• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

“Salinan”

P U T U S A N

Nomor: 459/Pdt.G/2010/PAME BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Muara Enim di Muara Enim yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis telah menjatuhkan putusan dalam perkara Cerai Talak antara:

Pemohon, umur 45 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Buruh, tempat kediaman di Kabupaten Muara Enim, yang dalam hal ini diwakili oleh kakak kandung yang beralamat di Kabupaten Muara Enim, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Oktober 2010;

Selanjutnya disebut: Pemohon; M E L A W A N

Termohon, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan SMP, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat kediaman di Kabupaten Muara Enim;

Selanjutnya disebut: Termohon; Pengadilan Agama tersebut;

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Agama Muara Enim Nomor: 459/Pdt.G/2010/PAME tanggal 23 Agustus 2010 tentang Penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut;

Telah membaca dan mempelajari surat-surat dalam berkas perkara;

Telah mendengar keterangan para pihak berperkara dan telah memeriksa alat-alat bukti di persidangan;

TENTANG DUDUK PERKARANYA

Menimbang, bahwa Pemohon telah mengajukan surat permohonannya tertanggal 1 Juli 2010 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Muara Enim dengan Nomor: 459/Pdt.G/2010/PAME. tertanggal 2 Juli 2010, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

(2)

2

1. Bahwa Pemohon dan Termohon adalah suami isteri sah, akad nikah dilaksanakan

di Talang Ubi, pada tanggal 7 Desember 2003, berwalikan Ayah kandung Termohon, dengan maskawin berupa emas ½ (setengah) suku tunai, disaksikan oleh dua orang saksi khusus dan setelah akad nikah Pemohon ada mengucapkan sighat taklik talak, status perkawinan Jejaka dan Perawan, perkawinan tersebut tercatat pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Talang Ubi, dengan Kutipan Akta Nikah Nomor: 374/32/IX/2003, tanggal 15 September 2003, Seri PH; 2. Bahwa setelah akad nikah Pemohon dan Termohon berumah tangga di Talang

Ubi, Termohon ikut Pemohon tinggal di rumah Pemohon, tidak berpindah-pindah, telah bergaul sebagai suami isteri dan telah mendapatkan keturunan 1 (satu) orang anak laki-laki nama:Anak, umur 6 tahun;

3. Bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon selama dalam perkawinan cukup

rukun dan damai meskipun ada perselisihan pendapat namun tidak menjadi pertengkaran dalam rumah tangga, akan tetapi akhir-akhir dari pernikahan tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2010 rumah tangga tidak ada kerukunan dan tidak ada kedamaian lagi yang disebabkan diketahui Termohon pacaran lagi dengan laki-laki lain yang sudah punya isteri, hal ini Pemohon ketahui dikarenakan isteri laki-laki tersebut datang menemui Pemohon dan Termohon yang menceritakan hal-hal yang telah Termohon lakukan dengan suaminya, bahkan orang tua Termohon sendiri sudah mengetahui terhadap perbuatan Termohon, lalu Pemohon menanyakan kebenaran berita tersebut dan ingin tahu apa yang diinginkan oleh Termohon, atas pertanyaan Pemohon tersebut, Termohon tidak terima dan marah-marah dan sampai terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang memuncak, setelah pertengkaran itu Termohon langsung pergi meninggalkan Pemohon pulang ke rumah orang tuanya, dan sejak saat itu juga antara Pemohon dan Termohon telah terjadi pisah rumah, yang hingga sekarang ini sudah kurang lebih 5 hari lamanya;

4. Bahwa selama pisah rumah antara Pemohon dan Termohon tidak pernah bertemu

satu sama lain untuk mengajak rukun kembali, pihak keluarga Pemohon pernah mengadakan pertemuan dengan keluarga Termohon, namun bukan untuk merukunkan, melainkan untuk menyerahkan Termohon kepada orang tuanya, dengan demikian menurut Pemohon tujuan perkawinan untuk membina rumah

