KARAKTERISTIK TERMOELEKTRIK PARALEL
BERPENDINGIN UDARA UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA
TUGAS AKHIRDiajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh :
Nama : Juwanta Yeonardy NIM : 045214001
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
THE CHARACTERISTICS OF AIR COOLED PARALLEL
THERMOELECTRIC FOR SOLAR POWER GENERATOR
FINAL PROJECT
Presented as partitial fulfilment of the requirement for the Degree of Mechanical Engineering
Mechanical Engineering Department
by :
Name : Juwanta Yeonardy Student Number : 045214001
MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2008
v
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di
suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, 14Januari 2008
Penulis
INTI SARI
Energi listrik sekarang merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat kota
tetapi masih ada juga daerah yang masih belum terdapat jaringan listrik. Apalagi
akhir-akhir ini mulai heboh masalah krisis energi khususnya di Indonesia karena
eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya alam terutama bahan tambang
sebagai bahan bakar untuk pembangkit energi maka dilakukan penelitian untuk
mencari sumber energi alternatif lain yang ramah lingkungan dan
berkesinambungan salah satunya adalah dengan menggunakan termoelektrik.
Termoelektrik adalah cara perpindahan kalor padat melalui material
semikonduktor yang berbeda (tipe n dan tipe p).
Dalam Tugas Akhir ini mencoba meneliti sebuah pembangkit listrik tenaga
surya kolektor datar susunan pipa paralel berukuran 0,6m2 dengan menggunakan
termoelektrik susunan paralel. Tujuan penelitian untuk mengetahui karakteristik
dari modul termoelektrik seri TEC1-12706 sebagai generator listrik.
Termoelektrik divariasikan dengan susunan paralel dan seri-paralel. Parameter
yang diukur atau dihitung adalah pengukuran suhu sisi panas (TH) dan sisi dingin
(TC) dari termoelektrik, koefisien Seebeck (SM) serta efisiensi dari kolektor (η) dan
efisiensi generator (ηg).
Dari penelitian ini diperoleh unjuk kerja susunan termoelektrik secara
paralel adalah yang terbaik dengan hasil efisiensi total 0,434% dan untuk variasi
termoelektrik susunan seri-paralel menghasilkan efisiensi total 0,159%. Hasil ini
menunjukkan untuk memperoleh unjuk kerja yang baik harus dipilih termoelektrik
yang disusun secara paralel.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini dengan lancar.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan
pendidikan Strata-1 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini atas segala bantuan baik material maupun spiritual
sehingga Tugas Akhir ini dapat terselesaikan, dengan hormat penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu setia mendukung dari segi moril dan
materiil dan juga adik-adik yang selalu memberikan semangat.
2. Ir. Greg. Heliarko, SJ., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan I Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..
5. Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir
6. Ir. Fx. Agus Unggul Santosa, M.T. selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen dan staff serta laboran Jurusan Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah mengajarkan berbagai pengetahuan
kepada penulis dan membantu selama proses belajar di Jurusan Teknik
Mesin.
8. Teman-teman kelompok studi penelitian ini (Supriady, Fendi, Hendro
Simatupang), dan seluruh mahasiswa Teknik Mesin.
9. Teman-teman kost dan kontrakan di manapun sekarang, dan semua pihak
yang telah membantu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian dan penulisan
tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Meskipun demikian penulis
berharap bahwa hasil penelitian ini tetap dapat memberikan kontribusi
dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Atas kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya karya tulis ini penulis
mengucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 14 Januari 2008
Juwanta Yeonardy
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...i
TITLE PAGE ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii
HALAMAN PENGESAHAN ...iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
INTI SARI ...vi 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Batasan Masalah ... 4
BAB II Dasar Teori 2.1 Tinjauan Pustaka ... 6
2.2 Persamaan yang Digunakan ... 7
2.2.1 Persamaan output dari generator ... 7
2.2.2 Persamaan unjuk kerja kolektor ... 11
BAB III Metode Penelitian 3.1 Peralatan Penelitian ... 13
3.2 Cara kerja alat ... 13
3.3 Peralatan yang Digunakan ... 14
3.4 Parameter yang diukur ... 15
3.5 Langkah Penelitian ... 15
3.6 Parameter yang Dihitung ... 17
BAB IV Pengambilan Data 4.1 Langkah Pengambilan Data ... 18
4.2 Data Hasil Penelitian... 20
BAB V Pengolahan Data 5.1Perhitungan Data... 22
5.2 Tabel Hasil Pengolahan Data ... 29
5.3 Grafik-Grafik Hasil Pengolahan Data ... 33
5.3.1 Termoelektrik disusun secara paralel ... 33
5.3.2 Termoelektrik disusun secara seri-paralel ... 43
BAB VI Analisa Data dan Pembahasan 6.1 Analisa Data ... 56
6.2 Pembahasan ... 60
BAB VII Penutup
7.1 Kesimpulan ... 62
7.2 Saran ... 63
DAFTAR PUSTAKA... 64
LAMPIRAN
DAFTAR LAMBANG
TH Temperatur sisi panas (K) TC Temperatur sisi dingin (K)
NT Total modul
NS Modul seri
NP Modul paralel
I Arus keluaran generator (A)
Vo Tegangan keluaran generator (V) Po Daya keluaran generator (W) QH Energi panas masuk generator (W)
DT Selisih suhu sisi panas dan sisi dingin termoelektrik (0C) SM Koefisien Seebeck (V/K)
SMTH Koefisien Seebeck modul pada sisi panas TH (V/K) SMTC Koefisien Seebeck modul pada sisi dingin TC (V/K) Snew Koefisien Seebeck untuk modul yang baru (V/K)
s Koefisien Seebeck untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 A
RM Tahanan listrik modul (ohm)
RMTH Tahanan listrik modul pada sisi panas TH (ohm) RMTC Tahanan listrik modul pada sisi dingin TC (ohm) Rnew Tahanan listrik untuk modul yang baru (ohm)
r Koefisien tahanan listrik untuk modul dengan 71 pasang
semikonduktor dan arus 6 A KM Konduktansi termal modul (W/K)
KMTH Konduktansi termal modul pada sisi panas TH (W/K) KMTC Konduktansi termal modul pada sisi dingin TC (W/K) Knew Konduktansi termal untuk modul yang baru (W/K)
k Koefisien konduktansi termal untuk modul dengan 71 pasang
semikonduktor dan arus 6 A
Nnew Jumlah pasangan semikonduktor untuk modul yang baru Inew Arus optimum atau maksimum modul yang baru (A)
T Temperatur modul (K)
RL Tahanan beban (ohm)
FR Faktor pelepasan panas G Radiasi yang datang (W/m2) Ta Temperatur sekitar (K)
Ti Temperatur fluida kerja masuk kolektor (K) UL Koefisien kerugian (W/(m2.K)) ≈ 8 (W/(m2.K))
τα Faktor transmitan-absorpan kolektor
AC Luasan kolektor (m2)
CPF Panas jenis fluida kerja (J/(kg.K))
Massa fluida kerja dalam pipa di kolektor (kg)
Ta Temperatur sekitar (K)
Ti Temperatur fluida kerja masuk kolektor (K) To Temperatur fluida kerja keluar kolektor (K)
ηg Efisiensi generator
η Efisiensi kolektor termal surya
ηtotal Efisiensi secara keseluruhan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Termoelektrik pembangkit energi listrik... 6
Gambar 2. Modul termoelektrik yang terangkai seri dan paralel... 6
Gambar 3. Bagian bagian kolektor datar... 11
Gambar 4. Skema alat penelitian ... 13
Gambar 5. Detil pembangkit listrik termoelektrik ... 14
Gambar 6. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan temperatur sisi panas (th) susunan paralel ... ... 33
Gambar 7. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan temperatur sisi panas (th) susunan paralel ... 33
Gambar 8. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan temperatur sisi panas (th) susunan paralel ... 34
Gambar 9. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi panas (th) susunan paralel ... 34
Gambar 10. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas (th) susunan paralel ... 35
Gambar 11. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan temperatur sisi dingin (tc) susunan paralel ... 35
Gambar 12. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan temperatur sisi dingin (tc) susunan paralel ... 36
