lebih banyak dilalui di lingkungan sekolah. UKS menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan perilaku hidup sehat di lingkungan sekolah.

UKS menurut Notoatmodjo (2012:131) adalah “segala usaha

yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari TK/RA sampai SMA/SMK/MA/MAK”. Usaha yang dilakukan harus

(3)

yang diharapkan, yaitu peningkatan kesehatan warga sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pengertian UKS yang diungkapkan oleh Mubarak dan Chayatin (2011:319) bahwa UKS adalah ”upaya

membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah”.

Pernyataan-pernyataan ahli di atas dapat disimpulkan bahwa UKS adalah usaha yang dilakukan sekolah untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan perilaku hidup sehat pada warga sekolah melalui pendidikan terpadu di sekolah. Warga sekolah termasuk peserta didik diharapkan memperoleh informasi mengenai kesehatan dan cara berperilaku sehat melalui kegiatan UKS agar dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

c. Tujuan UKS

Kesehatan peserta didik dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh kembangnya. Peserta didik berada di lingkungan sekolah dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga sekolah dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

(4)

diwujudkan dalam kegiatan UKS. Tujuan UKS menurut Mubarak dan Chayatin (2011:320) dibedakan menjadi dua yaitu: 1) Tujuan Umum, dan 2) Tujuan Khusus.

Pernyataan oleh ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan umum UKS adalah untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman yang mendasar mengenai perilaku hidup bersih dan sehat agar tercipta lingkungan sehat yang diharapkan dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Lingkungan yang sehat diharapkan dapat menciptakan peserta didik yang cerdas, sehat, dan berprestasi.

Tujuan khusus UKS adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik, baik fisik, mental, maupun sosial yang salah satu indikator keberhasilannya yaitu menurunnya angka sakit pada peserta didik. UKS diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik mengenai hidup sehat.

(5)

c. Sasaran UKS

Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS menurut Notoatmodjo (2012:133) meliputi 1) Sasaran Primer, 2) Sasaran Sekunder, 3) Sasaran Tersier. Sasaran primer terdiri dari peserta didik yang berada di lingkungan sekolah. Sasaran sekunder terdiri dari guru dan karyawan sekolah di setiap jenjang pendidikan. Sasaran tersier terdiri dari lembaga pendidikan dari tingkat prasekolah sampai pada sekolah lanjutan tingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah beserta lingkungannya.

Pernyataan ahli mengenai sasaran pembinaan dan pengembangan UKS di atas dapat disimpulkan bahwa sasaran UKS adalah semua orang terutama orang-orang yang berada di satuan pendidikan. Pembinaan dan pengembangan UKS di satuan pendidikan dapat dioptimalkan karena tersedianya sarana dan prasarana seperti tempat tidur, timbangan berat adan, alat ukur tinggi badan, kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), obat-obatan, tempat cuci tangan, dan melaksanakan Tiga Program Pokok UKS (TRIAS UKS) yang terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.

d. Ruang Lingkup Program UKS

(6)

TRIAS UKS menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar (2012b:4-5) adalah:

1) Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan, yang meliputi aspek:

a) Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsip-prinsip hidup sehat;

b) Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal pengaruh buruk dari luar;

c) Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:

a) Pelayanan kesehatan;

b) Pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik; c) Pengobatan ringan dan P3K maupun P3P;

d) Pencegahan penyakit (Imunisasi); e) Penyuluhan kesehatan;

f) Pengawasan warung sekolah dan perbaikan gizi;

g) Pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi serta hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;

h) Rujukan kesehatan ke Puskesmas; i) UKGS;

j) Pemeriksaan berkala.

3) Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat, baik fisik, mental, sosial, maupun lingkungan yang meliputi:

a) Pelaksagnaan 7K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan);

b) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan; c) Pembinaan kerjasama antarmasyarakat sekolah (guru,

peserta didik, pegawai sekolah, komite sekolah, dan masyarakat sekitar).

(7)

Pelaksanaan pelayanan kesehatan menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2012a:16) meliputi tiga kegiatan, yaitu:

1) Kegiatan Peningkatan (Promotif)

Latihan keterampilan teknis dalam rangka pemeliharaan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelayanan kesehatan, antara lain:

a) Dokter Kecil;

b) Kader Kesehatan Remaja; c) Palang Merah Remaja; d) Saka Bhakti Husada.

