• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 54d24bd564 BAB VIIBab 07 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 54d24bd564 BAB VIIBab 07 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN

ENTITAS

Sesuai dengan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun dengan berlandaskan berbagai peraturan perundangan dan amanat perencanaan pembangunan serta dalam upaya mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman di daerah, maka keseluruhan usulan yang telah dianalisis dan disusun sebelumnya dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) skala entitas yaitu:

1. Entitas Regional;

2. Entitas Kabupaten/kota; 3. Entitas Kawasan; dan

4. Entitas Lingkungan/komunitas

Acuan pengelompokan usulan berdasarkan skala entitas sebagai Program Keterpaduan Bidang Cipta Karya tersebut seperti ditunjukkan pad tabel berikut.

Tabel 7.1 Acuan Program Keterpaduan Pembangunan Bidang Cipta Karya Berdasarkan Entitas

ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN

SOFTWARE PEMBANGUNAN FISIK

Regional  Masterplan  Feasibility Study

Sektor AM

 Infrastruktur Air Limbah terpusat

 Peningkatan Kualitas

Permukiman Kumuh

 PSD Kws Rawan Bencana,

Kws Perbatasan, Pulau Kecil Terluar, & Kws Perdesaan Potensial (agro/minapolitan & KTM)

Sektor PPLP

 Infrastruktur Air Limbah Komunal

 Infrastruktur TPST/3R

(2)

(Perbaikan Kampung/KIP) Sektor PPLP

 Sanimas

Sektor PBL

 PNPM Mandiri Perkotaan

(P2KP)

 Revitalisasi Kawasan,

Penataan permukiman tradisional/ bersejarah Sumber: Buku Pedoman Penyusunsn RPI2-JM Ditjen Cipta Karya, 2014

7.1.

ENTITAS REGIONAL

Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas administratifyang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang mendorong terjadinya kerjasama antar daerah. Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain dalam rangka pengembangan kota metropolitan, KAPET, KEK, dan lain-lain.

Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:

a. MasterplanInfrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

b. Feasibility StudyInfrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Regional, sektor Pengembangan PLP.

Ruang regional merupakan hal yang sangat penting dalam pembangunan wilayah. Konsep ruang mempunyai beberapa unsur, yaitu:

1. Jarak

2. Lokasi

3. Bentuk

4. Ukuran

Konsep ruang sangat berkaitan dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala kekayaan

membutuhkan organisasi/pengaturan ruang dan waktu.Unsur – Unsur tersebut diatas secara

bersama-sama menyusun tata ruang yang disebut wilayah.

Konsep wilayah/region didefinisikan sebagai unit geografi yang dibatasi oleh criteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal. Wilayah dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu:

1. Wilayah homogen;

2. Wilayah Nodal;

3. Wilayah Perencanaan;

4. Wilayah Administrative.

(3)

Tabel. 7.2. Desain Program Bidang Cipta Karya

Entitas Perkotaan Perdesaan

Regional Pembinaan dan Pengembangan Regional:

–SPAM Regional

–Infrastruktur Air Limbah Terpusat Regional

–TPA Regional

7.2.

ENTITAS KABUPATEN/KOTA

Pada skala entitas kabupaten/kota, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya merupakan infrastruktur yang memiliki tingkat pelayanan dalam skala kabupaten/kota. Usulan Program kegiatan yang dapat dikelompokkana pada entitas kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Program software/non fisik antara lain berupa:

i. Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), sektor Pengembangan Air Minum;

ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), sektor Pengembangan Permukiman;

ii i. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

iv. Strategi Sanitasi Kota (SSK), program dari Direktorat Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya, b. Program pembangunan fisik antara lain berupa:

i. Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;

ii. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Kabupaten/Kota, sektor Pengembangan Air Minum;

ii i. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP; iv. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP; v . Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.

Tabel. 7.3. Desain Program Bidang Cipta Karya

Entitas Perkotaan Perdesaan

Kabupaten/Kota Pembinaan dan

Pengembangan Kota:

Pembinaan dan

Pengembangan Kabupaten:

–RISPAM Kota –RISPAM Kabupaten

–Pembinaan PDAM –SPAM Kabupaten

–SPAM Kota –SPPIP Kabupaten

–Air Limbah Terpusat –SSK Kabupaten

–Drainase Perkotaan

–TPA Sampah

–SPPIP Kota

–Perda Bangunan Gedung

–RISPK

(4)

Pembangunan infrastruktur yang dapat dikelompokkan pada entitas kawasan adalah sesuai yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya yaitu kegiatan-kegiatan yang diprioritaskan pada lokasi atau Kawasan Strategis Kota. Usualan entitas kawasan sesuai lokasi KSK yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan sektoral Kabupaten Simalungun maupun RTRW sebagai lokasi prioritas kawasan kumuh sebagai prioritas penangannya.