Gambar 13. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan temperatur sisi dingin (tc) susunan paralel ... 36
Gambar 14. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi dingin (tc) susunan paralel ... 37
Gambar 15. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(tc) susunan paralel ... 37
Gambar 16. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆t) susunan paralel ... 38
Gambar 17. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan paralel... 38
Gambar 18. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆t) susunan paralel ... 39
Gambar 19. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan paralel... 39
Gambar 20. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan paralel... 40
Gambar 21. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan paralel ... 40
Gambar 22. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan paralel ... 41
Gambar 23. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan paralel ... 41
Gambar 24. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan paralel ... 42
Gambar 25. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan paralel ... 42
Gambar 26. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan temperatur sisi panas
(th)susunan seri-paralel ... 43
Gambar 27. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan temperatur sisi panas
(th) susunan seri-paralel ... 43
Gambar 28. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan temperatur sisi panas (th)
susunan seri-paralel ... 44
Gambar 29. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi panas
(th) susunan seri-paralel ... 44
Gambar 30. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas
(th) susunan seri-paralel ... 45
Gambar 31. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan temperatur sisi dingin (tc)
susunan seri-paralel ... 45
Gambar 32. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan temperatur sisi
dingin (tc) susunan seri-paralel ... 46
Gambar 33. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan temperatur sisi dingin (tc)
susunan seri-paralel ... 46
Gambar 34. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi
dingin (tc) susunan seri-paralel ... 47
Gambar 35. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(tc) susunan seri-paralel ... 47
Gambar 36. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆t) susunan seri-paralel ... 48
Gambar 37. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan seri-paralel... 48
Gambar 38. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆t) susunan seri-paralel ... 49
Gambar 39. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan seri-paralel... 49
Gambar 40. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) susunan seri-paralel... 50
Gambar 41. Grafik hubungan arus keluaran (io) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan seri-paralel ... 50
Gambar 42. Grafik hubungan tegangan keluaran (vo) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel ... 51
Gambar 43. Grafik hubungan daya keluaran (po) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan seri-paralel ... 51
Gambar 44. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel ... 52
Gambar 45. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel ... 52
Gambar 46. Grafik hubungan antara efisiensi kolektor dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang l ... 53
Gambar 47. Grafik perbandingan hubungan arus keluaran (io) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel ... 53
Gambar 48. Grafik perbandingan hubungan tegangan keluaran (vo) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆t) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel ... 54
Gambar 49. Grafik perbandingan hubungan daya keluaran (po) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆t) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel ... 54
Gambar 50. Grafik perbandingan hubungan efisiensi generator dengan selisih
suhu termoelektrik (∆t) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel ... 55
Gambar 51. Grafik perbandingan hubungan efisiensi total dengan selisih suhu
termoelektrik (∆t) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel ... 55
Gambar 52. Grafik hubungan arus keluaran dengan jumlah termoelektrik yang
disusun paralel (np) ... 58
Gambar 53. Grafik hubungan arus keluaran dengan np/ns... 58
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil pengamatan dengan variasi termoelektrik tersusun secara
paralel 20
Tabel 2 Hasil pengamatan dengan variasi termoelektrik tersusun secara
seri-paralel 21
Tabel 3 Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal, konduktansi
termal dari variasi rangkaian paralel termoelektrik 29
Tabel 4 Hasil perhitungan efisiensi kolektor dan efisiensi total dari variasi
pemasangan termoelektrik secara paralel 30
Tabel 5 Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal, konduktansi
termal dari variasi rangkaian seri-paralel termoelektrik 31
Tabel 6 Hasil perhitungan efisiensi kolektor dan efisiensi total dari
variasi pemasangan termoelektrik secara seri-paralel 32
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Pada era yang maju ini penggunaan energi listrik kian meningkat. Hampir
semua kegiatan ataupun aktivitas manusia sangat erat kaitannya dengan energi
listrik bahkan dapat dikatakan ketergantungan akan energi listrik. Aplikasinya
dapat kita lihat pada penggunaan yang berskala besar seperti industri,
kantor-kantor dan hotel-hotel sedangkan penggunaan energi listrik dalam skala kecil
seperti halnya rumah tangga dan lain-lain. Sekarang ini baik kota maupun di desa
mulai mengalami masalah krisis energi listrik, mengapa dapat dikatakan
demikian? Sebab di sebagian kota sudah diterapkan sistem pemadaman listrik
secara bergilir sedangkan di daerah terpencil seperti sebagian daerah pedesaan
yang belum ada jaringan listrik, sehingga energi listrik tidak mudah didapatkan
atau bahkan tidak tersedia.
Keterbatasan energi listrik saat ini mendorong para ahli untuk
berlomba-lomba membuat suatu alat yang dapat menyediakan energi listrik. Banyak
penelitian dan pengembangan teknologi dilakukan untuk mencari pembangkit
energi alternatif. Penelitian-penelitian tersebut dilakukan secara intensif sejak
tahun 1973 terutama untuk mengantisipasi habisnya sumber enegi alam yang tidak
terbarukan seperti bahan bakar minyak yang saat ini merupakan salah satu sumber
pembangkit energi listrik.
Energi matahari merupakan potensi alam yang terbesar dan tak ada
habisnya. Para peneliti mencoba memanfaatkan energi matahari sebagai salah
satu sumber pembangkit energi listrik alternatif, walaupun di samping itu masih
ada energi alternatif lain seperti energi angin, air, panas bumi, biomassa dan
sebagainya. Dalam pemanfaatan energi surya perlu suatu alat untuk dapat
menangkap dan memerangkap energi surya agar dapat digunakan, alat yang
2
termosifon merupakan sistem yang paling sederhana, dan efisien. Sistem ini hanya
terdiri dari tangki penyimpan yang ditempatkan lebih tinggi pada jarak minimal
25 cm dari bagian atas kolektor. Selain menggunakan kolektor dengan sistem
termosifon juga dipadu dengan termoelektrik. Termoelektrik merupakan cara
perpindahan kalor padat melalui material semikonduktor yang berbeda tipe (tipe n
dan tipe p). Termoelektrik ini digunakan untuk mengkonversi panas menjadi
energi listrik, panas yang diperlukan dapat berasal dari surya, laut, uap atau panas
buangan suatu proses produksi.
Pada prinsipnya termoelektrik mengkonversi panas menjadi listrik
berdasarkan efek Seebeck metode ini sangat sesuai terutama jika sumber panasnya
mempunyai temperatur di bawah 500 K. Pada umumnya termoelektrik digunakan
sebagai pendingin atau pemanas sehingga literatur tentang penggunaan
termoelektrik sebagai pembangkit energi listrik belum banyak. Beberapa
keuntungan dari termoelektrik antara lain (1)ramah lingkungan, (2)tidak berisik,
(3) ukuran kecil dan ringan, (4)mudah dioperasikan, (5)dapat dikombinasikan
dengan kolektor surya untuk menghasilkan listrik dan bila diinput dengan daya
listrik akan menghasilkan sisi panas dan sisi dingin.
