• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAIKAN TERBANG PADA HELICOPTER MODEL BELL 205 A-1 PUSAT PENERBANGAN TNI AD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAIKAN TERBANG PADA HELICOPTER MODEL BELL 205 A-1 PUSAT PENERBANGAN TNI AD"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAIKAN TERBANG

PADA

HELICOPTER

MODEL BELL 205 A-1

PUSAT PENERBANGAN TNI AD

Marthin A.Tahapary, Abdul Syukur

Pascasarjana Teknik Informatika Universitas Dian Nuswantoro

ABSTRACT

The cause of aviation accidents in Indonesia identified are the Human (Man) Error, Management Error, Machine Error, Media Error and Mission Error. Army Aviation Center or Puspenerbad is a member of Indonesian Army that carry out the function of Army Aviation which also not escape from the crash of the aircraft they are responsible, despite the use of information systems, although not yet well integrated in the aircraft maintenance system and Helicopter. In this thesis, taking into account Management Error and Machine Error as the cause of the accident airplane and take Puspenerbad as an object of research, the authors developed a decision support system model of fitness to fly named SPK-LAIKBANG. SPK-LAIKBANG include eligibility to fly on airplanes, components and instruments to be used in every level of the user. SPK-LAIKBANG so that really can make a well, then do the process of developing this system using system engineering methods with the prototype approach. This thesis report will describe the activities and products produced at each stage of development. SPK-LAIKBANG design is complete, while implementation is limited to one module at every system process that is, as a prototype of the SPK-LAIKBANG. At the final stage of software development, done by evaluation of the process and product software development. What things have done and what was not done on this software development will be reviewed at the end of this thesis.

Keywords: Decision Support System of Airworthiness

1. LATAR BELAKANG

Terjadinya kecelakaan penerbangan di Indonesia, baik terhadap pesawat udara sipil, komersial maupun militer teridentifikasi adanya 5 (lima) penyebab kecelakaan, yaitu kecelakaan yang disebabkan oleh Human Error, Management Error, Machine Error, Media Error dan Mission Error [23]. Dari data yang ada, Management Error dan Machine Error mencapai 35% penyebab terjadinya kecelakaan penerbangan [25]. Penekankan terhadap kedua penyebab kecelakaan ini dilakukan melalui pelaksanaan sistem pemeliharaan yang berkesinambungan disesuaikan dengan ketentuan pemeliharaan pesawat udara yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya [9].

Antisipasi yang menitik beratkan pada Management Error dan Machine Error telah diterapkan pada sistem pemeliharaan pesawat terbang atau Helicopter di Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Puspenerbad), namun pengolahan data ini belum dapat memberikan informasi yang cepat, tepat, nyata dan uptodate. Untuk mendapatkan informasi tersebut masih diperlukan waktu yang relatif lama (lebih dari 1 jam), sedangkan informasi yang tersedia belum dapat berinteraksi secara menyeluruh menggunakan teknologi berbasis teknologi informatika. Data yang ada masih diolah secara manual dan hanya dipahami oleh kurang dari 20% personel pemeliharaan pesawat terbang atau Helicopter. Penyiapan data yang menjadi informasi secara manual menjadi rutinitas, dapat menimbulkan kejenuhan didalam pelaksanaan peng-uptodate-an informasi, hal ini juga dapat menyebabkan data yang diolah menjadi informasi tidak lengkap. Informasi yang dimiliki di level pimpinan sebagai otoritas pengambil keputusan kurang lengkap, maka memungkinkan terjadi pengambilan keputusan yang tidak sesuai sehingga dapat menyebabkan kesalahan prosedur didalam pelaksanaan tugas penerbangan militer.

Efraim Turban, Jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, mengemukakan bahwa “Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) dibuat untuk meningkatkan proses dan kualitas hasil

(2)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN 1414-9999

mengemukakan bahwa “Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) memberdayakan resources individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan serta berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur” [3].

