• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Solusi Schwarzchild 4.1.1 Metrik Schwarzchild - SOLUSI SCHWARZSCHILD DAN KERR UNTUK PERSAMAAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Solusi Schwarzchild 4.1.1 Metrik Schwarzchild - SOLUSI SCHWARZSCHILD DAN KERR UNTUK PERSAMAAN MEDAN GRAVITASI EINSTEIN Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Solusi Schwarzchild

4.1.1

Metrik Schwarzchild

Salah satu solusi persamaan medan Einstein diberikan oleh Karl Schwarzchild

bagi medan statik dan bersimetri bola. Kondisi statik berarti gµν bergantung

x0

, dands2

invarian terhadap perubahan koordinatx0

→ −x0

, maka tidak ada

suku yang bersangkutan dengan dxjdx0

pada bentuk ds2

. Ini berarti bahwa

gj0 =g0j = 0.

Didekat obyek masif M ruang-waktu yang melengkung, garis duniadsdari partikel dan berkas cahaya adalah geodesik, untuk mendapatkannya perlu

dike-tahui tensor metrikgµν di dalam koordinat yang dipilih. dalam koordinat bola

x0

=t, x1

=r, x2

=θ, x3

dengan M sebagai titik pusatnya. jika M nol maka rumus jarak

ds2

=c2

dt2 +dr2

+ (r2

dθ2 +r2

sin2

θdφ2

) (4.1)

Jika massa M dinyalakan maka akan terjadi dua hal, ruang posisi akan me-lengkung sehingga lingkaran r tidak secara tepat berada pada jarak r dari pusat lingkaran, dan jam pada setiap permukaan r tidak teramati dari per-mukaan r yang lain. Efek ini dapat dituliskan dalam elemen jarak

ds2

=e2νc2

dt2

+e2λdr2 + (r2

dθ2 +r2

sin2

θdφ2

(2)

dengan ν=ν(r), λ=λ(r).

Persamaan 26 memberi elemen tensor metrik

g00=−e

atau dapat ditulis

gµν =

Selanjutnya untuk semua komponen simbol Cristoffelnya akan berlaku

Γρµν = 1 2g

ρτ(

µgντ +∂νgρµ−∂τgµν) (4.6)

dari simbol Cristoffel tersebut akan didapatkan 64 komponen, dan dari

komponen-komponen tersebut yang tidak nol adalah

(3)

Γ1

Lalu untuk tensor Riccinya

Rµν = ∂τΓτµν −∂µΓττ ν + ΓτµνΓρρτ −ΓτµρΓρτ µ.

dari komponen-komponen simbol Cristoffel, maka komponen-komponen tensor

Ricci yang tidak nol adalah

R00 =

Pada area yang sangat jauh dari sumber medan gravitasi atau di

(4)

per.(4.7),(4.8),(4.8),(4.10) memberikan

−ν′′+ν′λ′ν′2

r = 0 (4.11)

ν′′ +ν′2

−λ′

ν′

− 2λ

r = 0 (4.12)

(1λ′

r+ν′

r)e−2λ

−1 = 0 (4.13)

Selisihkan pers.(4.11) dengan pers. (4.12) memberikan

λ′+ν′ = 0

Sehingga

λ′+ν′ = konstan (4.14)

Dengan syarat batas r → ∞, maka ν, µ 0. Didalam limit ini elemen garis akan menjadi Minkowskian. Akan didapat

λ′+ν′ = 0 ν=λ (4.15)

Kondisi ini membuat pers. (4.13) menjadi

(1 + 2rν′)e2ν = d

dr[re

] = 1

dengan mengintegralkannya

Z

d[re2ν] =

Z dr re2ν = r

(5)

dengan 2m adalah konstanta integrasi.

Dengan demikian, elemen garis (26) menjadi

ds2

Pers.(4.19) dikenal sebagai solusi Schwarzschild atau elemen garis

Schwarzschild. Elemen garis atau metrik ini menggambarkan medan gravitasi

di luar sumber yang bersimetri bola serta tidak bergantung pada distribusi

ma-teri di dalam sumber. Metrik tersebut akan bernilai takhingga saat r = 2m, jarak r= 2m ini disebut sebagai jari-jari Schwarzschild.

