• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Obyek Studi

Pasar Modal merupakan pasar untuk berbagi instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dalam kegiatan terkait lainnya (www.idx.co.id)

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor) (www.idx.co.id) Oleh karena itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Di Indonesia terdapat pusat dari pasar modal yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI)

BEI sendiri merupakan gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang resmi bergabung pada tanggal 1 Desember 2007. Proses merger ini mengakibatkan Indonesia saat sekarang hanya memiliki satu pasar modal yang terpusat. BEI selain sebagai tempat jualbeli sekuritas juga menyediakan berbagai laporan keuangan tahunan atau Triwulan untuk berbagai perusahaan yang terdaftar di BEI (www.idx.co.id)

Pada Penelitian ini penulis menggunakan objek penelitian perusahaan Sektor Pertambangan pada perusahaan pertambangan sub sektor Batubara yang yang terdaftar di BEI, dimana Pertambangan adalah sebagian atau seluruh kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan paskatambang sedangkan Batubara adalah endapan

(2)

2

senyawa organik karbonan yang berbentuk secara alamiah dari sisa tumbuh-tumbuhan. (UU Minerba No.4 tahun 2009).

Industri pertambangan terdiri dari empat jenis, yaitu industri pertambangan batu bara,pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan logam dan mineral lainnya, pertambangan batu-batuan. Berikut terdapat tabel jumlah perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2015:

Tabel 1.1

Jumlah Perusahaan Pertambangan Tahun 2015

No Jenis Perusahaan Pertambangan Jumlah

1. Perusahaan Batubara 22

2. Perusahaan Minyak dan Gas Bumi 7

3. Perusahaan Logam dan Mineral 9

4. Perusahaan Industri Batu-batuan 2

Sumber: www.sahamok.com

Seperti yang terlihat dalam tabel 1.1 perusahaan batubara memiliki jumlah yang paling banyak dibandingkan dengan perusahaan pertambangan lainnya.

Salah satu jenis kegiatan dari pertambangan adalah melakukan kegiatan ekstraksi mineral dan batubara. Batubara merupakan sumber energi dari bahan alam yang tidak akan membusuk, tidak mudah terurai berbentuk padat. Oleh karenanya rekayasa pemanfaatan batubara kebentuk lain perlu dilakukan. Pemanfaatan yang diketahui biasanya adalah sebagai sumber energi bagi pembangkit listrik tenaga uap batubara, sebagai bahan bakar rumah tangga (pengganti minyak tanah) biasanya dibuat briket batubara, sebagai bahan bakar industri kecil; misalnya industri genteng bata, industri keramik (info-pertambangan.com).

Berikut ini daftar nama perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar dalam BEI hingga tahun 2015 sebanyak 22 perusahaan:

(3)

3 Tabel 1.2

Daftar Nama Perusahaan Pertambangan Batubara Terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI)

No Kode

Saham

Daftar Sektor Pertambangan Batubara di BEI

Tanggal IPO

1. ADRO Adaro Energy Tbk 16/07/2008

2. ARII Atlas Resources Tbk 08/11/2011

3. ATPK ATPK Resources Tbk 17/04/2002

4. BORN Borneo Lumbung Energy & Metal Tbk 26/11/2010

5. BRAU Berau Coal Energy Tbk 19/08/2010

6. BSSR Baramulti Suksessarana Tbk 08/11/2012

7. BUMI Bumi Resources Tbk 30/07/1990

8. BYAN Bayan Resources Tbk 1/08/2008

9. DEWA Darma Henwa Tbk 26/09/2007

10. DOID Delta Dunia Makmur Tbk 15/06/2001

11. GEMS Golden Energy Mines Tbk 17/11/2011

12. GTBO Garda Tujuh Buana Tbk 09/07/2009

13. HRUM Haram Energy Tbk 06/10/2010

14. ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk 18/12/2007 15. KKGI Resource Alam Indonesia Tbk 01/07/1991

16. MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk 10/07/2014

17. MYOH Samindo Resources Tbk 27/07/2000

18. PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk 11/07/2007

19. PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk

23/12/2002

20. PTRO Petrosea Tbk 21/05/1990

21. SMMT Golden Eagle Energy Tbk 29/02/2000

22. TOBA Toba Bara Sejahtra Tbk 06/07/2012

(4)

4 1.2 Latar Belakang Penelitian

Indonesia adalah Negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Aneka bahan tambang terkandung di dalam perut bumi Indonesia. Diantaranya minyak bumi, batubara, gas alam, dan sebagainya. Akan tetapi, aneka tambang tersebut merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sehingga perlu adanya efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam tersebut.

