• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME (Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME (Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME

(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP

PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA ONLINE DAN REALTIME

(Studi Kasus di Wilayah Kota Yogyakarta)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Septi Dharniati Ndraha NIM : 092114062

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus Pengharapanku,

Orang tua tercinta,

Frater Dion Lamere CMM

Abang dan adik-adik tersayang,

Teman dan Sahabat terkasih

(7)

vi

MOTTO

“Permulaan Hikmat Adala

h Takut Akan TUHAN dan Mengenal Yang Maha Kudus Adalah

Penegertian” (Amsal 9;10)

“Be the best that you can be, and GOD will take care of your critics” ( Joel Osteen)

“Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa

b

erkecukupan didalam segala sesuatu dan malah berkelebihan didalam pelbagai kebajikan”

(2 Korintus 9:8)

“Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi

orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam

kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (2 Timotius 4 : 12)

(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberkati serta menguatkan

penulis dalam setiap proses kehidupan yang dijalani.

2. Romo Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan

untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Ibu M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt. QIA selaku Dosen Pembimbing yang

telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan karyawan Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi yang

telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata

Dharma.

5. Papa tercinta Tahali Ndraha dan mama tercinta Riana Bawamenewi, abang

Elfinus, adik Berkat, Ridha dan Niscaya yang selalu sabar, memotivasi,

(10)

ix

6. Frater Dion Lamere CMM yang selalu membimbing dan memberi dukungan.

7. Drs. F.Soenamo, Ak., M.Sc, selaku Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama

(KPP) Yogyakarta dan seluruh staf atas kerjasamanya dalam penyusunan skripsi

ini.

8. Sahabatku Margareta Deciana dan Tasya Merlin Maitimu yang senantiasa

mendoakan dan menyemangati penulis.

9. Teman-teman akuntansi (Michel, Yuli, Ratna, Indri, Tota, Chika, Yuni, Rosa,

Feny, Sari, Tika, Dian) dan Gaby Ruga yang selalu membantu, memberi

semangat dan dukungan dan juga teman-teman akuntansi 2009 semua yang tidak

bisa disebutkan satu per satu.

10.Teman-teman BEM FE ( bang Jo, mbak Sari, kak Titin, kak Elsa, Tina, kak

Derma, Dhimas, mas Very, Risa, Octa, bang Leo, Hendra, Marro, mas Artha)

yang memberi semangat dan dukungannya.

11.Teman-teman seperjuangan MPT (Mbak Vira, Dita, Natalia, ika, Domas, Fenike,

Niken, Angga, Putri, Anis, yoga, Wahyu dan Tiara) yang telah memberikan

masukan, semangat dan dukungan kepada penulis.

12.Adek-adek kos Pringgodani No. 10 (Winey, Dita, Afen, Mili, Stela dan Sari) dan

Lola Permatasari Dihamri, yang selama ini menyemangati penulis.

13.Teman-teman Warrior Prayer dan komsel Faithfull and Excellent Woman GBI Keluarga Allah Yogyakarta yang dengan luar biasa mendoakan dan

(11)

x

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas segala

dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena

itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 05 April 2013

(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... xi

A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi 9 B. Theory of Reasoned Action (TRA) ... 11

C. Thechnology Acceptance Model (TAM) ... 13

D. Persepsi 1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness) ... 16

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)17 3. Sikap Terhadap Perilaku (Attitude Toward Behavvior) .. 17

4. Minat Perilaku (Behavioral Intention) ... 18

5. Penggunaan Senyatanya (Actual Use) ... 18

6. Kerumitan (Complexity) ... 18

E. E-filing ... 19

F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)... 24

G. Penelitian yang Relevan ... 26

(13)

xii

D. Data dan Metode Pengumpulan Data ... 44

E. Populasi dan Sampel ... 44

F. Devinisi Operasional dan Variabel Penelitian ... 45

G. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 53

A. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta ... 53

B. Struktur Organisasi ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi ... 60

Tabel 2 Distribusi Kuesioner Penelitian ... 62

Tabel 3 Outer Lodings (Convergent Validity)... 66

Tabel 4 Modifikasi Outer Loadings (Convergent Validity) ... 67

Tabel 5 Laten Variable Corelation ... 71

Tabel 6 AVE dan akar AVE ... 71

Tabel 7 Cross Loading ... 72

Tabel 8 Composite Reliability ... 73

Tabel 9 Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 75

Tabel 10 R Square ... 76

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Theory of Reasoned Action (TRA) ... 12

Gambar 2 Hubungan Antara Komponen Dalam TAM ... 14

Gambar 3 Indikator Reflektif ... 31

Gambar 4 Indikator Formatif ... 32

Gambar 5 Skema Kerangka Pemikiran ... 36

Gambar 6 Struktur Organisasi KPP Pratama Yogyakarta ... 57

Gambar 7 Inner Model ... 63

(16)

xv ABSTRAK

ANALISIS PENERIMAAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGGUNAAN E-FILING SEBAGAI SARANA PELAPORAN PAJAK SECARA

ONLINE DAN REALTIME

(STUDI KASUS DI WILAYAH KOTA YOGYAKARTA)

Septi Dharniati Ndraha penerimaan Wajib Pajak terhadap e-filing di kota Yogyakarta, dengan menggunakan model yang pernah digunakan oleh Amoroso dan Gardner (2004) dalam penelitiannya terhadap penggunaan internet. Model tersebut menggunakan Technology Accaptance Model (Davis, 1989). Penggunaan model TAM didasarkan pada kenyataan bahwa sejauh ini TAM merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam menjelaskan perilaku pengguna terhadap sistem teknologi informasi baru. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat (intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan kerumitan (complexity).

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan petugas Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta dan mengirimkan kuesioner kepada Wajib Pajak yang sudah menggunakan e-filing. Analisis data dilakukan dengan PLS (Partial Least Square) dengan software Smart PLS 2.0 M3.

(17)

xvi ABSTRACT

THE ANALISIS OF TAXPAYER REVENUE TOWARD THE USE OF E-FILING AS THE MEANS OF ONLINE AND REALTIME TAX REPORT

(A Case study in Yogyakarta)

Septi Dharniati Ndraha taxpayer acceptance to e-filing in Yogyakarta. This research use the model which is used by Amoroso and Gardner (2004) in their research about using internet. That model use Technology Acceptance Model (Davis, 1989). The use of TAM model was based on the fact that TAM was the best concept to explain the user behavior about new information technology system. Some variables which are used in this research including perceived usefulness, perceived ease of use, attitude, intention, actual use, and complexity.

