• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 1.1 Skema Kedudukan RPI2-JM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambar 1.1 Skema Kedudukan RPI2-JM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah

Indonesia, bersama seluruh wilayah tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan

pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan

manfaat yang sebesar–besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan

pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang

disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung

pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan

lapangan pekerjaan dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung

lingkungan.

Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan program infrastruktur yang

dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan secara terpadu melalui

perencanaan program yaitu Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan

infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial

dan lingkungan.

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Bidang PU/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk

keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya.

Prinsip keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya

diharapkan akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan

bersama untuk pengalokasian sumberdaya dalam jangka menengah, memudahkan

kerjasama antara instansi pusat dan daerah dan antara program dan pelaksanaan.

Disamping itu RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang

mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah

pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.

Disamping itu, RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan

(2)

pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing – masing sektor,

kelayakan spasial dan lingkungan.

Dengan adanya RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong

peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan

kualitas pelayanan serta mendukung pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU

yang mempunyai ciri – ciri :

1. Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar 2. Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang 3. Memerlukan pemantapan program dan penganggaran

4. Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumberdaya

Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diawali dengan perencanaan program

infrastruktur secara terpadu yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan

lingkungan melalui penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan

infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial

dan lingkungan.

RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan

cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pengembangan permukiman,

prasarana, dan sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya. Prinsip Keterpaduan yang digunakan

dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan akan

memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk

pengalokasian sumber daya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasama antara

instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan.

Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) ini pada dasarnya merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah

Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3)

mengenai penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di

daerah secara terpadu.

RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun melalui proses partisipatif

yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah

pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.

Selain itu, RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun dengan

(3)

pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor,

kelayakan spasial dan lingkungan. Dengan adanya RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta

Karya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal,

penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan.

1.2

Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM

Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya adalah dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan

jangka waktu lima tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,

Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana

tata ruang dan kebijakan skala nasional , provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan

keterpaduan pembanunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen

perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga

kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada,

dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 Skema Kedudukan RPI2-JM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

(4)

Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat

penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM),Strategi

Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala

kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan

Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan.RPI2-JM perlu

mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan

infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.

RPI2-JM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program

tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara

pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota

dalam jangka waktu 5 tahun.

Gambar 1.2 Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis

1.3

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dengan RPI2-JM

Bidang Pekerjaan Umum

Infrastruktur Pekerjaan Umum secara umum meliputi 4 sektor, yaitu sektor cipta

karya, sektor bina marga, sektor sumberdaya air dan sektor tata ruang, dari keempat sektor

tersebut hanya sektor tata ruang yang tidak terkait secara langsung dengan infrastruktur

fisik, sementara sektor lainnya langsung bersentuhan dengan penyediaan infrastruktur fisik.

(5)

atau regional dan umumnya memiliki volume kegiatan skala besar, sementara itu sektor

cipta karya merupakan penuyediaan infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan

kehidupan masyarakat, bersifat masif, tersebar, sangat variatif jenis kegiatannya serta

memiliki volume fisik mulai dari yang kecil hingga besar.

Penyediaan infrastruktur sektor cipta karya yang meliputi sektor air minum, sektor

penyehatan llingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan dan sektor

pengembangan permukiman memiliki lingkup pelayanan mulai dari perkotaan hingga

perdesaan. Sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan sektor ke-PU-an

lainnya untuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan sektor cipta karya, atau

pengembangan infrastruktur sektor ke-PU-an lainnya akan lebih optimal dan operasional jika

ditindaklanjuti dengan pengembangan sektor cipta karya. Sehingga dalam perencanaan dan

pemrogramannya terdapat keterkaitan yang kuat antara Rencana Terpadu Program

Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Sektor Cipta Karya dengan Rencana

Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Pekerjaan Umum,

karena RPI2-JM merupakan bagian dari pengembangan RPI2-JM secara keseluruhan,

dengan hubungan keterkaitan sebagai berikut :

1. Pengembangan dan penyediaan sektor air minum berupa pembangunan I nstalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus didukung dengan penyediaan air baku yang menjadi kewenangan dari Ditjend Sumber Daya Air

2. Pengembangan Permukiman Perdesaan berupa kawasan agropolitan, minapolitan, perbatasan, pesisir dan lain lain memerlukan dukungan besar dari akses jaringan jalan yang pelaksanaannya oleh Ditjen Bina Marga serta pengembangan sistem irigasi oleh Ditjen Sumber Daya Air.