Salah satu bahan tambang yang terkandung didalam perut bumi Indonesia adalah tambang batubara, perusahaan batubara Indonesia Sejak tahun 2005 sampai saat ini (tahun 2015) menurut http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara, (diakses pada 27 Oktober 2015) merupakan salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia yang telah melampaui produksi Australia dimana sebagian besar batubara yang diekspor terdiri dari jenis kualitas menengah dan kualitas rendah yang sebagian besar permintaan berasal dari Negara-negara maju seperti Jepang dan Cina serta beberapa negara maju lainnya.

Perusahaan batubara Indonesia merupakan perusahaan yang sangat potensial dalam mengekspor batubara hal itu ditunjukan dengan penggunaan batubara dalam negeri secara relatif masih rendah, ekspor batubara Indonesia berkisar antara 70 sampai 80 persen dari produksi batubara total sisanya dijual di pasar domestik (www.indonesia-investments.com) pada gambar 1.1 merupakan jumlah ekspor batu bara indonesia tahun 2014:

(5)

5 Gambar 1.1

Data Produksi untuk Domestik & Ekspor Batu Bara Indonesia (2014) Sumber: Kementerian ESDM.2015

Jumlah produksi batubara Indonesia tahun 2014 mencapai 435 juta ton dan 82,5% atau 359 juta ton yang diperuntukkan untuk pasar ekspor. Pemanfaatan batubara domestik hanya 76 juta ton atau hanya sebesar 17,5% dari total produksi. Pemanfaatan batubara domestik ini lebih rendah dari target Domestic Market Obligation (DMO) yang ditetapkan sebesar 95,5 juta ton atau sebesar 22% dari total produksi.

Tahun Berat Bersih (Ton) Nilai FOB (Ribu US$) % Perubahan Nilai

2008 201.021.669 10.485.175 59,93 2009 234.793.071 13.817.148 31,78 2010 234.793.072 18.499.393 33,89 2011 353.398.060 27.221.861 47,15 2012 384.307.241 26.166.277 -3,88 2013 424.325.220 24.501.277 -6,36 2014 408.238.378 20.819.275 -15,03 Tabel 1.3

Data Perkembangan Ekspor Batu Bara Indonesia ke Negara Maju (2008-2014)

(6)

6

Berdasarkan tabel 1.2 perkembangan nilai ekspor batubara dalam kurun waktu 2008- 2014, memperlihatkan adanya peningkatan tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 56,93 persen. Demikian juga jika dilihat dari volumenya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga pada tahun 2013 sebesar 424.325,2 ribu ton, Namun di tahun 2014 hanya mencapai 408.238,4 ribu ton. Sehingga nilai ekspor pertambangan batubara dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir tampak adanya fluktuatif dinamis.

Pada tahun 2014 tujuan utama ekspor batubara adalah India sebesar US$5.672,7 juta, Tiongkok sebesar US$4.725,7 juta, Jepang sebesar US$2.593,7 juta. Nilai ekspor kelima negara tersebut jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 11,94% sehingga perbedaan nilai ekspor batubara dengan tahun sebelumnya mencapai -15,03% yang secara otomatis akan mengakibatkan kerugian untuk perusahaan batubara indonesia yang penjualannya didominasi pada pasar ekspor.

