PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan nasional harus dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia, bersama seluruh wilayah tingkat pemerintahan dari pusat sampai dengan
pemerintah daerah dengan cara yang lebih terpadu, efisien, efektif serta memberikan
manfaat yang sebesar–besarnya bagi seluruh masyarakat. Salah satu perwujudan
pembangunan nasional tersebut adalah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang
disiapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
Pendayagunaan sumber daya yang lebih optimal diharapkan mampu mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional dan pemerataan pembangunan di daerah, penciptaan
lapangan pekerjaan dan penanggulangan kemiskinan dengan tetap menjaga daya dukung
lingkungan.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perencanaan program infrastruktur yang
dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi dan lingkungan secara terpadu melalui
perencanaan program yaitu Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang PU/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan
infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial
dan lingkungan.
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang PU/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan cara yang dapat digunakan untuk
keseluruhan sektor pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU/Cipta Karya.
Prinsip keterpaduan yang digunakan dalam penyusunan RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya
diharapkan akan memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan
bersama untuk pengalokasian sumberdaya dalam jangka menengah, memudahkan
kerjasama antara instansi pusat dan daerah dan antara program dan pelaksanaan.
Disamping itu RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya ini disusun melalui proses partisipatif yang
mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Kota dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.
Disamping itu, RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya disusun dengan mempertimbangkan
pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing – masing sektor,
kelayakan spasial dan lingkungan.
Dengan adanya RPI2-JM Bidang PU/Cipta Karya diharapkan dapat mendorong
peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
kualitas pelayanan serta mendukung pembangunan permukiman, prasarana dan sarana PU
yang mempunyai ciri – ciri :
1. Memerlukan mobilisasi sumber pembiayaan yang besar 2. Memerlukan persiapan dan perencanaan teknis yang matang 3. Memerlukan pemantapan program dan penganggaran
4. Memerlukan manajemen pelaksanaan yang menjamin tercapainya tujuan, sasaran dan manfaat secara efisien serta pemanfaatan sumberdaya
Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diawali dengan perencanaan program
infrastruktur secara terpadu yang dapat mendukung kebutuhan sosial, ekonomi, dan
lingkungan melalui penyusunan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya sebagai embrio terwujudnya perencanaan
infrastruktur yang lebih luas dan diharapkan mampu mendukung kebutuhan ekonomi, sosial
dan lingkungan.
RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya merupakan suatu pendekatan dan
cara yang dapat digunakan untuk keseluruhan sektor pengembangan permukiman,
prasarana, dan sarana Pekerjaan Umum/Cipta Karya. Prinsip Keterpaduan yang digunakan
dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya diharapkan akan
memudahkan mobilisasi sumber pembiayaan melalui kesepakatan bersama untuk
pengalokasian sumber daya dalam jangka menengah, memudahkan kerjasama antara
instansi Pusat dan Daerah dan antara program dan pelaksanaan.
Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) ini pada dasarnya merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah
Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3)
mengenai penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di
daerah secara terpadu.
RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun melalui proses partisipatif
yang mengakomodasi kebutuhan nyata masyarakat sesuai dengan strategi dan arah
pembangunan yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah serta memperhatikan karakteristik dan potensi daerah.
Selain itu, RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya disusun dengan
pembangunan dan memperhatikan aspek kelayakan program masing-masing sektor,
kelayakan spasial dan lingkungan. Dengan adanya RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta
Karya diharapkan dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi lokal,
penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan kualitas pelayanan.
1.2
Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM
Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya adalah dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu lima tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana
tata ruang dan kebijakan skala nasional , provinsi, dan kabupaten/kota untuk mewujudkan
keterpaduan pembanunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen
perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga
kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada,
dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Gambar 1.1 Skema Kedudukan RPI2-JM Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sektor sangat
penting, termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM),Strategi
Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala
kota/kabupaten. Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana Pembangunan
Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan skala kawasan.RPI2-JM perlu
mempertimbangkan dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan
infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.
RPI2-JM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke dalam rencana program
tahunan berupa Memorandum Program yang merupakan kesepakatan bersama antara
pemerintah, provinsi, dan kabupaten/kota terkait rencana kegiatan di suatu Kabupaten/Kota
dalam jangka waktu 5 tahun.
