• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALIS IS. IV.1.1. Situasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting. Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 44 BAB IV

ANALIS IS

IV.1. Analisis Aspek Lingkungan

IV.1.1. S ituasi Lingkungan dan Bangunan Eksisting Gambar 7. Jalur angkutan umum sekitar tapak

Foto 17. Kios Foto 16. Bengkel

Foto 15. TK Tarsisius Foto 12. Rumah Warga

Foto 11. Toko aksesoris

Foto 14. Lahan Kosong Foto 10. Rental Film

(2)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 45

Berdasarkan keberadaan bangunan sekitar dan akses jalur kendaraan umum, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, pemberian akses entrance dekat dengan sekolah TK di sebelah barat tapak mengingat ada guru TK yang berpotensi tinggal di rumah susun. Kedua, keberadaan lahan kosong di sebelah tenggara tapak memungkinkan arus angin datang dari tempat itu, maka perlu diberikan area hijau pada pojok tapak untuk

meneruskan arus angin yang datang. Ketiga, adanya jalur kendaraan umum di kedua sisi tapak membuat penghuni membutuhkan akses entrance di kedua sisi tapak tersebut. Beberapa bangunan lainnya di sekitar tapak tidak memerlukan pertimbangan khusus sehingga tidak menghasilkan solusi lain.

IV.1.2. Analisis Kebisingan

Kebisingan utama bersumber pada kemacetan yang sering terjadi di pertigaan dekat tapak. Kecenderungan angkutan umum yang kerap berhenti untuk menunggu calon penumpangnya merupakan salah satu faktor pemicu

(3)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 46

terjadinya kemacetan. Selain itu, ada pula kebisingan minoritas yang berasal dari sekolah maupun bengkel. Sebagai solusi untuk mengurangi kebisingan yang akan terdengar dari dalam tapak, maka di tempatkanlah sejumlah pohon di sudut tapak yang berbatasan langsung dengan sumber kebisingan. Selain itu, penempatan area (zoning) unit hunian juga akan sedikit dijauhkan dari sumber bising untuk mengurangi dampak ketidaknyamanan penghuni.

IV.1.3. Analisis Pencapaian ke Tapak

Alternatif 1 Alternatif 2

Kelebihan : Main Entrance terletak di jalan Rawa Belong yang cukup lebar dan jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Side Entrance terletak di jalan Kebon Jeruk Raya yang dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11). Service Entrance terletak di belakang tapak sehingga tidak mengganggu akses

Main Entrance terletak di jalan Kebon Jeruk Raya yang dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11). S ide

Entrance terletak di jalan Rawa Belong yang cukup lebar dan jauh dari

pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan. Service Entrance terletak di belakang tapak sehingga tidak mengganggu akses Tabel 7. Alternatif entrance

(4)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 47

penghuni yang ingin masuk melalui M ain Entrance atau Side Entrance.

penghuni yang ingin masuk melalui M ain Entrance atau Side Entrance.

Kekurangan : Main Entrance tidak dilalui 2 kendaraan umum (metromini 91 dan mikrolet 11) dan berada di jalan yang intensitas

kendaraannya lebih banyak. S ide Entrance belum cukup jauh dari pertigaan yang sering menimbulkan kemacetan sehingga beresiko

menghambat penghuni yang akan masuk. Service Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar sehingga beresiko

menghambat akses mobil barang / truk yang akan masuk.

Main Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar dibandingkan jalan Rawa Belong sehingga beresiko menghambat akses kendaraan masuk karena kemacetan. Side Entrance tidak dilalui 2 kendaraan umum

(metromini 91 dan mikrolet 11), Side Entrance berada di jalan yang intensitas

kendaraannya lebih banyak. S ervice Entrance berada di jalan yang tidak cukup lebar sehingga beresiko menghambat akses mobil barang / truk yang akan masuk.

Berdasarkan analisis entrance tersebut dan dikaitkan dengan kebutuhan penghuni rumah susun, maka alternatif yang dipilih adalah alternatif 1. Hal ini mengingat mayoritas guru menggunakan sarana transportasi umum jadi untuk M ain Entrance dan Side Entrance tidak menjadi masalah. Yang menjadi pertimbangan adalah minoritas guru yang menggunakan kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, dan juga pengunjung yang mengendarai mobil. Akan lebih baik menempatkan M ain Entrance sejauh mungkin dari pertigaan sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk keluar masuk lokasi akibat kemacetan.

(5)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 48 IV.1.4. Analisis Orientasi Matahari dan Arah Angin

Alternatif 1 Alternatif 2

Kelebihan : Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan sangat mendukung terjadinya

cross-ventilation.

Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari sore yang tidak

menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tidak terlalu tinggi.

Kekurangan : Unit hunian di sisi timur mendapat sinar matahari sore yang tidak

menyenangkan dan menyehatkan. Suhu bangunan relatif tinggi.