Untuk menginterpretasi metrik tersebut, kita perhatikan kasus medan

lemah

g00 = η00+h00

= 1 + 2

c2φ (4.20)

dengan φ adalah potensial Newton. Untuk sumber terpusat dengan massa

total M, maka dari gravitasi newton didapat

φ = GM

(6)

sehingga

g00 = −

12GM

c2r

(4.22)

Dari pers.(4.95) dan pers. (4.96) memberikan

m= GM

c2 (4.23)

Karena itu konstanta m merupakan massa gravitasional sumber.(Turunan

dalam subbab ini dapat dilihat di lampiran 5)

4.1.2

Implikasi Solusi Schwarzchild

Sebuah partikel jatuh secara radial menuju jari-jari Schwarzchild, partikel ini

mulai jatuh saat r = R dengan drdt = 0 seperti di gambar(4.1). Pergerakan partikel dideskripsikan oleh persamaan geodesik

d2

ds2 + Γ ν αβ

dxα

ds dxβ

ds = 0 (4.24)

Dari hasil simbol Cristoffel pada solusi Schwarzchild, dan danganx0

=ct,

˙

t= dt, persamaan geodesik dengan ν = 0 adalah

¨

t+ 2m

r(r2m)t˙r˙ = 0

atau

d ds

1 2m

r

˙

t

= 0, (4.25)

(7)

Gambar 4.1: Partikel Jatuh Menuju Lubang Hitam

dengan K adalah konstanta integrasi.

Selanjutnya, metrik Schwarzchild untuk benda jatuh secara radial akan

menjadi

dengands2

(8)

sehingga untuk pers. (4.26) didapat

dengan memasukkan pers.(4.30) ke pers.(4.28) dan menata ulangnya akan

di-dapat

tanda minus dipilih karena benda jatuh ke pusat medan gravitasi, maka r

berkurang seiring t bertambah. Akhirnya dengan menata ulang persamaan tersebut kemudian mengintegralkannya akan didapat

t = 1

Ini adalah waktu yang dibutuhkan oleh paartikel yang melintas dari r = R

hingga sembarang r yang diukur dalam koordinat Schwarzchild, yaitu waktu yang diukur oleh pengamat yang berada sangat jauh dari medan gravitasi.

(9)

ini diambil ρ= 2m+ε, dengan ε sangat kecil, maka

ct =

R2m

2m

1/2Z r−2m

R−2m

(2m+ε)3/2

ε(R2m)1/2dε = 2mln

r2m R2m

,

atau

r2m = (R2m)e−ct/2m. (4.33)

Maka t → ∞ saat r 2m, atau menurut pengamat yang sangat jauh dari jari-jari Schwarzschild partikel yang jatuh ke jari-jari Schwarzschild akan

se-makin melambat saat menuju jari-jari Schwarzschild dan akhirnya akan

ter-lihat berhenti sebelum masuk dalam jari-jari Schwarzschild walaupun

sebe-narnya partikel tersebut masuk kedalamnya, cahaya yang tersedot oleh lubang

hitam akan mengalami pergeseran merah karena melawat tarikan gaya

grav-itasi. Karena itulah benda yang mempunyai sifat seperti ini disebut lubang

hitam. Jari-jari Schwarzschild disebut pula sebagi horison peristiwa, karena

semua pengamatan yang terjadi didalamnya tersembunyi dari pengamatan

luar. Area r = 2m disebut horison peristiwa karena merupakan batas peris-tiwa yang dapat diamati serta dapat disebut pula permukaan infinite red-shift

karena dipermukaan ini cahaya akan mengalami pergeseran merah secara terus

menerus.

4.2

Solusi Kerr

Secara astrofisika benda langit haruslah berotasi, sedangkan metrik

Schwarzschild menggambarkan medan gravitasi diluar sumber yang simetri

bola, tidak bergantung pada distribusi materi didalam sumber serta tidak

(10)

haruslah berotasi juga, oleh karena itu perlu dibentuk persamaan metrik yang

menyempurnakan lubang hitam Schwarzschild tersebut. Pada tahun 1963 Kerr

menemukan bentuk metrik ruang waktu untuk lubang hitam yang berotasi

se-bagai penyempurnaan metrik Schwarzschild.

4.2.1

Bentuk Edington dari Metrik Schwarzchild

Metrik Scharzschild akan menjadi singular saatr= 2m. Untuk menghilangkan kesingularan ini Edington pada tahun 1924 menggunakan transformasi

koor-dinat dengan memakai bentuk koorkoor-dinat waktu baru

c¯t = ct+ 2mln

dengan memasukkan koordinat baru tersebut kedalam metrik Schwarzschild

akan didapat

metrik Schwarzschild dengan bentuk Edington tersebut bila diubah ke

koordi-nat Cartesian menjadi

(11)

lalu bentuk metrik dari koordinat kartesian adalah

gµν =ηµν+ℓµℓν, ℓµ= ( 2m

r )

1/2 (1,x

r) (4.37)

dengan ηµν adalah matrik Minkowski dengan diagonal (-1,1,1,1) dan

ℓµℓνηµν = 0.

