• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan Akhlakul Karimah Pada Siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan Akhlakul Karimah Pada Siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016 - Test Repository"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

i

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA MI

MIFTAHUL HUDA KEC. PULOKULON KAB. GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

UMUL AULIYAH

115 11 066

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA

DENGAN AKHLAKUL KARIMAH PADA SISWA MI

MIFTAHUL HUDA KEC. PULOKULON KAB. GROBOGAN

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

UMUL AULIYAH

115 11 066

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

َ ي

َب هْي ل عَُة رب جِهْلا وَُسبَّنلاَب هُدْىُق وَاًرب نَْمُكِلْه ا وَْمُكِسُفْن اَاْىُقََاْىُن مَ أَنْيِذَّلاب هُّي اَب

َمْيِزْحَّتلا(َ نْوُز مَْؤُيَب مَ نْىُل عْف ي وَْمُه ز م اب مَ اللهَ نْىُصْع يَ لاٌَدا دِشٌَظ لاِغَُة كِئ ل م

َ:

6

)

wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan

batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras yang tidak

durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan kepada

mereka dan selalu mengerjaka

n apa yang diperintahkan” Q.S AT

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahan skripsi ini kepada :

1. Bapak dan mamak tercinta (Syamsudin dan Minarsih) yang hingga kini ananda belum bisa membalas segenap curahan kasih sayang, tetesan keringat, air mata dan doa dengan penuh keikhlasan, semoga beliau tetap dalam limpahan rahmat-Nya, aamiin.

2. Saudara-saudaraku (latifah dan asep) yang telah memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Sahabat-sahabatku nurul, evi, nila, mbak shol dan teman-teman PGMI angkatan 2011 yang selalu bersama dalam suka dan duka.

4. Keluarga kamar 9 tersayang mb fafa, mb eva, zum dan juga keluarga besar Pondok Pesantren Al-Muntaha yang selama ini selalu memberikan dukungan dan semangat.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميحزلا همحزلا الله مسب

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat allah swt atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada nabi muhammad saw.

Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA DENGAN AKHLAKUL KARIMAH SISWA MI MIFTAHUL HUDA KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN

AJARAN 2015/2016”.

Sebagai manusia yang serba kekurangan, penulis sadar bahwa skripsi ini merupakan tugas yang tidak mudah dan tidak akan terlaksana tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

(10)

x

4. Ibu Siti Farikhah, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Dosen dan karyawan IAIN Salatiga

6. Bapak Ahmad Halimi S.Ag. selaku kepala sekolah MI Miftahul Huda Jambon Kec Pulokulon Kab Grobogan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk meneliti.

7. Guru dan karyawan MI Miftahul Huda Jambon Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang telah banyak membantu dalam melaksanakan penelitian.

Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari allah swt, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan pada khususnya penulis.

Salatiga, Maret 2016

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...

i

HALAMAN BERLOGO ...

ii

HALAMAN JUDUL ...

iii

PENGESAHAN PEMBIMBING ...

iv

HALAMAN PENGESAHAN ...

v

KEASLIAN TULISAN ...

vi

HALAMAN MOTTO ...

vii

PERSEMBAHAN ...

viii

KATA PENGANTAR ...

ix

DAFTAR ISI

...

xi

ABSTRAK

...

xiii

DAFTAR TABEL ...

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ...

xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...

1

B. Rumusan Masalah ...

4

C. Tujuan Penelitian ...

5

D. Hipotesis

...

5

(12)

xii

F. Definisi Operasional ...

7

G. Metode Penelitian ...

9

H. Sistematika Penulisan ...

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku Keagamaan Orang Tua ...

16

B. Akhlakul Karimah ...

25

C. Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan

Akhlakul Karimah...

37

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

...

40

B. Penyajian Data ...

44

BAB VI Analisis Data

A. Analisis Pertama ...

52

B. Analisis Kedua ...

61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...

67

B. Saran

...

78

DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

ABSTRAK

Auliyah, Umul. 2016. “Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan

Akhlakul Karimah Pada Siswa MI Miftahul Huda Kecamatan

Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016”. Skripsi.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Hj. Siti Farikhah, M. Pd.

Kata Kunci : Perilaku Keagamaan Orang Tua dengan Akhlakul Karimah Siswa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 2). Bagaimanakah akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016? 3). Apakah ada hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah pada siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016?

Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif Korelatif. Penelitian ini di lakukan di MI Miftahul Huda Jambon. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket, observasi dan dokumentasi. Obyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V dan VI yang berjumlah 64 orang. Analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment.

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar sarana prasarana MI Miftahul Huda ... 42

Tabel 3.2 Daftar guru MI Miftahul Huda ... 43

Tabel 3.3 Jumlah siswa MI Miftahul Huda ... 43

Tabel 3.4 Daftar nama responden MI Miftahul Huda ... 45

Tabel 3.5 Daftar jawaban angket perilaku keagamaan orang tua siswa 47

Tabel 3.6 Daftar jawaban angket akhlakul karimah siswa ... 50

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi jawaban perilaku keagamaan orang tua 53

Tabel 4.2 Daftar nilai perilaku keagamaan orang tua ... 53

Tabel 4.3 Prosentase perilaku keagamaan orang tua ... 56

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi jawaban akhlakul karimah siswa ... 58

Tabel 4.5 Daftar nilai akhlakul karimah siswa ... 58

Tabel 4.6 Prosentase akhlakul karimah siswa ... 61

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Perilaku Keagamaan Orang Tua ... 71

Lampiran 2 Angket Akhlakul Karimah Siswa ... 74

Lampiran 3 Nota Pembimbing ... 77

Lampiran 4 Surat Pengantar Lembaga ... 78

Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ... 79

Lampiran 6 Lembar Konsultasi ... 80

Lampiran 7 Lembar SKK ... 82

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam GBHN (ketetapan MPR No. IV/MPR/1993), berkenaan dengan pendidikan dikemukakan antara lain sebagai berikut: “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah” (Zakiah Daradjat, 2010:35)

Muhammad Quthb, dalam Kitab Manhaj Tarbiyah Islamiyah (dalam Khalid Ahmad Syatut, 2007:17), mengatakan bahwa rumah, keluarga, sekolah, jalan, dan lingkungan merupakan pilar pendidikan utama. Akan tetapi, rumah dan keluarga merupakan institusi paling pertama yang dapat memberikan pengaruh kepada anak. rumah dan keluarga juga pilar yang paling kuat dibandingkan dengan pilar yang telah disebut diatas. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dibandingkan ditempat lainnya sehingga orang tua menjadi sosok yang yang paling dominan mempengaruhinya.

(17)

2

merupakan pembimbing pertama yang mula-mula dikenal anak. oleh karena itu, Rasul Allah SAW. Menekankan bimbingan itu pada tanggung jawab kedua orang tua.

Dalam sabda Rasul Allah SAW.

م

“Setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (suci).

Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi” (H.R. Bukhari).

(18)

3

membalut jiwa anak menjadikannya insan-insan yang penuh iman dan taqwa kepada Allah Swt.

