• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN AKADEMIK GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN AKADEMIK GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI KEPALA MADRASAH

DALAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL DAN

AKADEMIK GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DI KECAMATAN WONOSEGORO KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh MUYIMAN 12020150002

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

MOTTO

(7)

vii

ABSTRAK

Strategi Kepala Madrasah dalam Pengembangan Sumber Daya Manusia untuk Peningkatan Kompetensi Profesional dan Akademik Guru Madrasah Ibtidaiyah Di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Tesis Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing Dr. Lilik Sriyanti, M. Si.

Tujuan Penelitian ini untuk 1) mengetahui strategi pengembangan profesional guru yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro. 2) mengetahui pengembangan kompetensi akademik guru yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

Jenis penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di MI Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali yaitu Madrasah Ibtidaiyah Ringinanom,Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung dan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem. Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan pola pikir induktif,

Berdasarkan hasil penelitian di MI Kecamatan Wonosegoro menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan Kepala di MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru yaitu dengan membuat rencana pelatihan guru, penganggaran alokasi biaya, melakukan observasi atau penilaian terhadap kinerja guru, melakukan Supervisi atau pemeriksaan, keteladanan, mensosialisasikan Visi dan Misi Madrasah. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan dalam mengembangkan profesionalitas guru dengan cara melakukan: Pengelolaan kinerja guru, Kelompok kerja madrasah (KKM), Pendidikan dan pelatihan (diklat), Seminar, Supervisi. dalam mengembangkan kompetensi akademik guru dengan cara melakukan pengembangan profesi dan studi lanjut.

(8)

viii

ABSTRACT

The Strategy of Islamic Primary School Principle in developing human resource

for increasing of the Islamic School teachers’ professionalism and academic

competency in Wonosegoro District Boyolali Regency for Academic Year 2016/2017. Thesis of the Islamic Primary School Teacher Education (PGMI) program, Post Graduate, Islamic State Institute of Salatiga, Guided by Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.

The purpose of this research are to: 1) know the strategy of developing

teachers’ professionalism which done by the principle towards the teachers in

Islamic Primary School in Wonosegoro; 2) know the developing of teachers’

academic competency which done by the principle towards the teachers in Islamic Primary School Wonosegoro, Boyolali Regency.

The kind of research which used in this thesis is a qualitative research. The location of research in some Islamic Primary School in Wonosegoro Boyolali i.e: Ringinanom Islamic Primary School, Miftahul Ulum Islamic Primary School and Darul Ulum Karangasem Islamic Primary School. The source of data that used are primary and secondary data. The method of gathering data was done by observation, interview, and documentation. The data was analyzed inductively. Based on the research in Islamic Primary Schools of Wonosegoro shows the facts that the strategy which done by the principle of the three Islamic Primary

School in developing teachers’professionalism competency, i.e: make the plan of teachers’ training, saving some money, doing observation and assessment to the teachers’ performance, working group of Madrasah (KKM), training, seminar, supervision, profesion development and also continuing study to the higher level of education.

(9)

ix

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah memberi rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis sebagai salah satu pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan atas tauladan umat akhir zaman, Nabi Muhammad Saw. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas dari berbagai hambatan, namun berkat bimbingan, bantuan berbagai pihak, serta ridha dari Allah Swt, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Program Pascasarjana IAIN Salatiga.

3. Ibu Dr. Maslikhah, M. Si selaku Kaprogdi PGMI Program Pascasarjana. 4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M. Si selaku dosen pembimbing tesis yang dengan

sabar serta tulus ikhlas memberikan waktu serta ilmunya dalam membimbing penulis dan juga memberikan motivasi untuk dapat menyelesaikan tesis ini. 5. Para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis dari awal kuliah

hingga selesainya tesis ini.

(10)
(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL……….……….….…i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

MOTTO... v

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Signifikansi Penelitian ... 5

D. Kajian Pustaka ... 6

E. Metode Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KERANGKA TEORI ... 14

A. Pengembangan Sumber Daya Manusia ... 14

B. Kompetensi Profesional Guru ... 18

C. Kompetensi Akademik………....……….…...25

BAB III Profil Lokasi Penelitian……….…27

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah……….…27

2. Profil MI Mifahul Ulum Bandung………....28

3. Profil MI Darul Ulum Karangasem………...30

(12)

xii

BAB IV Strategi Kepala Madrasah dalam Pengembangan Sumber Daya

Manusia ... 32

A.Strategi dalam Kompetensi Profesional Guru ... 32

B.Pengembangan Kompetensi Akademik Guru ... 45

BAB V PENUTUP ... 48

A.Simpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50 LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Profil Umum MI Muhammadiyah Ringinanom ... 27

3.2 Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ringinanom ... 28

3.3. Profil Umum MI Mifahul Ulum Bandung ... 28

3.4. Keadaan Guru MI Mifahul Ulum Bandung ... 29

3.5. Profil Umum Darul Ulum Karangasem ... 30

3.6. Keadaan Guru MI Darul Ulum ... 31

4.1.Trigulasi Program Khusus pada 3 Madrasah ... 44

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Nota Pembimbing

2. Lembar Konsultasi Pembimbing 3. Foto Kegiatan di Madrasah 4. Biografi Penulis

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha meningkatkan kesejahteraan hidup manusia dari pembangunan nasional. Pendidikan diharapkan memberi kontribusi untuk mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Salah satu komponen penting dalam suatu sistem kependidikan adalah pendidik, karena pendidik merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. terutama menyangkut bagaimana peserta didik diarahkan sesuai tujuan yang telah ditetapkan.1

Pendidikan memiliki peranan strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dimulai sejak dini dan dapat terjuwud jika sekolah mampu menyediakan guru-guru yang berkualitas dan profesional. Selain itu secara terus menerus guru mengembangkan profesionalitasnya sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan. Kebijakan program untuk meningkatkan mutu pendidikan meliputi tiga aspek utama, yaitu: pertama, pengembangan kurikulum berkelanjutan di semua jenjang dan jenis pendidikan. Kedua, meningkatkan kesejahteraan dan profesionalitas guru. Ketiga, pendayagunaan sarana dan prasarana pendidikan.2

1

Umar Tirtaraharja dan La Solu, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Ditjend Pendidikan Tinggi, Depdikbud, 1994, 20.

2

(16)

2

Sumber daya manusia sangat berperan dalam menentukan kemajuan suatu negara. Peningkatan kualitas SDM merupakan persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Kualitas SDM ditingkatkan melalui berbagai program pendidikan yang sistematis dan terarah berdasarkan kepentingan yang mengacu pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan dilandasi oleh keimanan dan ketakwaan (IMTAQ).3

Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi dan keterlibatan orang tua/masyarakat. Tidak kalah penting sosok guru yang memiliki nasionalisme unggul dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerja sama dalam berbagai disiplin, dan kepastian karir.

