PENGARUH PEROKOK AKTIF DAN PEROKOK PASIF
TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN
(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)
KARYA TULIS ILMIAH
Vera Suci Permatasari
14.131.0070
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
ii
(Studi di Desa Candi Mulyo Kecamatan Jombang)
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai salah satu syarat memenuhi persyaratan pendidikan pada Program Studi Diploma III Analis Kesehatan pada Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendkia Medika Jombang
Vera Suci Permatasari
14.131.0070
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
iii
Vera Suci Permatasari1, Zainul Arifin2, Sri Lestari3 Diploma III Analis Kesehatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang
vsuci39@yahoo.com
ABSTRAK
Merokok adalah tindakan menghisap asap yang berasal dari pembakaran tembakau. Prevalensi perokok di Indonesia mengalami penigkatan dari tahun ke tahun. Kebiasaan merokok dan menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok, salah satunya adalah berdampak pada kadar hemoglobin dalam darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya pengaruh perokok aktif dan perokok pasif terhadap kadar hemoglobin.
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah warga laki-laki desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 yang terdiri dari 15 perokok aktif dan 10 perokok pasif yang diambil secara Purposive Sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah perokok aktif dan perokok pasif, sedangkan variabel dependennya adalah kadar hemoglobin darah. Dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
editing, coding, entry data, dan tabulating.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 10 dari 15 (66,67%) perokok aktif dan 6 dari 10 (60%) perokok pasif memiliki kadar hemoglobin yang tinggi (abnormal). Pada uji SPSS dengan uji Mann Whitney pada pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin didapat hasil p=0,002. Sedangkan pada pengaruh perokok pasif terhadap kadar hemoglobin didapat nilai p=0,01.
Kesimpulan dari penelitian ini pada perokok aktif maupun perokok pasif didapatkan hasil nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada pengaruh yang bermakna baik perokok aktif maupun perokok pasif terhadap kadar hemoglobin di dalam darah.
iv
Vera Suci Permatasari1, Zainul Arifin2, Sri Lestari3 Diploma III of Health Analyst
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendikia Medika Jombang vsuci39@yahoo.com
ABSTRACT
Smoking is the act of sucking smoke from burning tobacco. The prevalence of smokers in Indonesia has increased from year to year. Smoking habit and inhaling smoke from burning cigarettes has a negative impact on health. Many dangerous diseases caused by cigarettes or the habit of inhaling cigarette smoke, one of which is an impact on blood hemoglobin levels. The purpose of this research is to know the influence of active and passive smokers on hemoglobin levels.
This research design used in this research was analytical research with cross sectional approach. The sample of this research was village men of Candi Mulyo RT 03 RW 03 consisting of 15 active smokers and 10 passive smokers taken by Purposive Sampling. Independent variable in this research was active smoker and passive smoker, while the dependent variable is blood hemoglobin level. And data processing used editing, coding, data entry, and tabulating.
The results showed that 10 of 15 (66.67%) active smokers and 6 of 10 (60%) passive smokers had high levels of hemoglobin (abnormal). In SPSS test with Mann Whitney test on the influence of active smokers on hemoglobin levels was obtained results p = 0.002. While the influence of passive smokers on hemoglobin levels obtained p value = 0.01.
The conclusion of this research on active and passive smokers got result p value <0,05. It means that there was significant influence both active and passive smokers to hemoglobin level in blood.
viii
Suyatno dan ibu Hoyyima. Penulis merupakan putri tunggal.
Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Dapenda 1, tahun 2011 penulis lulus dari
SMPN 1 Sumenep, dan tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 1 Sumenep. Pada
tahun 2014 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang melalui jalur mandiri. Penulis memilih Program Studi DIII Analis
Kesehatan dari lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia
Medika” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, 03 Agustus 2017 Yang menyatakan
ix
Something You’ve Never Done”
(Jika Anda Menginginkan Sesuatu yang Belum Pernah Anda Miliki, Anda Harus
x
setiap langkah-langkah ku. Engkau berikan jalan keluar di setiap kesulitanku.
Pada lembar persembahan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada pihak-pihak yang sangat mendukung penulis dalam pembuatan dan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu :
1. Kedua orang tua saya yang selalu membimbing saya, memberikan motivasi untuk saya. Yang selalu menyertakan saya dalam doa-doa terbaiknya di
setiap akhir ibadahnya.
2. Semua dosen STIKes ICMe Jombang yang dengan ikhlas memberikan ilmu kepada saya, yang membimbing saya dengan penuh ketekunan dan rasa
sabar, tanpa meminta imbalan.
3. Fathor Rosiki yang selalu memberikan motivasi dan memberi dukungan
kepada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Yang tidak pernah
bosan mendengarkan keluh kesah saya dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Sahabat-sahabatku (HipHop dan Rizkot) yang selalu memberikan motivasi dan masukan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Adik-adik Kost yang juga selalu menghibur dan memberi motivasi dalam
proses penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Semua teman-teman seperjuangan yang ikut memberikan saran dan
mendoakan lancarnya penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang
memberikan saran dan sumbangan pemikiran untuk kesempurnaan Karya
xi
Penyayang, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat-Nya, atas segala
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok Pasif Terhadap Kadar
Hemoglobin” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Alhi Madya
Analis Kesehatan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.
Keberhasilan ini tentu tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH., Ibu Erni
Setiyorini, S.KM., MM., Dr. H. M. Zainul Arifin, Drs., M.Kes., Ibu Sri Lestari,
S.KM., dosen-dosen Analis Kesehatan STIKes ICMe Jombang, ayah dan ibu,
serta semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Karya
Tulis Ilmiah yang penulis susun ini masih memerlukan penyempurnaan. Krtitik
dan saran sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Demikian, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jombang, 03 Agustus 2017 Penulis
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN JUDUL DALAM ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
LEMBAR PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH ... v
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... vi
SURAT PERNYATAAN ... vii
2.4 Pengaruh Merokok terhadap Kadar Hemoglobin... 25
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konseptual ... 27
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual ... 28
3.3 Hipotesis ... 28
4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 32
4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian ... 33
4.7 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data... 35
xiii
Halaman
Gambar 2.1 Rokok dan Penyusunnya... 11
Gambar 2.2 Dampak Merokok... 14 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Pengaruh Perokok Aktif dan
Perokok Pasif Terhadap Kadar Hemoglobin... 27 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Pengaruh Perokok Aktif
xiv
Halaman
Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah... 17
Tabel 2.2 Perbedaan Eritrosit Leukosit dan Trombosit... 23
Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin... 25
Tabel 4.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian... 32
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 38
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 39
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Perokok Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang... 39
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian Berdasarkan Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Aktif... 40
xv
CO : Karbon Monoksida
DDT : dichloro-diphenyl-trichloro-ethane
gr/dl : Gram per desiliter
Hb : Hemoglobin
mm3 : Milimeter kubik
ºC : Derajat Celcius
PP : Peraturan Pemerintah
xvi
Lampiran 2 Surat Pemberitahuan Siap Seminar Proposal dan Seminar Hasil
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Untuk Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 5 Informed Consent (Lembar Persetujuan Bersedia Menjadi
Responden)
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Untuk Diambil Sampel
Lampiran 7 Lembar Quesioner
Lampiran 8 Surat Izin Melakukan Pemeriksaan Sampel
Lampiran 9 Standar Prosedur Operasional (SOP)
Lampiran 10 Print Out Hasil Pemeriksaan Kadar Hemoglobin di RSIA Muslimat
Jombang
Lampiran 11 Data Hasil Penelitian
Lampiran 12 Tabel Hasil Uji Statistik
Lampiran 13 Dokumentasi
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hemoglobin (Hb) adalah protein yang kaya akan zat besi, memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen. Gabungan antara hemoglobin
dengan oksigen disebut oksihemoglobin di dalam sel darah merah (Evelyn,
2009 hal 134). Fungsi utama dari hemoglobin adalah membawa oksigen dari
paru-paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbon
monoksida dari seluruh sel ke paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.