Sistem ini sangat sesuai dengan kondisi Indonesia karena dapat
menggunakan sumber matahari sehingga daerah yang belum ada jaringan listrik
pun dapat menggunakannya. Saat ini termoelektrik banyak yang dipakai pada
beberapa alat rumah tangga seperti pendingin air minum, pendingin makanan,
elektronik, dll.
Pada tugas akhir ini akan diteliti karakteristik termoelektrik untuk
pembangkit listrik tenaga surya dengan sususan termoelektrik secara paralel dan
3 1.2.Perumusan Masalah
Kesulitan untuk mendapatkan energi listrik pada daerah terpencil akan
teratasi dengan penggunaan termoelektrik sebagai salah satu energi alternatif
pembangkit listrik. Termoelektrik yang dijual di pasaran di Indonesia umumnya
dengan nomer seri TEC1-12706 yang biasa dipakai dalam alat pendingin. TEC1
berarti termoelektrik hanya satu tingkat, 127 artinya jumlah pasang elemen
semikonduktor dan 06 adalah arus masuk maksimal. Data tambahan yang berasal
dari internet bahwa termoelektrik seri TEC1-12706 berukuran 40 ×40×3,8 mm,
berat 27 gr, arus maksimum (Imax)=6,4 A, tegangan maksimal (Vmax)=14,9 V .
Oleh sebab itu, termoelektrik digunakan pada penelitian tersebut karena
dapat mengkonversikan panas dari energi surya menjadi energi listrik. Namun
energi surya tidak tersedia sepanjang hari makanya terpikir untuk dapat
menyimpan panas matahari agar dapat digunakan juga pada waktu malam hari.
Caranya adalah panas dari energi surya tidak langsung diterima oleh kolektor
termal pelat datar dengan susunan pipa paralel tidak langsung dimanfaatkan untuk
memanasi termoelektrik tetapi terlebih dahulu untuk memanasi minyak dalam
tangki penyimpan (reservoir) yang terhubung dengan kolektor. Panas yang
hendak dipakai untuk memanasi termoelektrik diambil dari panas minyak yang
tersimpan pada tangki penyimpan. Dalam hal ini minyak menjadi sebagai
penyimpan panas sehingga pemanasan termoelektrik tetap dapat dilakukan
walaupun cuaca mendung ataupun pada malam hari.
Penelitian ini akan mengamati karakteristik (unjuk kerja dan batasan
operasioanl yang ada) termoelektrik yang ada di pasaran Indonesia dengan
spesifikasi yang telah disebutkan di atas apabila digunakan sebagai pembangkit
energi listrik menggunakan sumber panas energi surya memakai kolektor termal
4 1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1. Menjajagi kemungkinan penggunaan termoelektrik sebagai pembangkit
energi listrik dengan energi surya.
2. Membuat model pembangkit energi listrik tenaga surya dengan
menggunakan termoelektrik yang sesuai dengan kondisi daerah terpencil
yang ada di Indonesia.
3. Mengetahui karakteristik modul termoelektrik sebagai dasar perencanaan
pembangkit energi listrik tenaga surya, dengan termoelektrik disusun
secara paralel dan seri-paralel.
4. Menambah kepustakaan teknologi surya yang menggunakan termoelektrik
sebagai pengkonversi panas menjadi energi listrik.
1.4.Batasan Masalah
Penelitian akan alat-alat yang menggunakan energi surya dan masalah
dalam pemanfaatan energi surya sangat kompleks maka dalam hal ini penulis
merasa perlu membatasi permasalahan sehingga akan memudahkan dalam
perancangan, pengamatan, pengujian dan pembahasannya. Dengan pertimbangan
di atas maka penulis membatasi masalah dalam penelitian dan perancangan
dengan membahas “Karakteristik Termoelektrik Dengan Susunan Paralel
Pendinginan Udara Sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya Memakai Kolektor
Pelat Datar Dengan Susunan Pipa Paralel”. Kolektor yang dipakai adalah kolektor
pelat datar dengan susunan pipa secara paralel. Variasinya adalah termoelektrik
dirangkai secara paralel dan untuk variasi selanjutnya termoelektrik dirangkai
secara seri-paralel. Termoelektrik yang dipakai berjumlah 20 buah, jadi untuk
termoelektrik yang dirangkai secara seri-paralel susunannya adalah 10 buah
termoelektrik diserikan dan sisanya diparalelkan. Fluida yang dipakai sebagai
5
Negara Indonesia merupakan negara tropis mempunyai potensi surya yang
cukup dengan radiasi harian 4,8 KWh/m2 (Kebijakan Pengembangan Energi
Terbarukan dan Konversi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi dan Sumber
BAB II DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Modul termoelektrik berbahan dasar bismuth telluride umumnya
digunakan untuk pendinginan dengan arus listrik DC sebagai masukkannya.
Dengan modul termoelektrik yang sama tetapi dengan penggunaan yang dibalik
yakni masukkannya bukan arus listrik DC tetapi justru energi panas maka
dimungkinkan untuk membangkitkan daya listrik. Skema modul termoelektrik
untuk pembangkit energi listrik dapat dilihat pada gambar 1 berikut :
Gambar 1.Termoelektrik pembangkit energi listrik
Pada pemakaiannya generator termoelektrik terdiri dari beberapa modul
yang terhubung seri atau pararel, seperti dapat dilihat pada gambar 2 :
Gambar 2. Modul termoelektrik yang terangkai seri dan paralel
2.2.Persamaan yang Digunakan
Satu rangkaian seri terdiri atas NS modul dan satu rangkaian pararel terdiri atas
NP modul, total modul NT dapat dihitung dengan persamaan (Richard J. Buist
and Paul G. Lau, 1997):
NT = NS x NP (1)
2.2.1. Persamaan output dari generator
Arus (I) dalam amper yang melewati tahanan beban RL dapat dihitung dengan
persamaan (Richard J. Buist and Paul G. Lau, 1997) :
L
Tegangan keluaran generator (VO) dalam volt dapat dihitung dengan persamaan
(Richard J. Buist and Paul G. Lau, 1997) :
Daya keluaran generator (PO) dalam watt dapat dihitung dengan persamaan
(Richard J. Buist and Paul G. Lau, 1997) :
Total energi panas masuk ke generator QH dalam watt dapat dihitung dengan
Efisiensi generator (ηG) dapat dihitung dengan persamaan (Richard J. Buist and
Harga-harga SM, RM, dan konduktansi termal (KM) modul termoelektrik tergantung
dari temperatur dan harga-harganya dapat dihitung dengan persamaan (berlaku
untuk kisar temperatur –100OC sampai +150OC) :
Koefisien Seebeck :
4
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
s1 =
s2 =
s3 =
s4 =
Tahahan listrik modul termoelektrik :
RM = (RMTH - RMTC) / DT (10)
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
r1 =
r2 =
r3 =
r4 =
Konduktansi termal modul :
Koefisien untuk modul dengan 71 pasang semikonduktor dan arus 6 amper :
k1 =
k2 =
k3 =
k4 =
Untuk modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor dan arus selain
71 pasang dan 6 amper maka harga SM, RM, dan KM diatas harus dikonversi
dengan menggunakan persamaan-persamaan berikut (Richard J. Buist and Paul G. Lau, 1997) :
Knew : konduktansi termal untuk modul yang baru (W/K)
Nnew : jumlah pasangan semikonduktor untuk modul yang baru
Inew : arus optimum atau maksimum untuk modul yang baru (A)
Daya keluaran modul termoelektrik (PO) persamaan (Richard J. Buist and Paul G.