This research was a case study. The data was obtained by interviewing with the official of Pratama Tax Service in Yogyakarta and sent the question’s list to the taxpayers who use e-filing. The data analysis was made by PLS (Partial Least Square) with Smart PLS 2.0 M3 software.

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi internet memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap

perkembangan informasi dunia. Saat ini, informasi menjadi kunci terpenting

dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi tersebut sampai ke aspek-aspek lain di

pemerintahan salah satunya adalah aspek perpajakan. Lembaga perpajakan

menggunakan teknologi ini untuk memberikan kemudahan dalam memberikan

pelayanan dan informasi kepada pelanggannya.

Serupa dengan perkembangan informasi, penerimaan pajak menjadi

sumber pendapatan Negara yang semakin hari semakin penting. Pajak

merupakan salah satu sumber penerimaan Negara terbesar. Penerimaan pajak

ini sangat berperan dalam kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Menurut

Direktur Jendral Pajak, A. Fuad Rahmany, "Realisasi Penerimaan pajak lima

tahun terakhir mengalami kenaikan diatas 15% tiap tahunnya”. Seiring dengan hal tersebut maka berbagai usaha telah dilakukan oleh segenap aparat

Direktorat Jendral Pajak dalam meningkatkan penerimaan pajak dari wajib

pajak dengan cara melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam sistem

(19)

Pembaharuan dalam sistem perpajakan ditandai dengan penerapan

teknologi informasi terkini dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan

pelayanan perpajakan ini terlihat dengan dikembangkannya administrasi

perpajakan modern dan teknologi informasi diberbagai aspek kegiatan.

Perubahan mendasar yang berkaitan dengan modernisasi pajak terjadi diawal

tahun 2005 yaitu dilaksanakannya jenis pelayanan kepada wajib pajak yang

baru dalam rangka penyampaian surat pemberitahuan dan penyampaian

perpanjangan surat pemberitahuan tahunan menggunakan elektronik (e-filing). Tepatnya pada tanggal 24 Januari 2005 bertepatan di Kantor Kepresidenan,

Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak

meluncurkan produk e-filing atau Electronik Filing sytem yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara

elektronik (e-filing) yang dilakukan secara on-line dan realtime.

Dengan adanya sistem ini, para wajib pajak akan lebih mudah

menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor pelayanan

pajak sehingga dirasa lebih efektif dan efisien. Selain itu, pengiriman data

Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, data

akan dikirim langsung ke database Direktorat Jendral Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau beberapa Perusahaan Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP). Dengan menggunakan e-filing dapat mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas.

Dengan adanya kemudahan untuk memenuhi kewajiban perpajakan

(20)

cara penyampaian dan Pelaporan SPT dapat memudahkan dan memberi

manfaat bagi Direktorat Jendral Pajak (DJP) sendiri dalam pengelolaan

perpajakan. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak secara terus menerus

agar peningkatan pelayanan kepada wajib pajak terus berjalan dan sekaligus

terciptanya administrasi perpajakan yang modern. Namun saat ini belum

semua wajib pajak menggunakan e-filing karena kurangnya sosialisasi dari Direktorat Jendral Pajak atau wajib pajak belum bisa menerima sebuah

teknologi baru dalam pelaporan pajaknya. Wajib Pajak menganggap bahwa

dalam penggunaan sistem komputer dalam pelaporan SPT sangat

membingungkan dan menyulitkan, hal ini dikarenakan kemampuan wajib

pajak untuk menggunakan e-filing masih minim. Padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat yang lebih besar bagi wajib pajak

maupun DJP. Selain kemampuan wajib pajak, adanya perbedaan persepsi

mengenai kemudahan penggunaan, persepsi kegunaan, sikap, minat, pengguna

e-filing sesungguhnya dan kerumitan menjadi penentu sistem ini dapat diterima atau tidak.

Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk

menguji perilaku penerimaan teknologi internet dalam hal ini e-filing dan mengambil sampel wajib pajak di wilayah KPP Pratama Yogyakarta karena

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing?

2. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)? 3. Apakah persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using)?

4. Apakah sikap terhadap penggunaan e-filing (attitude towards using) berpengaruh positif terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)?

(22)

C. Batasan Masalah

Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui Direktorat Jendral Pajak (www.pajak.go.id) diberikan hanya untuk dua jenis SPT saja, yaitu SPT

tahunan orang pribadi formulir 1770S dan 1770SS oleh sebab itu, untuk

menghindari penafsiran yang tidak diinginkan atas hasil penelitian, maka

peneliti memfokuskan pada wajib pajak orang pribadi yang menyampaikan

SPT Tahunan 1770S dan 1770SS.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.

2. Menguji pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap terhadapa penggunaan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use).

3. Menguji pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).

(23)

5. Menguji pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use) terhadap penggunaan e-filing sesungguhnya (actual e-filing use).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi

manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, yaitu:

1. Bagi penulis

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan

wawasan dalam penerapan teori-teori yang diperoleh dibangku

perkuliahan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi dilapangan.

2. Bagi Direktorat Jendral Pajak

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

evaluasi dalam membantu penerapan sistem yang baik dan efektif untuk

penggunaan e-filing. 3. Bagi wajib pajak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan wajib

pajak mengenai sistem informasi dan penggunaan e-filing. 4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapakan dapat menjadi tambahan pengetahuan

(24)

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun atas 6 (enam) bab agar mempunyai suatu susunan

yang sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami

hubungan antara bab yang satu dengan yang lain sebagai suatu rangkaian yang

konsisten. Adapun sistematika yang dimaksud adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang menguraikan latar

belakang ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan landasan teori yang melandasi tiap-tiap

variabel, ringkasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis,

kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan devinisi operasional

variabel-variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis

dan sumber data, metode pendumpulan data, dan teknik analisis

data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan tentang profil kantor pajak Pratama

Yogyakarta, struktur organisasi KPP Pratama Yogyakarta, Visi,

(25)

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data, analisis data,

interpretasi hasil data dan argumentasi terhadap hasil penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil

pengolahan data penelitian, selain itu, dalam bab ini juga berisi

(26)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penerimaan Pemakai Terhadap Sistem Teknologi Informasi

Penerimaan pemakai terhadap sistem teknologi informasi dapat

didefinisikan sebagai kemauan yang nampak didalam kelompok pengguna

untuk menerapkan sistem teknologi informasi tersebut dalam pekerjaannya.