Gambar 1.2 Keterkaitan Substansi Antara Dokumen Teknis
1.3
Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Dengan RPI2-JM
Bidang Pekerjaan Umum
Infrastruktur Pekerjaan Umum secara umum meliputi 4 sektor, yaitu sektor cipta
karya, sektor bina marga, sektor sumberdaya air dan sektor tata ruang, dari keempat sektor
tersebut hanya sektor tata ruang yang tidak terkait secara langsung dengan infrastruktur
fisik, sementara sektor lainnya langsung bersentuhan dengan penyediaan infrastruktur fisik.
atau regional dan umumnya memiliki volume kegiatan skala besar, sementara itu sektor
cipta karya merupakan penuyediaan infrastruktur yang langsung bersentuhan dengan
kehidupan masyarakat, bersifat masif, tersebar, sangat variatif jenis kegiatannya serta
memiliki volume fisik mulai dari yang kecil hingga besar.
Penyediaan infrastruktur sektor cipta karya yang meliputi sektor air minum, sektor
penyehatan llingkungan permukiman, sektor penataan bangunan dan lingkungan dan sektor
pengembangan permukiman memiliki lingkup pelayanan mulai dari perkotaan hingga
perdesaan. Sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan dukungan sektor ke-PU-an
lainnya untuk implementasi dan optimalisasi pelaksanaan sektor cipta karya, atau
pengembangan infrastruktur sektor ke-PU-an lainnya akan lebih optimal dan operasional jika
ditindaklanjuti dengan pengembangan sektor cipta karya. Sehingga dalam perencanaan dan
pemrogramannya terdapat keterkaitan yang kuat antara Rencana Terpadu Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Sektor Cipta Karya dengan Rencana
Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Pekerjaan Umum,
karena RPI2-JM merupakan bagian dari pengembangan RPI2-JM secara keseluruhan,
dengan hubungan keterkaitan sebagai berikut :
1. Pengembangan dan penyediaan sektor air minum berupa pembangunan I nstalasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) harus didukung dengan penyediaan air baku yang menjadi kewenangan dari Ditjend Sumber Daya Air
2. Pengembangan Permukiman Perdesaan berupa kawasan agropolitan, minapolitan, perbatasan, pesisir dan lain lain memerlukan dukungan besar dari akses jaringan jalan yang pelaksanaannya oleh Ditjen Bina Marga serta pengembangan sistem irigasi oleh Ditjen Sumber Daya Air.
3. Pengembangan sistem drainase perkotaan harus diintegrasikan dengan sistem pengendalian banjir regional yang dibangun oleh Ditjend Sumberdaya Air.
1.4
Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mewujudkan kemandirian Kabupaten Paser dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan
maupun perdesaan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah Melakukan Review Rencana Terpadu Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun 2010-2014 dan
Menyusun Revisi Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten
Paser Tahun 2015-2019 sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang mencakup multi sektor,
Sasaran yang ingin dicapai dengan Penyusunan Review RPI2-JM Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 adalah :
1. Tersusunnya kesiapan program pembangunan yang menunjang kemandirian kawasan,
layak untuk dihuni dan mampu mendanai pembangunan wilayahnya sendiri.
2. Tersusunnya program-program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang
memadai.
3. Terjabarkannya operasionalisasi dari dokumen legal seperti RPJPD, RPJMD,
Renstrada, dan Renstra SKPD dalam kerangka tata ruang yang berlaku.
4. Tersusunnya program investasi infrastruktur yang akan didanai dengan skema
pendanaan melalui pinjaman, hibah/ grant dan dana pendamping (equity).
5. Tersusunnya program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi,
pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang
mendukun program utama
6. Tersusunnya program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang
lebih baik melalui peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintahan.
1.5
Prinsip Penyusunan RPI2-JM
Dalam penyusunan dan pembuatan dokumen RPI2-JM harus memiliki prinsip dasar
sebagai berikut:
1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 ( lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.
2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/ bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/ drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI 2-JM maupun pada saat pelaksanaan program.
5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/ kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan
yangefektif dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusunprogram
yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraanmasyarakat Indonesia.
RPI2-JM ini juga bersifat dinamis, dimana setiap tahunnyadiperlukan review terhadap
program-program pembangunan yang tercantum di dalamdokumen RPI2-JM, sehingga
dihasilkan rencana pembangunan infrastruktur yangmutakhir sesuai perkembangan
kebutuhan daerah.