2.2.2. Persamaan unjuk kerja dari kolektor
Efisiensi kolektor termal surya sangat menentukan unjuk kerja secara
keseluruhan pembangkit listrik. Efisiensi kolektor merupakan fungsi temperatur
fluida kerja masuk kolektor dan dapat dinyatakan dengan persamaan
(Arismunandar, Wiranto, 1995):
( )
⎟FR : faktor pelepasan panas
G : radiasi yang datang (W/m2)
Ta : temperatur sekitar (K)
Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor (K)
UL : koefisien kerugian (W/(m2.K))
: faktor transmitan-absorpan kolektor
Gambar 3. Bagian bagian kolektor datar
Faktor pelepasan panas kolektor (FR) dihitung dengan persamaan (Arismunandar,
Wiranto, 1995) :
CPF : panas jenis fluida kerja (J/(kg.K))
G : radiasi yang datang (W/m2)
mF : massa fluida kerja dalam pipa di kolektor (kg)
Ta : temperatur sekitar (K)
Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor (K)
TO : temperatur fluida kerja keluar kolektor (K)
UL : koefisien kerugian (W/(m2.K) ≈ 8 W/(m2.K)
: faktor transmitan-absorpan kolektor
Efisiensi secara keseluruhan (ηTOTAL) dapat dihitung dengan persamaan
(Arismunandar, Wiranto, 1995) :
η η =
ηTOTAL G x (19)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Peralatan Penelitian
Skema alat dapat dilihat pada gambar 4
Gambar 4. Skema alat penelitian
3.2. Cara kerja alat :
Cahaya matahari yang datang akan ditangkap oleh kolektor surya pelat
datar dengan tipe paralel. Panas yang datang digunakan untuk memanasi pipa-pipa
tembaga yang di dalamnya berisi fluida minyak goreng. Fluida minyak goreng
yang dipanasi akan menyebabkan massa jenis minyak goreng menurun, fluida
akan mengalir melalui selang menuju ke tangki, fluida dapat mengalir karena
adanya desakan (minyak merupakan fluida inkompresibel sehingga di mana ada
kekosongan akan diisi)fluida dari tangki sebab ada fluida panas yang mengalir ke
tangki. Fluida yang dingin akan menuju ke kolektor untuk dipanasi kembali.
Tangki pemanas ini bagian atas terbuat dari aluminium sedangkan sisi lain terbuat
dari besi, aluminium yang mempunyai daya hantar panas yang baik ini kontak
dengan salah satu sisi termoelektrik sedangkan sisi lain termoelektrik diberikan
sirip untuk pendinginan. Diharapkan dari adanya pemanasan pada salah satu sisi
dan pendinginan pada sisi yang lain maka akan diperoleh beda temperatur yang
dikatakan sebelumnya kalau termoelektrik diberi inputan berupa panas dan dingin
maka akan menghasilkan keluaran listrik. Pada konstruksi alat akan ditemukan
katup ekspansi untuk mencegah tekanan berlebih pada alat.
Detil pembangkit listrik termoelektrik dapat dilihat pada gambar 5 :
Gambar 5. Detil pembangkit listrik termoelektrik
Parameter yang divariasikan :
a. Variasi I : hubungan termoelektrik semua paralel.
b. Variasi II : hubungan termoelektrik gabungan seri dan pararel
3.3.Peralatan yang Digunakan :
1. Termoelektrik (20 buah)
2. Termokopel
3. Display Termokopel 4. Pompa air
5. Multitester
6. Stopwatch 7. Solar cell
15
3.4.Parameter yang diukur
TH : temperatur sisi panas termoelektrik
Tc : temperatur sisi dingin termoelektrik
Io : arus keluaran
Vo : tegangan keluaran
Ta : temperatur udara sekitar
Ti : temperatur fluida kerja masuk kolektor
To : temperatur fluida kerja keluar kolektor
G : radiasi surya yang datang pada permukaan kolektor
Pengambilan data dilakukan tiap 15-20 menit sekali. Untuk pengukuran
temperatur digunakan termokopel dan untuk pengukuran radiasi surya digunakan
solar cell yang telah dikalibrasi. Pengambilan data ini juga dilakukan untuk memperoleh ∆T = TH - Tc yang besar. Termoelektrik disusun dengan 2 variasi dan pendinginan pada sisi dingin termoelektrik menggunakan sirip (pendinginan
dengan udara sekitar).
3.5.Langkah Penelitian
1. Pada variasi termoelektrik disusun secara paralel (variasi I)
a. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 4
b. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan parameter hubungan
termoelektrik yang dihubungkan paralel semua (variasi I).
c. Tiap variasi parameter dilakukan pengambilan data sebanyak 30 data tiap
10 menit.
d. Pada variasi salah satu parameter, parameter lainnya diatur pada salah satu
16
e. Data yang dicatat adalah temperatur sisi panas termoelektrik, temperatur
sisi dingin termoelektrik, arus keluaran, tegangan keluaran, temperatur
udara sekitar, temperatur fluida kerja masuk kolektor, temperatur fluida
kerja keluar kolektor, radiasi surya yang datang pada permukaan kolektor
dan waktu.
f. Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk varisi berikutnya kondisi
alat harus didiamkan agar kembali ke kondisi awal sebelum dilakukan
penelitian
g. Penelitian dilanjutkan dengan variasi II .
h. Setiap variasi yang dilakukan selalu menggunakan pendinginan udara
dengan sirip pada bagian sisi dingin termoelektrik.
2. Pada variasi termoelektrik disusun secara seri-paralel (10 buah diserikan dan
10 buah lagi diparalelkan) (variasi II)
a. Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 4
b. Pengambilan data dilakukan dengan mevariasikan parameter hubungan
termoelektrik yang dihubungkan secara gabungan seri-paralel (variasi II).
c. Tiap variasi parameter dilakukan pengambilan data sebanyak 30 data tiap
10 menit.
d. Pada variasi salah satu parameter, parameter lainnya diatur pada salah satu
harga variasi yang tetap.
e. Data yang dicatat adalah temperatur sisi panas termoelektrik, temperatur
sisi dingin termoelektrik, arus keluaran, tegangan keluaran, temperatur
udara sekitar, temperatur fluida kerja masuk kolektor, temperatur fluida
kerja keluar kolektor, radiasi surya yang datang pada permukaan kolektor
dan waktu.
f. Setiap variasi yang dilakukan selalu menggunakan pendinginan udara
17 3.6.Parameter yang Dihitung
1. Berdasarkan pengukuran temperatur sisi panas (TH) dan temperatur sisi dingin
(Tc) dapat melakukan perhitungan dengan memakai persamaan (1) sampai dengan persamaan (24).
2. Hitung koefisien Seebeck (Sm), tahanan listrik (RM), dan konduktansi termal
(KM) modul termoelektrik dengan persamaan (7), (8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15).
