PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
(Studi Kasus di MTs Nurul Islam
Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006)
S K R I P S I
Disusun untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Islam (S. Pd. I.)
NIM : 111 01 065
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI
D E K L A R A S I
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, Maret 2006 Peneliti
Dra. Djolio S u lo p o Dosen ST A IN Snln t iga
NOTA N M lilM lilN C Lamp. : J eksemplar
ila l : Naskah Skripsi Kepada Yth
Sdr. Sri Wigati Ketua STAIN Salatiga d i
-SALATIGA
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi Saudari :
Nama : SRI WIGATI NIM : 111 01 065
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006)
Telah dapat diajukan dalam sidang munaqasah.
Demikian surat ini, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.
Wassalamu 'aluikum Wr. Wb.
PENGESAHAN
Skripsi Saudari : Sri Wigati dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 01 065 yang berjudul PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PENGARUHNYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006) telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Rabu, 15 Maret 2006 yang bertepatan dengan tanggal 15 Shafar 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dan syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
Salatiga, 15 Maret 2006 M 15 Shafar 1427 H Panitia Ujian
MOTTO
“Jfrwafitah semua pekerjaanmu dengan mem6aca 6asmafah dan
ahhirrfah dengan mem6aca Ham6aCafi.
Kupersembahkan skripsi yang sederhana ini kepada :
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan serta do’a restunya. 2. Kakakku dan adik-adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
3. Suamiku tersayang yang telah memberikan semangat dan dorongan 4. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada umat-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad saw beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan sumbangsih dari beberapa pihak, sehingga dapat diselesaikan dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan; Dengan demikian penulis menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga, terutama kepada:
1. Drs. Badwan, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga
2. Drs. Djoko Sutopo, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk bimbingan dan dorongan sehingga terwujud karya ini.
3. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuannya sehingga dapat mengantarkan penulis menyelesaikan studi di STAIN Salatiga. 4. Segenap civitas akademika STAIN Salatiga.
5. Bapak Soeparmo selaku ketua MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk yang telah memberikan kesempatan untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Imron Hartomo, selaku wakil kepala MTs Nurul Islam Musuk yang telah memberikan kesempatan dan telah membantu dalam pelaksanaan pengambilan data penelitian.
7. Ayah dan-ibu tercinta yang telah membimbing dan memberikan motivasi moral maupun material dengan penuh keikhlasan.
8. Suamiku yang telah memberikan dukungan dan semangat.
yakin dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yang terakhir, semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca yang budiman.
Salatiga, Maret 2006 Penulis
S R I W I G A T I NIM. 111 01 065
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
DEKLARASI ... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Hipotesis... 4
E. Metodologi Penelitian ... 4
F Sistematika Penulisan Skripsi... 10
s BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Profesional Guru ... 12
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru... 12
2. Persyaratan Menjadi Guru... 17
1. Pengertian Motivasi B elajar... 21
2. Macam-macam Motivasi Belajar... 22
3. Komponen dan Fungsi Motivasi ... 24
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 25
C. Pengaruh Kompetensi Profesional guru terhadap Motivasi Belajar Aqidah Akhlak... 27
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik 29 1. Sejarah Berdirinya... 29
2. Visi dan Misi... 32
3. Letak Geografis... 33
4. Struktur Organisasi... 33
5. Sarana dan Prasarana... 37
B. Penyajian Data Hasil Angket... 40
1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional G uru... 41
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisa Pertama... 46 B. Analisa Kedua... 50 C. Analisa Ketiga... ... 54 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 58 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA
ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI... 31 TABEL II STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI... 34 TABEL III STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH
NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI... 35 TABEL IV STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH
\ TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI... 36 TABEL V DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI... 36 TABEL VI DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL
ISLAM RINGINLARIK BOYOLALI... 37 TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL
ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006... 39 TABEL VIII HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI
TABEL IX HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR ’ AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL
ISLAM 2006... 42 TABEL X FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI
PROFESIONAL GURU... 46 TABEL XI FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN DAN
PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU ... 47 TABEL XII MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK... 50 TABEL XIII FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR
AQIDAH AKHLAK... 51 TABEL IV PENGARUH KOMEPTENSI PROFESIONAL GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK... 54
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan salah satu komponen dalam proses belajar mengajar, ia mempunyai peranan penting dalam kegiatan tersebut. Seorang guru mempunyi peranan penting dalam arti mempunyai tugas untuk melaksanakan proses pembelajaran dan secara sadar bertanggung jawab terhadap anak didiknya dalam mencapai kedewasaan.
Sebagai pengajar guru disyaratkan mempunyai kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan tugas proses belajar mengajar. Kemampuan ini akan menjadi bekal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal ini Oemar Hamalik mengemukakan "Guru akan mampu melaksanakan tanggung jawabnya apabila dia memiliki kompetensi yang diperlukan untuk itu."1
Mengenai kompetensi seorang guru, Samana mengatakan sesorang yang dinyatakan dalam bidang tertentu adalah seseorang yang menguasai • kecakapan kerja atau keahlian yang selaras dengan tuntutan dibidang kerja
1 Oemar Hamalik, "Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Maju Mundur, Bandung, 1991, him. 43.
2
atau keahlian yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam pelajaran sosial di masyarakatnya.2
Kompetensi profesional guru meliputi antara lain menguasai bahan yang akan diajarkannya. Karena kalau terjadi kekurangmampuan seorang guru dalam memahami bahan yang akan diajarakannya, maka berakibat tidak mampu membimbing anak dalam memberikan informasi.
Mengajar pada hakikatnya membantu anak didik untuk berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungannya. Guru sebagai salah satu faktor pengajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan. Proses belajar mengajar, sehingga kompetensi dan profesional harus diperhatikan keberhasilan siswa dalam belajar banyak dipengaruhi oleh oendidiknya. Oleh karena itu dalam pendidikan dan pengajaran perlu adanya guru yang profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Kemampuan guru dan kemampuan siswa sama-sama memegang peranan penting. Kalau guru tidak memiliki kemampuan dan ketrampilan maka akan mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya prestasi seorang siswa, maka seorang guru haruslah memperhatikan hal tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka untuk mengetahui seberapa besarnya, kompetensi profesional guru dalam mempengaruhi motivasi belajar siswa kiranya tepat apabila penulis mengkaji jauh dengan mengadakan penelitian dengan judul "PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA
KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006".