3. Pengembangan sistem drainase perkotaan harus diintegrasikan dengan sistem pengendalian banjir regional yang dibangun oleh Ditjend Sumberdaya Air.

1.4

Maksud, Tujuan dan Sasaran

Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Paser dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan

maupun perdesaan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah Melakukan Review Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun 2010-2014 dan

Menyusun Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten

Paser Tahun 2015-2019 sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan

penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup multi sektor,

(6)

Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan Review RPI2-JM Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 adalah :

1. Tersusunnya kesiapan program pembangunan yang menunjang kemandirian kawasan,

layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan wilayahnya sendiri.

2. Tersusunnya program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang

memadai.

3. Terjabarkannya operasionalisasi dari dokumen legal seperti RPJPD, RPJMD,

Renstrada, dan Renstra SKPD dalam kerangka tata ruang yang berlaku.

4. Tersusunnya program investasi infrastruktur yang akan didanai dengan skema

pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity).

5. Tersusunnya program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi,

pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang

mendukun program utama

6. Tersusunnya program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang

lebih baik melalui peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintahan.

1.5

Prinsip Penyusunan RPI2-JM

Dalam penyusunan dan pembuatan dokumen RPI2-JM harus memiliki prinsip dasar

sebagai berikut:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 ( lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/ bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/ drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

(7)

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI 2-JM maupun pada saat pelaksanaan program.

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/ kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan

yangefektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusunprogram

yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Indonesia.

RPI2-JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnyadiperlukan review terhadap

program-program pembangunan yang tercantum di dalamdokumen RPI2-JM, sehingga

dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yangmutakhir sesuai perkembangan

kebutuhan daerah.

1.6

Muatan Dokumen RPI2-JM

1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Kabupaten Paser dengan ibukota Tanah Grogot merupakan salah satu dari sepuluh

Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur yang berada diwilayah selatan Kalimantan

Timur dengan luas 11.603,94 Km², dimana luas daratan tanpa laut, pantai, danau, rawa,

muara sungai dan sungai besar adalah ± 10.851,18 Km² dan sisanya sekitar 752,76 Km2

berupa perairan laut. Dimana secara geografis Kabupaten Paser terletak pada posisi 00

45’18,37” - 20 27’20,82” LS dan 1150 36’14,5” -1660 57’35,03” BT. Secara administratif,

Kabupaten Paser memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara

: berbatasan dengan Kabupaten Kutai

Sebelah Timur

: berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara

dan Selat Makasar

Sebelah selatan

: berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru Provinsi

Kalimantan Selatan; dan

Sebelah barat

: berbatasan dengan Kabupaten Tabalong dan Hulu

Sungai

(8)

1.6.2 Ruang Lingkup Materi Perencanaan

Lingkup kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Review Rencana Terpadu

Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun

2015-2019 yang meliputi :

1. Perumusan Kebijakan nasional terkait program bidang cipta karya : a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

c. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi I ndonesia (MP3EI ) d. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan I ndonesia (MP3KI ) e. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

f. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan

g. Peraturan perundangan yang terkait dengan bidang cipta karya :

1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

3) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 4) UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 5) UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

2. Perumsan kebijakan global tetrkait komitmen bangsa I ndonesia terhadap lingkungan, permukiman dan lainnya yang berhubugan dengan keciptakaryaan :

a. Agenda Habitat b. Konferensi Rio+ 20

c. Millenium Development Goals d. Agenda Pembangunan Pasca 2015 3. Perumusan kebijakan tata ruang :

a. RTRW Nasional

b. RTRW Pulau Kalimantan

c. RTRW Provinsi Kalimantan Timur 4. Karakteristik wilayah perencanaan :

Materi mengenai Karakteristik wilayah merupakan bagian yang penting dalam

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Karakteristik meliputi bebrapa aspek, yaitu:

a. Gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah b. Demografi

(9)

f. Klimatologi

g. Kondisi sosial dan ekonomi.