3. Hitung daya keluaran modul termoelektrik (Po) dengan menggunakan persamaan (16)
4. Menghitung efisiensi kolektor termal surya (η) dengan menggunakan persamaan (17).
5. Hitung faktor pelepasan panas kolektor (FR) dengan menggunakan persamaan (18).
6. Hitung efisiensi secara keseluruhan (ηTotal) dengan menggunakan persamaan (19).
7. Dari perhitungan di atas maka analisa akan lebih mudah dilakukan dengan
BAB IV
PENGAMBILAN DATA
4.1.Langkah Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan dengan keterangan sebagai berikut :
1. Variasi I dengan susunan paralel pada termoelektrik
Termoelektrik yang digunakan sebanyak : 20 buah
Termoelektrik dengan spesifikasi : TEC-12706
Variasi pertama termoelektrik : disusun secara paralel
Tempat pengambilan data : di depan bangunan Laboratorium
teknik
Data diambil pada saat : siang hari
Pada jam : 10.30-13.30
Lama pengambilan data selama : 3 jam
Selang waktu pengambilan data : 10 menit
Kolektor yang dipakai merupakan : kolektor dengan susunan pipa
paralel
Luasan kolektor : 0,6 m2
Kemiringan kolektor : 600
Hambatan untuk mengukur radiasi matahari : 10 Ω
Pendinginan sisi dingin termoelektrik : dengan sirip (udara sekitar)
Fluida yang digunakan : minyak goreng
2. Variasi II dengan susunan seri-paralel pada termoelektrik
Termoelektrik yang digunakan sebanyak : 20 buah
Termoelektrik dengan spesifikasi : TEC-12706
Variasi kedua termoelektrik : disusun secara seri-paralel
Tempat pengambilan data : di depan bangunan Laboratorium
teknik
Data diambil pada saat : siang hari
Pada jam : 10.30-13.30
Lama pengambilan data selama : 3 jam
Selang waktu pengambilan data : 10 menit
Kolektor yang dipakai merupakan : kolektor dengan susunan pipa
paralel
Luasan kolektor : 0,6 m2
Kemiringan kolektor : 600
Hambatan untuk mengukur radiasi matahari : 10 Ω
Pendinginan sisi dingin termoelektrik : dengan sirip (udara sekitar)
Fluida yang digunakan : minyak goreng
4.2. Data Hasil Penelitian
Berikut disajikan data yang diperoleh sewaktu penelitian antara data dengan variasi termoelektrik susunan paralel dan variasi termoelektrik susunan seri-paralel :
Tabel 1. Hasil pengamatan dengan variasi termoelektrik tersusun secara paralel
BAB V
PENGOLAHAN DATA
5.1.Perhitungan Data
Berdasarkan data pertama pada variasi pemasangan seluruh termoelektrik
secara paralel, maka didapatkan :
1. Beda temperatur sisi panas dan sisi dingin (∆T)
2. Koefisien Seebeck (Sm)
Koefisien Seebeck dapat dihitung dengan persamaan (7) dan (8):
3. Koefisien Seebeck untuk jumlah modul yang dipakai (Snew)
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
Ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan
persamaan (12) :
M
S Snew
4. Tahanan Listrik (Rm)
Tahanan Listrik dapat dihitung dengan persamaan (9) dan (10) :
5. Tahanan Listrik untuk jumlah modul yang dipakai (Rnew)
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
Ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan
persamaan (14) :
M
R Rnew
6. Konduktansi Termal (KM)
Konduktansi Termal dapat dihitung dengan persamaan (11) dan (12) :
MTC
Modul termoelektrik dengan jumlah semikonduktor 127 pasang dan arus 6
Ampere maka harga dikonversi menjadi dengan menggunakan persamaan (15) :
M
K Knew
8. Total Modul
Satu rangkaian seri terdiri atas NS 1 modul dan NP 20 modul, total modul NT
dapat dihitung dengan persamaan (1):
9. Arus keluaran Generator (I)
Arus yang melewati tahanan beban RL dapat dihitung dengan persamaan (2) :
10.Tegangan keluaran generator (VO)
Tegangan keluaran generator dapat dihitung dengan persamaan (3) :
11.Daya keluaran generator (PO)
Daya keluaran generator dapat dihitung dengan persamaan (4) :
12.Total energi panas masuk ke generator (QH)
Total energi panas masuk ke generator dapat dihitung dengan persamaan (5) :
13.Efisiensi generator (ηG)
Efisiensi generator dapat dihitung dengan persamaan (6) :
14.Radiasi Matahari (G)
15.Faktor pelepasan panas kolektor (FR)
Faktor pelepasan panas kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan (18)
dengan :
• Fluida kerja dalam pipa di kolektor : 0,0002 kg/s
• Panas jenis fluida : 2927,72 J/kg.K
• Luasan kolektor : 0,6 m2
• faktor transmitan-absorpan kolektor : 0,84
16.Efisiensi kolektor ( )η
Efisiensi kolektor dapat dihitung menggunakan persamaan (17) dengan :
17.Efisiensi total (ηTotal)
Efisiensi secara keseluruhan dapat dihitung dengan persamaan (19) :
(Hasil perhitungan di atas pada variasi paralel maupun variasi seri-paralel
termoelektrik pada data selanjutnya akan diselesaikan dengan menggunakan
Microsoft Excel).
5.2.Tabel Hasil Pengolahan data
Berikut ini merupakan hasil perhitungan dengan Microsoft Excel yang ditampilkan dalam tabel untuk variasi termoelektrik dengan susunan
paralel dan variasi termoelektrik dengan susunan seri-paralel
Tabel 3. Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal, konduktansi termal dari variasi rangkaian paralel termoelektrik
DT Smth Smtc Sm Snew Rmth Rmtc Rm Rnew Kmth Kmtc Km Knew Jam
0
C V/K V/K V/K V/K ohm ohm ohm ohm W/K W/K W/K W/K
10:30 0,4 5,712 5,700 0,02975 0,05322 316,901 316,353 1,369 2,449 109,754 109,637 0,29333 0,524684
10:40 0,6 5,736 5,718 0,02979 0,05328 317,999 317,175 1,374 2,458 109,989 109,813 0,29388 0,52567
10:50 1,6 5,802 5,754 0,02987 0,05343 321,044 318,826 1,386 2,479 110,638 110,166 0,29527 0,528151
11:00 3,9 5,952 5,835 0,03004 0,05373 328,088 322,578 1,413 2,527 112,129 110,964 0,29866 0,53422
11:10 1,8 5,958 5,904 0,03009 0,05383 328,374 325,815 1,422 2,543 112,189 111,649 0,29982 0,536294
11:20 0,6 6,045 6,027 0,03024 0,05408 332,544 331,676 1,446 2,587 113,065 112,883 0,30329 0,542508
11:30 0,2 6,024 6,018 0,03022 0,05405 331,532 331,244 1,443 2,580 112,853 112,792 0,30278 0,541587
11:40 3,0 6,048 5,958 0,03019 0,05400 332,689 328,374 1,438 2,573 113,096 112,189 0,30218 0,540513
11:50 0,2 6,036 6,030 0,03023 0,05408 332,110 331,821 1,445 2,585 112,974 112,914 0,30319 0,542323
12:00 2,6 6,106 6,027 0,03027 0,05415 335,455 331,676 1,453 2,599 113,675 112,883 0,30435 0,544393
12:10 7,2 6,231 6,012 0,03034 0,05427 341,509 330,955 1,466 2,622 114,938 112,732 0,30634 0,547955
12:30 7,0 6,295 6,082 0,03042 0,05441 344,656 334,287 1,481 2,650 115,592 113,430 0,30882 0,552395
12:40 6,7 6,249 6,045 0,03037 0,05432 342,405 332,544 1,472 2,633 115,124 113,065 0,30728 0,549635
12:50 5,4 6,215 6,051 0,03035 0,05430 340,764 332,834 1,469 2,627 114,783 113,126 0,30676 0,548706
13:00 7,7 6,082 5,850 0,03014 0,05391 334,287 323,279 1,430 2,557 113,430 111,113 0,30098 0,538379
13:10 6,5 6,036 5,841 0,03010 0,05385 332,110 322,858 1,423 2,546 112,974 111,024 0,30010 0,53679
13:20 2,1 5,970 5,907 0,03010 0,05385 328,945 325,957 1,423 2,546 112,310 111,679 0,30006 0,536723
13:30 6,0 5,964 5,784 0,03001 0,05368 328,659 320,210 1,408 2,519 112,249 110,461 0,29808 0,533192
RATA-RATA 3,5 6,026 5,919 0,03014 0,05391 331,671 326,581 1,431 2,560 112,876 111,807 0,30140 0,53912
Tabel 4. Hasil perhitungan efisiensi kolektor dan efisiensi total dari variasi pemasangan termoelektrik secara paralel
RATA-RATA 3,5 0,08953 0,09233 0,01310 39,76 0,02079 0,1715 428,75 0,1766 8,361 1,80 x10-3
Tabel 5. Hasil perhitungan koefisien Seebeck, tahanan termal, konduktansi termal dari variasi rangkaian seri-paralel termoelektrik
DT Smth Smtc Sm Snew Rmth Rmtc Rm Rnew Kmth Kmtc Km Knew
Jam 0
C V/K V/K V/K V/K ohm ohm ohm ohm W/K W/K W/K W/K
10:30 1,6 0,37021 0,35039 0,01239 0,02216 52,732 50,190 1,5885 2,8415 13,734 12,984 0,4687 0,8384
