• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar Ips Materi Pekerjaan Melalui Metode Make-A Match dan Media Puzzle pada Siswa Kelas Iii Mi Miftahul Ulum Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar Ips Materi Pekerjaan Melalui Metode Make-A Match dan Media Puzzle pada Siswa Kelas Iii Mi Miftahul Ulum Duren Kec. Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran - Test Repository"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PEKERJAAN MELALUI METODE MAKE-A MATCH DAN MEDIA PUZZLE

PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL ULUM DUREN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh NUR AMANAH

NIM 115 14 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5-6).

PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Kedua orang tuaku Bapak (Sumarno) dan Ibu (Tukimah) tersayang, sebagai wujud baktiku kepada beliau, yang telah membesarkan dan mendidikku dengan ikhlas yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan memenuhi kebutuhanku hingga jenjang S1.

2. Kakakku (Asih) dan adik-adikku (utami, wahyu, estri) tersayang yang selalu memberikan motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan jenjang S1. 3. Puji Hartanto yang selalu menemani serta memberikan motivasi serta

dorongan kepadaku dalam menyelesaikan studiku.

4. Bapak ibu guru dan bapak ibu Dosen yang telah mengamalkan ilmunya dari awal masuk bangku sekolah hingga sarjana, serta bapak dosen pembimbing skripsiku Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd yang telah membimbing dan memberi arahan kepadaku.

5. Sahabat-sahabatku Sofiatun, Zulfa, Rif’a, Arina, dwipuji, Azizah yang selalu menemaniku dalam menyelesaikan studi hingga jenjang S1.

(6)

KATA PENGANTAR Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga zaman kaya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Pekerjaan Melalui Metode Make-AMatch Dan Penggunaan Media Puzzle Pada Siswa Kelas Iii Mi Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan

saran yang membangun kepada penulis.

4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah memberi motivasi dan dukungannya.

6. Dosen Penguji, Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza' Jaza an Katsiro

(7)

8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (IAIN) Salatiga dan Perpustakaan Umum Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan. 9. Bapak Muhammad Toha, S.Pd.I selaku kepala MI Miftahul Ulum Duren

Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Miftahul Ulum Duren.

10.Bapak Muhammad Burhanudin, S.Pd.I selaku wali kelas III MI Miftahul Ulum Duren yang telah membantu proses penelitian ini.

11.Siswa siswi kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang telah berkenan, mendukung serta membantu penelitian dalam melakukan penelitian ini.

12.Teman-teman serta sahabat yang telah menginspirasi, saling mendukung dan berjuang bersama-sama.

Semoga atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk pembaca selalu penulis harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.

(8)

ABSTRAK

Amanah, Nur. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Pekerjaan Melalui Metode Make-A Match Dan Penggunaan Media Puzzle Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, Metode Make-A Match, Metode Puzzle

Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar yang diperoleh siswa kelas III MI Miftakhul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajran 2017/2018 pada pelajaran IPS materi Pekerjaan masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 53,87 sedangkan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65 dan KKM Nasional 75. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran IPS, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan Metode Make a Match dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran terutama pada pembelajaran IPS. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif , yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi dan pembelajar IPS menjadi lebih menyenangkan.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III yang berjumlah 15 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, observasi dengan mengamati perilaku siswa dalam proses pembelajaran.

(9)

DAFTAR ISI Halaman Sampul

Lembar Berlogo

Halaman Judul ... i

Halaman persetujuan pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Pernyataan Keaslian Tulisan ... iv

Motto dan Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Abstrak ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xiv

Daftar lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 6

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 9

G. Metode Penelitian ... 10

(10)

I. Pengumpulan Data ... 16

J. Analisis ... 17

K. Sistematika Penulisan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS a. Belajar ... 20

1) Pengertian Belajar ... 20

2) Pengertian Hasil Belajar ... 20

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 21

c. Ciri- ciri Belajar ... 24

d. Tujuan Hasil Belajar ... 24

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial ... 26

b. Tujuan Pembelajaran IPS ... 27

c. Fungsi Pembelajaran IPS ... 27

d. Hakekat IPS di Sekolah Dasar ... 28

3. Pekerjaan ... 29

a. Pengertian Pekerjaan ... 29

b. Jenis-jenis Pekerjaan ... 30

4. Make A Match ... 32

(11)

b. Langkah-langkah Make A Match ... 34

c. Kelebihan Make A Match ... 35

d. Kelemahan Make A Match ... 36

5. Media Pembelajaran ... 36

a. Pengertian Media Pembelajaran ... 36

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ... 37

c. Pertimbangan Pemilihan Media ... 38

d. Fungsi Media Pembelajaran ... 41

6. Puzzle a. Pengertian Puzzle ... 41

b. Jenis Potongan Puzzle ... 42

c. Manfaat Media Puzzle ... 43

d. Cara Memainkan Puzzle ... 44

7. Hubungan Materi IPS, Metode Make-A Match dan Media Puzzle ... 45

B. Kajian Pustaka ... 45

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Miftahul Ulum Duren 1. Profil Sekolah MI Miftahul Ulum Duren ... 51