4.2.2

Metrik Kerr

Dari bentuk metrik gµν =ηµν+ℓµℓν dan ℓµℓνηµν = 0, selanjutnya invers dari

ℓµ yaitu ℓµ dituliskan sebagai

ℓµ =ηµν

ν (4.38)

maka akan didapt invers dari gµν

gµν =ηµν ℓµℓν (4.39)

yang merupakan tensor metrik kontravarian. Dari persamaan tersebut akan

bisa didapatkan

ℓµ = gµν

ν (4.40)

yang menunjukkan bahwa ℓµ adalah vektor-empat kontravarian yang

berhubungan denganℓν. Selama vektorℓµ adalahnull, ℓµ mempunyai hubun-gan yang penting yaitu:

(12)

Determinan dari g akan bernilai 1, maka

Γννµ =

∂ ∂xµln

√ −g

= ∂

∂xµln

1

= 0 (4.42)

maka tensor Riccinya hanya akan bernilai

Rµν = Γσµν,σ−ΓσντΓτσµ. (4.43)

Setiap persamaan harus sesuai jika kita membentuk ulang ℓµ dan dapat kita tuliskan

gµν =ηµν+αℓµℓν, gµν =ηµν −αℓµℓν, (4.44)

setiap persamaan harus sesuai untuk sembarang konstanta α, sehingga

Γµνσ =

1

2α[(ℓµℓν),σ+ (ℓµℓσ),ν−(ℓνℓσ),µ] Γµνσ = 1

2α(η µτ

−αℓµℓν)[(ℓτℓν),σ+ (ℓτℓσ),ν−(ℓνℓσ),τ]

= 1

2α[(ℓ µ

ν),σ+ (ℓµℓσ),ν−ηµτ(ℓνℓσ),τ] +1

2α 2

(13)

sehingga untuk tensor Riccinya

gµν adalah polinomial dalam α maka gµν berorde satu sedangkan Rµν berorde empat. Karena α adalah konstanta sembarang maka gµν harus men-jadi solusi dari setiap nilai α. Pada ruang-waktu kosong atau Rµν = 0, karena

Rµν sebagai polinomial dari α maka Rµν harus lenyap secara terpisah. Dari

Rµν akan kita dapat 10 persamaan yang harus diselesaikan.Dari pers. (4.46) terlihat bahwa untuk suku ke-4 sudah lenyap. Jika ℓµ 6= 0, maka untuk suku ketiga akan mengimplikasikan

a2 = 0,

dengan

(14)

akan didapatkan juga a· l = 0,maka dapat dituliskan untuk sebuah fungsi skalar A

aµ = Aℓµ (4.48)

lalu untuk aµ

aµ = gµνaν = ηµνℓβℓν,β

= ℓβℓµ. (4.49)

Bila didefinisikan B =ℓµ

,µ, maka suku pertama

ηστ(ℓµℓν),στ = (ℓσℓµ),σν + (ℓσℓν),σµ

= (ℓσℓµ+ℓσℓµ,σ),ν+ (ℓσ,σℓν+ℓσℓν,σ),µ = (Bℓµ+Aℓµ),ν + (Bℓν+Aℓν),µ

(µν) = [(A+B)µ] + [(A+B)ν] (4.50)

dengan

ηµν ∂

2

∂xµ∂xν (Persamaan D’Alembert) (4.51)

kemudian dengan mengkontraksikan persamaan (61) dengan ηµν dan

mem-baginya dengan 2

ηµν(µν) = ηµν{(Bℓµ+Aℓµ)+ (Bℓν +Aℓν)} (νν) = [(A+B)ν] + [(A+B)µ]

(15)

lalu untuk bagian suku keduanya akan bernilai nol jika pada suku pertama

dan ketiga berlaku

(ℓστ)

,σ(ℓµℓν),τ = (ℓσ,σℓτ +ℓσℓτ,σ)(ℓµ,τℓν +ℓµℓν,τ) = (Bℓτ +Aℓτ)(ℓµ,τℓν +ℓµℓν,τ)

