ii
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN
CANDI, AMPEL, BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
ENI SUGIARTI
NIM : 11513084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
DAN PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN,
CANDI, AMPEL, BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
OLEH:
ENI SUGIARTI
NIM : 11513084
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
v
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Jangan menyia-nyiakan kesempatan yang ada,
karena kesempatan tidak datang dua kali,,,
PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku Bapak Sunardi dan Ibu Kami
2. Kakak-kakakku (Suryanto, Sugiarto dan Tri Sudarmi)
3. Kedua keponakanku (Febrian Wahyu A dan Muhammad Alfarizy)
4. Temanku Anik Rahmawati, Aini Wahyuningsih dan Khumairoh yang
selalu memberi semangat dan berjuang bersama dari awal perkuliahan sampai akhir perkuliahan
5. Teman-teman PGMI C angkatan 2013
6. Anita Retno, Desy Kurniawati dan Era Istikhomah yang selalu memotivasi agar dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya
7. Teman-teman KKN Posko 70
8. Guru dan siswa MI Salafiyah Tukangan yang telah membantu dalam
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat allah SWT atas berkat rahmat, hidayah dan
inayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Sholawat serta salam
selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, nabi yang menjadi suri tauladan bagi seluruh umat Islam.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan
serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini, khusunya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sejak awal hingga selesai.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
vii
viii ABSTRAK
Sugiarti, Eni. 11513084. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi dan Penggunaanya dengan Menggunakan Strategi Pembelajaran Learning Tournament pada Siswa Kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Candi, Ampel, Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPA dan Strategi Learning Tournament
Banyak permasalahan yang terkait dengan proses pembelajaran IPA. Salah satunya adalah rendahnya interaksi antara guru dengan murid, rendahnya hasil belajar siswa serta kurangnya kemampuan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Penyampaian pelajaran hanya melalui metode ceramah sehingga tidak ada kelompok kerja siswa. Hal ini membuat siswa menjadi bosan dan berujung banyak nilai yang kurang dari KKM. Peneliti memberikan alternatif permasalahan tersebut dengan meningkatkan hasil belajar menggunakan strategi pembelajaran
learning tournament.Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran learning tournament.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan dengan jumlah 14 siswa yang terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan. Data yang diperoleh berupa hasil tes dan lembar observasi kegiatan pembelajaran.
ix
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING……….. ii
PENGESAHAN KELULUSAN………. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN………. v
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan……… 6
E. Manfaat penelitian……… 7
F. Definisi Operasional……….. 8
G. Metodologi Penelitian………... 11
1. Rancangan Penelitian………. 11
2. Subyek, Lokasi dan Waktu Penelitian………... 12
x
4. Instrumen Penelitian………. 15
5. Teknik Pengumpulan Data……… 16
6. Analisis Data……….……… 17
H. Sistematika Penulisan ………. 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar……….. 19
B. Mata Pelajaran IPA………... 26
C. Materi Energi dan Penggunaanya………. 28
D. Strategi Pembelajaran……… 35
E. Strategi Pembelajaran Learning Tournament……….. 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Salafiyah Tukangn……….. 42
B. Pelaksanaan Penelitian……….. 45
1. Deskripsi Pra Siklus………... 45
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………. 45
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II……… 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 59
1. Deskripsi Pra Siklus……… 59
2. Deskripsi Siklus I……… 60
3. Deskripsi Siklus II……….. 65
xi
xi BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……….. 73
B. Saran……….. 74
DAFTAR PUSTAKA ………. 75
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Indikator pencapaian Visi dan Misi ………... 42
Tabel 3.2 Daftar Tenaga Pendidik MI Salafiyah Tukangan …………... 43
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Salafiyah Tukangan ……… 43
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa MI Salafiyah Tukangan ……….. 44
Tabel 3.5 Daftar Ruang MI Salafiyah Tukangan ……… 44
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra-Siklus) ………. 59
Tabel 4.2 Hasil belajar Siswa Siklus I ……… 60
Tabel 4.3 Hasil pengamatan guru dan siswa siklus I ……….. 61
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II ……….. 64
Tabel 4.5 Hasil pengamatan guru dan siswa siklus II ……… 66
xiii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 Tahapan Penelitian ……… 13 Gambar 4.1 Peningkatan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa……….. 69
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. RPP Siklus 1
Lampiran 2. Hasil pengamatan guru dan siswa siklus I Lampiran 3. Soal dan jawaban siklus 1
Lampiran 4. Hasil belajar siswa siklus 1 Lampiran5. RPP Siklus 2
Lampiran 6.Hasil pengamatan guru dan siswa siklus 2
Lampiran 7. Soal dan jawaban siklus 2 Lampiran 8. Hasil belajar siswa siklus 2
Lampiran 9. Dokumentasi Lampiran 10. Lembar konsultasi
Lampiran 11. Surat keterangan penelitian
1
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengapa manusia harus belajar? Karena belajar sebagai karakteristik
yang membedakan manusia dengan makhluk yang lainnya. Belajar mempunyai keuntungan baik bagi individu maupun bagi masyarakat. Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu.
Belajar akan terjadi saat dalam diri seseorang, dimanapun dan kapanpun proses belajar dapat terjadi. Belajar tidak hanya terjadi dibangku sekolah,
tidak hanya ketika siswa berinteraksi dengan guru, tidak hanya ketika seseorang belajar membaca, menulis dan berhitung. Belajar bisa terjadi dalam semua aspek kehidupan. Belajar sudah terjadi sejak lahir bahkan
sebelum lahir atau dikenal dengan pendidikan prenatal, dan akan terus berlanjut hingga ajal tiba (Sriyanti, 2011: 16). Belajar merupakan tindakan
dan perilaku yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidaknya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada
dilingkungan sekitar (Dimyani dan Mudjiono, 2002: 7).