(3)

3

tangga bahagia, sejahtera dan kekal tidak mungkin akan dapat terwujud, ikatan perkawinan sudah pecah, oleh sebab itu Pemohon ajukan Cerai Talak ini;

5. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Pemohon mohon kiranya Majelis Hakim Pengadilan Agama Muara Enim dapat segera memanggil dan memeriksa kedua belah pihak di muka persidangan dalam waktu secepatnya dan dapat memberikan putusan hukum sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon untuk mengikrarkan talak terhadap Termohon;

3. Membebankan semua biaya perkara ini kepada Pemohon sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Pemohon dan Termohon telah hadir di persidangan;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya dengan sungguh-sungguh mendamaikan Pemohon dan Termohon agar rukun kembali dalam sebuah rumah tangga akan tetapi upaya tersebut tidak berhasil;

Menimbang, bahwa sebelum pemeriksaan perkara dilanjutkan baik Pemohon maupun Termohon telah melaksanakan Mediasi pada tanggal 18 Oktober

2010 2010 yang dipandu oleh Hakim Mediator Drs. M. LEKAT namun tidak

berhasil;

Menimbang, bahwa selanjutnya dibacakan permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon;

Menimbang, bahwa atas permohonan Pemohon, Termohon telah mengajukan jawaban secara lisan pada tanggal 1 Nopember 2010 yang pada pokoknya sebagai berikut:

- Bahwa benar Termohon isteri sah dari Pemohon, akad nikah dilaksanakan di Talang Ubi pada tanggal 30 Desember 2003 dengan status Termohon janda sedangkan Pemohon duda dan pernikahan tersebut merupakan pernikahan kedua antara pemohon dan Termohon;

- Bahwa benar Termohon dan Pemohon telah dikaruniai 1 (satu) orang anak yang,

namun pada pernikahan pertama antara Termohon dan Pemohon, keduanya juga dikaruniai 1 (satu) orang anak sehingga anak-anak Termohon dan Pemohon berjumlah 2 (dua) orang dan anak-anak tersebut ada pada Termohon;

(4)

4

- Bahwa tidak benar Termohon berselingkuh, yang benar adalah Termohon

ditugaskan oleh Lurah setempat bersama 2 (dua) orang warga lain yang salah satunya bernama Syamsudin untuk mengurusi makan tukang-tukang yang sedang mengerjakan proyek daerah;

- Bahwa benar pada tanggal 13 Agustus 2010 isteri Syamsudin menemui Termohon

di rumah dan ketika itu ada ayah Termohon, isteri Syamsudin tersebut menuduh Termohon telah berselingkuh dengan suaminya padahal antara Termohon dengan Syamsudin hanya rekan kerja, setelah Termohon memberi penjelasan, isteri Syamsudin masih tidak percaya dan menantang Termohon untuk menemuinya di rumahnya dan tantangan tersebut Termohon penuhi karena memang antara Termohon dengan Syamsudin tidak ada hubungan apa-apa;

- Bahwa benar penyebab tidak rukun adalah masalah tempat tinggal dan setiap terjadi perselisihan dan pertengkaran Termohon pulang ke rumah orang tua Termohon namun hal itu dilakukan Termohon untuk menenangkan diri;

- Bahwa Pemohon juga menuduh Termohon berduaan dengan laki-laki lain di Gedung Gelora dan hal tersebut sudah Termohon bantah namun antara Termohon dengan Pemohon malah terjadi pertengkaran dan berakhir dengan Pemohon mengusir Termohon sambil berkata ingin menceraikan Termohon namun Termohon tidak mau pergi;

- Bahwa kemudian Termohon dan Pemohon bersama-sama menemui Lurah, namun

di depan Lurah Pemohon menghina Termohon dengan mengeluarkan kata-kata yang tidak enak didengar dan karenanya akhirnya Termohon pergi meninggalkan kediaman bersama dan pulang ke rumah orang tua Termohon sehingga sejak itu antara Termohon dengan Pemohon telah pisah rumah yang hingga sekarang sudah berjalan 2 bulan;