2. Visi, Misi dan Tujuan ... 51

3. Keadaan Siswa ... 52

(12)

2. Waktu Penelitian ... 54

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 60

3. Siklus III ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus 1. Pra Siklus ... 72

2. Siklus I ... 73

3. Siklus II ... 80

4. Siklus III ... 86

B. Pembahasan 1. Hasil Rekapitulasi ... 93

2. Kondisi Awal ... 94

3. Kondisi Akhir ... 95

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 98 DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Skema Siklus Penelitian ... 12

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa MI ... 53

Tabel 3.2 Data Responden Siswa Kelas III ... 53

Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus ... 73

Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus ... 73

Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I ... 74

Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ... 75

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ... 75

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ... 78

Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif pada Siklus II ... 80

Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ... 81

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ... 81

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ... 84

Tabel 4.11 Hasil Tes Formatif Siklus III ... 87

Tabel 4.12 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus III ... 87

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Guru Siklus III ... 88

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Siswa Siklus III ... 90

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Sekolah ... 94

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi

Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian Lampiran 7 : daftar Nilai SKK

(15)
(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dan diberikan di sekolah dari Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah Menengah Atas. Ilmu Pengetahuan Sosial membahas kehidupan sosial dengan segala aspek dan permasalahannya. Dalam buku Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Teori, Aplikasi dan Evaluasi (Rasimin, 2012 : 56) diperoleh pendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9).

(18)

Sosial (IPS) adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut : (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetensi dalam masyarakat majemuk ditingkat lokal, nasional dan global (Rasimin, 2012: 34).

(19)

Semua guru harus menyadari bahwa tidak semua materi dapat disajikan dengan melihat langsung disekitar sekolah, alam bebas atau survei langsung ke lokasi. Materi pembelajaran juga tidak akan mudah diterima peserta didik jika hanya disampaikan secara abstrak tanpa menyentuh, menggunakan, mendengar, merasakan, atau paling tidak melihat sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran tersebut. Seringkali seorang guru kurang mampu menangkap dan menanggapi hal-hal yang bersifat abstrak atau yang belum pernah terekam dalam ingatannya sehingga dibiarkan berjalan sesuai dengan alur pengajaran klasik model ceramah.

(20)

itu sesuai dengan pernyataan “Taksonomi Bloom” yang harus dicapai siswa

dalam belajar yaitu kemampuan afektif (sikap), kemampuan kognitif (pengetahuan) dan kemampuan psikomotorik (ketrampilan) (Arikunto, 2012: 131).

Melalui survei dan wawancara yang dilakukan pada bulan Januari di kelas III MI Miftahul Ulum Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang ditemukan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) tergolong masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diterapkan untuk mata pelajaran IPS adalah 65. Dari hasil wawancara pada bulan Januari diketahui bahwa dari jumlah 15 siswa, 3 siswa (20%) memperoleh nilai sesuai KKM dan 12 siswa (80%) belum memenuhi dari KKM kelas sebagai indikator keberhasilan PTK, sehingga peneliti mencoba untuk mencari solusinya.

(21)

untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya. Siswa hanya diarahkan untuk menghafal tetapi tidak memahami apa yang telah dipelajarinya. Siswa tidak didorong oleh guru untuk lebih kreatif.

Atas dasar kenyataan demikian, perlu dicari alternatif lainnya dengan melakukan inovasi baik model, metode, teknik, strategi serta media pembelajaran. Metode dan media pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar IPS salah satunya adalah melalui metode Make-A Match dan media Puzzle. Metode dan media ini dapat menumbuhkan semangat belajar, kreativitas dan berfikir siswa. Seperti yang terdapat dalam tafsir Al-Qur’an Surah Al-A’raaf dibawah ini.

Yang artinya: “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan

seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (QS.7:58)” (Al-A’raaf: 58).

(22)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas tentang : Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Pekerjaan Melalui Metode Make-A Match Dan Penggunaan Media Puzzle Pada Siswa Kelas III MI Miftakhul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :

Apakah penggunaan metode Make-A Match dan media Puzzle dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pokok bahasan Pekerjaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi pekerjaan melalui metode Make A-Match dan penggunaan media Puzzle pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

(23)

taraf kerendahan dan akan diuji kebenarnnya melalui penelitian (Maslikhah, 2013: 41).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan metode Make-A Match dan media Puzzle dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pokok bahasan Pekerjaan pada siswa kelas III MI Miftakhul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode Make-A Match dan media puzzle ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :

a. Secara Individual: Nilai yang diperoleh siswa melebihi KKM yang sudah ditentukan di sekolah tersebut, yakni 65

b. Secara Klasikal: Apabila dalam satu kelas tersebut yang mendapat skor sama dengan atau lebih besar dari 75 harus mencapai presentase 85% dari semua siswa.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna dan bermanfaat secara teoritik dan praktis. 1. Manfaat secara Teoritik

(24)

MI Miftakhul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.