Semakin menerima sistem teknologi informasi yang baru, semakin besar

kemauan pemakai untuk merubah praktik yang sudah ada dalam penggunaan

waktu serta usaha untuk memulai secara nyata pada sistem teknologi

informasi yang baru (Succi and Walter, 1999 dalam Shinta, 2009). Tetapi jika

pemakai tidak mau menerima sistem teknologi informasi yang baru, maka

perubahan sistem tersebut menyebabkan tidak memberikan keuntungan yang

banyak bagi organisasi/perusahaan (Davis, l989; Venkatesh and Davis, 1996

dalan Shinta, 2009) menurutnya ada lima karakteristik dalam penerimaan

teknologi yaitu:

a. Keuntungan relatif/relative advantage (teknologi menawarkan perbaikan).

b. Kesesuaian/compatibility (konsisten dengan praktek sosial dan norma yang ada pada pemakai teknologi).

c. Complexity (kemudahan untuk menggunakan atau mempelajari teknologi).

(27)

e. Observability (keuntungan teknologi bisa dilihat secara jelas). Sistem informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem

efiling yang merupakan sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi ke

Direktorat Jendral Pajak melalui sebuah Application Service Provider (ASP) atau Penyedia Jasa Aplikasi dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet

secara online dan realtime. Penerapan sistem e-filing ini dapat memudahkan Wajib Pajak dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) di mana dan

kapan saja. Selain itu, sistem e-filing ini dapat digunakan oleh Direktorat

Jendral Pajak sebagai pengendalian dalam mencegah terjadinya praktek

Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).

Lina (2007) dalam Gita (2010) menyatakan bahwa jika pengguna

memiliki pengalaman yang cukup memadai dalam menggunakan e-filing, maka kepercayaan diri pengguna tersebut terhadap penggunaan e-filing semakin tinggi sehingga akan menganggap pengoperasian e-filing cukup mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penerimaan dan

penggunaan sistem e-filing oleh pemakai yang terlibat langsung dalam penggunaan sistem informasi harus diperhatikan dalam penyusunan,

pengembangan, dan penerapannya agar sistem e-filing berhasil dan sukses walaupun reaksi pengguna sistem e-filing seringkali tidak dapat diprediksi. Sistem informasi yang baik dan bermutu dari e-flling akan berpengaruh terhadap kebiasaan dan perilaku pengguna dalam meningkatkan kinerja

(28)

Menurut Malone (1997) dalam Gita (2010), berdasarkan teori

keperilakuan, diajukan teori yang mengatakan bahwa teknologi informasi

mampu mengubah hierarki dari pengambilan keputusan pada organisasi

dengan cara menekan biaya yang diperlukan oleh informasi dan memperluas

distribusi informasi. Terkait dengan e-filing, dengan diciptakannya e-filing dalam Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat merampingkan posisi-posisi

dalam organisasi tersebut. Teknologi informasi mampu membawa informasi

langsung dari unit-unit operasi ke atasan, dengan demikian mengurangi

pekerja data yang terkait. Teknologi informasi juga dapat mendistribusikan

informasi secara langsung kepada para pekerja di level yang lebih rendah.

Aspek keperilakuan dalam implementasi teknologi informasi juga

berkaitan dengan penerimaan pengguna terhadap teknologi informasi yang

diterapkan. Teori penerimaan pengguna terhadap suatu teknologi informasi

disebut Technology Acceptance Model (TAM). Beberapa model telah dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor diterimanya

penggunaan teknologi informasi.

B. Theory of Reasoned Action (TRA)

TRA adalah model yang secara umum menjelaskan dan memprediksi

tujuan berperilaku/behavioral intentions pada berbagai setting. Model ini didasarkan atas asumsi bahwa manusia membuat keputusan rasional

didasarkan atas informasi yang tersedia pada mereka. Ada tiga komponen

(29)

Behavioral intention mengukur kekuatan tujuan untuk melakukan tindakan tertentu. Attitude menggambarkan perasaan positif atau negatif individu (menilai dampak/evaluative affect) tentang kinerja dari target suatu tindakan. Subjective norm mengarah pada persepsi seseorang tentang kebanyakan orang yang akan bertanya mengenai apakah dia harus atau tidak

melakukan tindakan tersebut (Fishbein & Ajzen, 1980 dalam Jogiyanto,

2007).

Gambar 1: Theory of Reasoned Action (TRA)

Sumber : Ajzen dan Fishbein, 1980 dalam Jogiyanto, 2007)

Teori tindakan beralasan (theory of reasoned action) ini menjelaskan tahap-tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal, perilaku

(behavioral) diasumsikan ditentukan oleh minat (intention). Pada tahap berikutnya minat-minat dapat dijelaskan dalam bentuk sikap-sikap terhadap

perilaku (attitude toward the behavioral) dan norma-norma subyektif (subjective norm). tahap ketiga mempertimbangkan sikap-sikap (attitudes) dan norma-norma subyektif (subjective norm) dalam bentuk kepercayaan-kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilakunya dan tentang

(30)

ekspektasi- ekspektasi normatif dari orang yang direferensi (referent) yang relevan. Secara keseluruhan, berarti perilaku seseorang dapat dijelaskan

dengan pertimbangan-pertimbangan kepercayaan. Karena

kepercayaan-kepercayaan seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang

dirinya sendiri dan tentang dunia disekeliling mereka, ini berarti bahwa

perilaku terutama ditentukan oleh informasi ini.

C. Technology Acceptance Model (TAM)

TAM merupakan adaptasi dari Theory of Reasoned Action Model (TRA) yang secara khusus telah disesuaikan dengan model penerimaan system

(31)

Gambar 2 : Hubungan antar komponen dalam TAM Sumber: Davis (1986) dalam Szana(1996).