- Bahwa selama pisah rumah tersebut antara Termohon dan Pemohon tidak pernah

bertemu dan juga tidak ada musyawarah keluarga untuk merukunkan Termohon dan Pemohon;

- Bahwa Termohon tidak keberatan diceraikan oleh Pemohon, asalkan Pemohon membayar nafkah kedua orang anak Termohon dan Pemohon yang belum dibayar sejak September 2010 sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dan selanjutnya Pemohon memberikan nafkah untuk kedua orang anak tersebut setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

(5)

5

Menimbang, bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut maka Pemohon telah mengajukan Replik secara lisan yang intinya sebagai berikut:

- Bahwa Pemohon tidak akan menanggapi jawaban Termohon tersebut, hanya

pemohon ingin menambahkan bahwa selama membina rumah tangga, setiap kali pulang kerja, Termohon tidak pernah ada di rumah sehingga jika Pemohon mau minum kopi maka Pemohon pergi ke tempat kakak Pemohon, selain itu Pemohon dan Termohon tidur saling membelakangi yang hal tersebut sudah berlangsung selama ½ bulan;

- Bahwa benar anak Pemohon dan Termohon ada 2 orang, satu orang anak adalah

anak hasil perkawinan Pemohon dan Termohon ketika menikah dengan status jejaka dan perawan, sedangkan anak adalah anak dari perkawinan kedua Pemohon dan Termohon dengan status duda dan janda;

- Bahwa terhadap tuntutan Termohon, Pemohon tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa atas Replik Pemohon tersebut maka Termohon tidak mengajukan Duplik dan tetap bertahan dengan jawabannya semula;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah menyampaikan bukti-bukti tertulis berupa:

1. Foto copy Kutipan Akta Nikah Nomor: 374/32/IX/2003, tanggal 15 September 2003 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Talang Ubi, telah dicocokkan dengan aslinya ternyata cocok dan telah dilegalisir serta telah diberi meterai cukup, diberi kode (P.1);

Menimbang, bahwa terhadap bukti tertulis yang diajukan oleh Pemohon tersebut Termohon tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa di samping itu Pemohon telah menghadirkan saksi-saksi ke persidangan masing-masing bernama:

1. Saksi 1, umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Buruh, tempat tinggal di Kabupaten Muara Enim, telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

­ Bahwa hubungan saksi dengan Pemohon adalah sebagai keponakan Pemohon

dan kenal dengan Termohon;

­ Bahwa benar Pemohon dan Termohon adalah suami isteri yang menikah

secara baik-baik serta direstui keluarga kedua belah pihak dan pada waktu mereka menikah saksi hadir;

(6)

6

­ Bahwa setelah menikah Pemohon ikut Termohon tinggal dengan orang tua Termohon dan terakhir Termohon ikut Pemohon tinggal di rumah milik Pemohon, tidak pernah pindah-pindah;

­ Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang sekarang ikut dengan Termohon;

­ Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun-rukun saja

tetapi pada tanggal 13 Agustus 2010 Termohon didatangi seorang perempuan yang mengatakan dirinya sebagai isteri laki-laki bernama Syamsudin, ketika itu terjadi ribut-ribut dan saling jambak karena perempuan tersebut telah menuduh Termohon berselingkuh dengan suaminya. Setelah kejadian tersebut antara Pemohon dan Termohon bertengkar yang menyebabkan Termohon pulang ke rumah orang tuanya dengan membawa seluruh barang-barang miliknya;

­ Bahwa saksi melihat dan mendengar sendiri kejadian tersebut karena

kebetulan saat itu saksi berada di rumah sebelah tempat kejadian;

­ Bahwa setahu saksi tidak ada penyebab lain Pemohon dan Termohon tidak rukun lagi;

­ Bahwa Pemohon bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan antara Rp.