Anak-anak yang tumbuh dan dibesarkan didalam rumah yang dibangun dengan dasar ketaqwaan, ketaatan dan keinginan menegakkan syari‟at Allah maka anak-anak akan meniru kebiasaan orang tua dan

akhirnya terbiasa hidup Islami (Syaiful Bahri Djamarah, 2004:19)

Pada zaman sekarang ini, tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan akhlak anak menjadi semakin penting mengingat banyaknya sendi kehidupan sosial yang keluar dari tujuan pendidikan, khususnya tujuan pendidikan Islam, baik itu berupa pengaruh media siaran radio, tayangan televisi dan internet atau media sosial yang sedang berkembang dengan pesatnya.

Namun, banyak orang tua beranggapan bahwa tanggung jawab mendidik anak merupakan sepenuhnya tanggung jawab sekolah. Orang tua menginginkan anaknya tumbuh menjadi insan yang beriman dan berakhlaqul karimah, tetapi orang tua tidak memberikan bekal ilmu pengetahuan agama yang mencukupi disebabkan karena pengetahuan, pengalaman dan pengamalan agama orang tua yang rendah.

(19)

4

Berdasarkan pada pembahasan di atas perilaku keagamaan orang tua sebagai pendidik pertama sekaligus sebagai pengontrol terhadap akhlakul karimah yang diterima anak disekolah beserta bimbingan keagamaan orang tua serta pemecahannya, peneliti tertarik mengkaji dan meneliti masalah tersebut pada penelitian yang bersifat kuantitatif :

“HUBUNGAN PERILAKU KEAGAMAAN ORANG TUA TERHADAP

AKHLAKUL KARIMAH SISWA MI MIFTAHUL HUDA JAMBON PULOKULON KAB GROBOGAN TAHUN AJARAN 2015”.

B.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016?

2. Bagaimanakah akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016?

(20)

5

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji :

1. Untuk mengetahui perilaku keagamaan orang tua pada siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan tahun ajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

3. Untuk mengetahui hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

D.

Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan jawaban kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian (Arikunto Suharsimi, 2005: 55). Kesimpulan atau jawaban hipotesis penelitian dari pertanyaan rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:

(21)

6

E.

Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Manfaat yang dicapai dari hasil penelitian adalah sebagai bahan pengembangan khasanah teoritis dikalangan pelaku pendidikan. b. Sebagai bahan masukan para da‟i, kyai atau ustadz, konselor Islam,

keluarga dan pemerintah untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka memperdayakan fungsi pendidikan keluarga sebagai mitra pendidikan sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan agama Islam.

c. Mampu menambah khasanah keilmuan tentang pendidikan agama khususnya strategi pada pengembangan pembelajaran pendidikan agama disekolah melalui hubungan timbal balik pendidikan keluarga.

2. Secara Praktis

a. Bagi lembaga pendidikan dapat memantau perilaku para siswanya dengan meningkatkan tingkat religiusitas para siswanya.

b. Bagi para guru, dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan dalam peningkatan perilaku siswa.

(22)

7

F.

Definisi Operasional

Beberapa istilah penting yang ditegaskan pada penelitian ini adalah: 1. Perilaku Keagamaan

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007:859).

Agama ialah kepercayaan terhadap Tuhan yang dinyatakan dengan mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan permohonan dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdsasarkan ajaran agama itu (Muhammad Daud Ali, 2008:40).

Jadi perilaku keagamaan adalah aktivitas atau tanggapan seseorang dalam melaksanakan rutinitas harian berdasarkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Orang Tua

Orang tua adalah ayah dan ibu (KBBI, 2007:802). Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan (Zakiah Daradjat, 2010:35)

(23)

8

Setiap orang tua hendaknya menjadi cermin yang baik bagi kehidupan anak-anaknya, karena dari situlah awal pembentukan pribadi anak untuk masa dewasa (Nur Ahid, 2010:154).

3. Akhlakul Karimah

Secara linguistik (bahasa) kata akhlak merupakan isim jamid atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlak adalah jamak dari kata khilqun atau khuluqun yang artinya perangai / watak.

Pengertian akhlak secara istilah adalah:

Menurut Ibn Maskawih dalam buku Abuddin Nata, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:2)

Menurut Imam Ghozali, Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:3)

Menurut Ibrahin Anis, akhlak adalah sifat yang tertanan dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan (Abuddin Nata, 2002:4).

(24)

9

hari. selanjutnya kata al karimah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skalanya besar, seperti menafkahkan harta dijalan Allah, berbuat baik pada orang tua dan lain sebagainya (Abuddin Nata, 2002: 119)

G.

Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian berjudul hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan tahun ajaran 2015 ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional, artinya peneliti mengumpulkan data dengan mengadakan survei lapangan kemudian dicari hubungan antar variabel. Dilihat dari jenisnya, penelitian yang peneliti angkat termasuk jenis penelitian korelasional yang sifatnya melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas berupa perilaku keagamaan orang tua (X) dengan variabel terikat yaitu akhlakul karimah siswa (Y).

2. Waktu Penelitian dan Lokasi

(25)

10

waktu yang penulis gunakan untuk penelitian 5 Januari 2016 sampai selesai dalam memperoleh data.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan (Nurul Zuriah, 2007:116). Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa MI Miftahul Huda yang berjumlah 202 siswa.

Adapun sampel penelitian ini adalah kelas V yang berjumlah 35 siswa dan kelas VI yang berjumlah 29 siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2016/2015 yang berjumlah 64 siswa.

Dalam penelitian ini penulis menentukan responden dengan menggunakan teknik sampel bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.

Alasan penulis mengambil responden dari kelas 5 dan 6 karena dikelas tinggi ini peserta didik sudah bisa memahami soal. Sehingga akan memudahkan mereka dalam menjawab pertanyaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Angket atau kuesioner

(26)

11

pula titik-titik kosong untuk menampung kemungkinan-kemungkinan jawaban yang belum tersedia.

Teknik angket atau kuesioner digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi mengenai perilaku keagamaan orang tua dan perilaku akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan (Nurul Zuriah, 2007:179). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap atau penunjang.

c. Dokumentasi

Yaitu cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori, pendapat, dalil atau hukum yang berhubungan dengan masalah penelitian (Nurul Zuriah, 2007:179). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap atau penunjang, untuk mendapatkan data profil sekolah.

5. Instrumen Penelitian

(27)

12

tersebut disusun penulis dibatasi dengan indikator-indikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini:

a. Variabel Independent (X) perilaku keagamaan orang tua dengan indikator:

1) Sholat Fardhu. (Farkhani, 2013:41) 2) Puasa. (Farkhani, 2013:77).

3) Membaca Al-Qur‟an.(Munjahid, 2007:25) 4) Pergaulan Sosial.(Umiarso dan Haris, 2010:87)

5) Akhlak kepada Tuhan, Manusia dan Alam.(Mohammad Daud Ali, 2008:370).

b. Variabel Dependent (Y) akhlakul karimah siswa dengan indikator: 1) Akhlakul karimah terhadap Tuhan, mencakup: sholat fardu,

puasa dan membaca al-qur‟an (Umiarso dan Haris, 2010:111). 2) Akhlakul karimah terhadap Orang Tua (Mohammad Daud Ali,

2008:357).

3) Akhlakul karimah terhadap Diri Sendiri (Umiarso dan Haris, 2010:112).

4) Akhlakul karimah terhadap Orang Lain (Zakiah Darajat, 2010:59).

