• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN HUKUM ATAS HAK-HAK KEUANGAN BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH YANG PURNA BAKTI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN HUKUM ATAS HAK-HAK KEUANGAN BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH YANG PURNA BAKTI."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 1 KAJIAN HUKUM ATAS HAK-HAK KEUANGAN BAGI

PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH YANG PURNA BAKTI

http://www.antarajateng.com

I. PENDAHULUAN

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19451. Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum2. Anggota DPRD dipilih untuk mengisi jabatan dalam jangka waktu lima tahun.

Dalam ketentuan Undang-Undang tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU MD3) disebutkan salah satu hak Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota yaitu hak keuangan dan administratif yang akan diatur melalui Peraturan Pemerintah (PP)3. Mengenai hak keuangan dan administratif Pimpinan dan Anggota DPRD diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana yang telah diubah dengan PP       

1

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (1).

2

Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 18 ayat (3).

3

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 317 ayat (2).

(2)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 2

Nomor 37 Tahun 2005, PP Nomor 37 Tahun 2006 dan terakhir PP Nomor 21 Tahun 2007. PP ini merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang saat ini telah diganti dengan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 atau UU MD3.

Berbeda dengan hak-hak keuangan pegawai negeri serta pejabat negara lainnya, Pimpinan dan Anggota DPRD tidak memperoleh hak keuangan berupa uang pensiun. Dalam ketentuan PP Nomor 24 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan PP Nomor 21 Tahun 2007, tidak diatur mengenai uang pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD. Kepada Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah mengakhiri masa jabatannya mendapatkan uang jasa pengabdian. Uang jasa pengabdian diberikan sebagai imbalan atas jasa selama mengabdi sampai diberhentikan dengan hormat. Uang jasa pengabdian hanya diterima satu kali, ketika Pimpinan dan Anggota DPRD mengakhiri masa tugasnya.

Kebanyakan Pimpinan dan Anggota DPRD menuntut diberikannya hak berupa dana pensiun ketika mengakhiri masa jabatan (purnabakti). Keinginan untuk mendapatkan uang pensiun pernah dicoba oleh salah satu anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo (2004 s.d. 2009) I Wayan Dendra dengan mengajukan Judicial Review terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Hak Keuangan/Administratif Pimpinan dan Anggota Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara serta Bekas Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Bekas Anggota Lembaga Tinggi Negara ke Mahkamah Konstitusi (MK)4.

MK menolak untuk seluruhnya gugatan I Wayan Dendra. MK menegaskan tidak diaturnya dana pensiun bagi Anggota DPRD lantaran persoalan ini merupakan legal policy (kebijakan hukum) dari pembentuk undang-undang yang menjadi kewenangannya.

Hingga saat ini belum ada dasar hukum yang mengatur tentang hak berupa dana pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD. Selama belum adanya peraturan yang menyebutkan bahwa adanya hak berupa dana pensiun bagi Pimpinan/Anggota DPRD maka tidak dibenarkan ada penganggaran dana pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD

      

4

http:www.hukumonline.com, Anggota DPRD Tidak Berhak Atas Uang Pensiun, Minggu, 14 Desember 2014.

(3)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 3

Provinsi, Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Diperlukan suatu payung hukum yang mengatur tentang hak berupa dana pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD.

II. PERMASALAHAN

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka terdapat masalah hukum, yaitu:

1. Bagaimanakah hak-hak keuangan bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang telah purna bakti?

2. Bagaimanakah akibat hukum apabila ada penganggaran dan pengeluaran dana pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD?

III. PEMBAHASAN

1. Hak-hak Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD

Ada banyak hak-hak keuangan yang diperoleh oleh Pimpinan dan Anggota DPRD ketika sedang menjabat ataupun selesai masa jabatannya. Untuk masing-masing DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota pengaturan hak-hak keuangan diatur melalui Peraturan Daerah (Perda). Setiap Perda yang mengatur tentang hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada diatasnya. Pengaturan mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 2004 sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 37 Tahun 2005, PP 37 Tahun 2006 dan terakhir diubah melalui PP Nomor 21 Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD terdiri dari5: a. Uang Representasi; b. Tunjangan Keluarga: c. Tunjangan Beras: d. Uang Paket; e. Tunjangan Jabatan;        5

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 10.