Guru merupakan salah satu unsur penting pendidikan harus berperan aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga yang kompeten. Guru dituntut menguasai ilmu yang akan diajarkan, teknik mengajar, dan mampu mengelola kelas dengan beberapa indikator sebagai berikut: Pertama, mempunyai kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) baik kependidikan maupun non-kependidikan sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan melalui pendidikan tinggi. Kedua, Guru harus selalu meningkatkan kompetensinya yaitu kompetensi

3

(17)

3

pedagogik, profesionalisme, kepribadian, dan sosial. Ketiga, mengikuti sertifikasi guru. Idealnya, sertifikasi dapat mengukur kompetensi guru dan dilakukan secara berkesinambungan. Kompetensi guru profesional meliputi kemampuan guru mengenal peserta didik yang dilayaninya secara mendalam, menguasai bidang studi secara keilmuan dan kependidikan dalam hal mengemas materi pembelajaran, kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik mulai dari perancangan sampai pemanfaatan hasil penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran serta pengembangan profesionalitas yang berkelanjutan.

Tuntuntan akan guru yang profesional harus disertai dengan pemenuhan kebutuhan hak guru atas kesejahteraan atau penghasilan yang layak dan juga kesempatan guru untuk mengembangkan diri sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang No 14 tahun 2005. Berdasarkan prinsip profesionalitas maka pemberdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, kemajemukan bangsa dan kode etik profesi. Dengan demikian guru disamping tugas pokoknya di dalam kelas juga harus mendapat kesempatan untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 14 yaitu memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.4

4

(18)

4

Madrasah Ibtidaiyah Wonosegoro Kabupaten Boyolali berjumlah 14 Madrasah swasta merupakan madrasah yang mempunyai kualitas cukup bagus. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikasi, yaitu kurikulum pendidikan, bangunan gedung, fasilitas yang ada di sekolah serta kualitas guru yang sudah bersertifikasi dan lulusan sarjana. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak dari yang lulusan sarjana belum memenuhi kriteria profesionalitasnya sebagai seorang pendidik. Guru mengikuti sertifikasi agar mendapatkan tunjangan profesi, segera mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, tunjangan untuk biaya kuliah, biaya pendidikan anak, merenovasi rumah dan membayar hutang. Dengan adanya sertifikasi mejadikan mereka lebih giat dalam proses belajar mengajarnya dengan alat atau administrasi pembelajaran yang telah dipersiapkan seperti; prota, promes, RPP, silabus, rencana harian, jurnal dan absen siswa.

(19)

5 B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas. maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Strategi pengembangan profesional guru yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali ?

2. Bagaimana pengembangan kompetensi akademik guru yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro Kabupaten Boyolali?

C.Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi pengembangan profesional guru yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro Kabupaten Boyolali. b. Untuk mengetahui pengembangan kompetensi akademik guru yang

dilakukan kepala sekolah terhadap guru di MI Wonosegoro Kabupaten Boyolali

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna, baik secara akademis maupun praktis.

a. Secara Teoretik

(20)

6

1) Bagi Guru, sebagai masukan tentang profesionalisme bagi para pendidik untuk meningkatkan kompetensi profesional dan akademik guru dan sebagai bahan acuan untuk lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran pendidik.

2) Bagi Sekolah, menjadi acuan pengembangan kompetensi profesional dan akademik bagi sekolah untuk terus meningkatkan sumber daya guru.

3) Bagi Kepala sekolah, menjadi acuan untuk selalu memonitoring kebijakan sumber daya manusia sebagai pendidik dan mendorong kepala sekolah agar selalu memberi motivasi untuk mengembangkan sumber daya guru. D. Kajian Pustaka

Setelah diadakan telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, ada beberapa penelitian yang hampir sama:

Kiran Hashmi, dalam jurnalnya yang berjudul Human Resource

Management Strategies and Teacher’s Efficiency within Schools: A Co

-relational Study.5 Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara organisasi sekolah dan pengetahuan terhadap keterampilan SDM yang baru didapat. Pemimpin sekolah tidak sadar berbagai fungsi dan strategi yang diperlukan untuk mengedepankan efisiensi guru. Kedua, penelitian tersebut menunjukkan bahwa beberapa pemimpin pendidikan berusaha untuk memenuhi persyaratan pendidikan zaman dan untuk menghadapi tantangan saat menggunakan strategi belajar.

(21)

7

Furrakh Abbas, Human Resource Management Practices: Perceptions of Academia.6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan tingkat akademisi tentang pelaksanaan praktik pengelolaan sumber daya manusia rendah, terutama tentang Praktik penilaian kinerja. Selain itu juga ditemukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara berbagai jenis praktik.

Hamsinah, tentang pengembangan sumber daya manusia bagi tenaga guru.7 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan sumber daya manusia bagi guru-guru terutama dalam proses pembelajaran dan pelatihan, mencapai hasil yang maksimal meskipun masih terdapat berbagai kendala. Pengembangan dan pelatihan dengan model pembelajaran terdiri dari strategi persiapan pelatihan, proses pembelajaran dan pelatihan, serta tahap evaluasi pelatihan, namun penerapannya belum mencapai 100%, meskipun pada tahap pelatihan dan proses pembelajaran sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan strategi persiapan pelatihan yang ditentukan sebelumnya.

Ratna Rosita Pangestika dan Fitri Alfarisa, Pendidikan Profesi Guru (PPG): strategi pengembangan profesionalitas guru dan peningkatan mutu pendidikan Indonesia.8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia sebagai negara yang berada dalam kawasan ASEAN harus mempersiapkan pendidik dalam negeri untuk memiliki profesionalisme yang tinggi dan mampu bersaing dengan asing. Sejauh ini pemerintah telah memiliki berbagai strategi sebagai

6Furrakh Abbas, “Human Resource Management Practices: Perceptions of Academia”, International Conference, Volume 3,Number ( 2015), 2.

7Hamsinah, “Human Resource Development for Teachers”,

SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, Vol. 6, No. 16( 2016), 127.

8Ratna Rosita Pangestika dan Fitri Alfarisa, “Pendidikan Profesi Guru (PPG): Strategi

Pengembagan Profesionalitas Guru dan Peningkatan Mutu pendidikan Indonesia”, Yogyakarta,

(22)

8

upaya peningkatan kualitas pendidik (guru) dalam bentuk program pendidikan dan pelatihan serta program non pendidikan. Kenyataannya strategi yang dilakukan oleh Indonesia belum terintegrasi secara baik sehingga diperlukan suatu program khusus profesi yang berfungsi untuk meningkatkan profesionalisme guru yaitu melalui pendidikan profesi guru (PPG). Program PPG yang diupayakan oleh pemerintah akan menghasilkan guruguru profesional yang memiliki kompetensi lulusan tinggi dan mampu berdaya saing dengan asing.