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas pokok permasalahan yang penulis ajukan dalam skripsi ini adalah:
1. Bagaimana kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006, menurut penilaian siswa?.
2. Seberapa besar motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?
3. Adakah pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar Aqidah Akhlak bagi siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006?
C. Tujuan Penelitian
Secara ringkas tujuan penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui variasi kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak di ^
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006 menurut penilaian siswa.
4
3. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul/
Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut: "Ada pengaruh positif antara kompetensi profesional guru terhadap motivasi belajar siswa kelas II MTs Ringin Larik", semakin baik kompetensi profesional guru yang dimilikinya, maka akan semakin baik pula motivasi belajar siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.
E. Methodologi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan untuk memperoleh suatu gambaran yang jelas dari proses penelitian ini, maka penulis kemukakan dahulu subjek yang hendak digunakan.
1. Populasi dan Sampel a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitan.3 4 Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991, him. 62.
MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali Tahun 2006.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti.5 Menurut Suharsini Arikunto mengatakan bahwa : "Untuk mengambil sampel yang apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua dan apabila subjeknya lebih besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%".6
Karena penelitian ini berkaitan dengan proses belajar mengajar, maka yang akan dijadikan sample dalam penelitian ini adalah siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik dengan alasan bahwa, kelas I belum banyak mengalami proses belajar mengajar, sehingga data yang diperoleh dari kelas I kurang valid. Mengenai kelas III, hal ini menyangkut teknisd dari lembaga itu sendiri dengan alasan bahwa kelas III merupakan masa-masa persiapan untuk menghadapi Evaluasai Belajar Tahap Akhir (EBTA). Sehingga tidak diperkenankan melakukan hal-hal yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar pada kelas III.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji dua variabel, yaitu kompetensi profesional guru Aqidah Akhlak sebagai variabel pertama (x) dan motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa sebagai variabel kedua (y).
3. Definisi Operasional
Agar mendapatkan pengertian yang jelas mengenai penelitian ini, maka perlu penulis jelaskan beberapa pengertian dan maksud dari masing- masing variabel yang ada pada judul penelitian ini, yaitu:
a. Kompetensi profesional guru
Kompetensi adalah kemampuan dasar.7 Yang dimaksud dengan kompetensi disini adalah kemampuan guru dalam menguasai bahan dalam mengajar, kemampuan mengevaluasi, kemampuan memberi motivasi dan kemampuan merencanakan.
Profesional berasal dari kata profesi yang berarti "bidang perkerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran dan sebagainya) tertentu".8
Sedangkan guru berarti "orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar".9
Dari pengertian di atas maka yang dimaksud dengan kompetensi profesional guru adalah tingkat kemampuan guru dengan kependidikan khusus untuk menentukan atau menjalankan profesinya (mengajar) yang dilandasi dengan pendidikan keahlian.
Adapun indiktor dari kompetensi profesional guru adalah: 1) Kemampuan menguasai bahan ajar
2) Kemampuan mengelola kelas
7 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 17.
b. Motivasi belajar Aqidah Akhlak
Motivasi adalah "dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu".10 Sedangkan W.S. Winkel mengemukakan motivasi belajar adalah "keseluruhan daya penggerak psikis diii siswa yang menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan belajar dam memberi arah kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan".11
V'
Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak adalah dorongan yang timbul pada diri siswa untuk lebih giat dan semangat dalam mempelajari Aqidah Akhlak.
Adapun yang menjadi indikator dari motivasi belajar Aqidah Akhlak adalah:
1) Menunjukkan minat terhadap pelajaran Aqidah Akhlak 2) Tekun menghadapi tugas dari guru pelajaran Aqidah Akhlak 3) Ulet dalam menghadapi kesulitan Aqidah Akhlak
4) Senang mencari dan memecahkan soal-soal Aqidah Akhlak 4. Teknik pengumpulan data
Untuk mendapatkan data yang objektif dan autentik serta valid, penelitian menggunakan teknik sebagai berikut:
10 Depdikbud, Op.Cit, him. 666.
8
a. Metode Angket
Angket adalah "suatu daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden (orang yang menjawab)".12
Sedangkan menurut Margono "angket yaitu suatu alat untuk mengumpulkan data informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden yang diteliti".13
b. Metode Observasi
Observasi ialah pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.14 Metode observasi ini digunakan untuk mendapatkan data tentang lokasi sekolah, kondisi fisik maupun kegiatan-kegiatannya terutama pengamatan terhadap jalannya pengajaran Aqidah Akhlak.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.15 Metode ini digunakan sebagai pelengkap dalam pengumpulan data baik mengenai data siswa, guru yang berkaitan dengan penelitian ini.
12 Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT. Gramedia, Jakarta, 1994, him. 173.
5. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah analisis data. Dalam menganalisis data penulis melakukan 3 langkah analisis yaitu : a. Analisis Pertama
Analisa pertama ini penulis lakukan untuk mengetahui kompetensi profesional guru. Teknik analisanya menggunakan rumus : ^ .
P = — x 100%
N
Keterangan: P : presentasi F : frekuensi
N : jumlah responden b. Analisa Kedua
Analisa kedua penulis lakukan untuk mengetahui motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006.
c. Analisa Ketiga
Dalam analisa ini penulis bermaksud mengetahui hubungan kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Boyolali Tahun 2006. Teknik analisis yang penulis gunakan adalah teknik " Korelasi Product Moment " dengan rumus.16
10
x y
Z x y - g *)(S y)
N
Keterangan :
r xy : koefisien korelasi antara variabel x dan y N : jumlah subjek
x : skor item kompetensi profesional guru
y : skor item motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II Ix 2 : jumlah kuadrat skor item
Zy2 : jumlah kuadrat skor total
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan disusun dalam lima bab, secara sistematik dapat dilihat di bawah in i:
BAB I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tujuan hasil penelitian, hipotesis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
B. Motivasi belajar meliputi : pengertian motivasi belajar, faktor- faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, pentingnya motivasi belajar.
BAB III: Laporan Penelitian
Pada bab ini dilaporkan tentang keadaan responden, lokasi, sejarah berdirinya dan keadaan siswa dalam proses belajar mengajar.
BAB IV : Analisis Data
Pada bab ini penulis membahas tentang analisa data. Dalam menganalisa data menggunakan analisa pertama, analisa kedua dan analisa ketiga.
BAB V : Kesimpulan dan Penutup
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Salah satu konsep tentang pendidikan yang banyak diajarkan di lembaga pendidikan guru adalah yang menggambarkan pendidikan sebagai bantuan pendidikan untuk membuat subjek didik menjadi dewasa.