(28)

13 6. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Pada tahap ini peneliti memberikan gambaran deskriptif tentang perilaku keagamaan dan akhlakul karimah siswa. Kemudian juga membahas pengumpulan data mentah dari angket penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel dan diberi skor pada setiap alternatif jawaban responden, yaitu dengan mengubah data-data tersebut ke dalam bentuk angka kuantitatif.

Keterangan: P :prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Subyek 100% : Bilangan Konstanta

Rumus diatas digunakan untuk menjawab rumusan masalah perilaku keagamaan orang tua dan akhlakul karimah anak.

b. Analisis Product Moment

(29)

14 Keterangan :

: Koefisien korelasi antara X dan Y XY : Produk dari X kali Y

X : Nilai Variabel X Y : Nilai Variabel Y

N : Jumlah subyek yang diteliti

Digunakan untuk menjawab hipotesis masalah. Adakah hubungan perilaku keagamaan orang tua terhadap akhlakul karimah.

H.

Sistematika Penulisan

Dalam memberikan gambaran umum mengenai isi penelitian skripsi ini, perlu dikemukakan garis besar pembahasan melalui sistematika skripsi. Adapun skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:. 1. Bagian isi, meliputi:

Bab I Pendahuluan, berisi : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Definisi Operasional, dan Metode Penelitian.

Bab II Kajian Pustaka, berisi :

(30)

15

B. Pengertian akhlakul karimah, sumber akhlak, pengertian pembentukan akhlak, metode pembentukan akhlak, manfaat akhlak mulia dan macam-macam akhlakul karimah.

C.Hubungan atau kaitan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah.

Bab III Hasil Penelitian, meliputi : Gambaran Umum Lokasi, Subjek Penelitian dan Penyajian Data.

Bab IV Analisis Data penelitian A. Analisis Deskriptif B. Pengujian Hipotesis

(31)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perilaku Keagamaan Orang Tua

1. Pengertian Perilaku Keagamaan a. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (KBBI, 2007:859).

b. Pengertian Agama

Secara sederhana, pengertian agama dapat dilihat dari sudut kebahasaan (etimologis) dan sudut istilah (terminologis). Pengertian agama dari segi bahasa yang diberikan Harun Nasution dalam buku Abuddin Nata (2010: 9-10), Menurutnya dalam masyarakat Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata din dari bahasa arab dan kata religi dalam bahasa eropa. Kata agama tersusun dari dua kata, a = tidak dan gam = pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, diwarisi secara turun- temurun.

Selanjutnya, din dalam bahasa semit berarti undang-undang atau hukum. Dalam bahasa arab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan.

(32)

17

terkandung dalam istilah diatas adalah ikatan. Agama memang mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan adalah suatu tanggapan atau reaksi yang dilaksanakan berdasarkan ajaran agama yang harus dipegang dan dipatuhi oleh seseorang.

2. Dimensi Perilaku Keagamaan Orang Tua

Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tapi juga ketika melakukan aktivitas lain yang didorong oleh kekuatan agama. Bukan hanya yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dilihat oleh mata, tapi juga aktivitas yang tak tampak dan terjadi dalam hati seseorang. Karena itu, keberagamaan seseorang akan meliputi berbagai macam atau dimensi.

Menurut Glock & Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu:

a. Dimensi Keyakinan

(33)

18

mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga tradisi-tradisi dalam agama yang sama.

b. Dimensi Praktik Agama

Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting, yaitu:

1) Ritual, mengacu kepada seperangkat ritus, tindakan keagamaan formal dan praktek-praktek suci yang semua mengharapkan para pemeluk melaksanakan.

2) Ketaatan, ketaatan dan ritual bagaikan ikan dan air, meski ada perbedaan penting. Apabila aspek ritual dari komitmen sangat formal dan khas publik, semua agama yang dikenal juga mempunyai perangkat tindakan persembahan dan kontemplasi personal yang relatif sopan, informal, dan khas pribadi.

c. Dimensi Pengamalan

(34)

19

beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subyektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supranatural).

d. Dimensi Pengetahuan Agama

Dimensi ini mengacu pada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan antara satu dengan yang lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimanya. e. Dimensi Pengamalan atau Konsekuensi

Kensekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi yang sudah dibicarakan diatas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari (Ancok dan Suroso, 2001:76-77)

Untuk memahami islam dan ummat islam, konsep yang tepat adalah konsep yang mampu memahami adanya beragam dimensi dalam beriman.

(35)

20

disejajarkan dengan syariah dan dimensi pengamalan disejajarkan dengan akhlak (Ancok dan Suroso, 2001:80)

3. Bentuk - Bentuk Perilaku Keagamaan Orang Tua

Pada pembahasan ini penulis hanya akan membatasi perilaku keagamaan orang tua sebagai ibadah ritualistik, yaitu:

a. Sholat 5 waktu (Farkhani, 2013:41) b. Puasa (Farkhani, 2013:77).

c. Kebiasaan membaca Al-Qur‟an (Munjahid, 2007:25) d. Pergaulan Sosial (Umiarso dan Haris, 2010:87)

e. Akhlak Terhadap Tuhan, Manusia dan alam sekitar (Mohammad Daud Ali, 2008:370).

Selanjutnya akan diuraikan penjelasan-penjelasan mengenai ketiga hal tersebut diatas sebagai berikut:

a. Sholat lima waktu

Dalam Islam, shalat merupakan amalan pertama yang dibebankan kepada setiap orang setelah bersyahadat dan identitas utama yang kasat mata bagi seseorang yang mengaku dirinya seorang muslim.

(36)

21

ia melakukan shalat sehingga orang tersebut tidak ikut menshalati ketika seseorang itu meninggal dunia.

Inti dari ajaran shalat adalah do‟a sebagaimana makna

harfiah dari shalat itu sendiri dan hampir seluruh bacaan-bacaan dalam shalat berisi tentang do‟a. Adapun makna istilah dari

shalat adalah ibadah dalam rangka mendekatkan diri pada Allah dengan melakukan gerakan dan bacaan tertentu yang didahului oleh takbir dan diakhiri dengan salam.

Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib untuk dikerjakan kepada setiap muslimin dan muslimat yang telah memenuhi syarat tertentu.

Shalat lima waktu memiliki keutamaan yang besar dan mendasar bagi seluruh amalah setiap muslim. Diantara keutamaan shalat adalah:

1. Shalat merupakan tiang agama

“Pokok persoalan adalah islam dan tiangnya adalah shalat

dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah” (HR.Muslim)

2. Sebagai pembeda identitas dengan orang kafir 3. Sebagai penghapus dosa

4. Sebagai amal yang pertama kali diperhitungkan pada hari kiamat

(37)

22 b. Puasa

Dalam ajaran islam, puasa dikenal dengan terma al shiyam, alshiyam secara terminologi berarti al imsak (menahan). Makna dari al imsak ini sekedar menahan untuk melakukan sesuatu pada batas waktu yang ditentukan, bukan melarang untuk melakukannya.

Secara etimologi adalah menahan diri dari segala perbuatan yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari.

Al shiyam atau puasa merupakan bagian dari rukun islam dan kewajiban yang harus dikerjakan oleh setiap orang muslim yang telah baligh ketika bulan ramadhan datang (Farkhani, 2013:77).

