i
GAMBARAN KADAR SGPT
(
Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase
)
PADA PEROKOK AKTIF
(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang
KARYA TULIS ILMIAH
MUHTAR SIDI
15.131.0071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ii
GAMBARAN KADAR SGPT
(
Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase
)
PADA PEROKOK AKTIF
(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikanStudi Diploma III Analis Kesehatan
pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia Medika Jombang
MUHTAR SIDI
15.131.0071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
v
ABSTRAK
GAMBARAN KADAR SGPT PADA PEROKOK AKTIF
(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang)
Oleh:
MUHTAR SIDI
Merokok sudah menjadi kebiasaan bagi sebagian orang dalam kehidupan sehari hari karena mengikuti gaya hidup lingkungan sekitar Terdapat tiga zat berbahaya yang paling dominan dalam rokok yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida. Saat merokok, zat-zat kimia tersebut masuk ke dalam tubuh dan jika berlangsung terus menerus dapat menimbulkan kerusakan organ hepar sehingga meningkatkan kadar SGPT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar SGPT pada prokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang yang berjumlah 36 perokok aktif. Jumlah sampel penelitian ini adalah 20 perokok aktif yang diambil secara purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah kadar SGPT pada perokok aktif. Teknik pemeriksaan kadar SGPT dengan metode Kinetik –IFCC.Analisa data diperoleh melalui editing, coding dan tabulating kemudiana analisa kadar SGPT dianalisa dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian kadar SGPT pada 20 perokok aktif didapatkan hasil normal. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hampir semua perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang, memiliki kadar SGPT normal.
vi
ABSTRACT
THE DESCRIPTION OF SGPT DEGREE ON THE ACTIVE SMOKERS
(Studied in the RT 07 village of Candimulyo regency of Jombang)
By :
MUHTAR SIDI
Smoking had become a habit for some people in daily life because it followed the lifestyle of the surrounding environment. There were three most dominant harmful substances in cigarettes namely nicotine, tar and carbon monoxide. When smoking, these chemicals entered the body and if it persists could cause hepatic organ damage which increased SGPT degree. This study aimed to determine the level of SGPT on the active smokers in the RT 07 village of Candimulyo, Jombang District, Jombang Regency.
The research design used was descriptive. The population in this study were all active smokers in RT 07 Candimulyo Village, Jombang District, Jombang Regency, totaling 36 active smokers. The number of samples of this study were 20 active smokers taken by purposive sampling. The variables in this study were the levels of SGPT in active smokers. Examination technique for SGPT levels Jombang Regency, had normal SGPT levels.
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lengkok Pandan, 05 juni 1996 dari pasangan Bapak H. Ahmad Yani dan Ibu Hj. Hartini. Penulis merupakan putra ke enam dari tujuh bersaudara.
Tahun 2009 penulis lulus dari SDN 2 Barejulat, tahun 2012 penulis lulus dari SMP Negeri 5 Jonggat, tahun 2015 penulis lulus dari SMA Islam Abhariyah dan penulis masuk Pergururan Tinggi STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang. Penulis memilih Program Studi D-III Analis Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIkes “Insan Cendekia Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
xi
MOTTO :
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah ini berhasil terselesaikan. Karya tulis ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang berjudul “Gambaran kadar SGPT
(Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) pada perokok aktif (Studi di RT 07 Desa Candimulyo KabupatenJombang”
Untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini adalah suatau hal yang mustahil apabila penulis tidak mendapat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada H. Imam Fathoni, S.KM., M.M selaku Ketua STIKes ICMe Jombang, Sri Sayekti, S.Si., M.Ked selaku Kaprodi D-III Analis Kesehatan, Evi Puspita Sari S. SST,. M. Imun, selaku pembimbing utama dan ibuk Dhita Yuniar. K. SST. M. Kes selaku pembimbing anggota karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan, kedua orang tua saya yang selalu mendukung secara materil dan ketulusan do’anya sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik, serta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan dukungannya.
Karya tulis ilmiah ini belum sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran yang dapat mengembangkan karya tulis ilmiah sangat penulis harapkan guna menambah pengetahuan dan manfaat bagi perkembangan ilmu kesehatan.