25.000,- sampai Rp. 30.000,- perhari;

­ Bahwa setelah Termohon pergi, selama pisah rumah Pemohon pernah

dipanggil keluarga Termohon untuk dirukunkan kembali dengan Termohon akan tetapi tidak berhasil karena Pemohon bersikeras tidak mau lagi dengan Termohon;

­ Bahwa saksi sudah tidak sanggup lagi untuk merukunkan Pemohon dan

Termohon, dan menurut saksi Pemohon dan Termohon sudah sulit untuk dirukunkan kembali;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Pemohon telah membenarkan dan tidak mengajukan keberatan sedangkan Termohon menyatakan keberatan terhadap keterangan saksi mengenai saksi yang mengatakan bahwa pada waktu isteri Syamsudin datang, saksi berada di rumah sebelah tempat kejadian;

2. Saksi 2, umur 49 tahun, agama Islam, pekerjaan Tukang jahit, tempat tinggal di Kabupaten Muara Enim, telah memberikan keterangan di bawah sumpah yang pada pokoknya sebagai berikut:

(7)

7

­ Bahwa hubungan saksi dengan Termohon sebagai paman Termohon dan saksi

kenal dengan Pemohon;

­ Bahwa benar Termohon dan Pemohon adalah suami isteri yang menikah

dengan status janda duda dan pada waktu mereka menikah saksi hadir;

­ Bahwa Pemohon dan Termohon telah dikaruniai anak 1 orang ketika menikah

yang pertama lalu Pemohon dan Termohon bercerai, setahun kemudian Pemohon dan Termohon menikah lagi dan dikaruniai 1 orang anak sehingga semuanya berjumlah 2 orang dan semuanya ikut Termohon;

­ Bahwa setelah menikah Pemohon dan Termohon membina rumah tangga di Talang Ubi di rumah milik Pemohon;

­ Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon rukun-rukun saja

tetapi pada tanggal 13 Agustus 2010 Termohon telah dituduh oleh Pemohon berselingkuh dengan laki-laki yang bernama Syamsudin;

­ Bahwa Pemohon dan Termohon tidak serumah lagi sejak tanggal 17 Agustus

2010, Termohon telah diusir oleh Pemohon dari tempat kediaman bersama; ­ Bahwa setahu saksi pernah ada musyawarah keluarga satu kali dan yang

mewakili dari pihak Pemohon adalah Satiman akan tetapi tidak berhasil karena Pemohon bersikeras ingin menceraikan Termohon;

­ Bahwa saksi sudah tidak sanggup untuk merukunkan Pemohon dan

Termohon;

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi tersebut Pemohon dan Termohon telah membenarkan dan tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa Pemohon menyampaikan kesimpulan lisan yang menyatakan tetap dengan permohonannya dan tetap ingin menceraikan Termohon serta tidak ada bukti lain yang akan disampaikan dan mohon kepada Majelis agar perkaranya diputus sedangkan Termohon menyampaikan kesimpulan lisan yang pada pokoknya tetap sebagaimana jawabannya;

Menimbang, bahwa untuk mempersingkat uraian dalam putusan, ditunjuk segala sesuatu yang tercantum dalam Berita Acara Persidangan sebagai bagian tidak terpisahkan dari putusan ini;

TENTANG HUKUMNYA DALAM KONPENSI;

(8)

8

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana dimaksud di atas;

Menimbang, bahwa Pemohon telah hadir di persidangan dan Pemohon telah meneguhkan dalil-dalil permohonannya;

Menimbang, bahwa Termohon telah hadir dalam persidangan dan atas permohonan Pemohon tersebut Termohon telah mengajukan jawaban sebagaimana terurai di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berupaya mendamaikan dengan cara memberikan saran dan nasehat kepada Pemohon agar bersabar dan rukun kembali dengan Termohon sesuai dengan ketentuan Pasal 82 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang-Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 serta perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 jo. Pasal 31 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 143 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa di samping itu baik Pemohon maupun Termohon telah melaksanakan mediasi pada tanggal 18 Oktober 2010 yang dipandu oleh Hakim Mediator Drs. M. LEKAT namun tidak berhasil maka telah terpenuhi PERMA Nomor 1 Tahun 2008;