2) Kegiatan Pencegahan (Preventif)

a) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, antara lain demam berdarah, cacingan, dan muntaber.

b) Penjaringan kesehatan bagi anak-anak yang baru masuk sekolah.

c) Pemeriksaan berkala kesehatan tiap 6 bulan. d) Mengikuti/memantau pertumbuhan peserta didik.

e) Imunisasi peserta didik kelas I dan IV di sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah.

f) Usaha pencegahan penularan penyakit dengan jalan memeberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah dan perguruan agama. g) Konseling kesehatan remaja di sekolah dan peruguruan

agama oleh kader kesehatan sekolah, guru BP, guru agama, dan Puskesmas oleh Dokter Puskesmas atau tenaga kesehatan lain.

3) Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif).

a) Diagnose dini b) Pengobatan ringan

c) Pertolongan pertama pada kecelakaan dan pertolongan pertama pada penyakit

d) Rujukan medik

(8)

dilakukan oleh peserta didik yaitu: cara mencegah penyakit, mengenal makanan sehat, menjaga kesehatan kulit, memelihara kebersihan kuku, memelihara kebersihan rambut, memelihara kebersihan dan kesehatan mata, mulut dan gigi.

e. Tolok Ukur dan Indikator Kegiatan TRIAS UKS

TRIAS UKS yang terdiri dari 3 program utama mempunyai indikator ketercapaian. Indikator ketercapain program-program tersebut tercantum pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Tolok Ukur dan Indikator Kegiatan TRIAS UKS

Kegiatan Tolok Ukur Indikator

1. Pendidikan kesehatan

Peserta didik memiliki

pengetahuan

Peserta didik mengahayati dan melaksanakan pola hidup sehat:

 Pelajaran kesehatan peserta didik/guru

f. Menjauhi perbuatan asusila,

kriminalitas, mampu

memelihara, merawat diri

sendiri, dan menolong orang lain

g. P3K h. P3P

Tinggi dan berat badan bertambah dengan serasi

Semua peserta didik di kelas I di sekolah dasar mendapat imunisasi difteri dan tetanus, kelas IV mendapatkan imunisasi tetanus teroid

(9)

Kegiatan Tolok Ukur Indikator

Angka kunjungan peserta didik ke Puskesmas sesuai dengan jumlah

Sarana/prasarana yang memenuhi ketentuan/ syarat pembakuan meliputi:

 Gedung dan ruangan (ruang belajar, UKS, laboratorium, ruang ibadah, dll)

 Saluran pembuangan air limbah  Partisipasi masyarakat sekolah

terhadap program UKS  OSIS

 BP3/POMG

 LKMD

Sumber: (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012b:37)

Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa indikator ketercapaian ke tiga program TRIAS UKS berkaitan dengan upaya kesehatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan di lingkungan sekolah. Pihak sekolah dapat menentukan indikator yang akan dilaksanakan dan tidak perlu dilaksanakan di sekolah menyesuaikan keadaan sekolah dan warga sekolah.

2. Kesehatan Lingkungan

a. Pengertian Kesehatan Lingkungan

(10)

atau tatanan tertentu, seperti rumah (keluarga), sekolah (bagi anak sekolah), dan di tempat kerja (bagi orang yang bekerja). Kesehatan seseorang ditentukan oleh tatanan-tatanan tersebut. Lingkungan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual.

Kesehatan lingkungan menurut Notoatmodjo (2007:165) adalah “suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum

sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula”. Lingkungan sehat akan berpengaruh

baik bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya, begitu pula sebaliknya, lingkungan yang tidak sehat akan berpengaruh buruk bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Kesehatan lingkungan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan Pasal 1 adalah “upaya pencegahan penyakit dan/atau

gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.” Kriteria lingkungan yang diharapkan berdasarkan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat yaitu lingkungan yang kondusif demi terwujudnya keadaan sehat fisik, mental, sosial, dan spiritual.