Dengan memilih Puspenerbad sebagai obyek penelitian, penulis berkeinginan membuat suatu program yang dapat terinteraksi dengan berbasis teknologi informatika pada sistem pemeliharaan pesawat terbang dan Helicopter Puspenerbad, dimana sistem ini penulis namakan Sistem Pendukung Keputusan Kelaikan Terbang (SPK-LAIKBANG). SPK-LAIKBANG yang akan dibuat ini, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas. Pengembangan sistem ini menggunakan metode rekayasa sistem dengan pendekatan prototype.

2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, permasalahan yang dihadapi pada sistem pemeliharaan pesawat terbang dan Helicopter Puspenerbad dapat dirumuskan sebagai berikut pertama penyiapan data pada sistem pemeliharaan pesawat terbang dan Helicopter belum dapat dipantau dengan cepat dan tepat, serta belum dapat memberikan informasi yang nyata, kedua informasi yang ada masih dilakukan secara manual, belum terintegrasi, tidak lengkap dan kurang bermanfaat dan ketiga pencatatan dan perubahan data menjadi informasi terbatas dan belum menjadi keharusan dilakukan peng-uptodate-an data.

3. TUJUAN PENELITIAN

Berkaitan dengan latar belakang diatas, maka tujuan penelitian adalah untuk mewujudkan SPK-LAIKBANG yang dapat memantau dengan cepat dan tepat, serta dapat memberikan informasi yang nyata, mewujudkan SPK-LAIKBANG yang dapat terintegrasi antar sistem, memberikan informasi yang lengkap dan bermanfaat dan mewujudkan SPK-LAIKBANG yang dapat melakukan keharusan peng-uptodate-an data.

4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah memberikan alternatif model SPK-LAIKBANG Helicopter Model Bell 205 A-1, dalam rangka peningkatan kualitas informasi, efisiensi dan produktivitas sumber daya serta mengurangi beban kerja berlebih pada fungsi-fungsi tertentu pada pengolahan data menjadi informasi.

5. LANDASAN TEORI

5.1. Decision Support System (DSS)

Pendapat beberapa ahli bahwa Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support System (DSS) dibuat untuk meningkatkan proses dan kualitas hasil pengambilan keputusan, dimana DSS dapat memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, disamping itu Sistem Pendukung Keputusan juga memberdayakan resources individu secara intelek dengan kemampuan komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan dan berhubungan dengan manajemen pengambilan keputusan serta berhubungan dengan masalah-masalah yang semi terstruktur.

5.2. Fase-Fase Proses Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan sebuah sistem harus mampu melewati beberapa fase-fase proses pengambilan keputusan. Menurut Simon (1997), mengatakan bahwa proses tersebut meliputi tiga fase utama: inteligensi, desain, dan kriteria. Ia kemudian menambahkan fase keempat, yakni implementasi. Monitoring dapat dianggap sebagai fase kelima bentuk umpan balik.

(3)

(Sumber : Efraim Turban, Jay E. Aronson dan Ting Peng Liang, 2005 : 65)

Gambar 1 Fase-fase Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan

5.3. Unified Modeling Language (UML)

Menurut Martin Fowler, berbagai pendapat tentang UML berbeda satu dengan yang lainnya, disebabkan oleh sejarah dan beda presepsi tentang apa yang membuat sebuah proses rancang bangun perangkat lunak lebih efektif, khususnya sistem yang dibangun menggunakan pemrograman berorientasi obyek.

5.4. Microsoft Visual FoxPro 9.0

Menurut Djajasukma Tjahjadi, dengan Visual FoxPro membuat aplikasi sistem informasi manjadi semakin mudah dan cepat serta dengan hasil yang lebih baik pula. Visual FoxPro antara lain dapat digunakan untuk mengolah data sederhana, membuat program aplikasi sistem informasi sederhana dan membuat program aplikasi sistem informasi perusahaan besar berbasis teknologi client/server.

