• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan. a). Tenaga kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan. a). Tenaga kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Salah satu faktor yang paling mempengaruhi apa yang akan terjadi selama proses melahirkan adalah memilih penolong dalam membantu proses melahirkan (Anonym, 2009).

1. Definisi

Pemilihan penolong persalinan adalah suatu penetapan pilihan penolong persalinan terhadap persalinan ibu yang melahirkan.

2. Macam-Macam Penolong Persalinan Menurut Syafrudin (2009) dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, dikenal beberapa jenis tenaga yang memberi pertolongan kepada masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah sebagai berikut :

a). Tenaga kesehatan, meliputi : dokter spesialis dan bidan. b). Tenaga non kesehatan :

(1) Dukun terlatih : Dukun yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan dan telah dinyatakan lulus.

(2) Dukun tidak terlatih : Dukun yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan atau dukun yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. 2.1 Tinjauan umum tentang Penolong Persalinan

Tenaga penolong persalinan adalah orang yang memberikan pertolongan persalinan selama persalinan berlangsung. Pada dasarnya ada dua jenis tenaga

(2)

penolong persalinan, yaitu mereka yang mendapat pendidikan formal (Tenaga Medis), seperti bidan, dokter umum,dokter ahli, dan mereka yang tidak mendapat pendidikan formal melainkan mendapat keterampilan secara tradisional (Tenaga Non medis) seperti dukun beranak (Firani, Novi, 2009).

Bidan adalah seseorang yang telah menjalani program pendidikan bidan, yang diakui oleh Negara tempat ia tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar dan atau memiliki izin formal untuk praktik bidan. Bidan dikenal sebagai professional yang bertanggung jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan saran selama kehamilan, periode persalinan, dan postpartum, melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung jawab sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi baru lahir (Soepardan, 2008).

Tugas bidan adalah :

a. Memberi bimbingan, asuhan, dan nasihat kepada remaja (sebagai calon ibu), ibu hamil termasuk ibu hamil dengan resiko tinggi, ibu melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta ibu dalam masa klimakterium dan menopause.

b. Menolong ibu yang melahirkan dan memberi asuhan pada bayi dan anak-anak prasekolah.

c. Memberi pelayanan keluarga berencana dalam rangka mewujudkan keluarga kecil, sehat, dan sejahtera.

(3)

d. Melakukan tindakan pencegahan dan deteksi terhadap kondisi ibu dan anak balita yang mengalami gangguan kesehatan, serta memberi bantuan pengobatan sebagai pertolongan pertama sebelum tindakan medis lebih lanjut dilakukan.

e. Melakukan penyuluhan kesehatan khususnya mengenai kehamilan pra perkawinan, penyakit kandungan yang terkait dengan kehamilan dan keluarga berencana, kesehatan balita, gizi, dan kesehatan lingkungan keluarga.

f. Membimbing dan melatih calon bidan, dukun bayi, serta kader kesehatan dalam lingkup pelayanan kebidanan.

g. Mengkaji kegiatan pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan untuk perbaikan dan peningkatan.

h. Memotivasi dan menggerakkan masyarakat terutama kaum wanita dalam rangka mewujudkan kesehatan serta kesejahteraan keluarga (Soepardan, 2008).

Dukun bayi adalah anggota masyarakat, pada umumnya seorang wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan memperoleh keterampilan tersebut secara turun temurun, belajar secara praktis atau cara lain yang menjurus kearah peningkatan keterampilan tersebut serta melalui petugas kesehatan (Marpaung, 2010).

(4)

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan (setelah 37 minggu) atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (dalam elvistron, 2009).

Tahap – tahap penting dalam persalinan : a. Tahap 1

Tahap pertama ini di sebut juga tahap dilasi di mulai saat kontraksi-kontraksi yang di alami ibu telah membuka serviks. Tahap ini berakhir ketika serviks ternbuka seluruhnya. Tahap satu bisa saja kurang dari 1 jam, atau dia bisa berlangsung selam 1 hari 1 malam, bahkan ada yang sampai 3 hari 3 malam.

b. Tahap 2

Adalah bagian dari persalinan ketika ibu mendorong keluar bayinya dari rahim untuk turun kevagina, lalu melahirkan bayinya keluar. Tahap 2 di mulai ketika serviks terbuka seluruhnya, dan berakhir ketika bayi sudah berada di luar tubuh ibunya.

c. Tahap 3

Persalinan yaitu setelah bayi lahir, plasenta harus segera di lahirkan. Tahap ini biasanya berlangsung kurang dari 1 jam (klein, 2011).