Ada beberapa keutamaan bagi orang yang menjalankan puasa, yaitu:

1) Puasa sebagai tameng (penahan) untuk melakukan perbuatan maksiat

2) Puasa dapat memberikan syafaat bagi pelakunya pada hari kiamat

3) Mendapat ampunan dan pahala yang besar 4) Amalan paling baik yang tidak ada tandingannya

(38)

23

c. Membaca Al-Qur‟an

Al-Qur‟an dari segi bahasa menurut A.W. Munawir Al -Qur‟an berarti bacaan. Sedangkan menurut M. Hasbi Ash

Shadieqy, Al-Qur‟an berarti yang dibaca.

Al-Quran dari segi istilah menurut Muhammad Ali Ash-Shobuny, Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang melemahkan tantangan musuh (mu‟jizat) yang diturunkan kepada Nabi atau

rasul yang terakhir dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam beberapa mushaf, dipindahkan kepada kita secara mutawatir, merupakan ibadah dengan membacanya, dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas. Menurut M. Hasbi Ash-Shadiqie, Al-Qur‟an adalah wahyu ilahi yang diturunkan kepada nabi Muhammad s.a.w. yang telah disampaikan kepada kita umatnya dengan jalan mutawatir, yang dihukumi kafir orang yang mengingkarinya (Munjahid, 2007:25-26)

Ada beberapa keutamaan bagi orang yang membaca Al-Qur‟an :

1. Nilai pahala, kegiatan membaca al-qur‟an per satu hurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan ini dapat dilipat gandakan hingga sepuluh kebaikan.

(39)

24

4. Menjadi nur (cahaya) sekaligus menjadi simpanan di akhirat.

5. Malaikat akan turun memberikan rahmat dan ketenangan (Ahmad Syarifudin, 2004:46-47).

d. Pergaulan Sosial

Manusia pada dasarnya adalah individu-individu yang mempunyai kecenderungan untuk bermasyarakat. Kehidupan akan bermakna bilamana dia hidup ditengah-tengah manusia lain. Oleh sebab itu, Imam Qastalani menyatakan bahwa salah satu cabang dari iman seseorang adalah kemampuannya bermasyarakat. Demikian pula tuhan akan memberikan kehidupan yang baik dan kemurahan rezeki bagi orang yang selalu mengadakan kontak sosial dan silaturrahmi (Umiarso dan Haris, 2010:87)

e. Akhlak terhadap Tuhan, Manusia dan Alam Sekitar

(40)

25

Hubungan antar manusia dengan dengan manusia lain dalam masyarakat dapat dipelihara, antara lain dengan suka tolong menolong, bersikap ramah dan suka memafkan (Mohammad Daud Ali, 2008:370).

B.

Akhlakul Karimah Siswa

1. Pengertian Akhlakul Karimah

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologik (istilah).

Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi mazid af‟ala, yuf‟ilu, if‟alan yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi‟ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al „adat (kebiasaan, kelaziman) al

muru‟ah (peradaban yang baik), dan al din (agama).

(41)

26

disebutkan diatas. Baik kata akhlaq atau khuluq kedua duanya dijumpai pemakaiannya baik dalam al qur‟an, maupun al hadis,

sebagaimana dalam firman allah dalam surat al qalam ayat 4 dan surat as syu‟ara ayat berikut:

َ

budi pekerti, sedangkan ayat kedua menggunakan kata akhlaq untuk arti adat kebiasaan. Dengan demikian kata akhlaq atau khuluq secara kebahasaan berarti budi pekerti, adat kebiasaan, perangai, muru‟ah atau segala sesuatu yang sudah menjadi tabiat.

Pengertian akhlaq dari sudut kebahasaan ini dapat membantu dalam menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah.

(42)

27 melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sementara itu Imam al Ghazali (1059-1111M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dari berbagai paham yang menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Maskawaih, mengatakan, akhlak adalah:

ع

macam perbuatan dengan gampang dan mudah. Tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, dalam Mu‟jam al wasith, ibrahim anis mengatakan bahwa akhlak adalah:

(43)

28

Sifat-sifat manusia yang terdidik (Abuddin Nata, 2004:1-5)

Jadi akhlaq adalah sifat manusia yang terdidik yang menimbulkan macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran

Kata al karimah digunakan untuk menunjukkan pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari- hari. selanjutnya kata al karimah ini biasanya digunakan untuk menunjukkan perbuatan terpuji yang skalanya besar, seperti menafkahkan harta dijalan Allah, berbuat baik pada orang tua dan lain sebagainya (Abuddin Nata, 2002: 119)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa definisi akhlak dibagi menjadi dua yaitu menurut bahasa (linguistik) dan istilah (terminologi). Akhlak menurut bahasa yaitu berasal dari kata akhlaqa yang artinya perangai, kebiasaan dan adat istiadat. Berdasarkan pendapat dari para ahli akhlak menurut istilah yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa, melahirkan perbuatan-perbuatan baik baik atau buruk tanpa pertimbangan dan pemikiran karena dihasilkan dari pendidikan.

(44)

29 2. Sumber Akhlak

Akhlak bersumber pada al-Qur‟an wahyu Allah yang tidak diragukan keasliannyadan kebenarannya, dengan Nabi Muhammad sebagai the living qur’an. Semua pengikut muhammad juga harus belajar ajaran al-Qur‟an, semua muslim harus menjadi duplikat nabi muhammad. Akhlak Islam adalah alat untuk mengontrol semua perbuatan manusia, dan setiap perbuatan manusia diukur dengan suatu sumber yaitu al-Qur‟an dan al Hadis. Dengan demikian, kita harus selalu mendasarkan pada al –Qur‟an dan al-Hadis sebagai sumber akhlak (Mansur, 2005:224)

3. Pengertian Pembentukan Akhlak

Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para ahli yang mengatakan tujuan pendidikan adalah pembentukan akhlak.

(45)

30

sebagaimana terpantul dalam perbuatan lahir. Perbuatan lahir ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin.

Selanjutnya ada pula pendapat yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil dari pendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan keras dan sungguh-sungguh. Kelompok yang mengandung pendapat yang kedua ini umumnya datang dari Ulama-ulama islam yang cenderung pada akhlak. Ibn Maskawaih, Ibnu Sina, al Ghazali dan lain-lain termasuk kelompok yang mengatakan bahwa akhlak adalah hasil usaha. Imam Ghazali misalnya mengatakan sebagai berikut:

Seandainya akhlak itu tidak dapat menerima perubahan, maka batalah fungsi wasiat, nasihat dan pendidikan dan tidak ada pula fungsinya hadis nabi yang mengatakan “perbaikilah akhlak kamu

sekalian”.

(46)

31

melakukan perbuatan tercela dan seterusnya. Ini menunjukkan bahwa akhlak memang perlu dibina.

Keadaan pembinaan ini semakin banyak terasa diperlukan terutama pada saat dimana semakin banyak tantangan dan godaan sebagai dampak dari kemajuan di bidang IPTEK. Saat ini misalnya orang akan dengan mudah berkomunikasi dengan apa pun yang ada didunia ini, yang baik atau yang buruk, karena ada alat-alat telekomunikasi. Peristiwa yang baik atau yang buruk dengan mudah dapat dilihat melalui televisi, internet, faximile, dan seterusnya. Film, buku-buku, tempat-tempat hiburan yang menyuguhkan adegan maksiat juga banyak. Demikian pula produk obat-obat terlarang, minuman, keras dan pola hidup materialistik dan hedonistik. Semakin menggejala. Semua ini jelas membutuhkan pembinaan akhlak (Abuddin Nata, 2004:153-156)

Dari pendapat diatas pembinaan akhlak dapat terjadi karena adanya hasil pendidikan dari faktor luar. Semakin baik pendidikan maka seseorang akan memiliki akhlak yang baik pula.