Mudassir, Pengembangan sumber daya pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Bireun.9 Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengembangan sumber manusia pendidikan di MAN Kabupaten Bireun yaitu meningkatkan sumber daya manusia pendidikan yang bertujuan untuk menciptakan guru profesionalisme dilakukan pelatihan dan penataran yang intens pada guru. Pelatihan yang diperlukan adalah pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan guru yaitu pelatihan yang mengacu pada tuntutan kompetensi guru. Pelatihan yang dilaksanakan bertujuan untuk mengangkat kembali kinerja para guru yang telah mengalami penurunan. Selanjutnya kendala dalam pengembangan sumber daya manusia pendidikan adalah belum meratanya guru yang mengikuti pelatihan dan kurangnya pengetahuan guru dalam bidang informasi teknologi (IT). Sedangkan solusi untuk menghadapi kendala tersebut adalah selenggarakan Program Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang bertujuan menciptakan guru yang professional serta Uji Kompetensi Guru

(23)

9

(UKG) untuk mengatasi permasalahan kualitas guru. Pemerintah harus memperbaiki Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPTK) sebagai penghasil guru, serta menggiatkan pelatihan ketrampilandalam bidang informasi teknologi (IT).

E.Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berdasarkan sumber data, jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di

lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.10

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. yaitu tentang apa, dimana, bagaimana dan berapa data yang diperlukan.11 Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.12 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang strategi yang dilakukan kepala sekolah untuk

10

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajahmada University Pers, 2000, 63.

11

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 2002, 66. 12

(24)

10

pengembangan sumber daya manusia dalam peningkatan kompetensi profesional dan akademik guru madrasah Ibtidaiyah di Kecamatan Wonosegoro. Observasi dilakukan sebelum penelitian dimulai, yaitu sejak tanggal 15-21 Nopember 2017 di MI Muhammadiyah Rinnginanom, MI Miftahul Ulum Bandunng, MI Darul Ulum Karangasem di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam tentang responden.13 Metode ini dilakukan untuk mencari data tentang strategi kepala madrasah dalam pengembangan sumber daya manusia untuk peningkatan profesional dan kompetensi akademik guru. Responden dalam penelitian ini adalah Ahmad Jaelani (kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom), Ali Mahmud (kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem), dan Saifudin (kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung) di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis.14 Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk mencari data tentang pengembangan sumber daya manusia

13

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2011, 188.

14

(25)

11

yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru dan kompetensi akademik guru melalui absensi kehadiran, rencana pelaksanaan pembelajaran, jurnal mengajar, program tahunan, program semester yang dibuat guru, dan administrasi lainnya yang mendukung.

3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung ke lapangan dengan menggunakan teknik wawancara terhadap 3 Kepala Madrasah di Kecamatan Wonosegoro di Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

yaitu Ahmad Jaelani (kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom), Ali Mahmud (kepala Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem), dan Saifudin (kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung).

Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dari berbagai informasi atau instansi terkait yang berhubungan dengan ruang lingkup penelitian. 4. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif, kehadiran peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Kehadiran peneliti mutlak diperlukan, karena kehadiran peneliti merupakan salah satu ciri penelitian kualitatif dalam pengumpulan data yang dilakukan sendiri oleh peneliti.15 Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan, artinya dalam proses

15

(26)

12

pengumpulan data peneliti mengadakan pengamatan dan mendengarkan jawaban responden secermat mungkin sampai pada hal-hal yang kecil.

5. Menguji Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan uji keabsahan data dengan metode trigulasi, yaitu metode sintesa data terhadap kebenaran data, data yang diperoleh harus dicek kebenarannya dengan menggunakan sumber lain. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah trigulasi sumber. Trigulasi sumber digunakan untuk menggali kebenaran informasi dan membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda.16 Hal ini membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

6. Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu usaha untuk membuat data yang diperoleh menjadi berarti. Banyaknya data dan tingginya nilai data yang terkumpul bila tidak terolah secara sistematis, maka data tersebut belum memiliki arti. Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi data tersebut dan menganalisanya menggunakan teknik deskriptif analitik, yaitu teknik yang digunakan terhadap suatu data yang telah dikumpulkan, kemudian disusun. dijelaskan dan di analisa.17

Dengan penelitian yang bersifat deskriptif, maka analisa data kualitatifnya menggunakan pola pikir induktif, dengan maksud untuk

16

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta:PT.Bumi Aksara, 2014, 16.

17

(27)

13

menginterpretasikan data hasil wawancara, observasi serta dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian.

F.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan serta memberikan gambaran tentang penelitian ini. maka dibuat sistematika sebagai berikut:

BAB I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II berisi tentang Teori Pengembangan sumber daya manusia meliputi pengembangan profesional dan pengembangan akademik.

BABIII berisi tentang Profil Madrasah Ibtidaiyah Ringinanom,Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung dan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem di Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

BAB IV berisi strategi kepala madrasah dalam pengembangan sumber daya manusia untuk peningkatan kompetensi profesional guru di Madrasah Ibtidaiyah Ringinanom,Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung dan Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem di Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

(28)

14

BAB II

KERANGKA TEORI

A.Pengembangan Sumber Daya Manusia

Pengembangan adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan (diklat). Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.18

Pengembangan pada dasarnya bertujuan untuk memperbaiki dan mengatasi kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan dengan lebih baik, sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang digunakan oleh organisasi. Untuk itu, upaya pengembangan akan berhasil apabila dilakukan secara sadar oleh organisasi, sehingga pelaksanaan pengembangan harus melalui proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang sistematik, agar tujuan-tujuan pengembangan dapat dicapai.

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan suatu proses pembudayaan bangsa bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang menguasai pengetahuan, keterampilan, keahlian serta wawasan yang sesuai dengan perkembangan iptek. Wawasan yang sesuai era globalisasi adalah kemampuan untuk memandang jauh ke depan, wawasan mutu dan kekaryaan, serta wawasan inovasi dan perubahan yang sesuai dengan nilai dan sikap yang berkembang dalam masyarakat.

18

(29)

15

Pembinaan dan pengembangan guru dalam pasal Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bagian Kelima, sebagai berikut: Pasal 32: 1) Pembinaan dan pengembangan guru meliputi pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. 2) Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. 3) Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional. 4) Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

Pendidikan sebagai salah satu unsur dinamika sosial mempunyai kontribusi terhadap peningkatan sumber daya manusia. Sumber daya manusia mengimplikasikan pentingnya makna pendidikan sebagai wahana dan instrumen untuk pembangunan dan perubahan sosial, bahkan sekaligus dipandang investasi sumber daya manusia mendatang. Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses perencanaan pendidikan, pelatihan dan pengelolaan tenaga.19

Castetter menyampaikan lima model pengembangan untuk guru sebagaimana dikutip oleh Udin Syaepudin Saud sebagai berikut:20

a. Individual guided staff development (Pengembangan Guru Yang Dipandu Secara Individu)

b. Observation/assessment (Observasi atau Penilaian)

19

Soekidjo Notoajmodjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung: Rineka Cipta, 2003, 4.