Prioritas pembanguan pada kawasan KSK ini pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten Simalungun karena menyangut kepentingan daerah terutama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

Untuk program pembangunan fisik lainya yang termasuk dalam entitas kawasan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) MBR di Rusuna, Kawasan Kumuh dan Kawasan Nelayan, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan KAPET/MP3EI/KEK, sektor Pengembangan Air Minum;

c. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) IKK, sektor Pengembangan Air Minum;

d. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Pelabuhan Perikanan, sektor Pengembangan Air Minum;

e. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan Perbatasan, sektor Pengembangan Air Minum;

f. Rusunawa, sektor Pengembangan Permukiman;

g. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuhsektor Pengembangan Permukiman;

h. PSD Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Perbatasan, Pulau Kecil Terluar, dan Kawasan Perdesaan Potensial (Agro/Minapolitan dan KTM), sektor Pengembangan Permukiman; i. Infrastruktur Air Limbah Komunal, sektor Pengembangan PLP;

j. Infrastruktur TPST/3R, sektor Pengembangan PLP;

k. Revitalisasi Kawasan, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan; l. Pengembangan RTH, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

m. m.PSD PermukimanTradisional/Bersejarah, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Sedangkan untuk program software/non fisik, yang termasuk dalam entitas kawasan antara lain adalah:

a. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sektor Penataan b. Bangunan dan Lingkungan;

(5)

Tabel. 7.4. Desain Program Bidang Cipta Karya

Entitas Perkotaan Perdesaan

Kawasan Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Perkotaan:

Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Perdesaan:

–SPAM di Rusunawa –SPAM di Kawasan Nelayan

–SPAM di Kawasan Kumuh –SPAM di Kawasan IKK

–SPAM di Pelabuhan Perikanan Kawasan Perkotaan

–SPAM di Kawasan Pelabuhan Perikanan Kawasan Perdesaan

–Air Limbah Setempat/Komunal –Infrastruktur Rawan Bencana Kawasan

Perdesaan

–Rusunawa –Infrastruktur di Kawasan Perbatasan

–RPKPP –RISE/PISEW

–Infrastruktur permukiman kumuh –Agropolitan/Minapolitan

–Infrastruktur di Rusunawa

–PNPM Perkotaan Plus

–Infrastruktur Rawan Bencana Kawasan Perkotaan

–RTBL

–RTH

–PSD Permukiman tradisional/bersejarah

–Bangunan dan Lingkungan Strategis

7.4.

ENTITAS LINGKUNGAN

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten Simalungun sebagai pengelompokan usulan pada entitas lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis komunitas, dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK, yaitu:

Untuk program software/non fisik, kegiatan dapat berupa penyusunan Rencana Kerja Masyarakat/Community Action Plan, sedangkan pada program fisik dapat berupa:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS), sektor Pengembangan Air Minum;

c. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), sektor Pengembangan Permukiman;

d. SANIMAS, sektor Pengembangan PLP;

e. Program Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas/Neighbourhood Development (PLP-BK/ND), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (P2KP), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

(6)

Entitas Perkotaan Perdesaan

Lingkungan/ Komunitas Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan/Komunitas Perkotaan:

Pembinaan dan Pengembangan Lingkungan/Komunitas Perdesaan:

– PLP-BK/ND – PLP-BK/ND

– PNPM-MP (P2KP) – SPAM Desa Rawan

Air/Pesisir/Terpencil

– SANIMAS – PAMSIMAS

– 3R – PPIP

Gambar

Tabel 7.1  Acuan Program Keterpaduan Pembangunan Bidang Cipta Karya Berdasarkan Entitas
Tabel. 7.2. Desain Program Bidang Cipta Karya
Tabel. 7.4. Desain Program Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Setelah menyelesaikan mata kuliah Studio Perencanaan Kota ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami teknik dan proses penyusunan rencana tata ruang wilayah perkotaan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang antara lain berupa Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, menjadi salah satu sumber pembiayaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

Dengan bahasa yang mudah untuk dimengerti, penulis memberitahukan kepada para pembaca bahwa jika kita mengajar dengan metode yang sesuai dengan komponen CTL, maka akan

Tarik gambar yang ada didalam Files (Home.gif), masukkan kedalam Table baris ke 2, Columns pertama.. Gambar

Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari Ilmu ukur tanah merupakan bagian dari ilmu geodesi yang mempelajari cara-cara pengukuran di permukaan bumi dan

Distibuted control system atau sistem kendali terdistribusi merupakan salah satu metode pengendalian yang menggunakan beberapa unit pemroses untuk mengendalikan suatu plant

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk merancang poros roda gigi sebagai pengatur gerak maju mundur untuk mobil harapan, model yang dipakai dalam perencanaan roda

Apabila dikaitkan dengan keseluruhan faktor dalam identitas responden, dapat disimpulkan bahwa identitas responden tidak mempengaruhi responden dalam memberikan