Untuk menjadi tenaga pendidik, seseorang harus benar-benar mempunyai kualitas keilmuan pendidikan dan keguruan yang memadai guna menunjang tugas profesinya. Disamping itu guru harulah mempunyai kepribadian dan intelektual anak didik. Contoh figur yang demikian telah ada pada diri Rasulullah saw. sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firmanNya surat Al Ahzab ayat 21 :
“Sesungguhnya pada diri Rasul Allah (Muhammad) ada ikutan yang haik b a g im u1
Sebagai seorang pendidik, guru berinteraksi langsung dengan siswa maka ia harus mempunyai kecakapan dan kemampuan yang sesuai dengan profesinya karena hal ini sangat mempengaruhi suksesnya proses pembelajaran. Seorang guru dipandang sebagai sosok yang patut digugu
dan ditiru baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat
'Mahmud Yunus, Tarjamah A l Qur’an A l Karim, Al Ma’arif, Bandung, 1989, him. 379
kompeten agar nantinya mampu mewujudkan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang kompetensi profesional guru akan dipaparkan beberapa pernyataan para ahli sebagai berikut:
Kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu.I 2
Sedangan W. Robert Houstan menyatakan seorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang menguasai kecakapanketja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang keija yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai tuntutan wewenang dalam pelayanan sosial masyarakatnya. Kecakapan kerja tersebut diejawantahkan dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria) tertentu yang diakui atau disahkan oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat yang dilayaninya secara selektif efisien. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjuk kuantitas keija tetapi menunjuk kualitas kerja.3
Dari pengertian kompetensi tersebut dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesinya sebagai guru (pendidik maupun pengajar).
I 2WJS. Poerwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1986,
I him. 965
14
Sedangkan kata profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti keahlian seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus mempersiapkan untuk itu bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak memperoleh pekerjaan lain.4
Maka dengan demikian kompetensi profesional guru adalah kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki seorang guru untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal karena memiliki pengalaman yang kaya dihidangnya yang ditandai oleh kompetensi yang menjadi persyaratan, maka pendidikan sulit berhasil. Keahlian yang dimiliki oleh tenaga kepdndidikan, tidak dimiliki warga masyarakat pada umumnya melainkan han>|a dimiliki oleh orang-orang tertentu yang telah mengalami pendidikan guru secara berencana dan sistematik.5
Dari uraian di atas maka jelaslah bahwa untuk merealisasikan tujuan pendidikan dibutuhkan seorang tenaga ahli yang memiliki kemampuan profesional atau dengan kata lain seorang yang memang benar-benar ahli dalam bidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi saw.
N N N
apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran6
Dalam pengertian di atas telah terkandung suatu konsep bahwa guru profesional yang bekerja melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah harus memiliki kompetensi yang dituntut agar guru mampu melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang guru dinilai kompeten secara profesional apabila :
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil. c. GufU tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan sekolah.
d. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas.
Untuk bisa dikatakan sebagai profesi Wallmer dan Mills mengemukakan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas maksudnya:
1) Memiliki pengetahuan yang luas
2) Memiliki keahlian khusus yang mendalam
b. Merupakan karier yang dibina secara organisatoris, maksudnya: 1) Ada keterikatan dalam suatu organisasi profesional
2) Memiliki otonomi jabatan
3) Memiliki kode etik jabatan merupakan karya bhakti seumur hidup c. Diakui masyarakat sebagai pekeijaan yang mempunyai status
profesional, maksudnya:
1) Memperoleh dukungan masyarakat
2) Mendapat pengesahan dan perlindungan hukum 3) Memiliki persyaratan kerja yang sehat
4) Memiliki jaminan hidup yang layak.7
Dalam uraian di atas telah dijelaskan bahwa jabatan guru adalah jabatan profesi yang dimaksud guru di sini adalah guru yang melakukan fungsinya di sekolah atau lembar formal.
Dalam dunianya yang selalu berubah dan berkembang seorang pendidik yang profesional tidak akan statis tetapi selalu mengikuti perkembangan zaman mengemban dan bertanggung jawab atas misinya. Hal ini membutuhkan ketekunan yang tiada henti-hentinya. Di sisi lain guru hendaknya mengetahui hal-hal baru yang berkaitan dengan profesinya dan tanggap terhadap ide-ide pembaharuan pendidikan dan pengajaran maka hendaknya profesi guru dilihat dalam hubungan yang lebih luas.
16
secara menyeluruh yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa. Pembangunan ini tidak mungkin berhasil jika tidak melibatkan manusia sebagai pelaku dan sekaligus sebagai tujuan pembangunan. Untuk mensukseskan pembangunan perlu ditata suatu sistem pendidikan yang relevan. Sistem pendidikan ini dirancang dan dilaksanakan oleh orang-orang ahli dihidangnya. Tanpa keahlian yang me m r dai.
Adapun sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan melalui kurikulum IPTK. Kesepuluh kompetensi itu kemudian dijabarkan melalui berbagi pengalaman belajar, kesepuluh kompetensi dasar itu yaitu: menguasai bahan, mengelola program belajar, mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah serta memahami prinsip dan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.8 Kesepuluh dasar haruslah dimiliki seorang yang bertugas sebagai pendidik.
2. Persyaratan Menjadi Guru
Guru sebagai jabatan profesional memerlukan keahlian khusus. Karena profesi guru harus memiliki syarat profesional antara lain fisik, psikis, mental, moral dan intelektual. Untuk lebih jelasnya Oemar Hamalik mengungkapkan :
18
a. Persyaratan fisik yaitu kesehatan jasmani yang nantinya seorang guru harus berbadan sehat dan tidak memiliki penyakit menular.
b. Persyaratan psychis, yaitu sehat rohani yang artinya tidak mengalami gangguan jiwa ataupun kelainan.
c. Persyaratan mental yaitu memiliki sikap mental yang baik terhadap kependidikan, mencintai dan mengabdi serta memiliki dedikasi yang tinggi pada tugas dan jabatannya.
d. Persyaratan moral, yaitu memiliki budi pekerti yang luhur dan memiliki sikap susila yang tinggi.
e. Persyaratan intelektual, yaitu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang
memberi bekal guru menunaikan tugas dan kewajiban sebagai
’• Q
pendidik.
Maka jelaslah dari uraian di atas bahwa semua orang dapat menjadi guru, akan tetapi harus memenuhi syarat yang dapat melaksanakan tugas sebagai guru, karena tanpa terpenuhinya syarat tersebut maka kecil kemungkinan dapat tercapai tujuan pendidikan.