Belajar dan pembelajaran pada dasarnya merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Menurut Darsono dalam Hamdani (2011: 23) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang
2
kepada siswa untuk berfikir mengenal dan memahami suatu yang sedang dipelajari.
Ketika proses pembelajaran sedang berlangsung hendaknya guru harus selalu memperhatikan setiap kondisi siswa serta tidak memaksakan siswa
untuk mengikuti pembelajaran seperti yang diinginkan oleh guru, tetapi guru lah yang harus bisa menyesuaikan pembelajaran seperti apa yang diinginkan oleh siswa. Sebab setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
Sehingga seorang guru harus mampu menciptakan proses belajar yang dapat merangsang siswa untuk aktif dan mengembangkan potensi yang dimilkinya
melalui berbagai sumber dan media yang ada. Oleh karena itu, setiap guru diharapkan dapat mempunyai cara strategi tersendiri dalam melaksanakan pembelajaran supaya kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan
efektif dan efisien. Sebab ditangan gurulah letak keberhasilan pembelajaran tersebut.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peran guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dalam mencapai hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor
intern meliputi faktor fisiologis yaitu yang berhubungan dengan kondisi fisik individu dan faktor psikologis meliputi kecerdasan, motivasi, sikap, bakat,
minat dll. Sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sosial yaitu lingkungan sekolah, masyarakat, dan keluarga sedangkan lingkungan
3
3
Keberhasilan guru dalam menyampaikan pelajaran tidak terlepas dari strategi dan media yang digunakan untuk menunjang pembelajaran. Maka
sebelum guru melaksanakan proses pembelajaran hendaknya seorang guru harus menentukan strategi dan media apa yang sesuai dengan materi
tersebut, supaya pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Dengan pemilihan strategi dan media yang tepat diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
Belajar IPA merupakan belajar tentang fenomena-fenomena alam. Seorang peserta didik yang belajar IPA diharap mampu memahami alam dan
mampu memecahkan masalah yang mereka jumpai di alam sekitar (Asih dan Sulistyowati, 2004: 31). Melihat pentingnya IPA dalam kehidupan siswa, maka seorang guru mempunyai tugas untuk menyampaikan materi IPA
dengan sejelas mungkin. Salah satu cara penyampaian materi IPA supaya siswa antusias dan memahami apa yang disampaiakan dapat dilakukan
dengan menggunakan media dan strategi pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam menerima materi tersebut. Dalam pembelajaran IPA seharusnya siswa dapat menerima pelajaran dengan mudah, sebab materi
IPA sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi proses belajar mengajar pada kelas IV MI
Salafiyah Tukangan, kegiatan pembelajaran IPA dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pembelajaran yang tepat. Hal ini ditunjukkan oleh tindakan guru pada saat mengajar. Guru hanya menggunakan buku pegangan pada saat mengajar dan
hanya mengandalkan metode ceramah.
Ketika guru tersebut menjelaskan hanya dengan menggunakan ceramah
banyak sekali siswa yang mengantuk bahkan ketika diadakan evaluasi banyak siswa yang kurang bisa memahami maksud soal, sehingga hasil yang didapat pun masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal. Saat pembelajaran
berlangsung tidak ada kelompok kerja siswa, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Guru dalam menilai hanya mengandalkan penilaian
akhir tanpa memperhatikan penilaian proses yang seharusnya menuntun siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Karakteristik yang dimiliki peserta didik di sekolahan tersebut juga
berbeda-beda, begitu juga dengan kemampuan yang dimilikinya ada siswa yang mudah menerima pembelajaran dan ada siswa yang sulit menerima
pembelajaran. Oleh sebab itu diperlukan strategi pembelajaran baru untuk mengatasi hal tersebut. Bila dibiarkan berlarut-larut dikhawatirkan hasil belajar siswa semakin menurun. Oleh karena itu perlu diadakan tindakan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran IPA di MI Salafiyah, supaya hasil yang didapat bisa mencapai KKM di MI
tersebut yaitu 65.
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis
5
materi bentuk energi dan penggunaannya pada siswa kelas IV di MI Salafiyah Tukangan. Oleh karena itu, penulis mengambil judul penelitian “PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI DAN
PENGGUNAANYA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING TOURNAMENT PADA SISWA
KELAS IV MI SALAFIYAH TUKANGAN DESA CANDI
KECAMATAN AMPEL BOYOLALI PADA TAHUN PELAJARAN 2016/2017”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, permasalahan yang
dapat dirumuskan adalah apakah strategi learning tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa
kelas IV MI Salafiyah Tukangan pada tahun 2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi kesulitan siswa serta
membantu siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan dalam memahami mata pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya. Secara lebih rinci tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar dengan menggunakan strategi learning tournament dalam pelajaran IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Strategi pembelajaran learning tournament dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI
Salafiyah Tukangan Desa Candi, Kecamatan Ampel, Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran learning tournament ini dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai. Indikator pencapaian
hasil belajar dibuat untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Indikator pencapaian hasil belajar merupakan acuan yang digunakan dalam melakukan penelitian. Adapun indikator yang dapat dirumuskan
penulis sebagai berikut: a. Secara individu
Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah
ditentukan dari pihak sekolah pada materi energi dan penggunaanya. b. Secara klasikal
Menurut Depdikbud dalam Daryanto (2010: 191-192) Kriteria Ketuntasan Klasikal/kelas dikatakan tuntas apabila dalam kelas
7
E. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dapat diambil manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk
pengembangan pendidikan pada umumnya serta menambah wawasan pengetahuan bagi guru mengenai penggunaan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dalam proses pembelajaran.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Bagi Guru
1) Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan masukan bagi guru
dalam melaksanakan pembelajaran IPA dengan menggunakan strategi learning tournament
2) Meningkatkan kreatifitas guru dalam mengajar sebagai wujud
inovasi dalam dunia pendidikan. c. Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang berguna bagi sekolah dalam kegiatan pembelajaran.