2.3 Tinjauan umum tentang pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang di milikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan

(5)

pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang di peroleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010).

Secara garis besarnya di bagi dalam 6 tingkatan pengetahuan yaitu : a. Tahu ( know )

Tahu diartikan hanya sebagai racall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat membuang air besar, penyakit demam berdarah di tularkan oleh gigitan nyamuk Aedes Agepti, dan sebagainya.

b. Memahami ( comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang di ketahui tersebut. Misalnya orang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah. c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. Misalnya seseorang yang telah paham tentang proses perencanaan.

(6)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau misahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang di ketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan,

mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah menyusun formulasi dari formulasi-formulasi yang telah ada.

f. Evaluasi ( evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya di dasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemilihan pertolongan persalinan dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa kematian ibu melahirkan lebih banyak terjadi karena pendarahan, maka perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan dengan pengadaan pelatihan pada para bidan dan ibu-ibu yang akan melahirkan (Juliwanto, 2009).

(7)

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Perempuan yang tidak lagi meyakini atau sudah mulai longgar keyakinanya dengan adat istiadat.

Biasanya kalangan ini memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mereka lebih mudah mengadopsi informasi tentang kesehatan baik dari bidan atau tenaga kesehatan ataupun media cetak maupun elektronik. Mereka berpendapat bahwa pendidikan kesehatan dan bidan lebih bermanfaat untuk kesehatan mereka dan bayinya dan mereka meyakini kalau memeriksakan kehamilan kepada tenaga kesehaan, pertolongan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, tanpa memperdulikan adat istiadatpun bayinya akan selamat. Oleh karena itu mereka berpendapat tidak ada gunanya mengikuti pantangan kalau tidak rasional alasanya. Perempuan dan kalangan ini biasanya hanya akan memilih tenaga kesehatan sebagai penolong selama kehamilan, persalinan maupun nifasnya (Anonym, 2009).

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti di dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan ibu, dimana kurangnya pengetahuan yang didapat cenderung mengakibatkan ketidaktahuan masyarakat

(8)

tentang pentingnya mengkonsumsi makan bergizi ataupun mengetahui berbagai masalah kesehatan dan penyakit infeksi khususnya pada balita.

Di Indonesia, terkenal dengan penetapan sebuah paket dalam sistem pendidikan yaitu WAJAR (Wajib Belajar) sembilan tahun. Artinya bahwa tingkat pemahaman seseorang dianggap cukup apabila ia mampu menyelesaikan studinya sampai pada tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas dari pada yang berlangsung dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks dan modern. Fungsi pendidikan ini mengalami proses spesealisasi dan lembaga dan pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.

Pendidikan menurut Richey, dalam bukunya “Planning for Thacing dan

Introduction to education” dinyatakan bahwa pendidikan berkenaan dengan

fungsi yang luas dan pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

Tingkat pendidikan merupakan dasar dalam pengembangan wawasan serta untuk memudahkan bagi seseorang untuk menerima pengetahuan sikap dan perilaku yang baru. Tingkat pendidikan formal yang pernah diperoleh seseorang akan meningkatkan daya nalar.

Untuk wilayah Indonesia tingkat pendidikan dapat dibedakan :

a. Pendidikan formal adalah yang melalui proses belajar mengajar yang diatur dan sadar dilakukan sejak tingkat rendah sampai yang lebih tinggi.

(9)

Pendidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh di sekolah secara teratur, dinamis, bertingkat dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat yang dimulai dari pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan sampai Perguruan Tinggi (PT).

b. Pendidikan informal adalah pendidikan yang diperoleh dari seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sejak lahir sampai mati dalam keluarga, pekerjaan atau pengalaman.

c. Pendidikan non formal adalah pendidikan yang diatur dengan sadar dilakukan tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang tetap dan ketat, pendidikan yang berlangsung dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2005). Pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dan pemeliharaan dan perbaikan hidup suatu masyarakat terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penuaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih dari pada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktifitas sosial yang esensial yang meningkatkan masyarakat yang kompleks, modern, fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dalam pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah. Pendidikan secara umum menurut Notoatmodjo (2003) adalah segala upaya direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

(10)

a. Input adalah sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat) dan pendidik (pelaku pendidikan).

b. Proses (upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain) c. Output (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku).

Pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia membina keperibadian sesuai dengan nilai-nilai dan kebudayaan manusia. Proses pendidikan dapat dikatakan berjalan sepanjang peradaban manusia untuk melestarikan hidupnya.

Pendidikan adalah suatu proses pembangunan keperibadian dan intelektual seseorang secara sadar dan penuh tanggung jawab dengan sasaran pendidikan yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Anak-anak dari ibu yang mempunyai latar belakang pendidikan yang lebih tinggi akan mendapat kesempatan hidup serta tumbuh lebih baik. Hal ini disebabkan karena keterbukaan mereka untuk menerima perubahan atau hal-hal baru untuk pemeriksaan kesehatan anaknya.

Tingkat pendidikan ibu yang rendah membuat mereka sering mendapat perlakuan diskriminatif dalam keluarga, misalnya untuk makanan, pendidikan, kesehatan dan kemampuan untuk mengakses pelayanan kesehatan. Akibat dari hal ini menyebabkan kaum wanita terpaksa menjalani gaya hidup yang kurang sehat sehingga tidak mampu melaksanakan upaya promotif, preventif maupun kuratif bagi dirinya sendiri.

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu

(11)

pedagogik praktis atau praktik pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat (Notoatmodjo, 2007).

2.5 Tinjauan umun tentang pendapatan

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan. Hal ini menjadi alasan perempuan untuk lebih memilih dukun sebagai penolong. Karena mereka beralasan bahwa dukun lebih murah dibanding tenaga kesehatan lainnya. Mereka menganggap dukun murah karena mereka dapat membayarnya dengan beras, kelapa atau ayam yang tersedia di rumah mereka. Mereka tidak ingin memilih bidan karena mereka harus membayar bidan dengan uang yang kadang-kadang tidak tersedia di rumah mereka (anonym, 2009).

Sebaliknya, perempuan yang menganggap bahwa biaya ke dukun sama dengan ke bidan, hanya cara pembayarannya yang berbeda cenderung akan memilih bidan. Mereka berpendapat bahwa, jika memilih bidan mereka harus membayar dengan uang yang relatif banyak dalam sekali waktu, tetapi jika mereka memilih dukun, mereka harus membayar secara berkesinambungan sampai periode nifas (Arsyad dalam Moha, 2010).

(12)

Tolak ukur lain BPS (Biro Pusat Statistik), garis kemiskinan berdasarkan pengeluaran dalam rupiah, tergolong kurang mampu apabila pendapatan perkapita per bulan Rp.< 762.500 (Biro Pusat Statistik [BPS], 2011).

Tingkat pendapatan yang memadai akan memberikan kemungkinan-kemungkinan yang lebih besar untuk datang ke fasilitas kesehatan, memeriksakan diri, serta mengambil obat. Hal ini dapat dihubungkan dengan biaya transportasi yang dimiliki. Jadi dari tingkat pendapatan yang memadai dapat diharapkan penderita akan berobat secara teratur walaupun jarak ketempat pelayanan kesehatan jauh. (Arsyad dalam Moha, 2010).

2.6 Tinjauan Umum tentang Jarak pelayanan kesehatan

Sulitnya pelayanan kesehatan yang dicapai secara fisik menentukan permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Jarak fisik adalah jarak antara tempat tinggal responden dengan puskesmas hal ini juga mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Makin besar jumlah kunjungan ke pusat pelayanan tersebut. Begitu pula sebaliknya makin jauh rumah dari pusat pelayanan kesehatan, maka kecil pula jumlah kunjungan ke pusat pelayanan kesehatan. (Azwar dalam Moha, 2010).

Secara nasional, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan terus meningkat namun aksesibilitas masyarakat terutama penduduk miskin di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan terhadap fasilitas pelayanan kesehatan masih terbatas. Pada tahun 2007, rasio puskesmas terhadap penduduk adalah 3,6 per 100.000 penduduk. Selain itu, jumlah puskesmas pembantu (Pustu) dan puskesmas keliling (Pusling) terus meningkat. Akses masyarakat dalam mencapai sarana pelayanan

(13)

kesehatan dasar cukup baik, yaitu 94 persen masyarakat dapat mengakses sarana pelayanan kesehatan kurang dari 3 kilometer (km) (Riskesdas, 2007).

Menganalisi fungsi jarak sebagai suatu harga yang berpengaruh pada demand terhadap pelayanan medis adalah elastisitas harga yang negatif pada penyedia gratis dan positif pada penyedia yang memungut bayaran. Feldstein dalam radjak (2005) menyatakan bahwa jarak merupakan variabel yang penting yang mempengaruhi ultilisasi ataupun akses ke pelayanan kesehatan (Wardani, 2007).