(4)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 4

f. Tunjangan Panitia Musyawarah; g. Tunjangan Komisi;

h. Tunjangan Panitia Anggaran; i. Tunjangan Badan Kehormatan; dan j. Tunjangan Alat Kelengkapan Lainnya.

Kemudian dalam ketentuan Pasal 10A PP Nomor 21 Tahun 2007 perubahan ketiga dari PP Nomor 24 Tahun 2004 disebutkan selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, kepada Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan penerimaan lain berupa Tunjangan Komunikasi Intensif. Tunjangan Komunikasi Intensif adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan dalam rangka mendorong peningkatan kinerja Pimpinan dan Anggota DPRD6. Penjabaran mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD yang diatur dalam PP tersebut dapat diuraikan sebagai berikut adalah:

a. Uang Representasi

Uang Representasi adalah uang yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sehubungan dengan kedudukannya sebagai Pimpinan dan Anggota DPRD7. Lebih lanjut dalam Pasal 11 PP Nomor 37 Tahun 2006 tentang perubahan kedua dari PP Nomor 24 Tahun 2004 disebutkan:

1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Uang Representasi;

2) Uang Representasi Ketua DPRD Provinsi, setara dengan gaji pokok Gubernur, dan Ketua DPRD Kabupaten/Kota setara dengan Gaji Pokok Bupati/Walikota yang ditetapkan Pemerintah;

3) Uang Representasi Wakil Ketua DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota sebesar 80% (delapan puluh perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota;

      

6

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 10A.

7

PP Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Angggota DPRD Pasal 1 ayat (12).

(5)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 5

4) Uang Representasi Anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota sebesar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari Uang Representasi Ketua DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota.

b. Tunjangan Keluarga dan Tunjangan Beras8

1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Keluarga dan Tunjangan Beras;

2) Tunjangan Keluarga dan Tunjangan Beras, besarnya sama dengan ketentuan yang berlaku pada Pegawai Negeri Sipil.

c. Uang Paket9

Uang paket adalah uang yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD dalam menghadiri dan mengikuti rapat-rapat dinas. Pengaturannnya adalah: 1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Uang Paket;

2) Besaran Uang Paket adalah 10% (sepuluh perseratus) dari masing-masing Uang Representasi.

d. Tunjangan Jabatan10

Tunjangan Jabatan adalah uang yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD karena kedudukannya sebagai ketua, wakil ketua, dan anggota DPRD. Pengaturannya adalah:

1) Pimpinan dan Anggota DPRD diberikan Tunjangan Jabatan;

2) Besaran Tunjangan Jabatan adalah 145% (seratus empat puluh lima perseratus) dari masing-masing Uang Representasi.

e. Tunjangan Panitia Musyawarah, Tunjangan Komisi, Panitia Anggaran, Tunjangan Badan Kehormatan dan Alat Kelengkapan Lainnya

Tunjangan Alat Kelengkapan DPRD adalah tunjangan yang diberikan setiap bulan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD sehubungan dengan kedudukannya sebagai       

8  

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 11A. 

9  

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (13) dan Pasal 12.

10

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (14) dan Pasal 13.

(6)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 6

ketua dan wakil ketua atau sekretaris atau anggota panitia musyawarah, atau komisi, atau badan kehormatan, atau panitia anggaran atau alat kelengkapan lainnya11. Pimpinan dan Anggota DPRD yang duduk dalam panitia musyawarah atau komisi atau panitia anggaran atau badan kehormatan atau alat kelengkapan lainnya yang diperlukan, diberikan tunjangan alat kelengkapan sebagai berikut12:

1) Ketua sebesar 7,5% (tujuh setengah perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD;

2) Wakil Ketua sebesar 5% (lima perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; 3) Sekretaris sebesar 4% (empat perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD; 4) Anggota 3% (tiga perseratus) dari Tunjangan Jabatan Ketua DPRD.

f. Tunjangan Kesejahteraan

Tunjangan Kesejahteraan adalah tunjangan yang disediakan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas kepada Pimpinan dan Anggota DPRD, penyediaan rumah jabatan Pimpinan DPRD dan perlengkapannya, kendaraan dinas jabatan Pimpinan DPRD, serta rumah dinas bagi Anggota DPRD dan perlengkapannya13. Pimpinan dan Anggota DPRD juga mendapatkan tunjangan pemeliharaan kesehatan sebagai berikut14:

1) Pimpinan dan Anggota DPRD beserta keluarganya diberikan tunjangan pemeliharaan kesehatan dan pengobatan;

2) Keluarga Pimpinan dan Anggota DPRD yang mendapat pemeliharaan kesehatan dan pengobatan yaitu suami atau istri beserta 2 (dua) orang anak.