1.6
Muatan Dokumen RPI2-JM
1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
Kabupaten Paser dengan ibukota Tanah Grogot merupakan salah satu dari sepuluh
Kabupaten/Kota di Propinsi Kalimantan Timur yang berada diwilayah selatan Kalimantan
Timur dengan luas 11.603,94 Km², dimana luas daratan tanpa laut, pantai, danau, rawa,
muara sungai dan sungai besar adalah ± 10.851,18 Km² dan sisanya sekitar 752,76 Km2
berupa perairan laut. Dimana secara geografis Kabupaten Paser terletak pada posisi 00
45’18,37” - 20 27’20,82” LS dan 1150 36’14,5” -1660 57’35,03” BT. Secara administratif,
Kabupaten Paser memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
•
Sebelah utara
: berbatasan dengan Kabupaten Kutai
•
Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara
dan Selat Makasar
•
Sebelah selatan
: berbatasan dengan Kabupaten Kota Baru Provinsi
Kalimantan Selatan; dan
•
Sebelah barat
: berbatasan dengan Kabupaten Tabalong dan Hulu
Sungai
1.6.2 Ruang Lingkup Materi Perencanaan
Lingkup kegiatan ini adalah melakukan Penyusunan Review Rencana Terpadu
Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun
2015-2019 yang meliputi :
1. Perumusan Kebijakan nasional terkait program bidang cipta karya : a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
c. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi I ndonesia (MP3EI ) d. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan I ndonesia (MP3KI ) e. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
f. Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
g. Peraturan perundangan yang terkait dengan bidang cipta karya :
1) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman 2) UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
3) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air 4) UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 5) UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
2. Perumsan kebijakan global tetrkait komitmen bangsa I ndonesia terhadap lingkungan, permukiman dan lainnya yang berhubugan dengan keciptakaryaan :
a. Agenda Habitat b. Konferensi Rio+ 20
c. Millenium Development Goals d. Agenda Pembangunan Pasca 2015 3. Perumusan kebijakan tata ruang :
a. RTRW Nasional
b. RTRW Pulau Kalimantan
c. RTRW Provinsi Kalimantan Timur 4. Karakteristik wilayah perencanaan :
Materi mengenai Karakteristik wilayah merupakan bagian yang penting dalam
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, Karakteristik meliputi bebrapa aspek, yaitu:
a. Gambaran kondisi geografis dan administrasi wilayah b. Demografi
f. Klimatologi
g. Kondisi sosial dan ekonomi.
5. Kajian pengembangan sektor penataan bangunan dan lingkungan :
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan
sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk
mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya
wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
6. Kajian pengembangan sektor pengembangan permukiman Pengembangan permukiman kawasan perkotaanterdiri dari:
a. Pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa serta.
b. Peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasanperdesaanterdiri dari:
a. Pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil. b. Pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PI SEW (RI SE). c. Desa tertinggal dengan program PPI P dan RI S PNPM.
7. Kajian pengembangan sektor penyehatan lingkungan permukiman Penyehatan lingkungan permukiman meliputi:
a. Air limbah
Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).
b. Sampah
Sampah yang akan dikaji dalam materi ini yaitu:
1) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga (tidak termasuk tinja);
2) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dll;
3) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah.
Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu dan/ atau merugikan masyarakat.
8. Kajian pengembangan sektor air minum
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/ atau bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.
9. Kajian lingkungan dan sosial
a. Acuan peraturan perundang-undangan. b. Kondisi eksisting lingkungan dan sosial c. Analisis dengan instrumen.
d. Pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
10. Kajian keuangan dan pembiayaan pembangunan
a. DanaAPBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
b. DanaAPBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala provinsi/ regional.
c. DanaAPBD Kabupaten/ Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/ kota.
d. Dana Sw asta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta (KPS), maupun skemaCorporate Social Responsibility (CSR).
e. DanaMasyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
f. DanaPinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri. 11. Kajian kelembagaan
b. tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan.
c. sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
1.7
Mekanisme Penyusunan RPI2-JM
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI 2- JM
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat,
dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun
dari dokumen RPI2-JM.