= (A+B)2Aℓµℓν (4.53)

ℓσℓτ(ℓµℓν),στ = ℓσℓτ(ℓµℓν,στ +ℓνℓµ,στ +ℓµ,σℓν,τ +ℓµ,τℓν,σ) = ℓσ[A(ℓµℓν)],σ−Aℓτ(ℓµℓν),τ

+ℓσ[A(ℓνℓµ)],σ−Aℓτ(ℓνℓµ),τ + 2A2(ℓµℓν) = 2(ℓσA,σ+A

2

)ℓµℓν (4.54)

(ℓσℓµ),τ(ℓτℓν),σ = (ℓµℓσ,τ +ℓσℓµ,τ)(ℓνℓτ,σ+ℓτℓν,σ) = ℓµℓσ,τℓνℓ,στ +ℓµℓσ,τℓτℓν,σ

+ℓσℓµ,τℓνℓ,στ +ℓσℓµ,τℓτℓν,σ

= ℓµℓν[(Aℓσ),σ−B,τℓτ + 3A2] (4.55)

kembali mengambil persamaan (61)

(µν) = [(A+B)µ]+ [(A+B)ν] ℓµℓν +ℓνℓµ+ 2ηστℓµ,σℓν,τ = ℓµ(A+B),ν+ℓν(A+B),µ

+(A+B)(ℓµ,ν +ℓν,µ)

(16)

dengan ℓν akan didapat

dengan menghapus faktor α2

/2 dari suku kedua akan didapat

(17)

= 2(Aℓσ),σ−(Aℓσ),σ+ (Bℓσ),σ

0 = [(A+B)ℓσ],σ (4.59)

seperti halnya diawal bahwa setiap kompenen dari Rµν akan lenyap secara terpisah. Semua isi persamaan medan diwujudkan dalam pers. (61).

Pada keadaan stasioner atau tak bergantung waktu,dimungkan untuk

mereduksi persamaan medan kedalam 2 bentuk persamaan diferensial untuk

satu fungsi kompleks. Penyederhanaan ini dapat dicapai dengan manipulasi

aljabar pada pers. (61).

Pertama-tama dengan mengenalkan sebuah vektor tiga λj melalui per-samaan

ℓµ = ℓ(1, λ1, λ2, λ3) (4.60)

Selama ℓµ adalah ruang datar dan vektor null (ℓµℓνηµν = 0), λj adalah unit vektor ruang datar, λ2 = 1. Maka pers. (61) dapat diuraikan mejadi

∇2 (ℓ2

) = 0, (4.61)

∇2 (ℓ2

λi) = [(A+B)ℓ],i, (4.62)

∇2 (ℓ2

λiλj) = [(A+B)ℓλi],j+ [(A+B)ℓλj],i (4.63)

Persamaan-persamaan tersebut dapat kita manipulasi dengan mengganti pers.

(4.63) menggunakan pers. (4.61) untuk menghilangkan suku pada pers. (4.62)

sehingga akan kita dapatkan

λi,kλj,k =

(A+B)

(18)

jika kita definisikan

(A+B)

2ℓ =p (4.65)

λi,k =M

maka dapat kita tulis untuk pers. (77)

M+MT 1 pM M

T = 0. (4.66)

Selama λ2 = 1, akan didapat bentuk persamaan matriks yang penting

λjλj,i = 1

2(λjλj),i = 0, M

Tλ= 0 (4.67)

Ini menunjukkan bahwa λ berada dalam ruang null dari MT. Dari bentuk

Aℓµ=ℓνℓµ,ν, akan didapat pula

Aℓλi =ℓν(ℓλi),ν =Aℓλi+ℓ2λjλi,j

atau

= 0 (4.68)

maka λjuga berada dalam ruang null dariM. Dengan memakai suatu matrik orthogonal baru R yang bila dioperasikan pada λ akan menghasilkan

= λ′ (4.69)

λ′ =

     

1

0

     