5. Kajian pengembangan sektor penataan bangunan dan lingkungan :

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan

sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk

mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya

wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

6. Kajian pengembangan sektor pengembangan permukiman Pengembangan permukiman kawasan perkotaanterdiri dari:

a. Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta.

b. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasanperdesaanterdiri dari:

a. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil. b. Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PI SEW (RI SE). c. Desa tertinggal dengan program PPI P dan RI S PNPM.

7. Kajian pengembangan sektor penyehatan lingkungan permukiman Penyehatan lingkungan permukiman meliputi:

a. Air limbah

Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

b. Sampah

Sampah yang akan dikaji dalam materi ini yaitu:

1) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga (tidak termasuk tinja);

2) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;

3) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah.

(10)

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/ atau merugikan masyarakat.

8. Kajian pengembangan sektor air minum

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/ atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

9. Kajian lingkungan dan sosial

a. Acuan peraturan perundang-undangan. b. Kondisi eksisting lingkungan dan sosial c. Analisis dengan instrumen.

d. Pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

10. Kajian keuangan dan pembiayaan pembangunan

a. DanaAPBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

b. DanaAPBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/ regional.

c. DanaAPBD Kabupaten/ Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/ kota.

d. Dana Sw asta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skemaCorporate Social Responsibility (CSR).

e. DanaMasyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

f. DanaPinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. 11. Kajian kelembagaan

(11)

b. tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan.

c. sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

1.7

Mekanisme Penyusunan RPI2-JM

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI 2- JM

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat,

dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah

provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun

dari dokumen RPI2-JM.

Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan

di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal yang terdiri dari

pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat PengembanganPermukiman,

Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat PengembanganAir Minum, Direktorat

Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program

Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yangterdiri dari Kasubdit Program

dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit

Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan

Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan

Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas

Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur

Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta

Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota yang

bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota

terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait

(12)

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM

BAPPEDA DINAS PU BLHD DISPENDA SKPD Terkait Pemb. CK PDAM

(13)

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI 2- JM

Dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen

perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang

dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPI2-JM juga mengacu pada dokumen

perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL,

dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.

Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi

Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan

arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI2-JM

merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.

Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana,

dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor.

Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap

penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman,

permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu, dilakukan analisis

kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari

analisis tersebut akan muncul program program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan

di kabupaten/kota tersebut.

Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang

telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan

dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.

Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan

RPI2-JM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan

serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan

untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumberpendanaan keuangan daerah

dalam investasi pembangunan jangka menengah.Sedangkan aspek kelembagaan

menganalisis keorganisasian, tata laksana, dansumber daya manusia dalam implementasi

RPI2-JM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi

lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPI2-JM

dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas

tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPI2-JM dapat terlihat

padagambar dibawah ini.

Adapun alur kegiatan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pada setiap tingkatan

Satgas adalah sebagai berikut:

(14)

Penyusunan RPI2-JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan

kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam

perumusan Draft I RPI2-JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia

usaha dan organisasi berbasis komunitas.

2. Penyusunan Draft I I RPI 2-JM (tingkat Satgas Provinsi)

Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen

RPI2-JM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur

permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur

akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan.

3. Penyusunan Draft Final RPI 2-JM (tingkat Satgas Pusat)

Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah

kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang

melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya.

(15)

Sumber: Dit. Bina Program, DJCK 2014

1.8

Landasan Hukum

Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Review Rencana Terpadu Program

Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 ini

adalah:

A. Undang – Undang ( UU)

1. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria;

2. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan

Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;

4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.

5. UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;

(16)

7. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;

8. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah;

9. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;

10. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;

11. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;

12. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;

13. UUNomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil;

14. UUNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah;

15. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

16. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

17. UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

18. UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;

19. UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk

Kepentingan Umum.

B. Peraturan Pemerintah ( PP)

1. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;

2. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;

3. PP No. 36 tahun 2005 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

4. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

5. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan SistemPenyediaan Air Minum.

6. PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri;

7. PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;

8. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;

9. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;

(17)

11. PPNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

12. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 13. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;

14. PPNomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;

15. PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 16. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

17. PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;

18. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga.

C. Peraturan Presiden ( Perpres)

1. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan UsahaDalam Penyediaan I nfrastruktur;

2. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional 2010-2014;

3. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha DalamPenyediaan I nfrastruktur;

4. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 5. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan

PerluasanPembangunan Ekonomi I ndonesia;

6. Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan I nfrastruktur;

7. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.