4. Metode Pembinaan Akhlak

Pembinaan akhlak merupakan tumpuan perhatian pertama dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah satu misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang utama adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Dalam salah satu hadis beliau yang artinya “hanya saja

(47)

32

Perhatian Islam yang demikian terhadap pembinaan akhlak ini dapat pula dilihat dari perhatian Islam terhadap pembinaan jiwa yang harus didahulukan daripada pembinaan fisik, karena dari jiwa yang baik inilah akan lahir perbuatan-perbuatan yang baik yang pada tahap selanjutnya akan mempermudah menghasilkan kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh kehidupan manusia, lahir dan batin (Abuddin Nata, 2004:156-157)

Dapat dikatan bahwa cara yang ditempuh orang tua dalam menanamkan Akhlak Karimah kepada anak adalah sebagai berikut: 1. Dengan cara langsung

Nabi Muhammad Saw itu sebagai guru yang terbaik. Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi ajaran-ajarannya dibidang akhlak secara langsung dapat dengan menggunkan ayat al Qur‟an dan al

Hadis tentang akhlak dari Nabi Muhammad . dengan ayat-ayat al-Qur‟an dan al Hadis tentang akhlak cara langsung itu ditempuh

oleh Islam untuk membawakan ajaran-ajaran akhlak. Maka wajib atas tiap makhluk mengikuti perintah Allah SWT dan RasulNya (Mansur, 2005:258)

2. Dengan cara tidak langsung

(48)

33

a. Kisah-kisah yang mengandung ajaran akhlak

Anak suka mendengarkan cerita-cerita atau kisah-kisah yang diberikan orang tuanya. Kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai akhlak banyak dikemukakan dalam ajaran Islam dan kisah Nabi-nabi dan ummat mereka masing-masing.

b. Kebiasaan atau latihan-latihan peribadatan

Peribadatan seperti shalat, puasa, zakat, haji perlu dibiasakan atau diadakan pelatihan. Apabila latihan-latihan peribadatan ini betul-betul dikerjakan dan ditaati, akan lahirlah akhlak islam pada diri orang yang mengerjakannya sehingga orang islam itu menjadi orang islam yang berbudi luhur.

Dengan demikian dalam mengajarkan akhlak terutama kepada anak, dengan memberikan nasihat kepada anak agar menjauhkan akhlak tercela, kemudian mengisi, melaksanakan akhlak terpuji. Jadi metode pembinaan akhlak yang dimulai sejak usia dini dan pembinaan tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua atau ayah dan ibu terhadap anaknya (Mansur, 2005:263-264)

Dari pendapat diatas dikatakan bahwa ada beberapa metode dalam pembentukan akhlak yaitu,

(49)

34

Maksudnya, memberikan contoh. Terkadang ketika kita meminta anak melakukan sesuatu mereka belum tahu manfaat untuk diri mereka sehingga menganggap bahwa sesuatu itu tidak penting. Maka ketika kita meminta anak melakukan sesuatu maka kita harus melakukan sesuatu itu terlebih dahulu. Maka dengan demikian mereka akan melakukannya karena kita juga melaksanakan sesuatu maka mereka berfikir itu tidak akan merugikan mereka.

5. Manfaat Akhlak Mulia

Islam menginginkan suatu masyarakat yang berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini demikian ditekankan karena disamping akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya.

Manfaat dari akhlak mulia adalah akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang berlimpah ruah, mendapatkan pahala yang berlipat ganda diakhirat dengan dimasukkan ke dalam surga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak mulia adalah keberuntungan hidup di dunia dan akhirat.

Dalam hadis juga banyak dijumpai keterangan tentang datangnya keberuntungan dari akhlak, diantaranya yaitu:

(50)

35 3. Menghilangkan Kesulitan

4. Selamat Hidup di Dunia dan Akhirat

Banyak bukti yang dapat dikemukakan yang dijumpai dalam kenyataan sosial bahwa orang berakhlak mulia itu semakin beruntung. Orang yang baik akhlaknya pasti disukai masyarakat, kesulitan dan penderitaannya akan dibantu dipecahkan, walupun ia tidak mengharapkannya. Peluang, kepercayan dan kesempatan datang silih berganti kepadanya (Abuddin Nata, 2004:173-175).

Dari keterangan diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dalam melaksanakan akhlak karimah adalah kebahagiaan atau keberuntungan yang mendapatkannya tidak hanya diri sendiri tetapi juga orang disekitarnya.

6. Macam-Macam Akhlakul Karimah a. Akhlakul Karimah terhadap Tuhan

Akhlak terhadap allah antara lain pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah (Umiarso dan Haris, 2010:111). Mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan siapa pun juga dengan mempergunakan firman Nya dalam Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup dan kehidupan dan

(51)

36

b. Akhlakul Karimah terhadap Orang Tua

Akhlak kepada orang tua antara lain: mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat lainnya, merendahkan diri dengan diiringi perasaan kasih sayang dan berkomunikasi dengan orang tua dengan kata lemah lembut (Mohammad Daud Ali, 2008:357).

c. Akhlakul Karimah terhadap Diri Sendiri

Akhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi dan menjaga diri dengan sebaik baiknya, karena sadar bahwa dirinya itu sebagi ciptaan dan amanah Allah yang harus dipertanggungjawabkan dengan sebaik-baiknya (Umiarso dan Haris, 2010:112).

d. Akhlakul Karimah terhadap Orang Lain (Guru dan Teman) Akhlak terhadap orang lain, adalah adab sopan santun dalam bergaul, tidak sombong dan tidak angkuh, serta berjalan sedarhana dan bersuara lembut (Zakiah Darajat, 2010:59). e. Akhlakul Karimah terhadap Lingkungan Hidup

(52)

37

C. Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua Dengan Akhlakul Karimah Siswa

Menurut Islam, orang tua yang lebih banyak berperan dalam pembinaan moral terutama pada masa kanak-kanak. Pertama yang harus diperhatikan adalah penyelamatan hubungan ibu bapak, sehingga pergaulan dan kehidupan mereka dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.

HM. Arifin mengatakan: semua perbuatan anak merupakan cermin dari orang tuanya atau berpangkal pada perbuatan orang tua sendiri. Hal ini memberikan beberapa pengertian, yaitu:

1. Orang tua mempunyai pengaruh besar atas perkembangan anak secara integral

2. Kehidupan etik dan agama anak merupakan proses pengoperasian dari etik dan agama orang tuanya

3. Perkembangan perasaan etik melalui tahapan menuju pengertian dan kesadaran tentang kesusilaan.

4. Sebelum anak mengerti kesusilaan, orang tua perlu mempersiapkan dengan memberi contoh perilaku yang etis pula.

(53)

38

Orang tua memegang peranan penting sekali dalam pendidikan akhlak untuk anak-anak sebagai institusi yang mula-mula berinteraksi dengannya. Oleh sebab itu mereka mendapat pengaruh dari padanya atas segala tingkah lakunya. Oleh sebab itu, haruslah orang tua mengambil posisi tentang pendidikan ini, mengajar mereka akhlak mulia yang diajarkan islam seperti kebenaran, kejujuran, keikhlasan dan lainsebagainya. Dan juga mengajarkan nilai-nilai faedahnya berpegang teguh pada akhlak di dalam hidup, membiasakan mereka berpegang pada akhlak semenjak kecil. Sebab manusia itu sesuai dengan sifat asasinya menerima nasihat jika datangnya dari melalui rasa cinta dan kasih sayang, sedang, ia menolaknya maka tidak disertai dengan kekerasan.