(19)

jika λ berada dalam ruang null dari M dan MT, maka λ′ juga berada dalam

Dari bentuk λ′ dan karena ia merupakan ruang null dari M dan MT maka

bentuk M′

haruslah

M′

= diag(0, N) (4.73)

dimanaN adalah matrik 2×2. Selama matrik tersebut tidak berubah terhadap perotasian, maka bentuk metrikN′

danM′

juga memenuhi bentuk persamaan

(79)

yang mengimplikasikan bahwaIN′

(20)

atau

untuk sembarang θ. Dengan memilih kemungkinan pertama akan didapat

N′

maka kita dapatkan untuk nilai M′

M′

Merotasikan kembali ke koordinat semula untuk mendapatkan M =

RTM

Karena R adalah matrik rotasi orthogonal kolom dan baris, maka matrik R

akan memenuhi

R1iR1k+R2iR2k+R3iR3k =δik

(21)

jika R1i ≡Ri maka pers.(4.78) akan menjadi

Mik =p(1−cosθ)(δik−RiRk) +P sinθǫiklRl (4.79)

dengan kembali melihat bentuk λ′ dari pers.(4.69) dan (4.70) maka akan kita

dapatkan

R·λ= 1 (4.80)

denganRdisini menunjukkan vektor R1i =Ri. Akan didapat bahwaRi =λi. Maka akan kita dapatkan bentuk

Mik =λi,k = p(1−cosθ)(δik−λiλk) +psinθǫiklλl

= α(δik−λiλk) +βǫiklλl (4.81)

dengan

α=p(1cosθ), β=psinθ.

Dengan memakaii=kpada pers.(94) dan menjumlahkannya akan didapatkan

∇ ·λ = 2α. (4.82)

Mengalikan pers.(94)dengan ǫjki lalu menjumlakannya di idan k

∇ ×λ=2βλ. (4.83)

(22)

menu-runkan persamaan (94) terhadap xk

λi,kk = [α(δik−λiλk)],k+ (βǫiklλl),k

= α,k(δik−λiλk)−αλi,kλk−αλiλk,k+ǫikl(βλl),k

∇2λ

= αλ(α·λ)2(α2+β2)λ+β×λ. (4.84)

Dan cara kedua dengan identitas vektor

∇ ×(∇ ×λ) = (∇ ·λ)− ∇

∇2λ

= 2λα2λ× ∇β4β(4.85)

dengan menjumlahkan persamaan (97) dengan persamaan (98) akan didapat

∇α = λ× ∇βλ(λ· ∇α)2(α2β2)λ (4.86)

dari bentuk tersebut akan didapat

∇α·λ = β2α2 (4.87)

∇α = λ(β2α2)− ∇β×λ. (4.88)

Dari persamaan (96), dapat dilihat bahwa divergensi dari βλ adalah nol, maka

∇ ·βλ = β(∇ ·λ) +β·λ

dan lalu dengan pers. (4.82) bisa didapatkan

(23)

pers.(4.89) akan didapat nilai β

∇β = 2αβλ+ (α×λ). (4.90)

Persamaan (4.87),(100),(4.90), dan (4.89) dapat dibentuk dengan cara yang

lebih ringkas dengan mengenalkan suatu fungsi kompleks baru γ =α+iβ

∇γ·λ = γ2 (4.91)

∇γ = γ2λ

−iλ× ∇γ. (4.92)

Pengenalan fungsiγ ini untuk menyederhakan persamaan medan einstein dan akan membuat hubungan solusi Kerr dan Schwarzschild semakin jelas.

Disini akan didapatkan pasangan persamaan diferensial biasa yang akan

menentukanγdan akan menunjukkan bahwa γ yang akan menentukan metrik, sepertihalnya fungsi ℓ dan λj. Persamaan diferensial pertama didapatkan de-ngan cara membentuk laplasianγ dari pers. (4.92) serta menyederhanakannya dengan pers. (4.82) dan pers. (96)

∇2

γ = γ2

∇ ·λ2γγ·λ+i∇ ·(γ×λ) = 2αγ2

+ 2γ3

−iγ·(∇ ×λ) = 2γ2

(α+iβγ)

= 0 (4.93)

Maka γ adalah fungsi komplek harmonik. Persamaan diferensial yang ke-dua adalah dengan menguadratkan pers.(4.92) dan memakai pers. (4.91) untuk

(24)

(γ)2

= γ4

−(λ×γ)2 = γ4

−(γ)2

−(λ· ∇γ)2 = γ4

(4.94)

Kedua persamaan diferensial terakhir menunjukkan fungsi γ. Selanjutnya dipilih ω= 1/γ

∇ω =λiλ× ∇ω, (4.95)

λ· ∇ω=λ· ∇ω= 1, (4.96)

(ω)2

= 1, (4.97)

lalu

∇ω· ∇ω∗

=i(ω+ω∗

) +Hλ (4.98)

dengan H representasi dari fungsi λ dan ω yang takperlu dituliskan.