Tidak ada unit hunian yang mendapat sinar matahari pagi yang menyehatkan. Arah angin dan posisi bangunan kurang mendukung terjadinya

cross-ventilation.

Berdasarkan analisis orientasi matahari dan angin, alternatif orientasi bangunan yang dipilih adalah alternatif 2. Pertimbangannya adalah

bangunan rumah susun ini harus mengutamakan kenyamanan penghuni, khususnya dari faktor termal. Dengan orientasi bangunan utara-selatan, maka tidak ada unit hunian yang terkena sinar matahari sore yang tidak

(6)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 49

menyenangkan. Selain itu, suhu bangunan pun juga akan lebih rendah bila dibandingkan dengan orientasi timur-barat. Hal ini dikarenakan luas bidang bangunan yang terkena sinar matahari sepanjang hari lebih kecil. M engingat kota Jakarta berada di sebelah selatan garis khatulistiwa, maka akan ada perbedaan intensitas matahari pada sisi utara dan selatan bangunan. Sisi utara akan lebih banyak terkena sinar matahari. Oleh karena itu diperlukan adanya canopy atau sun-shading untuk mengurangi radiasi matahari tersebut. Untuk arah angin yang kurang menunjang terjadinya cross-ventilation, hal ini dapat diatasi dengan pemberian sejumlah pohon pada pinggir bangunan sehingga angin dapat dibelokkan.

IV.1.5. Analisis Topografi, Jaringan Pembuangan dan Utilitas

Topografi tapak cenderung rata atau tidak berkontur. Jaringan

pembuangan dan utilitas diarahkan ke barat, yaitu menuju Kali Sekretaris – Waduk Tomang.

(7)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 50 IV.1.6. Zoning Tapak

Zoning dalam tapak berhubungan dengan penempatan area private, area umum, dan area servis sehingga tercipta keteraturan dan kenyamanan bagi penghuni dan pengunjung. Area-area tersebut berupa pengelompokkan bangunan hunian, bangunan penunjang, bangunan servis, dan penyediaan fasilitas-fasilitas. Zoning tapak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya posisi entrance, kebisingan, view sekitar tapak, dan lain-lain.

Berdasarkan analisis entrance dan kebisingan pada pembahasan sebelumnya, maka dihasilkan suatu zoning tapak yang mengutamakan kenyamanan dan aksesibilitas penghuni.

Penempatan area servis sangat penting di belakang tapak agar keberadaannya tidak mengganggu kenyamanan penghuni dan pengunjung bangunan. Area semi public merupakan area dimana calon para penghuni, staf pengelola, ataupun pengunjung tertentu dapat berada. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan adalah M ain Entrance yang terletak pada Jalan Rawa

(8)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 51

Belong. Para pengunjung dengan keperluan khusus ataupun para calon penghuni yang ingin menuju kantor pengelola (terletak dalam area semi public) dapat dengan mudah mengakses beberapa bangunan dan fasilitas yang terletak dalam area semi public ini.

IV.2. Analisis Aspek Manusia

IV.2.1. Analisis Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan dari sebuah rumah susun adalah penghuni/pemilik unit, staf pengelola, pelaku bisnis, dan pengunjung/tamu. Penghuni rumah susun adalah orang yang secara sah telah memiliki atau menyewa unit rumah susun dan memperoleh hak penuh untuk menggunakan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Staf pengelola adalah orang yang bertugas mengurus administrasi kepemilikan atau sistem penyewaan unit hunian rumah susun. Pelaku bisnis adalah orang yang mempunyai kepentingan menjalankan usahanya seperti retail shop, mini market, kios, dan lain-lain. Sedangkan pengunjung/tamu dapat dibedakan atas tamu umum dan tamu khusus. Tamu umum adalah pengunjung yang datang ke kompleks rumah susun untuk menggunakan fasilitas umum ataupun untuk berjual beli di toko/kios yang disediakan di rumah susun. Sedangkan tamu khusus adalah pengunjung yang mempunyai kepentingan dengan penghuni untuk datang ke dalam unit penghuni ataupun pengunjung yang berkepentingan dengan staf pengelola rumah susun. Kegiatan tamu umum rumah susun :

(9)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 52

Kegiatan tamu khusus penghuni rumah susun :

Kegiatan tamu khusus staf pengelola rumah susun : M ain/Side Entrance Parkir Fasilitas umum Area retail/toko/kios Security Parkir M ain/Side Entrance Unit hunian yang dikunjungi

Security

Parkir Kegiatan lain

M ain/Side Entrance Ruang pengelola

Security

(10)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 53 IV.2.2. Analisis Penghuni (Guru)

Rumah susun akan diperuntukkan kepada guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah dalam radius 1 kilometer dari lokasi rumah susun. Sekolah tersebut dimulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah M enengah Pertama (SM P), dan Sekolah M enengah Atas (SM A). Guru-guru tersebut ada yang swasta dan ada pula yang negeri (PNS). Guru negeri akan mendapatkan subsidi dari pemerintah berupa pengurangan tarif sewa per bulan sebesar 38% (Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta nomor 1 pasal 117 tahun 2006

(11)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 54

tentang Retribusi Daerah). Dalam radius 1 kilometer, dapat dijumpai setidaknya 35 sekolah yang 19 diantaranya adalah sekolah negeri.