3) Tunjangan kesehatan dan pengobatan diberikan dalam bentuk pembayaran premi asuransi kesehatan kepada Lembaga Asuransi Kesehatan yang ditunjuk Oleh Pemerintah Daerah.

      

11

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (15).

12

PP Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan Pertama dari PP Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD, Pasal 14.

13

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (16).

14

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 16.

(7)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 7

Selain pemeliharaan kesehatan, Pimpinan dan Anggota DPRD juga mendapatkan rumah jabatan dan kendaraan dinas, dengan pengaturan sebagai berikut15:

1) Pimpinan DPRD disediakan masing-masing 1 (satu) rumah jabatan beserta perlengkapannya dan 1 (satu) unit kendaraan dinas jabatan;

2) Belanja pemeliharaan rumah jabatan beserta perlengkapannya dan kendaraan dinas jabatan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

3) Dalam hal Pimpinan DPRD berhenti atau berakhir masa baktinya, wajib mengembalikan rumah jabatan beserta perlengkapannya dan kendaraan dinas dalam keadaan baik kepada Pemerintah Daerah paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal pemberhentian;

4) Anggota DPRD dapat disediakan masing-masing 1 (satu) rumah dinas beserta perlengkapannya:

5) Belanja pemeliharaan rumah dinas dan perlengkapannya dibebankan pada APBD;

6) Dalam hal Anggota DPRD diberhentikan atau berakhir masa baktinya, wajib mengembalikan rumah dinas beserta perlengkapannya dalam keadaan baik kepada Pemerintah Daerah paling lambat 1 (satu) bulan sejak tanggal pemberhentian.

Bagi Pemerintah Daerah yang belum mampu menyediakan dapat menggantinya dengan pemberian tunjangan perumahan. Tunjangan perumahan yang akan didapatkan adalah sebagai berikut16:

1) Dalam hal Pemerintah Daerah belum dapat menyediakan rumah Jabatan Pimpinan atau rumah dinas Anggota DPRD, kepada yang bersangkutan diberikan tunjangan perumahan;

      

15

  Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 17. 

16

   Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 20.

(8)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 8

2) Tunjangan perumahan diberikan dalam bentuk uang dan dibayarkan setiap bulan terhitung mulai tanggal pengucapan sumpah/janji;

3) Pemberian tunjangan perumahan harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas serta standar harga setempat berlaku;

4) Ketentuan lebih lanjut mengenai besarnya tunjangan perumahan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.

g. Uang Duka

Pimpinan dan Anggota DPRD juga mendapatkan hak keuangan berupa Uang Duka sebagai berikut17:

1) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal dunia tidak dalam menjalankan tugas, kepada ahli waris diberikan uang duka sebesar 2 (dua) kali uang representasi;

2) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal dunia dalam menjalankan tugas, kepada ahli waris diberikan uang duka sebesar 6 (enam) kali uang representasi;

3) Selain uang duka, kepada ahli waris diberikan bantuan pengurusan jenazah. h. Uang Jasa Pengabdian

Uang Jasa Pengabdian adalah uang yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD atas jasa pengabdiannya setelah yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat18. Pasal 23 PP Nomor 24 Tahun 2004 menyebutkan:

1) Pimpinan atau Anggota DPRD yang meninggal dunia atau mengakhiri masa baktinya diberikan uang jasa pengabdian;

2) Besarnya Uang Jasa Pengabadian disesuaikan dengan masa bakti Pimpinan dan Anggota DPRD dengan ketentuan:

a) Masa bakti kurang dari 1 (satu) tahun, dihitung 1 (satu) tahun penuh dan diberikan uang jasa pengabdian 1 (satu) bulan Uang Representasi;

      

17

 Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 22. 

18

 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 1 ayat (17).