3) Sebagai masukan pengambilan kebijakan pembinaan guru IPA dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Pengembangan Ilmu
Mengembangkan hasanah keilmuan terutama dalam penggunaan
stategi pembelajaran pada mata pelajaran IPA.
F. DEFINISI OPERASIONAL
1. Peningkatan
Peningkatkan dapat diartikan sebagai menaikkan (derajat, taraf, dan sebagainya); mempertinggi ; memperhebat (produksi dan sebagainya) (Tim Pusat Bahasa Depdiknas, 2008: 1385).
2. Hasil belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang tejadi pada diri siswa , baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:5) hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara
sederhana hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar. Karena belajar itu merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
9
belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran (Susanto, 2013: 5).
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan rumpun ilmu, yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality), atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya (Asih dan Sulistyowati, 2014: 22). IPA atau
Sains juga diartikan sebagai usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan
prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
4. Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu aktivitas atau kegiatan (Melati, 2014: 138). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali
macam-macam bentuk energi yang sering dijumpai diantaranya: energi panas, energi bunyi, dan energi alternatif.
Energi panas adalah energi dalam bentuk panas. Sumber energi panas
adalah sesuatu yang dapat menghasilkan panas yang diperoleh dari matahari, listrik, api juga gesekan. Panas dapat berpindah. Akibatnya,
benda yang semula panas dapat menjadi dingin. Perpindahan panas terdiri dari tiga macam yaitu: konduksi, konveksi dan radiasi.
bernada yaitu bunyi yang frekuensinya teratur sedangkan yang tidak bernada yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur. Frekuensi yaitu
getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan frekuensi disebut hertz (Hz). Energi alternatif yang ada dibumi dapat diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain matahari, angin, air dan panas bumi. Dalam penggunaan energi alternatif terdapat keuntungan dan kerugian, tetapi keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dibandingkan dengan kesulitan
pemanfaatannya (Haryanto, 2012: 175) 5. Strategi pembelajaran learning tournament
Menurut Silberman (2009: 159) Strategi pembelajaran learning
tournament merupakan bentuk yang disederhanakan dari “Teams Games
Tournaments” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya.
Turnamen belajar ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas
macam-macam fakta, konsep dan keahlian yang luas.
Implementasi dari strategi ini yaitu peserta didik dalam satu tim yang terdiri dari 2-8 orang anggota. Masing-masing tim mempunyai jumlah
yang sama. Setiap tim diberi materi untuk dibahas bersama. Berikan serangkaian pertanyaan kepada peserta didik dan setiap peserta didik
harus menjawab pertanyaan secara pribadi. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan mintalah peserta didik
11
peserta didik diminta untuk menyatakan jumlah skor yang mereka dapat kepada kelompok lain.
G. METODOLOGI PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Dalam hal ini peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan menggunakan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan
atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara lebih professional.
Menurut Ebbut (1985), menjelaskan bahwa PTK merupakan studi yang
sistematis yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan menggunakan tindakan praktis serta refleksi
dari tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kemmis dan Mc Taggart Penelitian tindakan kelas juga digambarkan sebagai suatu proses dinamis dimana keempat aspek yaitu perencaan, tindakan, observasi, dan refleksi
harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk
spiral yang menyangkut perencanaan , tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari pengertian tersebut, dapat dirumuskan bahwa PTK merupakan penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam
Peneliti menggunakan PTK karena beberapa alasan sebagai berikut: Pertama, PTK dilaksanakan untuk meningkatkan dan memperbaiki
praktik pembelajaran disekolah. Peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran ini perlu dilakukan secara terus menerus mengingat
pemahaman masyarakat tentang pendidikan berkembang dengan cepat. Kedua, karena PTK dapat digunakan meningkatkan relevansi pendidikan. Hal ini dicapai melalui peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.
Dinyatakan demikian karena suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkatkan kualitas antara lain, apabila unsur-unsur yang terdapat
didalamnya menjadi sesuai dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Basrowi . 2008: 52-54).
2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Subjek Penelitian
Peneliti memfokuskan subjek penelitiannya pada siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan. Subjek penelitian berjumlah 14 siswa. Pada umumnya mereka merupakan siswa-siswa yang ceria dan
bersemangat ketika berlajar. b. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali. Mata
13
Pengetahuan Alam dengan materi pokok energi dan penggunaanya, dengan menggunakan strategi learning tournament .
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 20 Maret sampai 12 Juni 2017.
Penelitian dilaksanakan dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). 3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip yang berlaku dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model penelitian secara garis
Berikut skema dari prosedur penelitian
Gambar 1.1 Tahapan Penelitian (Suyadi, 2010: 50) Langkah-langkah penelitian:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat 3 kegiatan dasar, indentifikasi masalah, merumuskan masalah dan pemecahan masalah dengan tindakan yang berlandaskan teori.
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah menerapkan sesuatu yang telah direncanakan pada tahap pertama yaitu, bertindak dikelas. Tindakan
harus sesuai rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa.
Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
15
c. Pengamatan
Tahap pengamatan ini merupakan tahapan yang digunakan untuk
mempotret tinggi atau besarnya efek tindakan dalam mencapai sasaran. Pada langkah ini akan diuraikan jenis data yang
dikumpulkan, cara mengumpulkannya, dan alat atau instrument pengumpulan data.
d. Refleksi
Tahap terakhir ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali data ataupun informasi yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya.