2. Manfaat secara Praktis a. Bagi Siswa

1) Melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran

2) Meningkatkan ketrampilan berbicara siswa seperti bertanya dan mengungkapkan pendapat

3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan

4) Menuntun proses berfikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.

5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. b. Bagi Guru

1) Guru menjadi lebih kreatif karena dituntut untuk bisa menjadikan pembelajaran menarik bagi siswa

2) Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang muncul dari masing-masing siswa

3) Meningkatkan mutu kinerja guru saat proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah

(25)

3) Sekolah memiliki guru yang berpotensi dan professional dalam mengelola kelas.

F. Definisi Operasional

Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap judul diatas maka dijelaskan dibawah ini :

1. Hasil Belajar

Hasil belajar dalam ilmu pengetahuan sosial (IPS) yaitu perubahan tingkah laku yang dialami peserta didik mencakup pengembangan dimensi manusia secara utuh, yang terdiri dari beberapa aspek seperti : aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan dan seni (Rasimin, 2012: 51).

Dalam bukunya Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognnitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

2. Ilmu Pengetahuan Sosial

(26)

3. Metode Make-A Match

Make-A Match (membuat pasangan) adalah pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat point (Rusman, 2011:223)

4. Media Puzzle

Puzzle adalah suatu gambar yang dibagi menjadi potongan-potongan gambar yang bertujuan untuk mengasah daya pikir, melatih kesabaran, dan membiasakan kemampuan berbagi. Selain itu, media puzzle juga dapat disebut permainan edukasi karena tidak hanya untuk bermain tetapi juga mengasah otak dan melatih antara kecepatan pikiran dan tangan.

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah peningkatan hasil belajar IPS materi pekerjaan melalui metode Make-A Match dan media Puzzle pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 kata yang dapat yang dapat dipahamai pengetahuannya sebagai berikut: a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan

(27)

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Dari ketiga pengertian diatas, yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan (Arikunto, 2008).

(28)

Skema Siklus Penelitian

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto,2010: 50) 2. Lokasi, waktu dan subyek penelitian

a. Lokasi

(29)

b. Waktu

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih satu bulan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 di MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dari tanggal 5 sampai 20 Maret 2018.

c. Subyek penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dipilih sebagai subyek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Pekerjaan dengan menggunakan metode Make-A Match dan media puzzle.

3. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari empat tahapan penting, yaitu: planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi) (Arikunto,2008: 16). Penjabarannya sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning)

(30)

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan metode Make-A Match dan media puzzle.

b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan metode Make-A Match dan media puzzle.

c) Mempersiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui kondisi guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Make-A Match dan media puzzle.

d) Mempersiapkan lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian perhatian siswa.

e) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode Make-A Match dan media puzzle.

f) Menyusun tes formatif untuk siswa.

g) Target yang diharapkan dalam penetapan metode Make-A Match dan media puzzle ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

2) Action (Tindakan)

(31)

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dan pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.

3) Observation (Pengamatan)

Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat proses pembelajaran berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara maksimal atau tidak.

4) Reflection (Refleksi)

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Dalam hal ini dilakukan analisis data berupa: a) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran

b) Evaluasi hasil observasi

c) Analisi hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I dan siklus II.

(32)

H. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi meliputi lembar observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan merepkan metode Make-A Match dan media puzzle. Lembar pengamatan ini disusun untuk mengetahui tentang penerapan metode pembelajaran Make-A Match dan media puzzle pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 2. Soal tes

Lembar soal diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan dengan menerapkan metode Make-A Match pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.

I. Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Pengamatan

(33)

(Arikunto, 2008: 127). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian, aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Ilmu Pengetahuan Sosial yang diajarkan.

2. Tes

Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angk (Kusumah dan Dwitagama, 2010:78). Tes yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes tertulis.

J. Analisis

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan lainnya. Analisis refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas III MI Miftahul Ulum Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya. Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang digunakan berupa presentase sebagai berikut :

1. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:

M

Keterangan :

(34)

∑x = Jumlah semua nilai siswa

N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)

2. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan : P = Presentasi F = Frekuensi

N = Jumlah Siswa (Djamarah, 2005: 264-265). K. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah para pembaca penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : Berisi kajian pustaka yang mencakup : hasil belajar siswa

(35)

Pekerjaan, jenis-jenis pekerjaan, arti pentingnya bekerja. Media pembelajaran meliputi definisi media pembelajaran, fungsi dan peranan media pembelajaran, tujuan dan manfaat media pembelajaran, pertimbangan pemilihan media. Puzzle.

BAB III : Berisi Pelaksanaan Penelitian mencakup Subjek penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II dan deskripsi pelaksanaan siklus III.

BAB IV : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup : deskripsi paparan persiklus meliputi deskripsi paparan siklus I, deskripsi paparan siklus II, deskripsi paparan siklus III dan pembahasan.