TAM menjelaskan hubungan antara keyakinan (beliefs) yang terdiri atas persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dengan sikap (attitude), tujuan (intention) pemakai serta pengguaan nyata dari sistem. Perspesi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan oleh Davis et al. (1986) sebagai suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan system secara khusus akan

meningkatkan kinerjanya. Sedangkan persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) didefinisikan sebagai suatu tingkat dimana seseorang percaya bahwa penggunaan sistem secara khusus akan mengarah pada suatu

usaha.

Wiyono (2008) menggunakan konstruk asli TAM yang dibuat oleh Davis (1989), yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi

(32)

kemudahan penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude), minat perilaku (behavioral intention), penggunaan senyatanya (actual use) dan ditambahkan beberapa konstruk eksternal yaitu, pengalaman (experience), kerumitan (complexity), Jenis kelamin (Gender), kesukarelaan (voluntariness). Sun (2003) dalam Gardner dan Amoroso (2004) melakukan studi

analisa untuk hasil-hasil penelitian modal TAM. Dari hasil studi analisa

diperoleh hasil bahwa persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) menunjukkan hubungan yang signifikan dengan persepsi kegunaan (Perceived Usefulness) pada 15 hasil penelitian, tapi ada 2 hasil penelitian yang menunjukkan tidak signifikan. Faktor gender dan pengalaman

merupakan faktor eksternal yang berdampak pada persepsi kegunaan

(Perceived Usefulnes). Sun, Heshan dan Zhang, Ping., (2006) dalam Shinta (2009) juga melakukan studi analisa lagi pada 54 artike jurnal diperoleh hasil

sebagai berikut:

1. Construct berbeda-beda, sebagai contoh beberapa studi menggunakan attitude sedangkan yang lain menggunakan behavioral intension dan actual usage sebagai indikator penerimaan pemakai.

(33)

D. Persepsi

Persepsi adalah bagaimana seseorang melihat atau menginterprestasikan

suatu kejadian, objek dan manusia. Individu bertindak berdasarkan pada

persepsinya tanpa memperhatikan apakah persepsi tersebut akurat atau tidak

dalam meggambarkan kenyataan. Penjelasan mengenai kenyataan mungkin

akan sangat berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain.

Persepsi didefinisikan dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995) sebagai

tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu atau proses seseorang

mengetahuai beberapa hal melalui panca indera. Persepsi bersifat sangat

subyektif dan situasional karena bergantung pada suatu kerangka ruang dan

waktu. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (sikap, motivasi, kepercayaan,

pengalaman dan pengharapan) dan faktor situasional (waktu, keadaan sosial

dan tempat kerja).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, persepsi merupakan suatu proses

aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian dan pendapat tehadap

suatu objek berdasarkan informasi yang diterima. Persepsi dalam penelitian ini

adalah suatu proses penilaian seseorang terhadap sistem e-filing.

1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa pengguna suatu sistem tertentu

akan dapat meningkatkan kinerjanya (“as the extent to which a person

believes that using a technology will enhance her or his performance”)

(34)

2. Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use)

Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem

tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui

kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Persepsi

kemudahan penggunaan (perveived ease of use) merupakan tingkat dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami. Davis (1989)

mengungkapakan kemudahan yang dipersepsikan adalah tingkat dimana

seseorang percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu dapat

menjadikan orang tersebut bebas dari uasaha (free of effort). Bebasa dari usaha yang dimaksud adalah bahwa saat seseorang menggunkan sistem, ia

hanya memerlukan sedikit waktu untuk mempelajari sistem tersebut

karena sistem tersebut sederhana, tidak rumit, dan mudah dipahami, sudah

dikenal (familiar).

3. Sikap Terhadap Menggunakan (Attitude Toward Using)

Menurut Davis et al. (1989), “sikap (attitude) merupakan cermin perasaan suka atau tidak suka tentang kinerja dari target perilaku yang

telah dilakukan (“an individual’s positive or negative feelings about

performing the target behavioral”)”. Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavioral) juga didefinisikan oleh Mathieson (1991), “sebagai evaluasi pemakai tentang ketertarikannya menggunakan sistem (“the

user’s evaluation of the desirability og his or her using the system”.)”.

(35)

(2009) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel attitude mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel behavior intention to use.

4. Minat Perilaku (Behavioral Intention)

Minat perilaku (behavioral intention) adalah suatu keinginan seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu. Minat-itensi

berhubungan dengan perilaku-perilaku atau tindakan-tindakan volitional

dan dapat memprediksi mereka dengan akurasi yang tinggi. Akan tetapi,

minat-minat dapat berubah menurut waktu. Semakin lebar interval waktu,

semakin mungkin terjadi perubahan-perubahan di minat-minat. Suatu

pengukur dari minat yang diperoleh sebelum perubahan terjadi tidak dapat

diharapkan memprediksi perilaku secara akurat. Akurasi dari prediksi

biasanya akan menurun dengan jumlah waktu yang terjadi antara

pengukuran minat tersebut dengan observasi dari perilaku.

5. Penggunaan Sesungguhnya (Actual Use)

“Penggunaan sesungguhnya (actual use) adalah kondisi nyata penggunaan sistem (Davis, 1989)”. Seseorang akan puas menggunakan

sistem jika mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan

akan meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi

nyata penggunaan (Natalia Tangke, 2004).

6. Kerumitan (Complexity)

(36)

pemakai (Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1989) dan Igbaria et al.

(1996) mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan

untuk melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil Komputer kedalam

pekerjaan yang sedang dilakukan, dan vulnerability. Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu inovasi, semakin rendah

tingkat penerimaan inovasi tersebut.

E. E-Filing

E-filig adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik ke Direktorat Jendral Pajak melalui

sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi) dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online real time, sehingga Wajib Pajak (WP) tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua

formulir laporan dan menunggu tanda terima secara manual. Online berarti bahwa Wajib Pajak dapat melaporkan pajak melalui internet dimana saja dan

kapan saja, sedangkan kata realtime berarti bahwa konfirmasi dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat diperoleh saat itu juga apabila data-data Surat

Pemberitahuan (SPT) yang diisi dengan lengkap dan benar telah sampai

dikirim secara elektronik.