20

(30)

16

c. Involvement in a development/improvement process (Keterlibatan Dalam Suatu Proses Pengembangan/Peningkatan)

d. Training (Pelatihan) e. Inquiry (Pemeriksaan).

Banyak sekali program-program dan strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalitas guru. Selain upaya di atas, ada pula upaya-upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerjanya sebagai educator, khususnya dalam peningkatan profesionalitas tenaga kependidikan adalah mengikut sertakan guru-guru dalam penataran-penataran untuk menambah wawasan para guru. Kepala sekolah harus memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

(31)

17

kompensasi (compensation).21 Tahapan-tahapan ini merupakan suatu tindakan terpadu dari berbagai fungsi mulai dari kegiatan rekrutmen, pembinaan dan pengembangan serta penilaian tenaga pendidik di sekolah secara professional.

Meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan, dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan melakukan penataran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi banding dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan kepala sekolah terhadap profesi pendidik yang dapat dilakukan adalah menyempurnakan pengembangan sistem yang terus menerus, maka program yang harus dilalui adalah sebagai berikut:

1. Program Pre Service

Tenaga pendidikan disiapkan melalui pre service teacher education sebagai strategi lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan (LPTK) menangani program dan melakukan inovasi dengan menanamkan pemahaman yang mendalam tentang kurikulum pada calon pendidik dengan melakukan evaluasi pada tiap periode yang telah ditentukan untuk menjamin kesinambungan pengembangan staf.

2. Program In Service Education

Upaya peningkatan profesi guru/pendidik di Indonesia sekurang-kurangnya menghadapi dan memperhitungkan empat faktor yaitu, ketersediaan pendidik, mutu calon pendidik, pendidikan prajabatan dan peranan organisasi profesi. Dalam rangka meningkatkan mutu, baik mutu

21

(32)

18

profesional maupun mutu layanan, pendidik harus pula meningkatkan sikap profesionalnya. Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas (dalam jabatan).22

B.Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesionalisme merupakan komitmen anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan pekerjaannya.23 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.24 Profesionalisme guru adalah suatu profesi yang didalamnya terdapat tugas-tugas yang harus dijalankan oleh seorang guru

22

Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan, Bandung: CV Alfabeta, 2009, 222-223. 23

Buchari Alma, Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2011, 129-130.

24

(33)

19

dengan penuh dedikatif, sesuai dengan bidang keahliannya dan selalu melakukan improvisasi diri.

1. Tugas Profesional Guru

Guru memegang peranan strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang diinginkan. Dari dimensi tersebut peranan guru sulit digantikan oleh orang lain. Setidaknya ada enam tugas dan tanggung jawab guru dalam mengembangkan profesinya, yakni;

a. Guru bertugas sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar lebih menekankan kepada tugas dalam merencanakan dan melaksanakan pengajaran.

b. Guru bertugas sebagai pembimbing

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pembimbing memberikan bantuan kepada siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

c.Guru bertugas sebagai administrator kelas

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai administrator kelas pada hakikatnya merupakan jalinan antara ketatalaksanaan bidang pengajaran dan ketatalaksanaan pada umumnya.

d.Guru bertugas sebagai pengembang kurikulum

Tanggung jawab guru dalam hal ini adalah berusaha untuk mempertahankan apa yang sudah ada serta mengadakan penyempurnaan praktik pengajaran agar hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

(34)

20

Tanggung jawab mengembangkan profesi pada dasarnya ialan tuntutan dan panggilan untuk selalu mencintai.Menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan tanggung jawab profesinya.

f. Guru bertugas untuk membina hubungan dengan masyarakat

Tanggung jawab dalam membina hubungan dengan masyarakat berarti guru harus dapat berperan menempatkan sekolah sebagai bagian integral dari masyarakat serta sekolah sebagai pembaharu masyarakat. Untuk itu guru dituntun dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan pendidikan dan pengajaran di sekolah.25

Profesionalisme guru bisa ditilik dari sejauhmana ia menguasai prinsip-prinsip pedagogis secara umum maupun didaktik-metodik secara khusus yang berlaku setiap mata pelajaran. Profesionalisme guru merupakan wujud dari pengabdian, dan menjunjung tinggi kode etik profesi kependidikan/keguruan.

Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10 ayat (1), guru dikatakan memiliki kompetensi yang baik apabila ia telah menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau

25

(35)

21

landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2) Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang meliputi: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3) Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4) Kompetensi Profesional

(36)

22

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan pada kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional pada konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.26

2. Prinsip Profesional

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab 3 pasal 7 dinyatakan bahwa prinsip profesionalitas guru sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan; f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja; g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

26

(37)

23

i.Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.27

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan beberapa alternatif pengembangan profesionalisme guru/ pendidik sebagai berikut:

1) Program Peningkatan Kualifikasi Pendidikan Guru

Sesuai dengan peraturan yang berlaku bahwa kualifikasi pendidikan guru adalah minimal S1 dari program keguruan. Program ini diperuntukkan bagi guru yang belum menikuti pendidikan S1 pendidikan keguruan. Program ini berupa program berkelanjutan studi dalam bentuk tugas belajar.

2) Program Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi

Pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi merupakan pelatihan yang mengacu pada kompetensi yang akan dicapai dan diperlukan oleh peserta didik, sehingga isi atau materi pelatihan yang akan dilatihkan merupakan gabungan atau integrasi bidang-bidang ilmu sumber bahan pelatihan yang secara utuh diperlukan untuk mencapai kompetensi.

3) Program Pemberdayaan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) MGMP adalah suatu forum atau wadah kegiatan profesional guru mata pelajaran sejenis disanggar maupun di masing-masing sekolah yang terdiri dari dua unsur yaitu musyawarah dan guru mata pelajaran.

27

(38)

24

a) Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK merupakan studi sistematik yang dilakukan guru melalui kerjasama atau tidak dengan para ahli pendidikan dalam rangka merefleksikan dan sekaligus meningkatkan praktek pembelajaran secara terus menerus juja merupakan strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme guru.28

b) Program Keompok Kerja Guru (KKG/KKM)

Kelompok kerja guru merupakan organisasi profesi guru sekolah dasar yang bersifat independen yang berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.29

Secara lebih rinci tujuan pengembangan sumber daya manusia dapat dijabarkan mulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi sebagai berikut: (1) meningkatkan kemampuan individual (personal growth), (2) meningkatkan kompetensi secara tidak langsung (indirect compensation), (3) meningkatkan kualitas hasil (qualiti), (4) meningkatkan produktivitas organisasi (productivity). Dalam pekerjaan pendidikan, pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: (1) program penyetaraan dan sertifikasi, (2) program pelatihan terintegrasi berbasis kompetensi, (3) progrm supervisi, (4) program pemberdayaan (misalnya melaui MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dan (5) lain-lain (seperti

28Udin Syaifudin Sa’ud,

Pengembangan Profesi Guru, Bandung: Alfabeta, 2011, 115-111.