Di dalam mekanisme penyusunanan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan
di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal yang terdiri dari
pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat PengembanganPermukiman,
Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat PengembanganAir Minum, Direktorat
Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program
Cipta Karya juga terdapat Koordinator Wilayah (Korwil) yangterdiri dari Kasubdit Program
dan Anggaran (Korwil Sumatera), Kasubdit Evaluasi Kinerja (Korwil Jawa), Kasubdit
Kerjasama Luar Negeri (Korwil Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara), Kasubdit Data dan
Informasi (Korwil Sulawesi), serta Kasubdit Kebijakan dan Strategi (Korwil Maluku dan
Papua), sesuai dengan SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas
Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur
Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota yang
bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota
terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM
BAPPEDA DINAS PU BLHD DISPENDA SKPD Terkait Pemb. CK PDAM
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI 2- JM
Dalam penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota harus mengacu pada dokumen
perencanaan spasial yang dituangkan dalam RTRW serta perencanaan pembangunan yang
dijabarkan dalam RPJMD. Di samping itu, RPI2-JM juga mengacu pada dokumen
perencanaan teknis bidang Cipta Karya seperti dokumen RPKPP, RI-SPAM, SSK, RTBL,
dan dokumen Strategi yang lain yang terkait dengan pengembangan wilayah.
Keseluruhan rencana teknis ini, terintegrasi dan tersinkronisasi dalam Strategi
Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP). SPPIP ini memberikan
arahan strategi makro pembangunan infrastruktur permukiman, sedangkan RPI2-JM
merupakan penjabaran program dari strategi tersebut.
Setelah memahami arahan yang ada dalam dokumen kebijakan dan rencana,
dilakukan analisis teknis untuk menghasilkan rencana program dan investasi di setiap sektor.
Proses analisis teknis ini diawali identifikasi isu strategis yang dapat berpengaruh terhadap
penyediaan infrastruktur permukiman, kondisi eksisting infrastruktur permukiman,
permasalahan yang menghambat, serta tantangan kedepan. Setelah itu, dilakukan analisis
kebutuhan infrastruktur permukiman disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lokal. Dari
analisis tersebut akan muncul program program pembangunan sektoral yang perlu dilakukan
di kabupaten/kota tersebut.
Apabila readiness criteria sudah terpenuhi, maka program-program sektoral yang
telah teridentifikasi tersebut dapat dikembangkan menjadi usulan program dan kegiatan
dalam bentuk rencana program dan investasi sektoral.
Selain melihat rencana investasi dari masing-masing sektor dalam penyusunan
RPI2-JM Kabupaten/Kota diperlukan suatu analisis terhadap keuangan daerah, kelembagaan
serta perlindungan terhadap lingkungan dan sosial. Analisis keuangan daerah dimaksudkan
untuk melihat kapasitas keuangan daerah dan sumber-sumberpendanaan keuangan daerah
dalam investasi pembangunan jangka menengah.Sedangkan aspek kelembagaan
menganalisis keorganisasian, tata laksana, dansumber daya manusia dalam implementasi
RPI2-JM, dan analisis perlindungan lingkungan dan sosial dimaksudkan untuk melindungi
lingkungan dan sosial seperti diperlukannya KLHS, AMDAL, atau konsultasi masyarakat.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya RPI2-JM
dirumuskan oleh Satgas tingkat Kabupaten/Kota, untuk kemudian direview oleh Satgas
tingkat provinsi dan pusat. Adapun, skema koordinasi dalam RPI2-JM dapat terlihat
padagambar dibawah ini.
Adapun alur kegiatan penyusunan RPI2-JM yang dilakukan pada setiap tingkatan
Satgas adalah sebagai berikut:
Penyusunan RPI2-JM di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan berdasarkan kebutuhan dan
kondisi lokal, termasuk mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, dalam
perumusan Draft I RPI2-JM ini perlu mengundang tokoh masyarakat setempat, dunia
usaha dan organisasi berbasis komunitas.
2. Penyusunan Draft I I RPI 2-JM (tingkat Satgas Provinsi)
Di tingkat provinsi, satgas provinsi akan melakukan penilaian kelengkapan dokumen
RPI2-JM dan memberikan masukan terutama terkait dengan keterpaduan infrastruktur
permukiman berskala regional. Pembahasan Draft II ini perlu mengikutsertakan unsur
akademisi, asosiasi profesi, dan pemerintah kabupaten/kota yang berbatasan.
3. Penyusunan Draft Final RPI 2-JM (tingkat Satgas Pusat)
Satgas pusat melakukan penilaian kelayakan terhadap draft yang disusun pemerintah
kabupaten/kota. Setelah melakukan review, maka akan dilakukan pembahasan yang
melibatkan direktorat sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya.