Namun, daya afinitas oksigen terhadap hemoglobin lebih lemah
dibandingkan dengan daya afinitas karbon monoksida terhadap hemoglobin.
Untuk penetapan kadar hemoglobin berdasarkan pada anggota umur. Anak
dengan usia 6 bulan – 4 tahun kadar normal hemoglobinnya adalah 11,0
gr/dl, anak dengan usia 5 tahun – 11 tahun kadar normal hemoglobinnya
adalah 11,5 gr/dl, anak dengan usia 12 tahun – 14 tahun kadar normal
hemoglobinnya adalah 12,0 gr/dl, untuk kadar normal hemoglobin laki-laki
dewasa adalah 13,0 gr/dl, perempuan dewasa kadar normal hemoglobinnya
adalah 12 gr/dl, dan untuk kadar normal hemoglobin perempuan hamil
adalah 11,0 gr/dl (WHO, 2011).
Merokok bukan hal yang tabu lagi di kalangan masyarakat. Di dalam
aktifitas merokok, orang yang dengan sengaja membakar rokok dan
menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut disebut sebagai perokok
aktif. Sedangkan orang yang tidak merokok, namun terpapar atau menghirup
asap rokok disebut sebagai perokok pasif. Kebiasaan merokok dan
menghirup asap dari pembakaran rokok tersebut, mempunyai dampak yang
buruk bagi kesehatan. Banyak penyakit berbahaya yang disebabkan oleh
rokok atau kebiasaan menghirup asap rokok. Tidak sedikit perokok aktif
telah banyak mengetahui tentang bahaya yang disebabkan oleh rokok,
namun tidak sedikit pula dari mereka tetap melakukan kebiasaan
merokoknya akibat ketergantungan. Sedangkan, untuk seorang pasif mereka
belum banyak mengetahui tentang bahaya yang dapat ditimbulkan akibat
terpapar atau menghirup asap rokok yang bagi kesehatannya. Seorang
perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama memiliki resiko untuk
terserang oleh penyakit yang disebabkan oleh rokok tesebut, karena baik
perokok aktif maupun perokok pasif sama-sama menghirup asap dari
pembakaran rokok, yang merupakan pembakaran tidak sempurna. Asap
rokok yang masuk ke dalam tubuh memiliki pengaruh terhadap kadar
hemoglobin di dalam tubuh. Asap rokok yang masuk ke dalam tubuh
mengandung karbon monoksida yang dapat mempengaruhi hemoglobin di
dalam darah untuk berikatan dengan oksigen. Merokok merupakan salah
satu pencetus penyakit penyebab kematian yang bisa dicegah di dunia
(WHO, 2008).
Pada tahun 2008 jumlah perokok di dunia mencapi 1,3 milyar orang.
Prevalensi perokok di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Menurut data hasil Riset Kesehatan Dasar, prevalensi merokok
pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3%,
pada usia 15-19 tahun sebesar 33,1%, pada usia 20-24 tahun sebesar
12,1%, pada usia 24-29 tahun sebesar 3,4%, dan pada usia ≥30 tahun
sebesar 4% (Riskesdas, 2007). Pada tahun 2010 riset membuktikan bahwa
prevalensi merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,7%, pada usia 10-14
tahun sebesar 17,5%, pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%, pada usia
20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 20-24-29 tahun sebesar 4,3%, dan pada
usia ≥30 tahun sebesar 3,9% (Riskesdas, 2010). Proporsi terbanyak perokok
banyak dibandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%),
berdasarkan jenis pekerjaan petani, nelayan, buruh adalah perokok aktif
setiap hari yang memiliki proporsi 44,4% dibandingkan kelompok pekerjaan
lainnya (Riskesdas, 2013). Menurut data Riset Kesehatan Dasar Propinsi
Jawa Timur, kawasan Kabupaten Jombang memiliki prosentase merokok
sebesar 21.2% (Kemenkes, 2012).
Kebiasaan merokok bagi perokok aktif maupun kebiasaan menghirup
asap rokok yang tidak di sengaja bagi perokok pasif adalah salah satu faktor
yang dapat meningkatkan kadar karbon monoksida di dalam tubuh.
Peningkatan karbon monoksida di dalam tubuh mempengaruhi hemoglobin
untuk berikatan dengan oksigen. Karena, karbon monoksida memiliki daya
afinitas yang lebih kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dibandingkan
dengan daya afinitas yang dimiliki oleh oksigen untuk berikatan dengan
hemoglobin. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kadar hemoglobin di
dalam darah. Tidak hanya seorang perokok aktif, perokok pasif pun beresiko
dapat mengalami peningkatan kadar karbon monoksida di dalam tubuh,
karena meskipun mereka tidak merokok, perokok pasif menghirup asap
rokok yang dihasilkan oleh orang yang membakar rokok disekeliling mereka.
Itulah penyebab mengapa seorang perokok pasif juga memiliki resiko kadar
hemoglobin di dalam darahnya menjadi tidak normal. Sedangkan apabila
kadar hemoglobin dalam darah tidak normal maka akan menyebabkan
berbagai macam masalah kesehatan. Peningkatan kadar hemoglobin dalam
darah menyebabkan gangguan pada paru-paru seperti, fibrosis paru-paru,
penyakit jantung kongenital, cor pulmonale, polisitemia vera. Sedangkan
penururan kadar hemoglobin dalam darah dapat menyebabkan penyakit
Menurut penelitian oleh John W. Adamson (2005) yang dikutip dalam
jurnal Melkior (2012) pada perokok berat terjadi peningkatan kadar
hemoglobin. Peningkatan kadar hemoglobin pada perokok terjadi karena
adanya reflek dari mekanisme kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar
oksigen yang berikatan dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon
monoksida yang mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat
dibandingkan dengan oksigen, sehingga hemoglobin lebih banyak berikatan
dengan karbon monoksida daripada dengan oksigen. Akibat dari afinitas
yang lebih kuat yang dimiliki oleh karbon monoksida untuk berikatan dengan
hemoglobin maka tubuh meningkatkan hematopoeisis yang kemudian akan
meningkatan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya tekanan parsial
oksigen (PO2) di dalam tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Melkior T. Makawekes
dalam jurnalnya yang berjudul Perbandingan Kadar Hemoglobin Darah pada
Pria Perokok dan Bukan Perokok pada tahun 2012 didapatkan hasil bahwa
terdapat perbedaan antara kadar hemoglobin darah seorang perokok
dengan kadar hemoglobin darah bukan perokok. Dimana rata-rata hasil yang
didapatkan menunjukkan bahwa kadar hemoglobin darah seorang perokok
lebih tinggi daripada hemoglobin darah bukan seorang perokok.