(11)

lingkungan yang mendukung terciptanya keadaan sehat bagi penghuninya. Lingkungan yang sehat dapat terwujud dari adanya patisipasi aktif masyarakat dan pemerintah dalam memelihara lingkungan demi terciptanya kualitas lingkungan yang baik.

b. Adiwiyata

Lingkungan sekolah yang sehat dapat memberikan rasa nyaman kepada warga sekolah sehingga dapat beraktivitas di sekitar lingkungan sekolah tanpa khawatir terkena penyakit. Salah satu program berkaitan dengan pengelolaan lingkungan yaitu program Adiwiyata.

Adiwiyata menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata Pasal 1 adalah, “sekolah yang baik dan ideal

sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita pembangunan berkelanjutan”. Sekolah yang memenuhi kriteria sebagai sekolah

adiwiyata dianggap mampu mengelola dan mengembangkan lingkungan sekolah menjadi ideal untuk pembelajaran.

c. Komponen Adiwiyata

(12)

yaitu: 1) Kebijakan berwawasan lingkungan 2) Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan 3) Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif 4) Pengelolaan Sarana Pendukung Lingkungan.

Pengembangan kebijakan sekolah berwawasan lingkungan meliputi visi misi sekolah yang berwawasan lingkungan, kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, kebiijakan sekolah untuk penggunaan dana bagi kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup. Pengembangan kegiatan berbasis pastisipatif meliputi menciptakan kegiatan ektrakurikuler di bidang lingkungan hidup, menciptakan kegiatan aksi lingkungan hidup dengan mengikutsertakan pihak luar. pengelolaan sarana pendukunglingkungan meliputi peningkatan kualitas sarana pendukung sekolah, peningkatan kualitas pelayanan dan pemeliharaan, dan pengembangan sistme pengelolaan sampah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

(13)

kesehatan mencapai 73% termasuk kategori baik. Sekolah mengikuti pertumbuhan dan perkembangan peserta didik serta pemberian imunisasi dari pihak terkait. Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencapai 68%. Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya kesadaran dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, hanya saja sarana dan prasarana pendukung untuk pelaksanaan progam UKS masih terbatas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program UKS di SD Negeri se-Kecamatan Alian Kabupaten Kebumen berjalaan baik dengan rata-rata presentase 78%.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti yaitu keduanya menemukan tingginya kesadaran menciptakan lingkungan sekolah yang sehat di SD yang dijadikan penelitian. Perbedaannya yaitu, sarana dan prasarana pendukung program UKS di SD peneliti lebih mendukung. Jadi, peneliti dapat mengetahui bahwa pelaksanaan program UKS dapat terlaksana dengan baik dengan tersedianya sarana dan prasaran mendukung.

(14)

pembinaan lingkungan sekolah sehat masih menunjukkan hasil yang kurang baik, yaitu 76,47% SD berada di strata minimal dan 23,53% menempati strata standar.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti yaitu keduanya berkaitan dengan pelaksanaan UKS di tingkat pendidikan formal. Perbedaannya yaitu, tingkatan pendidikan di antara kedua penelitian. Nasruloh meneliti pelaksanaan UKS di tingkat SD, SMP, dan SMA sedangkan peneliti hanya melakukan penelitian tentang UKS di satu SD yaitu SD Negeri Locondong. Jadi, peneliti dapat mengetahui pelaksanaan UKS di tingkat SD se-Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto hanya 11,76% saja yang berada di strata optimal.

3. Anugrah Paraswati dalam penelitiannya tentang Implementasi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan di SD Negeri Locondong sebagai Juara Sekolah Sehat Tingkat Nasional memperoleh data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan karakter peduli lingkungan diterapkan dalam pengembangan kurikulum sekolah, pengembangan proses pembelajaran, dan kesehatan lingkungan yang didukung oleh kelengkapan sarana dan prasarana.

(15)

pihak sekolah untuk menerapkan karakter peduli lingkungan sedangkan peneliti membahas secara rinci mengenai usaha kesehatan yang dilakukan oleh sekolah untuk meningkatkan pola hidup sehat warga sekolah sehingga berdampak kepada terciptanya lingkungan sekolah yang sehat.