Hasan langgulung mengatakan: diantara kewajiban orang tua dalam hal ini adalah:

(54)

39

b. Menyediakan bagi anak-anaknya peluang-peluang dan suasana praktis di mana mereka dapat mempraktekkan akhlak yang diterima dari orang tuanya.

c. Memberi tanggung jawab yang sesuai kepada anak-anaknya supaya mereka bebas memilih dlam tindak-tanduknya.

d. Menunjukkan bahwa keluarga selalu mengawasi mereka dengan sadar dan bijaksana.

e. Menjaga mereka dari teman-teman yang menyeleweng dan tempat-tempat kerusakan dan lain-lain cara dimana keluarga dapat mendidik akhlak anak-anaknya (Nur Ahid, 2010:143-144).

(55)

40

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Profil MI Miftahul Huda Jambon

a) Nama Madrasah : MI Miftahul Huda

b) Alamat Madrasah :RT 03 RW 08 Tawang Jambon Kec. Pulokulon Kab. Grobogan

c) Nama Yayasan : Miftahul Huda

d) Alamat Yayasan :Tawang Jambon Kec. Pulokulon Kab. Grobogan

e) NSM : 111233150032

f) Jenjang Akreditasi : B

g) Tahun Didirikan : 1965

h) Tahun Beroperasi : 1965

i) Status Tanah : Hak Milik

j) Nomor kepemilikan tanah : 2022

k) Luas Tanah : 2180 M2

l) Status Bangunan : Semi Permanen

(56)

41

2. Visi, Misi dan Tujuan

a) Visi

Visi dari Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda yaitu terwujudnya generasi Islam yang berakhlak mulia, terampil, tekun beribadah dan unggul dalam berprestasi.

b) Misi

Misinya adalah pertama, Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan nonakademik. Kedua, Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan menjalankan agama Islam. Ketiga, Mewujudkan pembentukan karakter Islami yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. Keempat, Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidik dan pendidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan. Kelima, Menyelenggarakan tata kelola madrasah efektif, efisien dan akuntabel

c) Tujuan

Secara khusus tujuan pendidikan di MI Miftahul Huda adalah pertama, mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran aktif (PAKEM/CTL).

Kedua, mengembangkan potensi akademik, minat dan bakat

(57)

42

dilingkungan madrasah. Keempat, meningkatkan prestasi akademik siswa dengan nilai 6,5. Kelima, meningkatkan prestasi akademik siswa dibidang seni dan olahraga lewat akademik, kejuruan dan kompetensi.

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Madarasah Ibtidaiyah Miftahul Huda cukup baik, untuk melaksanakan tugas pembelajaran, sebagaimana dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Sarana Prasarana MI Miftahul Huda

NO. Sarana Prasarana Jumlah Keterangan

1. Ruang Kepala Sekolah 1

2. Ruang Guru 1 Baik

3. Ruang Perpustakaan -

4. Ruang Kelas 6 2 kelas dalam

kondisi sedang, 4 kelas dalam kondisi rusak ringan

5. Ruang Unit Kesehatan (UKS)

-

6. Laboratorium -

7. Mushola 1

8. Kamar Mandi / WC Guru 1 Baik

9. Kamar Mandi / WC Siswa 2 Baik

10. Lapangan Upacara 1

11. Lapangan Olahraga 1

(58)

43

4. Keadaan Guru dan Siswa

a) Keadaan Guru

Keadaan guru di Madarasah Ibtidaiyah Miftahul Huda memiliki guru dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Daftar Guru MI Miftahul Huda

No. Nama Jabatan Keterangan adalah sebagai sebagai berikut:

Tabel 3.3 Jumlah Siswa MI Miftahul Huda

KELAS TAHUN PELAJARAN

2012/2013 2013/2014 2014/2015 2015/2016

I 28 29 41 34

II 41 28 28 41

III 32 30 33 29

(59)

44

V 30 30 29 35

VI 25 30 30 29

JML 188 179 197 202

5. Kegiatan Kurikuler

Kegiatan kurikuler atau kegiatan belajar mengajar di MI Miftahul Huda sama seperti sekolah-sekolah umum lainnya yakni masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 12.30. Ketika bel masuk berbunyi semua siswa berbaris diluar kelas untuk membaca doa. Doa dipimpin menggunakan mikrofon mulai dari kelas 4 sampai kelas 6 secara bergilir setiap hari. Setiap hari senin sampai kamis dilaksanakan kegiatan shalat dhuhur berjamaah pada pukul 12.30 sampai dengan pukul 13.00.

6. Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di MI Miftahul Huda adalah pramuka dan olahraga. Ada juga pengembangan diri tetapi dimasukkan dalam kegiatan kurikuler seperti rebana, seni baca al-qur‟an atau qira‟ah dan BTA. Ekstrakurikuler pramuka dan olahraga

dilaksanakan setiap hari jum‟at pukul 13.30-15.00. ekstrakurikuler ini

dilakukan bergantian setiap minggunya

B.

Penyajian Data Penelitian

(60)

45

1. Daftar Nama Responden

Tabel 3.4 Daftar Nama Responden MI Miftahul Huda

No Nama Siswa Jenis Kelamin Kelas

1 Afina Ayu Damayanti Perempuan 5

2 Afina Naimatul Kamalia Perempuan 5

3 Agung Zekti Prasetyo Laki-laki 5

9 Fifi Rohmahandayani Perempuan 5

10 Fina Damayanti Perempuan 5

16 Muhammad Jamaludin Laki-laki 5

17 Muhammad Maulana Agus

20 Muhammad Zaenal Abidin Laki-laki 5

21 Mukti Laki-laki 5

22 Muslimin Laki-laki 5

23 Nabila Futu Huduja Laki-laki 5

24 Naela Khoerunnisa Perempuan 5

25 Nurul Lutfiani Perempuan 5

26 Rangga Alex Budi Prayoga Laki-laki 5

27 Sabila Rohmani Perempuan 5

28 Siti Mutmainah Perempuan 5

29 Siti Nur Efifaturrohmah Perempuan 5

30 Siti Zumrotul Azizah Perempuan 5

(61)

46

Sambungan….