29

(39)

25

simposium, menulis karya ilmiah, berpartisipasi dalam forum ilmiah, melakukan penelitian, magang, mengikuti berita aktual di media pemberitaan, berpartisipasi dalam organisasi profesi, dan menggalang kerja sama dengan teman sejawat).30

C.Kompetensi Akademik

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Sedangkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 menekankan bahwa guru diakui sebagai jabatan profesional. Hal ini mengangkat harkat dan martabat guru yang luar biasa bila dibandingkan dengan profesi lainnya. Namun untuk menjadi guru yang ideal, dibutuhkan syarat yang cukup kompleks, yaitu Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selain itu, guru juga harus memiliki empat kompetensi, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal

30

(40)

26

8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Seorang guru harus memiliki sertifikat pendidik sebagai bukti formal pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.

Indikator dalam penelitian ini adalah: 1. Guru telah memiliki ijazah sarjana, 2. Guru memiliki sertifikat pendidik 3. Guru memiliki sertifikat mengajar

(41)

27

BAB III

PROFIL LOKASI PENELITIAN

A.Profil Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom Tabel 3.1.

Profil Umum MI Muhammadiyah Ringinanom Nama Madrasah MI Muhammadiyah Ringinanom No Statistik Madrasah 111233090193

NPSN 60711614

Akreditasi Madrasah Akreditasi B

Alamat Lengkap Madrasah Ringinanom RT 01 RW 06 Wonosegoro Kab. Boyolali

NPWP Madrasah 31.611.464.4-527.000 Nama Kepala Madrasah Ahmad Jaelani

Nama Yayasan Muhammadiyah

Alamat Yayasan Ringinanom RT 01 RW 06 Wonosegoro Kab. Boyolali

No Akte Pendirian Yayasan 060/B.IV/Mdr./1.24/72 Kepemilikan Tanah Tanah Wakaf

Status Tanah Wakaf

Luas Tanah 1500 m2

Status Bangunan Milik Sendiri

Luas Bangunan 280 m2

2. Profil Kepala Sekolah MI Muhammadiyah Ringinanom

(42)

28

menyelesaikan program sarjana pada tahun 2016.31Sebagaimana terdapat pada Tabel 3.2.

3. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ringinanom Tabel 3.2.

Keadaan Guru MI Muhammadiyah Ringinanom

NO NAMA JABATAN IJAZAH AWAL IJAZAH

B.Profil Madrasah Ibtidaiyah Mifahul Ulum Bandung 1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Mifahul Ulum Bandung

Tabel 3.3.

Profil Umum MI Mifahul Ulum Bandung Nama Madrasah MI Miftahul Ulum Bandung No Statistik Madrasah 112330918105

Akreditasi Madrasah Peringkat B

Alamat Lengkap Madrasah Bandung Kulon, Bandung Kecamatan

31

(43)

29

Wonosegoro Kab/Kota Boyolali Nama Kepala Madrasah Saifudin, S.Ag

Nama Yayasan Miftahul Ulum

Alamat Yayasan Desa Bandung Kec. Wonosegoro Kab.Boyolali

No Akte Pendirian Yayasan WS.DX.HT.01.1035/00 Kepemilikan Tanah Yayasan

Status Tanah Milik Pemerintah

Luas Tanah 3.307 m2

Status Bangunan Yayasan

Luas Bangunan 540 m2

2. Profil Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum Bandung

Saifudin, S.Ag lahir di Boyolali, 10 Agustus 1970, Ia merupakan kepala sekolah MI Miftahul Ulum yang berstatus sertifikasi non PNS pada tahun 2012. Ia diangkat sebagai kepala sekolah sejak tahun 2011. Ketika Saifudin diangkat sebagai kepala sekolah terdapat empat guru yang belum menyelesaikan strata satu (S1). Setelah Ia menjabat terdapat tiga guru yang menyelesaikan S1 nya yaitu Halimatussa’diyah, Sri Hastutik, dan Eni Susiati.32 Sebagaimana terdapat pada Tabel 3.4.

3. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Bandung Table 3.4.

Keadaan Guru MI Mifahul Ulum Bandung

NO NAMA JABATAN IJAZAH

Muttaqin, S.Pd.I Guru Kelas MAN 1998

S.1 PAI 2008

Wiyata Bhakti

5 Indah Nurul

Qomariyah, S.Ag Guru Kelas S.1 PAI 2002

Wiyata Bhakti

32

(44)

30 6 Sri Hastutik

Istikariyah, S.Pd Guru Kelas SMA 1996 S.1 2011

Wiyata

C.Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem

1. Profil Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem Tabel 3.5.

Profil Umum MI Darul Ulum Karangasem

Nama Madrasah MI Darul Ulum

No Statistik Madrasah 111233090194

NPSN 60726964

Akreditasi Madrasah Peringkat B

Alamat Lengkap Madrasah Karangasem Desa Ketoyan Kecamatan Wonosegoro Kab/Kota Boyolali

Tahun Berdiri Madrasah 1952

NPWP Madrasah 02.499.731/1.527.000 Nama Kepala Madrasah Drs. Ali Mahmud

Nama Yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Alamat Yayasan Jln. Gelatik No. 1, Banaran, Boyolali No Akte Pendirian Yayasan WK/I.c/943/Pgm/MI/78

Kepemilikan Tanah Yayasan

Status Tanah Wakaf

Luas Tanah 1847 m2

Status Bangunan Yayasan

Luas Bangunan 694 m2

2. Profil Kepala Sekolah MI Darul Ulum Karangasem

(45)

31

strata satu (S1). Berkat dorongan dan motivasi kepala sekolah Siti Qomsiyatun, Mutmainnah, dan Linda Sawalina berhasil menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 2014.33 Sebagaimana terdapat pada Tabel 3.6.

3. Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Tabel 3.6.

Keadaan Guru MI Darul Ulum

NO NAMA JABATAN IJAZAH

2009 S.I PAI 2009 Sertifikasi

2 Kibtiyah, S.Pd I Guru Kelas D.2 PAI

S.1 PAI 2014 Sertifikasi

8 Linda Sawalina,

S.Pd.I Guru Mapel

D.2 PGSD 2005

S.1 PAI 2014 Sertifikasi

9 Musta’in, S. Pd I Guru Kelas S.1 PBA

(46)

32

BAB IV

STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

A.Strategi Kepala Madrasah dalam meningkatkan Kompetensi Profesional Guru

1. MI Muhammadiyah Ringinanom

Strategi yang dilakukan Kepala MI Muhammadiyah Ringinanom adalah: a. Membuat rencana pelatihan guru

1) Menugaskan guru dalam mengikuti diklat,seminar,whorkshop serta pelatihan-pelatihan dari lembaga lewat kelompok kerja madrasah/dari yayasan yang membidangi DIKDASMEN (Pendidikan Dasar dan Menengah) yang dibiayai dari anggaran madrasah setiap 2 tahun sekali. 2) Pembinaan dan pengembangan guru rutin setiap bulan yang dilakukan

bersama-sama oleh kepala madrasah. b. Penganggaran alokasi biaya.

