• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Peranan manusia sebagai sumber daya dalam suatu organisasi semakin diyakini kepentingannya dan merupakan salah satu unsur terpenting karena sangat mempengaruhi tingkat keunggulan suatu organisasi.

Sumber daya manusia yang potensial merupakan milik perusahaan yang sangat berharga, karena tanpa tersedianya sumber daya manusia yang baik maka tujuan perusahaan tidak akan dipertahankan, perusahaan memerlukan pegawai yang handal dan memiliki profesionalisme yang tinggi, sehingga perusahaan harus melakukan seleksi yang ketat dalam penerimaan calon tenaga kerja yang akan bekerja di perusahaan. Dengan adanya pekerja yang memenuhi kriteria yang diharapkan, maka operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

Sebagai pemenuhan balas jasa yang akan diperoleh pekerja, perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, bahkan pada umumnya merupakan biaya yang terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Balas jasa tersebut sering disebut sebagai gaji dan upah, dimana gaji dan upah merupakan kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atau pemberi kerja kepada orang lain yang rnendapatkan tugas untuk menjalankan suatu pekerjaan.

Masalah gaji dan upah merupakan masalah yang cukup kritis, hal ini terutama menyangkut kemungkinan terjadinya kecurangan dan pemborosan seperti terjadinya kemungkinan tindakan korupsi, keterlambatan pembayaran gaji, pemotongan gaji secara tidak jelas dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Untuk menghindari adanya kecurangan dan pemborosan tersebut, maka diperlukan suatu struktur pengendalian intern. Dimana struktur pengendalian intern tersebut bertujuan untuk melindungi harta benda perusahaan, menyediakan data yang andal, mendorong efisiensi operasional, mendorong ketaatan kepada kebijakan yang ditetapkan. Dengan struktur pengendalian intern yang baik

(2)

diharapkan dapat menjamin pembayaran atas gaji dan upah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh para pegawai. Serta struktur pengendalian yang ada diharapkan dapat mengurangi atau menghindarkan kecurangan dan pemborosan yang sering terjadi.

Struktur pengendalian intern atas gaji dan upah yang telah dirancang adakalanya tidak berjalan sebagaimana mestinya, untuk itu diperlukan suatu pemeriksaan yang merupakan penilaian yang bebas, yang terdapat dalam organisasi.

Untuk menjaga agar struktur pengendalian yang ada benar-benar dilaksanakan, maka perusahaan yang besar biasanya memerlukan suatu bagian khusus yang disebut "Departemen Pemeriksaan Intern". Bagian ini mempunyai tugas untuk meneliti dan mengawasi apakah struktur pengendalian itu sesuai dengan fungsinya, yaitu melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan secara sistematis dan terencana. Sesuai dengan istilah yang digunakan, yaitu pemeriksaan intern maka ini berarti bahwa pelaksanaan pemeriksaan dilakukan oleh pegawai dari lembaga itu sendiri. Pada kesempatan ini penulis ingin mengemukakan struktur pengendalian intern atas gaji dan upah pada Departemen Perindustrian Balai Besar Bahan dan Barang Teknik.

Dalam struktur pengendaliannya banyak pihak-pihak yang terkait antara lain, yaitu :

1. Pihak Karyawan (Imbalan)

Dapat menunjang kesejahteraan karyawan baik di bidang kesehatan dengan adanya poliklinik khusus di lingkungan unit kerja disamping askes.

Karyawan dapat merasakan insentif atau tunjangan kesejahteraan pegawai

2. Masyarakat (Jasa yang dapat dimanfaatkan),

Dapat memberikan pelayanan pengujian terhadap industri : Kelistrikan, Otomotif, Logam, Semen dan Kimia (Cat, Pelumat, Batuan, Mineral, Pupuk, Pipa dan masalh pencemaran).

(3)

Dapat memberikan pelayanan kalibrasi terhadap industri, dengan layanan yang diberikan oleh balai besar bahan dan barang teknik terhadap industri diharapkan produknya mendapat pengakuan di pasar nasional dan global.