Tidak normalnya kadar hemoglobin di dalam darah dapat dicegah
dengan mengurangi konsumsi rokok atau jika bisa berhenti merokok pada
perokok aktif, dan untuk perokok pasif dapat dicegah dengan menghindari
paparan langsung terhadap asap rokok, misalnya dengan menggunakan
masker, cukup olahraga dan membiasakan pola hidup sehat. Berdasarkan
pada uraian di atas peneliti ingin meneliti sejauh mana pengaruh rokok
1.2 Rumusan Masalah
a. Mengidentifikasi perokok aktif dan perokok pasif
b. Mengidentifikasi kadar hemoglobin pada perokok aktif dan perokok
pasif
c. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin
d. Menganalisis pengaruh perokok aktif terhadap kadar hemoglobin
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaaat Teoritis
Dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dalam bidang
Hematologi dan menambah wawasan untuk pembaca serta dapat
dijadikan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian
selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi dan Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan penyuluhan kepada berbagai pihak
tentang bahaya dari merokok, tentang pengaruh peningkatan
karbon monoksida terhadap kadar hemoglobin yang disebabkan
oleh aktifitas merokok dan menghirup asap rokok baik secara
b. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang
bahaya, dampak, serta hubungan merokok dengan kadar karbon
monoksida yang dapat berdampak pada kadar hemoglobin di
dalam darah. Masyarakat juga dapat menerapkan pola hidup
sehat dengan cara tidak merokok dan dapat menghindari paparan
dari asap rokok.
c. Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan sebagai acuan dan juga referensi untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rokok dan Perokok
2.1.1 Pengertian Rokok
Menurut PP No.81/1999 Pasal 1 Ayat (1), rokok adalah hasil
olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya
yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica dan
spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan (Apandi 2010, hal 95).
Rokok merupakan olahan dari tembakau yang sudah kering dan
diolah sedemikian rupa hingga berupa sebuah gulungan yang dilapisi
dengan kertas putih di bagian luarnya. Rokok digunakan dengan cara
membakar di salah satu ujungnya dan menghisapnya di ujung yang
lain. Rokok dapat banyak dijumpai di berbagai tempat pembelian, dari
toko yang kecil hingga di toko-toko besar. Harga dari rokok tersebut
juga bermacam-macam, ada yang harganya murah ada juga yang
harganya bisa dibilang sangat mahal. Rokok adalah salah satu produk
tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup
termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu, atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica, dan
spesies lainnya atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin
dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Depkes, 2010).
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa rokok dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit berbahaya apabila
digunakan. Di dalam rokok terdapat banyak zat kimia. Zat kita tersebut
dapat masuk ke dalam tubuh melalui asap yang dikeluarkan dari hasil
pembakaran rokok tersebut yang kemudian dihisap. Di dalam asap
rokok mengandung sekitar 3.800 zat kimia. Sekitar 40 zat kimia di
antaranya merupakan zat kimia yang beracun dan karsinogenik atau
pemicu kanker (Wasis, 2008 hal 123).
2.1.2 Kandungan dalam Rokok
Seperti yang telah banyak diketahui bahwa di dalam rokok sangat
banyak memiliki kandungan bahan kimia. Bahan-bahan kimia
penyusun rokok tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan atau
bersifat toksik, bahkan ada beberapa di antaranya yang bersifat
karsinogenik. Bahan kimia yang ada di dalam rokok antara lain adalah
ammoniak (pembersih lantai), arsenik (racun tikus), aceton (peluntur
cat kuku), asam sulfurik (bahan pupuk atau peledak), butana (bahan
bakar korek api), metanol (bahan bakar roket), naptalen (kapur barus),
polonium (unsur radioaktif), toluna (pelarut industri), vinil klorida (bahan
plastik pvc), DDT (insektisida terlarang) dan shellac (pelitur kayu)
(Nenggala, 2007 hal 71).
sebatang rokok terdapat kurang lebih 8-12 mg nikotin. Penggunaan
nikotin pada dosis rendah dapat menyebabkan tekanan darah naik,
sakit kepala, meningkatkan sekresi getah lambung yang dapat
menyebabkan penyakit mag, muntah-muntah, dan diare.
Sedangkan penggunaan nikotin dalam dosis yang tinggi dapat
berhentinya kerja jantung. Nikotin merupakan zat kimia perangsang
yang dapat merusak kerja jantung, nikotin juga dapat menyebabkan
efek ketergantungan terhadap pemakainya (Wasis, 2008 hal 123).
2. Karbon Monoksida (CO)
Karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna
senyawa karbon. Merokok merupakan salah satu pembakaran yang
tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel karbon) dan
karbon monoksida. Tingginya kadar monoksida yang ada di dalam
tubuh dapat mempengaruhi kerja hemoglobin untuk berikatan
dengan oksigen (Wasis, 2008 hal 123).
3. Tar
Tar adalah sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang
merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara
0.5-35 mg/batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat
menyebabkan kanker pada jalan napas dan paru-paru. Tar
merupakan bahan kimia yang menjadi penyebab noda kuning
kecoklatan pada kuku dan gigi perokok. Selain itu tar dapat
membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene (senyawa polycyclic
aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat karsinogenik yang ada
dalam tar (Sugito, 2007 hal 41).
Di dalam rokok tidak hanya tersusun atas bahan kimia, rokok
juga tersusun atas bahan baku atau bahan pokok. Bahan baku
1. Tembakau
Tembakau merupakan salah satu bahan baku dari pembuatan
rokok. Tembakau memiliki nama latin Nicotiana tabacum yang
termasuk ke dalam famili Solanaceae. Untuk dapat dijadikan rokok,
tanaman tembakau ini harus dipetik terlebih dahulu dari batangnya,
diambil dari bagian-bagian bawah kemudian dilanjutkan kebagian
atasnya. Setelah dipetik dari batangnya semua daun tembakau
dikumpulkan untuk diiris tipis-tipis, kemudian dikeringkan dengan
cara dijemur. Setelah kering daun tembakau ini siap dikirim ke
pabrik untuk diolah menjadi rokok Tembakau merupakan tanaman
lokal yang berasal dari daerah Tobago, yaitu sebuah daerah di
wilayah Meksiko, Amerika Serikat (Jampes, 2009 hal 14).
2. Cengkeh
Cengkeh merupakan bahan baku dari pembuatan rokok selain
tembakau. Cengkeh memiliki nama ilmiah yaitu Syzygium
aromaticum yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan nama
Cloves, yang berarti bahwa tangkai bunga kering beraroma dari
keluarga pohon Mytaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia
yang banyak digunakan sebagai bumbu masakan-masakan pedas
di negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas
Indonesia (Hatta, 2016 hal 238).
Gambar 2.1 Rokok dan Komponen Penyusunnya (Suryatin, 2006 hal 78)
2.1.3 Merokok dan Perokok
Merokok merupakan suatu proses pembakaran tembakau yang
sebelumnya telah diolah menjadi rokok, serta proses penghisapan
asap yang dihasilkan dari pembakaran tersebut. Menurut Depkes
(2010) merokok adalah kegiatan membakar rokok dan atau menghisap
asap rokok.
Sedangkan perokok memiliki arti yang sangat luas. Perokok
merupakan orang yang menghisap asap rokok baik secara langsung
atau tidak langsung. Secara langsung disini, diartikan seseorang yang
menghisap asap rokok karena orang tersebut memang seseorang
yang mengonsumsi rokok. Sedangkan secara tidak langsung adalah
seseorang yang menghisap asap rokok bukan karena seseorang
tersebut mengonsumsi rokok, tapi karena seseorang tersebut berada
pada suatu tempat atau lingkungan yang dikelilingi dengan orang yang
tersebut akan menghisap atau akan terpapar oleh asap rokok. Perokok
dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Perokok Aktif
Perokok aktif adalah orang yang dengan sengaja membakar
tembakau yang telah diolah menjadi rokok dengan atau tanpa
bahan tambahan serta menghirup asap yang ditimbulkan dari
pembakaran rokok tersebut.
2. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun
terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang dikeluarkan
oleh perokok aktif (Depkes, 2010).
2.1.4 Dampak dari Merokok
Seperti yang kita ketahui bahwa merokok sangatlah berbahaya
untuk kesehatan baik pada perokok itu sendiri yang biasa disebut
dengan perokok aktif maupun orang di sekeliling perokok yang yang
juga dapat menghirup asap rokok yang dihasilkan dari pembakaran
rokok oleh perokok aktif, yang biasa dikenal dengan perokok pasif.
Rokok berbahaya bagi kesehatan karena di dalam rokok banyak sekali
mengandung bahan kimia, yang akan keluar dan ikut bersama asap
yang dikeluarkan ketika proses pembakaran rokok. Jadi, ketika
seseorang menghisap asap rokok, secara tidak langsung orang
tersebut telah memasukkan banyak bahan kimia ke dalam tubuhnya
melalui asap rokok yang mereka hisap. Beberapa dampak yang
disebabkan oleh rokok terhadap kesehatan menurut Rafael (2006 hal
72) :
a. Mengalami Acute Necrositing Ulcerative Gingitivis, yaitu penyakit
b. Beresiko terkena angina 20 kali lebih besar. Angina adalah rasa
sakit di dada pada saat melakukan latihan olahraga atau saat
sedang makan
c. Mengalami sakit punggung
d. Mengalami Buerger’s Disease (penyakit peredaran darah) atau
juga dikenal dengan Thromboangitis Obliterans
e. Beresiko 2 kali lebih besar menderita impotensi
f. Beresiko 16 kali mengalami Optic Neurophaty, yaitu penurunan
kemampuan penglihatan
g. Mengalami luka pada ikatan sendi
h. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami kemerosotan mascular
yang terjadi pada mata
i. Mengalami Nystagmus, yaitu gerakan mata tidak normal
j. Beresiko 2 kali lebih besar terkena katarak
k. Terkena Ostheoporosis, yaitu pengeroposan tulang, dimana tulang
mengecil dan rapuh akibat kekurangan kalsium
l. Mengalami Osthearthritis, yaitu penyakit tulang pada orang usia
pertengahan atau orang tua yang dicirikan dengan persendian
yang meradang sehingga terasa sakit dan kaku
m. Mengalami pheriperal vascular disease, yaitu radang paru-paru
dimana alveoli kecil pada paru-paru dipenuhi cairan
n. Beresiko 2 kali lebih besar mengalami Psoriasis, yaitu peradangan
kulit dimana noda merah ditutupi oleh noda putih
o. Mengalami Rheumatoid Arthritis, yaitu rasa sakit menyeluruh pada
bagian tangan, kaki, dan pinggul
p. Mengalami Tobacco Amblyopia, yaitu gangguan penglihatan yang
q. Mengalami pengeroposan tulang gigi
r.
Mengalami stroke atau pendarahan pada otakGambar 2.2 Dampak Merokok (Aloysius, 2007 hal 223)
2.2 Darah
2.2.1 Pengertian Darah
Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain,
karena organ ini berbentuk cairan, darah merupakan medium transport
di dalam tubuh. Volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan
normal dan berjumlah sekitar 5 liter di dalam tubuh. Keadaan darah di
dalam tubuh masing-masing individu tidaklah sama, bergantung pada,
usia, pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah
(Handayani, 2008 hal 1).
Tubuh manusia mengandung antara 5-6 liter (1,3 dan 1,5 galon)
darah, yang mewakili antara 7%-8% rata-rata berat tubuh. Setengah
dari darah terdiri dari cairan atau bagian cair yang disebut dengan
molekul-molekul dengan berbagai fungsi. Setetes darah yang keluar dari luka
kecil mengandung 5 juta sel darah merah, 10 ribu sel darah putih dan
250 ribu trombosit (Yahya, 2012 hal 12).
Menurut Damin Sumardjo (2009) darah beredar dalam sistem
pembuluh darah yang tertutup dan menyusun sekitar 6%-8% berat
badan. Secara keseluruhan, darah memiliki berat jenis 1,060,
viskositas 3,6-5,3, titik beku sekitar 0,55°C, dan pH sekitar 7,4. Darah
tersusun atas dua komponen yaitu :
1. Substansi padat yang volumenya sekitar 45% yang terdiri atas
sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit) dan sel-sel-sel-sel
pembeku ( trombosit)
2. Substansi cair yang volumenya sekitar 55% dan dikenal sebagai
plasma darah. Plasma darah 90%-92% tersusun atas air dan di
dalamnya terlarut banyak senyawa-senyawa kimia.
2.2.2 Fungsi Darah Di Dalam Tubuh
Menurut Damin Sumardjo (2009 hal 18) banyak fungsi darah di
dalam tubuh yang telah banyak diketahui, di antaranya adalah :
1. Alat transport berbagai zat kimia seperti transport zat makanan
yang telah diserap dalam usus ke jaringan-jaringan yang
membutuhkannya, transport zat sampah atau zat buangan produk
metabolisme dari seluruh jaringan ke alat-alat ekskretori, transport
oksigen dari paru-paru ke jaringan, transport karbondioksida dari
jaringan ke paru-paru, transport zat pengatur atau hormon dari
sumbernya (kelenjar endokrin) ke bagian tubuh tertentu
2. Benteng pertahanan tubuh terhadap infeksi kuman dan benda asing
oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar
penyebaran panas badan, pengatur keseimbangan antara cairan
darah dengan cairan jaringan, pengatur pemeliharaan
keseimbangan asam basa di dalam tubuh.
Darah tidak hanya bertindak sebagai pembawa atau transport sari
makanan, oksigen, hormon dan juga yang lainnya, darah juga
bertindak sebagai penggerak di dalam tubuh. Darah mengalir secara
terus-menerus di dalam tubuh untuk melakukan semua tugasnya,
darah bertanggung jawab untuk hampir semua komunikasi di dalam
tubuh. Bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk sel, yang
karenanya tubuh memperoleh energi, yang diangkut dalam darah.
Darah juga bertindak sebagai penyesuai suhu tubuh (Yahya, 2012 hal
9).
2.2.3 Komponen-Komponen Penyusun Darah
Darah merupakan cairan di dalam tubuh yang memiliki banyak
sekali fungsi di dalam tubuh. Darah tersusun atas beberapa komponen
penting untuk dapat melakukan semua tugas dan fungsinya dengan
semestinya. Terdapat dua komponen penyusun darah, yaitu :
1. Plasma darah
Plasma darah mengisi sekitar 55% dari total volume darah.