Hasil refleksi inilah yang menjadi landasan untuk menentukan perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus berikutnya. Dengan demikian pelaksanaan tindakan siklus II merupakan perbaikan dari
siklus I, dan pelaksanaan siklus III merupakan perbaikan siklus II (Suyadi, 2011: 54-56)
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dalam proses pembelajaran IPA materi energi dan
penggunaanya.
b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk memperoleh gambaran
umum sekolah dan keadaan proses pembelajaran.
c. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh
guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan tes. Lebih jelas akan diuraikan sebagai
berikut: a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian (Nawawi, 1990: 100). Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan
merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi didalam kelas. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan sesuai dengan dengan rencana yang telah
disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. dengan observasi diharapkan, gejala
ketidakberhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan modivikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut (Basrowi, 2008: 127).
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
b. Tes
Teknik ini bertujuan untuk mengukur efektivitas strategi learning
17
yaitu tes pilihan lisan dan tertulis (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 258).
c. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data yang berbentuk
tulisan. Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh daftar guru dan siswa kelas IV MI Salafiyah Tukangan, Desa Candi, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2016/2017.
6. Analisis Data
Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Analisis data
dilakukan sesuai pembahasan sebelumnya yaitu dengan membandingkan antara nilai pada setiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh MI Sa;afiyah Tukangan yaitu 65 oleh karena itu setiap siswa kelas IV
dikatakan tuntas belajar pada mata pelajaran IPA jika nilainya mencapai atau lebih dari KKM. Sebaliknya siswa dikatakan tidak tuntas apabila
nilai yang diperoleh kurang dari KKM yang ditentukan.
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar klasikal dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
P = 𝐹
𝑁× 100% Keterangan:
P : Jumlah nilai dalam presentase
Adapun untuk mencari nilai rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
M = ∑ 𝑥 𝑁
Keterangan:
M : Mean (rata-rata)
∑ 𝑥 : nilai total yang diperoleh dari hasil penjumlahan nilai setiap individu
N : Banyaknya individu (Djamarah, 2005: 264).
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian
penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, dalam bab II ini peneliti mengemukakan landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitia.
Bab III Pelaksanaan Penelitian, dalam bab ini berisi tentang gambaran umum MI Salafiyah Tukangan dan pelaksanaan penelitian.
Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan, dalam bab ini berisi hasil
19 aktivitas mental yang belangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat konstan dan berbekas (Susanto, 2013: 4). Belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman dan kemampuan pada individu yang
belajar (Trianto, 2009: 9).
Sedangkan menurut Mogan dan kawan-kawannya menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatife tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 14).
Seorang anak dapat dikatakan telah belajar apabila ia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior). Ini berarti, bahwa hasil dari belajar hanya dapat diamati dari
b. Perubahan perilaku relative permanent. Ini berarti, bahwa perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu tertentu akan
tetap atau tidak berubah-rubah. Tetapi perubahan tersebut tidak akan terpancang seumur hidup.
c. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat diamati pada proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku tersebut bersifat potensial.
d. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 14).
Seseorang yang melakukan aktivitas belajar dan diakhir dari
aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan dalam dirinya dengan pemilikan pengalaman baru, maka individu itu dikatakan telah belajar.
Tetapi, perlu diingat bahwa perubahan yang terjadi akibat belajar adalah perubahan yang bersentuhan dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku (Djamarah, 2011: 14).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dalam interaksi dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, tingkah laku, cara berfikir dan perubahan sikap sebagai hasil
21
2. Hasil belajar
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Nawawi dalam Susanto (2013:
5) hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Singkatnya yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Dalam kegiatan pembelajaran, biasanya guru menetapkan suatu
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut sudah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan Sunal dalam Susanto (2013: 5) bahwa evaluasi
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain
3. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12) hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara
terperinci uraian mengenai faktor internal dan eksternal sebagai berikut: a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor fisiologis dibedakan menjadi 2
macam, yaitu: a) Keadaan jasmani
Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan individu. Sebaliknya keadaan fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar yang maksimal. Cara menjaga kesehatan jasmani:
(1) Menjaga pola makan yang sehat dengan memperhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena apabila
23
lesu dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar.
(2) Rajin berolahraga agar tubuh sehat selalu bugar dan sehat. (3) Istirahat yang cukup (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 19).
b) Keadaan fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah yang berkaitan dengan fungsi pancaindra yang ada didalam diri individu.
Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar (Sriyanti, 2011: 24).
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain:
a) Kecerdasan / inteligensi siswa
Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 20).
b) Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong
c) Minat
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. d) Sikap
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan
sebagainya, baik secara positif maupun negatif. e) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 24)
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar individu.
Faktor eksternal terdiri dari faktor nonsosial dan sosial.
1) Faktor nonsosial yaitu faktor-faktor diluar individu yang berupa kondisi fisik yang ada dalam lingkungan belajar. Faktor –faktor
yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, suasana yang sejuk dan tenang.
25
alat-alat belajar, fasilitas belajar. Kedua software seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan, buku panduan, silabi
dll.
c) Faktor materi pelajaran.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor diluar individu yang berupa manusia, yang termasuk faktor sosial yaitu:
a) Lingkungan sosial sekolah b) Lingkungan sosial masyarakat.
c) Lingkungan sosial keluarga (Baharuddin dan Wahyuni: 2008: 26)
Pengenalan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
sangat penting untuk diketahui. Semua faktor-faktor tersebut sangat berkaitan satu dengan lainnya, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, seperti ada siswa yang mendapat hasil belajar tinggi bahkan ada yang mendapat hasil belajar rendah. Dalam hal ini seorang guru diharapkan dapat mengantisipasi hal-hal yang yang tidak diinginkan dalam
mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya dengan berusaha mengetahui faktor yang menghambat proses belajar serta dapat mencari solusi yang
B. Mata pelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan rumpun ilmu, yang memiliki
karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab
akibatnya. Belajar IPA merupakan belajar tentang fenomena-fenomena alam (Asih dan Sulistyowati, 2004: 21). IPA atau Sains juga diartikan sebagai usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167)
Dalam hal ini IPA dapat dipahami bahwa pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena
itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan-penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep IPA.