E-filing ini sengaja dibuat agar tidak ada persinggungan Wajib Pajak dengan aparat pajak dan kontrol Wajib Pajak bisa tinggi karena merekam

(37)

Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah peraturan mengenai e-filing ini yaitu Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-47/PJ./2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian

Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik

(e-filing) melalui

Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Wajib Pajak tidak perlu lagi datang ke Kantor Pelayanan Pajak jika

sudah menggunakan fasilitas e-filing sehingga penyampaian SPT menjadi lebih mudah dan cepat. Hal ini karena pengiriman data SPT dapat dilakukan di

mana saja dan kapan saja serta dikirim langsung ke database Direktorat Jenderal Pajak dengan fasilitas internet yang disalurkan melalui satu atau

beberapa perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang ditunjuk oleh

Direktorat Jenderal Pajak. E-filing mempermudah penyampaian SPT dan memberi keyakinan kepada Wajib pajak bahwa SPT itu sudah benar diterima

Direktorat Jenderal Pajak serta keamanan jauh lebih terjamin.

Alat kelengkapan e-filing meliputi Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), Surat permohonan memperoleh e-FIN, e-FIN atau Electronic Filling Identification Number, Digital Certificate, e-SPT, bukti penerimaan E-SPT. Penjelasan mengenai alat kelengkapan e-filling adalah sebagai berikut:

ASP atau Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi adalah perusahaan yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

yang dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara

(38)

memperoleh e-FIN adalah surat yang diajukan oleh Wajib Pajak sebagai permohonan untuk melaksanakan e-filing.

e-FIN atau Electronic Filling Identification Number adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat terdaftar

kepada Wajib Pajak (WP) yang mengajukan permohonan e-filing. E-FIN ini tidak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Digital Certificate adalah sebuah sertifikat berbentuk digital yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepentingan

pengamanan data SPT. Sertifikat ini mirip dengan sertifikat yang diberikan

oleh pihak yang berkompeten untuk menjamin validitas transaksi saat

melakukan pembayaran secara on-line. Sertifikat ini digunakan untuk proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya bisa dibaca oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT ASP dan Direktorat

Jenderal Pajak) dengan nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tertentu

pula.

e-SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang berbentuk formulir elektronik (Compact Disk) yang merupakan pengganti lembar manual SPT. E-SPT ini tersedia untuk berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dimana

wajib pajak terdaftar. E-SPT ini juga dapat dibeli melalui layanan pajak. Bukti Penerimaan SPT Elektronik adalah bukti penerimaan Surat

Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan lewat Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

(39)

on-line. Fungsi bukti penerimaan ini adalah sama dengan bukti penerimaan SPT secara off line.

Berikut ini merupakan prosedur penggunaan e-filling adalah sebagai berikut:

1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh e-FIN atau melaksanakan e-filing kepada Direktorat Jenderal Pajak yaitu kepada Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar.

2. Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan e-FIN 3. Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta Digital

Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) 4. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan

Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

5. Wajib Pajak melakukan e-filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak

6. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan bukti

penerimaan e-SPT yang mengandung informasi berupa : NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi

Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP (NTPA), nama

ASP.

Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) berupa induk SPT yang sudah diberi bukti penerimaan elektronik,

ditandatangani dan dilampiri sesuai ketentuan Kantor Pelayanan Pajak.

(40)

selama 24 (dua puluh empat) jam sehari dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan

standar waktu adalah Waktu Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, Surat

Pemberitahuan yang disampaikan secara elektronik (e-filing) pada akhir batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan yang telah jatuh pada hari libur,

dianggap disampaikan tepat waktu.

Untuk saat ini fasilitas e-filing melalui www.pajak.go.id diberikan hanya untuk 2 jenis SPT saja, yaitu:

1) SPT Tahunan OP Formulir 1770S

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan dari satu atau lebih

pemberi kerja; dari dalam negeri lainnya; dan/atau yang dikenakan Pajak

Penghasilan final dan/atau bersifat final) dan;

2) SPT Tahunan OP Formulir 1770SS

Bagi wajib pajak yang mempunyai penghasilan hanya dari satu pemberi

kerja dengan jumlah penghasilan bruto dari pekerjaan tidak lebih dari

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) setahun dan tidak mempunyai

penghasilan lain kecuali penghasilan berupa bunga bank dan/atau bunga

koperasi). Melaporkan SPT kini bisa dilakukan 24 jam sehari dan 7 hari

seminggu dan dapat dilakukan di mana saja sepanjang Anda terhubung

dengan internet dan dapat mengakses ke www.pajak.go.id Anda Tidak

(41)

F. Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

Dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan secara online (e-Filing) Wajib Pajak dapat menggunakan jasa dari Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi

(Application ServiceProvider) yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak. Syarat-syarat perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat ditunjuk

oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu :

1. Berbentuk badan

2. Memiliki izin usaha penyedia jasa aplikasi

3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah dikukuhkan

sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)

4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak Perusahaan

penyedia jasa aplikasi yang memenuhi syarat-syarat di atas, dapat

mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak agar ditunjuk

sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi yang dapat menyalurkan Surat

Pemberitahuan secara online (e-Filing).

Terdapat 4 perusahaan penyedia jasa aplikasi yang ditunjuk oleh

Direktorat Jenderal Pajak, antara lain :

1. PT. Garuda Mitra Utama (www.laporpajak.com)

2. PT. Mitra Pajakku (www.pajakku.com)

3. PT. Travelgare Indonesia (www.layananpajak.com)

4. PT. Sarana Prima Telematika (www.SPT.co.id)

Menurut keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-05/PJ/2005

(42)

e-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), yang dimaksud dengan :

a. Surat Pemberitahuan adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat

Pemberitahuan Tahunan yang berbentuk formulir elektronik dalam media

komputer (e-SPT).

b. Penyampaian Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-Filing) adalah suatu cara penyampaian Surat Pemberitahuan yang dilakukan melalui

sistem online yang real time.

c. Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP) adalah Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi yang telah ditunjuk oleh Direktorat

Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian

Surat Pemberitahuan secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak

d. Electronic Filing Identification Number (EFIN) adalah nomor identitas yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar

kepada Wajib Pajak yang mengajukan permohonan untuk menyampaikan

Surat Pemberitahuan secara e-Filing.

e. Sertifikat (Digital Certificate) adalah alat yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam setiap proses e-Filing melalui suatu ASP kepada Direktorat Jenderal Pajak.

f. Kode Aktivasi adalah kode yang diberikan kepada Wajib Pajak untuk

mengaktifkan software e-SPT.

g. NTPA (Nomor Transaksi Pengiriman ASP) adalah bukti penerimaan Surat

(43)

h. NTPS (Nomor Transaksi Penyampaian SPT) adalah bukti penerimaan

Surat Pemberitahuan secara elektronik yang menyatakan bahwa Surat

Pemberitahuan telahditerima oleh Direktorat Jenderal Pajak.