Salah satu fungsi dari plasma darah yaitu mengatur keseimbangan
osmosis darah di dalam tubuh. Pada manusia plasma darah
tersusun atas 90% air dan bahan-bahan terlarut 10% ( Firmansyah,
Tabel 2.1 Komposisi Plasma Darah
No Kandungan Plasma Darah Fungsi
1 Air Sebagai pelarut zat-zat lain di dalam tubuh
b. Globulin (alfa, beta, gamma) Membantu transportasi lemak, vitamin dan hormon, sebagai pertahanan tubuh (antibodi) c. Protein penggumpal darah Berperan dalam proses
penggumpalan darah
3 Garam-garam (ion-ion) Penyeimbang tekanan osmosis, mempertahankan pH (buffer), mempertahankan fungsi syaraf dan otot dan mengatur permeabilitas sel 4. Nutrient seperti glukosa, asam amino Digunakan oleh sel sebagai
dan asam lemah makanan cadangan
5 Hormon Mempengaruhi aktivitas organ yang dituju
6 Karbondioksida Hasil respirasi sel yang dibawa ke paru-paru untuk dibuang
7 Sampah nitrogen Hasil metabolisme yang akan di ekskresikan oleh ginjal Sumber : Rikky Firmansyah (2007 hal 60)
2. Sel-Sel Darah
Terdapat sekitar 45% sel-sel darah di dalam darah. Sel-sel
darah tersebut tersusun atas, sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit), dan keping darah (trombosit) (Firmansyah, 2007 hal
61).
a. Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah (eritrosit) berfungsi mengedarkan atau
mengangkut oksigen dan karbondioksida. Kemampuan mengikat
oksigen dan karbondioksida oleh sel darah merah adalah karena
adanya hemoglobin (Firmansyah, 2007 hal 61).
Sel darah merah (eritrosit) merupakan cairan bikonkaf
mitokondria, dan ribosom serta tidak dapat bergerak. Eritrosit
dapat melakukan mitosis, fosforilasi oksidatif sel, atau
pembentukan protein (Handayani, 2008 hal 2).
Menurut Wiwik Handayani (2008) eritrosit memiliki
komponen-komponen sebagai berikut :
1. Membran eritrosit
2. Sistem enzim
Enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrogenase)
3. Hemoglobin yang komponennya terdiri atas :
a. Heme yang merupakan gabungan antara protoporfirin
dengan besi
b. Globin, yaitu bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa
dan 2 rantai beta
Eritrosit dibentuk di dalam sumsum tulang belakang. Eritrosit
mempunyai rentang usia sampai 120 hari dan sel-sel eritrosit
yang sudah mati disingkirkan oleh aktivitas fagositik sel
retikuloendotelial di dalam limpa dan hati (Jeyaratnan, 2010 hal
126). Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa kira-kira
11,5-15 gram dalam 100 cc darah (Handayani, 2008 hal 4).
b. Sel darah putih (leukosit)
Sel darah putih (leukosit) berfungsi sebagai kekebalan dan
daya tahan tubuh dari serangan penyakit ataupun benda-benda
asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi tersebut didukung
oleh kemampuan leukosit untuk bergerak amoeboid (sepeti
amoeba) dan sifatnya yang fagositosis (memangsa atau
memakan). Sel darah putih (leukosit) dibentuk di dalam sumsum
Sel darah putih (leukosit) hanya dapat hidup selama 12-13
hari. Dalam keadaan normal, jumlahnya kurang lebih 7.000 sel
per milimeter kubik darah. Jumlah sel darah putih (leukosit) dapat
meningkat sangat tinggi jika ada penyakit seperti radang usus
buntu dan paru-paru basah. Bahkan jumlahnya dapat mencapai
100.000 pada penderita leukimia (Hutapea, 2006 hal 89).
Menurut Wiwik Handayani (2008) fungsi dari sel darah darah
putih (leukosit) adalah:
1. Sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan memakan bibit
penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan
sitoplasmanya leukosit dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Agranulosit
Agranulosit adalah sel darah putih (leukosit) yang tidak
mempunyai granula pada sitoplasmanya. Terdapat dua jenis
agranulosit, yaitu :
a. Monosit
Monosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula
pada sitoplasmanya yang memiliki ukuran 14-19
milimikron, monosit memiliki ukuran yang lebih besar dari
limfosit, monosit memiliki inti menyerupai ginjal
(Firmansyah, 2007 hal 63).
memiliki bintik-bintik sedikit kemerahan. Monosit dibentuk
dalam sumsum tulang dan bersirkulasi ke dalam sirkulasi
darah dalam bentuk imatur dan mengalami proses
pematangan menjadi makrofag setelah masuk ke dalam
jaringan. Monosit memiliki fungsi sebagai fagosit, dimana
jumlahnya 34% dari total komponen sel darah putih
(Handayani, 2008 hal 11).
b. Limfosit
Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki granula
pada sitoplasmanya. Limfosit adalah leukosit yang tidak
bergerak dan memiliki satu inti sel. Limfosit berfungsi
membentuk antibodi, limfosit berukuran 8-14 milimikron
(Firmansyah, 2007 hal 63).
Limfosit memiliki nukleus besar bulat, sel limfosit
berkembang di dalam jaringan limfe. Ukurannya bervariasi
dari 7 sampai dengan 15 mikron. Banyaknya 20%-25%
dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang
masuk ke dalam jaringan tubuh (Handayani, 2008 hal 9).
Limfosit dibagi menjadi dua, yaitu limfosit T dan limfosit
B.
1. Limfosit T
Limfosit T meninggalkan sumsum tulang dan
berkembang lama, kemudian bermigrasi menuju ke
dalam timus. Setelah meninggalkan timus, sel-sel
limfosit T beredar ke dalam darah sampai sel limfosit T
bertemu dengan antigen. Setelah sel limfosit T bertemu
bahan-bahan kimia untuk menghancurkan antigen yang masuk,
dan juga memberikan informasi pada sel leukosit yang
lain bahwa telah terjadi infeksi (Handayani, 2008 hal 9).
2. Limfosit B
Limfosit B terbentuk di sumsum tulang kemudian
bersirkulasi di dalam darah sampai sel limfosit B
bertemu dengan antigen. Setelah sel limfosit B
mengenali adanya antigen yang masuk, sel limfosit B
akan membentuk antibodi (Handayani, 2008 hal 10).
2. Granulosit
Granulosit adalah sel darah putih (leukosit) yang
mempunyai granula pada sitoplasmanya. Terdapat tiga jenis
granulosit, yaitu :
a. Neutrofil
Neutrofil adalah sel darah putih (leukosit) yang
memiliki granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki
neutrofil dapat menyerap zat warna netral (Firmansyah,
2007 hal 63).
Neutrofil merupakan sel yang paling banyak diantara
sel-sel lainnya, yaitu sekitar 60-70% dari jumlah leukosit.
Neutrofil jumlahnya akan meningkat apabila terjadi infeksi,
misalnya terjadinya infeksi yang disebabkan oleh bakteri
(Furqoniya,2007 hal 148).
b. Basofil
Basofil adalah sel darah putih (leukosit) yang memiliki
granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki neutrofil
63).
Basofil berjumlah sekitar 0,5-1% dari jumlah leukosit,
basofil mengandung heparin dan juga histamin. Heparin
merupakan zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
pembekuan di dalam pembuluh darah. Adanya kandungan
histamin pada basofil menyebabkan basofil tampak
berwarna biru pada pewarnaan basa (Furqoniya, 2007 hal
148).
c. Eosinofil
Eosinofil adalah sel darah putih (leukosit) yang
memiliki granula pada sitoplasmanya. Granula yang dimiliki
eosinofil dapat menyerap zat warna asam (Firmansyah,
2007 hal 63).
Eosinofil berjumlah sekitar 2,5%-3% dari jumlah
leukosit, eosinofil akan tampak berwarna merah pada
pewarnaan asam, jumlah eosinofil dapat meningkat pada
saat tubuh terinfeksi oleh cacing (Furqoniya,2007 hal 148).
c. Keping darah (trombosit)
Keping darah disebut juga sebagai trombosit. Trombosit
berbentuk bulat, lonjong, bahkan berbentuk tidak beraturan.