(9)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 9

b) Masa bakti sampai dengan 1 (satu) tahun, diberikan uang jasa pengabdian 1 (satu) bulan Uang Representasi;

c) Masa bakti sampai dengan 2 (dua) tahun, diberikan uang jasa pengabdian 2 (dua) bulan Uang Representasi;

d) Masa bakti sampai dengan 3 (tiga) tahun, diberikan uang jasa pengabdian 3 (tiga) bulan Uang Representasi;

e) Masa bakti sampai dengan 4 (empat) tahun, diberikan uang jasa pengabdian 4 (empat) bulan Uang Representasi;

f) Masa bakti sampai dengan 5 (lima) tahun, diberikan uang jasa pengabdian setinggi-tingginya 6 (enam) bulan uang representasi.

3) Dalam hal Pimpinan atau Anggota DPRD meninggal dunia, Uang Jasa Pengabdian diberikan pada ahli warisnya.

4) Pembayaran Uang Jasa Pengabdian dilakukan setelah yang bersangkutan dinyatakan diberhentikan secara hormat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

i. Belanja Penunjang Kegiatan19

Belanja Penunjang Kegiatan disediakan untuk mendukung kelancaran tugas, fungsi dan wewenang DPRD. Belanja Penunjang Kegiatan disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan Pimpinan DPRD;

Rencana Kerja DPRD dapat berupa kegiatan: 1. Rapat-rapat;

2. Kunjungan kerja;

3. Penyiapan Rancangan Perda, pengkajian dan penelaahan Perda; 4. Peningkatan sumber daya manusia dan profesionalisme;

5. Koordinasi dan konsultasi kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan.

Selain Belanja Penunjang Kegiatan, kepada Pimpinan DPRD disediakan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan setiap bulan dengan mempertimbangkan       

19

   Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 24.

(10)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 10

kemampuan keuangan daerah20. Pasal 1 angka 15b PP Nomor 21 Tahun 2007 disebutkan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan adalah dana yang disediakan bagi Pimpinan DPRD setiap bulan untuk penunjang kegiatan operasional yang berkaitan dengan representasi, pelayanan, dan kebutuhan lain guna melancarkan pelaksanaan tugas Pimpinan DPRD sehari-hari.

2. Akibat Hukum Terhadap Penganggaran dan Pengeluaran Dana Pensiun bagi

Pimpinan dan Anggota DPRD

Dalam PP Nomor 24 Tahun 2004 yang terakhir kali diubah dengan PP Nomor 21 Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD tidak disebutkan bahwa Pimpinan dan Anggota DPRD mendapatkan hak keuangan berupa dana pensiun. PP tersebut hanya menyebutkan adanya Uang Jasa Pengabdian yang pembayarannya satu kali ketika Pimpinan dan Anggota DPRD mengakhiri masa jabatannya.

Dengan demikian Perda Provinsi dan Kabupaten/Kota tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi diatasnya. Ketika Peraturan Pemerintah tidak mengatur tentang Dana Pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD maka Perda tidak boleh bertentangan dengan itu. Sesuai dengan asas pembentukan peraturan perundang-undangan dimana peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah. Jika ada dua peraturan mengatur mengenai hal yang sama, maka yang dipakai adalah peraturan yang lebih tinggi.

Kedudukan Perda dalam hierarki peraturan perundang-undangan berada dibawah Peraturan Pemerintah. Jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan terdiri atas21: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; d. PP;

      

20  

Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pasal 24A. 

21

  Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Pasal 7 Ayat (1 

(11)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 11

e. Peraturan Presiden; f. Perda Provinsi;

g. Perda Kabupaten/Kota.

Dalam Pasal 1 angka (6) PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Setiap pengelolaan keuangan negara/daerah harus memperhatikan asas dan ketentuan yang berlaku. Keuangan negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan22. Sekretariat DPRD selaku pengelola keuangan/anggaran DPRD harus memperhatikan hal tersebut agar terhindar dari perbuatan yang dapat merugikan keuangan daerah.

Setiap pejabat negara dan Pegawai Negeri Bukan Bendahara yang melanggar atau melalaikan kewajibannya baik langsung atau tidak yang merugikan keuangan negara diwajibkan mengganti kerugian dimaksud23. Kewajiban Sekretaris DPRD untuk mematuhi peraturan perundang-undangan dalam mengelola keuangan negara diatur dalam Pasal 25 ayat (4) PP Nomor 21 Tahun 2007 yang menyebutkan Sekretaris DPRD mengelola belanja DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan negara. Lebih tegas diatur dalam Pasal 26 PP Nomor 24 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa penganggaran atau tindakan yang berakibat pengeluaran atas beban belanja DPRD untuk tujuan lain di luar ketentuan yang ditetapkan dalam PP ini, dinyatakan melanggar hukum.