Setelah melalui perhitungan, didapat perkiraan jumlah guru yang akan menghuni rumah susun, yaitu sekitar 168 guru yang terdiri dari guru negeri dan swasta.

IV.2.3. Analisis Kegiatan Pelaku dan Kebutuhan Ruang Kegiatan penghuni rumah susun :

Jenis penghuni yang menjadi sasaran unit rumah susun : • Single

• M enikah, belum memiliki anak

• M enikah, sudah memiliki anak M ain/Side Entrance Parkir

Security / mailbox / mencari informasi Unit hunian

Berkegiatan, makan, mandi, belajar, tidur, memasak, dan

lain-lain M emanfaatkan

fasilitas umum

Area retail/kios/toko

(12)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 55

(13)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 56 Perhitungan luas unit tiap tipe

Rusun Sederhana Hunian Tipe Kecil adalah rusun yang mewadahi fungsi dan aktivitas keluarga yang dilaksanakan secara sederhana, guna memenuhi kebutuhan dasar yang paling pokok, mempunyai luas SATUAN RUSUNA sekurang-kurangnya 18 m² sampai dengan 36 m², terdiri dari 1(satu) atau lebih ruang tidur dan ruang penunjang sekurang-kurangnya

Tabel 11. Kebutuhan ruang tiap kegiatan

(14)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 57

kamar mandi, kakus dan dapur yang dapat berada di dalam atau di luar satuan rusuna, diperuntukan bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah. (Perencanaan dan pengelolaan rumah susun Puslitbang Permukiman. 1995. Penelitian dan Pengembangan Dasar Perencanaan Desain Rumah Susun Serta Lingkungannya. Bandung: Puslitbang

Permukiman- Balitbang PU- Dep. Pekerjaan Umum) • Tipe studio (21 m2)

Diperuntukan bagi guru single atau sudah menikah (belum memiliki anak)

Tipe 2 bedrooms (36 m2)

Diperuntukan bagi yang sudah menikah dan memiliki anak. Tabel 13. Kebutuhan ruang unit tipe studio

(15)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 58

Kegiatan staf pengelola rumah susun :

M ain/Side Entrance Parkir

Kantor pengelola M elakukan kegiatan

manajemen dan administrasi rumah susun

Istirahat, makan, buang air

(16)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 59

Tabel 16. Kebutuhan ruang servis

(17)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 60 IV.3. Analisis Aspek Bangunan

IV.3.1. Analisis Perhitungan Luas Bangunan

Data tapak berdasarkan data Kecamatan Kebon Jeruk :

Luas Tapak : 8.000 m2

Batas Ketinggian Bangunan : 6 Lantai

KDB : 80 %

KLB : 3.5

GSB : 6 m & 10 m

Luas tapak maksimal yang diperuntukkan bagi bangunan adalah 80% dikali 8.000 m2, yaitu 6.400 m2. Sedangkan luas bangunan maksimal adalah 3,5 dikali 8.000 m2, yaitu 28.000 m2.

Dari tabel di atas dapat diperoleh data rata-rata jumlah unit tipe studio 22% sedangkan tipe 2 kamar tidur 40%. Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung persentase jumlah unit tipe studio terhadap jumlah unit keseluruhan, yaitu

62 22

x 100% = 35,48 % (dibulatkan menjadi 35%)

sedangkan jumlah unit tipe 2 kamar tidur 65% dari jumlah keseluruhan unit. Tabel 18. Perhitungan rata-rata jumlah tipe unit

(18)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 61

Data yang diperoleh dari kecamatan menunjukkan luas lantai dasar bangunan maksimum yang diperbolehkan adalah 80% x 8.000 m2 = 6.400 m2. Tetapi dengan jumlah seperti itu, lahan hijau akan semakin sedikit dan akan

mempengaruhi kualitas lingkungan dan kenyamanan penghuni. Oleh karena itu, akan diasumsikan penggunaan lahan 20% untuk lantai dasar bangunan. Untuk bangunan penunjang dan fasilitas umum diasumsikan 20% dari luas lahan. Untuk parkir juga diasumsikan 20% dari luas lahan.

Lantai dasar bangunan 20% x 8000 m2 = 1600 m2

Fasilitas penunjang 20% x 8000 m2 = 1600 m2

Parkir 20% x 8000 m2 = 1600 m2

Area hijau 40% x 8000 m2 = 3200 m2

Lantai dasar bangunan diperuntukkan bagi area komersil (retail dan kios) sedangkan lantai 2, 3, 4, 5, dan 6 diperuntukkan bagi hunian.