3. Fungsi dan Peran Guru
Guru sebagai jabatan profesional mempunyai fungsi ganda yaitu, sebagai “pengajar”, “pendidik” dan “pembimbing”.9 10 Sebagai pengajar karena guru memang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada muridnya.
9 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991, him. 25-30
mengantarkan anak didik agar menemukan dirinya, menemukan
kemanusiaannya. Mendidik adalah memanusiakan manusia.11 Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun
anak didik dalam perkembangannya dengan jalan memberikan arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan.12
Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka guru sebagai tenaga pendidik, mengajar dan pembimbing merupakan serangkaian kegiatan yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara fungsi yang satu dengan yang lain.
Dilihat dari fungsinya guru mempunyai peran yang tidak sedikit antara lain:
a. Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi, kondisi yang dibutuhkan oleh individu yang belajar.
b. Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien.
c. Sebagai motivator, ialah pemberi dorongan semangat agar siswa mau giat belajar.
d. Sebagai organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar, siswa maupun guru.
11 Ibid. M m. 136
20
e. Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.13
4. Manfaat Kompetensi
Manfaat kompetensi profesional guru antara lain :
a. Kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan dan
hasil belajar siswa. Proses pembelajaran siswa bukan saja ditentukan
oleh sekolah, pola struktur dan isi kurikulum, akan tetapi sebagian
besar ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar dan membimbing.
b. Kepribadian guru yang baik akan menentukan diri menjadi pendidik
dan pembina yang baik bagi anak didiknya.
c. Dalam hubungannya dengan masyarakat kompetensi profesional guru
sangat penting. Hubungan baik guru dengan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
d. Guru harus mampu melaksanakan tugasnya secara profesional sehingga dia mampu membimbing anak didiknya dan menjadi figur
bagi anak didiknya.
1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut bahasa, motivasi adaiah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.14 Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang dalam kehidupan sehari-hari di dalam pelaksanaannya sangat membutuhkan dorongan supaya memperoleh hasil yang memuaskan.
Kata ‘motif diartikan sebagai daya upaya yangmendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 15
Menurut Me. Donald, motivasi adalah kondisi perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar agar tujuan yang hendak dicapai diri siswa dapat terwujud.
Dikatakan keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motivasi yang bersama, menggerakkan siswa untuk belajar. Motif merupakan suatu pendorong dalam melakukan aktivitas guna mencapai
suatu tujuan sebagaimana seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.16
l4Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1991, him. 73
15 Sardiman, op. cit, him. 73
22
Dari uraian di atas jelaslah bahwa motivasi mendorong timbulnya melakukan yang mempengaruhi serta perubahan tingkah laku.
. 2. Macam-macam motivasi belajar
Pada dasarnya motivasi belajar dapat dilihat dari beberapa sudut
pandang, antara lain:
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya
1) Motivasi oleh bawaan yaitu motivasi yang dibawa sejak lahir. Jadi tanpa dipelajari, seperti dorongan untuk makan, v. minum, bekerja, dorongan seksual, dorongan bergerak dan
beristirahat. Motif-motif ini sering juga disebut motif-motif yang diisyaratkan secara biologis, artinya dalam warisan biologis manusia.
2) Motivasi yang dipelajari yaitu motivasi yang timbulnya karena dielajari, contohnya dorongan belajar dan mengajar suatu cabang
ilmu pengetahuan.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Wood Wort dan Margius
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan, bernafas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk istirahat. 2) Motif darurat, yang termasuk dari jenis motif ini antara lain
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat, motif-motif ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia secara efektif.
c. Motivasi jamaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, instink otomatis, nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi ruhaniah yaitu keimanan.
d. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik 1) Motivasf intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan. Contoh : seorang yang sedang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. 2) Motivasi ekstrinsik
Yang dimaksud motivasi ektrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan dari luar. Contoh: seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji temannya atau pacarnya.17
24
3. Komponen dan fungsi motivasi
Motivasi memiliki dua komponen yaitu :
a. Inner component (komponen dalam) ialah perubahan dalam diri seseorang. Keadaanya merasa tidak puas dan teijadi ketegangan psikologi.
b. Outer component (komponen luar) ialah apa yang diingikan seseorang, 1K
tujuan yang menjadi arah kelakuannya.
Dalam uraian di atas jelaslah motivasi mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta merubah tingkah laku. Motivasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Motivasi ini mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu berfungsi sebagai motor yang memberikan energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas.
b. Motivasi menentukan arah perbuatan, yakni ke arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.
c. Motivasi berfungsi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan mana perbuatan yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.19
'8Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987, him. 70
Muhibbin Syah mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar sebagai berikut:
a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
b. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa) yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.20 Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu : 1) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), 2) aspek psikologis (yang bersfiat rohaniah).21 Seperti faktor internal siswa faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam yakni, faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.22
Menurut Sumadi Suryabrata faktor fisiologis masihd apat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu : a) tonus jasmani pada umumnya
dan b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.23
Keadaan umum jasmani dan tonus (ketegangan otot) dapat mempengaruhi semangat dan intensitas belajar siswa misalnya
20 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995, him. 132
21 Ibid, him. 132
22Ibid, hlrn. 137
26
melemahnya organ tubuh lebih-lebih disertai oleh pusing kepala dan hal
ini dapat mempengaruhi ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang berfungsi.
Pada aspek psikologis banyak faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran siswa. Tetapi ada faktor yang dipandang lebih esensial seperti: 1) Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa, 2) sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.24
Menurut Arden N. Franden hal-hal yang termasuk faktor psikologis yang dapat mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut:
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada diri manusia dan keinginan
ur.tuk selalu maju.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua guru dan teman-teman.
d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetensi. e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.25
Aqidah Akhlak
Tinggi rendahnya pengakuan profesi guru salah satu diantaranya diukur dari tingkat pendidikan yang ditempuhnya dalam mempersiapkan jembatan tersebut. Guru sebagai figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar, sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak didiknya. Misalnya dalam penyajian materi pelajaran bila guru kurang menguasai materi akibatnya guru tidak akan mampu memberikan bimbingan dengan baik. Dan jika guru mampu menguasai materi dengan baik maka dia akan mampu memberikan bimbingan dnegan baik dan dengan begitu anak juga akan termotivasi belajarnya.