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Pemohon yang dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi, serta bukti P.1 terbukti bahwa antara Pemohon dan Termohon terikat dalam perkawinan yang sah, akad nikah tanggal 30 Agustus 2003 tercatat pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Talang Ubi dan selama dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai 1 (satu) orang anak serta tidak pula terbukti antara Pemohon dan Termohon telah bercerai dan ini merupakan pernikahan kedua Pemohon dengan Termohon karena sebelumnya antara Pemohon dan Termohon telah pernah menikah dan dikaruniai 1 (satu) orang anak kemudian bercerai;

Menimbang, bahwa yang menjadi alasan Pemohon menceraikan Termohon pada pokoknya terurai dalam posita permohonannya dan ditambahkan di persidangan yang pada pokoknya rumah tangga Pemohon dan Termohon tidak harmonis yang disebabkan Termohon menjalin hubungan dengan laki-laki lain yang sudah beristeri dan Termohon melalaikan kewajibannya sebagai seorang isteri, dan puncaknya sejak Agustus 2010 Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal hingga sekarang oleh karena itu Pemohon sudah tidak tahan lagi dan ingin menceraikan Termohon

(9)

9

sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa untuk dapat melakukan perceraian berdasarkan alasan tersebut di atas, maka berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 dan Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam, harus dibuktikan unsur-unsur alasan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:

- Ada tidaknya perselisihan dan pertengkaran serta bagaimana bentuknya;

- Apakah penyebab perselisihan dan pertengkaran tersebut akan berpengaruh secara prinsipil terhadap keutuhan rumah tangga;

- Apakah antara suami isteri benar-benar tidak ada harapan untuk rukun kembali dalam rumah tangga;

Menimbang, bahwa untuk kepentingan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan saksi keluarga dan orang dekat Pemohon sebagaimana dimaksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa mengenai adanya perselisihan dan pertengkaran maka dapat dibuktikan dengan fakta-fakta sebagai berikut:

- Bahwa Pemohon dan Termohon menikah tanggal 30 Agustus 2003 dan ini

merupakan pernikahan kedua antara Pemohon dan Termohon;

- Bahwa pada pernikahan pertama Pemohon dan Termohon dikaruniai 1 (satu) orang anak dan pada pernikahan kedua Pemohon dan Termohon juga dikaruniai 1 (satu) orang anak sehingga anak Pemohon dan Termohon berjumlah 2 (dua) orang;

- Bahwa Pemohon dan Termohon semula hidup rukun kemudian antara Pemohon dan Termohon sering terjadi pertengkaran dan perselisihan yang disebabkan kurangnya saling pengertian saling percaya di antara Pemohon dan Termohon; - Bahwa selanjutnya Pemohon dan Termohon telah berpisah sejak Agustus 2010

dan keduanya sudah tidak menjalankan kewajiban sebagai suami isteri;

- Bahwa di depan sidang Termohon membantah sebagian permohonan Pemohon

dan mengakui sebagian lainnya;

- Bahwa benar antara Pemohon dan Termohon terjadi pertengkaran dan

(10)

10

hubungan dengan laki-laki lain dan Termohon melalaikan kewajibannya sebagai seorang isteri;

- Bahwa menurut Termohon penyebab pertengkaran dan perselisihan adalah karena

Pemohon cemburu buta kepada Termohon ditambah Pemohon telah mengeluarkan kata-kata yang membuat Termohon sakit hati dan akhirnya Pemohon dan Termohon berpisah tempat tinggal;

- Bahwa Termohon tidak keberatan dicerai oleh Pemohon asalkan tuntutannya dipenuhi;