Pers.(4.98) dapat diselesaikan dengan mengalikan dot denganωuntuk meda-patkan H serta menggunakan pers.(4.95) dan (4.96) untuk menyederhanakan

H =i(1 +ω· ∇ω∗

) (4.99)

sehingga akan didapatkan nilai λ

λ = ∇ω+∇ω

−iω× ∇ω∗

1 +ω· ∇ω∗ (4.100)

(25)

dapatkan

ℓ2

=(γ) = α. (4.101)

Dari pers. (4.93) kita tahu bahwa α adalah harmionik. Jadi pers. (4.61) bisa langsung lenyap. Untuk menunnjukkan ℓ2

= α adalah solusi dari pers.(4.62) kita menghitung sisi sebelah kiri dengan ℓ2

=α sebagai solusi coba denganα

harmonik.

∇2

(αλj) = α∇2λj+ 2α,kλ,k (4.102)

Dengan memakai pers.(94),(98),(100), dan pers.(4.90) maka persamaan

terse-but akan menjadi

∇2

(αλj) = 4α∇α+ 2β∇β = (α2

+β2

). (4.103)

. Selanjutnya dihitung sisi sebelah kanan dari pers.(4.62). Dari definisi α =

p(1cos∴) dan β=psinθ yang sebelumnya dijelaskan pers.(94)akan didapat

α2 +β2

= 2p2

(1cosθ) = 2αp (4.104)

dari definisi pers.(4.65) akan kita dapatkan

A+B = ℓ

α(α

2 +β2

) (4.105)

lalu dengan ℓ2

=α bagian sisi kanan dari pers.(4.62) menjadi

(26)

Persamaan tersebut akan sesuai dengan pers.(4.103), dan terbkti bahwaℓ2

Penyederhanaan panjang yang telah dibuat berguna untuk

menyeder-hanakan persamaan medan menjadi dua persamaan yang sederhana yang

diberikan oleh pers.(4.93) dan pers.(4.97), dengan fungsi metrik yang diberikan

oleh pers.(4.100) dan pes.(4.101), bentuk-bentuk ini akan digunakan untuk

menyelesaikan persamaan medan Einstein. Fungsi kompleks γ memegang

peranan sebagi potensial Newton yang tergeneralisasi karena mematuhi

per-samaan Laplace, dan dalam limit medan lemah(γ) adalah potensial Newton. Dalam kesseuaian dengan Newtonian, pertama-tama mempertimbangkan

so-lusi sederhana simetri bola ke persamaan Laplace

γ = 1

Maka disini ω=r. Selanjutnya fungsi metrikℓ2

yang sesuai dengan potensial

Newton, dan vektor λi dapat diperoleh dari pers.(4.100) dan (4.101)

ℓ2

Dari definisi pers.(4.60) dan pers.(4.37) akan didapatkan elemen garis

ds2

Bentuk ini sesuai dengan bentuk Edington dari metrik Schwarzschild pada

pers.(4.36)

Penyederhanaan dari solusi Schwarzschild terhadap masalah ini akan

men-garahkan pada suatu keumuman pergeseran dari titik awal

(27)

atau

γ = (x+a)−1/2 (4.111)

dengan ai =konstanta sembarang. Karena pesamaan tersebut memenuhi

pers.(4.93) dan pers.(4.97) untuk setian sembarang konstanta ai. Jika kon-stanta ai real maka solusi ini sesuai dengan pergerseran dari titik awal dan tidak ada hal fisis yang menarik. Disisi lain, saat kita pilihai adalah imajiner maka akan ada keadaan fisis yang baru. tanpa harus kehilangan keumuman ,

kita dapat menuliskan pergerseran fungsi γ imaginer sebagai berikut

γ =p(x+ia)2 (4.112)

persamaan ini mewakili solusi Kerr.

Dari fungsi γ baru ini, bisa didpatkan fungsi metrik ℓ2

dan λi dari pers.(4.100) dan pes.(4.101), seperti kasus Schwarszchild tapi dengan sedikit

tambahan aljabar. Pertama-tama dengan membagi ωmenjadi bagian real dan imajiner agar lebih mudah

ω = ρ+iσ ω2

= x2

−a2

+ 2ia·x (4.113)

dengan

r=√x2, a=a2 (4.114)

dengan menguadartkat pers.(4.113) lalu memisahkan bagian imajiner dan

re-alnya akan didapat

ρ2

−σ2 =r2

−a2

(28)

selanjutnya akan dapat diperoleh hubungan kuadrat antaraρ2

Untuk mendapatkan nilaiλdari pers. (4.100) pertama-tama dihitung nilai

∇ω

sehingga akan didapatkan untuk nilai λ

λ= ρ

Hal ini dapat dapat dibandigkan dengan bentuk edington dalam solusi

(29)

Akhirnya akan bisa didapatkan

ini adalah bentuk yang ditemukan Kerr pada tahun 1963.