Profesional guru secara umum dapat dicirikan sebagai berikut: 1. Guru harus menguasai bahan yang akan diajarkan
2. Guru harus mampu mengelola kelasnya 3. Guru harus mampu/menguasai media/sumber 4. Guru harus menguasai landasan kependidikan
5. Guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar 6. Guru harus mampu menilai prestasi belajar siswa
7. Guru harus mampu mengelola program belajar mengajar
8. Guru harus mengenal dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah 9. Guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan dan
28
lO.Guru harus memahami prinsip-prinsip dan mampu menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Sedangkan motivasi adalah semangat dalam di n seseorang yang mendorong untuk melakukan seusatu aktivitas. Dalam proses belajar mengajar guru juga mempunyai tugas/membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau belajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.
Untuk membangkitkan motivasi/semangat belajar siswa, guru hendaknya berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini cara-cara membangkitkan dan menumbuhkan motivasi siswa baik intrinsik (dari diri sendiri) maupun ekstrinsik (dari luar):
a. Kompetisi (persaingan) antar siswa untuk meningkatkan prestasi
b. Membuat tujuan sementara misalnya TIK (Tujuan Instruksional Khusus) c. Merumuskan tujuan yang jelas
d. Mengadakan evaluasi atau penilaian-6
Oleh karena itu guru sebagai seorang pendidik harus peduli dengan masalah motivasi ini. Seorang guru harus mau dan mampu memotivasi siswa yang rendah motivasi belajarnya Kepedulian guru terhadap motivasi belajar siswa bukanlah hal yang mengada-ada. melainkan sebagai tugas yang melekat dalam diri guru. Sekali guru dapat membangun motivasi siswa terhadap pelajaran yang diajarkannya, diharapkan seterusnya siswa akan selalu menikmati mata pelajaran tersebut
26
BAB
in
LAPORAN
PENELITIAN
A. Gambaran llmum Madrasah Tsanawiyah Islam Ringin Larik
1. Sejarah Berdirinya
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali berdiri pada tahun 1978. Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tersebut bermula dari adanya ide para alumnus Pendidikan Guru Agama (PAI) Boyolali yang berdomisili di wilayah kecamatan Musuk untuk mendirikan sebuah lembaga akademik
yang bernafaskan Islam. Dengan mendapat dukungan daripada tokoh masyarakat di wilayah kecamatan Musuk pada umumnya dan Desa Ringinlarik pada khususnya, maka berdirilah sebuah sekolah Madrasah Tsanawiyah.
Gagasan untuk mendirikan sekolah tersebut muncul karena di wilayah kecamatan musuk pada umumnya dan Desa Ringinlarik pada khususnya masih banyak terdapat para siswa yang putus sekolah. Sehingga dengan berdirinya Madrasah Tsanawiyah Nunil Islam Ringinlarik tersebut diharapkan anak-anak yang putus sekolah mau melanjutkan studinya ke tingkat SLTP/ Sekolah Menengah Tingkat Pertama.
Sejak berdirinya sekolah tersebut pada tahun 1978 sampai tahun 1987 masih menempati sebuah gedung milik Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang beralokasi di Dukuh Kebonluwak Desa Ringinlarik.
Ringinlarik menempati gedung yang baru yang dibangun secara swadaya masyarakat Desa Ringinlarik di atas tanah Kas desa seluas 1.500 M2. Madrasah Tsanawiyah tersebut diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Boyolali Bapak M. Hasbi yang menambahkan nama Madrasah tersebut menjadi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam.
Selanjutnya oleh Pengurus Yayasan Madrasah Tsanawiyah ditunjuklah pimpinan sekolah yang sampai saat ini telah mengalami pergantian kepala sekolah.
Untuk pertama kali sejak berdirinya Madrasah Tsanawiyah tersebut, kepala sekolah dijabat Bapak Abdul Wahab dari Departemen Agama Boyolali yang berdomisili di Ringinlarik. Beliau menjabat kepala sekolah, selama lima (5) tahun. Kemudian dipindah tugaskan dari Departemen Agama tidak lama kemudian setelah Bapak Soepardi memasuki masa pensiun, maka kepala sekolah dijabat oleh Bapak Drs. Aminoto dari Boyolali.
32
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat. Sampai saat ini telah meluluskan alumni-alumni sebanyak 919 siswa.
Selanjutnya pengelolaan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tersebut bekerja sama antara Pimpinan sekolah dibantu para stafnya dengan pengurus Yayasan Tsanawiyah. Sedangkan untuk ketua yayasan saat ini dipegang oleh Bapak H. Suwandi Hadi Sutamo.
Identitas Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali adalah seperti yang tertera pada tabel.
TABEL I
IDENTITAS MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
1 Nama Sekolah Madrasah Tsanawiyah
Nurul Islam
2 SK Pendirian No
3 Surat ijin/ persetujuan dari Kanwil No WR-SC-PP-005-1390 4 Status Akreditasi Diakui
5 Piagam Madrasah
6 Nomor Data Sekolah (NDS) 2R/3:0-280/877MTS/l 980 7 Nomor Statistik Sekolah (NSS) 213733090401
8 Berdiri Tahun 1978
9 Tempat Belajar
Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik, Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.
2. Visi dan Misi
Visi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik adalah sebagai berikut:
a. Unggul dalam pencapaian nilai selisih (gain score achievement) NEM b. Unggul dalam lomba karya ilmiah remaja
c. Unggul dalam lomba kreatifitas d. Unggul dalam lomba kesenian e. Unggul dalam lomba olah raga f. Unggul dalam disiplin
g. Unggul dalam aktivitas keagamaan dan h. Unggul dalam kepedulian sosial
Sedangkan Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik adalah :
a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga setiap siswa dapat berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki
b. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah
34
d. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa, sehingga sumber kearifan dalam bertindak.
e. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan komite sekolah.
3. Letak Geografis
Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali terletak di Desa Ringinlarik dengan luas area lebih
kurang 1.500 M2.
Untuk lebih jelasnya, Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik dibatasi oleh beberapa Desa dan dukuh, yaitu :
a. Sebelah Timur berbatasan dengan Dukuh Tugurejo, Desa Sukorejo Kecamatan Musuk
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Ciuntang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Dukuh Dijidan Desa Sruni
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Dukuh Turunan, Desa Ringinlarik Kecamatan Musuk
e. Dan Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik tepatnya di Dukuh Ringinlarik Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali
Untuk lebih jelasnya Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Ringinlarik terletak dijalan Raya Boyolali-Drajinan Km. 9
4. Struktur Organisasi
Islam.