Trombosit tidak memiliki inti dan berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan eritrosit (Firmansyah, 2007 hal 63).
Keping darah (trombosit) dapat bertahan hidup hanya dalam
rentang waktu 8-10 hari dan berjumlah sekitar 250.000 sel per
milimeter kubik darah. Keping darah (trombosit) memiliki peranan
yang sangat penting dalam proses penghentian perdarahan pada
d. Perbedaan Antara Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit
Tabel 2.2 Perbedaan Eritrosit, Leukosit dan Trombosit
No Pembeda Eritrosit Leukosit Trombosit
1 Ukuran 7,5 m 5-9 m 2-4 m
2 Jumlah ± 5 juta/mm3 ± 7 ribu/mm3 ± 300 ribu/mm3 3 Stuktur Tanpa nukleus, Mempunyai Tanpa nukleus mempunyai nuleus, tanpa dan hemoglobin Hemoglobin hemoglobin
4 Bentuk Cakram Tidak tidak beraturan bikonkaf beraturan
5 Tempat Sumsum Sumsum tulang Sumsum tulang Produksi merah tulang dan kelenjar belakang
pipa dan limfa tulang pipih
6 Fungsi Membawa Fagosit Pembekuan oksigen dari memakan darah paru-paru kuman
Hemoglobin adalah suatu protein globular majemuk yang tersusun atas
protein sederhana (globin) dan radikal postetik heme. Salah satu fungsi
tepenting dari hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua paru-paru
ke jaringan tubuh, dan mengangkut karbondioksiada dari jaringan tubuh ke
kedua paru-paru (Sumardjo, 2009 hal 18).
Hemoglobin adalah suatu molekul yang dibentuk oleh 4 sub-unit
(Ganong, 1995 dalam Sodikin, 2009 hal 17). Molekul hemoglobin
mengandung sebuah protein yang terdiri atas empat rantai yang dikenal
sebagai globin. Setiap globin terikat pada molekul lain yang disebut sebagai
kelompok heme, yang berfungsi teramat penting dalam mengikat oksigen
pada hemoglobin. Setiap kelompok heme membawa satu ion besi, yang
berarti bahwa empat kelompok heme membawa empat ion besi (Yahya,
sehingga akan membentuk oksihemoglobin, ikatan oksihemoglobin inilah
yang menyebabkan warna merah pada darah (Kanmanna, 2008 hal 132).
Hemoglobin tersusun dari dua komponen penyusun, yaitu heme dan
globin. Heme adalah suatu pigmen yang mengandung besi (Fe), heme inilah
yang menyebabkan warna merah pada darah. Sedangkan globin adalah
sejenis protein yang tersusun atas dua pasang rantai yaitu alfa dan beta
(Firmansyah, 2007 hal 62).
Setiap sel darah merah mengandung sekitar 200 juta molekul
hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan senyawa protein yang
mengandung besi (Fe). Hemoglobin memiliki daya ikat (daya afinitas)
terhadap oksigen dan juga karbondioksida (Furqoniya, 2007 hal 146).
Namun terdapat perbedaan antara daya afinitas yang dimiliki oleh
hemoglobin untuk mengikat oksigen dengan daya afinitas yang yang dimiliki
oleh hemoglobin untuk mengikat karbondioksida. Hemoglobin memiliki daya
afinitas yang lebih tinggi terhadap karbondiksida dibandingkan dengan
oksigen.
hemoglobin laki-laki dewasa adalah 13,0 gr/dl, perempuan dewasa kadar
normal hemoglobinnya adalah 12gr/dl, dan untuk kadar normal hemoglobin
Tabel 2.3 Batas Normal Kadar Hemoglobin
No Umur dan Jenis Kelamin Nilai Normal Hemoglobin
1 Anak Balita 11 gr/dl
2 Usia Sekolah 12 gr/dl
3 Perempuan Dewasa 12 gr/dl
4 Laki-laki Dewasa 13 gr/dl
5 Ibu Hamil dan Ibu Menyusui ekskulisif 11 gr/dl Sumber : Harry (2010 hal 29)
2.4 Pengaruh Merokok terhadap Kadar Hemoglobin
Merokok adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kadar
hemoglobin di dalam darah menjadi tidak normal. Kandungan bahan kimia
dalam rokok sangat beragam. Asap rokok yang keluar pada saat seorang
perokok sedang merokok banyak sekali mengandung bahan kimia, salah
satunya adalah karbon monoksida (CO). Merokok merupakan salah satu
pembakaran yang tidak sempurna yang menghasilkan asap putih (partikel
karbon) dan karbon monoksida. Tingginya kadar karbon monoksida yang
ada di dalam tubuh dapat mempengaruhi kerja hemoglobin untuk berikatan
dengan oksigen (Wasis, 2008 hal 123).
Hemoglobin merupakan salah satu senyawa dalam sel darah merah
yang berfungsi mengangkut zat oksigen kedalam sel-sel tubuh. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Nodenberg (1990) menyatakan bahwa kadar
hemoglobin rata-rata pada perokok adalah 156±0.4 g/L dan kadar rata-rata
hemoglobin pada orang yang bukan perokok adalah 153±0.5 g/L. Maka
Nodenberg mengambil kesimpulan dari hasil penelitiannya bahwa merokok
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar hemoglobin dalam darah
(Asyraf, 2010).
Karbon monoksida yang ada pada asap rokok yang dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna apabila terhirup dan masuk ke dalam tubuh
dalam jumlah yang banyak maka akan menghambat kerja hemoglobin untuk
karbon monoksida lebih kuat daripada daya afinitas yang dimiliki oleh
oksigen untuk dapat berikatan dengan hemoglobin. Menghirup asap rokok
akan meningkatkan karbon monoksida (CO) dalam darah. Hemoglobin
adalah komponen darah yang mengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh organ jaringan. Hemoglobin memiliki daya afinitas terhadap oksigen
dan karbon monoksida, namun daya afinitas hemoglobin terhadap karbon
monoksida lebih kuat daripada daya afinitas hemoglobin terhadap oksigen.
Apabila hemoglobin lebih banyak mengikat karbon monoksida, maka
oksigen yang disuplai ke jantung akan berkurang, sehingga jantung bekerja
lebih berat untuk mendapatkan energi yang sama beratnya (Muttaqin, 2009
hal 70).
Apabila karbon monoksida yang masuk ke dalam tubuh sangat banyak
maka ini akan sangat mengganggu hemoglobin untuk berikatan dengan
oksigen, yang pada akhirnya hemoglobin itu akan lebih banyak berikatan
dengan karbon monoksida. Menurut penelitian John W. Adamson (2005),
menyatakan bahwa pada perokok berat terjadi peningkatan kadar
hemoglobin. Peningkatan ini terjadi karena reflek dari mekanisme
kompensasi tubuh terhadap rendahnya kadar oksigen yang berikatan
dengan hemoglobin akibat digeser oleh karbon monoksida (CO) yang
mempunyai afinitas terhadap hemoglobin yang lebih kuat, sehingga tubuh
akan meningkatkan proses hematopoiesis, yang kemudian akan
meningkatkan produksi hemoglobin akibat dari rendahnya tekanan parsial
BAB III
3.2 Penjelasan Kerangka Konseptual
Berdasarkan kerangka konseptual di atas terdapat dua variabel yang
diperiksa, yaitu variabel dependen (kadar hemoglobin) dan variabel
independen (perokok aktif dan perokok pasif). Perokok dibagi menjadi dua
golongan yaitu perokok aktif dan perokok pasif. Beberapa hal yang
mempengaruhi seseorang untuk merokok seperti, rasa ingin tahu yang
tinggi, rasa ingin coba-coba, rasa tenang yang didapat saat merokok, rasa
ketagihan atau kecanduan. Menurut beberapa penelitian merokok dapat
meningkatkan kadar hemoglobin. Kadar hemoglobin dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah merokok, tinggal di dataran tinggi,
kehilangan darah, penyakit, pengaruh pemberian obat, dan juga dehidrasi.