Jombang, 4 September 2018
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL DALAM... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
LEMBAR PERSETUJUAN ... vii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... viiii
xiv
2.3 SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) ... 12
2.3.1 Pengertian SGPT ... 12
2.3.2 Metabolisme ... 13
2.3.3 Metode Pemeriksaan SGPT ... 14
2.4 Hubungan Antara Merokok dengan Kadar SGPT ... 15
2.5 Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Sebelumnya ... 15
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ... 17
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 18
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ... 19
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19
4.3 Populasi Penelitian, Sampling dan Sampel ... 20
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ... 21
4.5 Variabel dan Definisi Operational Variabel ... 22
4.6 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data ... 23
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 25
4.8 Etika penelitian ... 28
xv
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ... 22 Tabel 5.1 Karaktristik responden berdasarkan usia ... 29 Tabel 5.2 Karaktristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi
rokok ... 30 Tabel 5.3 Karaktristik responden berdasarkan jumlah rokok yang di
konsumsi /hari ... 30 Tabel 5.4 Karaktristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver . 31 Tabel 5.5 Karaktristik responden berdasarkan kadar SGPT (Serum
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Anatomi Hepar (Yulisa, 2014) ... 10 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Kadar SGPT (Serum
Glutamic Pyrupat Transaminase) pada Perokok aktif ... 17 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Gambaran Kadar SGPT (Serum
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed consent Lampiran 2. Lembar kuesioner Lampiran 3. Lembar observasi Lampiran 4. Tabulasi hasil perkiraan
Lampiran 5. Surat ijin penelitian puskesmas Lampiran 6. Surat ijin penelitian desa Candimulyo Lampiran 7. Hasil pemeriksaan kadar SGPT Lampiran 8. Lembar konsultasi
1 kehidupan sehari hari karena mengikuti gaya hidup lingkungan sekitar atau sebagai sarana untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapi. Tidak hanya orang tua, remaja bahkan anak-anak ada yang merokok, baik laki-laki ataupun perempuan. Masyarakat sering menyajikan rokok sebagai pendamping makanan dan minuman serta bagian dari upacara adat, memberi rokok sebagai imbalan juga sudah umum ditemui. Dampak negatif dari kebiasaan menghisap rokok sangat banyak dan tidak terbatas (Amalia, 2017).
Berdasarkan data WHO tahun 2008, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menempati posisi ke 3 dunia dengan proporsi perokok terbanyak setelah China dan India. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013, proporsi perokok telah mencapai angka 29,3% dan jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 28,2%.7,8 Pada tahun 2007, Sumatera Barat yang juga merupakan salah satu Provinsi di Indonesia pernah menempati posisi 5 teratas dengan jumlah perokok terbanyak diperkirakan lebih dari 1,2 juta orang (Roza, Oenzil dan Pertiwi,2017).
……
2
nikotin, tar, dan karbon monoksida. Saat merokok, zat-zat kimia tersebut masuk ke dalam tubuh dan jika berlangsung terus menerus dapat menyebabkan arteriosklerosis, batuk kronis, serta hipoksemia yang merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya infark miokard serta karsinogenesis. (Lomanorek, Assa dan Mewo,2016).
Beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang mengungkapkan adanya kaitan kebiasaan merokok dengan peningkatan risiko gangguan hepar. Hepar atau liver merupakan kelenjar tubuh dengan berat sekitar 1-36 berat badan orang dewasa. Salah satu fungsi hepar yaitu melindungi tubuh terhadap terjadinya penumpukan zat berbahaya yang masuk dari luar (Syifaiyah, 2008). Meskipun asap rokok tidak berefek langsung terhadap sel hepar namun senyawa toksik yang diabsorbsi dari alveolus ke dalam darah dapat mencapai hepar dan memicu kerusakan yang bersifat irreversibel pada sel hepar. Kandungan nikotin yang terdapat di dalam rokok dapat menyebabkan timbulnya inflamasi pada jaringan hepar (Roza, Oenzil, dan Pertiwi,2017)
Salah satu indikator adanya gangguan pada organ hepar adalah kadar serum glutamat piruvat transaminase (SGPT). Konsentrasi enzim ini akan meningkat drastis apabila timbul beberapa macam kerusakan hepar seperti pada hepatitis karena virus, hepatitis alkoholik, dan tumor hati (Sari, Budirahrdjo, dan Sulistyani, 2016). Berdasarkan peneliti sebelumnya yang dilakukan Roza, oenzil, dan pertiwi, 2017 tentang hubungan antara merokok dan tingkat aktivitas Aminotransfererase Serum pada pegawai kantor didapatkan kesimpulan bahwa kebiasaan merokok dapat menyebabkan hipertransaminasemia.
……
3
dengan cara menghindari merokok, mengatur pola makan, dan rajin berolaraga.
Oleh karena itu, peneliti ingin melakukan penelitian tentang Gambaran Kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada Perokok aktif di RT 07 Desa Candmulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
……
4
1.4.2 Manfaat Praktis
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 merokok dan perokok
2.1.1 Definisi
Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang sebelumya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Sedangkan perokok memiliki arti yang luas. Perokok merupakan orang yang menghisap asap rokok baik secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung disini, diartikan seseorang yang menghisap asap rokok karna orang tersebut memang seseorang yang mengonsumsi rokok. Sedangkan secara tidak langsung adalah seseorang yang menghisap asap rokok bukan karna seseorang tersebut mengonsumsi rokok, tapi karna seseorang tersebut berada pada satu tempat atau lingkungan yang dikelilingi dengan orang yang mengkonsumsi rokok sehingga secara tidak langsung seseorang tersebut akan menghisap atau akan terpapar oleh asap rokok. Perokok dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Perokok aktif
……
6
2. Perokok pasif
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan perokok aktif (Permatasarai, 2017).