Penurunan ekspor batubara ke negara tersebut disebabkan oleh peraturan atau regulasi pemerintah tentang larangan ekspor batubara, dimana pemerintah mengeluarkan Permen Nomor 7 Tahun 2012 mengenai larangan ekspor hasil tambang mentah (raw materialatauore) keluar negeri, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi batubara yang dapat langsung digunakan serta meningkatkan nilai tambah yang lebih besar sehingga dapat melindungi perusahaan jika terjadi penurunan harga batubara global. pemberlakuan peraturan tersebut menyebabkan banyaknya perusahaan tambang yang berhenti dan akan berhenti beroperasi (terutama perusahaan kecil-menengah) serta menimbulkan keraguan bagi para investor dan calon investor yang mencoba melakukan eksplorasi untuk mencari lahan tambang baru. Hal tersebut menyebabkan terjadinya PHK pada perusahaan pertambangan batubara dan penurunan ekspor batubara indonesia kenegara-negara importir (www.kompasiana.com).

Selain itu harga batubara dunia pada tahun 2011 hingga 2014 anjlok (Bisnis.liputan6.com). Penurunan harga batubara tersebut disebabkan oleh krisis keuangan global pada tahun 2008, ketika harga batubara dari akhir tahun 2009 sampai awal 2011 harga batubara global mengalami rebound (peningkatan)

(7)

7

namun penurunan aktifitas ekonomi global telah menurunkan permintaan batubara karena melimpahnya pasokan batubara di pasar internasional sehingga menyebabkan penurunan harga batubara yang dimulai dari akhir tahun 2011 (www.indonesia-investments.com),Pada gambar 1.2 merupakan gambar yang menunjukkan penurunan harga batubara dari tahun 2011 sampai dengan awal tahun 2014:

Gambar 1.2

Grafik Penurunan Harga Batubara Tahun 2011-2014 Sumber: www.apbi-icma.org.2015

Berdasarkan gambar 1.2 Harga Batubara Acuan (HBA) mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2011-2014 dari 120 dollar Amerika Serikat (AS) Per ton turun menjadi 70 dollar Amerika Serikat (AS) per juta ton disisi lain akibat dari penurunan harga batubara tersebut sekitar 40 persen tambang di Indonesia telah menghentikan kegiatan produksi (bisnis.liputan6.com).

Dengan berbagai masalah yang dihadapi berdasarkan penjabaran diatas mengakibatkan perusahaan batubara mengalami penurunan laba yang berdampak pada kinerja keuangan perusahaan batubara. Tabel 1.3 adalah pertumbuhan laba pada perusahaan batubara dari tahun 2008-2014:

(8)

8 Tabel 1.4

Pertumbuhan Laba Tahun 2008-2014 pada Perusahaan Batubara (Dalam Jutaan Rupiah)

Sumber: www.idx.co.id. 2015

No Nama Perusahaan Tahun

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 Adora Energy Tbk. 887,198 4,367,252 2,207,313 5,006,470 3,706,579 2,794,487 2,283,238 2 ATPK Resource Tbk. - - -25,694 -24,850 -16,741 13,041 52,939 3 Bumi Resources Tbk. 7,066,750 1,790,218 2,797,815 1,999,703 -6,823,404 -8,046,001 -5,795,854 4 Bayan Resources Tbk. - - 0,740 1,873 54,946 -55,216 -189,017 5 Darma Henwa Tbk. 115,864 -17,366 5,288 -217,744 -396,745 -630,170 3,715

6 Delta Dunia Makmur Tbk. - - -158,672 -352,477 142,231 357,990 281,153

7 Indo Tambangraya Megah Tbk. 2,572,429 3,154,179 1,835,522 4,952,271 4,177,856 2,813,806 2,490,712 8 Resources Alam Indonesia Tbk

40,474 32,003 166,027 455,752 228,114 210,143 99,548

9 Perdana Karya Perkasa Tbk, - - 8.109,05 -2,919,5 -9,069 0,334 -28,431

10 Tambang Batubara Bukit Asam

(Persero) Tbk 1,707,771 2,727,734 2,008,891 3,088,067 -640,347 497,067 2,019,214

(9)

9

Pada Tabel 1.3 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 perusahaan pertambangan batubara mengalami penurunan kinerja keuangan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 terjadi kenaikan laba namun pada tahun 2012 hingga 2013 terjadi penurunan laba yang diperoleh perusahaan pertambangan batubara, sedangkan untuk tahun 2014 terjadi perubahan laba bersih yang beragam yaitu terdapat beberapa perusahaan yang mengalami peningkatan dan penurunan laba bersih.