10:40 0,9 0,41963 0,40853 0,01234 0,02207 58,918 57,547 1,5236 2,7252 15,603 15,183 0,4662 0,8338
10:50 0,3 0,39495 0,39124 0,01236 0,02210 55,855 55,390 1,5486 2,7700 14,670 14,530 0,4672 0,8357
11:00 0,5 0,42333 0,41717 0,01233 0,02206 59,372 58,614 1,5163 2,7122 15,743 15,510 0,4658 0,8333
11:10 3,5 0,48737 0,44429 0,01231 0,02202 67,046 61,923 1,4636 2,6180 18,155 16,533 0,4633 0,8287
11:20 10 0,56120 0,43813 0,01231 0,02201 75,441 61,177 1,4263 2,5513 20,912 16,301 0,4611 0,8248
11:30 12,5 0,55873 0,40483 0,01231 0,02202 75,168 57,087 1,4465 2,5874 20,821 15,043 0,4622 0,8267
11:50 5,6 0,55012 0,48122 0,01230 0,02201 74,212 66,324 1,4084 2,5193 20,501 17,924 0,4601 0,8231
12:00 11,5 0,54889 0,40730 0,01231 0,02202 74,074 57,394 1,4505 2,5945 20,455 15,137 0,4624 0,8272
12:10 10,9 0,57967 0,44552 0,01231 0,02201 77,466 62,072 1,4123 2,5262 21,597 16,580 0,4603 0,8233
12:20 9,1 0,59939 0,48737 0,01231 0,02202 79,595 67,046 1,3790 2,4667 22,324 18,155 0,4582 0,8196
12:30 7,1 0,58953 0,50213 0,01231 0,02202 78,534 68,763 1,3762 2,4617 21,961 18,709 0,4580 0,8193
12:50 2,9 0,52797 0,49229 0,01230 0,02201 71,722 67,620 1,4143 2,5298 19,675 18,340 0,4605 0,8237
13:00 5,9 0,55750 0,48491 0,01230 0,02201 75,032 66,758 1,4024 2,5086 20,775 18,062 0,4598 0,8224
13:10 11,8 0,61666 0,47137 0,01231 0,02202 81,432 65,163 1,3787 2,4662 22,959 17,554 0,4581 0,8194
13:30 14,1 0,62037 0,44675 0,01231 0,02203 81,823 62,220 1,3902 2,4867 23,095 16,626 0,4588 0,8206
RATA-RATA 6,76 0,52535 0,44209 0,01232 0,02204 71,151 61,581 1,4453 2,5853 19,561 16,448 0,4619 0,8262
5.3.Grafik-Grafik Hasil Pengolahan Data
Selanjutnya dari tabel hasil perhitungan akan dibuat grafik hubungan arus (Io),
tegangan (Vo), daya (Po), efisiensi generator (ηg), efisiensi kolektor (η) dan
efisiensi total (ηtotal) terhadap TH, TC, ∆T,
5.3.1. Termoelektrik disusun secara paralel
Gambar 6. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan temperatur sisi panas (TH)
susunan paralel
Gambar 7. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan paralel
Gambar 8. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan temperatur sisi panas (TH)
susunan paralel
Gambar 9. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan paralel
Gambar 10. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan paralel
Gambar 11. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan temperatur sisi dingin (TC)
susunan paralel
Gambar 12. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan temperatur sisi
dingin (TC) susunan paralel
Gambar 13. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan temperatur sisi dingin
(TC) susunan paralel
Gambar 14. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi
dingin (TC) susunan paralel
Gambar 15. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(TC) susunan paralel
Gambar 16. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆T) susunan paralel
Gambar 17. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan paralel
Gambar 18. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan paralel
Gambar 19. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan paralel
Gambar 20. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan paralel
Gambar 21. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan paralel
Gambar 22. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan paralel
Gambar 23. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan paralel
Gambar 24. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan paralel
Gambar 25. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang
5.3.2. Termoelektrik disusun secara seri-paralel
Gambar 26. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan temperatur sisi panas (TH)
susunan seri-paralel
Gambar 27. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan seri-paralel
Gambar 28. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan seri-paralel
Gambar 29. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan seri-paralel
Gambar 30. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi panas
(TH) susunan seri-paralel
Gambar 31. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan temperatur sisi dingin (TC)
susunan seri-paralel
Gambar 32. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan temperatur sisi
dingin (TC) susunan seri-paralel
Gambar 33. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan temperatur sisi dingin
(TC) susunan seri-paralel
Gambar 34. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan temperatur sisi
dingin (TC) susunan seri-paralel
Gambar 35. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan temperatur sisi dingin
(TC) susunan seri-paralel
Gambar 36. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan selisih suhu termoelektrik
(∆T) susunan seri-paralel
Gambar 37. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan seri-paralel
Gambar 38. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan seri-paralel
Gambar 39. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan seri-paralel
Gambar 40. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) susunan seri-paralel
Gambar 41. Grafik hubungan arus keluaran (Io) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan seri-paralel
Gambar 42. Grafik hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel
Gambar 43. Grafik hubungan daya keluaran (Po) dengan beda suhu dibagi radiasi
matahari yang datang susunan seri-paralel
Gambar 44. Grafik hubungan efisiensi generator (ηg) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel
Gambar 45. Grafik hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan beda suhu dibagi
radiasi matahari yang datang susunan seri-paralel
Gambar 46. Grafik hubungan antara efisiensi kolektor dengan
Gambar 47. Grafik perbandingan hubungan arus keluaran (Io) dengan selisih suhu
termoelektrik (∆T) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel
Gambar 48. Grafik perbandingan hubungan tegangan keluaran (Vo) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆T) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel
Gambar 49. Grafik perbandingan hubungan daya keluaran (Po) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆T) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel
Gambar 50. Grafik perbandingan hubungan efisiensi generator (ηg) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆T) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel
Gambar 51. Grafik perbandingan hubungan efisiensi total (ηtotal) dengan selisih
suhu termoelektrik (∆T) pada variasi termoelektrik susunan paralel dan seri-paralel
BAB VI
ANALISA DATA dan PEMBAHASAN
6.1.Analisa Data
Bila ditinjau unjuk kerja termoelektrik sebagai pembangkit listrik tenaga
surya susunan paralel dapat dinyatakan dengan hasil berupa arus, tegangan, daya,
efisiensi generator, dan efisiensi total dan sebagai pembanding penelitian juga
divariasikan dengan susunan termoelektrik secara seri-paralel (sepuluh buah
termoelektrik disusun secara seri lalu pasangan seri ini diparalelkan). Sebelumnya
kita tinjau dahulu efisiensi kolektor yang relatif stabil dapat dilihat pada gambar
46. Hal ini menandakan bahwa cuaca yang relatif stabil sewaktu pengambilan
data. Umumnya grafik-grafik yang berhubungan dengan suhu sisi panas maupun
sisi dingin termoelektrik bila dihubungkan dengan arus, tegangan, daya ,efisiensi
generator, efisiensi total akan mengalami kenaikan baik termoelektrik yang
disusun secara paralel maupun termoelektrik yang disusun secara seri-paralel
seperti pada gambar 6 sampai dengan gambar 15.