G. Penelitian Yang Relevan

Davis et al. (1989) mengembangkan model Technology Acceptance Model (TAM) untuk meneliti faktor-faktor determinan dari penggunaan Teknologi Informasi oleh pengguna. Menurut Davis, penggunaan Teknologi

Informasi dipengaruhi oleh minat (intention) pemanfaatan Teknologi Informasi. Dalam penelitian Davis, minat ini dipengaruhi oleh perceived usefulness dan perceived ease of use.

DeLone dan McLean (1992) melakukan studi yang mendalam

mengenai kesuksesan sistem informasi menyatakan bahwa kesuksesan sistem

informasi dipengaruhi oleh perceived information quality dan perceived system quality merupakan prediktor yang signifikan bagi user satisfaction. User satisfaction juga merupakan prediktor yang signifikan bagi intended use dan perceived individual impact.

Penelitian tentang sistem e-filling juga telah dilakukan yaitu mengenai penerimaan Wajib Pajak terhadap penggunaan e-filling dengan menggunakan model Technology Acceptance Model (TAM) yang berbeda variabel. Studi yang dilakukan Wiyono (2008) terhadap para Wajib Pajak yang telah

(44)

senyatanya, sedangkan kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap

persepsi kegunaan. Pengalaman tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

persepsi kegunaan maupun minat perilaku. Jenis kelamin hanya berpengaruh

signifikan pada persepsi kemudahan. Persepsi kemudahan berpengaruh

signifikan terhadap sikap dan persepsi kegunaan. Sedangkan persepsi

kegunaan terhadap penggunaan actual tidak signifikan pada tingkat

kepercayaan. Persepsi kegunaan berpengaruh signifikan pada tingkat

kepercayaan 90% terhadap sikap Wajib Pajak. Persepsi kegunaan berpengaruh

signifikan terhadap minat perilaku Wajib Pajak. Sedangkan minat perilaku,

persepsi kegunaan, dan kesukarelaan tidak berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan e-filling.

Gita (2010) juga melakukan studi empiris terhadap perilaku

(45)

Penelitian Tjhai (2003) menggunakan variabel kesesuaian tugas (job fit) sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh akuntan publik. Tjai juga menggunakan variabel kerumitan, variabel yang

juga digunakan oleh Wiyono (2008) serta Amoroso dan Gadner (2004)

sebagai faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi.

Kharisma (2011) melakukan penelitian terhadap karyawan perusahaan

penggunaan software akuntansi MYOB. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kharisma menunjukkan hasil bahwa pengalaman tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap persepsi kegunaan maupun persepsi kemudahan

penggunaan. Kerumitan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi

kegunaan maupun persepsi kemudahan penggunaan. Sedangkan kesesuaian

tugas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi kegunaan, persepsi

kemudahan penggunaan memliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi

kegunaan. Persepsi kegunaan dan persepsi kemudahan penggunaan

berpengaruh signifikan terhadap sikap terhadap penggunaan. Persepsi

kegunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku penggunaan. Sikap

terhadap penggunaan berpengaruh signifikan terhadap minat perilaku

penggunaan. Minat perilaku penggunaan berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan senyatanya.

Shinta (2009) melalukan penelitian penerimaan Sistem Informasi

iCons pada karyawan PT. Bank Negara Indonesia (persero) Tbk. Di Kota

(46)
(47)

H. Partial Least Square (PLS)

Partial Least Square merupakan metode analisis yang powerful karena dapat diterapkan pada semua skala data, tidak membutuhkan banyak asumsi

dan ukuran sampel tidak harus besar. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang

belum ada landasan teorinya atau untuk pengujian proposisi (Ghozali, 2006).

PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu

konstruk dan konstruk yang lain, serta hubungan suatu konstruk dan indikator

–indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan outer model. Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan konstruk yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk dan indkator-indikatornya. Konstruk terbagi

menjadi dua yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen

merupakan konstruk penyebab, konstruk yang tidak dipengaruhi oleh konstruk

lainnya . konstruk eksogen memberikan efek kepada konstruk lainnya,

sedangkan konstruk endogen merupakan konstruk yang dijelaskan oleh

konstruk eksogen. Konstruk endogen adalah efek dari konstruk endogen

(Yamin dan Kurniawan, 2009) dalam Denny (2012).

1. Ciri-ciri model Indikator reflektif:

a. Arah hubungan kausalitas dari konstruk ke indikator.

b. Antar indikator diharapkan saling berkorelasi (instrumen harus

(48)

c. Menghilangkan satu indikator, tidak akan merubah makna dan arti

konstruk yang diukur.

d. Kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.

Contoh Indikator reflektif :

Gambar 3 : Indikator Refleksif Sumber : Wiyono (2011: 397)

2. Ciri-ciri model indikator formatif :

a. Arah hubungan kausalitas dari indikator ke konstruk.

b. Antar indikator diasumsikan tidak berkorelasi (tidak diperlukan uji

reliabilitas konsistensi internal).

c. Menghilangkan satu indikator berakibat merubah makna dari konstruk.

d. Kesalahan pengukuran berada pada tingkat variabel laten (zeta)

VARIABEL LATEN

(49)

Contoh Indikator formatif :

Gambar 4: Indikator Formatif Sumber : Wiyono (2011: 397)

1. PEMODELAN di dalam PLS:

a. Inner model  model struktural yang menghubungkan antar konstruk. b. Outer model model pengukuran yang menghubungkan indikator

dengan konstruknya.

2. Langkah – langkah dalam PLS :

a. Merancang Model Struktural (inner model). b. Merancang Model Pengukuran (outer model). c. Mengkonstruksi Diagram Jalur.

d. Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan.

e. Estimasi: Koef. Jalur, Loading dan Weight. f. Evaluasi Goodness of Fit.

g. Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping).

Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari

indikator-VARIABEL LATEN

(50)

indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variable laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang

menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran

yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi (Ghozali,

2006).

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh

ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali,

2006).

1. Model Pengukuran atau Outer Model

Model ini digunakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari

indikator. Indikator dalam penelitian ini adalah reflektif karena indikator

varibel laten mempengaruhi indikatornya, untuk itu digunakan 3 cara

(51)

a. Convergent validity : dinilai berdasarkan korelasi antara item skor/komponen skor dengan konstruk skor yang dihitung dengan PLS, Korelasi dikatakan tinggi jika melebihi 0,70.

b. Discriminant validity : dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih

besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan

bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik

dari pada ukuran blok lainnya. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornnel dan Larcker, 1981 dalam Ghozali, 2006).

Jika semua indikator di standardized, maka ukuran ini sama dengan average communalities dalam blok. Fornnel dan Larcker (1981) menyatakan bahwa pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur

reabilitas component score variabel laten dan hasil lebih konservatif di bandingkan dengan composite reability (ρс). Direkomendasikan nilai

AVE harus lebih besar 0,50.

c. Composite realibility : dengan mengunakan output yang dihasilkan PLS. Nilai dari composite realibity harus diatas 0,70

2. Model Struktural atau Inner Model

(52)

predictive relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural.

I. Pengembangan Hipotesis

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh

Andrianto Sugiartono Wiyono (2008) tentang Evaluasi Penerimaan Wajib

Pajak Terhadap Penggunaan e-filing Sebagai Sarana Pelaporan Pajak Secara On-line dan Realtime. Konstruk-konstruk pada penelitian tentang e-filing ini terdiri dari satu konstruk eksternal yang dikembangkan oleh Andrianto

Sugiartono Wiyono (2008) dan Amoroso dan Gardner (2004) yaitu kerumitan

(complexity), 4 (empat) konstruk original TAM yang dikembangkan oleh Davis et al. (1989).

(53)

1. Pengaruh kerumitan (complexity) terhadap persepsi kegunaan (usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use)

Kerumitan didefinisikan sebagai seberapa sulit suatu teknologi

komputer untuk dipahami dan digunakan yang dipersepsikan oleh pemakai

(Rogers dan Shoemaker, 1971). Davis (1996) dan Igbaria et al. (1996)

mengukur kerumitan ini dalam bentuk waktu yang dihabiskan untuk

melakukan tugas-tugas, integrasi dari hasil komputer kedalam pekerjaan

yang sedang dilakukan, dan vulnerability.

Thompson et al. (1991) menemukan bahwa semakin rumit suatu

inovasi, maka semakin rendah tingkat peneriamaan inovasi tersebut. Dari

hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Gardner dan Amoroso (2004)

menemukan bahwa kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan penggunaan sesungguhnya (actual use). Penggunaan suatu teknologi informasi dapat di tunjukan dalam konteks penerimaan atas inovasi, jika suatu inovasi semakin sulit

untuk dipahami dan digunakan maka akan menurunkan fungsi dan

kegunaan dari suatu inovasi tersebut yang mempengaruhi keputusan

pemakai untuk menggunakan. maka hasil ini mendukung sebuah

hubungan yang negatif antar kompleksitas dengan penggunaan teknologi

informasi. Peneliti ingin menguji kembali hubungan antara kerumitan

terhadap penggunaan sesungguhnya dan persepsi kegunaan.

(54)

H1b: Kerumitan (complexity) berpengaruh negatif terhadap penggunaan sesungguhnya (actual use) dalam penggunaan e-filing.

2. Pengaruh persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using) dan minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)

Persepsi kegunaan (perveived usefulness) adalah sejauh mana individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu

meningkatkan kinerja tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989)

mendefinisikan persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah

sistem akan meningkatkan kinerjanya. Penelitian Davis, et al (1989) menunjukkan bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) dengan pemakaian (usage) mempunyai hubungan yang kuat.

Dari definisinya, diketahui bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) merupakan suatu kepercayaan (belief) tentang proses pengambilan keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya

bahwa sistem informasi berguna maka dia akan menggunakannya.

Sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi kurang

berguna maka dia tidak akan menggunakannya.

Pernyataan Sun (2003) mendukung hasil penelitian Davis (1989)

(55)

penelitiannya, 8 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan

(perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan attitude, 13 studi memperoleh hasil bahwa persepsi kegunaan (perceived usefulness) mempunyai hubungan yang signifikan dengan behavior intention to use.

Wiyono (2008) menguji pengaruh persepsi kegunaan terhadap

penggunaan e-filing diwalayah kota semarang. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa sikap dan minat dipengaruhi oleh persepsi kegunaan

(Perceived usefulness). Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji kembali hubungan antara persepsi kegunaan (perceived usefulness) terhadap sikap menggunakan (attitude toward using) dan minat perilaku menggunakan (behavioral intention to use). Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H2a: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif terhadap sikap menggunakan e-filing (attitude toward using) H2b: Persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh positif

(56)

3. Pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).

Persepsi kemudahan penggunaan e-filing (perceived ease of use e-filing) didefinisikan sebagai suatu tingkat kepercayaan individu bahwa dengan menggunakan teknologi akan membawa mereka terbebas dari

usaha secara fisik dan mental (Gardner & Amoroso, 2004). Menurut

konsep TAM, attitude secara bersama-sama dipengaruhi oleh perceived usefullness, perceived ease of use dan variabel eksternal seperti commitment to system use dan self efficacy, (Warsaw et al, 1989 dalam Shinta, 2009)

Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness), sikap (attitude), minat (intention), dan pengguna sesungguhnya (actual use) (Chau, 1996). Davis et al. (1989) membuktikan bahwa persepsi kemudahan penggunaan (Perceived ease of use) mempunyai dampak baik secara langsung atau tidak langsung pada persepsi kegunaan (perceived usefulness), melalui attitude.