      

22

  Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Pasal 3 Ayat (1). 

23  

(12)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 12

IV. PENUTUP

Pengaturan mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD secara umum diatur melalui PP Nomor 24 Tahun 2004 yang terakhir kali diubah dengan PP Nomor 21 Tahun 2007 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. PP ini menjabarkan mengenai hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD. Didalam PP ini tidak diatur mengenai hak berupa dana pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD. Bagi Pimpinan dan Anggota DPRD yang purna bakti diberikan Uang Jasa Pengabdian yang besarannya disesuaikan dengan masa bakti.

PP ini merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah dalam menganggarkan dan mengeluarkan anggaran untuk Pimpinan dan Anggota DPRD. Keinginan sebagian Anggota DPRD untuk mendapatkan hak berupa dana pensiun tidak bisa diakomodir selama belum ada aturan baru yang mengatur hal tersebut. Setiap penganggaran dan pengeluaran anggaran untuk Pimpinan dan Anggota DPRD yang berbenturan dengan aturan yang ada dianggap melanggar hukum dan dapat merugikan keuangan negara/daerah.

Sekretariat DPRD selaku Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola anggaran di lingkungan sekretariat DPRD harus mematuhi aturan yang ada. Setiap pengeluaran berupa pembayaran hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD harus mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Tidak berhaknya Pimpinan dan Anggota DPRD atas uang pensiun dipertegas dengan keluarnya PP Nomor 53 Tahun 2014 tetang Pemberian Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2014 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan. Dalam PP ini tidak disebutkan bahwa Pimpinan dan Anggota DPRD sebagai salah satu penerima pensiun. Dalam Pasal 1 ayat (5) disebutkan penerima pensiun adalah:

1. Pensiunan PNS;

2. Pensiunan Anggota Tentara Nasional Indonesia;

3. Pensiunan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia; 4. Pensiunan Pejabat Negara;

(13)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 13

6. Penerima Pensiun Orang Tua dari PNS yang tewas.

Apabila telah terjadi pengeluaran anggaran dari Kas Daerah untuk belanja berupa uang pensiun bagi Pimpinan dan Anggota DPRD, maka perbuatan tersebut telah melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan. Terhadap uang yang telah dibayarkan harus disetor kembali ke Kas Daerah untuk memulihkan kerugian keuangan negara/daerah yang timbul.

(14)

Tulisan Hukum-BPK Perwakilan Provinsi Papua Barat 14 DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-Undangan

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

7. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2014 tetang Pemberian

Gaji/Pensiun/Tunjangan Bulan Ketiga Belas dalam Tahun Anggaran 2014 Kepada Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun/Tunjangan.

Internet

http://hukumonline.com, Anggota DPRD Tidak Berhak Atas Uang Pensiun, Minggu 14 Desember 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Calmic Indonesia Cabang Palembang memiliki team service yang siap mengganti dan mengecek alat- alat yang telat dipasang kepada pelanggan setiap bulan, lalu masalah biaya yang

Siswa mampu bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, menjadi pendengar yang baik dalam menganalisis dokumen transaksi.. Materi Pembelajaran : Menganalisa

Komunikasi yang efektif yang terjalin dapat ditunjukan dengan peningkatan kinerja karyawan karena telah berhasil menunjukan kerjasama yang baik.(Garnet et al, 2008).

“ Return On Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas atau disebut juga dengan rasio rentabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat serta anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Hubungan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Untuk membantu user dalam mencari kamus bahasa Indonesia-Arab. 2) Untuk mengetahui performasi dan kinerja

Moeljatno, mennyatakan bahwa hukum pidana adalah bagian dari pada keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara, yang menngadakan dasar-dasar aturan untuk (a)

Cara kedua yang dapat dilakukan mengenai pembukaan kerahasian perbanakan mengenai harta bersama berkaitan dengan perkara yang sedang dikaji penulis guna kepastian hukum, perlu