1. Tujuan pembelajaran IPA
Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar menurut Badan Nasional Standar Pendidikan dalam Susanto (2013: 171) adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha ESa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
27
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2. Fungsi pembelajaran IPA
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan
pemanfaatanya bagi kehidupan sehari-hari. b. Mengembangkan keterampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa
untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang
saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari.
kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikan ketingkat pendidikan yang lebih tinggi.
3. Ruang lingkup mata pelajaran IPA
a. Mahluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat dan kegunaanya meliputi udara, air, tanah dan batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya (Garnida dan Rudi, 2002: 254).
C. Materi Energi dan penggunaanya
Energi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu aktivitas atau
kegiatan (Melati, 2014: 138). Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali macam-macam bentuk energi yang sering dijumpai diantaranya: energi panas, energi bunyi, dan energi alternatif.
1. Energi panas
a. Sumber energi panas
Sumber energi panas adalah sesuatu yang dapat menghasilkan panas. Sumber energi panas dapat diperoleh dari matahari, api,
29
1) Matahari sebagai sumber energi panas 2) Api sebagai sumber energi listrik
3) Gesekan sebagai sumber energi panas (Poppy dan Anggraeni, 2008: 130)
b. Perpindahan panas 1) Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang tidak diikuti dengan
perpindahan bagian-bagian zat yang dilaluinya. Contoh : Ketika ujung sendok yang dipanaskan, maka seluruh sendok tersebut
akan turut panas. Tidak ada bagian-bagian logam yang berpindah atau bergerak dari bagian yang dipanaskan kebagian yang dingin (tidak dipanaskan).
2) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang diikuti oleh
perpindahan bagian zat yang dilaluinya (Haryanto, 2012: 179). Contoh: saat masak air di panci menggunakan kompor. Suhu air dalam panci yang dipanaskan akan bertambah panas. Akibatnya
air pun menjadi panas. Perpindahan panas dari panci menuju air disertai aliran zat
3) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara.
melalui zat perantara. Panas tungku api dapat menghangatkan tubuh. Panas tersebut merambat tanpa melalui zat perantara
(Sularmi dan Wijayanti, 2009: 119). 2. Energi bunyi
a. Sumber energi bunyi
Semua benda yang dapat menimbulkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber bunyi ada yang mengasilkan bunyi bernada dan bunyi tidak
bernada. Bunyi yang bernada yaitu bunyi yang frekuensinya teratur atau sering disebut nada, sedangkan bunyi tidak bernada yaitu bunyi
yang frekuensinya tidak teratur atau sering disebut desah. Frekuensi yaitu banyak getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan untuk frekuensi disebut hertz (Hz) (Sularmi dan Wijayanti, 2009: 120).
Dibawah ini macam-macam frekuensi getaran bunyi :
1) Frekuensi getaran kurang dari 20 Hz disebut infrasonik. Frekuensi
bunyi ini bisa didengar oleh jangkrik.
2) Frekuensi getaran antara 20 Hz – 20.000 Hz disebut audiosonik. Bunyi audiosonik ini yang bisa didengar oleh manusia.
3) Frekuensi getaran lebih dari 20.000 Hz disebut ultrasonik. Hanya bisa didengar oleh hewan-hewan tertentu, misalnya kelelawar dan
lumba-lumba.
Dalam kejadian sehari-hari kita sering mendengar bunyi
31
getaran yang kuat, sedangkan bunyi yang lemah ditimbulkan oleh getaran yang lemah. Seperti halnya ketika kita memetik dawai atau
senar gitar secara perlahan-lahan, bunyi yang dihasilkan terdengar lemah. Sebaliknya, jika dawai dipetik dengan kuat, maka
menghasilkan bunyi yang kuat pula. Dalam hal ini ketika dawai dipetik akan menghasilkan simpangan. Simpangan ini disebut dengan amplitudo. Amplitudo yaitu simpangan terjauh dari
kedudukan kesetimbangan. Makin besar amplitudo maka suara yang dihasilkan semakin keras. Jadi kuat lemahnya bunyi sangat
tergantung pada amplitudo getarnya, sedangkan tinggi rendahnya nada sangat ditentukan oleh frekuensi (Haryanto, 2012:182). b. Perambatan bunyi
1) Bunyi merambat melalui benda gas. 2) Bunyi merambat melalui benda cair.
3) Bunyi merambat melalui benda padat.
Kecepatan perambatan bunyi melalui berbagai jenis benda tidaklah sama. Bunyi yang merambat melalui benda padat lebih cepat
terdengar dari pada melalui benda gas dan cair. Kecepatan perambatan bunyi disebut dengan cepat rambat bunyi.
c. Pemantulan bunyi
Pemantulan bunyi dapat terjadi apabila bunyi tersebut dalam
Macam-macam pemantulan bunyi:
1) Bunyi pantul yang memperkeras bunyi asli
Bunyi ini dapat terjadi apabila jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul dekat, maka bunyi pantul terdengar hampir
bersamaan dengan bunyi asli sehingga akan memperkeras bunyi asli. Seperti contoh: ketika kita berbicara didalam kamar kosong yang tertutup, maka bunyi yang kita keluarkan akan mengenai
dinding kamar. Bunyi itu dipantulkan sehingga suara kita terdengar menjadi lebih kuat (Haryanto, 2012: 184).