Dengan pemilihan koordinat alternatif t, ρ, θ, φ yaitu

cosθ= z

ρ, (ρ+ia)e

sinθ =x+iy.

akan didapatkan suatu bentuk elemen garis baru

ds2

dengan mengenalkan suatu bentuk variabel baru

x0

sehingga pers.(4.120) dapat menjadi

(30)

atau

Persamaan tersebut merupakan solusi Kerr dalam koordinat

Boyer-Linquist(1967), metrik Kerr ini akan kembali menjadi bentuk metrik

Schwarzschild bilaa= 0, adanya suku silangdφ′

dt′

membuatnya tampak sama

dengan metrik dari ruang datar yang berotasi. (Penurunan untuk subbab ini

secara lengkap dapat dilihat di lampiran 6 dan analisis vektor yang terkait

dapat dilihat di lampiran 4).

4.2.3

Implikasi Solusi Kerr

Pada tahun 1918, Lense dan Thirring mempelajari tentang medan gravitasi

dari suatu benda berbentuk bola yang berotasi. Dengan menggunakan

per-samaan medan ralativistik terhadap ruang massa-energi, mereka mendapatkan

pendekatan solusi untuk putaran rendah dan medan yang lemah didalam atau

diluar bola. Solusi dari bagian luar bola mempunyai bentuk

ds2 =

(31)

suku pertama dalam a/ρ

dimana suku pertama ρ=r. Persamaan ini sama dengan solusi Schwarzchild dengan tambahan suku silang yang proposinal dengan a. Untuk membanding-kan persamaan ini dengan pers.(4.123), persamaan ini harus diuraimembanding-kan kedalam

bentuk isotropik. Perubahan dapat dilakukan dengan perubahan koordinat

ra-dial untuk menguraikan elemen garis Schwarzschild kedalam bentuk isotropik,

ρ= ˆρ(1 +m/2ˆρ)2

, dengan ˆρ adalah penanda radial isotropik.

ds2

lalu melebarkan suku pertama dalam m/ρˆ

ds2

yang sesuai dengan pers.(4.123) jika kita ambil

ma=κJ

c3 (4.126)

(32)

menjadi

Pada solusi Schwarzschild permukaan r = 2m adalah even horizon (EH) dan juga permukaan dariinfinite red-shift (SIR) sebagaimana yang telah

dike-tahui, tetapi pada solusi Kerr, SIR dan EH adalah dua permukaan yang

berbeda. Area diantara keduanya disebutergosphere.

Untuk menyelidiki solusi Kerr ini pertama-tama, sebuah permukaan hiper

(hyppersurface) dinyatakan dalam bentuk

f(x0

, x1

, x2

, x3 ) = 0

Dalam solusi Schwarzschild EH diberikan oleh r 2m = 0, maka fungsi f

dapat ditulis

f =r2m =x1

−2m

dan ℓµ = (0,1,0,0). Permukaan hiper null jika ℓµℓµ = 0. Dari bentuk Ed-ington diketahui bahwa g11

= 12m/r, maka terlihat bahwa ℓµ

(33)

Dalam solusi Kerr, permukaan hiper menuntut ∆ = 0, maka

r =r± =m±

√ m2

−a2 (4.128)

yang setara dengan

r2 + =a

2

= 2mr+ (4.129)

maka fungsi f dapat ditulis

f =rr+ =r−m−

√ m2

−c2 (4.130)

dan ℓµ= (0,1,0,0) serta g11= ∆/ρ2. Karena ∆ = 0 saat r=r+ maka

ℓµℓµ= 0 di r=r+ (4.131)

maka dapat disimpulkan bahwa r = r+ adalah null dari permukaan hiper. cahaya takkan mampu yang masuk takkan mampu keluar dari lubang hitan

Kerr. Horizon peristiwa dari lubang hitam Kerr adalah

r =r+ =m+

√ m2

−c2 (4.132)

yang mana EH ini akan menjadi EH Schwarzchild saat a= 0.