Sisi positif dari upah minimum adalah menjaga agar upah bagi pekerja pemula dan tidak terampil tidak jatuh terlalu rendah sebaliknya sisi negatif dari segi ekonomi memperlambat laju Employment, Inflasi, kesenjangan antara sektor dari segi perusahaan dapat menciptakan ketidakadilan, mendorong perusahaan untuk menghemat penggunaan tenaga kerja bukan inti dan tidak terampil dan dalam angka menengah mendorong melakukan subtitusi

Kegiatan usaha yang sedang dijalankan oleh Balai Besar Bahan dan Barang Teknik mempunyai fungsi sebagai pelaksanaan pemasaran; peningkatan kompetensi tenaga industri pemanfaatan teknologi informasi; penelitian, pengembangan, perancangan, perencanaan dan penyusunan standar serta penerapan standar bidang bahan dan barang teknik; Pelayanan teknis dan administrative kepada semua unsure di lingkungan B4T dll. Banyaknya karyawan pada Departemen ini PNS (164 orang), CPNS (9 Orang), dan Honorer (36 Orang). Kaidah-kaidah atas Gaji dan Upah yang diperhatikan pada Departemen ini adalah upah yang diberikan bagi pekerja merupakan hak yang harus diperoleh karena nilai sumbangsihnya dalam proses produksi menciptakan nilai tambah; tidak ada kenaikan upah tanpa kenaikan nilai jabatan kecuali bagi perusahaan yang mampu dapat melakukan penyesuaian atau pemberian insentif untuk mempertahankan karyawan yang baik; mekanisme penyesuaian diatur dalam ketentuan perusahaan dengan mempertimbangkan prestasi kerja yang telah dicapai secara individu. Manfaat yang diperoleh dari kaidah-kaidah tersebut memotivasi para pegawai untuk lebih meningkatkan kinerja sehinggga menghasilkan produktivitas secara efektif dan efisien. Produktivitas tenaga kerja merupakan tanggung jawab dari berbagai pihak; perusahaan menyediakan alat, fasilitas pelatihan, dan prasarana kerja lainnya, sementara karyawan berkewajiban

(4)

untuk menampilkan ethos kerja, sikap peduli dan disiplin yang baik, berinisiatif untuk melakukan perbaikan hasil kerja secara terus menerus.

Sedangkan kendala yang ada pada Departemen ini adalah terbatasnya sarana dan prasara; terbatasnya sumber daya manusia dalam penguasaan teknologi; jasa pelayanan teknis belum sesuai dengan harapan masyarakat industri. Cara mengatasi kendala tersebut Departemen ini mengambil peluang yang ada salah satunya yaitu adanya kesempatan meningkatkan aktivitas Balai sebagia unit swadana dalam memberikan jasa pelayan teknis kepada masyarakat industri maupun instansi lain yang terkait melalui pemanfaatan potensi yang dimiliki B4T.

Dalam mengatasi masalah untuk penyelesaian dikemudian hari dengan dilakukannya pemantauan, pemeriksaan dan penilaian terhadap perlaksaan tugas yang dilaksanakan secara langsung dari pejabat eselon yang tertinggi sampai dengan staff pelaksanan yang ada di lingkungan B4T.

Kegiatan auditor intern ini dimulai dengan memahami permasalahan dan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan, maka auditor tersebut mulai menganalisa, dan menilai secara objektif, sehingga akan menghasilkan keluaran yang berupa laporan yang berisi saran-saran yang akan digunakan oleh manajemen untuk membantu dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang baru. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba untuk menganalisis pelaksanaan pemeriksaan intern sebagai salah satu cara untuk mengefektifkan struktur pengendalian intern, dalam hal ini dikhususkan pada struktur pengendalian intern gaji dan upah, dalam bentuk penulisan skripsi dengan judul :

"PERANAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN GAJI DAN UPAH (Studi kasus pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik)."

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas, maka titik permasalahan pada masalah ini adalah :

1. Apakah pelaksanaan pemeriksaan internal terhadap gaji dan upah di lembaga tersebut telah memadai?

2. Apakah pelaksanaan struktur pengendalian internal gaji dan upah yang diterapkan di lembaga telah memadai?

3. Apakah pelaksanaan pemeriksaan internal gaji dan upah lebih menunjang efektivitas struktur pengendalian intern gaji dan upah ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari penelitian pada Balai Besar Bahan dan Barang Teknik adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pemeriksaan internal gaji dan upah pada lembaga tersebut.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan struktur pengendalian intern gaji dan upah yang diterapkan oleh lembaga.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pemeriksaan internal dengan efektifitas struktur pengendalian intern gaji dan upah.