2) Gaung atau kerdam
Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim.
3) Gema
Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai
dikirim. d. Penyerapan bunyi
Bunyi akan diserap jika mengenai bahan-bahan yang lunak atau
berongga. Benda-benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi. Contoh bahan peredam bunyi adalah busa, spon, wol, kain dan
karet (Rositawati dan Muharam, 2008: 135). e. Perubahan bunyi melalui alat musik
33
oleh getaran benda yang menghasilkan suara. 1) Alat musik tiup
Alat musik tiup umumnya berbentuk panjang seperti pipa. Bunyi yang dihasilkan oleh alat musik tiup dapat terjadi ketika udara
dalam pipa bergetar karena tiupan pemainnya. Nada suara diatur dengan membuka dan menutup lubang pada sisi alat musik. Perubahan keras pelannya suara disebabkan oleh kekuatan tiupan
yang menyebabkan getaran udara. 2) Alat musik pukul
Alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul disebut juga perkusi. Akibat pukulan, alat musik akan bergetar dan menghasilkan suara. Makin kuat pukulan, getarannya makin
banyak dan suara alat musik makin keras. 3) Alat musik gesek
Biola termasuk alat musik gesek. Gesekan terhadap rentangan senar yang semakin kuat, dapat menyebabkan perubahan energi bunyi dari biola.
3. Energi alternatif
a. Sumber energi alternatif
1) Matahari
Matahari merupakan sumber energi terbesar bagi bumi. Energi
juga dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar bensin. Mobil yang memanfaatkan energi matahari sebagai energi
penggeraknya dinamakan mobil bertenaga surya. Selain itu energi matahari juga dapat digunakan untuk menjalankan berbagai
peralatan elektronik. Caranya dengan diubah terlebih dahulu menjadi energi listrik. Panas matahari dikumpulkan dalam suatu alat yang disebut panel surya.
2) Angin
Tenaga angin dapat digunakan untuk menjalankan mesin
penggiling jagung, pompa air dan menghasilkan energi listrik dengan menggunakan alat yang dinamakan aerogenerator.
3) Air
Aliran air yang sangat deras dapat digunakan sebagai energi gerak yang selanjutnya dapat menghasilkan energi listrik.
4) Panas bumi
Pusat bumi terbentuk dari lapisan yang sangat panas. Hal ini menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang
sangat besar. Air yang mengalir kedalam tanah akan kembali kepermukaan sebaga uap air yang memancar. Air panas ini disebut
35
b. Keuntungan dan kerugian menggunakan energi alternatif 1) Keuntungan
a) Sumber energi alternatif dapat terus-menerus digunakan karena tidak akan habis.
b) Energi yang dihasilkan oleh sumber energi alternatif sangat besar.
c) Tidak mencemari lingkungan, karena tidak menghasilkan
zat-zat buangan ke lingkungan. 2) Kerugian
a) Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat memanfaatkan energi alternatif.
b) Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif
menjadi bentuk energi yang dapat digunakan.
c) Tersedianya energi alternatif sangat dipengaruhi oleh musim
(Haryanto, 2012: 192).
D. Pengertian strategi pembelajaran
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan
oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada suatu tujuan (Hamdani, 2011: 18). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah rencana
yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus (Depdiknas, 2008: 1377). Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai plan, method,
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu (Hamruni, 2012: 2). Dengan kata lain, strategi dapat diartikan sebagai susunan,
pendekatan, atau kadah-kaidah untuk mencapai tujuan dengan menggunakan tenaga, waktu, serta kemudahan secara optimal. Menurut Gerlach dan Ely
dalam Hamdani (2011: 19) Apabila dihubungkan dengan proses belajar mengajar, strategi adalah cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup
dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa.
Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi pengajaran ini lebih luas adari pada metode atau
teknik pengajaran. Dengan kata lain, metode atau teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran. Adapun beberapa pengertian
strategi pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut: 1. Kemp
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Dick dan Carey
Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran
37
3. Kozma
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih,
yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu (Hamruni, 2011: 2).
Pembelajaran merupakan proses penambahan informasi dan kemapuan baru. Ketika kita berfikir informasi dan kemampuan apa yang harus dimiliki oleh siswa, semestinya pada saat itu juga seorang guru memikirkan srategi
yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Hal tersebut penting dipahami, sebab tujuan akan menentukan cara
pencapiaanya. Oleh karena itu, sebelum menentukan strategi pembelajaran, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan (kompetensi) yang ingin
dicapai.
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3. Pertimbangan dari sudut pandang siswa (Hamruni, 2011: 26).
Dalam pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan keadaan, guru juga perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi
pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Berorientasi pada tujuan (kompetensi)
Segala aktivitas guru dan peserta didik mestinya diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal tersebut sangat penting, sebab
pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
2. Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah
berbuat dan memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas peserta didik.
3. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik.
Walaupun guru mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai oleh guru adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.
4. Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh peserta
didik. Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitifnya saja, tetapi juga afektif dan psikomotorik (Hamruni, 2011: 23).
Strategi mengajar pada dasarnya merupakan tindakan nyata dari guru
melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi belajar adalah cara-cara yang digunakan oleh pengajar untuk memilih
kegiatan belajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi, kondisi, sumber
39
E. Strategi pembelajaran Learning Tournament
Strategi learning tournament merupakan cara penyajian bahan melalui
turnamen belajar atau dengan kata lain belajar melalui pertandingan sehingga diharapkan siswa aktif dalam pembelajaran (Silberman, 2006 : 171).