TABEL II
STRUKTUR ORGANISASI YAYASAN PENDIDIKAN NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Nama
I Penasehat 1. Hj. Sri Sadarmi 2. H. Umaruddin S 3. Syamsuddin
II Ketua L H. Suwandi Hadi Sutamo 2. Bibit Mulyono
III Sekretaris 1. Drs. Umar Ma’ruf 2. Maksum, S. Ag IV Bendahara L Dimyanti Shaleh
2. Abdullah Ma’ruf
V Anggota 1. SugengWidodo
2. Abdul Wahab 3. Jumadi 4. Sukismo 5. M Basho’ir 6. Amri, S. Ag
b. Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam. TABEL III
STRUKTR ORGANISASI MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Nama
iiisiili 1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah
36
No Jabatan Nama
3. Sumardi Wakamad Humas Dan Kesiswaan
4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling 5. Abdullah MaTuf Bendahara sekolah
6. Sutrisno Kepala Tata Usaha
BAGAN
TABEL IV
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Nama Jabatan Keterangan
1 Jumadi Ketua Wali Murid
2 Imron Hartono, S. Ag Sekretaris Guru
3 Drs. Umar Ma’ruf Bendahara Guru
4 M. Basho’ir Anggota Wali Murid
5 Hj. Sri Sadari Anggota Sesepuh masyarakat
6 Mulyadi Anggota BPD
7 Suyanto Anggota Alumni
8 Untung Anggota OSIS
9 H. Umaruddin S Anggota Pengusaha
TABEL V
DAFTAR GURU DAN KARYAWAN MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
No Jabatan Nama
1. Suparmo, S. Pd Kepala Madrasah
2. Imron Hartomo, S. Ag Wakamad Kurikulum dan Sarana-Prasarana
3. Sumardi Wakamad Huma Dan Kesiswaan 4. M. Khaeroni, S. Ag Bimbingan dan Konseling 5. Abdullah Ma’ruf Bendahara sekolah
6. Sutrisno Kepala Tata Usaha
7 Jiyono Guru
38
No Jabatan Nama
9 Sumami, BA Guru
10 Dra. Yuni Astuti Guru
11 Dra. Masduki Drs. Guru
12 Drs. Masduki Guru
13 Drs. Umar Ma’ruf Guru
14 Sugeng, S. Ag Kepala Tata Usaha
15 Jumali Karyawan
TABEL VI
DAFTAR SISWA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM RINGINLARIK BOYOLALI
No Kelas L P Jumlah
1 I 16 21 37
2 II 23 17 40
3 III 23 22 45
4 IV 62 60 122
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana adalah sesuatu yang sangat penting dalam pendidikan atau proses belajar mengajar karena sarana dan prasarana banyak membantu memperlancar jalannya pendidikan yang bersangkutan jika digunakan sesuai dengan keadaan dan situasi sekolah yang
bersangkutan.
MTS Nurul Islam adalah sebagai berikut: a. Tanah
Adapun tanah terdiri dari : 1500 M2 Status kepemilikan : Hak pakai b. Gedung - Meja guru dan karyawan - Kursi guru dan karyawan - Papan tulis
40
Bola takraw : 2 buah Lempar lembing : 10 buah Tolak peluru : 3 buah
Cakram : 8 buah
TABEL VII
DAFTAR NAMA RESPONDEN KELAS II MTS NURUL ISLAM RINGIN LARIK MUSUK BOYOLALI TAHUN 2006
No. Nama Responden No. Nama Responden
1. Data Jawaban Angket Tentang Kompetensi Profesional Guru
Dari angket yang diberikan kepada responden dapat diperoleh jawaban sebagai berikut:
TABEL VIII
HASIL ANGKET TENTANG KOMPETENSI PROFESIONALGURU
42
No Frekuensi Nilai JumlahNilai Nominasi
A B C 3 2 1 profesionalguru, dari 10 pertanyaan dapat diperolehnilai tertinggi 28 dan nilai terendah 20, maka untuk mendapatkan nilai interval digunakan rumus sebagai berikut:
b. Kategori sedang : 23 - 25 (B/Baik) c. Kategori rendah : 20 - 22 (C/Cukup)
2. Hasil Angket Tentang Motivasi Belajar Aqidah Akhlak TABEL IX
HASIL ANGKET TENTANG MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL ISLAM 2006
44
No 3
I
u lEiiii», Nilai JumlahKi
Keterangan:
Xt = nilai tertinggi
Xr = nilai terendah
Ki = kolom interval
Jadi untuk mengetahui motivasi belajar aqidah akhlak siswa MTs Nurul Islam dapat dikategorikan sebagai berikut:
BABIY
ANALISA DATA
Seluruh data sudah terkumpul lengkap maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian.
1. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa. 2. Untuk mengetahui bagaimana variasi motivasi belajar aqidah akhlak siswa. 3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru terhadap motivasi
belajar aqidah akhlak siswa kelas II.
Berdasarkan ketiga tujuan tersebut di atas, maka untuk menganalisa tujuan pertama dan kedua penulis menggunakan rumus prosentase sebagai berikut:
P = — xl00%
N
Keterangan : P : prosentase
F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden
Sedangkan untuk mengetahui tujuan ketiga, penulis menggunakan rumus product moment, yaitu :
luX Y -
pxypY)
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X : kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa
Y : motivasi belajar siswa
XY : perkalian antara variabel X dan Y
N : jumlah sample A. Analisis Pertama
Pada analisa pertama penulis tabel untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa pada taraf tinggi, sedang dan rendah berdasarkan penggolongannya pada BAB III.
TABEL X
FREKUENSI PROSENTASE KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 2 6 -2 8 34 85%
2 Sedang 2 3 -2 5 5 12,5%
3 Rendah 2 0 -2 2 1 2,5%
Jumlah 40 100%
48
Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa maka penulis akan menyajikan tabel frekuensi per item soal dan prosentase kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa.
TABEL XI
FREKUENSI ALTERNATIF JAWABAN
DAN PROSENTASI KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
No v. item pertanyaan Frekuensi Prosentase
A B C A B C
1 Apakah dalam proses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai dengan pre tes ?
16 22 2 40% 55% 5%
2 Dalam menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak menggunakan media ?
36 4 0 90% 10% 0%
3 Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi pelajaran ?
29 10 1 72.5% 25% 2.5%
4 Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak yang anda rasakan ?
21 17 2 52.5% 42.5% 5%
5 Dalam menerangkan materi pelajaran, metode apa yang digunakan oleh guru aqidah akhlak
28 12 0 70% 30% 0%
6 Dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak anda dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa ?