Luas bruto unit hunian (5 lantai) = 5 x 1600 m2 = 8000 m2

Sirkulasi 25% x 8000 m2 = 2000 m2

Luas neto unit hunian (4 lantai) = 6000 m2

Banyaknya unit yang direncanakan (analisa guru) = 170 unit Banyaknya unit tipe studio = 35% x 170 = 59,5 unit = 60 unit Banyaknya unit tipe 2 KT = 65% x 170 = 110,5 unit = 110 unit Luas unit tipe studio = 60 unit x 21 m2 = 1260 m2

Luas unit tipe 2 KT = 110 unit x 36 m2 = 3960 m2

(19)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 62 Program Ruang

Keterangan : NAD = Neufert Architect Data, AS = asumsi, TS = Time Saver Standart Tabel 19. Program Ruang

(20)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 63 Analisis Kebutuhan Luas Parkir Kendaraan

Kebutuhan luas 1 mobil + sirkulasi = 25 m2 Kebutuhan luas 1 motor + sirkulasi = 3 m2

Kebutuhan luas 1 mobil servis + sirkulasi = 35 m2

• Kendaraan penghuni (jumlah unit rumah susun 170 unit)

- mobil : unit = 1 : 15

Jumlah mobil = 170/15 = 11,3 ~ 11 mobil Kebutuhan luas parkir mobil = 11 x 25 = 275 m2 - motor : unit = 1 : 2

Jumlah motor = 170/2 = 85 motor

Kebutuhan luas parkir motor = 85 x 3 = 255 m2

Total kebutuhan luas parkir kendaraan penghuni + sirkulasi = 530 m2

• Kendaraan staf dan pengunjung (jumlah unit retail 14 unit) - mobil : unit = 2 : 1

Jumlah mobil = 14 x 2 = 28 mobil

Kebutuhan luas parkir mobil = 28 x 25 = 700 m2 - motor : unit = 2 : 1

Jumlah motor = 14 x 2 = 28 motor

Kebutuhan luas parkir motor = 28 x 3 = 84 m2

Total kebutuhan luas parkir kendaraan staf dan pengunjung + sirkulasi = 784 m2

(21)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 64

• Kendaraan servis

- 4 mobil box dan 2 truk = (4 x 35) + (2 x 35) = 210 m2

Total kebutuhan luas parkir kendaraan servis + sirkulasi = 210 m2 Total luas kebutuhan parkir = 1524 m2

IV.3.2. Hubungan Ruang

Hubungan ruang secara umum

Berikut adalah skema hubungan antar ruang :

• Skema hubungan pelayanan hunian

• Skema hubungan fasilitas penunjang M ain/Side Entrance Parkir/Plaza Kantor Pengelola Fasilitas Penunjang Unit Hunian Hall/Lobby Retail Area Service Service Entrance Unit Hunian Hall/ Lobby Tangga/ Lift Foyer/ Security Unit Hunian Fasilitas Penunjang (Lapangan basket, kios, perpustakaan, tempat makan, mushola, taman, dll) Hall/ Lobby M ain Entrance (umum) Parkir

(22)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 65 IV.3.3. Zoning Bangunan

Dikaitkan dengan fungsi bangunan dan sifatnya, maka zoning vertikal bangunan yang dipilih adalah alternatif zoning vertikal 2. Hal ini

dikarenakan zona publik (retail) pada bangunan rumah susun tidak harus dimaksimalkan jumlah dan ragamnya, tetapi lebih kepada penunjang

kebutuhan penghuni sehari-hari. Selain itu, area servis (transportasi vertikal dan jalur pembuangan sampah) yang terletak pada ujung dan tengah

bangunan akan lebih efisien penggunaannya.

(23)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 66 IV.3.4. Pola Sirkulasi Bangunan

Sistem sirkulasi dalam bangunan dapat dibedakan menjadi sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal.

• Sistem sirkulasi horizontal

Jenis Sirkulasi Kelebihan Kekurangan

Linier • M enerus • Bertekuk • Berpotongan • Bercabang • Berbelok • sesuai dengan bangunan rumah susun dalam hal efisiensi ruang • cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur • cocok untuk bangunan dengan banyak klasifikasi ruang • sesuai dengan bangunan rumah susun dengan banyak unit hunian dan fasilitas • cocok untuk bangunan yang mengutamakan perjalanan arsitektur • cenderung statis • tidak efisien pada koridor rumah susun • tidak cocok dengan bentuk rumah susun yang memanjang • perlunya penunjuk arah yang jelas • tidak efisien pada koridor rumah susun Tabel 22. Jenis sirkulasi horizontal