31 Suriasasul Kamaludin Laki-laki 5

32 Umu Nur Latifah Perempuan 5

33 Wahyu Ajinugroho Laki-laki 5

34 Yayuk Kristiana Perempuan 5

35 Zakiyatul Asharul Fitriyah Perempuan 5

36 Aditya Pratama Saputra Laki-laki 6

37 Ahmad Imam Buchori Laki-laki 6

38 Alfi Nur Izati Latifah Zahra Perempuan 6

39 Avri Biyanaditiya Laki-laki 6

40 Badriyatul Munafisah Perempuan 6

41 Depi Ayu Aprilianingsih Perempuan 6

42 Dewi Auliya Puspita Sari Perempuan 6

43 Diah Ayu Wulandari Perempuan 6

44 Diah Intan Puspita Sari Perempuan 6

45 Eka Candra Virnanda Laki-laki 6

46 Endang Perempuan 6

47 Evi Surya Styawan Laki-laki 6

48 Fina Aifiyatul Fajriyyah Perempuan 6

49 Fitriayu Cahyani Perempuan 6

50 Ilham Bagus Laki-laki 6

51 Ilmi Fuada Perempuan 6

52 Indah Ayu Intan Purnama Sari

Perempuan 6

53 Istiya Datus Sholikhah Perempuan 6

54 Maulida Nayyiri Milla Mras

Perempuan 6

55 Miftahul Hidayatul Karimah

Perempuan 6

56 Muhammad Alfan Basyari Laki-laki 6

57 Muhammad Choirul Ni‟am Laki-laki 6

58 Muhammad Fikri Haikal Laki-laki 6

59 Nurul Fitri Ameliana Perempuan 6

(62)

47

2. Hasil Angket

Data tentang perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda, dikumpulkan melalui angket atau kuesioner yang dibagikan dan dijawab oleh responden. Angket tentang perilaku keagamaan orang tua terdiri dari 20 soal dari aspek sholat fardhu, puasa, membaca Al-Quran, pergaulan sosial dan akhlak terhadap Tuhan, Manusia dan Alam Sekitar. Dan 20 soal tentang akhlakul karimah siswa dari aspek akhlakul karimah terhadap Allah, orang tua, diri sendiri, orang lain dan lingkungan hidup.

Tahap pertama untuk mengolah angket yang sudah terkumpul adalah memberikan skor terhadap setiap jawaban dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jawaban A mendapat skor = 4 2. Jawaban B mendapat skor = 3 3. Jawaban C mendapat skor = 2 4. Jawaban D mendapat skor = 1

Untuk mengetahui bagaimana hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Tahun Pelajaran 2015/2016, berikut tabel data yang diperoleh dari peneliti.

Tabel 3.5 Jawaban Angket Perilaku Keagamaan Orang Tua

No responden

Jawaban Nilai Total

A B C D 4 3 2 1

1 10 8 2 - 40 24 4 - 68

2 7 10 3 - 28 30 6 - 64

(63)
(64)

49

(65)

50

Tabel 3.6 Jawaban Angket Akhlakul Karimah Siswa

(66)

51

(67)

52

BAB IV

ANALISIS DATA

A. ANALISIS PERTAMA

1. Perilaku Keagamaan Orang Tua

Data yang penulis peroleh dengan menyebarkan angket ke 64 responden, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proporsinya.

Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel perilaku keagamaan orang tua, terlebih dahulu penulis tentukan interval untuk kemudian diklasifikasikan menjadi empat kategori, yakni kategori kurang baik, kategori cukup baik, kategori baik dan kategori sangat baik.

Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

i = interval

xt =nilai tertinggi

xr = nilai terendah

xi = kelas interval

Dari rumus ini diperoleh:

(68)

53

i = 7

Dengan kelas interval 7 maka diperoleh penggolongan perilaku keagamaan orang tua atau responden yang memilih jawaban masing-masing kategori sebagai berikut:

74 - 80 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A 67 - 73 termasuk kategori baik, diberi lambang B

60 - 66 termasuk kategori cukup baik, diberi lambang C 53 – 59 termasuk kategori kurang baik, diberi lambang D

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Keagamaan Orang Tua

No Perilaku keagamaan orang tua

Tabel 4.2 Daftar Nilai Perilaku Keagamaan Orang Tua

No responden

Jawaban Nilai Total Kategori

(69)
(70)

55

Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P : Prosentase Perolehan F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

(71)

56

b. Untuk kategori baik mengenai perilaku keagamaan orang tua siswa V dan VI MI Miftahul Huda ada 26 responden:

c. Untuk kategori cukup baik mengenai perilaku keagamaan orang tua siswa V dan VI MI Miftahul Huda ada 16 responden:

d. Untuk kategori kurang baik, mengenai perilaku keagamaan orang tua siswa kelas V dan VI MI Miftahul Huda ada 5 responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi mengenai perilaku keagamaan orang tua siswa kelas V dan VI MI

Miftahul Huda Tahun Ajaran 2015/2016.

Tabel 4.3 Prosentase Perilaku Keagamaan Orang Tua

No Perilaku keagamaan orang tua

Interval Frekuensi prosentase

1 Kurang Baik 53 – 59 5 7, 81 %

2 Cukup Baik 60 – 66 16 25 %

3 Baik 67 – 73 26 40, 62 %

4 Sangat Baik 74 – 80 17 26, 57 %

Jml 64 100 %

(72)

57

kategori baik, 25 % kategori cukup baik dan 7,81 % untuk kategori kurang baik.

2. Akhlakul Karimah Siswa

Perolehan data mengenai akhlakul karimah penulis peroleh dengan menyebarkan dengan menyebarkan angket kepada 64 siswa yang menjadi responden. Dari skor yang telah terekapitulasi pada tabel perilaku keagamaan orang tua terlebih dulu penulis tentukan interval untuk kemudian diklasifikasi menjadi 4 kategori, yakni kategori sangat baik, kategori baik, kategori cukup baik dan kategori kurang baik.

Untuk menentukan interval penulis menggunakan rumus:

Keterangan:

i = interval

xt =nilai tertinggi

xr = nilai terendah

xi = kelas interval

dari rumus ini diperoleh:

(73)

58

Dengan kelas interval 7 maka diperoleh penggolongan akhlakul karimah

siswa sebagai berikut:

73 - 79 termasuk kategori sangat baik, diberi lambang A

66 - 72 termasuk kategori baik, diberi lambang B

59 – 65 termasuk kategori cukup baik, diberi lambang C

52 – 58 termasuk kategori kurang baik, diberi lambang D

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Akhlakul Karimah Siswa

No Akhlakul karimah siswa

Tabel 4.5 Daftar Nilai Tentang Akhlakul Karimah Siswa

No Responden

Jawaban Nilai Total Nominasi

(74)
(75)

60

Sambungan….

53 12 6 2 - 48 18 4 - 70 B

54 13 6 1 - 52 18 2 - 72 B

55 10 7 3 - 40 21 6 - 67 B

56 14 4 2 - 56 12 4 - 72 B

57 11 3 5 1 44 9 10 1 64 C

58 10 10 - - 40 30 - - 70 B

59 19 - 1 - 76 - 2 - 78 A

60 11 - 9 - 44 - 18 - 62 C

61 13 1 6 - 52 3 12 - 67 B

62 19 - 1 - 76 - 2 - 78 A

63 8 1 11 - 32 3 22 - 57 D

64 9 11 - - 36 33 - - 69 B

Untuk mengetahui prosentase dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

P : Prosentase Perolehan F : Frekuensi

N : Jumlah Responden

a. Untuk kategori sangat baik, mengenai akhlakul karimah siswa kelas V dan VI MI Miftahul Huda ada 14 responden:

(76)

61

c. Untuk kategori cukup baik, menganai akhlakul karimah siswa kelas V dan VI MI Miftahul Huda ada 21 responden:

d. Untuk kategori kurang baik, mengenai akhlakul karimah siswa kelas V dan VI MI Miftahul Huda ada 3 responden:

Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk table

distribusi frekuensi mengenai akhlakul karimah siswa kelas V dan VI MI

Miftahul Huda Tahun Ajaran 2015/2016

Tabel 4.6 Prosentase Akhlakul Karimah Siswa

No Akhlakul karimah siswa interval Frekuensi prosentase

1 Sangat Baik 73 – 79 14 21,87 %

2 Baik 66 – 72 26 40,62 %

3 Cukup Baik 59 – 65 21 32,81 %

4 Kurang Baik 52 – 58 3 4,70 %

Jml 64 100 %

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa akhlakul karimah siswa kelas V dan VI MI Miftahul Huda tahun ajaran 2015/2016 adalah 21,87 % kategori sangat baik, 40,62 % kategori baik, 32,81 % persepsi cukup baik, dan 4,70 % untuk kategori kurang baik.