2.1.2 Klasifikasi Perokok
WHO menglasifikasikan perokok atas tiga kategori menurut jumlah rokok yang dikonsumsi tiap harinya, yaitu ringan (1-10 batang), sedang (11-19 batang) dan berat (lebih dari sama dengan 20 batang). Perokok yang mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang lebih kecil memiliki kecendrungan yang lebih besar untuk berhenti merokok. Istilah chippers untuk menjelaskan perokok yang mengkonsumsi rokok kurang dari 5 batang/ hari dan biasanya chippers tidak menjadi perokok berat sehingga sangat kecil kemungkinan mengalami ketergantungan nikotin. Istilah lainya pada perokok adalah social smoker yaitu individu yang merokok hanya pada situasi sosial atau situasi tertentu misalnya saat bertemu teman lama di suatu acara atu pesta. Situasi sosial tersebut bertindak sebagai isyarat atau pemicu untuk merokok.
2.1.3 Kandungan Rokok
……
7
paru-paru dan menimbulkan masalah pernapasan, bronchitis dan kanker. Nikotin adalah zat bersifat adiktif yang menekan otak sehingga menimbulkan rasa senang dan keinginan untuk terus merokok (Amalia, 2017). Nikotin merupakan zat yang meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi (Simarmata, 2012). Kandungan nikotin yang terdapat di dalam rokok dapat meimbulnya inflamasi pada jaringan hepar. Apabila terjadi kerusakan terhadap membrane sel hepar akibat peroksidasi lipid oleh radikal bebas maka dapat menyebabkan keluarnya ALT dan masuk kedalam darah (Roza, Oenzil, dan Pertiwi, 2017). Karbon monoksida membuat kadar oksigen dalam darah berkurang (Amalia, 2017). Sedangkan gas karbomonoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berkaitan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah putih, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen maka gas CO ini merebut tempatnya isi hemoglobin, jadilah hemoglobin bergandengan dengan gas CO. kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 %, sementara dalam darah perokok mencapai 4-15 % berlipat-lipat. Gliserol merupakan bahan yang dicampur dengan tembakau, jika dibakar menyebabkan peradangan paru-paru (Simarmata, 2012). 2.1.4 Bahaya Merokok
……
8
2.1.5 Dampak Perokok
1. Dampak Perokok bagi kesehatan
Pengaruh atau dampak merokok bagi kesehatan akan
menimbulakan antara lain : a. Penyakit Jantung
Rokok menimbulkan aterosklerosis atau terjadi pengerasan pada pembuluh darah. Kondisi ini merupakan penumpukan zat lemak di arteri, lemak dan plak meyumbat aliran darah dan membuat penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan penyakit jantung. Jantung harus bekerja lebih keras dan tekanan ekstra dapat menyebabkan angina atau nyeri dada. Jika satu ateri atau lebih menjadi benar-benar terbelokir, serangan jantung bias terjadi. Semakin banyak rokok yang di hisap dan semakin lama seseorang merokok, semakin besar kesempatan yang menyebabkan penyakit jantung atau menderita serangan jantung atau stroke.
b. Penyakit Paru
……
9
c. Diabetes
Merokok meningkatkan terjadinya diabetes menurut Cleveland Clinic. Rokok juga bias naik menyebabkan komplikasi dari diabetes, seperti penyakit mata, penyakit jantung, stroke, pembuluh darah, dan penyakit ginjal dan masalah kaki.
d. Impotensi
Rokok merupakan factor resiko utama untuk penyakit pembuluh darah perifer yang mempersempit pembuluh darah yang membawa darah keseluruh bagian tubuh. Pembuluh darah ke penis kemungkinan juga akan terpengaruh karena merupakan pembuluh darah yang kecil dan dapat mengakibatkan disfungsi. Ereksi atau impoten (Sari, 2014).
2. Dampak Merokok Terhadap Hati
……
10
2.2 Hati
2.2.1 Pengertian
Hati merupakan organ tubuh yang paling sering mengalami
kerusakan apabila terkena toksik. Zat toksik yang masuk kedalam tubuh akan mengalami peroses detoksefikasi (dinetralisasi) di dalam hati oleh fungsi hati. Senyawa racun ini akan diubah menjadi senyawa lain yang sifatnya tidak lagi beracun terhadap tubuh. Jika jumlah racun yangmasuk kedalam tubuh relatif kecil atau sedikitfungsi detoksifikasi baik, dalam tubuh tidak akan terjadi gejala keracunan. Namun, apabila racun masuk ke hati dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan kerusakan struktur mikroanatomi hati (Syarif,2015).
2.2.2 Morfologi
Hati terdiri dari dua lobulus. Lobulus yang berbentuk segienam. Setiap lobulus terdiri atas jejeran sel hati (hematosit) seperti jari-jari roda melingkari suatu venaseutralis. Diantara sel hati terdapat sinusoid yang pada dindingnya terdapat makrofag, yang disebut sebagai sel Kupffer yang dapat memfagositosis se-sel darah rusak dan bakteri. Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu vena porta hepatika dan arteri hepatika. Cabang-cabang kedua pembuluh darah di atas mengalirkan darahnya ke dalam sinusoid-sinosoid. Hematosit menyerap nutrien, oksigen dan zat-zat racun dari darah sinusoid.
……
11
Di dalam hematosit, zat racun kaan dinetralkan atau dihilangkan sifat-sifat racunnya (detoktifikasi). Sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru yang berguna bagi hematosit. Hati juga mampu mensintesis glukosa dari protein dan lemak. Peranan hati pada metabolisme protein penting untuk hidup. Protein plasma kecuali gama glubin, disintesis oleh hati. Protein ini adalah albumin, yang diperlukan untuk mempertahankan tekanan osmotis koloid, dan prototrombin, fibrinogen, dan faktor-faktor pembekuan lainnya (Yulisa, 2014).
2.2.3 Fungsi Hati
Hati sangat penting untuk mempertahankan hidup dan berperan dalam hampir setiap fungsi metabolik tubuh. Funsi hati dalam tubuh meliputi:
a. Pembentukan dan Sekresi Empedu
Hati mensekresi sekitar 500 hingga 1000 ml empedu setiap hari. Unsur utama empedu adalah air (97%), elektrolit, garam empedu, fosfolifid (terutama lesitin), kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (terutama bilirubin terkonjugasi). Empedu penting untuk pencernaan dan absorpasi lemak serta vitamin larut lemak di dalam usus.
b. Metabolisme Karbohidrat
……
12
c. Metabolisme Protein
Fungsi hati berkaitan dengan metabolisme protein mencakup peroses diaminasi asam amino, pembentukan urea untuk pembuangan amino dari cairan tubuh, pembentukan protein plasma, kecuali gamma globulin, dan interkonversi sebagai asam amino dan senyawa lain yang penting dalam metabolisme tubuh.
d. Metabolisme Lemak
Metabolisme lemak dihati meliputi peroses ketogenesis dan sintesis kolesterol, dan penimbunan lemak. Selain itu, juga mencakup peroses hidrolisis trigliserida, kolesterol, fosfolifid, dan lifoprotein menjadi asam lemak dan gliserol.
e. Penimbunan Vitamin dan Mineral
Hati berperan dalam penyimpanan vitamin, seperti vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Selain itu, tembaga dan besi juga disimpan di dalam hati.
f. Detoksifikasi
Fungsi detoksifikasi yang di lakukan oleh enzim-enzim di hati sangat penting dalam mengubah zat-zat yang tidak berbahaya yang kemudian di ekskeresi oleh ginjal (Puspitasari, 2009).
2.3 SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)
2.3.1 Pengertian SGPT
SGPT merupakan suatu enzim yang terdapat pada sel hati.
……
13
bungkus amino antara lain alanine dan asam alfa ketoglutarat. Terdapat banyak di hepatosit dan kosentrasinya relatif rendah dijaringan lain (Rusman, 2017). Serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dalam keadaan normal memiliki kadar yang tinggi dalam sel hati. ,jika terjadi peningkatan yang dominan dari kadar enzim ini, maka ada kemungkinan terjadi suatu proses yang mengganggu sel hati. Bila hati mengalami kerusakan, enzim SGPT akan dilepas ke dalam darah sehingga terjadi peningkatan kadar enzim SGPT dalam darah (Syifaiyah, 2008).
2.3.2 Metabolisme
……
14
bisa dipakai sebagai indikator untuk melihat kerusakan sel. Kadar ALT (alanine aminotransferase) juga lebih sensitif dan spesifik daripada kadar AST (aspartat aminotransferase) dalam mendeteksi penyakit hati. Enzim ini yang banyak ditemukan pada organ hati terutama sitosol. Dalam transaminase Pada glutamat oksaloasetat transaminase diperlukan oleh tubuh untuk mengurangi kelebihan amonia. Enzim ini lebih spesifik ditemukan pada organ jantung, otot, pankreas, paru-paru, dan otot skelet. Enzim ini berfungsi untuk mengkatalis pemindahan amino dari alanin ke α-ketoglutarat. Produk dari reaksi transaminase reversibel adalah piruvat dan glutamate (Kendran, Arjana, dan Prandyantari, 2017).
2.3.3 Metode Pemeriksaan SGPT
Pemeriksaan SGPT menggunakan metode kinetik-IFCC. Alanin mengkatalisis reaksi pemindahan gugus NH2 dari asam amino alanin ke asam alfa ketoglutarat. Hasilnya terbentuklah asam keto yang lain, yang berasal dari alanin yaitu asam piruvat dan asam amino yang berasal dari asam alfa-ketoglutarat yaitu asam glutamate. Prinsip kerja enzim GPT adalah sebagai berikut:
GPT L-Alanin + α Ketoglutarat Piruvat + L-Glutamat
LDH Piruvat + NADH + H+ Laktat + NAD+
……
15
2.4 Hubungan Antara Merokok dengan Kadar SGPT
Hubungan kebiasaan merokok dengan kadar SGPT yaitu dimana SGPT akan lebih tinggi pada perokok secara signifikan dibandingkan dengan orang yang bukan perokok. Hal ini terdapat perbedaan bermakna kadar SGPT antara perokok dan bukan perokok. Senyawa kimia yang terkandung di dalam rokok merupakan senyawa kimia berbahaya dan toksik bagi tubuh. Beberapa diantaranya kandungan yang terdapat di dalam rokok ialah nikotin, karbon monoksida, nitrit oksida, dan berbagai macam radikal bebas. Asap rokok mengandung radikal bebas dalam jumlah yang sangat tinggi diperkirakan dalam satu kali hisapan terdapat sepuluh molekul radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom sangat reaktif yang dapat memicu steres oksidatif terhadap sel hepar. Paparan asap rokok terhadap perokok yang bersifat menahun dapat menimbulkan kerusak sel yang bersifat kronik. Jadi semakin lama sesorang memiliki kebiasaan merokok maka semakin tinggi resiko menderita kerusakan hepar sehingga pada kondisi ini akan meningkatkan kadar SGPT di dalam darah (Roza, Oenzil, Pertiwi, 2017).
2.5 Penelitian yang Dilakukan Oleh Peneliti Sebelumnya
……
16
17
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Gambaran Kadar SGPT (Serum Glutamic Pyrupat Transaminase) pada Perokok aktif.
……
18
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
19
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.9 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam penelitian. Desain penelitian digunakan sebagai petunjuk dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab pertanyan penelitian (Nursalam, 2011). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif karena hanya ingin mengetahui gambaran kadar SGPT pada perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo Kabupaten Jombang
4.10 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari perencanaan (penyusunan proposal) sampai laporan terakhir yaitu dari bulan Maret 2018 sampai bulan Agustus 2018.
4.2.1 Tempat penelitian
…….
20
4.3 Populasi Penelitian, Sampling dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
akan diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo kabupaten jombang yang berjumlah 36 orang.
4.3.2 Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling, yaitu metode penetapan sampel tertentu yang dinilai sesuai dengan tujuan atau masalah penelitian dalam sebuah populasi (Nursalam, 2008).
4.3.3 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perokok aktif yang ada di RT 07 desa Candimulyo kabupaten jombang yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Kriteria inklusi adalah keriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, yang termasuk kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Perokok aktif yang bersedia menjadi objek penelitian. 2. Lama merokok > dari 1 tahun
3. Menghabiskan rokok lebih dari satu bungkus /hari
Kriteria eksklusi adalah kriteria yang tidak diteliti atau populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel, kriteria eksklusi dalam penelitian ini sebagai berikut:
…….
21
2. Orang yang mengkonsumsi obat deksametason
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Kerangka kerja merupakan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian yang berbentuk kerangka hingga analisa data (Hidayat, 2010).
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Gambaran Kadar SGPT Pada Perokok Aktif di RT 06 dan RT 07 desa Candimulyo Kabupaten Jombang
Identifikasi Masalah
Desain Penelitian Deskriptif
Populasi
Seluruh perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo kabupaten jombang yang berjmlah 36 orang
Sampling Purposive Sampling
Sampel
Sebagian perokok aktif di RT 07 dusun Candimulyo kabupaten Jombang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Pengolahan Data Editing, Coding, dan Tabulating
Analisa Data
Penyusunan Laporan Akhir Penyajian Data
…….
22
4.5 Variabel dan Definisi Operational Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tenyang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah kadar SGPT pada perokok aktif di RT 07 desa Candimulyo Kabupaten Jombang.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel menurut Hidayat, 2010 adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan kriteria yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secar cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
…….
23
4.6 Instrumen Penelitian dan Pengumpulan Data
4.6.1 Instrumen Penelitian
a. Reagen 1 : Tris buffer (132,5 mmol/L), L-alanine (687,5) mmol/L), LDH (≤ 2.300 u/L), sodium azide (0,095%).
b. Reagen 2 : Tris buffer, NADH, ketoglutarat, Sodium azide (Apriani, 2011).
4.6.3 Prosedur Perijinan Penelitian
1. Meminta formulir permohonan surat pengantar penelitian kepada admin prodi.
2. Mengisi formulir tersebut, kemudian meminta tanda tangan pembimbing KTI.
3. Menyerahkan formulir tersebut kepada BAAK.
4. Melayangkan surat ijin penelitian kepada Dinas Kesehatab Kabupaten Jombang.
…….
24
6. Melakukan wawancara kepada responden untuk memastikan responden termasuk kedalam kriteria penelitian.
7. Memberikan lembar persetujuan kepada responden dan menjelaskan maksud dan tujuan peneltian dalam hal ini akan dilakukan tindakan invasif yaitu pengambilan darah. Jika responden bersedia responden harus menandatangani lembar persetujuan.
4.6.4 Prosedur Pengambilan Darah
1. Mempersiapan alat-alat yang diperlukan : Spuit, kapas alkohol 70%, torniquet, plester, dan tabung.
2. Melakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah.
3. Meminta pasien meluruskan lengan, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
4. Mendesinfeksi kulit sekitar tempat pengambilan darah (daerah vena mediana cubiti) dengan alkohol 70% dan biarkan mengering.
5. Menusuk vena dengan posisi jarum 30° dari kulit, bila darah tampak mengalir ke dalam spuit, segera melepaskan tourniquet dan menarik pin ston pelan-pelan hingga didapatkan daarah sesuai kebutuhan.
6. Mengeluarkan jarum dengan hati-hati kemudian menutup bekas tusukan dengan kapas kering dan plaster (Firdaus, 2017)
4.6.5 Prosedur pembuatan serum
1. Memasukkan Darah kedalam tabung didiamkan selama 10-20 menit.
2. Memusingkan darah selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm. 3. Memisahkan serum dari endapan sel darah merah dengan cara
…….
25
4.6.6 Prosedur pemeriksaan SGPT(Serum Glutamic Pyruvic
Transaaminase)
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Membuat monoreagen terlebih dahulu dengan menambahkan R1 tambah R2 dengan perbadingan 4/1 (R1 400 µl ditambah R2 100 µl 3. Menmastikan fotometer Microlab 300 dalam kondisi ready dengan
panjang glombang 340 nm dan suhu 37 *C kemudian pilih program pemeriksaan SGPT
4. Memipet reagen SGPT sebanyak 500 µl dan menambah 50 µl serum lalu campur sampai merata
5. Membaca kadar absorbansi pada alat fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
4.7 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
4.7.1 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan Editing, Coding dan Tabulating.
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2007).
Dalam editing ini akan diteliti: a. Lengkapnya pengisian
b. Kesesuaian jawaban satu sama lain. c. Relevansi jawaban.
…….
26
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini pengkodean sebagai berikut :
1) Responden
Perokok Ringan (1-10) J1 Perokok Sedang (11-20) J2 Perokok Berat (>20) J3
3. Tabulating
Tabulating yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh penelti (Notoatmodjo, 2010). Data yang telah diperoleh dari hasil pemeriksaan terhadap sampel dimasukkan ke dalam tabel-tabel, sesuai dengan jenis variabel yang diolah.
4.7.2 Analisa Data
…….
27
menunjukkan peningkatan kadar SGPT sehingga menggambarkan karakteristik dan tujuan penelitian, dari masing-masing hasil yang diperoleh akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagi berikut :
Keterangan P = persentase
ƒ = frekuensi hasil pemeriksaan peningkatan kadar SGPT
N = jumlah sampel yang diteliti
Setelah diketahui hasil persentase dari perhitungan kemudian ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut:
a. 1% - 39% : sebagian kecil responden tabel-tabel yang menunjukkan ada tidaknya kenaikan kadar SGPT pada tukang parkir sehinggga menggambarkan karakteristik dan tujuan penelitian. mengajukan permohonan pada instansi terkait untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan data, dengan menggunakan etika sebagai berikut :
P = x 100 %
ƒ
…….
28
4.8 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini mengajukan permohonan pada indtansi terkait untuk mendapatkan persetujuan, setelah disetujui dilakukan pengambilan data, dengan menggunakan etika sebagai berikut :
4.8.1 Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia menjadi responden, kemudian menandatangani lembar persetujuan.
4.8.2 Anonimity (Tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin kerahasiaan identitas.
4.8.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
29
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang, didapatakan hasil berupa data umum dan dan data khusus. Data umum meliputi usia dan lama merokok responden, riwayat penyakit liver responden, jumlah rokok yang di konsumsi/hari responden dan kebiyasaan menkonsumsi obat responden seperti deksamitason. Data khusus berupa data hasil SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang.
5.1.1 Data Umum
Data umum penelitian pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang dapat diketahui sebagai berikut :
A) Karektristik responden berdasarkan usia
Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan usia pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 5.1 Karektristik responden berdasarkan usia
No Usia Jumlah orang Persentase(%)
…….
30
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan seluruhnya responden memeiliki usia rata-rata 30 sampai 65 tahun yaitu sebnyak 20 responden (100%).
B) Karektristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi rokok Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi rokok pada perokok aktif RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel di bawah ini : Tabel 5.2 Karektristik responden berdasarkan lama mengkonsumsi
rokok
No Lama merokok Jumlah orang Persentase(%)
1 1-5 tahun 0 0%
2 >5 tahun 20 100%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki lama merokok lebih dari 5 tahun dengan rata-rata usianya 33 samapai 30 samapai 65 tahun yaitu sebnyak 20 responden (100%)
C) Karektristik responden berdasarkan jumlah rokok yang di konsumsi /hari
Berikut merupakan karektristik responden berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi/hari di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 5.3 Karektristik responden berdasarkan jumlah rokok yang
dikonsumsi /hari
…….
31
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan seluruh responden mengkonsumsi rokok 11-20 batang/hari yaitu sebanyak 20 responden (100%)
D) Karaktristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver
Berikut merupakan karektristik responden berdasarkam riwayat penyakit liver pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 5.4 Karektristik responden berdasarkan riwayat penyakit liver
No Riwayat penyakit liver Jumlah orang Persentase(%)
1 Ya 0 0%
2 Tidak 20 100%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan seluruh responden tidak memiliki penyakit liver yaitu sebanyak 20 responden (100%). 5.1.2 Data Khusus
Data khusus dalam penelitian adalah kadar SGPT (Serum Gutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok aktif di RT 07 Desa Candimulyo Kbupaten Jombang yang diuraikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 5.5 Karaktristik responden berdasarkan kadar SGPT (Serum Gutamic Pyruvic Transaaminase)
No Kadar SGPT U/L Jumlah orang Persentase(%)
1 Normal 20 100%
2 Tidak normal 0 100%
Jumlah 20 100%
Sumber : Data Primer 2018
…….
32
responden (100%) berdasarkan buku panduan nilai normal laboratorium mojoagung yaitu 40 U/L
5.2 Pembahasan
Pada penelitian ini terdapat subjek penelitian sebanyak 20 orang yang bersedia menjadi responden. Hasil pemeriksaan laboratorium kadar serum SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada 20 responden menunjukkan seluruhnya memiliki kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) normal. Dari hasil tersebut diketahui bahwa tidak terjadi kerusakan fungsi hati pada responden yang merokok di RT 07 Desa Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.
Menurut peneliti ada banyak faktor yang menyebabkan nilai SGPT pada seluruh responden normal salah satunya adalah jumlah rokok. Dalam penelitian ini responden yang diambil adalah para perokok aktif yang masuk kriteri sedang yaitu mengkonsumsi rokok diantara 11 – 20 batang perhari.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Alhibrii Abdrabo, dan Lutfi terjadi peningkatan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) secara signifikan dapat terjadi pada perokok aktif. Peningkatan kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) secara signifikan terjadi pada perokok berat, tetapi tidak pada perokok ringan dan sedang. Toksisitas suatu zat ditentukan oleh besarnya paparan atau jumlah rokok yang dikonsumsi. Semakin banyak jumlah rokok yang dikonsumsi maka semakin tinggi resiko terkena berbagai macam penyakit.
…….
33
sampel mengalami peningkatan SGPT karena beberapa sampel ini setiap hari mengkonsumsi ≥ 40 batang rokok.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh safithri tahun 2018 Hati merupakan organ yang besar didalam tubuh manusia yang mempunyai kemampuan regenerasi yang luar biasa. Dimana kemampuan regenerasi ini terjadi sepanjang usia manusia. Terapi fibrosis hati yang berkembang saat ini lebih banyak terfokus pada bagaimana mengobati sel/ jaringan yang sakit berdasarkan patogenesis dan merupakan potensi sel-sel sehat. Sel sehat ini masih mempunyai potensi untuk regenerasi dan memperbaiki daerah yang sakit. Bila kedua hal ini dapat dilakukan bersama-sama maka akan mempercepat proses regenerasi hati. pada saat hati mengalami kerusakan sel stelata, sel punca endogen, sel Kupfer, akan mengeksplorasi kontribusi hepatosit dan enzim proteolitik pada proses homeostasis dan perbaikan hati khususnya pada kondisi fibrosis.
34 BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten Jombang dapat disimpulkan bahwa seluruh perokok aktif memiliki nilai kadar SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) normal.
6.2 Saran
1. Bagi masyarakat
Kepada seluruh masyarakat disarankan untuk mengurangi mengkonsumsi rokok dan melakukan gaya hidup sehat dengan cara mengatur pola makan dan rajin olahraga.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian lanjutan gambaran kadar SGPT(Serum Glutamic Pyruvic Transaaminase) pada perokok
3. Bagi institusi
…….
35
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Masita, Nur., 2017, Analisa pengaruh konsumsi rokok terhadap produktivitas tenaga kerja di indonesi. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negri Yogyakarta,2017
Apriyani, S. 2011. Karakterisasi Komproses Pragelatinisasi Pati Singkong Fosfat dan Karaginan Sebagai Eksipien Farmasi. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia. Depok.
Arikunto, S., 2010 Prosedur Penelitian: Suatu Pendektan Praktik. Penerbit Yudisthira PT Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Diana Puspitasari. 2009. Analisis pengaruh CAR, NPL, PDN, NIM, BOPO, LDR Fathiyah Safithri, 2018. Mekanisme Regenerasi Hati secara Endogen pada
Fibrosis Hati
Hidayat, Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Pradigma Kuantitatif, Health Books, Jakarta.
Kendran Anak AS, Arjana Anak AG, Pradnyantari Anak ASI, 2017, Aktivitas Enzim Alanine-Aminotransferase dan Aspartate Aminotransferase pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Ekstrak Buah Pinang, Universitas Udayana, Volume 9 No. 2: 132-138. Agustus 2017.