Sumber: Dit. Bina Program, DJCK 2014
1.8
Landasan Hukum
Peraturan/ Acuan/ Pedoman dalam Penyusunan Review Rencana Terpadu Program
Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Paser Tahun 2015-2019 ini
adalah:
A. Undang – Undang ( UU)
1. UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Pokok-Pokok Agraria;
2. UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
5. UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;
7. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
8. UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
9. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
10. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
11. UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
12. UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
13. UUNomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil;
14. UUNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah;
15. UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
16. UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
17. UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
18. UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
19. UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk
Kepentingan Umum.
B. Peraturan Pemerintah ( PP)
1. PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
2. PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi;
3. PP No. 36 tahun 2005 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
4. PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan SistemPenyediaan Air Minum.
6. PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/ atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/ atau Hibah Luar Negeri;
7. PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;
8. PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota;
9. PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
11. PPNomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 13. PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
14. PPNomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah;
15. PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan; 16. PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
17. PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;
18. PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga.
C. Peraturan Presiden ( Perpres)
1. Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan UsahaDalam Penyediaan I nfrastruktur;
2. Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional 2010-2014;
3. Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha DalamPenyediaan I nfrastruktur;
4. Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025; 5. Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan
PerluasanPembangunan Ekonomi I ndonesia;
6. Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan I nfrastruktur;
7. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca.
D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
1. Permen PU No. 494/ PRT/ M/ 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP Kota).
2. Permen PU No. 20/ PRT/ M/ 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);
4. Permen PU No. 06/ PRT/ M/ 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
5. Permen PU No. 18/ PRT/ M/ 2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan.
7. Permen PU No. 10/ PRT/ M/ 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
8. Permen PU No. 16/ PRT/ M/ 2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);
9. Permen PU No. 01/ PRT/ M/ 2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;
10. Permen PU No. 02/ PRT/ M/ 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;
11. Permen PU No. 12/ PRT/ M/ 2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;
12. Permen PU No. 14/ PRT/ M/ 2010 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
13. Permen PU No. 15/ PRT/ M/ 2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang I nfrastruktur; 14. Permen PU No. 16/ PRT/ M/ 2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala
Bangunan Gedung;
15. Permen PU No. 14/ PRT/ M/ 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan KegiatanKementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri.
E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ( Permen LH)
1. Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH;
2. Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/ atau Kegiatan yang Telah Memiliki I zin Usaha dan/ atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
3. Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
4. Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/ atau Kegiatan Wajib AMDAL;
1. Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
2. Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
3. Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
4. Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tent ang Standar Pelayanan Perkotaan.
G. Peraturan Kementerian Lainnya
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/ Menkes/ Per/ I V/ 2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
2. Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan I nfrastruktur.
H. Peraturan Daerah ( Perda)
1. Perda No 3 Th 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Paser;
2. Perda No 8 Th 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2013 - 2017;
1.9
Sistematika Penulisan
Sistematikan penyusunan RPI2-JM Kabupaten Paser 2015-2019 mengacu pada
pedoman penyusunan RPI2-JM Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum, yang terdiri dari 11 bab sebagai berikut :
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya, mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, ruang lingkup, dan
sistematika pembahasan.
Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara
lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan
Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang
Cipta Karya, serta amanat internasional.
Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten
Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW
program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi,
maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan
pada bagian ini.
Bab 4 Profil Kabupaten Paser
Bab ini menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek, terkait permasalahan
dan trend yang dihadapi. Gambaran kondisi wilayah mencakup beberapa hal, yaitu
gambaran umum dan gambaran prasarana. Gambaran umum, meliputi : gambaran
geografis, gambaran demografis, perekonomian daerah, dan gambaran kondisi
sosial dan budaya.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Paser
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen
rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL),
Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK) serta
penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala
Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab 6 Aspek Teknis Rencana Program Investasi Infrastruktur
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi
infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman,
rencana penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan
sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman
(PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan,
dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan
pembiayaan masing-masing sektor.
Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab
6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan
lingkungan. Selain itu juga penjelasan mengenai keterpaduan pada Kawasan
Strategis Kabupaten yang terpilih menjadi kawasan prioritas untuk RPI2-JM sesuai
dengan amanat RTRW Kabupaten Paser.
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting
Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan
sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Paser, profil
investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta
strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di
daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan
aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi
eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kabupaten Paser tahun
2016 - 2020 dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kabupaten Paser