Menimbang, bahwa dari fakta-fakta tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi perselisihan yang terus-menerus antara Pemohon dan Termohon dan berakibat pecahnya rumah tangga Pemohon dan Termohon terbukti Pemohon dan Termohon telah berpisah tempat tinggal dan keduanya tidak mungkin dipersatukan kembali;

Menimbang, bahwa berdasarkan pemeriksaan di persidangan baik dari dalil Pemohon maupun jawaban Termohon dan keterangan saksi-saksi Pemohon

masing-masing bernama: Saksi 1 dan Saksi 2 semuanya menerangkan bahwa rumah tangga

Pemohon dengan Termohon pada awalnya baik dan rukun namun kemudian terjadi perselisihan dan pertengkaran;

- Bahwa menurut saksi-saksi penyebab perselisihan antara Pemohon dan Termohon

adalah karena Termohon dituduh berselingkuh dengan laki-laki lain;

- Bahwa saat ini Pemohon dan Termohon telah berpisah sejak Agustus 2009 dan keduanya sudah tidak menjalankan kewajiban sebagai suami isteri;

- Bahwa keluarga Pemohon dan Termohon pernah bermusyawarah untuk

merukunkan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa berdasarkan penjelasan Pemohon dan jawaban Termohon yang dikuatkan dengan keterangan saksi-saksi di atas sumpah yang satu sama lain saling melengkapi dan saling berkaitan, terbukti Pemohon dan Termohon telah berpisah sejak Agustus 2009 dan antara Pemohon dengan Termohon sulit untuk dirukunkan kembali;

Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Majelis berkesimpulan tujuan rumah tangga membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974) dan atau keluarga sakinah, mawadah dan rohmah (Pasal 3 Kompilasi Hukum

(11)

11

Islam) telah tidak terwujud dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon, sebab berdasarkan kenyataan di atas patut disimpulkan bahwa rumah tangga tersebut telah pecah sedemikian rupa sehingga tidak ada harapan untuk rukun lagi dalam rumah tangga, dengan demikian alasan perceraian yang didalilkan Pemohon dalam permohonannya telah terbukti dan beralasan hukum sesuai dengan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Pemohon telah beralasan hukum dan upaya mendamaikan kedua belah pihak tidak berhasil maka sesuai dengan ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 70 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 serta perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 maka permohonan Pemohon untuk diizinkan menceraikan Termohon patut diterima dan dikabulkan;

Menimbang, bahwa Majelis perlu mengetengahkan keterangan yang tersebut dalam kitab Iqna III halaman 402 yang berbunyi:

الطلاق بالرجال والعدة بالنــساء

Artinya: “Talak itu ada di pihak suami dan iddah di pihak isteri”; DALAM REKONPENSI;

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Rekonpensi yang diajukan oleh Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi sebagaimana tersebut di atas;

Menimbang, bahwa apa yang menjadi pertimbangan dalam Konpensi menjadi dasar dalam pertimbangan Rekonpensi;

Menimbang, bahwa di depan persidangan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi menyatakan bahwa dirinya tidak keberatan dicerai oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi dengan syarat Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi membayar nafkah (biaya pemeliharaan) kedua anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi yang Anak 1 (umur 10 tahun) dan Anak 2 (umur 6 tahun) yang belum dibayar sejak bulan September 2010 sampai Oktober 2010 sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perbulan dan untuk selanjutnya Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi diberi

(12)

12

kewajiban untuk memberikan biaya pemeliharaan kedua anak tersebut setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah);

Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tersebut, Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi memberikan jawaban yang intinya Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi tidak keberatan memenuhi tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan gugatan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dan jawaban Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi, maka Majelis menemukan fakta-fakta sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dan Tergugat

Rekonpensi/Pemohon Konpensi menikah pada tanggal 30 Agustus 2003 dan ini merupakan pernikahan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dengan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi yang kedua;