PT Bumi Resource Tbk (BUMI) merupakan salah satu contoh perusahaan tambang di Indonesia yang mengalami kerugian. PT Bumi Resource Tbk mengalami kerugian sepanjang 2012. Sedangkan pada tahun sebelumnya BUMI masih mengalami keuntungan. Kerugian yang dialami BUMI tersebut disebabkan perseroan mengalami penurunan pendapatan menjadi 3,77 miliar dollar AS, turun 8,1 persen dari sebelumnya 4 miliar dollar AS. Dari segi aset, perseroan juga mencatatkan telah adanya penurunan dari tahun 2010 hingga 2014. Pada sisi ekuitas mengalami penurunan drastis dari semula 1,12 miliar dollar AS menjadi hanya 392,14 juta dollar AS menjadi rugi 32,85 dollar AS. Laba persaham perseroan juga anjlok dari semula untung 9,45 dollar AS menjadi rugi 32,85 dollar AS per saham. Penurunan kinerja keuangan yang terjadi pada perusahaan batubara jika terjadi terus menerus maka akan berdampak pada kebangkrutan.

Kinerja keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Fahmi (2012:2) Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan.Sedangkan menurut Standard Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia,2012:3) Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Harahap (2013:195) Kegunaan laporan keuangan antara lain untuk memberikan informasi yang lebih luas dan lebih dalam jika dibandingkan dengan laporan keuangan biasa, menggali informasi yang tidak tampak secara

(10)

10

kasat mata (explicit) ataupun berada dibalik laporan keuangan (implicit), mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan, menilai prestasi perusahaan, memproyeksikan keuangan perusahaan maupun menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu, bahan perbandingan dengan perusahaan lain (Bechmark), menentukan peringkat (rating), perusahaan menurut kriteria tertentu dan juga memprediksi potensi-potensi apa saja yang mungkin dialami perusahaan dimasa yang akan datang.

Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan baik, wajar atau buruk dapat dilakukan dengan analisis laporan keuangan yaitu kegiatan membandingkan kinerja perusahaan dalam bentuk angka-angka keuangan dengan periode sebelumnya (Darsono 2011:47).

Untuk melihat bagaimana kondisi keuangan tiap perusahaan sektor pertambangan batubara maka penulis pada penelitian ini menggunakan analisis DuPont system. Menurut Harahap (2013:333) metode DuPont memberikan informasi mengenai berbagai faktor yang menyebabkan naik turunnya kinerja keuangan sebuah perusahaan, caranya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun pendekatannya lebih integrative pada analisis rasio dengan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen analisisnya dan mengurangi pos-pos laporan keuangan sampai mendetail, yaitu dengan menganalisis rasio keuangan agar perusahaan dapat mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi aktivitasnya dalam mengelola sumber daya yang perusahaan miliki sehingga rencanan keuangannya akan lebih baik dimasa yang akan datang.

Metode DuPont System telah dipakai oleh beberapa peneliti dalam mengukur seberapa baik kinerja kuangan suatu perusahaan, dengan melihat rasio keuangan. Menurut Harahap (2013:334-335) Dupont system menggunakan beberapa rasio keuangan yang merupakan kumpulan dari beberapa rasio diantaranya rasio profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas. Rasio-rasio yang digunakan adalah Net profit margin (NPM), Total Asser Turn Over (TATO), Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Financial Leverage Multiplier atau Equity Multiplier (EM) yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, dengan menghubungkan

(11)

11

antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Metode ini juga dapat mengetahui penyebab tidak optimalnya kinerja keuangan dan pos-pos apa saja yag dapat mempengaruhi ROE perusahaan. Serta dapat membantu perusahaan untuk menentukan rekomendasi apa yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan kinerja keuangan.

Menurut Keown (2011:88) Dupont System merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan tingkat pengembalian ekuitas atau Return on Equity (ROE). Dengan kata lain, analisis Dupont system ini bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya, menghasilkan pengungkit keuangan atas perbandingan total aktiva dan total ekuitasnya, dan dapat mengukur tingkat keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Baik tidaknya kinerja perusahaan dapat dilihat dengan membandingkan hasil perbandingan Return on Equity pada tiap perusahaan.