(36)

BAB II

LANDASAN TEORI A. Kajian Teori

1. Hasil belajar Mata Pelajaran IPS a. Belajar

1) Pengertian Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (Djamarah, 2002: 141). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Muhibin, 2003: 63). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan dan sebagainya) oleh usaha, perolehan (KBBI, 2011: 166).

(37)

seorang guru dapat menentukan keberhasilan atau kemunduran suatu pembelajaran.

Hasil belajar adalah suatu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Susanto,2013: 5).

Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur dan dinilai kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi anatara individu dengan lingkungan dari hasil pengalamannya sendiri.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, secara global diklasifikasikan menjadi tiga faktor yaitu; faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.

1) Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.

(38)

Faktor fisiologi yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik/ jasmaniah dan fungsi panca indera. Panca indra yang sangat mempengaruhi belajar antara lain indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga). Oleh karena itu maka panca indera harus senantiasa dijaga agar terlindungi dari bahaya yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi tersebut. b) Aspek Psikologis

Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa antara lain : tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

Faktor- faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Muhibin Syah,2003: 138).

a) Lingkungan Sosial

(39)

dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan dan anak-anak penganggur, misalnya, akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. b) Lingkungan Nonsosial

(40)

belajar yang digunakan siswa. Faktor faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

c. Ciri-ciri belajar

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Menurut Dimyati dkk (2002:8) sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri adapun ciri-ciri belajar yaitu :

1) Siswa yang bertindak belajar atau pembelajar. 2) Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup. 3) Belajar bisa dilakukan diberbagai tempat

4) Belajar dapat dilakukan sepanjang hayat 5) Dapat memecahkan masalah

6) Dapat mempertinggi martabat pribadi. d. Tujuan Hasil Belajar

Tujuan hasil belajar (Hamalik, 2003: 160-161) adalah sebagai berikut:

1) Memberi informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berb agai kegiatan belajar. Informasi yang didapat dari hasil belajar menunjukkan adanya suatu perubahan yang mengalami kemajuan atau kemunduran. 2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina

(41)

yang dijaikan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar selanjutnya.

3) Memberikan informasi tentang kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan remidial (perbaikan). Hasil belajar yang menunjukkan adanya siswa yang belum tuntas belajar supaya mengikuti program perbaikkan. 4) Memberikan informasi sebagai dasar untuk mendorong motivasi

belajar siswa dengan cara mengenal kemajuan sendiri dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan. Informasi ini berguna untuk menyadarkan siswa untuk memperbaiki diri tanpa adannya paksaan dari pihak luar.

5) Memberi informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas. Informasi ini ditujukan untuk manfaat jangka panjang demi kualitas kehidupan siswa yang lebih baik.

(42)

2. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan terjemahan dari apa yang ada di dunia pendidikan dasar dan lanjutan Amerika Serikat dinamakan social studies. Dengan demikian sesuai isinya IPS bisa diartikan sebagai penelaahan masyarakat (Daljoeni, 1981:6).

Dalam buku Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Teori, Aplikasi dan Evaluasi (Rasimin, 2012 : 56) diperoleh pendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang kajian ilmu pengetahuan yang dilakukan secara terpadu dan merupakan hasil dari penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang di organisasikan dari konsep-konsep dan ketrampilan-ketrampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi bahkan disiplin ilmu humaniora, pendidikan dan agama (Puskur, 2001: 9).

(43)

b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu PengetahuanSosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaiakan diri dengan lingkungan kehidupan masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif (Rasimin, 2012: 40).

c. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial

Fungsi ilmu pengetahuan sosial (Rasimin,2012 :40-41) yaitu:

1) Membina siswa menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan ketrampilan dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya sendiri serta serta bagi masyarakat dan negara. 2) Membina siswa menjadi warga negara yang baik dan memiliki

pengetahuan, ketrampilan dan kepedulian sosial, hendaknya harus disesuaikan dengan tata nilai moral yang berlaku di masyarakat.

3) Untuk mewariskan nilai moral dalam masyarakat agar dapat menjunjung tinggi kemuliaan harkat dan derajat manusia.

(44)

d. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) disekolah dasar, pada hakikatnya harus memperhatikan kebutuhan peserta didik yang rata-rata masih berusia 6-12 tahun dalam kelompok usia ini, anak berada dalam tahap perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan mengangggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah kondisi sekarang yang sesuai dengan kenyataan hidup yang dialaminya yang bersifat kongkrit, dan bukan masa depan yang belum bisa dipahami dalam kehidupan nyata yang bersifat abstrak.