2. Bahwa selama menikah, Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dan

Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi telah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang masing-masing bernama:

a. Anak 1, umur 10 tahun;

b. Anak 2, umur 6 tahun, sekarang kedua anak tersebut ikut dengan Termohon; Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal tersebut Majelis Hakim memberikan pertimbangan sebagai berikut:

Menimbang, bahwa anak wajib dipelihara dan dididik oleh kedua orang tuanya, kewajiban mana berlaku terus meskipun perkawinan antara kedua orang tuanya putus (vide Pasal 45 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974);

Menimbang, bahwa dalam hal terjadinya perceraian sepanjang yang menyangkut anak ada beberapa ketentuan:

a. Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya;

b. Pemeliharaan anak yang sudah mumayyiz diserahkan kepada anak untuk memilih

di antara ayah ibunya sebagai pemegang hak hadhonah;

c. Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya (vide Pasal 105 Kompilasi Hukum

Islam);

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 105 huruf (c) Kompilasi Hukum Islam tersebut di atas, meskipun anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi

(13)

13

dan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi berada dalam asuhan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi, tetapi Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi tetap berkewajiban memberi nafkah (biaya pemeliharaan) sesuai dengan kesanggupan dan kebutuhan hidup minimum anak;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi mengenai biaya pemeliharaan anak yang belum dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi untuk bulan September 2010 dan Oktober 2010 sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perbulan, di depan sidang Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi menyatakan kesanggupannya untuk membayar tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi tersebut;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka

Majelis Hakim sepakat untuk mengabulkan gugatan Penggugat

Rekonpensi/Termohon Konpensi dengan menetapkan biaya pemeliharaan anak-anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi yang bernama Anak 1 (umur 10 tahun) dan Anak 2 (umur 6 tahun) yang belum dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi selama 2 bulan (September 2010-Oktober 2010) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

Menimbang, bahwa demikian pula terhadap tuntutan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi mengenai nafkah (biaya pemeliharaan) kedua anak tersebut selanjutnya sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) setiap bulannya, Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi juga menyatakan kesanggupannya untuk membayar kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi yang besarnya sebagaimana diminta oleh Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka

Majelis Hakim juga sepakat untuk mengabulkan gugatan Penggugat

Rekonpensi/Termohon Konpensi dengan menetapkan agar Tergugat

Rekonpensi/Pemohon Konpensi memberikan nafkah (biaya pemeliharaan) anak-anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dengan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi berdasarkan kebutuhan hidup minimum, kepatutan, dan keadilan, setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sampai anak-anak tersebut dewasa (21 tahun);

Menimbang, bahwa dengan demikian Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi dihukum untuk membayar:

(14)

14

a. Biaya pemeliharaan anak-anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi dan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi yang belum dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi selama 2 bulan (September 2010-Oktober 2010) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

b. Biaya pemeliharaan kedua anak tersebut selanjutnya setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) sampai kedua anak tersebut dewasa (21 tahun);

Menimbang, bahwa mengenai semua alat bukti yang tidak dipertimbangkan satu persatu sepanjang ada kaitan dan relevansi dengan pokok perkara ini dianggap telah dipertimbangkan, sedangkan alat bukti yang tidak relevan dengan pokok perkara ini tidak perlu dipertimbangkan;

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI;

Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 serta perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka seluruh biaya perkara dibebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi;

Mengingat semua pasal peraturan perundang-undangan yang berlaku serta dalil-dalil hukum Islam yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I DALAM KONPENSI;

1. Mengabulkan Permohonan Pemohon;

2. Memberi izin kepada Pemohon (Nama Pemohon) untuk menjatuhkan talak satu

raj'i terhadap Termohon (Nama Termohon) di depan sidang Pengadilan Agama Muara Enim;

DALAM REKONPENSI;

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi;

2. Menetapkan:

2.1. biaya pemeliharaan anak-anak Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi

dan Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi yang bernama Anak 1 umur 10 tahun dan Anak 2 umur 6 tahun yang belum dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi selama 2 bulan (September-Oktober) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah);