3.3 Hipotesis
H0 = Tidak Ada Pengaruh Perokok Aktif terhadap Kadar Hemoglobin
H1 = Ada Pengaruh Perokok Aktif terhadap Kadar Hemoglobin
H0 = Tidak Ada Pengaruh Perokok Pasif terhadap Kadar Hemoglobin
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat Penelitian
4.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan dari perencananaan penyusunan
proposal sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu sejak bulan
November 2016 sampai bulan Agustus 2017.
4.1.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada warga perokok aktif dan warga
perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang
yang diperiksa diruang Laboratorium RSIA Muslimat Jombang.
4.2 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik
Observasional. Yang kemudian dilakukan pendataan mengenai kadar
hemoglobin pada perokok aktif dan perokok pasif yang hasilnya nanti akan
diolah dan dianalisa terlebih dahulu agar mudah dipahami. Adapun
pendekatannya menggunakan Cross Sectional, dimana observasi atau
pengumpulan data dilakukan pada satu waktu.
4.3 Kerangka Kerja
Kerangka kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1 : Kerangka kerja dari uji Hubungan Perokok Aktif dan Perokok Pasif
Semua warga laki-laki perokok aktif dan perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang yang
Berjumlah 61 orang
Sampel
Perokok aktif dan perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang yang Berjumlah 61
4.4 Populasi, Sampling, dan Sampel
4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua warga laki-laki
perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03
Kecamatan Jombang yang berjumlah 61 orang.
4.4.2 Sampling
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
penilaian peneliti mengenai siapa saja yang sesuai (memenuhi kriteria)
pada warga Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang
untuk dijadikan sampel. Adapun kriteria responden yang akan
dijadikan sampel untuk pemeriksaan dalam penelitian ini adalah :
1. Perokok Aktif
- Warga RT 03 RW 03 Candi Mulyo Jombang
- Berjenis kelamin laki-laki
- Berumur 20 tahun – 40 tahun
- Merokok minimal selama 6 bulan hingga saat ini
(Rafael, 2006 hal 68)
2. Perokok Pasif
- Warga RT RW Candi Mulyo Jombang
- Berjenis kelamin laki-laki
- Berumur 20 tahun – 40 tahun
4.4.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah warga Desa Candi Mulyo RT
03 RW 03 Kecamatan Jombang yang berjenis kelamin laki-laki yang
merokok (perokok aktif) yang berjumlah sebayak 15 responden dan
yang tidak merokok namun terpapar asap rokok (perokok pasif) yang
berjumlah sebanyak 10 responden.
4.5 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel
independen adalah perokok aktif dan perokok pasif
b. Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan variabel dependen
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
No Variabel Definisi Parameter Alat Skala Kategori
Operasional Ukur
1 Variabel Independen
Perokok Perokok aktif Orang yang Quisioner Nominal Perokok aktif dan adalah orang merokok dan aktif :
perokok yang dengan orang yang orang
pasif sengaja tidak yang
membakar merokok, merokok
rokok dan namun selama 6
menghirup terpapar atau bulan
asap dari menghirup hingga
pembakaran asap rokok saat ini.
rokok tersebut. Perokok Hemoglobin hemoglobin hemoglobin <13 gr/dl Darah darah adalah darah dalam Normal :
4.6 Instrumen Penelitian dan Prosedur Penelitian
2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Darah
4.6.2 Prosedur Penelitian
1. Cara pengambilan darah vena
a. Pengambilan darah dilakukan pada salah satu vena cubiti
b. Membendung lengan bagian atas dengan tourniquet supaya
vena terlihat dengan jelas
c. Membersihkan lokasi yang akan diambil dengan alkohol 70%,
dan membiarkan beberapa saat supaya kering kembali
d. Menusukkan jarum dengan posisi lubang jarum di atas sampai
masuk ke dalam vena
e. Merenggangkan pembendungan sambil perlahan –lahan
menarik penghisap spuit sampai didapatkan darah sebanyak
3 ml
f. Melepaskan pembendung serta meletakkan kapas di atas
jarum dan mencabut spuit perlahan-lahan
g. Selanjutnya, menusukkan jarum pada tabung vacum dan
secara otomatis darah akan mengalir sendiri ke dasar tabung
h. Setelah darah mengalir ke dalam tabung vacum, menarik
spuit dari tabung vacum dan menghomogenkan darah yang
ada di dalam tabung vacum
2. Cara Pemeriksaan Hemoglobin dengan Cara Hematology
Analizer
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Menyalakan alat dengan menekan power ON/OFF pada
c. Alat akan menampilkan Start Up, kemudian menekan YES
g. Menyiapkan kontrol atau spesimen pasien yang siap diperiksa
yang sebelumnya telah dilakukan homogenisasi
h. Mengisi ID pasien secara lengkap dan menekan YES
i. Memasukkan kontrol atau spesimen pasien setelah jarum
penghisap sampel keluar kebawah dengan menekan tombol
belakang jarum penghisap sampel
j. Menunggu sampai hasil keluar pada layar dan hasil tercetak
dari alat
k. Setelah selesai melakukan pemeriksaan, memastikan bahwa
alat telah dicuci
l. Menekan tombol menu matikan alat
m. Mematikan alat dengan cara menekan tombol power ON/OFF
4.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data
4.7.1 Pengolahan Data
1. Editing
Dalam editing ini jawaban dari responden akan dikoreksi
kembali untuk mengetahui kelengkapan pengisian quesioner dan
kesesuaian jawaban dengan pertanyaan.
2. Coding
Dalam coding ini dilakukan dengan memberikan
menganalisa data. Pengkodean dalam penelitian ini adalah sebagai
2. Perokok atau Bukan Perokok
Perokok kode P1
Bukan perokok kode P2
3. Umur kode U
3. Entry Data
Entry data dalam penelitian ini dilakukan dengan
memasukkan data hasil penelitian berupa jawaban dari responden.
4. Tabulating
Data yang telah diperoleh dari pengisian kuesioner dan
pemeriksaan kadar hemoglobin terhadap responden dimasukkan
ke dalam tabel-tabel sesuai dengan jenis variabel yang diolah.
4.7.2 Analisa Data
a. Analisa Data Univariat
Analisa data univariat dilakukan pada suatu variabel dari hasil
penelitian. Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik dari setiap variabel penelitian.
b. Analisa Data Bivariat
Analisa data bivariat dilakukan untuk mencari hubungan atau
kolerasi antara variabel independen dan variabel dependen. Analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik.
digunakan. Skala data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ordinal. Jadi, uji statistik yang dipakai adalah uji statistik Mann
Whitney.
4.8 Etika Penelitian
4.8.1 Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada
subjek penelitian diberitahu tentang maksud dan tujuan penelitian, jika
subjek bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.