(45)

3. Pekerjaan

Jenis-jenis Pekerjaan (Sumber: Buku IPS kelas 3 untuk SD/MI) a. Pengertian Bekerja

Bekerja adalah usaha seseorang untuk mendapatkan penghasilan. Tujuan seseorang bekerja selain untuk mendapatkan penghasilan, memenuhi kebutuhan hidup, yang paling utama yaitu untuk beribadah kepada Allah. Seperti yang ada dalam ayat dibawah ini:

Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105).

b. Jenis- jenis Pekerjaan

(46)

1) Jenis pekerjaan yang menghasilkan barang, di antaranya : a) Petani

Petani yaitu orang yang bekerja dibidang dibidang pertanian.

b) Peternak

Peternak adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak.

c) Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya menangkap ikan di laut.

d) Penjahit

Penjahit atau tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian.

e) Koki

Koki adalah orang yang pekerjaannya membuat makanan. 2) Jenis pekerjaan yang menghasilkan jasa, di antaranya :

a) Guru

(47)

b) Sopir

Sopir adalah orang yang bekerja mengantarkan penumpang.

c) Dokter

Dokter adalah orang yang bekerja di bidang kesehatan. d) Polisi

Polisi adalah orang yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban umum.

e) Pilot

Pilot adalah orang yang bertugas untuk menerbangkan pesawat terbang.

c. Arti Pentingnya Bekerja dan Semangat Kerja 1) Alasan orang harus bekerja

(48)

Artinya: “Dari Miqdam r.a. berkata: Nabi Muhammad saw. bersabda: “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada

makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. Makan hasil usahanya.” (HR. Bukhari).

2) Pentingnya semangat dalam bekerja

Semangat Kerja sangat penting saat kita bekerja. Karena dengan semangat kerja kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dan prestasi yang maksimal pula. Orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam pekerjaannya.

4. Make A Match

a. Pengertian Make A Match

Make-A Match (membuat pasangan) adalah pembelajaran kooperatif dengan cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat point (Rusman, 2011:223).

(49)

penting dalam ruang kelas. Tujuan dari strategi ini (Miftakhul Huda, 2014: 251) antara lain :

1) Pendalaman materi 2) Penggalian materi 3) Edutainment.

Tata laksananya cukup mudah, tetapi guru perlu melakukan beberapa persiapan khusus sebelum menerapkan metode ini. Beberapa persiapannya antara lain:

1) Membuat beberapa pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari (jumlahnya tergantung tujuan pembelajaran) kemudian menulisnya dalam kartu-kartu pertanyaan.

2) Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertanyaan dan kartu jawaban berbeda warna.

3) Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (di sini, guru dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).

(50)

b. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Metode Make A Match

Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa

untuk mempelajari materi di rumah.

2) Siswa dibagi kedalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. 3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu

jawaban kepada kelompok B.

4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harusnmencari atau mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang ia berikan kepada mereka.

5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya dikelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.

(51)

7) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. 8) Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan

kecocokan pertanyaan dan jawaban dari pasangan yang memberikan presentasi.

9) Guru memanggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi (Miftakhul Huda, 2014: 252-253).

c. Kelebihan Metode Make a Match Kelebihan metode ini antara lain:

1) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik

2) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan

3) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

4) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi

(52)

d. Kelemahan Metode Make a Match Adapun kelemahan metode ini adalah:

1) Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak waktu yang terbuang

2) Pada awal-awal penerapan metode, banyak siswa yang akan malu berpasangan dengan lawan jenisnya

3) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi pasangan

4) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman pada siswa yang tidak mendapat pasangan, karena mereka bisa malu 5) Menggunakan metode ini secara terus menerus akan menimbulkan

kebosanan (Miftakhul Huda, 2014: 254). 5. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

(53)

National Education Assiciaton (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio visual serta peralatannya. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Briggs (1970), mengatakan media adalah segala wahana atau alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar. Schramm, mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

b. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk: a) Mempermudah proses pembelajaran di kelas

b) Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

(54)

d) Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. 2) Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar pembelajar. Jadi manfaat media pembelajaran adalah :

a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar

b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih difahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.

c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak bosan dan pengajar tidak kehabisan tenaga. d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab

tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti : mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dll (Nana S dkk, 1991:2)

Selain itu, manfaat media pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar yaitu sebagai berikut :

Manfaat media pembelajaran bagi pengajar, sebagai berikut : a) Memberikan pedoman, arah untuk mencapai tujuan

(55)

b) Menjelaskan struktur dan urutan pengajaran secara baik c) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran

d) Membantu kecermatan, ketelitian dalam penyajian materi pelajaran

e) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar f) Meningkatkan kualitas pengajaran

g) Memberikan dan meningkatkan variasi belajar

h) Menyajikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematis sehingga memudahkan penyampaian, dan

i) Menciptakan kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan.

Manfaat media pembelajaran bagi pembelajar yaitu: a. Meningkatkan motivasi belajar pembelajar

b. Memberikan dan meningkatkan variasi belajar bagi pembelajar c. Memudahkan pembelajar untuk belajar

d. Merangsang pembelajar untuk berfikir dan beranalisis

e. Pembelajaran dalam kondisi dan situasi belajar yang menyenangkan dan tanpa tekanan

(56)

3) Pertimbangan Pemilihan Media

Pertimbangan media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena media yang dipilih harus sesuai dengan :

a) Tujuan pengajaran b) Bahan pelajaran c) Metode mengajar

d) Tersedia alat yang dibutuhkan e) Pribadi pengajar

f) Kondisi siswa, minat dan kemampuan pembelajar g) Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.