Keterjangkauan merupakan proses penilaian membatasi sejauh mana proyek atau sesuatu dapat diakses. Jarak membatasi kemampuan dan kemauan wanita untuk mencapai pelayanan, terutama jika sarana transportasi yang teersedia terbatas, komunikasi sulit dan di daerah tersebut tidak trsedia tempat pelayanan.

Menurut Tarigan tingkat aksesibilitas di pengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersedian berbagai sarana peenghubung termasuk frekuensinya dan tingkat keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut (Wardani, 2007).

Pada umumnya pasien-pasien akan mencari tempat pertolongan kesehatan ke fasilitas kesehatan yang berlokasi di dekat tinggal mereka. Bila karena alasan tertentu mereka mendatangi tempat pelayanan yang jauh maka petugas klinik harus mampu membantu dan menjelaskan fasilitas kesehatan terdekat yang dapat memberikan perawatan dan pelayanan kesehatan lanjutan. Fasilitas kesehatan tersebut harus memiliki kemampuan yang dapat di andalkan melayani berbagai keperluan pemulihan kondisi kesehatan (Wardani, 2007).

(14)

Budaya merupakan cara berpikir dan merasa untuk kemudian dinyatakan dalam seluruh kehidupan sekelompok manusia yang membentuk masyarakat dalam suatu ruang dan waktu tertentu. Budaya merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat (Sidi Gazalba dalam Lasari, 2012).

Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan- kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat (Edward Burnett Tylor dalam Lasari, 2012).

Kebudayaan adalah sebuah sistem berupa konsepsi-konsepsi yang diwariskan dalam bentuk simbolik sehingga dengan cara inilah manusia mampu berkomunikasi, melestarikan, dan mengembangkan pengetahuan serta sikapnya terhadap kehidupan (Cilfford Geertz dalam Lasari, 2012).

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

(15)

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

2. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

3. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

(16)

Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

Berdasarkan wujudnya kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

a. Kebudayaan material

Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

b. Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan non material adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

Rasa kepercayaan antar warga yang terbangun dalam komunitas yang kohesif sangat tinggi. Kepercayaan yang diberikan kepada warga lokal lebih tinggi daripada warga non-lokal. Dukun merupakan aktor lokal yang dipercaya warga sebagai tokoh kunci di masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan (Setyawati, 2010).

(17)

Pada kasus persalinan, dukun tidak hanya berperan saat proses tersebut berlangsung, namun juga pada saat upacara-upacara adat yang dipercaya membawa keselamatan bagi ibu dan anaknya seperti upacara tujuh-bulanan kehamilan, tatobik (mandi dengan air panas) dan hatukahai (pendiangan di atas bara api).

Upacara adat ini tentunya tidak sejalan dengan aktivitas medis dan tidak dapat dilakukan oleh seorang bidan. Hal inilah yang menyebabkan dukun memiliki tempat yang terhormat dan memperoleh kepercayaan lokal yang jauh lebih tinggi dari pada bidan. Dukun dipercayai memiliki kemampuan yang diwariskan turun-temurun untuk memediasi pertolongan medis dalam masyarakat. Sebagian dari mereka juga memperoleh citra sebagai “orang tua” yang telah “berpengalaman”. Profil sosial inilah yang berperan dalam pembentukan status sosial dukun yang karismatik dalam pelayanan medis tradisional (Setyawati, 2010).

Meskipun saat ini muncul berbagai pandangan bahwa tindakan yang dilakukan oleh dukun tidak sesuai dengan prosedur dan standar medis, namun harus diakui juga bahwa tingkat kekhawatiran masyarakat terhadap risiko yang akan ditimbulkan oleh tindakan medis juga cukup tinggi. Masyarakat merasa tidak nyaman dengan peralatan medis seperti peralatan bedah, gunting, atau jarum suntik. Resistensi lokal ini merupakan suatu indikasi bahwa masyarakat mencoba bahwa masyarakat mencoba meminimalkan risiko dengan mempertimbangkan akibat-akibat intervensi medis modern (Setyawati, 2010).