5.5. Kamus Data (Data Dictionary)

Data dictionary (DD) tidak menggunakan notasi grafis, tetapi porsinya dalam memodelkan sistem tidak perlu diragukan lagi karena sebuah model tidak lengkap tanpa DD. Kamus Data juga berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, dan mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara presisi, sehingga pemakai dan penganalisa sistem mempunyai dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.

5.6. Tinjauan Pustaka

Tulisan dari Gert Zŭich, Volker Keller, and Axel Fischer yang berjudul Visual

Representation Concept of Factory Information mengatakan bahwa, organisasi pekerjaan didalam pabrik secara kasar dapat dibagi menjadi tiga level, yaitu : level shop floor, engineering dan level management.

(4)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN 1414-9999

dikembangkan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mencari hubungan antara kualitas dari kriteria-kriteria evaluasi prakualifikasi terhadap kinerja yang dihasilkan.

6. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 2 Diagram blok Kerangka Pemikiran Sistem Pendukung Keputusan

7. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah merekayasa sistem dengan mengacu pada information System Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan kegiatan adalah melaksanakan survey, merencanakan dan rekayasa rerangkat, analisis system, desain system dan implementasi system.

8. HASIL DAN PEMBAHASAN 8.1. Implementasi Sistem

Implementasi sistem bertujuan untuk membuat perancangan sistem selama penelitian, menguji dan mendokumentasikan prosedur dan program yang diperlukan oleh dokumen perancangan sistem yang telah dibuat dan menyelesaikan perancangan sistem yang ada didalam perancangan sistem yang telah disetujui.

8.2. Implementasi SPK-LAIKBANG

Gambar 3, menampilkan form transaksi SPK-LAIKBANG. Air crew pada penginputan ini hanya cukup memasukkan produksi jam terbang. Dengan menekan combo-box pada Nomor Register, maka akan nampak Nomor Register dan tahun pembuatan Helicopter yang diinginkan, setelah di-enter form akan menyampaikan data Helicopter yang lain, seperti jam terbang setelah periodic overhaul (PO) terakhir, jam terbang sebelum pelaksanaan terbang, data major component dan data major instrument. Saat data produksi jam terbang dimasukkan, maka seluruh data akan berubah sesuai rumusan perhitungan yang dimunculkan pada data jam terbang setelah pelaksanaan terbang dan sisa jam terbang Helicopter serta memberikan informasi tentang kelaikan dari Helicopter, component dan instrument.

Penyiapan data belum dapat dipantau dengan cepat & tepat untuk mmberikan informasi yang nyata.

Data menjadi informasi masih dilakukan secara manual, belum terintegrasi berbasis TI,

tidak lengkap & kurang bermanfaat.

Pencatatan & perubahan data menjadi informasi terbatas &

belum menjadi keharusan peng-uptodate-an data.

Ketentuan Umum tentang Penerbangan, al. UU RI No.1 tahun 2009, PP RI No.3 tahun 2001, KEPPRES No.33 tahun 2000

Ketentuan Umum tentang Penerbangan dari Mabes TNI, Mabes TNI AD dan

Puspenerbad Ketentuan Umum tentang

Helicopter Bell 205 A-1 dari Bell Helicopter Textron & FAA

Ketentuan Umum tentang Penerbangan dari KNKT dan DSKU Dephub RI

Identifikasi, Desain, dan Penggujian perangkat Kelaikan Terbang Kebutuhan perangkat terhadap

Kelaikan Terbang

Sistem Pendukung Keputusan Kalaikan Terbang (SPK-LAIKBANG)

(5)

Gambar 3. Tampilan SPK-LAIKBANG

8.3. Pengujian Perangkat Lunak

Pengujian SPK-LAIKBANG dilakukan agar didalam proses pengoperasiaannya dapat berjalan dengan lancar. Pengujian menggunakan black-box yang dilakukan pada transaksi SPK-LAIKBANG yang paling penting didalam sistem ini, dimana sistem harus dapat bekerja secara cepat dan benar, terinci serta memiliki perhitungan yang tepat dan benar. Pengujian ini lebih berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak, fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang. Dengan demikian, memungkinan perekayasa perangkat lunak mendapatkan serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian black-box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori sebagai berikut fungsi yang tidak benar atau hilang, kesalahan interface, kesalahan dalam struktur data atau akses eksternal, kesalahan kinerja dan inisialisasi dan kesalahan terminasi.