4.8.2 Anonymity (tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar
pengumpulan data cukup menulis nomor responden atau inisial untuk
menjamin kerahasiaan identitas.
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, penyajian data atau hasil penelitian
BAB V
merupakan salah satu desa yang memiliki kepadatan penduduk yang
padat. Desa Candi Mulyo terletak di sebelah utara ringin contong dan
juga pasar yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan. Sebelah
barat desa Candi Mulyo berbatasan dengan desa Sambong, sebelah
timur berbatasan dengan Perumahan Perumda, sebelah utara
berbatasan dengan desa Doko dan di sebelah selatan berbatasan
dengan desa Sidobayan luar. Desa Candi Mulyo terdiri dari 7 RW,
dimana masing-masing RW terdapat beberapa RT. Penelitian ini
dilakukan pada warga perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi
Mulyo RT 03 RW 03 denga mayoritas warganya adalah perokok aktif.
5.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden,
diketahui bahwa keseluruhan responden adalah berjenis kelamin
laki-laki yang berjumlah sebanyak 25 (100%).
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada responden,
diketahui jumlah responden yang paling sedikit pada rentang umur
20-25 tahun dengan jumlah 2 (8%), dan jumlah responden
terbanyak pada umur rentang umur 36-40 tahun dengan jumlah 11
(44%
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Perokok
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kategori Perokok Responden Perokok Aktif dan Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Data Hasil Pemeriksaan pada
Kadar Hemoglobin
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin
pada darah perokok aktif didapatkan hasil responden dengan kadar
hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar
hemoglobin normal sebanyak 5 (33,33%), dan responden dengan
kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (66,67%).
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Kategori Kadar Hemoglobin pada Perokok Pasif di Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang No Kategori Frekuensi Persentase (%) pada darah perokok pasif didapatkan hasil responden dengan kadar
hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar
hemoglobin normal sebanyak 4 (40%), dan responden dengan
kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (60%).
5.1.3 Analisis Univariat
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada responden,
diketahui keseluruhan responden yang diambil sampelnya oleh peneliti
adalah berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah sebanyak 25 (100%).
Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada
responden, diketahui bahwa jumlah responden yang paling sedikit
pada rentang umur 20-25 tahun dengan jumlah 2 (8%), dan jumlah
responden terbanyak pada umur rentang umur 36-40 tahun dengan
jumlah 11 (44%). Hal ini disebabkan karena pada rentang umur 20-25
tahun sudah banyak yang mengetahui tentang informasi dari bahaya
aktifitas merokok ataupun paparan dari asap rokok tersebut. Sehingga
rokok. Sedangkan pada rentang umur 36-40 tahun yang merupakan
frekuensi tertinggi dapat disebabkan karena keadaan yang
menyebabkan mereka merokok atau terpapar asap rokok yang tidak
dapat mereka hindari. Di rentang usia 36-40 tahun biasanya banyak
memiliki masalah seperti halnya masalah pekerjaan atau masalah
ekonomi sehingga mereka membutuhkan ketenangan yang bisa
mereka dapatkan ketika mereka merokok.
Berdasarkan hasil wawancara pada responden diketahui jumlah
perokok aktif sebanyak 15 (60%) dan jumlah perokok pasif sebanyak
10 (40%). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan di desa Candi Mulyo
mayoritas penduduknya adalah seorang perokok aktif. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah rasa ingin tahu dan
ingin coba-coba, ingin mendapat rasa tenang, rasa ketagihan atau
kecanduan dan juga pengaruh lingkungan. Menurut Sitepoe (2000)
dalam jurnal Asyraf (2010) menyatakan bahawa, terdapat dua
penyebab utama seseorang menjadi perokok yaitu dorongan
psikologis dan dorongan fisiologis. Secara psikologis, perokok
merasakan dengan merokok, ia dapat mengalihkan kecemasan,
menunjukkan kejantanan (bangga diri) dan menunjukkan kedewasaan.
Sedangkan, dorongan fisiologis pula timbul akibat dari nikotin yang
terdapat di dalam rokok yang menyebabkan terjadinya adiksi sehingga
seseorang ingin terus merokok.
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin pada
darah perokok aktif didapatkan hasil responden dengan kadar
hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar
kadar hemoglobin tinggi sebanyak 10 (66,67%). Sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian pemeriksaan kadar hemoglobin pada
darah perokok pasif didapatkan hasil responden dengan kadar
hemoglobin rendah sebanyak 0 (0%), responden dengan kadar
hemoglobin normal sebanyak 4 (40%), dan responden dengan kadar
hemoglobin tinggi sebanyak 10 (60%). Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan perokok aktif maupun perokok pasif mayoritas sampel
responden yang diteliti memiliiki kadar hemoglobin yang tinggi
(abnormal). Hal ini dapat disebabkan karena pengaruh karbon
monoksida yang dihisap oleh perokok aktif maupun perokok pasif yang
kemudian masuk ke dalam darah yang dapat berpengaruh pada kadar
hemoglobin.
5.1.4 Analisis Bivariat
Setelah dilakukan analisis univariat maka dapat dilanjutkan
dengan analisis bivariat. Dalam penelitian ini dilakukan uji statistik Man
Whitney dua sampel independen untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh yang bermakna dari perokok aktif terhadap kadar
hemoglobin dan pengaruh perokok pasif terhadap kadar hemoglobin.
Berdasarkan hasil uji Mann Whitney pada perokok aktif terhadap
kadar hemoglobin didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05). Karena nilai p
yang lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Sedangkan
untuk perokok pasif didapatkan nilai p=0,01 (p<0,05). Karena nilai p
yang lebih kecil dari 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan
demikian terdapat hubungan antara perokok aktif maupun pasif
5.2 Pembahasan
Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok
Pasif terhadap Kadar Hemoglobin” dilakukan pada warga perokok aktif dan
perokok pasif Desa Candi Mulyo RT 03 RW 03 Kecamatan Jombang,
dimana teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
Sampling. Purposive Sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa saja yang sesuai atau
memenuhi kriteria untuk dijadikan responden. Setelah dilakukan sampling
dengan teknik Purposive Sampling didapatkan sampel perokok aktif
sebanyak 15 responden dan perokok pasif sebanyak 10 responden. Jadi,
semua responden berjumlah 25.
Dari masing-masing responden diambil sampel berupa darah, yang
kemudian darah yang diperoleh ditampung pada tabung vacum yang berisi
EDTA untuk mencegah adanya pembekuan darah, dimana sebelumnya
tabung vacum tersebut telah disiapkan dan diberi code sesuai identitas
responden. Kemudian sampel darah diperiksa kadar hemoglobinnya.
Hemoglobin adalah suatu protein globular majemuk yang tersusun atas
protein sederhana (globin) dan radikal postetik heme. Salah satu fungsi
terpenting dari hemoglobin adalah mengangkut oksigen dari kedua
paru-paru ke jaringan tubuh, dan mengangkut karbondioksiada dari jaringan tubuh
ke kedua paru-paru (Sumardjo, 2009 hal 18)
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bertujuan untuk
mengetahui adakah hubungan antara perokok aktif dan perokok pasif
terhadap kadar hemoglobin. Penelitian “Pengaruh Perokok Aktif dan Perokok
Pasif terhadap Kadar Hemoglobin” ini dilakukan pada tanggal 13 Juni 2017
pada perokok aktif dan perokok pasif di Desa Candi Mulyo yang berjenis