D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

1. Permen PU No. 494/ PRT/ M/ 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).

2. Permen PU No. 20/ PRT/ M/ 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);

(18)

4. Permen PU No. 06/ PRT/ M/ 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

5. Permen PU No. 18/ PRT/ M/ 2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman

Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.

7. Permen PU No. 10/ PRT/ M/ 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;

8. Permen PU No. 16/ PRT/ M/ 2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);

9. Permen PU No. 01/ PRT/ M/ 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;

10. Permen PU No. 02/ PRT/ M/ 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;

11. Permen PU No. 12/ PRT/ M/ 2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;

12. Permen PU No. 14/ PRT/ M/ 2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;

13. Permen PU No. 15/ PRT/ M/ 2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang I nfrastruktur; 14. Permen PU No. 16/ PRT/ M/ 2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala

Bangunan Gedung;

15. Permen PU No. 14/ PRT/ M/ 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan KegiatanKementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.

E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ( Permen LH)

1. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH;

2. Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/ atau Kegiatan yang Telah Memiliki I zin Usaha dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.

3. Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;

4. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Wajib AMDAL;

(19)

1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.

2. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;

3. Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

4. Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tent ang Standar Pelayanan Perkotaan.

G. Peraturan Kementerian Lainnya

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/ Menkes/ Per/ I V/ 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

2. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan I nfrastruktur.

H. Peraturan Daerah ( Perda)

1. Perda No 3 Th 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser;

2. Perda No 8 Th 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2013 - 2017;

1.9

Sistematika Penulisan

Sistematikan penyusunan RPI2-JM Kabupaten Paser 2015-2019 mengacu pada

pedoman penyusunan RPI2-JM Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta

Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yang terdiri dari 11 bab sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan

tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta

Karya, mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, ruang lingkup, dan

sistematika pembahasan.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara

lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan

Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang

Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW

(20)

program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi,

maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan

pada bagian ini.

Bab 4 Profil Kabupaten Paser

Bab ini menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, terkait permasalahan

dan trend yang dihadapi. Gambaran kondisi wilayah mencakup beberapa hal, yaitu

gambaran umum dan gambaran prasarana. Gambaran umum, meliputi : gambaran

geografis, gambaran demografis, perekonomian daerah, dan gambaran kondisi

sosial dan budaya.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Paser

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen

rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),

Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK) serta

penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala

Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Rencana Program Investasi Infrastruktur

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi

infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman,

rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan

sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman

(PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan,

dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan

pembiayaan masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab

6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan

lingkungan. Selain itu juga penjelasan mengenai keterpaduan pada Kawasan

Strategis Kabupaten yang terpilih menjadi kawasan prioritas untuk RPI2-JM sesuai

dengan amanat RTRW Kabupaten Paser.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

(21)

Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan

sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan

pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Paser, profil

investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta

strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di

daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan

aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi

eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten Paser tahun

2016 - 2020 dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten Paser

Gambar

Gambar 1.1 Skema Kedudukan
Gambar 1.2 Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM

Referensi

Dokumen terkait

Günlük Yaşamın Psikopatolojisi'ndoysor temel açıklamaların ve kuramların hemen hemen tamamı, ilk basımlarda zaten yeralmıştı;2 sonradan eklenenlerin büyük çoğunluğu,

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS.. CANGKANG DAN

masing kuat tekan beton melakukan variasi pada ) dari 50 KNm dengan kenaikan Berdasarkan hasil peneliti lakukan, maka pembuatan konstruksi optimum didapatkan MPa,

Hasil penelitian dan pengembangan: secara keseluruhan media Puzzle dan Coloring Book pencak silat dengan pokok bahasan materi (kuda-kuda , tangkisan, pukulan, sikutan,

(3) Seksi Angkutan dan Teknis Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengawasan teknis penye1enggaraan angkutan jalan

Perancangan alat “Tongkat Pemandu Tuna Netra Menggunakan Sensor Ultrasonik Berbasis Mikrokontroler Arduino”, ini dimulai dengan membangun ide awal yang dilanjutkan

Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Dengan demikian,

Predisposing factors:  Faktor Demografi : - Umur - Pendidikan - Pekerjaan  Pengetahuan  Sikap Reinforcing factors:  Dukungan petugas kesehatan  Dukungan Keluarga