27 13 0 67.5% 32.5% 0%
7 Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar ?
No Item Pertanyaan Fr ekuensi_i
A B C A B c
8 Apabila ada siswa yang belum paham tentang materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?
34 6 0 85% 15% 0%
9 Bagaimanakah cara guru aqidah akhlak anda meneliti pekerjaan anda ?
33 6 1 82.5% 15% 2.5%
10 Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu mengadakan tes ?
27 13 0 67.5% 32.5% 0%
Keterangan
1. Apakah dalam pioses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai dengan pre tes ?
Yang menjawab selalu dan pasti 40% kadang-kadang 55% tidak pernah 5%,
2. Dalam menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak menggunakan media ?
Yang menjawab selalu dan pasti 90%kadang-kadang 10% tidak pernah 0% 3. Bagaimanakah guru aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi
pelajaran ?
50
4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak yang anda rasakan ?
Yang menjawab menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami 52,5% menyenangkan karena penuh humor 42,5% menjemukan karena pelajarannya monoton 5%.
5. Dalam menerangkan materi pelajaran, metode apa yang digunakan oleh guru aqidah akhlak
Yang mnejawab ceramah tanya jawb dan pemberian tugas 70% ceramah dan hafalan 30% mencatat melulu 0%.
6. Dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak anda dapat menjawab pertanyaan yang muncul dari siswa ?
Yang menjawab selalu dapat menjawab 67,5% kadang-kadang 32,5% tidak pernah dapat menjawab 0%.
7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar ?
Yang menjawab diberi pujian 90% diberi pertanyaan kembali 10% diam saja 0%.
8. Apabila ada siswa yang belum paham tentarg materi pelajaran apakah guru aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?
Yang menjawab ya bersedia 85% kadang-kadang 15% tidak mau menerangkan kembali 0%
yang sukar saja 15% tidak dibahas 2,5%.
10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu mengadakan tes ?
Yang menjawab selalud an pasti mengadakan 67,5% kadang-kadang 32,5% tidak pernah 0%.
y’
B. Analisa Kedua
Analisa kedua ini dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2006 dengan volume tinggi, sedang dan rendah. Analisa ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
TABEL XII
MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA KELAS II MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi 2 6 -2 8 28 70%
2 Sedang 2 3 -2 5 7 18%
3 Rendah 2 0 -2 2 5 13%
Jumlah 40 100%
52
TABEL XIII
FREKUENSI PROSENTASI MOTIVASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
No Item Pertanyaan Frekuensi Prosentase
A B C A B C
1 Apakah anda sering membaca/belajar buku aqidah akhlak selain buku paket ?
16 23 1 40% 57.5% 2.5% kelompok dalam pelajaran aqidah akhlak anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai baik ? baik dalam pelajaran aqidah akhlak. Apakah anda berusaha lebih giat belajar aqidah akhlak ?
23 15 2 57.5% 37.5% 5%
6 Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek aqidah akhlak ?
25 14 1 62.5% 35% 2.5%
7 Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar aqidah akhlak ?
32 6 2 80% 15% 5%
8 Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru aqidah akhlak anda setiap kali mendapatkan kesulitan belajar aqidah akhlak ?
No Item Pertanyaan mencukupi apakah anda berusaha mencari buku di perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikannya ?
21 16 3 53% 40% 7.5%
Keterangan
1. Apakah anda sering membaca^elajar buku aqidah akhlak selain buku paket ?
Yang menjawab ya, sering 40% kadang-kadang 57.5% tidak pernah 2.5% 2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhlak. Apakah anda meraa
wajib untuk belajar ?
Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah 2.5%
3. Bila mendapat tugas individu atau kelompok dalam pelajaran aqidah akhlak anda berusaha mengerjakan sebaik mungkin agar mendapat nilai baik ?
Yang menjawab ya, sering 82.5% kadang-kadang 15% tidak pernah 2.5% 4. Apakah anda merasa bahwa kegiatan belajar aqidah akhlak di dalam kelas
adalah membosankan ?
54
5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik dalam pelajaran aqidah akhlak. Apakah anda berusaha lebih giat belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, giat 57.5% kadang-kadang giat 37.5% tidak pernah giat 5%
6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, sering 62.5% kadang-kadang 35% tidak pemah2.5% 7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab berusaha memecahkan sendiri 80% bertanya pada guru atau teman 15% meninggalkan begitu saja 5%
8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru aqidah akhlak anda setiap kali r
mendapatkan kesulitan belajar aqidah akhlak ?
Yang menjawab ya, sering 70% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 2.5% 9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru aqidah akhlak anda berusaha
menyelesaikan tepat waktu ?
Yang menjawab ya, sering 65% kadang-kadang 27.5% tidak pernah 7.5% 10. Jika buku aqidah akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha
mencari buku di perpustakaan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikannya ?
Analisis kegiatan ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan komeptensi profesional guru terhadap motivasi belajar aqidah akhlak siswa kelas II MTs Nurul Islam Ringin Larik Musuk Kabupaten Boyolali tahun 2006.
Adapun analisa yang digunakan adalah korelasi product moment. Adapun langkah-langkah operasional penggunaan rumus tersebut adalah :
TABEL IV
56
1077 1037 29101 27065 27972
Dari tabel di atas dapat diperoleh
koefisien korelasi product moment sebagai berikut:
7(29101 - 28998,2)(27065 - 26884,23)
50,78
58
Dengan demikian r^ = 0,373 > r tabel = 0,312. Menurut Sutrisno Hadi, bila nilai r yang kita peroleh dalam penelitian sama atau lebih besar dari nilai r product moment berarti signifikan.
Jdi dari perhitungan dengan rumus korelasi product moment dan setelahmelihat nilai r tabel taraf signifikan 5% dapat diketahui bahwa nilai rxy
lebih besar dari nilai r tabel 5%. Ternyata antara variabel X (Kompetensi profesional guru) dengan variabel Y (motivasi belajar aqidah akhlak) ada hubungan yang positif, yang berarti telah terbukti adanya korelasi antara variabel kompetensi profesional guru dengan motivasi belajar aqidah akhlak.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisa data pada bab IV diperoleh kesimpulan di ‘mana kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari tujuan penelitian yangh ada Bab I. Adapun kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi profesional guru menurut penilaian siswa yaitu : - Kategori tinggi 85 %
- Kategori sedang 12,5 % - Kategori rendah 2,5 %
2. Variasi motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II yaitu : - Kategori tinggi 70 %
- Kategori sedang 18 % - Kategori rendah 13 %
Dari data tersebut menunjukkan bahwa motivasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas II MTS Nurul Islam Ringin Larik ada hubungan.