(24)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 67 • M elingkar Radial • cocok untuk bangunan pameran atau museum • memusatkan kegiatan / orientasi • mudah untuk mencapai ke titik tertentu • tidak efisien untuk koridor rumah susun • tidak cocok untuk sirkulasi rumah susun karena boros area untuk mengakses ruangan

Jenis Koridor Kelebihan Kekurangan

Single Loaded

Double Loaded

• ventilasi silang pada hunian rusun dapat tercapai

• koridor rusun dapat menjadi elemen estetika

• ekonomis bagi rusun dalam jumlah unit • bangunan rusun

menjadi tidak panjang dan tipis

• bangunan rumah

susun menjadi terlalu panjang dan tipis

• ventilasi silang pada unit hunian sulit tercapai

Berdasarkan analisis di atas, maka pola sirkulasi yang akan diterapkan pada perancangan rumah susun adalah pola sirkulasi linear menerus dan linear bercabang untuk memudahkan pencapaian ke unit-unit hunian dan ruang-ruang penunjang. Jenis koridor yang digunakan adalah single loaded menghadap dalam bangunan. M aksudnya, ada 2 koridor di dalam bangunan dimana diantara kedua koridor itu terdapat

(25)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 68

void sehingga deretan unit pada satu sisi bangunan hanya dilayani oleh satu koridor. Hal ini dimaksudkan agar koridor tetap mendapat cahaya dan udara alami melalui void.

• Sistem sirkulasi vertikal

Sistem sirkulasi vertikal pada bangunan meliputi tangga, lift, eskalator, dan ramp.

Jenis sirkulasi Kelebihan Kekurangan

Tangga Eskalator Lift Ramp • tidak menggunakan listrik

• fleksibel dan murah, sesuai dengan bangunan rusun • dapat dipakai setiap

saat • berguna di saat kebakaran • fleksibel diletakkan di mana saja • perjalanan arsitektur lebih baik • efisien

• daya angkut yang besar

• tidak melelahkan • cocok untuk rusun

saat mengangkut perabotan besar ke lantai atas

• bernilai estetika • efisien bagi trolley

• melelahkan bagi pengguna

• butuh listrik dan space besar, tidak efisien bagi rusun • butuh listrik dan

waktu tunggu

• butuh space besar, tidak efisien bagi rusun

Bangunan rumah susun yang akan dirancang terdiri dari 6 lantai. Oleh sebab itu, jenis sirkulasi yang sesuai adalah tangga dan lift.

(26)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 69 IV.3.5. Analisis Bentuk Dasar Bangunan

Bentuk Dasar Kelebihan Kekurangan

Segiempat • Bentuk statis dan

sesuai dengan karakteristik rumah susun.

• Layout ruang dalam (interior) baik dan mudah.

• Ruang unit hunian memiliki efisiensi yang tinggi. • Orientasi ruang di dalam bangunan rumah susun cenderung statis.

Segitiga • Bentuk stabil dan

tahan gempa.

• Layout interior rumah susun menjadi kurang efisien

• Fleksibelitas ruang hunian kurang.

Lingkaran • Bentuk rumah susun

halus dan tidak kaku. • Relatif indah secara

estetika.

• Fleksibelitas ruang unit huuian rendah. • Sulit digabungkan

dengan bentuk lain. • Layout interior sulit.

Dari ketiga alternatif di atas, yang akan diterapkan dalam perancangan rumah susun adalah bentuk segi empat karena banyak memiliki kelebihan terutama dalam efisiensi ruang, sesuai dengan fungsi bangunan yang merupakan sebuah hunian bagi guru dimana penempatan perabotan harus diperhatikan agar ruang lebih fleksibel. Dari bentuk segi empat ini kemudian

(27)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 70

akan dikembangkan dan dapat digabungkan dengan bentuk-bentuk yang lain, sehingga tercipta suatu bentuk kesatuan massa hunian.

IV.3.6. Analisis S truktur Bangunan

Sistem struktur bangunan yang digunakan sangat mempengaruhi kualitas dan kekuatan bangunan itu sendiri. Hal ini juga dapat mempengaruhi umur bangunan dan ketahanannya terhadap elemen-elemen perusak bangunan seperti gempa bumi, angin ribut, faktor biologis (hewan perusak), dan lain-lain. Struktur bangunan dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

Sub S tructure (struktur bawah)

M erupakan bagian struktur yang berfungsi menyalurkan beban-beban yang bekerja dari atas ke bawah.