1) Memfasilitasi dalam pembuatan silabus,RPP,prota promes absensi bulanan,jurnal harian, mengisi leger dan lain-lain yang dianggarkan dari dana madrasah atau pengelolaan BOS yang ada dalam setiap tahunnya. 2) Melakukan study tour /kunjungan wisata bersama guru dan siswa setiap 2

tahun sekali dengan mendatangkan biro travel mulai kelas 4,5 dan 6. 3) Melakukan studi banding /kunjungan kemadrasah yang maju yang sudah

(47)

33

4) Memberikan kesejahteraan guru beserta keluarganya berupa perlindungan kesehatan dari BPJS.

c. Melakukan observasi, Supervisi/pemeriksaan terhadap kinerja guru.

1) Mengecek dan mengoreksi kelengkapan administrasi kelas berupa jurnal presensi,perangkat pembelajaran RPPnya setiap hari.

2) Mengecek kehadiran guru lewat rekapan absensi harian setiap hari. 3) Keaktifan guru dalam rapat dilihat dari notulen rapat kehadiran.

4) Mengamati dan memeriksa cara guru dalam melakukan proses belajar mengajarnya dengan RPPnya dilakukan 1 bulan sekali setiap kelas.

5) Mengamati guru ketika melakukan pendampingan dalam proses pembelajaran dengan alat peraga pada saat praktek.

d. Keteladanan

Kegiatan lain yang dilakukan Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ringinanom bersama para guru yaitu kegiatan rutin atau pembiasaan yang baik setiap hari. Kepala MI Ringinanom melaksanakan program kegiatan ekstra kurikuler antara lain: Drumband, Madin/TPA dan pelatihan

Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ).

e. Mensosialisasikan Visi dan Misi Madrasah

(48)

34

perkembangan dan tantangan masa depan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi era informasi dan globalisasi yang sangat cepat.

Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom Wonosegoro ingin mewujudkan harapan dan respon dalam visi yaitu: TERDEPAN YANG SIAP MENCETAK KADER BANGSA YANG ISLAMI DAN PATRIOTISME.

Misinya adalah: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif serta bimbingan belajar secara aktif sehingga peserta didik dapat meraih prestasi yang optimal. 2) Menumbuhkan semangat kegiatan belajar kepada seluruh warga madrasah. 3) Mendorong dan membimbing kepada peserta didik untuk berlomba dalam meraih prestasi. 4) Mewujudkan peserta didik yang berprsetasi serta menghayati terhadap agama yang dianut, agar lebih beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(49)

35

untuk mengembangkan kemampuan profesionalisme pendidik sehingga mutu pembelajaran dapat ditingkatkan.

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom mengatakan “Seorang guru harus memiliki bakat dan kemampuan dalam bidangnya, guru mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembangunan nasional dalam bidang pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sehingga perlu dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat”.34

Upaya kepala Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Ringinanom dalam mengembangkan potensi profesionalitas guru dengan cara:

(a) Pengelolaan kinerja guru

Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Peningkatan kinerja guru di MI Muhammadiyah Ringinanom, dimulai dari kedisiplinan. Baik kedisiplinan waktu datang, kedisiplinan saat mengajar dan pulang serta memberikan pengarahan sebelum melakukan aktivitas mengajar/masuk kelas betah saat di dalam kelas. Kinerja guru yang bagus akan diberi apresiasi dalam

34

(50)

36

bentuk penghargaan berupa sertifikat oleh kepala madrasah yang kemudian dibantu agar dapat menjadi guru tetap di madrasah tersebut. (b) Pengembangan profesi

Kepala madrasah MI Muhammadiyah Ringinanom melakukan upaya dalam mengembangkan kemampuan guru. Pengembangan profesi diperoleh melalui perpindahan ke jabatan yang lebih tinggi, yang lebih banyak menuntut tanggung jawab dan kemampuan tertentu (promosi), yaitu dari seorang guru untuk menjadi seorang kepala madrasah. Yang dilakukan kepala madrasah Ibtidaiyah Ringinanom menyesuaikan jurusan /profesi yang dimiliki dalam mengajar sesuai ijazah dalam sertifikasinya guru kelas atau guru mapel.Pada saat ini dirasakan bahwa pengembangan profesi dalam bidang jabatan sesuai kebutuhan dari yayasan.

(c) KKM (kelompok kerja madrasah)

KKM (kelompok kerja madrasah) adalah suatu wadah atau forum kegiatan guru madrasah. Forum ini dibentuk dengan tujuan untuk menjadi media bagi para guru agar dapat meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, informasi tentang perkembangan dunia pendidikan. Di samping itu, KKM juga untuk merupakan tempat untuk memecahkan masalah apabila ada problem yang dihadapi oleh para pendidik agar dapat mendapatkan solusi bersama.

(51)

37

kelas atau guru mapel untuk mendapatkan pembinaan pendalaman materi pelajaran, menyusun perangkat kegiatan belajar mengajar, alat peraga, metode, juga dibentuk team pengembang silabus dan Pencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lain sebagainya. Pertemuan kelompok kerja madrasah diadakan di kantor PPAI Kecamatan Wonosegoro sedikitnya dua kali dalam satu semester. Harapannya guru dapat melakukan diseminasi kepada rekan-rekan sesama guru di sekolah masing-masing.

(d) Supervisi

Supervisi dilakukan untuk memberikan bantuan kepada guru tentang profesionalitas terhadap sumber daya manusia sebagai pendidik. Supervisi berhubungan dengan penilaian sikap kinerja pendidik (SKP) pada setiap semester.

2. MI Miftakhul Ulum Bandung

Strategi yang dilakukan Kepala MI Miftakhul Ulum Bandung adalah: a. Membuat rencana pelatihan guru

1) Menugaskan guru dalam mengikuti diklat, seminar, whorkshop serta pelatihan-pelatihan dari lembaga lewat kelompok kerja madrasah/dari yayasan sendiri yang dibiayai dari anggaran madrasah setiap 1 tahun sekali.

2) Pembinaan dan pengembangan guru rutin setiap 3 bulan sekali yang dilakukan bersama-sama oleh kepala madrasah bersama komite.

(52)

38

1) Memfasilitasi dalam pembuatan silabus,RPP,prota promes absensi bulanan,jurnal harian, mengisi leger dan lain-lain yang dianggarkan dari dana madrasah atau pengelolaan BOS yang ada dalam setiap tahunnya. 2) Pembuatan alat peraga buatan sederhana dengan biaya murah.

3) Melakukan study tour /kunjungan wisata bersama guru dan siswa setiap 1 tahun sekali semua kelas.

4) Tidak melakukan studi banding /kunjungan kemadrasah yang maju namun saefudin selaku kepala Madrasah justru mendatangkan seorang training dan pembinaan dari Pengawas PPAI Kecamatan untuk semua guru dan karyawannya.