Unjuk kerja dari alat akan meningkat jika beda temperatur antara sisi
panas dan sisi dingin dari termoelektrik semakin besar hal ini dapat dilihat pada
gambar 51. Beda suhu maksimal yang dicapai pada variasi paralel adalah 7,7 0C
maka keluaran yang dihasilkan juga besar antara lain arus keluaran sebesar 0,19
A, tegangan keluaran sebesar 0,2 V, daya keluaran sebesar 3,9 W, efisiensi
generator sebesar 4,55% jika dibandingkan dengan beda temperatur sisi panas dan
sisi dingin dari termoelektrik susunan paralel lain dapat dilihat pada gambar 16
sampai dengan gambar 20. Dan juga efisiensi total dari variasi susunan paralel
lebih baik yaitu 0,434% dibandingkan dengan variasi susunan seri-paralel (10-2)
sebesar 0,159% seperti terlihat pada gambar 51. Perbandingan di atas
menunjukkan bahwa variasi paralel lebih baik bila dibandingkan dengan variasi
seri-paralel (10-2). Dari persamaan (2) akan disimulasikan pengaruh jumlah
susunan seri dan paralel pada jumlah termoelektrik terhadap arus yang dihasilkan
dapat dilihat pada gambar 52 dan gambar 53. Termoelektrik yang divariasikan
berjumlah 20 buah dan data yang dijadikan panutan adalah data beda temperatur
sisi panas dan sisi dingin pada variasi paralel yang hampir mendekati data beda
temperatur sisi panas dan sisi dingin yang ada pada variasi seri-paralel (10-2)
yaitu pada beda temperatur 70C, koefisien Seebeck 5,4 V/K, hambatan
listrik 2,65 ohm, dan hambatan beban 2 ohm. Pada gambar 53 dapat kita lihat arus
tertinggi cenderung berada pada saat jumlah termoelektrik yang dirangkai paralel
lebih kurang sebanding juga dengan jumlah termoelektrik yang dirangkai seri atau
dengan kata lain perbandingannya jumlah termoelektrik lebih kurang sama dengan
1 . Jadi persamaan (2) bertolak belakang dengan data yang diperoleh dari
hasil penelitian sebab dari hasil penelitian diperoleh efisiensi total untuk variasi
paralel lebih baik daripada variasi seri-paralel (10-2) dapat dilihat pada gambar
51. Hal ini bisa saja disebabkan karena variasi seri-paralel pada pengambilan data
dilakukan sebanyak 10 buah termoelektrik diserikan dan 2 pasang rangkaian seri
ini barulah dirangkai paralel, sedangkan arus tertinggi diperoleh dari 4 buah
termoelektrik diserikan lalu 5 pasang termoelektrik yang diserikan dirangkai
paralel.
Gambar 52. Grafik hubungan arus keluaran dengan jumlah termoelektrik yang
disusun paralel (Np)
Gambar 53. Grafik hubungan arus keluaran dengan Np/Ns
Arus, tegangan serta daya keluaran saling berkaitan antara yang satu
dengan yang lain. Pada termoelektrik bila dilakukan pengukuran tegangan akan
diperoleh tegangan yang berbeda-beda diakibatkan oleh beberapa faktor antara
lain permukaan plat aluminium yang bersentuhan dengan salah satu sisi
termoelektrik tidak benar-benar data, suhu fluida minyak goreng pada tangki
penyimpan panas beraneka ragam. Fluida minyak goreng yang berasal dari
kolektor umumnya akan berada pada sisi masuk tangki penyimpan sehingga
hanya bagian itu saja yang lebih panas dibandingkan dengan bagian keluaran
tangki. Tetapi akhirnya fluida akan bersirkulasi secara siklus termosifon (ada
fluida yang berpindah ke tangki maka fluida dari tangki akan berusaha mengisi
kekosongan pada kolektor) namun sisi masuk tangki cenderung memiliki
temperatur minyak goreng yang lebih panas.
Selain arus dan tegangan keluaran yang dihasilkan oleh generator perlu
juga mengamati berapa besar daya keluaran yang dihasilkan oleh termoelektrik
susunan paralel terhadap pengaruh beda temperatur sisi panas dan sisi dingin dari
termoelektrik gambar 18 diperoleh daya keluaran maksimum sebesar 3,9
W. Apabila dilakukan perbandingan antara daya keluaran yang dihasilkan variasi
susunan paralel dengan variasi susunan seri-paralel dapat dilihat pada gambar 49,
pencapaian delta suhu sisi panas dan sisi dingin pada variasi paralel tidak
semaksimum dibandingkan dengan variasi seri-paralel. Variasi seri-paralel
mencapai delta suhu sebesar 14,10C sedangkan pada variasi paralel delta suhu
maksimum hanya 7,70C tetapi pada gambar 49 grafik variasi paralel cenderung
lebih tinggi sebab pada delta suhu yang sama variasi paralel menghasilkan daya
keluaran lebih besar yaitu pada suhu 70C daya keluaran sebesar 3,9 W, dan
variasi seri-paralel pada suhu 7,10C menghasilkan daya keluaran sebesar
2,1 W.
Ketiga jenis variabel antara lain daya, arus dan tegangan saling
berpengaruh antara satu dengan yang lain sebab memiliki keterkaitan seperti pada
persamaan (4). Kenaikan dari salah satu variabel akan meningkatkan nilai yang
lain, contohnya tegangan meningkat maka daya juga akan menjadi makin besar.
Selain itu ada hal lain yang mempengaruhi efisiensi kolektor antara lain energi
panas masuk ke generator (QH), dari persamaan (6) dapat dikaji makin besar
energi panas yang masuk ke generator maka efisiensi kolektor akan makin kecil,
dapat dijelaskan seperti berikut panas yang masuk ke generator sangat besar
sehingga kemampuan pendinginan tidak sebanding dengan panas yang diterima
oleh generator maka delta suhu sisi panas dan sisi dingin menjadi sangat kecil
sebab kedua sisi dari termoelektrik berusaha mencapai suhu yang setimbang.