B. Analisis Kedua

(77)

62

“ada pengaruh antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul

karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

Terlebih dahulu penulis mencari ada tidaknya pengaruh antar variabel (correlation) X dan Y dengan menggunakan rumus korelasi

product moment. Hasil perhitungan menghasilkan nilai korelasi yang

menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel.

Nilai koefisien korelasi ( ) hasil perhitungan kemudian

dikonsultasikan dengan r tabel. Nilai r tabel untuk sampel 64 dan taraf signifikasi 1 % yaitu 0,317. Jika > r tabel maka ada pengaruh yang

positif antar variabel X dan Y. Jika = 0, maka tidak ada pengaruh sama

sekali antara variabel X dan Y. Jika < r tabel maka terdapat hubungan

negatif antara variabel X dan Y. Sedangkan perhitungan dilakukan dengan rumus sebagi berikut:

Keterangan :

= Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y

XY = Jumlah hasil kali variabel X dengan Y

∑X = Jumlah nilai variabel X

∑Y = Jumlah nilai variabel Y

(78)

63

Maka sebelum melakukan perhitungan, penulis terlebih dahulu melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat tabel persiapan untuk mencari perilaku keagamaan orang tua

dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab.

Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016.

2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya

3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus korelasi product moment angka kasar

Mencari korelasi perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa

Tabel 4.7 Product Moment Hubungan Perilaku Keagamaan Orang Tua

dan Akhlakul Karimah Siswa

(79)
(80)

65

Diketahui:

N = 64

∑X = 4398

∑Y = 4340

=304038 =296746

XY = 299037

Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:

Setelah diketahui (koefisien korelasi) dari variabel X dan Y,

(81)

66

(nilai r dalam tabel) untuk diketahui signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, bila

diperoleh sama atau lebih besar dari r tabel, maka nilai yang

diperoleh berarti signifikan.

Nilai pada tabel r product moment dengan N = 64 yang lebih mendekati dengan nilai N tersebut adalah N = 65 dengan taraf signifikasi 1% = 0,317. Dengan demikian, maka dapat diketahui bahwa:  Untuk taraf signifikasi 1% adalah rt = 0,317 > = 0,379

Jadi > rt

Oleh karena nilai yang diperoleh lebih besar dari nilai rt, pada

taraf signifikan 1%, maka nilai yang diperoleh adalah signifikan.

(82)

67

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian tentang hubungan perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perilaku keagamaan orang tua siswa menunjukkan hasil sebagai berikut :

Skor A dengan nilai kategori sangat baik 17 responden dengan prosentase 26,57%

Skor B dengan nilai kategori baik 26 responden dengan prosentase 40,62 %

Skor C dengan nilai kategori cukup baik 16 responden dengan prosentase 25%

Skor D dengan nilai kategori kurang baik 5 responden dengan prosentase 7,81 %

2. Akhlakul karimah siswa menunjukkan hasil sebagai berikut :

Skor A dengan nilai kategori sangat baik 14 responden dengan prosentase 21,87%

Skor B dengan nilai kategori baik 26 responden dengan prosentase 40,62 %

(83)

68

Skor D dengan nilai kategori kurang baik 3 responden dengan prosentase 4,70 %

3. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku keagamaan orang tua dengan akhlakul karimah siswa dari hasil penghitungan

menunjukkan 0,379, artinya berdasarkan tabel r product moment

lebih besar atau sama dengan r tabel pada N = 64 pada taraf signifikasi adalah 0,317. Dan yang diperoleh adalah 0,379, lebih besar dari

r tabel yang berarti lebih besar dari r tabel. Maka dapat disimpulkan

bahwa perilaku keagamaan orang tua mempunyai hubungan signifikan dengan akhlakul karimah siswa MI Miftahul Huda Kec. Pulokulon Kab. Grobogan.

B.

SARAN

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu :

(84)

69

2. Bagi seluruh pengurus yayasan dan dewan guru MI Miftahul Huda, diharapkan dapat menciptakan dan mencontohkan berakhlakul karimah bagi para siswa dan masyarakat sekitar.

(85)

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga Dalam Perspektif Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Ancok, Djamaludin dan Fuat Anshori Suroso. 2001. Psikologi Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta : Bina Aksara.

Daradjat, Zakiah. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua & Anak Dalam

Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.

Jalaluddin. 2012. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kemenag RI. 2010. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung : Syaamil Quran Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal Al-Qur’an. Yogyakarta : Idea Press. Nata, Abuddin. 2004. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT. Grafindo Persada. Nata, Abuddin. 2010. Metodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Pers.

Syantut, Khalid Ahmad. 2007. Melejitkan Potensi Moral dan Spiritual Anak. Bandung : Syamil.

Syarifuddin, Ahmad. 2004. Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai

Al-Quran. Jakarta : Gema Insani Press.

Tim Penyusun. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Zuriah, Nurul. 2007. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT

Bumi Aksara.

Ali, Muhammad Daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Rajawali Pers. Makmur, Haris Fathoni dan Umiarso. 2010. Pendidikan Islam dan Krisis

Gambar

Tabel 3.1 Sarana Prasarana MI Miftahul Huda
Tabel 3.3 Jumlah Siswa MI Miftahul Huda
Tabel 3.4 Daftar Nama Responden MI Miftahul Huda
Tabel 3.5 Jawaban Angket Perilaku Keagamaan Orang Tua
+6

Referensi

Dokumen terkait

polymyxa dengan dosis yang berbeda pada pakan memberikan pengaruh yang sama terhadap aktivitas fagositosis atau kemampuan sel respon imun non spesifik pada udang

Berdasarkan hasil penelitian aspek afektif diketahui bahwa kelas yang memiliki peningkatan nilai aspek afektif paling tinggi adalah kelas eksperimen I (Tabel 2),

Salah satu upaya pencegahan tindak pidana.. korupsi adalah melalui pendidikan sekolah. Dari data awal yang diperoleh bahwa sekolah melakukan beberapa langkah atau strategi

19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finasial yang merujuk pada Pasal 21 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, sulit dilakukan

Dengan rahmat dan hidayah Allah Subhanahu Wa Ta’ala penulis akhirnya dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe

Sebuah LKPD di dalamnya terdapat materi pelajaran yang akan dipelajari. Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. Ketika menyusun materi

b Pegawai Negeri Sipil yang diangkat kedalam jabatan struktural dan pangkatnya masih 1 (satu) tingkat lebih rendah yang ditentukan untuk jabatan tersebut tetapi pangkat

Lambu Kabupaten Bima, akan selalu di lestarikan, kapanca tersebut merupakan warisan budaya lokal yang secara turun- temurun dan kemudian diwariskan kepada generasi