(18)

Secara medis penyebab klasik kematian ibu akibat melahirkan adalah perdarahan, infeksi dan eklamsia (keracunan kehamilan). Kondisi-kondisi tersebut bila tidak ditangani secara tepat dan profesional dapat berakibat fatal bagi ibu dalam proses persalinan. Namun, kefatalan ini sering terjadi tidak hanya karena penanganan yang kurang baik tepat tetapi juga karena ada faktor keterlambatan pengambilan keputusan dalam keluarga. Terutama di daerah pedesaan, keputusan terhadap perawatan medis apa yang akan dipilih harus dengan persetujuan kerabat yang lebih tua atau keputusan berada di tangan suami yang sering kali menjadi panik melihat keadaan krisis yang terjadi. Kepanikan dan ketidaktahuan akan gejala-gejala tertentu saat persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan cepat (Imran, 2011).

Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil. Keadaan ini seringkali pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi, atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal. Selain dari faktor keterlambatan dalam pengambilan keputusan, faktor geografis dan kendala ekonomi, keterlambatan mencari pertolongan disebabkan juga oleh adanya suatu keyakinan dan sikap pasrah dari masyarakat bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan takdir yang tak dapat dihindarkan(Imran, 2011).

Pada masa persalinan terdapat pantangan-pantangan atau anjuran yang masih diberlakukan di Gorontalo. Pantangan ataupun anjuraan yang ada misalnya :

(19)

1. Pantangan bagi ibu hamil ketika mandi menggunakan kain yang di ikat kebahu dan melilitkan handuk di leher karena dipercaya tali pusat akan melilit leher bayi.

2. Ada suatu kepercayaan yang mengatakan dilarang duduk menghalang pintu atau di depan pintu dan makan sambal langsung dari cobek, tapi harus di pindahkan dulu ke piring karena ketika bayi akan di lahirkan, posisinya melintang (sungsang) di rahim si ibu.

3. Banyak minum es menyebabkan bayi besar dan sulit lahir.

4. Minum madu dan telur dapat menambah tenaga untuk persalinan.

5. Jantung pisang yang diberi penawar berupa doa-doa oleh dukun dan dimakan sebagai lauk nasi yang berguna untuk memperlancar lahirnya bayi.

6. Agar persalinan lancar, pada upacara 7 bulanan, calon ibu dan calon ayah diminta meloloskan ikan atau belut melalui kain sarung yang dikenakan ibu. Jika ikan atau belut keluar dengan lancar (tak menyangkut), pertanda persalinan bakal lancar.

(20)

2.8 Kerangka Berpikir 2.8.1 Kerangka Teori Ibu Hamil Anemia Kurang Energi Kronis ( KEK) Persalinan Pengetahuan Ibu Pendidikan ibu Pendapatan Keluarga Penolong persalinan Tenaga Kesehatan Non Tenaga Kesehatan Jarak ketempat pelayanan kesehatan Sosial budaya

(21)

2.8.2 Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel Independen : Variabel dependen Tingkat Pengetahuan Ibu Tingkat Pendidikan Ibu Pendapatan Keluarga Pemilihan Penolong Persalinan Jarak ke tempat pelayanan kesehatan Sosial Budaya

(22)

2.9 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

2. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

3. Ada Hubungan pendapatan keluarga dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

4. Ada Hubungan jarak tempat pelayanan kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

5. Ada Hubungan sosial budaya dengan pemilihan penolong persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas Molopatodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat keras yang dibutuhkan oleh user untuk menjalankan game Marble Pongo adalah sebuah iPhone yang dikeluarkan oleh Apple Inc, dengan spesifikasi sebagai

Brainstorming Program - Committee member Program Sumbang Saran Akademik (2) Bagi Program Ijazah Sarjana Muda Industri Multimedia, Ijazah Sarjana Sains Komputer (Sains)

Dampaknya, motif-motif tepak kendang Suwanda banyak yang tidak berlaku lagi di antara para seniman karena motif-motif yang digunakan pada masa sekarang adalah motif-motif baru

Klasifikasi tanah menurut Hardiyatmo (2002) pada Tabel 1 tanah tersebut merupakan jenis tanah lempung organik dan dari hasil pengujian batas konsistensi tanah mempunyai

b) Sulaman untuk tanaman yang berasal dari bibit rayungan bermata dua dilakukan tiga minggu setelah tanam (tanaman berdaun 3-4 helai). Sulaman diambil dari persediaan bibit dengan

Dengan persiapan dan perencanaan yang matang akan mengurangi resiko buruk yang mungkin timbul selama kegiatan, antara lain iklim/cuaca yang ekstrim, medan yang sulit dilewati

Primarily Products are used to provide additional skin objects, content types, or tools, but they can also be used to customize a Plone site entirely from file-system-based code..

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan berkat rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH