• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Studi Di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Studi Di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF

TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN

(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)

KARYA TULIS ILMIAH

Vera Suci Permatasari

14.131.0070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(2)

ii

(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang

Vera Suci Permatasari

14.131.0070

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

(3)

iii

Vera Suci Permatasari1, Zainul Arifin2, Sri Lestari3 Diploma III Analis Kesehatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang

vsuci39@yahoo.com

ABSTRAK

Merokok adalah tindakan menghisap asap yang berasal dari pembakaran tembakau. Prevalensi perokok di Indonesia mengalami penigkatan dari tahun ke tahun. Kebiasaan merokok dan menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok, salah satunya adalah berdampak pada kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh perokok aktif dan perokok pasif terhadap kadar hemoglobin.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah warga laki-laki desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 yang terdiri dari 15 perokok aktif dan 10 perokok pasif yang diambil secara Purposive Sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perokok aktif dan perokok pasif, sedangkan variabel dependennya adalah kadar hemoglobin darah. Dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

editing, coding, entry data, dan tabulating.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 dari 15 (66,67%) perokok aktif dan 6 dari 10 (60%) perokok pasif memiliki kadar hemoglobin yang tinggi (abnormal). Pada uji SPSS dengan uji Mann Whitney pada pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin didapat hasil p=0,002. Sedangkan pada pengaruh perokok pasif terhadap kadar hemoglobin didapat nilai p=0,01.

Kesimpulan dari penelitian ini pada perokok aktif maupun perokok pasif didapatkan hasil nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna baik perokok aktif maupun perokok pasif terhadap kadar hemoglobin di dalam darah.

(4)

iv

Vera Suci Permatasari1, Zainul Arifin2, Sri Lestari3 Diploma III of Health Analyst

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang vsuci39@yahoo.com

ABSTRACT

Smoking is the act of sucking smoke from burning tobacco. The prevalence of smokers in Indonesia has increased from year to year. Smoking habit and inhaling smoke from burning cigarettes has a negative impact on health. Many dangerous diseases caused by cigarettes or the habit of inhaling cigarette smoke, one of which is an impact on blood hemoglobin levels. The purpose of this research is to know the influence of active and passive smokers on hemoglobin levels.

This research design used in this research was analytical research with cross sectional approach. The sample of this research was village men of Candi Mulyo RT 03 RW 03 consisting of 15 active smokers and 10 passive smokers taken by Purposive Sampling. Independent variable in this research was active smoker and passive smoker, while the dependent variable is blood hemoglobin level. And data processing used editing, coding, data entry, and tabulating.

The results showed that 10 of 15 (66.67%) active smokers and 6 of 10 (60%) passive smokers had high levels of hemoglobin (abnormal). In SPSS test with Mann Whitney test on the influence of active smokers on hemoglobin levels was obtained results p = 0.002. While the influence of passive smokers on hemoglobin levels obtained p value = 0.01.

The conclusion of this research on active and passive smokers got result p value <0,05. It means that there was significant influence both active and passive smokers to hemoglobin level in blood.

(5)
(6)
(7)
(8)

viii

Suyatno dan ibu Hoyyima. Penulis merupakan putri tunggal.

Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Dapenda 1, tahun 2011 penulis lulus dari

SMPN 1 Sumenep, dan tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 1 Sumenep. Pada

tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika”

Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi DIII Analis

Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia

Medika” Jombang.

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.

Jombang, 03 Agustus 2017 Yang menyatakan

(9)

ix

Something You’ve Never Done”

(Jika Anda Menginginkan Sesuatu yang Belum Pernah Anda Miliki, Anda Harus

(10)

x

setiap langkah-langkah ku. Engkau berikan jalan keluar di setiap kesulitanku.

Pada lembar persembahan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

kepada pihak-pihak yang sangat mendukung penulis dalam pembuatan dan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :

1. Kedua orang tua saya yang selalu membimbing saya, memberikan motivasi untuk saya. Yang selalu menyertakan saya dalam doa-doa terbaiknya di

setiap akhir ibadahnya.

2. Semua dosen STIKes ICMe Jombang yang dengan ikhlas memberikan ilmu kepada saya, yang membimbing saya dengan penuh ketekunan dan rasa

sabar, tanpa meminta imbalan.

3. Fathor Rosiki yang selalu memberikan motivasi dan memberi dukungan

kepada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Yang tidak pernah

bosan mendengarkan keluh kesah saya dalam menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

4. Sahabat-sahabatku (HipHop dan Rizkot) yang selalu memberikan motivasi dan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Adik-adik Kost yang juga selalu menghibur dan memberi motivasi dalam

proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Semua teman-teman seperjuangan yang ikut memberikan saran dan

mendoakan lancarnya penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini

7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang

memberikan saran dan sumbangan pemikiran untuk kesempurnaan Karya

(11)

xi

Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif Terhadap Kadar

Hemoglobin” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Alhi Madya

Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh

karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH., Ibu Erni

Setiyorini, S.KM., MM., Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs., M.Kes., Ibu Sri Lestari,

S.KM., dosen-dosen Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang, ayah dan ibu,

serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya

Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Krtitik

dan saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, 03 Agustus 2017 Penulis

(12)

xii

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL DALAM ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ... v

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

2.4 Pengaruh Merokok terhadap Kadar Hemoglobin... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual ... 27

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 28

3.3 Hipotesis ... 28

4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 32

4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian ... 33

4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data... 35

(13)

xiii

Halaman

Gambar 2.1 Rokok dan Penyusunnya... 11

Gambar 2.2 Dampak Merokok... 14 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Perokok Aktif dan

Perokok Pasif Terhadap Kadar Hemoglobin... 27 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Perokok Aktif

(14)

xiv

Halaman

Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah... 17

Tabel 2.2 Perbedaan Eritrosit Leukosit dan Trombosit... 23

Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin... 25

Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 32

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 38

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 39

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Perokok Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 39

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Aktif... 40

(15)

xv

CO : Karbon Monoksida

DDT : dichloro-diphenyl-trichloro-ethane

gr/dl : Gram per desiliter

Hb : Hemoglobin

mm3 : Milimeter kubik

ºC : Derajat Celcius

PP : Peraturan Pemerintah

(16)

xvi

Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Siap Seminar Proposal dan Seminar Hasil

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Untuk Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Izin Melakukan Penelitian

Lampiran 5 Informed Consent (Lembar Persetujuan Bersedia Menjadi

Responden)

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Untuk Diambil Sampel

Lampiran 7 Lembar Quesioner

Lampiran 8 Surat Izin Melakukan Pemeriksaan Sampel

Lampiran 9 Standar Prosedur Operasional (SOP)

Lampiran 10 Print Out Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di RSIA Muslimat

Jombang

Lampiran 11 Data Hasil Penelitian

Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Statistik

Lampiran 13 Dokumentasi

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi, memiliki

afinitas (daya gabung) terhadap oksigen. Gabungan antara hemoglobin

dengan oksigen disebut oksihemoglobin di dalam sel darah merah (Evelyn,

2009 hal 134). Fungsi utama dari hemoglobin adalah membawa oksigen dari

paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon

monoksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.

Namun, daya afinitas oksigen terhadap hemoglobin lebih lemah

dibandingkan dengan daya afinitas karbon monoksida terhadap hemoglobin.

Untuk penetapan kadar hemoglobin berdasarkan pada anggota umur. Anak

dengan usia 6 bulan – 4 tahun kadar normal hemoglobinnya adalah 11,0

gr/dl, anak dengan usia 5 tahun – 11 tahun kadar normal hemoglobinnya

adalah 11,5 gr/dl, anak dengan usia 12 tahun – 14 tahun kadar normal

hemoglobinnya adalah 12,0 gr/dl, untuk kadar normal hemoglobin laki-laki

dewasa adalah 13,0 gr/dl, perempuan dewasa kadar normal hemoglobinnya

adalah 12 gr/dl, dan untuk kadar normal hemoglobin perempuan hamil

adalah 11,0 gr/dl (WHO, 2011).

Merokok bukan hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat. Di dalam

aktifitas merokok, orang yang dengan sengaja membakar rokok dan

menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut disebut sebagai perokok

aktif. Sedangkan orang yang tidak merokok, namun terpapar atau menghirup

asap rokok disebut sebagai perokok pasif. Kebiasaan merokok dan

menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai dampak yang

buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh

rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok. Tidak sedikit perokok aktif

(18)

telah banyak mengetahui tentang bahaya yang disebabkan oleh rokok,

namun tidak sedikit pula dari mereka tetap melakukan kebiasaan

merokoknya akibat ketergantungan. Sedangkan, untuk seorang pasif mereka

belum banyak mengetahui tentang bahaya yang dapat ditimbulkan akibat

terpapar atau menghirup asap rokok yang bagi kesehatannya. Seorang

perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama memiliki resiko untuk

terserang oleh penyakit yang disebabkan oleh rokok tesebut, karena baik

perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama menghirup asap dari

pembakaran rokok, yang merupakan pembakaran tidak sempurna. Asap

rokok yang masuk ke dalam tubuh memiliki pengaruh terhadap kadar

hemoglobin di dalam tubuh. Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh

mengandung karbon monoksida yang dapat mempengaruhi hemoglobin di

dalam darah untuk berikatan dengan oksigen. Merokok merupakan salah

satu pencetus penyakit penyebab kematian yang bisa dicegah di dunia

(WHO, 2008).

Pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapi 1,3 milyar orang.

Prevalensi perokok di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi merokok

pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3%,

pada usia 15-19 tahun sebesar 33,1%, pada usia 20-24 tahun sebesar

12,1%, pada usia 24-29 tahun sebesar 3,4%, dan pada usia ≥30 tahun

sebesar 4% (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2010 riset membuktikan bahwa

prevalensi merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14

tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia

20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 20-24-29 tahun sebesar 4,3%, dan pada

usia ≥30 tahun sebesar 3,9% (Riskesdas, 2010). Proporsi terbanyak perokok

(19)

banyak dibandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%),

berdasarkan jenis pekerjaan petani, nelayan, buruh adalah perokok aktif

setiap hari yang memiliki proporsi 44,4% dibandingkan kelompok pekerjaan

lainnya (Riskesdas, 2013). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Propinsi

Jawa Timur, kawasan Kabupaten Jombang memiliki prosentase merokok

sebesar 21.2% (Kemenkes, 2012).

Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup

asap rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor

yang dapat meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh.

Peningkatan karbon monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin

untuk berikatan dengan oksigen. Karena, karbon monoksida memiliki daya

afinitas yang lebih kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dibandingkan

dengan daya afinitas yang dimiliki oleh oksigen untuk berikatan dengan

hemoglobin. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kadar hemoglobin di

dalam darah. Tidak hanya seorang perokok aktif, perokok pasif pun beresiko

dapat mengalami peningkatan kadar karbon monoksida di dalam tubuh,

karena meskipun mereka tidak merokok, perokok pasif menghirup asap

rokok yang dihasilkan oleh orang yang membakar rokok disekeliling mereka.

Itulah penyebab mengapa seorang perokok pasif juga memiliki resiko kadar

hemoglobin di dalam darahnya menjadi tidak normal. Sedangkan apabila

kadar hemoglobin dalam darah tidak normal maka akan menyebabkan

berbagai macam masalah kesehatan. Peningkatan kadar hemoglobin dalam

darah menyebabkan gangguan pada paru-paru seperti, fibrosis paru-paru,

penyakit jantung kongenital, cor pulmonale, polisitemia vera. Sedangkan

penururan kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penyakit

(20)

Menurut penelitian oleh John W. Adamson (2005) yang dikutip dalam

jurnal Melkior (2012) pada perokok berat terjadi peningkatan kadar

hemoglobin. Peningkatan kadar hemoglobin pada perokok terjadi karena

adanya reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar

oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon

monoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat

dibandingkan dengan oksigen, sehingga hemoglobin lebih banyak berikatan

dengan karbon monoksida daripada dengan oksigen. Akibat dari afinitas

yang lebih kuat yang dimiliki oleh karbon monoksida untuk berikatan dengan

hemoglobin maka tubuh meningkatkan hematopoeisis yang kemudian akan

meningkatan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya tekanan parsial

oksigen (PO2) di dalam tubuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Melkior T. Makawekes

dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin Darah pada

Pria Perokok dan Bukan Perokok pada tahun 2012 didapatkan hasil bahwa

terdapat perbedaan antara kadar hemoglobin darah seorang perokok

dengan kadar hemoglobin darah bukan perokok. Dimana rata-rata hasil yang

didapatkan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah seorang perokok

lebih tinggi daripada hemoglobin darah bukan seorang perokok.

Tidak normalnya kadar hemoglobin di dalam darah dapat dicegah

dengan mengurangi konsumsi rokok atau jika bisa berhenti merokok pada

perokok aktif, dan untuk perokok pasif dapat dicegah dengan menghindari

paparan langsung terhadap asap rokok, misalnya dengan menggunakan

masker, cukup olahraga dan membiasakan pola hidup sehat. Berdasarkan

pada uraian di atas peneliti ingin meneliti sejauh mana pengaruh rokok

(21)

1.2 Rumusan Masalah

a. Mengidentifikasi perokok aktif dan perokok pasif

b. Mengidentifikasi kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok

pasif

c. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin

d. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaaat Teoritis

Dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam bidang

Hematologi dan menambah wawasan untuk pembaca serta dapat

dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi dan Tenaga Kesehatan

Dapat memberikan penyuluhan kepada berbagai pihak

tentang bahaya dari merokok, tentang pengaruh peningkatan

karbon monoksida terhadap kadar hemoglobin yang disebabkan

oleh aktifitas merokok dan menghirup asap rokok baik secara

(22)

b. Bagi Masyarakat

Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang

bahaya, dampak, serta hubungan merokok dengan kadar karbon

monoksida yang dapat berdampak pada kadar hemoglobin di

dalam darah. Masyarakat juga dapat menerapkan pola hidup

sehat dengan cara tidak merokok dan dapat menghindari paparan

dari asap rokok.

c. Bagi Peneliti Lain

Dapat dijadikan sebagai acuan dan juga referensi untuk

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok dan Perokok

2.1.1 Pengertian Rokok

Menurut PP No.81/1999 Pasal 1 Ayat (1), rokok adalah hasil

olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya

yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan

spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar

dengan atau tanpa bahan tambahan (Apandi 2010, hal 95).

Rokok merupakan olahan dari tembakau yang sudah kering dan

diolah sedemikian rupa hingga berupa sebuah gulungan yang dilapisi

dengan kertas putih di bagian luarnya. Rokok digunakan dengan cara

membakar di salah satu ujungnya dan menghisapnya di ujung yang

lain. Rokok dapat banyak dijumpai di berbagai tempat pembelian, dari

toko yang kecil hingga di toko-toko besar. Harga dari rokok tersebut

juga bermacam-macam, ada yang harganya murah ada juga yang

harganya bisa dibilang sangat mahal. Rokok adalah salah satu produk

tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup

termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang

dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan

spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin

dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Depkes, 2010).

Seperti yang telah banyak diketahui bahwa rokok dapat

menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya apabila

digunakan. Di dalam rokok terdapat banyak zat kimia. Zat kita tersebut

dapat masuk ke dalam tubuh melalui asap yang dikeluarkan dari hasil

(24)

pembakaran rokok tersebut yang kemudian dihisap. Di dalam asap

rokok mengandung sekitar 3.800 zat kimia. Sekitar 40 zat kimia di

antaranya merupakan zat kimia yang beracun dan karsinogenik atau

pemicu kanker (Wasis, 2008 hal 123).

2.1.2 Kandungan dalam Rokok

Seperti yang telah banyak diketahui bahwa di dalam rokok sangat

banyak memiliki kandungan bahan kimia. Bahan-bahan kimia

penyusun rokok tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan atau

bersifat toksik, bahkan ada beberapa di antaranya yang bersifat

karsinogenik. Bahan kimia yang ada di dalam rokok antara lain adalah

ammoniak (pembersih lantai), arsenik (racun tikus), aceton (peluntur

cat kuku), asam sulfurik (bahan pupuk atau peledak), butana (bahan

bakar korek api), metanol (bahan bakar roket), naptalen (kapur barus),

polonium (unsur radioaktif), toluna (pelarut industri), vinil klorida (bahan

plastik pvc), DDT (insektisida terlarang) dan shellac (pelitur kayu)

(Nenggala, 2007 hal 71).

sebatang rokok terdapat kurang lebih 8-12 mg nikotin. Penggunaan

nikotin pada dosis rendah dapat menyebabkan tekanan darah naik,

sakit kepala, meningkatkan sekresi getah lambung yang dapat

menyebabkan penyakit mag, muntah-muntah, dan diare.

Sedangkan penggunaan nikotin dalam dosis yang tinggi dapat

(25)

berhentinya kerja jantung. Nikotin merupakan zat kimia perangsang

yang dapat merusak kerja jantung, nikotin juga dapat menyebabkan

efek ketergantungan terhadap pemakainya (Wasis, 2008 hal 123).

2. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna

dan tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna

senyawa karbon. Merokok merupakan salah satu pembakaran yang

tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan

karbon monoksida. Tingginya kadar monoksida yang ada di dalam

tubuh dapat mempengaruhi kerja hemoglobin untuk berikatan

dengan oksigen (Wasis, 2008 hal 123).

3. Tar

Tar adalah sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang

merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan

menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara

0.5-35 mg/batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat

menyebabkan kanker pada jalan napas dan paru-paru. Tar

merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning

kecoklatan pada kuku dan gigi perokok. Selain itu tar dapat

membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic

aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogenik yang ada

dalam tar (Sugito, 2007 hal 41).

Di dalam rokok tidak hanya tersusun atas bahan kimia, rokok

juga tersusun atas bahan baku atau bahan pokok. Bahan baku

(26)

1. Tembakau

Tembakau merupakan salah satu bahan baku dari pembuatan

rokok. Tembakau memiliki nama latin Nicotiana tabacum yang

termasuk ke dalam famili Solanaceae. Untuk dapat dijadikan rokok,

tanaman tembakau ini harus dipetik terlebih dahulu dari batangnya,

diambil dari bagian-bagian bawah kemudian dilanjutkan kebagian

atasnya. Setelah dipetik dari batangnya semua daun tembakau

dikumpulkan untuk diiris tipis-tipis, kemudian dikeringkan dengan

cara dijemur. Setelah kering daun tembakau ini siap dikirim ke

pabrik untuk diolah menjadi rokok Tembakau merupakan tanaman

lokal yang berasal dari daerah Tobago, yaitu sebuah daerah di

wilayah Meksiko, Amerika Serikat (Jampes, 2009 hal 14).

2. Cengkeh

Cengkeh merupakan bahan baku dari pembuatan rokok selain

tembakau. Cengkeh memiliki nama ilmiah yaitu Syzygium

aromaticum yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama

Cloves, yang berarti bahwa tangkai bunga kering beraroma dari

keluarga pohon Mytaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia

yang banyak digunakan sebagai bumbu masakan-masakan pedas

di negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas

Indonesia (Hatta, 2016 hal 238).

(27)

Gambar 2.1 Rokok dan Komponen Penyusunnya (Suryatin, 2006 hal 78)

2.1.3 Merokok dan Perokok

Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang

sebelumnya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan

asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Menurut Depkes

(2010) merokok adalah kegiatan membakar rokok dan atau menghisap

asap rokok.

Sedangkan perokok memiliki arti yang sangat luas. Perokok

merupakan orang yang menghisap asap rokok baik secara langsung

atau tidak langsung. Secara langsung disini, diartikan seseorang yang

menghisap asap rokok karena orang tersebut memang seseorang

yang mengonsumsi rokok. Sedangkan secara tidak langsung adalah

seseorang yang menghisap asap rokok bukan karena seseorang

tersebut mengonsumsi rokok, tapi karena seseorang tersebut berada

pada suatu tempat atau lingkungan yang dikelilingi dengan orang yang

(28)

tersebut akan menghisap atau akan terpapar oleh asap rokok. Perokok

dibedakan menjadi dua golongan yaitu :

1. Perokok Aktif

Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja membakar

tembakau yang telah diolah menjadi rokok dengan atau tanpa

bahan tambahan serta menghirup asap yang ditimbulkan dari

pembakaran rokok tersebut.

2. Perokok Pasif

Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun

terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan

oleh perokok aktif (Depkes, 2010).

2.1.4 Dampak dari Merokok

Seperti yang kita ketahui bahwa merokok sangatlah berbahaya

untuk kesehatan baik pada perokok itu sendiri yang biasa disebut

dengan perokok aktif maupun orang di sekeliling perokok yang yang

juga dapat menghirup asap rokok yang dihasilkan dari pembakaran

rokok oleh perokok aktif, yang biasa dikenal dengan perokok pasif.