6.2.Pembahasan
Efisiensi total ditentukan oleh karakteristik dari termoelektrik sebagai
pembangkit listrik adalah efisiensi generator dan efisiensi kolektor. Efisiensi
kolektor pada penelitian berubah-ubah, seharusnya efisiensi kolektor itu tetap dan
yang berubah-ubah adalah radiasi yang datang atau sinar matahari yang tidak
konstan (cuaca mendung ataupun berawan). Hal ini yang menyebabkan efisiensi
kolektor menjadi berubah-ubah selain itu efisiensi kolektor dipengaruhi oleh
besarnya faktor pelepas panas yang tidak boleh melebihi 1 yang dicari dengan
persamaan (18), efisiensi kolektor dapat meningkat bila suhu fluida minyak
goreng yang berasal dari tangki jauh lebih dingin sehingga panas yang dapat
diserap oleh fluida minyak goreng menjadi besar secara otomatis efisiensi
kolektor akan meningkat. Justru yang bervariasi adalah efisiensi generator, sesuai
dengan variasi termoelektrik. Efisiensi total untuk kedua variasi dapat dilihat pada
gambar 51, efisiensi total maksimum untuk variasi paralel adalah 0,5% dan
efisiensi total maksimum variasi seri-paralel adalah 0,159. Secara keseluruhan
variasi termoelektrik dengan susunan paralel untuk diaplikasikan lebih baik.
Tetapi dengan nilai efisiensi total yang masih sangat kecil ini perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut dalam peningkatan efisiensi generator guna menaikkan
efisiensi total yang hanya 0,5. Beberapa faktor yang selanjutnya akan dibahas
mengapa efisiensi total alat sangat kecil yaitu :
1. Diperkirakan masih ada udara yang terjebak pada tangki
Pada bagian dalam tangki sebelah atas terjebak udara yang tidak dapat
keluar sehingga fluida minyak goreng tidak memenuhi keseluruhan bagian
tangki, hal ini sangat merugikan karena fluida tidak kontak langsung
dengan plat aluminium untuk meneruskan panas ke salah satu
termoelektrik.
2. Plat aluminium yang mentransferkan panas ke termoelektrik tidak rata
Jadi kontak antara plat aluminium dengan termoelektrik tidak rapat dan
ada rongga-rongga. Panas yang di konduksikan hanya terjadi pada
titik-titik tertentu.
3. Pengisolasian pada tangki yang tidak sempurna
Pengisolasian tangki yang kurang baik akan menyebabkan banyak panas
yang terbuang ke lingkungan, hal ini akan menyebabkan penurunan dari
efisiensi kolektor sebab dari pengukuran suhu fluida yang masuk ke tangki
terlalu rendah.
4. Volume tangki yang terlalu besar
Dapat kita lihat fluida yang keluar dari kolektor adalah sekitar 800C
mengalir menuju tangki melalui selang dengan suhu 700C dan setelah
mencapai kotak pemanas 450C. Jadi panas fluida minyak goreng dari
kolektor yang seharusnya diteruskan untuk memanasi termoelektrik
menjadi memanaskan fluida di tangki pemanas juga.
5. Pendinginan menggunakan sirip yang mengharapkan udara sekitar sebagai
pendingin tidak efektif.
Udara sekitar memiliki suhu yang tidak terlalu jauh dengan panas dari
termoelektrik dan sirip karena udara sekitar pada saat pengambilan data
juga panas, pendinginan akan lebih efektif bila menggunakan air yang
disirkulasikank dengan pompa. Walaupun termoelektrik sudah ditutup
dengan tripleks agar tidak terkena panas matahari secara langsung, tetapi
tindakan ini tidak banyak membantu karena udara sekitar yang cenderung
panas sehingga kalor yang dapat dibuang oleh sirip juga sedikit.
6. Pemilihan tempat pengambilan data yang tidak terhalang apapun
Maksudnya daerah pengambilan data tidak terdapat pohon atau bangunan
yang dapat menutupi cahaya matahari menuju kolektor surya.
Hal-hal di atas sangat mempengaruhi unjuk kerja dari termoelektrik
sebagai pembangkit listrik tenaga surya dengan pendingin udara.
BAB VII PENUTUP
7.1.Kesimpulan
Setelah dibahas pada bab sebelumnya mengenai karakteristik
termoelektrik dengan susunan paralel untuk menghasilkan listrik dengan
pendinginan udara maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Semakin besar beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin
termoelektrik maka output yang dihasilkan semakin besar, dengan ∆T
maksimal pada variasi termoelektrik susunan paralel yaitu 7,70C maka
akan didapatkan arus keluaran 1,95 A, teganan keluaran 0,2V, daya
keluaran 3,9 W.
2. Permodelan yang dibuat dengan menggunakan termoelektrik sebagai
pembangkit listrik tenaga surya dapat digunakan karena dihasilkan
tegangan listrik walaupun tegangan listrik yang dihasilkan masih kecil.
3. Efisiensi total maksimum yang diperoleh dari penelitian didapatkan pada
variasi termoelektrik secara paralel yaitu 0,434% dibandingkan dengan
efisiensi total maksimum variasi termoelektrik susunan seri-paralel yaitu
0,159%
4. Untuk simulasi variasi jumlah termoelektrik yang dirangkai maka arus
keluaran yang tertinggi terdapat pada jumlah modul paralel dibagi dengan
jumlah modul seri lebih kurang adalah 1 yaitu 0,37 A.
5. Alat yang dibuat dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya
untuk daerah yang belum terjangkau jaringan listrik misalnya untuk
mengisi baterai.
6. Efisiensi kolektor akan meningkat apabila setiap fluida minyak goreng
yang kembali ke kolektor dalam suhu yang rendah sehingga kemampuan
menyerap panas dari kolektor semakin banyak.
7. Memakai sistem termosifon mempunyai keuntungan karena fluida yang
dingin selalu berada di bawah disebabkan pergerakan fluida yang lambat.
8. Penelitian ini sudah menambah kepustakaan dari penggunaan energi surya
sebagai salah satu energi alternatif untuk mengkonversi energi panas
menjadi energi listrik.
7.2.Saran
1. Pemilian jenis kolektor surya yang tepat dalam menyuplai panas yang
disalurkan ke tangki penyimpan.
2. Plat aluminium pada bagian atas tangki harus rata agar dapat kontak
dengan keseluruhan bagian termoelektrik.
3. Pada penelitian ini pendinginan menggunakan udara, bagaimana untuk
penelitian selanjutnya dipilih pendinginan menggunakan air yang
disirkulasikan dengan pompa agar pendinginan lebih efektif.
4. Membuat lubang ekspansi pada plat aluminium untuk mengeluarkan udara
yang terjebak di dalam tangki.
5. Bagian sirip dihindari dari cahaya matahari secara langsung.
6. Plat aluminium dapat diganti dengan plat tembaga agar kemampuan
menghantarkan panas makin besar.
7. Pengisolasian yang baik pada bagian tangki sehingga tidak banyak panas
yang terbuang ke lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Arismunandar, W. 1995. Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta : Pradnya Paramita.
Duffie, J.A.; Beckman, W.A., 1991. Solar Engineering of Thermal Processes, New York : John Wiley.
Burke, E; Buist, R. (August 21-26, 1983), Thermoelectric Coolers as Power Generators, 18th Intersociety Energy Conversion Engineering Conference, Orlando, Florida.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (2003), Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan Dan Konservasi Energi (Energi Hijau), Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.
Paul G. L and Richard J. B. (August 26-29, 1997), Calculation of Thermoelectric Power Generation Performance Using Finite Element Analysis, XVI International Conference on Thermoelectrics, Dresden, Germany.
Richard J. B and Paul G. L.( August 26-29, 1997), Thermoelectric Power Generator Design and Selection from TE Cooling Module Specifications, XVI International Conference on Thermoelectrics, Dresden, Germany.
LAMPIRAN
(a) Gambar tangki penyimpan dengan sirip (termoelektrik diapit oleh pelat aluminium dan sirip)
(c) Gambar keran pengatur aliran fluida dan pipa ekspansi