Jenis Pondasi Kelebihan Kekurangan

Tiang Pancang • waktu pelaksanaan

cepat • cocok untuk menahan beban vertikal • memerlukan banyak sambungan dan ketelitian yang tinggi, kurang ekonomis bagi rumah susun • menimbulkan bising dan getaran

Bored Pile • pemasangan tidak

berdampak buruk bagi lingkungan, cocok dengan konsep rusun • memiliki kekuatan

yang cukup untuk bangunan bertingkat tinggi

• cocok untuk segala jenis tanah

• waktu pelaksanaan

lebih lama

• jika kadar air tinggi pengecoran akan beresiko

(28)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 71

Pondasi Rakit • tahan gempa

• ruang pada pondasi dapat difungsikan sebagai basement/efisiensi lahan • kedalaman sebesar volume yang dipindahkan • boros dalam pemakaian bahan, kurang efisien bagi rumah susun • pelaksanaan sulit

Upper S tructure (struktur atas)

M erupakan struktur utama dari bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban dari atas berupa beban hidup dan beban mati ke pondasi baik secara vertikal maupun horizontal. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan sistem struktur ini adalah penyaluran beban vertikal dan horizontal yang diperlukan dan menghasilkan hubungan yang kaku, adanya pembuatan bukaan pada sisi dinding terluar bangunan, perletakkan ruang-ruang di dalam bangunan serta besaran ruang tersebut untuk menentukan modul struktur dari bangunan tersebut.

Jenis S truktur Kelebihan Kekurangan

Portal

(kolom dan balok) Struktur rangka kaku

• kekakuan cukup

• fleksibel dalam penataan interior unit rumah susun • struktur sederhana

dan ringan

• dimensi relatif besar untuk bentang lebar • trafe kolom relatif

kecil Tabel 27. Alternatif struktur atas

(29)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 72

Dinding pemikul • kekakuan tinggi

• material beton pada bidang datar dapat mereduksi suara • penampilan masif • waktu pelaksanaan lama • boros air Struktur gemuk (balok, rangka, grid, dan slab)

• pemakaian bahan

sedikit dan berupa prefab

• waktu pengerjaan cepat

• dapat digunakan

untuk bentang lebar

• bahan baja kuat tarik relatif kurang

ekonomis bagi rumah susun

• pertimbangan korosi

dari bahan baja • boros air

Kesimpulan dari analisa struktur pada tabel di atas adalah penggunaan jenis pondasi bored pile pada bangunan rumah susun karena kemampuannya untuk menahan beban besar dan juga dampaknya yang relatif kecil terhadap lingkungan sekitar, yaitu getaran kecil yang ditimbulkan dan tidak seperti jenis pondasi tiang pancang. Untuk struktur atas, penggunaan sistem struktur portal lebih cocok dengan bangunan rumah susun ini karena lebih fleksibel dengan penataan ruang dalam setiap unit. Bahan struktur yang digunakan adalah konstruksi beton bertulang dengan pertimbangan bahan ini lebih kuat, tidak akan berkarat, dan lebih fleksibel terhadap bentuk rancangan. Untuk bagian atap, akan digunakan bentuk atap miring dengan pertimbangan sesuai dengan kondisi iklim tropis dimana curah hujan relatif tinggi dan sebagai peredam panas matahari karena memiliki ruang antara unit hunian yang langsung berbatasan dengan atap.

(30)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 73 IV.3.7. Analisis Modul Bangunan

• M odul Struktur

M odul struktur adalah modul yang digunakan berdasarkan ukuran struktur (sesuai kelipatan). Ukuran dan luas ruangan mengikuti modul struktur yang ada.

Kelebihan : cocok untuk bangunan yang mementingkan bentuk dan kekokohan.

Kekurangan : ruang-ruang menjadi tidak efisien karena mengikuti ukuran standar struktur.

• M odul Perencanaan

M odul perencanaan adalah modul yang digunakan dalam bangunan berdasarkan luas ruang yang dibutuhkan. Rancangan mengikuti ukuran-ukuran ruangan.

Kelebihan : ruang-ruang dapat tercipta sesuai dengan kebutuhan. Kekurangan : boros bahan struktur jika ruangan tidak sesuai dengan

kelipatan ukuran struktur.

M odul yang akan digunakan dalam bangunan rumah susun ini adalah modul struktur dan modul perencanaan. Ukuran unit pada rumah susun disesuaikan dengan modul struktur rangka sehingga kebutuhan luas ruang terpenuhi dan bahan struktur yang digunakan dapat dihemat.

(31)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 74 IV.3.8. Analisis Material Bangunan

Lantai Keuntungan Kerugian

Keramik • ekonomis bagi rusun

• banyak pilihan • mudah didapat

• mudah pecah

M armer • kedap suara

• elegan • kuat

• mahal, tidak

ekonomis bagi rusun • perawatan sulit

Granit • tahan cuaca

• elegan • kuat

• mahal, tidak

ekonomis bagi rusun • sulit didapat

Dinding Keuntungan Kerugian

Bata • murah

• kuat

• pemasangan lama

• boros semen, tidak ekonomis

Batako • murah, ekonomis

bagi rusun • ringan

• kurang kuat

Bata ringan • ringan

• pemasangan cepat

• hemat semen

• kurang kuat • mahal, kurang

ekonomis bagi rusun

Penutup Dinding Keuntungan Kerugian

Cat • banyak pilihan

• ekonomis bagi rusun

• tidak tahan lama • mudah pudar

Wallpaper • banyak pilihan

• pemasangan cepat

• bercorak / lebih menarik

• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • sulit diperbaiki

Soft Board • relatif murah

• pemasangan cepat

dan mudah

• perawatan sulit • tidak tahan cuaca

Penutup Plafond Keuntungan Kerugian

Triplek • ringan

• pemasangan mudah

• mudah didapat

• rawan rayap • tidak tahan cuaca • kurang menarik Tabel 28. Alternatif material bangunan