3. Berdasarkan pada analisa ketiga yaitu dengan rumus korelasi product moment diperoleh hasil r^ = 0,373 yang lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% (0,312). Dengan demikian hipotesa yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikansi antara kompetensi profesional guru terhadap minat belajar diterima, terbukti karena r hitung lebih besar dari r
tabel.
60
B. Saran-Saran
1. Untuk Peserta Didik
a. Untuk menambah pengetahuan tentang pendidikan Aqidah Akhlak. Maka perlu bagi siswa untuk meningkatkan intensitasnya dalam belajar terutama pelajaran Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak adalah bagian dari pelajaran pendidikan Agama Islam.
b. Siswa hendaknya meningkatkan lagi semangatnya dalam balajar Aqidah Akhlak. Karena Aqidah Akhlak akan sangat bermanfaat bagi siswa di dunia dan di akhirat kelak.
2. Untuk Pendidik
a. Pihak guru perlu meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan materi pelajaran Aqidah Akhlak, sehingga peserta didik akan lebih mudah menerima pelajaran dan lebih semangat mengikuti pelajaran Aqidah Akhlak
b. Guru Aqidah Akhlak seyogyanya mampu menjadi suri tauladan bagi para peserta didiknya, agar peserta didik terdorong juga untuk mengamalkan apa yang telah dipelajari.
3. Untuk Orang Tua
a. Orang tua perlu terus mendorong dan membimbing putra-putrinya dalam belajar.
SISWA KELAS III MTs NURUL ISLAM RINGINLARIK MUSUK BOYOLALI
TAHUN 2006
Biodata Responden
Nama : ___________________________ Jenis Kelamin : ___________________________
s
A. Petunjuk Pengisian
• 1. Sebelum mengerjakan angka isilah biodata anda dahulu !
2. Jawablah pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada jawaban yang tepat menurut anda !
3. jawaban anda tidak mempengaruhi nilai raport!
4. Atas partisipasi anda dalam pengisian angket ini penulis ucapkan terima kasih - f
B. Pertanyaan tentang kompetensi profesional guru Aqidah akhlak
1. Apakah dalam proses belajar mengajar guru aqidah akhlak selalu memulai dengan pre tes ?
a. selalu dan pasti b. kadang - kadang c. tidak pernah
2. Dalam menyampaikan mater pelajaran apakah guru Aqidah akhlak anda menggunakan media ?
3. Bagaimanakah guru Aqidah akhlak anda dalam menerangkan materi ? a. menerangkan dengan cenderung membaca buku
b. menerangkan dengan membaca buku dan banyak memberikan contoh c. menerangkan sekilas dan mencatat
4. Bagaimanakah suasana kegiatan belajar mengajar Aqidah akhlak yang ada rasakan ?
a. Menyenangkan sebab penjelasan guru mudah dipahami b. Menyenangkan karena penuh humor
c. Menjemukan karena pelajarannya menonton
5. Dalam menerangkan materi pelajaran metode apa yang digunakan oleh guru Aqidah Akhlak ?
a. Ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas b. Ceramah dan hafalan
c. Mencatat melulu
6. dalam setiap menyampaikan materi pelajaran apakah guru Aqidah akhlak anda dapat menjawab yang muncul dari siswa ?
a. selalu dapat menjawab b. kadang - kadang
c. tidak pernah dapat menjawab
7. Bagaimanakah tanggapan guru bila ada siswa yang mampu menjawab^ pertanyaan dengan benar ?
a. Diberi pujian
b. Diberi pertanyaan kembali c. Diam saja
8. Apabila ada siswa yang belum paham tentang materi pelajaran apakah guru > Aqidah akhlak anda bersedia menerangkan kembali ?
a. ya bersedia b. kadang-kadang
c. tidak dibahas
10. Apakah setiap akhir pertemuan guru aqidah akhlak anda selalu mengadakan tes ?
a. selalu dan pasti b. kadang - kadang c. tidak pernah
C. Pertanyaan tentang motivasi belajar Aqidah akhlak
1. Apakah anda sering membaca / belajar buku aqidah akhlak selain buku paket ?
a. ya sering
b. kadang - kadang c. tidak pernah
2. Walaupun tidak ada tugas dari guru aqidah akhklak apakah anda merasa wajib • untuk belajar ?
a. ya sering
b. kadang - kadang c. tidak pernah
c. kadang - kadang
5. Jika anda mendapat nilai ulangan yang baik / jelek dalam pelajaran Aqidah akhlak apakah anda berusaha lebih giat belajar Aqidah ?
a. ya giat
b. kadang - kadang c. tidak pernah
6. Apakah anda senang melakukan kegiatan praktek Aqidah akhlak ? a. ya sering
b. kadang - kadang c. tidak pemah
7. Apa yang anda lakukan ketika kesulitan belajar Aqidah Akhlak ? a. Berusaha memecahkan sendiri
b. Bertanya pada guru atau teman c. Meninggalkan begitu saja
8. Apakah anda merasa diperhatikan oleh guru Aqidah akhlak anda setiap kali mendapat kesulitan belajar Aqidah akhlak ?
a. ya sering
b. kadang - kadang c. tidak pemah
9. Apakah setiap kali diberi tugas oleh guru Aqidah Akhlak anda berusaha menyelesaikan tepat waktu ? ^
a. ya sering
b. kadang - kadang c. tidak pemah
10. Jika buku Aqidah Akhlak anda tidak mencukupi apakah anda berusaha mencari buku diperpustakaan yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikannya
a. ya sering
Al Mughiroh, Bukhori bin Bardah, Shohih Bukhari, Juz 1- 2, Toha Putra, Semarang.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta, 1991.
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Hadi, Sutrisno, Methodologi Research 2, Andi Offset, Yogyakarta, 1982.
Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru dan Konsep Strategi, Mandar Maju, Bandung, 1991.
Hasan, Chalijah, Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan, Al Ikhlas, Surabaya,
Koencoroningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat,PT. Gramedia, Jakarta,
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Rieneke Cipta, Jakarta, 1997. Poerwadarminto, WJS., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta,
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1987. Samana, Profesionalisme Keguruan, Kanisus, Yogyakarta, 1994.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, Rajawali Pers., Jakarta, 1994.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung,
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1995.
•* ;
Tim Penyusun Kamus besar bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta, 1991.
Usman, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung. 1994.
1994.
1986.