(57)

4) Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan :

a) Menghadirkan objek sebenarnya

b) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya c) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret d) Memberi kesamaan persepsi

e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten

g) Memberi suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. 6. Puzzle

a. Pengertian Puzzle

(58)

dengan sedikit arahan dan contoh, maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba menyesuaikan bentuk, menyesuaikan warna, atau logika (Soebachman, 2012:48) dalam Bratadiangga, 2017.

Puzzle adalah permainan menyusun dan mencocokan bentuk dan tempatnya sesuai dengan gambar yang sebenarnya. Disimpulkan bahwa permainan puzzle adalah permainan yang dapat merangsang kemampuan logika matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangannya (Yuliyanti, 2008:42).

b. Jenis Potongan Puzzle

(59)

Beberapa jenis potongan puzzle menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003: 45-46) dalam Bratadiangga, 2017, diantaranya:

1) Puzzle model potongan melengkung 2) Puzzle model potongan geometris 3) Puzzle model potongan modul

4) Puzzle model potongan menurut bagian 5) Puzzle model potongan lurus

Jumlah dan jenis potongan puzzle harus disesuaikan dengan kelompok umur dan kemampuan kecerdasan anak, mulai dari jumlah 2 keping, 3 keping, 6 keping, 9 keping dan seterusnya.

c. Manfaat Media Puzzle

Manfaat permainan puzzle menurut Yulianty (2008:43) adalah: 1) Mengasah otak, kecerdasan otak anak akan terlatih karena

permainan puzzle yang melatih sel-sel otak untuk memecahkan masalah.

2) Melatih koordinasi mata dan tangan, permainan puzzle melatih koordinasi tangan dan mata anak. Hal itu dikarenakan anak harus mencocokan keping-keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar utuh.

(60)

4) Melatih nalar, permainan puzzle dalam bentuk manusia akan melatih nalar anak-anak karena anaak-anak akan menyimpulkan dimana letak kepala, tangan, kaki, dan lain-lain sesuai dengan logika.

5) Melatih kesabaran. Aktivitas permainan puzzle, kesabaran akan terlatih karena saat bermain puzzle di butuhkan kesabaran dalam menyelesaikan permasalahan.

6) Memberikan pengetahuan, permainan puzzle memberikan pengetahuan kepada anak-anak untuk mengenal warna dan bentuk. Anak juga akan belajar konsep dasar binatang, alam sekitar, jenis-jenis benda, anatomi tubuh manusia, dan lain-lain. d. Cara Memainkan Puzzle

(61)

1) Lepaskan kepingan puzzle dari papannya 2) Acak kepingan puzzle tersebut

3) Mintalah anak untuk memasangkannya kembali

4) Berikan tantangan pada anak untuk melakukannya dengan cepat, biasanya dengan hitungan angka 1 sampai 10 atau stopwatch dll. 7. Hubungan Antara Hasil Belajar IPS dengan Metode Make-A Match

dan Media Puzzle

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dan diberikan di sekolah dari Sekolah Dasar (SD)/ Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga Sekolah Menengah Atas. Ilmu Pengetahuan Sosial membahas kehidupan sosial dengan segala aspek dan permasalahannya. Dalam buku Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Teori, Aplikasi dan Evaluasi (Rasimin, 2012 : 56).

(62)

Penggunaan metode pembelajaran dan media yang menarik dapat memotivasi siswa agar senang dalam belajar IPS sehungga siswa mempunyai semangat belajar tinggi dengan hasil yang maksimal.

Penerapan metode Make-A Match (membuat pasangan) adalah pembelajaran kooperatif cara untuk mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat point (Rusman, 2011:223).

Selain metode pembelajaran, media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media puzzle menjadikan siswa tidak jenuh saat proses pembelajaran karena dalam puzzle terdapat unsur yang dapat melatih pemikiran siswa untuk menemukan suatu gambar yang telah teracak untuk dirancang menjadi gambar utuh. Dan media puzzle ini didalamnya mengandung unsur permainan, sehingga anak senang dalam pembelajaran IPS tersebut. B. Kajian Pustaka

(63)

yaitu 65. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran matematika, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan metode Make a Match dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam membelajarkan Matematika. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar Matematikamenjadi lebih menyenangkan. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas melalui metode Make a Match yang berbantu media gambar. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pelaksanaan tindakan membuahkan hasil, berupa peningkatan hasil belajar bangun datar pada siswa kelas IV MI Gubug Cepogo dengan jumlah 14 siswa. Pada siklus I siswa yang tuntas sesuai KKM sebanyak 8 siswa atau 57,14% dan yang belum tuntas 6 siswa atau 42,85% dengan rata-rata kelas 68,57, siklus II yang tuntas sebanyak 14 siswa atau 100% dan rata-rata kelasnya 90. Dengan melihat hasil kedua siklus di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar.