Menurut Gitman dan Zutter (2012:89) Return on Equity (ROE) didapatkan dari formulasi dengan memperkalikan Return on Total Asset (ROA) atau tingkat pengembalian atas aktiva dan Financial Leverage Multiplier (FLM) atau Equity Multiplier (AM), ROA didapatkan dari memperkalikan net profit margin (NPM) dengan total assets turnover (TATO). Sedangkan FLM atau EM merupakan perbandingan atas total aset perusahaan terhadap ekuitas saham biasa atau sering disebut common stock equity. penggunaan Equity Multiplier untuk mengkonversikan ROA menjadi ROE. ROE memberikan informssi mengenai sejauh mana tingkat penghasilan laba bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan (pemegang saham) atas modal yang diinvestasikan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan, maka penulis dalam penelitian ini memberikan judul “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan Metode DuPont System untuk Sub Sektor Pertambangan Batubara Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2014”.

(12)

12 1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja keuangan menurut DuPont System pada tiap perusahaan

pertambangan sub sektor batubara yang listing di BEI pada tahun 2008-2014?

2. Manakah yang lebih baik kinerja keuangan menurut DuPont System pada sub sektor pertambangan batubara yang listing di BEI pada tahun 2008-2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan menurut DuPont System pada tiap perusahaan pertambangan sub sektor batubara dari tahun 2008-2014.

2. Untuk mengetahui mana yang lebih baik kinerja keuangan menurut DuPont System pada perusahaan sektor pertambangan dari tahun 2008-2014.

1.5 Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini memberi manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya. Manfaat penelitian ini diantaranya adalah:

1. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi dan sebagai bahan untuk penelitian berikutnya.

2. Aspek Praktis a. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan.

b. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan investasi di Bursa Efek Indonesia khususnya pada perusahaan pertambangan sub sektor batubara.

(13)

13 c. Bagi Kreditur

Untuk Mengetaui kondisi keuangan perusahaan sebelum memberikan kreditnya.

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab I penelitian ini berisi tentang gambaran objek penelitian,latar belakang penelitian yang dilakukan, rumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUANPUSTAKA

Pada bab II penelitian ini berisis tentang kajian pustaka dan uraian umum tentang teori-teori dan model yang digunakan serta literatur yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran dan skripsi ilmiah serta jurnal nasioanal dan internasional.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab III berisi tentang uraian metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel,data dan sumber data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV berisi tentang hasil dan pembahasan mengenai analisis laporan keuangan dengan metode DuPont system dan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan yang berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang akan dihadapi kedepannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V berisi mengenai kesimpulan hasil analisis, saran bagi perusahaan dan saran bagi peneliti selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa pemerintahan Perdana Menteri John Howard, hubungan antara Indonesia dan Australia memang banyak menuai peristiwa yang tidak mengenakkan dan dapat merugikan

Lokasi : MIS Mambaul Ulum Kota Kediri (Ngasinan) DPM : Apriliyani Diah Kartikasari, M.Pd... Lokasi : MI Miftahul Falaah Kota Kediri (Manisrenggo) DPM :

Dengan  memusatkan  kembali  jati  diri  kita  keluar  dari  ego  ke  dalam 

Berdasarkan related research pada bab sebelumnya, nilai akurasi prediksi data rentet waktu menggunakan metode Evolving Neural Network (ENN) dinyatakan lebih akurat sehingga metode

DATA PEGAWAI NEGERI SIPIL DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN LOMBOK BARAT. NO NAMA PNS

Dalam hal anak luar kawin mewaris dengan golongan IV maka warisan yang diterimanya adalah ¾ dari harta warisan pewaris. Seperti telah disebutkan diatas hanya anak luar

1) Penelitian Wajid Khan, dkk (2013) tentang The Impact of Capital Structure and Financial Performance in Stock Returns “A Case of Pakistan Textile Industry”

Tujuannya untuk melayani daerah kepulauan, apalagi sering pihak daerah kalau bikin usulan anggaran dengan angka fantastis tetapi SDM-nya terbatas, jadi dengan RS apung