4. Rizqi Utami dalam penelitiannya tentang Pendidikan Kesehatan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Dokter Kecil di Sekolah Dasar memperoleh data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pentingnya peran guru dan sekolah dalam melaksanakan pembinaan dokter kecil melalui pendidikan kesehatan. Persamaan penelitian tersebut dengan peneliti yaitu keduanya membahas mengenai pendidikan kesehatan di sekolah, sedangkan perbedaannya yaitu peneliti meneliti mengenai usaha kesehatan sedangkan Rizqi Utami membahas mengenai Ektra Kurikuler Dokter Kecil di sekolah. 5. Toma, O. Et al (2014:87) dalam penelitiannya yang berjudul School

(16)

termasuk perenecanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Tim kesehatan sekolah dari Local Government Area (LGA) harus diaktifkan dan diberdayakan untuk melakukan fungsinya masing-masing agar pelayanan kesehatan sekolah dapat maksimal.

Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilaksanakan peneliti yaitu keduanya berkaitan dengan pelayanan kesehatan dan faktor apa saja yang dapat memaksimalkan pelayanan kesehatan di tingkat SD. Perbedaannya yaitu peneliti melakukan penelitin di SD negeri sedangkan Toma, O. Et al melakukan penelitian di SD negeri dan swasta. Jadi, peneliti dapat mengetahui perbedaan keterlaksanaan UKS di SD negeri dan swasta.

6. Zusevics (2013:232) dalam penelitiannya yang berjudul Project Health: Evaluation Of A Project-Based Health Education Program

memperoleh data hasil penelitian, yaitu Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) yang digunakan dalam pendikan kesehatan dapat meningkatkan kehadiran di sekolah.

(17)

pendidikan kesehatan yang tidak hanya berkaitan dengan upaya peningkatan kesehatan saja.

C. Kerangka Pikir

UKS mempunyai program pokok yang disebut TRIAS UKS. Program tersebut terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat. Setiap kegiatan yang dilaksanakan melalui program tersebut merupakan upaya untuk memelihara lingkungan dan meningkatkan derajat kesehatan warga sekolah.

Pelaksanaan program UKS yang berjalan lancar akan memberikan dampak positif kepada warga sekolah dan lingkungan sekitar terutama bagi peserta didik yang merupakan warga sekolah dengan jumlah terbanyak. Peserta didik yang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan menjadi subjek yang tepat untuk menanamkan kebiasaan hidup sehat dengan harapan peserta didik dapat mempunyai derajat kesehatan yang baik dan memberikan dampak positif kepada lingkungannya.

(18)

kesehatan, dan pemeliharaan sarana dan pasarana. Kerangka pikir dari penelitian ini ditunjukkan oleh gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Peneliti akan melakukan penelitian tentang peran UKS dalam menciptakan lingkungan sehat di SD Negeri Locondong. Hasil penelitian akan memberikan gambaran mengenai TRIAS UKS yang terdiri dari program pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Ke tiga program yang dilaksanakan secara

(19)

Gambar

Tabel 2.1 Tolok Ukur dan Indikator Kegiatan TRIAS UKS
Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa indikator ketercapaian ke
Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Kerusakan lingkungan hidup adalah, perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan atau hayati lingkunagn hidup, yang melampaui kriteria

Risiko kesehatan merupakan faktor- faktor dalam lingkungan kerja yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik berupa kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja yang aman,

Fungsi utama dari asuransi adalah sebagai mekanisme pengalihan/transfer resiko atau risk transfer mechanism , yaitu mengalihkan resiko dari satu pihak yaitu

“ Anak berkebutuhan khusus atau anak luar biasa adalah anak yang memiliki kelaian atau penyimpangan dari rata - rata anak normal dalam aspek fisik, mental dan

Hetharie (2011) menyatakan aspek lingkungan fisik dalam halini stimulus yang diberikan dari pihak matahari departmentstore kota ambon berpengaruh positif terhadap

terdiri dari faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang sehat atau tidak sehat dan faktor psikologis misalnya bakat, minat, motivasi dan kecerdasan. Sebagaimana

Kegiatan penigkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya Kualitas lingkungan yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan

Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemilihan pertolongan persalinan dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa kematian ibu melahirkan lebih