8.4. Flow Chart

Pada Gambar 4, menunjukkan Diagram flow chart yang terdapat pengujian black-box, dengan dilakukannya perhitungan atau pengujian terhadap beberapa bagian sebagai berikut :

a. Sisa jam terbang Helicopter dilakukan perhitungan dengan memasukkan data dari jam terbang setelah pelaksanaan periodic overhaul (PO) yang terakhir ditambahkan 100 jam terbang serta dikurang jam terbang sebelum pelaksanaan terbang dan produksi jam terbang.

b. Sisa jam terbang component dilakukan perhitungan dengan memasukkan data dari time before overhaul (TBO) component dikurangi jam terbang saat sekarang ditambahkan dengan jam terbang Helicopter saat component dipasang serta dikurang dengan time since new (TSN) dari component tersebut.

c. Dari hasil perhitungan sisa jam terbang Helicopter dan sisa jam terbang component, maka dapat ditentukan kelaikan ataupun ketidaklaikan Helicopter dan component. Ketentuan baku tentang nilai kelaikan terhadap sisa jam terbang belum ada ketentuan yang berlaku dan yang mengatur dalam dunia penerbangan, namun nilai ini dapat ditentukan oleh pengguna Helicopter dengan tidak bertentangan dari ketentuan yang diberlakukan oleh BHT.

(6)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN 1414-9999

Gambar 4 Flow Chart SPK-LAIKBANG 8.3. Perhitungan Pengujian

Untuk menguji apakah sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan flow chart pada Gambar 4, maka diperlukan adanya pengujian dalam berbentuk contoh perhitungan sebagai berikut :

a. Dengan menekan combo box pada “Nomor Register” HA-5066 yang selanjutnya di-enter, maka akan didapatkan data sebagai berikut :

• Tahun produksi Helicopter : 1976

• JT PO terakhir : 6200.00

• JT sebelum terbang : 6218.31

b. Mengisi text box “Produksi JT” dengan nilai 50.95 JT yang selanjutnya di-enter, maka akan didapatkan data sebagai berikut :

• JT setelah terbang : 6269.26

• Sisa JT Helicopter : 30.74 c. Perhitungan yang terjadi pada sistem sebagai berikut :

• JT Helicopter setelah terbang = JT Helicopter sebelum terbang + Produksi JT JT Helicopter setelah terbang = 6218.31 + 50.95

JT Helicopter setelah terbang = 6269.26

• Sisa jam terbang Helicopter = JT setelah terbang – JT Helicopter sebelum terbang + 100 Sisa jam terbang Helicopter = 6269.26 – 6218.31 + 100

Sisa jam terbang Helicopter = 30.74

d. Proses perhitungan terhadap kondisi jam terbang Helicopter sudah selesai, namun belum menentukan kelaikan dari Helicopter. Selanjutnya dengan menekan command-box Hitung, maka akan didapatkan data sebagai berikut :

(7)

• Perubahan kondisi instrument pada “Data Major Instrument”

• Perubahan status kelaikan Helicopter.

e. Perhitungan yang terjadi pada sistem sebagai berikut :

• Sisa jam terbang = TBO Comp –TSN/TSO sekarang, dimana :

TSN/TSO sekarang = JT sekarang – JT saat pasang + TSN Comp saat pasang

f. Perubahan status ketidaklaikan Helicopter pada double command box “Laik atau Tdk Laik” disebabkan adanya data beberapa component pada “Data Major Component” jika memiliki harga kurang dari 10 jam terbang.