(32)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 75

Gypsum • kedap suara

• fleksible • lebih menarik

• mahal, kurang ekonomis bagi rusun

• pemasangan lama

GRC Board • kedap suara

• murah • tahan cuaca

• berat

• kurang menarik

Rangka Atap Keuntungan Kerugian

Kayu • kokoh • mahal, kurang

ekonomis bagi rusun • rawan rayap

• pemasangan sulit

Baja ringan • ringan

• ekonomis bagi rusun

• pemasangan cepat

• anti rayap • tahan api dan air

• terkesan rapuh

Penutup Atap Keuntungan Kerugian

Genteng keramik • ekonomis bagi rusun

• mudah didapat

• mudah pecah

Genteng aluminium • ringan

• tahan lama • banyak pilihan

• mahal, kurang ekonomis bagi rusun • menyerap panas,

tidak sesuai dengan konsep kenyamanan

Asbes • tahan lama

• pemasangan mudah

• berat

• berbahaya bagi kesehatan penghuni M aterial yang dipilih dan sesuai dengan perancangan bangunan rumah susun ini adalah lantai keramik, dinding batako, penutup dinding cat, rangka atap baja ringan, penutup atap genteng keramik. Setiap unit rumah susun ini tidak menggunakan penutup plafond karena untuk lebih menghemat biaya dan harga unit rumah susun ini. Jaringan utilitas akan terlihat di langit-langit setiap unit hunian.

(33)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 76 IV.3.9. Analisis Sistem Utilitas Bangunan

a) Analisis Pencahayaan

Sesuai dengan karakteristik iklim tropis dimana radiasi matahari cukup tinggi, maka pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada siang hari harus dioptimalkan. Caranya adalah dengan memberikan lebih banyak bukaan pada bangunan sebagai sumber masuknya cahaya matahari. Dengan sistem seperti itu diharapkan bangunan akan dapat menghemat energi dan pemakaian listrik. b) Analisis Penghawaan

Sesuai dengan karakteristik iklim tropis dimana suhu udara rata-rata yang relatif tinggi, maka bangunan rumah susun ini akan mengaplikasikan sistem cross-ventilation. Sistem ini memungkinkan aliran udara segar dari luar ruangan memasuki ruangan pada suatu sisi dan keluar pada sisi yang lain sehingga ruangan tidak terasa panas. Caranya adalah dengan

memberikan lebih banyak bukaan pada sisi ruangan yang berlawanan agar udara dapat mengalir menyeberangi ruangan. Dengan sistem seperti itu, udara di dalam ruangan akan tetap sejuk dan tidak jenuh (tidak lembab), sehingga pengunaan kipas angin ataupun AC dapat diminimalisasi dan bangunan menjadi hemat energi.

(34)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 77 Pencegahan Penyelamatan Pemadaman Penggunaan material

tahan api pada tangga kebakaran, optimalisasi jumlah bukaan pada

bangunan rusun agar asap kebakaran tidak terkumpul, memberi papan informasi yang berisi informasi evakuasi saat kebakaran

Tangga kebakaran maksimal berjarak 25 m dari unit hunian rusun, lebar koridor rusun minimum 180 cm

Penyediaan tabung pemadam kebakaran kimia yang diletakkan setiap 20 m pada koridor rusun,

hydran yang diletakkan setiap 35 m, sprinkler otomatis yang

diletakkan setiap 9 m dengan daya jangkau 25 m2/unit

d) Analisis Jalur Sirkulasi Utilitas Bangunan

Tabel 29. Perlakuan terhadap bahaya kebakaran

Gambar 11. Alternatif jalur sirkulasi utilitas

S, Jimmy Juwana. 2004. Panduan Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga

(35)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 78

Jalur sirkulasi utilitas yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini berada pada jalur sirkulasi horizontal, yaitu pada langit-langit koridor dan didukung dengan adanya sejumlah shaft sebagai jalur sirkulasi utilitas vertikal.

e) Analisis Sistem Penangkal Petir

Sistem Pemasangan Keuntungan Kerugian

Faraday • cocok untuk

bangunan tinggi, seperti rusun

• jarak jangkauan luas

• dari segi estetis kurang

menunjang

Radio Aktif • tiang tidak

terlalu tinggi • jarak jangkauan luas • kurang ekonomis bagi rusun • bersifat menolak petir sehingga dapat membahayakan lingkungan Franklin Rod • praktis bila dibandingkan dengan sistem Faraday • biaya murah • daya jangkauan terbatas • antena akan semakin tinggi sesuai dengan bangunan Sistem penangkal petir yang akan digunakan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem Faraday karena jarak jangkauannya luas dan cocok untuk bangunan tinggi seperti rumah susun. Pemilihan ini juga hasil dari pertimbangan ketinggian bangunan sekitar yang rata-rata 1 sampai 3 lantai.