5) Memberikan kesejahteraan guru beserta keluarganya berupa perlindungan kesehatan dari BPJS dengan subsidi.

c. Melakukan observasi, supervisi/pemeriksaan terhadap kinerja guru.

1) Mengecek dan mengoreksi kelengkapan administrasi kelas berupa jurnal presensi,perangkat pembelajaran RPPnya setiap bulan.

2) Mengecek kehadiran guru lewat rekapan absensi harian setiap bulan. 3) Mengamati dan memeriksa cara guru dalam melakukan proses belajar

mengajarnya dengan RPPnya dilakukan setiap minggu sekali.

4) Melakukan pendampingan dalam proses pembelajaran bersama guru dengan alat peraga pada saat praktek.

d. Pemberian reward dan punismen.

(53)

39

2) Memberikan penghargaan berupa sertifikat dan tambahan tunjangan kedisiplinan jika dalam 1 tahun tidak ada ijin sesuai kesepatan bersama. Kegiatan lain yang dilakukan Kepala MI Miftahul Ulum Bandung bersama para guru yaitu kegiatan rutin/pembiasaan yang baik setiap hari seperti:

kegiatan jabat tangan setiap pagi do’a bersama dan pembacaan asma’ul

husna,serta mendampingi dan mengawasi peserta didiknya dalam kegiatan pembiasaan shalat dhuha para guru mendampingi peserta didik mulai dari wudhunya sampai selesai shalat dhuha.

Kepala MI Miftahul Ulum Bandung melaksanankan program kegiatan ekstra kurikuler Drumband, dan pelatihan Kitobah tiga bahasa,bahasa inggris, bahasa Arab dan bahasa Indonesia.

MI Miftahul Ulum Bandung memiliki visi: mencetak kader bangsa yang Islami dan Berkarakter. Dengan indikator:

(a) Meningkat dalam nilai rapor pada bidang akademis dan non akademis (b) Meningkat dalam nilai Ujian Sekolah

(c) Meningkat proporsi lulusan yang dapat diterima di SMP Negeri/MTs Negeri favorit

(d) Meningkat dalam kegiatan berbagai lomba baik tingkat kecamatan maupun tingkat kabupaten.

(54)

40

Kepala Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Ulum Bandung mengatakan bahwa setiap kepala sekolah harus memiliki strategi tersendiri untuk mendorong pendidik agar mau melengkapi administrasi untuk menunjang profesionalitas guru. Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Strategi adalah suatu alat atau acuan untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan dan menciptakan keunggulan dalam bersaing yang dilakukan secara terusmenerus dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kekuatan dankelemahan yang terdapat di lingkungan internal serta peluang dan ancaman yang terdapat di lingkungan eksternal suatu organisasi/intansi.Kemampuan dalam menjawab pertanyaan inilah yang dijadikan tolak ukur standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolah yang efektif atau tidak.35

Kepala MI Miftahul Ulum Bandung memiliki strategi dalam memotivasi guru untuk menunjang profesionalitas pendidik, yaitu dengan cara:

(1) Pengelolaan kinerja guru

Kepala MI Miftahul Ulum Bandung dalam meningkatan kinerja guru dimulai dari kedisiplinan waktu datang, kedisiplinan saat mengajar dan pulang serta memberikan pengarahan sebelum melakukan aktivitas mengajar/masuk kelas betah saat di dalam kelas.

(2) Pengembangan profesi

Kepala MI Miftakhul Ulum Bandung dalam melakukan Pengembangan profesi diberikan kepada guru untuk berusaha

35

(55)

41

meningkatkan profesinya, baik melalui upaya sendiri maupun bantuan dari kepala madrasah lewat anggaran madrasah.

(3) Supervisi

Kepala MI Miftakhul Ulum Bandung dalam Supervisi berhubungan dengan penilaian sikap kinerja pendidik (SKP) dilakukan oleh kepala Madrasah pada setiap semester. Selanjutnya saat dalam mengajar didalam kelas yaitu saat mengajar ada kasus dalam kelas bagaimana pendidik mampu mengatasinya dengan ketrampilan yang dimilikinya.

3. MI Darul Ulum Karangasem

Strategi yang dilakukan Kepala MI Darul Ulum Karangasem adalah: a. Membuat rencana pelatihan guru

1) Menugaskan kegiatan dalam KKG/KKM guru diikutkan dalam pembinaan rutin lewat Ketua KKM di PPAI Kecamatan Wonosegoro.

2) Pembinaan dan pengembangan guru rutin 1 semester 2 kali yang dilakukan bersama-sama oleh kepala madrasah.

b. Penganggaran alokasi biaya.

(56)

42

bagi yang sertifikasi untuk pembuatan RPPnya dibiayai sendiri yang bersangkutan.

2) Pembuatan alat peraga buatan sederhana dengan biaya murah.

3) Melakukan study tour /kunjungan wisata bersama guru dan siswa setiap 1 tahun sekali untuk kelas atas 5 dan 6 saja.

4) Melakukan studi banding /kunjungan kemadrasah yang maju dikondisikan madrasah..

c. Melakukan observasi, supervise atau penilaian terhadap kinerja guru.

1) Mengecek dan mengoreksi kelengkapan administrasi kelas berupa jurnal presensi, perangkat pembelajaran RPPnya setiap bulan.

2) Mengecek kehadiran guru lewat rekapan absensi harian setiap bulan

3) Mengamati dan memeriksa cara guru dalam melakukan proses belajar mengajarnya dengan RPPnya dilakukan setiap minggu sekali.

4) Melakukan pendampingan dalam proses pembelajaran bersama guru dengan alat peraga pada saat praktek.

d. Pemberian reward dan punismen.

1) Melakukan pemotongan gaji/honor ketika ijin keperluan sendiri 2) Memberikan penghargaan berupa sertifikat

(57)

43

MI Darul Ulum Karangasem menambah kegiatan pembelajaran dengan program unggulan tahfidz juz 30, Teknologi, Keterampilan dan Kesenian.

Misi Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem adalah mewujudkan budaya madrasah yang Islami, membentuk sumber daya manusia yang kompetitif dan membekali anak ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Ali Mahmud, Kepala MI Darul Ulum Karangasem dalam wawancaranya

mengatakan “Pendidik merupakan suatu profesi yang berarti suatu jabatan

yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Pendidik memiliki peranan strategis dalam mengembangkan potensi anak didiknya. Untuk itu guru dituntut untuk senantiasa mengembangkan kompetensinya baik dalam bidang akademik maupun secara profesional sebagai tenaga pendidik, misalnya kelengkapan administrasi, apakah guru kelas ataupun guru mapel administrasi dari leger, prota promes, RPP, jadwal pelajaran, silabus, daftar nilai, absensi apakah sudah diisi, rencana mengajar harian dan lain-lain. Pengembangan sumber daya manusia yang diterapkan dalam lembaga pendidikan mengacu pada teori pengembangan orang dewasa, yaitu lebih mengarah pada peningkatan kualitas, penyempurnaan atau pemaksimalan fungsi, dan bukan penambahan jumlah berat secara fisik.36

Tabel 4.1.