1.4 Kegunaan Penelitan

Dari data informasi yang berhasil dikumpulkan sebagai hasil penelitian dan studi literatur, khususnya yang menyangkat kaitan antara pemeriksaan intern dengan efektivitas pembayaran gaji, diharapkan berguna bagi :

1. Bagi penulis, untuk menambah pengetahuan, dimana penelitian tersebut dapat dipahami dan dibandingkan antara yang diperoleh di masa kuliah dengan praktek secara langsung di perusahaan dan merupakan salah satu syarat untuk mengikuti ujian sidang Sarjana Ekonomi S1 jurusan Akuntansi pada Universitas Widyatama

(6)

2. Bagi perusahaan, untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan pengembangan perusahaan.

3. Bagi akademis dan penelitian, sebagai salah satu bahan masukan sehubungan dengan masalah yang dibahas dan sekaligus dapat dijadikan referensi penelitian yang sama di masa yang akan datang.

4. Bagi masyarakat umum dan pembaca, sebagai bahan untuk memperluas wawasan dan pengetahuan.

1.5 Kerangka Pemikiran

Didalam dunia industri, salah satu faktor yang penting dalam keberhasilan perusahaan adalah pemeliharaan hubungan yang memuaskan antara manajemen dengan para pekerja. Karena itu diperlukan suatu bagian yang dapat digunakan untuk mendorong dan mempromosikan hubungan tersebut, apakah merupakan suatu persoalan yang sederhana untuk menjaga agar uang untuk pembayaran gaji dan upah disiapkan tepat pada waktunya, dan akan meluas sampai pada pengembangan sistem gaji dan upah yang disiapan tepat pada waktunya, dan upah yang memberikan imbalan atas prestasi yang baik.

Seperti yang dikemukakan oleh Arens dan Loebbecke (Arens dan Luebbecke, 1982, ha128) dalam bukunya Auditing An Integrated Approach, bahwa sistem gaji dan upah penting dengan beberapa alasan sebagai berikut :

"First, the salaries, wages; employer taxes and other employer costs are major expense in all companies. Second, labor is such an

important concideration in the valuation of inventory

manufacturing and construction companies that the improper classification and allocation of labor can result in a material misstatment of net income. Finally, payroll is an area in which large amounts of company resources can be wasted because of inefficiency or are stolen through fraud."

Gaji dan upah merupakan unsur yang cukup dominan, dimana dana perusahaan tertanam. Disamping itu sifatnya sangat komplek karena adanya macam-macam tarif perhitungan, maka gaji dan upah cenderung

(7)

disalahgunakan. Penyalahgunaan tersebut misalnya ialah adanya pembayaran gaji dan upah untuk pegawai fiktif, penambahan jumlah jam kerja yang mengakibatkan pembayaran kepada karyawan melebihi jumlah yang seharusnya dibayarkan.

Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mengatasi atau mengurangi kecurangan tersebut, diperlukan suatu pengendalian yang disebut dengan struktur pengendalian intern.

Berikut ini definisi struktur pengendalian intern yang dikeluarkan IAI (IAI, 1994, ha1319.3), yang terdapat dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) :

"Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai."

Dari pengertian diatas, dapat diketahui bahwa penerapan struktur pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu adanya pengendalian atau pengawasan terhadap pelaksanaan operasi perusahaan.

Mulyadi (Mulyadi, 1992, hlm : 68) mengemukakan dalam bukunya

Pemeriksaan Akuntansi tujuan dari srruktur pengendalian intern adalah :

1. Menjaga kekayaan dan catatan akuntansi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. 3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Struktur pengendalian intern menyangkut lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian yang telah dikemukakail diatas dapat dipenuhi.

(8)

Mulyadi (Mulyadi, 1998, hlm : 98) dalam bukunya Auditing mengemukakan unsur-unsur strukutur pengendalian intern, adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manager entitas mengenai pentingnya pengendalian intern entitas. Efektivitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identitas, analisis, dan pengolahan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

3. Informasi dan Komunikasi

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada diluar maupun di dalam perusahaan.

4. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang waktu.