Menurut Silberman (2009: 159) Strategi pembelajaran Learning
Tournament merupakan bentuk yang disederhanakan dari “Teams Games
Tournaments” yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawannya.
Turnamen belajar ini menggabungkan satu kelompok belajar dan kompetisi tim dan dapat digunakan untuk mengembangkan pelajaran atas macam-macam
fakta, konsep dan keahlian yang luas.
1. Langkah-langkah Strategi pembelajaran Learning Tournament
Menurut Mel Silberman (2009: 159) langkah-langkah dalam pelaksanaan
strategi Learning Tournament (Turnamen belajar) adalah sebagai berikut: a. Siswa dibagi dalam tim yang terdiri atas 2-8 anggota tim.
Masing-masing memilki jumlah yang sama.
b. Memberikan materi untuk dibahas bersama.
c. Membuat beberapa pertanyaan untuk menguji pemahaman dan/ atau
mengingat materi pelajaran. Gunakan bentuk yang menggunakan skor mudah, seperti pilihan ganda, soal isian, bentuk salah/benar, atau
istilah untuk didefinisikan.
d. Berikan serangkaian pertanyaan kepada siswa, sebagai babak pertama
e. Setelah pertanyaan-pertanyaan diberikan, sediakan jawaban dan perintahkan siswa untuk menghitung pertanyaan yang mereka jawab
secara benar. Kemudian perintahkan mereka untuk menyatukan skor mereka dengan tiap anggota tim kemudian masing-masing tim diminta
mengumumkan skor yang telah didapat.
f. Mintalah tim mempelajari lagi untuk babak yang kedua. Kemudian mintalah tes pertanyaan yang lebih banyak sebagai bagian babak
kedua. Mintalah sekali lagi tim menyatakan skornya dan tambahan satu skor kepada gilirannya.
g. Lakukuan beberapa ronde sesuai yang diinginkan. 2. Kelebihan dan kekurangan strategi Learning Tournament
Adapun kelebihan dari strategi learning tournament adalah:
a. Dengan strategi belajar learning tournament guru bisa mengontrol urutan dan keleluasaan materi pembelajaran, dengan demikian guru
dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi belajar learning tournament yang menekankan kepada aspek
kognitif.
c. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar, tetapi siswa juga beraktifitas.
d. Penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar.
41
f. Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah-masalah berdasarkan pengalaman pribadi.
g. Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif. h. Menambah motivasi dan percaya diri.
i. Menambah rasa senang berada disekolahan serta menyenangi teman-teman sekelasnya.
j. Mudah diterapkan dan tidak mahal.
Kelemahan strategi pembelajaran Learning Tournament:
a. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti
ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas.
b. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerjasaama dengan orang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa
yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih
pandai.
c. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu
dikhawatirkan sebab dalam pembelajaran learning tournament belajar bukan hanya kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan
psikomotoriknya juga dinila seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelompok serta sumbangan nilai yang
42 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Salafiyah Tukangan
1. Identitas sekolah
Profil MI Salafiyah Tukangan adalah sebagai berikut:
Nama Madrasah : MI Salafiyah Tukangan
NPSN : 60711420
NSM : 111233090004
Desa : Candi
Kecamatan : Ampel
Kabupaten : Boyolali
Provinsi : Jawa Tengah
Status Sekolah : Swasta 2. Visi dan Misi MI Salafiyah Tukangan
Terwujudnya peserta didik yang cerdas, berakhlak mulia , disiplin, dan berjiwa sosial.
Tabel 3.1 Indikator pencapaian Visi dan Misi Cerdas 1. Nilai akademis yang diatas KKM
2. Berprestasi dan mengembangkan bakat Berakhlak
mulia
1. Hormat dan santun kepada guru, orang tua dan masyarakat
2. Bertutur kata yang baik 3. Sholat dan mengaji Disiplin 1. Mengerjakan tugas
2. Mendengarkan dan aktif mengikuti pelajaran 3. Tidak membolos
43
Berjiwa sosial
1. Tidak menganggu teman
2. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya 3. Mengahargai guru dan teman
3. Tenaga pendidik
Tenaga pendidik di MI Salafiyah Tukangan berjumlah 8 guru, adapun nama dari 8 guru tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2Daftar Tenaga Pendidik MI Salafiyah Tukangan
No Nama Jenis kelamin
1. Anifah, SH Perempuan
2. Irfani, S.Pd.I Laki-laki
3. Sujiyem, S.Pd.I Perempuan
4. Siti Wiji Ayu L Perempuan
5. Iin Khotimah, S.Pd.I Perempuan
6. Ahmat Amirudin, S.Pd.I Laki-laki
7. Sri Hartati, S.Pd.I Perempuan
8. Muh Rofiq,S.S,S.P.S.Pd.I Laki-laki
4. Jumlah siswa
Jumlah siswa MI Salafiyah Tukangan pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 99 siswa. Dengan rincian:
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Salafiyah Tukangan
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
5. Karakteristik siswa
Dalam penelitian ini yang dijadikan subyek penelitian adalah
siswa kelas IV yang berjumlah 14 siswa, terdiri dari 7 laki-laki dan 7 perempuan. Adapun rincian data siswa kelas IV adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Daftar Nama Siswa MI Salafiyah Tukangan
No Nama Jenis Kelamin
11. Zahra Syafirazulkhoir √
12. M. Koirur Rizqi √
13. M. Ali Fuad Syarif √
14. Viola Putri Nugraha √
6. Sarana dan prasarana
Tabel 3.5 Daftar Ruang MI Salafiyah Tukangan
No Nama ruang Jumlah Keadaan
Baik Rusak ringan
45
B. Pelaksanaan penelitian
Dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus penelitian, yang
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Pra Siklus
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan sebelum melakukan penelitian, dapat diketahui bahwa kegiatan yang berlangsung
selama pembelajaran masih bersifat konvensional, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah,
kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal. Hal tersebut membuat interaksi antara guru dan siswa kurang. Akibatnya banyak siswa yang sibuk bermain sendiri dan kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga ketika siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi mereka sulit untuk memahami maksud soal tersebut.