(64)
(65)

dilaksanakan dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, observasi dengan mengamati perilaku siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa penggunaan metode puzzle dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi rangka manusia pada siswa kelas IV MI Miftahul Huda Lopait KecamatanTuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Bukti adanya peningkatan hasil belajar IPA adalah persentase hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebanyak 19,23%. Pada siklus I siswa yang tuntas 18 siswa atau 69,23% dan siswa yang belum tuntas 8 siswa atau 30,76% dengan rata-rata 69,53. Pada siklus II siswa yang tuntas 23 siswa atau 88,46% dan siswa yang belum tuntas 3 siswa atau 11,53% dengan rata-rata 79,53% dari 26 siswa.

(66)

sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, test, dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar kelas III tahun 2016. Melalui startegi pembelajaran make a match ada peningkatan hasil belajar, hal inidapat dilihat kondisi awal yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa 63 atau 55% siswa yang tuntas belajar,pada siklus I meningkat menjadi 68 atau 83% dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 73 atau 100% siswa tuntas. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan

(67)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Duren 1. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum Duren

a. Nama Madrasah : Miftahul Ulum Duren

b. NIS/NPSN : 111233220010/ 60712882

c. NISS : 111233220148

d. Akreditasi Madrasah : B

e. Alamat Lengkap Madrasah : Jln Masjid Besar, Miri Desa Duren Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

f. Nama Kepala Sekolah : Muhammad Toha, S.Pd.I

g. No Telp/Hp : 08564040154

h. Kepemilikan Tanah : Milik Sendiri i. Luas Bangunan : 974 m2 2. Visi, Misi dan Tujuan

a. Visi

Terwujudnya MI Miftahul Ulum sebagai pilihan masyarakat yang mencerdaskan anak bangsa dengan didasari iman dan taqwa.

b. Misi

(68)

3) Mendidiik anak berkepribadian Islami dan berwawasan Global. 4) Menjalin kerjasama yang baik antar warga Madrasah dan

Lingkungan. c. Tujuan

Secara umum tujuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, terampil, mandiri dan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum mempunyai tujuan umum sebagai berikut : 1) Dapat membaca AL-Qur’an dengan baik

2) Sholat lima waktu dengan baik 3) Melaksanakan hukum-hukum islam

4) Mempersiapkan peserta didik untuk untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

5) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan lain.

Secara khusus tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Ulum adalah Mempersiapkan Generasi Islam yang berkualitas dalam iman, ilmu dan akhlaq.

3. Keadaan Siswa

(69)

Tabel 3.1

Data Jumlah Siswa MI Miftahul Ulum Duren Tahun Ajaran 2017/2018

No Kelas Jenis Kelamin Jumlah

Subyek penelitian yang diambil dalam penelitian kelas ini adalah siswa kelas III Madrasah Ibtidaiyah Miftakhul Ulum Duren tahun ajaran 2017/2018. Data responden ini berjumlah 15 siswa, 7 laki-laki dan 8 perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

(70)

7 M.Khazis Indra S L

8 M.Faza Kurnia H L

9 M.Rofimgudin L

10 Najmatul Laily F P

11 Silvia Rahmawati P

12 Siti Septiana A P

13 Rifka Dwi F P

14 Zaldo Diki K L

15 Habibah Aulia A P

2. Waktu penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan kurang lebih selama satu bulan mulai Senin, 5 Maret 2018 hingga Selasa, 20 Maret 2018. Penelitian dilakukan pada siswa kelas III MI Miftahul Ulum Duren, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yang berjumlah 15 siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1. Siklus I

(71)

(empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan/Planning antara lain:

1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu jenis pekerjaan

2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan siswa.

4) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.

5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna mengetahui perubahan dan pengembangan.

6) Menggunakan media pembelajaran yaitu puzzle yang berkaitan materi pekerjaan

b. Tahap Implementasi Tindakan/Acting

(72)

1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain: a. Guru mengucapkan salam

b. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar c. Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman

kalian yang tidak berangkat hari ini?”

d. Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tahu hari ini kita akan belajar tentang apa?”

e. Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan dipelajari dan bertanya “siapa yang sudah pernah bekerja?”

f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti (60 menit), antara lain:

Eksplorasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendefinisikan pengertian pekerjaan yang siswa ketahui.

b) Guru meminta siswa membaca materi macam-macam pekerjaan. c) Guru memberikan pertanyaan seputar jenis-jenis pekerjaan.

Misal: Apakah pekerjaan Orang tua kalian? Elaborasi

(73)

c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.

d) Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk menjawab. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab.

e) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A dan B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.

f) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B.

g) Guru menyampaikan peraturannya, siswa mencari/mencocokkan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain dan dibatasi dengan waktu.

h) Guru meminta anggota kelompok A yang mendapat kartu pertanyaan untuk mencari jawaban dikartu kelompok B. Jika sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya.