Unsur-unsur tersebut diatas tidak selamanya dapat berjalan dengan baik. Oleh sebab itu untuk mengawasi jalannya struktur pengendalian intern agar berjalan seefektif mungkin, maka bagi perusahaan besar diperlukan suatu sistem pengawasan khusus yang tugasnya membantu manajemen dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Bagian khusus ini disebut dengan Pemeriksaan Intren.

Bagian pemeriksaan intern ini melakukan pengujian yang memberikan bukti mengenai efektifitas desain dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern.

(9)

Berikut ini definisi pemeriksaan intern yang dikemukakan oleh Brink dan Witt (Brink and Witt, 1982, ha13), dalam bukunya Modern Internal Audit:

"Internal audit is an independent appraisal function estabilished with in an organization to examine and evalute its activities as a service to the organization."

Definisi tersebut menjelaskan bahwa pemeriksaan intern merupakan suatu fungsi penilaian yang independen, yang ditetapkan dalam suatu organisasi. Setelah melakukan pemeriksaan bagian ini melaporkan kepada manajemen. Laporan tersebut berupa saran-saran yang dapat dijadikan suatu bahan pertimbangan untuk membantu manajemen dalam perumusan, perencanaan, dan penetapan kebijakan-kebijakan baru yang dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Tetapi tidak semua saran-saran harus ditindak lanjuti oleh manajemen, melainkan saran-saran yang sifatnya perbaikan atau penyempurnaan dari operasionalisasi perusahaan saja.

Dari uraian diatas, maka dapat diambil suatu Hipotesis sebagai berikut : “Pelaksanaan pemeriksaan internal atas gaji dan upah akan mempengaruhi pengendalian intern atas gaji dan upah."

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah studi kasus, yang bertujuan untuk melihat dan menelaah secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

1. Variabel Independen (variabel bebas )

yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen, dalam judul skripsi ini yang menjadi variabel independennya adalah Pemeriksaan Intern.

2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

yaitu variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel independen, dalam skripsi ini adalah Efektivitas Struktur Pengendalian Intern.

(10)

Kedua variabel tersebut akan diuji hubungan keduanya dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman, penggujian ini dilakukan karena skala ukurnya bersifat ordinal.

Untuk memperkuat hasil dari uji korelasi rank spearman, penulis juga melakukan pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah :

Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian.

Wawancara, yaitu wawancara dengan pimpinan dan staf perusahaan yang berhubungan dengan obyek yang sedang diteliti.

Kuesioner, yaitu dengan cara mengisi daftar pertanyaan terstruktur dari niasing-masing bagian yang berhubungan.

Pengumpulan data lainnya berupa dokumen-dokumen dan catatan-catatan akuntansi perusahaan yang diperlukan.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang dijadikan obyek penelitian penulis adalah Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang bergerak dalam bidang jasa, yaitu melakukan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan bahan dan barang tehknik yang berlokasi di jalan Sangkuriang no 14 Bandung. Dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2006.

Referensi

Dokumen terkait

(1) Jika menurut pendapat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat (3) titik berat kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana tersebut terletak pada kepentingan umum

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris yang semakin banyak terbukti efektif terhadap meningkatnya pengungkapan informasi strategis serta aktivitas komite

Karakteristik bisnis layanan jasa, analisis dan rancang jasa, Karakteristik bisnis layanan jasa, analisis dan rancang jasa, manajemen kapasitas dan permintaan layanan, manajemen

Untuk menentukan adanya perbedaan antar perlakuan digunakan uji F, selanjutnya beda nyata antar sampel ditentukan dengan Duncan’s Multiples Range Test (DMRT).

Nurul kqomar iyah (2016) Daun keco mbran g Kualitas dan daya simpan ikan nila dan kakap merah menggunak an daun kecombrang sebagai pengawet alami - Perendam an

guru memerintahkan masing-masing siswa untuk membuat sebuah pantun (pantun karya sendiri) yang sesuai dengan karakteristik atau struktur-struktur teks

Berdasarkan Cohrane Database of Systematic Review 2010, menyimpulkan penggunaan terapi hipnosis tidak mempunyai bukti yang kuat sebagai Evidence Based Medicine (EBM) untuk terapi

Proses import merupakan kegiatan pengiriman peta hasil digit yang telah di standarisasi dari Autocad ke aplikasi GeoKKP (Geospasial Komputerisasi Kantor Pertanahan),