Menurut persyaratan pengujian yang lebih berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak maka pengujian menunjukkan bahwa SPK-LAIKBANG telah memenuhi kriteria pengujian.

9. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kelaikan Terbang pada Helicopter Bell 205A-1 Puspenerbad, ini dapat diambil kesimpulan bahwa pertama, sistem ini dapat mengatasi permasalahan yang seringkali terdapat dalam penyiapan data menjadi informasi pada sistem pemeliharaan pesawat terbang dan Helicopter serta dapat memantau dengan cepat dan tepat dan dapat memberikan informasi yang nyata, kedua, sistem ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi para air crew yang berada disetiap level untuk mendapatkan informasi secara otomatis, terintegrasi, dan bermanfaat didalam memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan tentang kelaikan terbang Helicopter Bell 205A-1 dan ketiga keunggulan sistem ini adalah mampu memberikan kemudahan bagi pimpinan untuk menentukan kelaikan terbang baik terhadap Helicopter, major component dan major instrument serta pelaksanaan pemeliharaan selanjutnya terhadap Helicopter Bell 205A-1.

Dari kesimpulan yang telah disebutkan diatas, penulis mengharapkan dan memberi saran untuk pengembangan lebih lanjut dari SPK-LAIKBANG sebagai berikut, pertama untuk pengembangan lebih lanjut sistem ini tidak hanya sebagai Sistem Pendukung Keputusan (SPK) tetapi bisa lebih dikembangkan lagi menjadi Executive Suppport System (ESS) maupun Expert System (ES) dan kedua sistem yang ada perlu didukung perangkat-perangkat yang cukup, baik software, hardware dan penyiapan SDM.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Ir. Edi Noersasongko, M.Kom. selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam penulisan Tesis.

2. Bapak Dr. Abdul Syukur, selaku pembimbing Tesis penulis yang telah bersusah payah membimbing dan meluangkan waktu bagi penulis didalam penyelesaian Tesis.

3. Bapak Tyas Catur P., S.Si., M.Kom. selaku pembimbing Tesis penulis yang telah bersusah payah membimbing dan meluangkan waktu bagi penulis didalam penyelesaian Tesis.

4. Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian di Pusat Penerbangan Angkatan Darat.

5. Komandan Pusat Pendidikan Penerbangan Angkatan Darat yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjana.

6. Maria Corlina, SE., Julietta Engelbertha, Nicholas Jozef dan Ezekiel Michael selaku istri dan ketiga anak penulis yang telah memberikan dukungan terhadap penyelesaian pendidikan dan penulisan Tesis.

7. Rekan-rekan angkatan XII/Weekend yang telah memberikan dukungan terhadap penyelesaian pendidikan dan penulisan Tesis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat dan karuniaNya kepada semua yang telah berperan didalam penyelesaian pendidikan dan penulisan Tesis.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Raymond McLeod, Jr. dan George P. Schell. (2007). Sistem Informasi Manajemen. Edisi kesembilan. Penerbit Indeks. Jakarta.

(8)

Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1, April 2010, ISSN 1414-9999

[3] Irfan Subakti. (2002). Sistem Pendukung Keputusan. Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

[4] Al Bahra Bin Ladjamudin. (2006). Rekayasa Perangkat Lunak. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

[5] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Penerbit Citra Umbara. Bandung.

[6] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan. Indonesia Legal Center Publishing. Jakarta.

[7] Keputusan Presiden Nomor 33 tahun 2000 tentang Larangan Pemasukan dan Pemberian Izin Pengoperasian Pesawat Terbang. Penerbit Citra Umbara. Bandung.

[8] Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/943/IX/1975 tanggal 23 September 1975 tentang Buku Petunjuk Lapangan Prosedur Terbang Penerbangan Angkatan Darat.