Kembali memperhatikan properti dari r = 2m dalam solusi Schwarzchild, yaitu SIR. Faktor pergeseran merah adalah

z = νem

νrec − 1,

(34)

ca-haya diemisikan saat r2 dan diterima di r1 maka

z =

s

g00(r1)

g00(r2) − 1

dengan g00(r) = 1−2m/r. Maka untuk cahaya yang diemisikan saat r dan diterima di suatu jarak yang jauh, g00(r1) = 1 maka

z = p 1 g00(r)

−1 =

r r

r2m −1,

dan sebagaimana r 2m, z → ∞. Permukaan r = 2m adalah SIR yang

didefinisikan g00= 0.

Dalam kasus solusi Kerr, kondisi g00 = 0 memberikan

ρ2

= 2mr r2

−2mr+a2 cos2

θ= 0

dengan solusi

r1,2 =m±

√ m2

−a2cos2θ,

saat r =r1

r=r1 ==m+

m2a2cos2θ (4.133)

persamaan tersebut merupakan SIR dari solusi Kerr yang akan kembali

men-jadi SIR dalam solusi Schwarzschild saat a= 0.

Diantara permukaan EH dan SIR ada sebuah area yang disebut sebagai

ergosphere yang disefinisikan sebagai

m+√m2

−a2 =r

+< r < r1 ==m+

√ m2

(35)

Sebuah partikel denganr, θ yang tetap tapi bergerak dengan bertambahnya

φ, maka kecepatan-4nya adalah

dxµ

kondisi u0

haruslah timelike

atau dengan menakai pers.(4.135)

Ω2

bila pers.(4.136) bernilai nol maka

Komponen-komponen metrik g00, g03 dan g33 dapat ditulis ulang dari bentuk pers.(4.127)

−gg03

33

= ω

c (4.138)

maka dua solusi pers.(4.137) dapat dituliskan

(36)

Gambar 4.2: Lubang Hitam Kerr

maka Ω dalam pers.(4.136) harus berada diantara Ωmin dan Ωmax , atau dapat

ditulis

Ωmin <Ω<Ωmax

dengan Ω adalah kecepatan sudut dari partikel di dalam ruang-waktu Kerr

yang dilihat pengamat yang jauh dari lubang hitam. Secara umum, g00 < 0, Ωmin < 0, maka pengamat yang jauh masih bisa melihat partikel bergerak berlawanan arah dengan rotasi lubang hitam. Saat g00 → 0, maka Ωmin = 0 dan Ωmax = 2ω, dan partikel tidak mampu bergerak barlawanan dengan rotasi lubang hitam, tapi masih bisa diam. Untuk hal ini, SIR disebut sebagai batas

diam. Dan saat berada di ergosphere atau Ω > 0 partikel takkan mampu menahan untuk mengikuti putaran lubang hitam. Adanya ergoshere inilah

Gambar

Gambar 4.1: Partikel Jatuh Menuju Lubang Hitam
Gambar 4.2: Lubang Hitam Kerr

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat penulis ambil pemahaman bahwa di antara aktivitas latihan dalam proses pembelajaran bidang studi Quran Hadis di MAN

komunitas global dalam bidang ilmu pengetahuan, (4) peningkatan budaya ilmiah masyarakat Indonesia, dan (5) pelaksanaan dukungan manajemen. 2) Indikator jumlah industri

Nilai sig dari hasil pengujian yang ditunjukkan oleh tabel 1 menunjukkan nilai 0,000 dengan tingkat signifikan &lt;0,05 maka dapat diartikan bahwa variabel independen

Berdasarkan perhitungan pada tabel 15 diketahui bahwa tanggapan responden terhadap Perbaikan Berkesinambungan yang dilaksanakan oleh PT Rentang Buana Niagamakmur

4ydrocharitaceae sendiri merupakan salah satu suku anggota tumbuhan berbunga yang dimana kebayakan anggotanya adalah tanaman air. amun yang berasal

Secara umum, keragaman corak perencanaan yang ada dalam praktek saat ini, yaitu: (1) perencanaan komprehensif (comprehensive planning); (2) perencanaan induk (master planning);

Dua dari lima genotip tersebut, BTM 2064 dan BTM 867, memiliki karakter jumlah cabang produktif, jumlah bunga per tanaman, jumlah tandan bunga per tanaman,

Alasan peneliti memilih lokasi Pondok Pesantren Al Akhlakul Karimah Budi Mulyo yaitu pertama, Pondok Pesantren Al Akhlakul Akrimah Budi Mulyo merupaka pesantren yang tidak