Rokok berbahaya bagi kesehatan karena di dalam rokok banyak sekali

mengandung bahan kimia, yang akan keluar dan ikut bersama asap

yang dikeluarkan ketika proses pembakaran rokok. Jadi, ketika

seseorang menghisap asap rokok, secara tidak langsung orang

tersebut telah memasukkan banyak bahan kimia ke dalam tubuhnya

melalui asap rokok yang mereka hisap. Beberapa dampak yang

disebabkan oleh rokok terhadap kesehatan menurut Rafael (2006 hal

72) :

a. Mengalami Acute Necrositing Ulcerative Gingitivis, yaitu penyakit

(29)

b. Beresiko terkena angina 20 kali lebih besar. Angina adalah rasa

sakit di dada pada saat melakukan latihan olahraga atau saat

sedang makan

c. Mengalami sakit punggung

d. Mengalami Buerger’s Disease (penyakit peredaran darah) atau

juga dikenal dengan Thromboangitis Obliterans

e. Beresiko 2 kali lebih besar menderita impotensi

f. Beresiko 16 kali mengalami Optic Neurophaty, yaitu penurunan

kemampuan penglihatan

g. Mengalami luka pada ikatan sendi

h. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami kemerosotan mascular

yang terjadi pada mata

i. Mengalami Nystagmus, yaitu gerakan mata tidak normal

j. Beresiko 2 kali lebih besar terkena katarak

k. Terkena Ostheoporosis, yaitu pengeroposan tulang, dimana tulang

mengecil dan rapuh akibat kekurangan kalsium

l. Mengalami Osthearthritis, yaitu penyakit tulang pada orang usia

pertengahan atau orang tua yang dicirikan dengan persendian

yang meradang sehingga terasa sakit dan kaku

m. Mengalami pheriperal vascular disease, yaitu radang paru-paru

dimana alveoli kecil pada paru-paru dipenuhi cairan

n. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami Psoriasis, yaitu peradangan

kulit dimana noda merah ditutupi oleh noda putih

o. Mengalami Rheumatoid Arthritis, yaitu rasa sakit menyeluruh pada

bagian tangan, kaki, dan pinggul

p. Mengalami Tobacco Amblyopia, yaitu gangguan penglihatan yang

(30)

q. Mengalami pengeroposan tulang gigi

r.

Mengalami stroke atau pendarahan pada otak

Gambar 2.2 Dampak Merokok (Aloysius, 2007 hal 223)

2.2 Darah

2.2.1 Pengertian Darah

Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain,

karena organ ini berbentuk cairan, darah merupakan medium transport

di dalam tubuh. Volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan

normal dan berjumlah sekitar 5 liter di dalam tubuh. Keadaan darah di

dalam tubuh masing-masing individu tidaklah sama, bergantung pada,

usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah

(Handayani, 2008 hal 1).

Tubuh manusia mengandung antara 5-6 liter (1,3 dan 1,5 galon)

darah, yang mewakili antara 7%-8% rata-rata berat tubuh. Setengah

dari darah terdiri dari cairan atau bagian cair yang disebut dengan

(31)

molekul-molekul dengan berbagai fungsi. Setetes darah yang keluar dari luka

kecil mengandung 5 juta sel darah merah, 10 ribu sel darah putih dan

250 ribu trombosit (Yahya, 2012 hal 12).

Menurut Damin Sumardjo (2009) darah beredar dalam sistem

pembuluh darah yang tertutup dan menyusun sekitar 6%-8% berat

badan. Secara keseluruhan, darah memiliki berat jenis 1,060,

viskositas 3,6-5,3, titik beku sekitar 0,55°C, dan pH sekitar 7,4. Darah

tersusun atas dua komponen yaitu :

1. Substansi padat yang volumenya sekitar 45% yang terdiri atas

sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan sel-sel-sel-sel

pembeku ( trombosit)

2. Substansi cair yang volumenya sekitar 55% dan dikenal sebagai

plasma darah. Plasma darah 90%-92% tersusun atas air dan di

dalamnya terlarut banyak senyawa-senyawa kimia.

2.2.2 Fungsi Darah Di Dalam Tubuh

Menurut Damin Sumardjo (2009 hal 18) banyak fungsi darah di

dalam tubuh yang telah banyak diketahui, di antaranya adalah :

1. Alat transport berbagai zat kimia seperti transport zat makanan

yang telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang

membutuhkannya, transport zat sampah atau zat buangan produk

metabolisme dari seluruh jaringan ke alat-alat ekskretori, transport

oksigen dari paru-paru ke jaringan, transport karbondioksida dari

jaringan ke paru-paru, transport zat pengatur atau hormon dari

sumbernya (kelenjar endokrin) ke bagian tubuh tertentu

2. Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing

oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar

(32)

penyebaran panas badan, pengatur keseimbangan antara cairan

darah dengan cairan jaringan, pengatur pemeliharaan

keseimbangan asam basa di dalam tubuh.

Darah tidak hanya bertindak sebagai pembawa atau transport sari

makanan, oksigen, hormon dan juga yang lainnya, darah juga

bertindak sebagai penggerak di dalam tubuh. Darah mengalir secara

terus-menerus di dalam tubuh untuk melakukan semua tugasnya,

darah bertanggung jawab untuk hampir semua komunikasi di dalam

tubuh. Bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk sel, yang

karenanya tubuh memperoleh energi, yang diangkut dalam darah.

Darah juga bertindak sebagai penyesuai suhu tubuh (Yahya, 2012 hal

9).

2.2.3 Komponen-Komponen Penyusun Darah

Darah merupakan cairan di dalam tubuh yang memiliki banyak

sekali fungsi di dalam tubuh. Darah tersusun atas beberapa komponen

penting untuk dapat melakukan semua tugas dan fungsinya dengan

semestinya. Terdapat dua komponen penyusun darah, yaitu :

1. Plasma darah

Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah.

Salah satu fungsi dari plasma darah yaitu mengatur keseimbangan

osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia plasma darah

tersusun atas 90% air dan bahan-bahan terlarut 10% ( Firmansyah,

(33)

Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah

No Kandungan Plasma Darah Fungsi

1 Air Sebagai pelarut zat-zat lain di dalam tubuh

b. Globulin (alfa, beta, gamma) Membantu transportasi lemak, vitamin dan hormon, sebagai pertahanan tubuh (antibodi) c. Protein penggumpal darah Berperan dalam proses

penggumpalan darah

3 Garam-garam (ion-ion) Penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH (buffer), mempertahankan fungsi syaraf dan otot dan mengatur permeabilitas sel 4. Nutrient seperti glukosa, asam amino Digunakan oleh sel sebagai

dan asam lemah makanan cadangan

5 Hormon Mempengaruhi aktivitas organ yang dituju

6 Karbondioksida Hasil respirasi sel yang dibawa ke paru-paru untuk dibuang

7 Sampah nitrogen Hasil metabolisme yang akan di ekskresikan oleh ginjal Sumber : Rikky Firmansyah (2007 hal 60)

2. Sel-Sel Darah

Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel

darah tersebut tersusun atas, sel darah merah (eritrosit), sel darah

putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) (Firmansyah, 2007 hal

61).

a. Sel darah merah (eritrosit)

Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengedarkan atau

mengangkut oksigen dan karbondioksida. Kemampuan mengikat

oksigen dan karbondioksida oleh sel darah merah adalah karena

adanya hemoglobin (Firmansyah, 2007 hal 61).

Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf

(34)

mitokondria, dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Eritrosit

dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau

pembentukan protein (Handayani, 2008 hal 2).

Menurut Wiwik Handayani (2008) eritrosit memiliki

komponen-komponen sebagai berikut :

1. Membran eritrosit

2. Sistem enzim

Enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase)

3. Hemoglobin yang komponennya terdiri atas :

a. Heme yang merupakan gabungan antara protoporfirin

dengan besi

b. Globin, yaitu bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa

dan 2 rantai beta

Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang belakang. Eritrosit

mempunyai rentang usia sampai 120 hari dan sel-sel eritrosit

yang sudah mati disingkirkan oleh aktivitas fagositik sel

retikuloendotelial di dalam limpa dan hati (Jeyaratnan, 2010 hal

126). Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira

11,5-15 gram dalam 100 cc darah (Handayani, 2008 hal 4).

b. Sel darah putih (leukosit)

Sel darah putih (leukosit) berfungsi sebagai kekebalan dan

daya tahan tubuh dari serangan penyakit ataupun benda-benda

asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi tersebut didukung

oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (sepeti

amoeba) dan sifatnya yang fagositosis (memangsa atau

memakan). Sel darah putih (leukosit) dibentuk di dalam sumsum

(35)

Sel darah putih (leukosit) hanya dapat hidup selama 12-13

hari. Dalam keadaan normal, jumlahnya kurang lebih 7.000 sel

per milimeter kubik darah. Jumlah sel darah putih (leukosit) dapat

meningkat sangat tinggi jika ada penyakit seperti radang usus

buntu dan paru-paru basah. Bahkan jumlahnya dapat mencapai

100.000 pada penderita leukimia (Hutapea, 2006 hal 89).

Menurut Wiwik Handayani (2008) fungsi dari sel darah darah

putih (leukosit) adalah:

1. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit

penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan

sitoplasmanya leukosit dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Agranulosit

Agranulosit adalah sel darah putih (leukosit) yang tidak

mempunyai granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis

agranulosit, yaitu :

a. Monosit

Monosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula

pada sitoplasmanya yang memiliki ukuran 14-19

milimikron, monosit memiliki ukuran yang lebih besar dari

limfosit, monosit memiliki inti menyerupai ginjal

(Firmansyah, 2007 hal 63).

(36)

memiliki bintik-bintik sedikit kemerahan. Monosit dibentuk

dalam sumsum tulang dan bersirkulasi ke dalam sirkulasi

darah dalam bentuk imatur dan mengalami proses

pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke dalam

jaringan. Monosit memiliki fungsi sebagai fagosit, dimana

jumlahnya 34% dari total komponen sel darah putih

(Handayani, 2008 hal 11).

b. Limfosit

Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula

pada sitoplasmanya. Limfosit adalah leukosit yang tidak

bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi

membentuk antibodi, limfosit berukuran 8-14 milimikron

(Firmansyah, 2007 hal 63).

Limfosit memiliki nukleus besar bulat, sel limfosit

berkembang di dalam jaringan limfe. Ukurannya bervariasi

dari 7 sampai dengan 15 mikron. Banyaknya 20%-25%

dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang

masuk ke dalam jaringan tubuh (Handayani, 2008 hal 9).

Limfosit dibagi menjadi dua, yaitu limfosit T dan limfosit

B.

1. Limfosit T

Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan

berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ke

dalam timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel

limfosit T beredar ke dalam darah sampai sel limfosit T

bertemu dengan antigen. Setelah sel limfosit T bertemu

(37)

bahan-bahan kimia untuk menghancurkan antigen yang masuk,

dan juga memberikan informasi pada sel leukosit yang

lain bahwa telah terjadi infeksi (Handayani, 2008 hal 9).

2. Limfosit B

Limfosit B terbentuk di sumsum tulang kemudian

bersirkulasi di dalam darah sampai sel limfosit B

bertemu dengan antigen. Setelah sel limfosit B

mengenali adanya antigen yang masuk, sel limfosit B

akan membentuk antibodi (Handayani, 2008 hal 10).

2. Granulosit

Granulosit adalah sel darah putih (leukosit) yang

mempunyai granula pada sitoplasmanya. Terdapat tiga jenis

granulosit, yaitu :

a. Neutrofil

Neutrofil adalah sel darah putih (leukosit) yang

memiliki granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki

neutrofil dapat menyerap zat warna netral (Firmansyah,

2007 hal 63).

Neutrofil merupakan sel yang paling banyak diantara

sel-sel lainnya, yaitu sekitar 60-70% dari jumlah leukosit.

Neutrofil jumlahnya akan meningkat apabila terjadi infeksi,

misalnya terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri

(Furqoniya,2007 hal 148).

b. Basofil

Basofil adalah sel darah putih (leukosit) yang memiliki

granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki neutrofil

(38)

63).

Basofil berjumlah sekitar 0,5-1% dari jumlah leukosit,

basofil mengandung heparin dan juga histamin. Heparin

merupakan zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya

pembekuan di dalam pembuluh darah. Adanya kandungan

histamin pada basofil menyebabkan basofil tampak

berwarna biru pada pewarnaan basa (Furqoniya, 2007 hal

148).

c. Eosinofil

Eosinofil adalah sel darah putih (leukosit) yang

memiliki granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki

eosinofil dapat menyerap zat warna asam (Firmansyah,

2007 hal 63).

Eosinofil berjumlah sekitar 2,5%-3% dari jumlah

leukosit, eosinofil akan tampak berwarna merah pada

pewarnaan asam, jumlah eosinofil dapat meningkat pada

saat tubuh terinfeksi oleh cacing (Furqoniya,2007 hal 148).

c. Keping darah (trombosit)

Keping darah disebut juga sebagai trombosit. Trombosit

berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan.

Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil

dibandingkan dengan eritrosit (Firmansyah, 2007 hal 63).

Keping darah (trombosit) dapat bertahan hidup hanya dalam

rentang waktu 8-10 hari dan berjumlah sekitar 250.000 sel per

milimeter kubik darah. Keping darah (trombosit) memiliki peranan

yang sangat penting dalam proses penghentian perdarahan pada

(39)

d. Perbedaan Antara Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit

Tabel 2.2 Perbedaan Eritrosit, Leukosit dan Trombosit

No Pembeda Eritrosit Leukosit Trombosit

1 Ukuran 7,5 m 5-9 m 2-4 m

2 Jumlah ± 5 juta/mm3 ± 7 ribu/mm3 ± 300 ribu/mm3 3 Stuktur Tanpa nukleus, Mempunyai Tanpa nukleus mempunyai nuleus, tanpa dan hemoglobin Hemoglobin hemoglobin

4 Bentuk Cakram Tidak tidak beraturan bikonkaf beraturan

5 Tempat Sumsum Sumsum tulang Sumsum tulang Produksi merah tulang dan kelenjar belakang

pipa dan limfa tulang pipih

6 Fungsi Membawa Fagosit Pembekuan oksigen dari memakan darah paru-paru kuman

Hemoglobin adalah suatu protein globular majemuk yang tersusun atas

protein sederhana (globin) dan radikal postetik heme. Salah satu fungsi

tepenting dari hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua paru-paru

ke jaringan tubuh, dan mengangkut karbondioksiada dari jaringan tubuh ke

kedua paru-paru (Sumardjo, 2009 hal 18).

Hemoglobin adalah suatu molekul yang dibentuk oleh 4 sub-unit

(Ganong, 1995 dalam Sodikin, 2009 hal 17). Molekul hemoglobin

mengandung sebuah protein yang terdiri atas empat rantai yang dikenal

sebagai globin. Setiap globin terikat pada molekul lain yang disebut sebagai

kelompok heme, yang berfungsi teramat penting dalam mengikat oksigen

pada hemoglobin. Setiap kelompok heme membawa satu ion besi, yang

berarti bahwa empat kelompok heme membawa empat ion besi (Yahya,

(40)

sehingga akan membentuk oksihemoglobin, ikatan oksihemoglobin inilah

yang menyebabkan warna merah pada darah (Kanmanna, 2008 hal 132).

Hemoglobin tersusun dari dua komponen penyusun, yaitu heme dan

globin. Heme adalah suatu pigmen yang mengandung besi (Fe), heme inilah

yang menyebabkan warna merah pada darah. Sedangkan globin adalah

sejenis protein yang tersusun atas dua pasang rantai yaitu alfa dan beta

(Firmansyah, 2007 hal 62).

Setiap sel darah merah mengandung sekitar 200 juta molekul

hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa protein yang

mengandung besi (Fe). Hemoglobin memiliki daya ikat (daya afinitas)

terhadap oksigen dan juga karbondioksida (Furqoniya, 2007 hal 146).

Namun terdapat perbedaan antara daya afinitas yang dimiliki oleh

hemoglobin untuk mengikat oksigen dengan daya afinitas yang yang dimiliki

oleh hemoglobin untuk mengikat karbondioksida. Hemoglobin memiliki daya

afinitas yang lebih tinggi terhadap karbondiksida dibandingkan dengan

oksigen.

hemoglobin laki-laki dewasa adalah 13,0 gr/dl, perempuan dewasa kadar

normal hemoglobinnya adalah 12gr/dl, dan untuk kadar normal hemoglobin

(41)

Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin

No Umur dan Jenis Kelamin Nilai Normal Hemoglobin

1 Anak Balita 11 gr/dl

2 Usia Sekolah 12 gr/dl

3 Perempuan Dewasa 12 gr/dl

4 Laki-laki Dewasa 13 gr/dl

5 Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ekskulisif 11 gr/dl Sumber : Harry (2010 hal 29)

2.4 Pengaruh Merokok terhadap Kadar Hemoglobin

Merokok adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kadar

hemoglobin di dalam darah menjadi tidak normal. Kandungan bahan kimia

dalam rokok sangat beragam. Asap rokok yang keluar pada saat seorang

perokok sedang merokok banyak sekali mengandung bahan kimia, salah

satunya adalah karbon monoksida (CO). Merokok merupakan salah satu

pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel

karbon) dan karbon monoksida. Tingginya kadar karbon monoksida yang

ada di dalam tubuh dapat mempengaruhi kerja hemoglobin untuk berikatan

dengan oksigen (Wasis, 2008 hal 123).

Hemoglobin merupakan salah satu senyawa dalam sel darah merah

yang berfungsi mengangkut zat oksigen kedalam sel-sel tubuh. Dalam

penelitian yang dilakukan oleh Nodenberg (1990) menyatakan bahwa kadar

hemoglobin rata-rata pada perokok adalah 156±0.4 g/L dan kadar rata-rata

hemoglobin pada orang yang bukan perokok adalah 153±0.5 g/L. Maka

Nodenberg mengambil kesimpulan dari hasil penelitiannya bahwa merokok

menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin dalam darah

(Asyraf, 2010).

Karbon monoksida yang ada pada asap rokok yang dihasilkan dari

pembakaran tidak sempurna apabila terhirup dan masuk ke dalam tubuh

dalam jumlah yang banyak maka akan menghambat kerja hemoglobin untuk

(42)

karbon monoksida lebih kuat daripada daya afinitas yang dimiliki oleh

oksigen untuk dapat berikatan dengan hemoglobin. Menghirup asap rokok

akan meningkatkan karbon monoksida (CO) dalam darah. Hemoglobin

adalah komponen darah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke

seluruh organ jaringan. Hemoglobin memiliki daya afinitas terhadap oksigen

dan karbon monoksida, namun daya afinitas hemoglobin terhadap karbon

monoksida lebih kuat daripada daya afinitas hemoglobin terhadap oksigen.

Apabila hemoglobin lebih banyak mengikat karbon monoksida, maka

oksigen yang disuplai ke jantung akan berkurang, sehingga jantung bekerja

lebih berat untuk mendapatkan energi yang sama beratnya (Muttaqin, 2009

hal 70).

Apabila karbon monoksida yang masuk ke dalam tubuh sangat banyak

maka ini akan sangat mengganggu hemoglobin untuk berikatan dengan

oksigen, yang pada akhirnya hemoglobin itu akan lebih banyak berikatan

dengan karbon monoksida. Menurut penelitian John W. Adamson (2005),

menyatakan bahwa pada perokok berat terjadi peningkatan kadar

hemoglobin. Peningkatan ini terjadi karena reflek dari mekanisme

kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar oksigen yang berikatan

dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon monoksida (CO) yang

mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat, sehingga tubuh

akan meningkatkan proses hematopoiesis, yang kemudian akan

meningkatkan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya tekanan parsial

(43)

BAB III

(44)

3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual

Berdasarkan kerangka konseptual di atas terdapat dua variabel yang

diperiksa, yaitu variabel dependen (kadar hemoglobin) dan variabel

independen (perokok aktif dan perokok pasif). Perokok dibagi menjadi dua

golongan yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Beberapa hal yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok seperti, rasa ingin tahu yang

tinggi, rasa ingin coba-coba, rasa tenang yang didapat saat merokok, rasa

ketagihan atau kecanduan. Menurut beberapa penelitian merokok dapat

meningkatkan kadar hemoglobin. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah merokok, tinggal di dataran tinggi,

kehilangan darah, penyakit, pengaruh pemberian obat, dan juga dehidrasi.

3.3 Hipotesis

H0 = Tidak Ada Pengaruh Perokok Aktif terhadap Kadar Hemoglobin

H1 = Ada Pengaruh Perokok Aktif terhadap Kadar Hemoglobin

H0 = Tidak Ada Pengaruh Perokok Pasif terhadap Kadar Hemoglobin

(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

4.1.1 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dari perencananaan penyusunan

proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu sejak bulan

November 2016 sampai bulan Agustus 2017.

4.1.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada warga perokok aktif dan warga

perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang

yang diperiksa diruang Laboratorium RSIA Muslimat Jombang.

4.2 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik

Observasional. Yang kemudian dilakukan pendataan mengenai kadar

hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif yang hasilnya nanti akan

diolah dan dianalisa terlebih dahulu agar mudah dipahami. Adapun

pendekatannya menggunakan Cross Sectional, dimana observasi atau

pengumpulan data dilakukan pada satu waktu.

(46)

4.3 Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.1 : Kerangka kerja dari uji Hubungan Perokok Aktif dan Perokok Pasif

Semua warga laki-laki perokok aktif dan perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang yang

Berjumlah 61 orang

Sampel

Perokok aktif dan perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang yang Berjumlah 61

(47)

4.4 Populasi, Sampling, dan Sampel

4.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga laki-laki

perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03

Kecamatan Jombang yang berjumlah 61 orang.

4.4.2 Sampling

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan

penilaian peneliti mengenai siapa saja yang sesuai (memenuhi kriteria)

pada warga Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang

untuk dijadikan sampel. Adapun kriteria responden yang akan

dijadikan sampel untuk pemeriksaan dalam penelitian ini adalah :

1. Perokok Aktif

- Warga RT 03 RW 03 Candi Mulyo Jombang

- Berjenis kelamin laki-laki

- Berumur 20 tahun – 40 tahun

- Merokok minimal selama 6 bulan hingga saat ini

(Rafael, 2006 hal 68)

2. Perokok Pasif

- Warga RT RW Candi Mulyo Jombang

- Berjenis kelamin laki-laki

- Berumur 20 tahun – 40 tahun

(48)

4.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah warga Desa Candi Mulyo RT

03 RW 03 Kecamatan Jombang yang berjenis kelamin laki-laki yang

merokok (perokok aktif) yang berjumlah sebayak 15 responden dan

yang tidak merokok namun terpapar asap rokok (perokok pasif) yang

berjumlah sebanyak 10 responden.

4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel

4.5.1 Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel

independen adalah perokok aktif dan perokok pasif

b. Variabel Dependen

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel dependen

(49)

4.5.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :

No Variabel Definisi Parameter Alat Skala Kategori

Operasional Ukur

1 Variabel Independen

Perokok Perokok aktif Orang yang Quisioner Nominal Perokok aktif dan adalah orang merokok dan aktif :

perokok yang dengan orang yang orang

pasif sengaja tidak yang

membakar merokok, merokok

rokok dan namun selama 6

menghirup terpapar atau bulan

asap dari menghirup hingga

pembakaran asap rokok saat ini.

rokok tersebut. Perokok Hemoglobin hemoglobin hemoglobin <13 gr/dl Darah darah adalah darah dalam Normal :

4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian

(50)

2. Bahan

a. Alkohol 70%

b. Darah

4.6.2 Prosedur Penelitian

1. Cara pengambilan darah vena

a. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti

b. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya

vena terlihat dengan jelas

c. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70%,

dan membiarkan beberapa saat supaya kering kembali

d. Menusukkan jarum dengan posisi lubang jarum di atas sampai

masuk ke dalam vena

e. Merenggangkan pembendungan sambil perlahan –lahan

menarik penghisap spuit sampai didapatkan darah sebanyak

3 ml

f. Melepaskan pembendung serta meletakkan kapas di atas

jarum dan mencabut spuit perlahan-lahan

g. Selanjutnya, menusukkan jarum pada tabung vacum dan

secara otomatis darah akan mengalir sendiri ke dasar tabung

h. Setelah darah mengalir ke dalam tabung vacum, menarik

spuit dari tabung vacum dan menghomogenkan darah yang

ada di dalam tabung vacum

2. Cara Pemeriksaan Hemoglobin dengan Cara Hematology

Analizer

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Menyalakan alat dengan menekan power ON/OFF pada

(51)

c. Alat akan menampilkan Start Up, kemudian menekan YES

g. Menyiapkan kontrol atau spesimen pasien yang siap diperiksa

yang sebelumnya telah dilakukan homogenisasi

h. Mengisi ID pasien secara lengkap dan menekan YES

i. Memasukkan kontrol atau spesimen pasien setelah jarum

penghisap sampel keluar kebawah dengan menekan tombol

belakang jarum penghisap sampel

j. Menunggu sampai hasil keluar pada layar dan hasil tercetak

dari alat

k. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, memastikan bahwa

alat telah dicuci

l. Menekan tombol menu matikan alat

m. Mematikan alat dengan cara menekan tombol power ON/OFF

4.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data

4.7.1 Pengolahan Data

1. Editing

Dalam editing ini jawaban dari responden akan dikoreksi

kembali untuk mengetahui kelengkapan pengisian quesioner dan

kesesuaian jawaban dengan pertanyaan.

2. Coding

Dalam coding ini dilakukan dengan memberikan

(52)

menganalisa data. Pengkodean dalam penelitian ini adalah sebagai

2. Perokok atau Bukan Perokok

Perokok kode P1

Bukan perokok kode P2

3. Umur kode U

3. Entry Data

Entry data dalam penelitian ini dilakukan dengan

memasukkan data hasil penelitian berupa jawaban dari responden.

4. Tabulating

Data yang telah diperoleh dari pengisian kuesioner dan

pemeriksaan kadar hemoglobin terhadap responden dimasukkan

ke dalam tabel-tabel sesuai dengan jenis variabel yang diolah.

4.7.2 Analisa Data

a. Analisa Data Univariat

Analisa data univariat dilakukan pada suatu variabel dari hasil

penelitian. Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian.

b. Analisa Data Bivariat

Analisa data bivariat dilakukan untuk mencari hubungan atau

kolerasi antara variabel independen dan variabel dependen. Analisa

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik.

(53)

digunakan. Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ordinal. Jadi, uji statistik yang dipakai adalah uji statistik Mann

Whitney.

4.8 Etika Penelitian

4.8.1 Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada

subjek penelitian diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian, jika

subjek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.

4.8.2 Anonymity (tanpa nama)

Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar

pengumpulan data cukup menulis nomor responden atau inisial untuk

menjamin kerahasiaan identitas.

4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, penyajian data atau hasil penelitian

(54)

BAB V

merupakan salah satu desa yang memiliki kepadatan penduduk yang

padat. Desa Candi Mulyo terletak di sebelah utara ringin contong dan

juga pasar yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan. Sebelah

barat desa Candi Mulyo berbatasan dengan desa Sambong, sebelah

timur berbatasan dengan Perumahan Perumda, sebelah utara

berbatasan dengan desa Doko dan di sebelah selatan berbatasan

dengan desa Sidobayan luar. Desa Candi Mulyo terdiri dari 7 RW,

dimana masing-masing RW terdapat beberapa RT. Penelitian ini

dilakukan pada warga perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi

Mulyo RT 03 RW 03 denga mayoritas warganya adalah perokok aktif.

5.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden,

diketahui bahwa keseluruhan responden adalah berjenis kelamin

laki-laki yang berjumlah sebanyak 25 (100%).

(55)

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden,

diketahui jumlah responden yang paling sedikit pada rentang umur

20-25 tahun dengan jumlah 2 (8%), dan jumlah responden

terbanyak pada umur rentang umur 36-40 tahun dengan jumlah 11

(44%

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Perokok

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Perokok Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Hasil Pemeriksaan pada

Kadar Hemoglobin

(56)

Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin

pada darah perokok aktif didapatkan hasil responden dengan kadar

hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar

hemoglobin normal sebanyak 5 (33,33%), dan responden dengan

kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (66,67%).

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang No Kategori Frekuensi Persentase (%) pada darah perokok pasif didapatkan hasil responden dengan kadar

hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar

hemoglobin normal sebanyak 4 (40%), dan responden dengan

kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (60%).

5.1.3 Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden,

diketahui keseluruhan responden yang diambil sampelnya oleh peneliti

adalah berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah sebanyak 25 (100%).

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada

responden, diketahui bahwa jumlah responden yang paling sedikit

pada rentang umur 20-25 tahun dengan jumlah 2 (8%), dan jumlah

responden terbanyak pada umur rentang umur 36-40 tahun dengan

jumlah 11 (44%). Hal ini disebabkan karena pada rentang umur 20-25

tahun sudah banyak yang mengetahui tentang informasi dari bahaya

aktifitas merokok ataupun paparan dari asap rokok tersebut. Sehingga

(57)

rokok. Sedangkan pada rentang umur 36-40 tahun yang merupakan

frekuensi tertinggi dapat disebabkan karena keadaan yang

menyebabkan mereka merokok atau terpapar asap rokok yang tidak

dapat mereka hindari. Di rentang usia 36-40 tahun biasanya banyak

memiliki masalah seperti halnya masalah pekerjaan atau masalah

ekonomi sehingga mereka membutuhkan ketenangan yang bisa

mereka dapatkan ketika mereka merokok.

Berdasarkan hasil wawancara pada responden diketahui jumlah

perokok aktif sebanyak 15 (60%) dan jumlah perokok pasif sebanyak

10 (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan di desa Candi Mulyo

mayoritas penduduknya adalah seorang perokok aktif. Hal ini

disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah rasa ingin tahu dan

ingin coba-coba, ingin mendapat rasa tenang, rasa ketagihan atau

kecanduan dan juga pengaruh lingkungan. Menurut Sitepoe (2000)

dalam jurnal Asyraf (2010) menyatakan bahawa, terdapat dua

penyebab utama seseorang menjadi perokok yaitu dorongan

psikologis dan dorongan fisiologis. Secara psikologis, perokok

merasakan dengan merokok, ia dapat mengalihkan kecemasan,

menunjukkan kejantanan (bangga diri) dan menunjukkan kedewasaan.

Sedangkan, dorongan fisiologis pula timbul akibat dari nikotin yang

terdapat di dalam rokok yang menyebabkan terjadinya adiksi sehingga

seseorang ingin terus merokok.

Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin pada

darah perokok aktif didapatkan hasil responden dengan kadar

hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar

(58)

kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (66,67%). Sedangkan

Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin pada

darah perokok pasif didapatkan hasil responden dengan kadar

hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar

hemoglobin normal sebanyak 4 (40%), dan responden dengan kadar

hemoglobin tinggi sebanyak 10 (60%). Dari hasil penelitian dapat

disimpulkan perokok aktif maupun perokok pasif mayoritas sampel

responden yang diteliti memiliiki kadar hemoglobin yang tinggi

(abnormal). Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh karbon

monoksida yang dihisap oleh perokok aktif maupun perokok pasif yang

kemudian masuk ke dalam darah yang dapat berpengaruh pada kadar

hemoglobin.

5.1.4 Analisis Bivariat

Setelah dilakukan analisis univariat maka dapat dilanjutkan

dengan analisis bivariat. Dalam penelitian ini dilakukan uji statistik Man

Whitney dua sampel independen untuk melihat ada atau tidaknya

pengaruh yang bermakna dari perokok aktif terhadap kadar

hemoglobin dan pengaruh perokok pasif terhadap kadar hemoglobin.

Berdasarkan hasil uji Mann Whitney pada perokok aktif terhadap

kadar hemoglobin didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05). Karena nilai p

yang lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sedangkan

untuk perokok pasif didapatkan nilai p=0,01 (p<0,05). Karena nilai p

yang lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan

demikian terdapat hubungan antara perokok aktif maupun pasif

(59)

5.2 Pembahasan

Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok

Pasif terhadap Kadar Hemoglobin” dilakukan pada warga perokok aktif dan

perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang,

dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive

Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel

berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa saja yang sesuai atau

memenuhi kriteria untuk dijadikan responden. Setelah dilakukan sampling

dengan teknik Purposive Sampling didapatkan sampel perokok aktif

sebanyak 15 responden dan perokok pasif sebanyak 10 responden. Jadi,

semua responden berjumlah 25.

Dari masing-masing responden diambil sampel berupa darah, yang

kemudian darah yang diperoleh ditampung pada tabung vacum yang berisi

EDTA untuk mencegah adanya pembekuan darah, dimana sebelumnya

tabung vacum tersebut telah disiapkan dan diberi code sesuai identitas

responden. Kemudian sampel darah diperiksa kadar hemoglobinnya.

Hemoglobin adalah suatu protein globular majemuk yang tersusun atas

protein sederhana (globin) dan radikal postetik heme. Salah satu fungsi

terpenting dari hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua

paru-paru ke jaringan tubuh, dan mengangkut karbondioksiada dari jaringan tubuh

ke kedua paru-paru (Sumardjo, 2009 hal 18)

Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk

mengetahui adakah hubungan antara perokok aktif dan perokok pasif

terhadap kadar hemoglobin. Penelitian “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok

Pasif terhadap Kadar Hemoglobin” ini dilakukan pada tanggal 13 Juni 2017

pada perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi Mulyo yang berjenis

Gambar

Gambar 2.1 Rokok dan Komponen Penyusunnya (Suryatin, 2006 hal 78)
Gambar 2.2 Dampak Merokok (Aloysius, 2007 hal 223)
Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah
Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Terdapat pengaruh merokok terhadap penurunan arus puncak ekspirasi pada perokok aktif &amp; pasif di Kelurahan Barabai Baratx. Kata kunci : Rokok, arus

Kesimpulan dari penelitian ini ada pengaruh lama kerja terhadap kadar hemoglobin pada petugas SPBU di Kota Jombang.. Kata kunci : Lama Kerja,

Manfaat yang diharapkan untuk mahasiswa dapat memberikan informasi terkait dengan kadar hemoglobin pada mahasiswa DIII Analis Kesehatan semester 4 Sekolah Tinggi

kelompok hampir seluruh responden memiliki sikap positif sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh aplikasi pendekatan kelompok terhadap sikap remaja perokok di

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapatkan hasil perhitungan bakteri Coliform pada dua depo air minum isi ulang yang dapat dilihat pada tabel 5.1

Hasil uji statistik Sperman Rank didapatkan hasil dimana hasil uji statistik memiliki taraf signifikan sebesar p value 0,000 α (&lt;0,05) sehingga dapat

Kesimpulan penelitian menunjukkan ada hubungan terapi ROM aktif dengan pemenuhan Activity Of Daily Living (ADL) pada pasien pasca stroke Di Poli Saraf RSUD Jombang.. Terapi

pada perokok aktif Mahasiswa Stikes Baiturrahim dapat diambil kesimpulan bahwa, pemberian latihan aerobik intensitas ringan dan intensitas sedang yang dilakukan 4 kali