[9] Surat Keputusan Danpuspenerbad Nomor : Skep/ 299 / VIII / 2005 tanggal 8 Agustus 2005 tentang Naskah Sementara Buku petunjuk Teknis Keselamatan Terbang dan Kerja.

[10] Surat Keputusan Danpusdikpenerbad Nomor : Skep/ 40 / VII / 2008 tanggal 19 Juli 2008 tentang Bahan Pengajaran Organisasi dan Tugas Puspenerbad.

[11] Surat Keputusan Danpusdikpenerbad Nomor : Skep/ 74 / IX / 2007 tanggal 27 September 2007 tentang Bahan Pengajaran Sejarah Penerbangan Angkatan Darat.

[12] Surat Keputusan Danpusdikpenerbad Nomor : Skep/ 105 / XI / 2008 tanggal 15 Nopember 2008 tentang Bahan Pengajaran Sistem Pemeliharaan Pesawat Terbang.

[13] Heri Suprapto dan Sri Wulandari. (2006). Decision Support System (DSS) in Prequalification of Contractor. International Civil Engineering Conference "Towards Sustainable Civil Engineering Practice". Surabaya.

[14] Gert Zŭich, Volker Keller, and Axel Fischer. (2001). Visual Representation Concept of Factory Information. Micro Electronic. West Germany.

[15] Martin Fowler. (2005). UML Distilled Edisi 3. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[16] Andri Kristanto. (2004). Rekayasa Perangkat Lunak (Konsep Dasar). Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

[17] Drs. Suarga, M.Sc., M. Math., Ph.D. (2006). Algoritma Pemrograman. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[18] Djajasukma Tjahjadi. ((2006). Membuat Program Aplikasi Dengan Visual FoxPro 9.0. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[19] Abdul Razaq Rizky, SIP. (2006). Aplikasi Database Dengan Microsoft Visual FoxPro 9.0. Penerbit CV. Yrama Widya. Bandung.

[20] Wiharsono Kurniawan. (2007). Jaringan Komputer. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[21] Waljiyanto. (2003). Sistem Basis Data, Analisa dan Pemodelan Data. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

[22] Divisi Penelitian dan Pengembangan MADCOMS. (2005). Microsoft Visual FoxPro 9.0. Penerbit Andi. Yogyakarta.

[23] http://www.dephub.go.id [24] http://www.dephan.go.id [25] http://www.knkt.org [26] http://www.tni.mil.id [27] http://www.tniad.mil.id [28] http://en.wikipedia.org [29] http://www.fortunecity.com

Gambar

Gambar  1  Fase-fase Pengambilan Keputusan / Proses Pemodelan  5.3.   Unified Modeling Language (UML)
Gambar 2  Diagram blok Kerangka Pemikiran Sistem Pendukung Keputusan
Gambar 4  Flow Chart SPK-LAIKBANG  8.3.   Perhitungan Pengujian

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bab ini akan dikemukakan teori-teori yang mendukung pembahasan penyelesaian persamaan diferensial linier tak homogen dengan menggunakan metode fungsi green antara

Tak lupa pula saya sampaikan banyak terimakasih kepada Ibu Rovilla yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadi asisten mahasiswa khususnya untuk mata kuliah

Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem jaringan

Kebijakan ini tidak hanya mengesampingkan aspek kemanusiaan dan hak asasi dari pencari suaka dan pengungsi saja, melainkan juga mengesampingkan posisi Indonesia sebagai

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati, menyertai, dan memberikan hikmat, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir dengan

Namun jika melihat kepada teori resepsi estetis dari Wolfgang Iser: Dalam kasus penggunaan ayat-ayat Al-Qur’ān dalam bentuk seni baca Al-Qur’ān, penulis

Salah satu model yang dapat diterapkan adalah model kooperatif tipe Numbered Heads Together. Suatu model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas peserta

Menurut Diagram 3, dapat diketahui bahwa iklan baris dalam surat kabar harian Solopos edisi 8 Mei–8 Juni 2018 telah melakukan pelanggaran Penggunaan Kata