(74)

j) Guru memberikan potongan puzzle kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk menyusunnya. Setelah tersususun guru tanya jawab tentang puzzle yang telah disusun. Konfirmasi

a) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. b) Guru meminta siswa menyebutkan jenis pekerjaan dari puzzle

yang telah disusun.

3) Kegiatan Akhir (5 menit) antara lain:

a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

b) Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan tugas dengan benar.

c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa dalam menerima materi.

d) Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan datang.

e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk pulang.

(75)

c. Tahap Pengamatan/Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :

1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Refleksi/Reflekting

Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan menganalisis hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Ternyata dari 15 siswa, banyak siswa yang belum mencapai KKM materi yang telah disampaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :

1) Metode pembelajaran Make-A Match terlalu baru untuk siswa. 2) Siswa tidak fokus pada materi yang diajarkan.

3) Persiapan yang kurang matang dalam mempersiapkan metode pembelajaran Make-A Match.

(76)

2. Siklus II

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2018 selama kurang lebih 2 jam mata pelajaran 2 x 35 menit. Pada siklus II ini peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran meliputi RPP, lembar soal, lembar observasi dan menambah materi pembelajaran.

Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan 4 (empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi (reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan/ Planning

Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti berupaya meningkatkan keaktifan dan perhatian serta prestasi siswa dalam pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini masih sama yaitu Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa, perencanaan dalam siklus II ini sebagai berikut :

1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada siklus I.

2) Menentukan sub pokok bahasan.

3) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

(77)

5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa dan merancang tes formatif untuk mengetahui kemampuan siswa. Merancang lembar observasi untuk mengetahui perubahan dan perkembangan siswa dalam menerima pembelajaran.

b. Tahap Implementasi Tindakan/ Acting

Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah didesain. Adapun kegiatan dalam siklus II ini adalah sebagai berikut : 1) Kegiatan awal (5 menit) antara lain :

a) Guru mengucapkan salam

b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar c) Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman

kalian yang tidak berangkat hari ini?”

d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tahu hari ini kita akan belajar tentang apa?”

e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi yang akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan dipelajari dan bertanya “siapa yang sudah pernah bekerja?”

(78)

2) Kegiatan Inti (60 menit) antara lain : Eksplorasi

a) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendefinisikan pengertian pekerjaan yang siswa ketahui.

b) Guru meminta siswa membaca materi macam-macam pekerjaan. c) Guru memberikan pertanyaan seputar jenis-jenis pekerjaan.

Misal: Apakah pekerjaan Orang tua kalian? Elaborasi

a) Guru menjelaskan pengertian bekerja dan jenis-jenis pekerjaan. b) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan

jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.

c) Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk menjawab. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab.

d) Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A dan B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. e) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan

kartu jawaban kepada kelompok B.

(79)

g) Guru meminta anggota kelompok A yang mendapat kartu pertanyaan untuk mencari jawaban dikartu kelompok B. Jika sudah menemukan pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya.

h) Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan. Jika waktu sudah habis, siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul sendiri.

i) Guru memberikan potongan puzzle kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk menyusunnya.

j) Setelah tersususun guru tanya jawab tentang puzzle yang telah disusun.

Konfirmasi

d) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. e) Guru meminta siswa menyebutkan jenis pekerjaan dari puzzle

yang telah disusun. 3) Penutup (5 menit)

a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.

(80)

c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa dalam menerima materi.

d) Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan datang

e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk pulang

f) Guru mengucap salam c. Tahap Pengamatan/ Observing

Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :

1) Digunakan lembar observasi untuk mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.

2) Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk mengamati aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

3) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan metode make a match yang sedang berlangsung.

4) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

Gambar

Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto,2010: 50)
Tabel 3.2
Tabel 4.2
Tabel 4.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembinaan Ketahanan Keluarga 7 kali Terselenggaranya: Penyuluhan Mitra Keluarga Pembinaan Administrasi GSI Penyuluhan Kesehatan Reproduksi W orkshop Penanganan KDRT

b) Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan

All standard errors are clustered at the sub-district level, and we include household level baseline controls and strata (district) fixed effects as control

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar siswa kompetensi dasar nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan

Gambar 3.12 Perbandingan waktu...56 Gambar 3.13 Flowchart closed-loop dari tn+2 < t <tn+3...57 Gambar 4.1 GUI Percobaan dengan referensi sinyal step pada motor pertama………...62

Pada penelitian ini yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengamati langsung terhadap hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan PT Graha Pusri

Sampai saat ini tak ada sifat atau kepribadian tunggal yang secara unik mempredisposisikan seseorang kepada depresi. Semua manusia dapat dan memang menjadi depresi

Kemudian, Pemberian sertifikat halal selain perlindungan konsumen, keuntungan yang diperoleh suatu produk yang telah mendapatkan sertifikat halal adalah konsumen