(36)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 79 f) Analisis Sistem Pembuangan Limbah

Limbah yang berasal dari unit hunian rumah susun dapat dibedakan menjadi limbah sampah dan limbah kotoran manusia.

• Limbah sampah

Jalur sirkulasi pembuangan limbah sampah dapat berupa sistem pengangkutan door-to-door ataupun sistem shaft.

Sistem pengangkutan door-to-door

Sistem shaft

Keuntungan :

• tidak membutuhkan ruang

shaft Kekurangan :

• pengangkutan pada jam-jam tertentu saja

• diletakkan di depan pintu unit hunian sehingga kebersihan akan sulit dijaga, tidak cocok bagi rusun

Keuntungan :

• sampah dapat dibuang sewaktu-waktu • kebersihan terjaga

• cocok untuk bangunan

tinggi seperti rusun Kekurangan :

• membutuhkan ruang

secara vertikal dan menerus untuk shaft sampah

Sistem pembuangan sampah yang akan diaplikasikan pada bangunan rumah susun ini adalah sistem shaft. Hal ini dikarenakan bangunan memiliki lantai yang cukup banyak sehingga akan memboroskan waktu dan tenaga bila diaplikasikan sistem

pengangkutan door-to-door. Shaft sampah akan diletakkan di tepi bangunan agar tidak terlalu mengganggu kenyamanan penghuni bangunan.

(37)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 80

• Limbah kotoran manusia

Limbah kotoran manusia dapat berupa cair dan padat. Kotoran cair akan dialirkan langsung ke saluran riol kota. Kotoran padat akan dialirkan ke digester (tempat berlangsungnya proses fermentasi oleh bakteri anaerob).

Kotoran akan difermentasi oleh bakteri anaerob selama 11-15 hari yang kemudian menghasilkan gas metana (CH4). Gas ini

dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar memasak ataupun untuk penerangan.

Gambar 12. Jalur pembuangan kotoran padat

Sumber : http://www.lboro.ac.uk/well; 29-9-2008;15:10

Sumber : www.ruralcostarica.com; 27-9-2008;22:36

(38)

BINUS University Jakarta Rusun Guru di Jakarta Barat 81

Dari analisa kebutuhan digester tersebut maka dapat disimpulkan ukuran digester yang akan dirancang untuk proyek ini sebesar ±8,6 m3. Kebutuhan digester tersebut akan dibagi menjadi 2 lokasi pada tapak untuk memudahkan pengawasan dan perawatan.

Sumber : www.paceproject.net; 26-9-2008;12:36 Sumber : www.ruralcostarica.com;

27-9-2008;22:40

Foto 19. Kompor biogas Foto 20. Lampu biogas

Gambar

Gambar 8. Analisis kebisingan dan solusinya
Tabel 8. Alternatif orientasi bangunan
Gambar 9. Jaringan pembuangan dan utilitas
Gambar 10. Zoning tapak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keuangan Daerah lain Belanja Lain- Jasa Lainnya - 10.000.000 - thn Banjarbaru APBD TU. 96 Biro Keuangan

Menurut Heneman dan Schwab (dalam Seger Handoyo, 2013), menjelaskan definisi kepuasan gaji sebagai tingkat persepsi dan perasaan seseorang baik secara positif

(b) Dalam suatu ujian BOD, 3 mL air sisa mentah telah dilarutkan kepada 300 mL menggunakan air pencairan. Sekiranya nilai oksigen terlarut sampel yang dicairkan ini sebelum dan

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nur Syarianingsih Syam yang memiliki hasil bahwa komponen harapan dan tindakan pengawas/ manajer dalam

Karya Mahmud Yunus yang paling monumental dan memiliki pengaruh yang luas ialah Tafsir Quran Karim. Usaha beliau dalam menerjemahkan dan menafsirkan al-Quran

Pada tahun 1931 Mahmud Yunus kembali ke tanah air dan mendapatkan amanah sebagai direktur Normal Islam di Padang. Normal Islam merupakan perguruan Islam modern

Caranya adalah melalui difusi (penyebaran), dimana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan konflik dengan unsur

Aktifitas senyawa flavonoid yang menghambat replikasi virus pada sel darah ikan kerapu tikus berdampak pengurangan jumlah sel yang terinfeksi dan jumlah VNN, sehingga