(15)

15 2.2. biaya pemeliharaan kedua anak tersebut:

1. Anak 1 umur 10 tahun; 2. Anak 2 umur 6 tahun;

yang harus dibayar oleh Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perbulan terhitung sejak putusan ini dibacakan sampai kedua anak tersebut dewasa (21 tahun);

3. Menghukum Tergugat Rekonpensi/Pemohon Konpensi untuk membayar biaya

pemeliharaan kedua anak sebagaimana tercantum dalam diktum angka 2.1 dan 2.2 tersebut di atas kepada Penggugat Rekonpensi/Termohon Konpensi;

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI;

Membebankan kepada Pemohon Konpensi/Tergugat Rekonpensi membayar biaya perkara sebesar Rp. 251.000 ,- (dua ratus lima puluh satu ribu rupiah);

Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Muara Enim pada hari Jum’at tanggal 29 Oktober 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 21 Dzulqo’dah 1431 Hijriyah oleh kami Drs. RUSYIDI AN, SH. sebagai Hakim Ketua, Drs. H. RISKULLAH, SH. dan UMMU HAFIZHAH, SHI, SE, MA masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan ini pada hari Senin tanggal 1 Nopember 2010 Masehi bertepatan dengan tanggal 24 Dzulqo’dah 1431 Hijriyah dibacakan oleh Hakim Ketua dalam persidangan terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh Dra. NOVIE SULASTRIE sebagai Panitera Sidang serta dihadiri oleh Pemohon/Kuasanya dan Termohon;

HAKIM KETUA, Ttd.

Drs. RUSYIDI AN, SH.

HAKIM ANGGOTA, HAKIM ANGGOTA,

Ttd. Ttd.

Drs. H. RISKULLAH, SH. UMMU HAFIZHAH, SHI, SE, MA

(16)

16 Ttd.

Dra. NOVIE SULASTRIE

Perincian biaya: 1. Pendaftaran = Rp. 30.000,- 2. Biaya Proses = Rp. 30.000,- 3. Panggilan: P = 1 X Rp. 45.000,- = Rp. 45.000,- T = 3 X Rp. 45.000,- = Rp. 135.000,- 4. Redaksi = Rp. 5.000,- 5. Meterai = Rp. 6.000,- Jumlah = Rp. 251.000,- Untuk Salinan

Panitera Pengadilan Agama Muara Enim

Referensi

Dokumen terkait

Murid-muridnya beliau antara lain: al Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibrahim bin Ishaq, Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal dan lain- lain. Ibnu Ma’in mengatakan: “saya

Setelah mendengarkan penjelasan dan melihat contoh kurikulum bahasa Indonesia SD mahasiswa dapat mengembangkan bahan ajar bahasa Indonesia sesuai dengan keadaan/ lingkunan

Tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi yang digunakan oleh petani responden yang terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.Tenaga kerja

Hasil belajar matematika (HBM) 3.1 HBM menurut NCTM 3.2 HBM menurut kurikulum 2013 3.3 SKL Mata pelajaran matematika Diskusi dan ekspositori Bersama mahasiswa

Kesimpulan: Efektivitas minyak atsiri daun kemangi sampai dengan konsentrasi 0,5% v/v sebagai antiseptik untuk higiene tangan tidak memiliki aktivitas antibakteri

Paradigma ilmu tidak akan berhenti dalam penggaliannya atas kebenaran dalam bidang lembaga Jaminan Fidusia, khususnya yang berkaitan dengan tanggung jawab

Gambar 5.3. Edit Script “Form Masukan” dialog box.. Praktikum Pengelolaan dan Analisis Data dengan FileMaker Pro: Acara 5 - 3 4) Hapus semua komponen yang terdapat pada kotak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan sensoris nasi jagung instan yang dihasilkan dari menir jagung instan yang pada proses