Kumala Sari hesty, Budirahardjo Roedy, Sulistyani Erna, 2015, Kadar Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT) pada Tikus Wistar (Rattus norvegicus) Jantan yang Dipapar Stresor Rasa Sakit berupa Electrical Foot Shock selama 28 Hari, Universitas Jember e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 3(no 2.), Mei, 2015
Laili Ulfiatul, 2013, Pengaruh pemberian temulawak (curcuma xanthorrhiza Roxb)dalam bentuk kapsul terhadap kadar SGPT ( Serum Glutamat Piruvat Transaminase ) dan SGOT ( Serum Glutamat Oksaloasetat Transaminase ) pada orang sehat Yogyakarta: skripsi jurusan pendidikan kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta 2013.
Lomanorek Vania Y, Assa Youla A, Mewo Yanti M, 2016 Gambaran kadar serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) pada perokok aktif usia > 40 tahun Manado : Fakultas Universitas Sam Ratulangi Manado . jurnal e-Biomedik (eBm) vol 4 no. 1 th 2016
…….
36
Notoatmojo, S., 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan Rinek cipta. Jakarta. Nursalam. (2014). Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik
keperawatan profesional edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Konsep an penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Roza Yelpi Novita, Oenzil Padil, Pertiwi Dian, 2017 Hubungan antara merokok dan tingkat aktivitas aminotransferase serum pada pegawai kantor. Padang :Fakultas Kedokteran Universitas andalas padang, Jurnal Kesehatan Andalas, 2017.
Rusman, 2017, gambaran sgot dan sgpt pada penderita demam berdarah di rumah sakit Columbia asia medan: skripsi fakultas biologi universitas medan area medan 2017.
Sapna meizun, 2016, kadar kalsium darah pada perokok aktif (studi di RT 04/RW 02 Dusun Candimulyo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. KTI Program studi diploma III Analis kesehatan insan cedekia medika jombang 2016.
Simarmata Sondang,2012, perilaku merokok pada siswa-siwi madrasah tasnawiyah negri model kuok kecamatan bangkinang baret kabupaten Kampar provinsi riau: skripsi fakultas kesehatan masyarakat program studi serjana kesehatan masyarakat depok juni 2012.
Sirih Gabrielle E. . Engka Joice N. Sylvia R. Marunduh SylviaR. 2017, Hubungan Merokok dan Kadar Leukosit pada Perokok Kronik, Manado: Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2017
Syarif Edan Jayati, 2015, visualisasi deposit logam berat timbel (pb) pada organ hati ikan bandeng (chanos-chanos) dengan pewarnaan rhodizonate melalui metode histoteknikMakasar : Skripsi fakultas kedokteran universitas hasanudin makasar 2015
Syifaiyah Baiq, 2008, pengaruh pemberian ekstrak daun pegagan (centela asiatica) terhadap kadar sgpt dan sgot hati mencit (mus musculus) yang diindukasi dengan parasetamo, Malang: .Fakultas sains dan teknologi universitas islam negri malang 2008
Tanoeisan Angelina P. Mewo Yanti M. Kaligis Stefana H.M. 2016, Gambaran kadar serum glutamic pyrupic transaminase (SGPT) pada perokok aktif usia > 40 tahun,Manado: skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.
…….
37
…….
38
Lampiran 1
INFORMED CONCENT
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian:
GAMBARAN KADAR SGPT (Serum Glutamic Pyrupic Transaminase) PADA PEROKOK AKTIF
(Studi di RT 07 Desa Candimulyo Kabupaten jombang )
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur/tanggal lahir :
Alamat :
Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian yang akan dilakukan oleh Muhtar Sidi, mahasiswa semester VI dari Program Studi Diploma III Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang. Demikian pernyataan ini saya tanda tangani untuk dapat dipergunakan seperlunya.
Jombang, juli 2018
…….
39
Lampiran 2
LEMBAR KUESIONER
2. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden : ... Nama : ... Umur : ... Jenis kelamin : ... Alamat : ...
Daftar Pertanyaan :
1. Berapa lama mengkonsumsi rokok a. 1-5 tahun
b. ˃5 tahun
2. Riwayat penyakit hati a. iya
b. tidak
3. Jumlah rokok yang dikonsumsi/ hari a. 1- 10 batang/hari
…….
40
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
PEMERIKSAAN KADAR SGPT PADA PEROKOK AKTIF RT 07 DECA CANDIMULYO KABUPATEN JOMBANG
(Studi di Puskesmas mojoagung )
Responden Hasil Pemeriksaan Kategori
…….
41
Lampiran 4
TABULASI HASIL PEMERIKSAAN
JUMLAH LEUKOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG
TIDAK TERKONTROL
(Studi di Puskesmas Bareng Kabupaten Jombang) Responden Umur Jumlah rokok yang
…….
42
…….
43
…….
44
…….
…….
46
…….
47
Lampiran 10
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
a. Torniquet b. Plaster
c. Spuit d. Kapas Alkohol
…….
48
g. Pengambilan sampel darah h. Serum centrifuge yang didapat setelah
i. Menghomogenkan reagen SGPT dengan serum