Dari data yang didapat ketika observasi, hasil belajar yang didapat masih banyak siswa yang mendapat nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 65.
2. Deskripsi pelaksanaan siklus 1
Penelitian siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei
a. Perencanaan
Pada tahap ini mencakup beberapa kegiatan antara lain
sebagai berikut:
1) Menentukan dasar permasalahan dengan mengkaji proses
pembelajaran sebelum dilaksanakannya penelitian. Bahwa metode yang sering digunakan adalah dengan metode ceramah, sehingga banyak siswa yang bersikap pasif sehingga keaktifan
belajar siswa berkurang.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pokok
bahasan bentuk energi dan penggunaannya.
3) Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan materi pokok
tentang bentuk energi
4) Mempersiapkan instrumen pengamatan (observasi) yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan dan perubahan selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran materi bentuk
energi dan penggunaanya.
5) Melakukan koordinasi dengan guru pengamat dan penjelasan
mengenai pengisian lembar observasi. b. Pelaksanaan
47
pukul 07.30-08.40. Materi yang diajarkan adalah bentuk energi dan penggunaannya
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus 1 ini, peneliti menggunakan strategi learning tournament yang proses
pembelajarannya telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Adapun langkah-langkah pelaksanaanya meliputi:
1)Kegiatan pendahuluan Apersepsi :
a) Membuka pembelajaran dengan salam b) Guru mengabsen kehadiran siswa, c) Guru mengulang materi sebelumnya.
d) Guru memberitahu kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan hari ini.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan diajarkan.
2)Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
(1) Guru memperkenalkan kepada siswa tentang materi
energi dan penggunaanya
(2) Guru bertanya kepada siswa macam-macam bentuk
b) Elaborasi
(1) Secara klasikal guru menjelaskan materi macam-macam
bentuk energi
(2) Guru menjelaskan peraturan dalam learning tournament
(3) Guru membagi kelompok menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 siswa
(4) Siswa diberi materi energi dan penggunaanya untuk
dipelajari bersama
(5) Siswa mempelajari materi energi dan penggunaannya
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
(6) Guru memberikan serangkaian soal untuk dikejakan secara individu (ronde 1)
(7) Setelah selesai guru meminta siswa untuk mencocokan hasilnya berdasarkan jawaban yang telah disediakan oleh
guru dan menghitung jawaban yang benar
(8) Guru meminta siswa mengulangi kegiatan 4 sampai dengan kegiatan 6 (ronde 2)
(9) Guru meminta siswa untuk menyatukan skor setiap kelompok
49
c) Konfirmasi
(1) Guru bertanya kepada siswa tentang materi bentuk energi
dan penggunaanya.
(2) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas tentang materi yang diajarkan.
3)Penutup
a) Menyimpulkan materi yang sudah disampaikan b) Guru mengakhiri proses pembelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung secara kerja sama dengan guru lain. Disini
peneliti bekerjasama dengan guru kelas IV yaitu Bapak Ahmat Amirudin S.Pd.I dalam melakukan observasi/pengamatan terhadap
siswa dan proses berlangsungnya pembelajaran dikelas. Hasil pengamatan dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran yang
berlangsung dengan strategi learning tournament.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa ketika
learning tournament sedang berlangsung ada beberapa anak yang pasif dan belum berani bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang
selama proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan pembelajaran ini masih perlu dilakukan perbaikan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran pada siklus I, masih ada beberapa kendalayang menghambattercapainya tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi learning lournament, kendala tersebut yaitu:
1) Banyak siswa yang menolak satu kelompok dengan siswa lainnya, sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan
strategilearning tournament tidak sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan.
2) Selama pelaksanaan penelitian diketahui bahwa terdapat 1 siswa
atas nama Rosyidah yang tidak tuntas belajar. Siswa tersebut mendapat nilai dibawah KKM serta selama pembelajaran
berlangsung ia hanya diam dan tidak berani bertanya apabila ada materi yang belum jelas.
3) Siswa kurang bisa memahami materi yang diberikan oleh guru.
4) Sulit mengkondisikan situasi dikelas, ketika siswa diminta mempelajari materi, ada beberapa siswa yang sibuk bicara dan
pergi kekelompok lain.
5) Siswa kurang paham dengan aturan main dalam pembelajaran
51
tournament dikerjakan bersama-sama dengan anggota
kelompoknya.
Kendala diatas berpengaruh pada pemahaman materi dan pemahaman soal sehingga membuat hasil belajar kurang maksimal.
Sehingga masih ada siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, perlu ada
perbaikan supaya tujuan yang diharapkan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi learning tournament dapat tercapai
dan tidak ada lagi hambatan yang terjadi pada proses berikutnya. Cara yang digunakan untuk mengatasi hambatan yang terjadi pada siklus I ini antara lain:
1) Memberikan pemahaman kepada siswa bahwa semua yang ada dikelas adalah temannya, jadi setiap siswa harus menerima
siapapun itu yang menjadi anggota kelompoknya.
2) Siswa yang pasif diberi perhatian lebih supaya mereka berani mengemukakan apa yang belum dipahaminya.
3) Disertai dengan menggunakan metode diskusi, sehingga jika dalam kelompok tersebut belum jelas dengan materi yang
dipelajari dapat didiskusikan dengan anggota kelompoknya. 4) Guru bersikap lebih tegas, supaya ketertiban dikelas dapat