Trigulasi Program Khusus pada 3 Madrasah

Nama Madrasah Program Tambahan Ektrakulikuler

36

(58)

44

Dhuha, Madin Pendidikan

Al Qur’an

Drumband, Hisbul Wathon

MI Miftahul Ulum Bandung

Hafalan surat-surat pendek, doa

Guru yang Berhasil Menyelesaikan Akademik sampai Tahun 2016 pada 3 Madrasah

Nama Madrasah Nama Guru Ijazah Terahir

MI B.Pengembangan Kompetensi Akademik Guru

Guru sebagai salah satu komponen terpenting pada proses belajar mengajar dan pada pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Bahkan seseorang dikatakan sebagai guru tidak hanya

(59)

45

anak didiknya, akan tetapi guru tersebut mampu melatih beberapa keterampilan dan sikap mental anak didiknya (transfer of value) sekaligus membangunnya.

Untuk mengetahui mutu guru dapat dilihat dari kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasmani ruhani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi yang dimaksud yaitu pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Kompetensi guru yang dimaksud yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Terdapat dua cara yanng dilakukan kepala madrasah MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem terkait dengan pengembangan sumber daya manusia sebagai pendidik dalam ranah akademik, diantaranya: pengembangan profesi, dan studi lanjut.

Usaha kepala madrasah MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem dalam meningkatkan pengembangan sumber daya manusia sangatlah dijunjung tinggi oleh warga madrasah.

1. Pengembangan profesi

Kepala sekolah MI Muhammadiyah Ringinanom mengatakan bahwa ada beberapan alasan mengapa guru harus mengembangkan profesinya diantaranya:

(60)

46 b. Tuntutan Lembaga Pendidikan c. Tuntutan dunia kerja

d. Persaingan global e. Harga diri, dan

f. Rendahnya profesionalisme guru.37

Kepala MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem secara kompak mengatakan bahwa Tenaga Administrasi kebetulan sama-sama belum mempunyai kompetensi di bidang akademik karena walaupun lulusan sarjana namun jurusan mereka rata-rata guru pendidikan agama dan guru mata pelajaran mengajar kelas sambil merangkap menjadi tenaga administrasi madrasah. Disiplin mengajar dengan ikhlas dan memenuhi JTMnya serta patuh terhadap managemen madrasah merupakan upaya guru dalam mengembangkan profesinya.

2. Studi lanjut

Tujuan pengembangan adalah memberikan kesempatan kepada semua individu untuk berkembang dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai tuntutan zaman, yang diantaranya melalui studi lanjut melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kepala madrasah dalam hal ini memberikan motivasi dan dispensasi kepada guru yang melanjutkan studinya agar dapat konsentrasi dalam belajar dan menyelesaikan studinya tepat waktu. Hal ini dibuktikan pada tahun 2016 di

37

(61)

47

MI Muhammadiyah Ringinanom, MI Miftahul Ulum Bandung dan MI Darul Ulum Karangasem, pendidik semua sudah menyelesaikan SI.

(62)

48

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Strategi pengembangan professional guru yang dilakukan Kepala Madrasah: a. MI Muhammadiyah Ringinanom Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali adalah: pelatihan guru, Penganggaran alokasi biaya, Melakukan Supervisi dan penilaian terhadap kinerja guru, keteladanan ,

Mensosialisasikan Visi dan Misi Madrasah.

b. MI Miftakhul Ulum Bandung Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah: Membuat rencana pelatihan guru Penganggaran alokasi biaya, Melakukan Supervisi dan penilaian terhadap kinerja guru, pemberian

reward dan punismen.

c. MI Darul Ulum Karangasem Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali adalah: pelatihan guru Penganggaran alokasi biaya, Melakukan Supervisi dan penilaian terhadap kinerja guru, pemberian reward dan dan

punismen.

(63)

49 B. Saran

Dengan analisis yang dilakukan penulis ,maka disarankan kepada kepala Madrasah:

1. Memberi contoh kepada kepala madrasah agar selalu memotivasi guru untuk senantiasa meningkatkan profesionalitas.

2. Memberikan motivasi kepada guru agar lebih meningkatkan profesionalitasnya baik dalam bidang profesi maupun akademik untuk menunjang keberhasilannya dalam proses belajar mengajar.

(64)

50

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Furrakh. “Human Resource Management Practices: Perceptions of

Academia”. International Conference. Volume 3,Number 5(2015),2.

Alma, Buchari. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. 2010.

Darmadi, Hamid. Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Alfabeta. 2009. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. 1993.

Hamsinah, “Human Resource Development for Teachers”, SOSIO DIDAKTIKA: Social Science Education Journal, Vol.6. No.16.(2016).

Hashmi, Kiran. “Human Resource Management Strategies and Teacher’s Efficiency within Schools: A Co-relational Study”. The IAFOR Journal of Education.Vol.2. No.1.(2014).

Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Gunung Agung. 2007. Lunenburg, Fred C. & Allan C. Ornstein. Education Administration: Concepts

and Practices, California: Wadsworth. 2004.

Moleong, Lexy J.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002.

Mudassir. “Development of education resources in Madrasah Aliyah Negeri (MAN) of Bireun Regency”. Journal DIDAKTIKA. Vol.16. No.2.(2016).

Mulyadi. Manajamen Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002. Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajahmada

University Pers. 2000.

Notoajmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka Cipta. 2003.

Pangestika, Ratna Rosita dan Fitri Alfarisa. “Pendidikan Profesi Guru (PPG):

Gambar

Tabel 3.1.
Tabel 3.3.
Table 3.4.
Tabel 3.5.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengungkap mengenai Manajemen Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Medan dari segi

Dengan ini saya menyatakan, dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan, peneliti menyatakan bahwa skripsi dengan judul: PERAN KEPALA MADRASAH

Kepala madrasah mengunakan prinsip manajemen yakni input, process dan output dalam menjalankan kepemimpinannya, prinsip tersebut merupakan upaya kepala madrasah

MAN Karo melalui Kepala Madrasah juga dalam manajemen sumber daya manusia melaksanakan kegiatan pengembangan sumber daya manusia, dengan ini Kepala Madrasah yang memiliki

Tujuan dalam penelitian ini adalah yaitu: Untuk mengetahui gaya kepemimpinan kepala madrasah di MI Al-Khairaat kota gorontalo provinsi gorontalo, mengetahui gaya kepemimpinan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1 strategi kepala madrasah dalam mengembangkan kompetensi profesional pendidik untuk meningkatkan prestasi kompetisi sains madrasah peserta didik

Berdasarkan hasil penelitian Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Mengelola Sumber Daya Manusia Di Madrasah Aliyah (MA) Masyariqul Anwar Bandar Lampung, tentang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul “MANAJEMEN KEPALA MADRASAH DALAM PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MTs