Menururt Davis (1989), persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) menjelaskan persepsi user terhadap usaha yang diperlukan untuk memanfaatkan sebuah sistem. Davis (1989)

menambahkan jika seseorang cenderung menggunakan sebuah sistem,

(57)

kinerja yang diinginkan. Meskipun demikian, kepercayaan terhadap

manfaat sistem tidak akan membantu dalam pemanfaatan apabila mereka

meyakinan bahwa sistem sulit digunakan sehingga usaha ekstra yang

dikeluarkan untuk mencapai kinerja tidak sepadan dengan hasil yang

dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa perceived ease of use mempengaruhi perceived usefulness dan attitude. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

H3a : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penggunaan e-filing.

H3b : Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) berpengaruh positif terhadap sikap untuk menggunakan e-filing (attitude toward using).

4. Pengaruh sikap menggunakan e-filing (attitude towards using) terhadap minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral intention to use)

Sikap terhadap perilaku (attitude towards behavior) didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari

seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan (“an

individual’s positive or negative feelings about performing the target

(58)

ketertarikannya menggunakan system (“the user’s evaluation of the

desirability of his or her using the system”) dan juga menemukan variabel sikap (attitude) secara statistik signifikan untuk menjelaskan variabel minat perilaku menggunakan (behavior intention to use). Wiyono (2008) juga mendapatkan hasil yang sama yaitu variabel sikap (attitude) mempunyai hubungan yang kuat dengan variabel minat perilaku

menggunakan (behavior intention to use). Sun (2003) melakukan penelitian untuk menganalisis TAM. Dia menemukan hasil bahwa dari

hasil-hasil penelitian sebelumnya untuk hubungan attitude dengan behavior intention to use menunjukkan hasil bahwa dari hasil penelitan terdapat 3 penelitian yang signifikan sedangkan yang tidak signifikan ada

4 penelitian.

Kharisma (2011) secara empris juga membuktikan bahwa attitude mempengaruhi minat perilaku penggunaan MAYOB (behavioral intention to use). Hal ini menunjukkan bahwa perilaku seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan

sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis

sebagai berikut:

(59)

5. Pengaruh minat perilaku untuk menggunakan e-filing (behavioral) terhadap penggunaan e-filing sesunggunnya (actual use)

Minat perilaku ( bahavioarl intention) adalah suatu keinginan (minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku yang tertentu.

Seseorang akan melakukan suatu perilaku (behavior) jika mempunyai keinginan atau minat (behavioral intention) untuk melakukannya.

Kesulitan untuk mengukur penggunaan senyatanya membuat

banyak penelitian berhenti sampai pada minat perilaku meskipun minat

perilaku merupakan pengukur kekuatan dari minat seseorang untuk

melakukan suatu perilaku. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa minat perilaku (behavioral intention) merupakan pemrediksi yang baik dari penggunaan teknologi oleh pemakai sistem (Davis et al., 1989;

Taylor dan Todd, 1995; Venkatesh dan Davis, 2000 dalam Jogiyanto,

2007).

Kharisma (2011) juga membuktikan bahwa minat perilaku

(behavioral intention) mempengaruhi pengguna senyatanya (actual use) MYOB. Hal ini menunjukkan bahwa minat seseorang mempengaruhi mereka dalam memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan

sebuah sistem/teknologi. Atas dasar ini, maka dikembangkan hipotesis

sebagai berikut:

(60)

43

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitan ini yaitu studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu objek dengan mempelajarinya sebagai suatu kasus. Objek dalam

penelitan ini yaitu wajib pajak di wilayah kota Yogyakarta. Kesimpulan yang

diperoleh dalam penelitan ini hanya berlaku pada kota Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Untuk mengetahui wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing maka peneliti melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Panembahan Senopati No.20,

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2013.

C. Data Yang Diperlukan Dari KPP Pratama Yogyakarta

1. Wajib pajak yang sudah menggunakan e-filing 2. Nama wajib pajak

3. Alamat Wajib Pajak

D. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu informasi

(61)

diperoleh dengan metode pembagian kuesioner kepada wajib pajak yang

sudah menggunakan e-filing. 2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yaitu untuk bisa

mengetahui siapa saja wajib pajak di kota Yogyakarta yang sudah

menggunakan e-filing, peneliti melakukan wawancara langsung dengan petugas atau pejabat kantor pelayanan pajak kota Yogyakarta dan untuk

data utama dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada

responden dengan cara mengirim kuesioner kepada wajib pajak yang

sudah menggunakan e-filing sesuai dengan informasi yang diperoleh penulis dari kantor pelayanan pajak secara langsung dan melalui e-mail.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2002 ; hal. 72). Populasi dalam penelitian ini adalah para Wajib Pajak

orang pribadi di Yogyakarta. Alasan penggunaan setting penelitian di Yogyakarta adalah karena penelitian ini lebih berfokus terhadap perilaku

(62)

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2002;hal 73). Sampel dalam penelitian ini

adalah para Wajib Pajak orang pribadi yang menggunakan e-filing di wilayah Kota Yogyakarta.

F. Definisi Operasional dan Variabel Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah kuesioner yang dikembangkan dan digunakan oleh Amoroso dan Gardner

(2004) dan juga yang dipakai oleh Wiyono (2008) dalam penelitiannya

sehingga memungkinkan untuk meningkatkan validitas dan realibilitas

pengukuran. Pengukuran masing-masing variabel menggunakan skala Likert 1

sampai dengan 5 yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut :

1 = sangat tidak setuju (STS) 2 = tidak setuju (TS)

3 = Netral (N) 4 = setuju (S)

5 = sangat setuju (SS)

1. Persepsi Kegunaan (Perceived Usefulness)

Persepsi kegunaan adalah sejauh mana individu percaya bahwa dengan menggunakan teknologi dapat membantu meningkatkan kinerja

tugasnya (Gardner & Amoroso, 2004). Davis (1989) mendefinisikan

persepsi kegunaan (perceived usefulness) sebagai tingkatan sejauh mana seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan

kinerjanya. Persepsi kegunaan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu

Gambar

Gambar 1  Theory of Reasoned Action (TRA) ...........................................  12
Gambar 1:  Theory of Reasoned Action (TRA)
Gambar 2 : Hubungan antar komponen dalam TAM
Gambar 3 : Indikator Refleksif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah Mengikuti Perkuliahan Keanekaragaman dan Klasifikasi Phanerogamae (semester IV) Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS Mampu Mengaplikasikan Identifikasi dan

Pengujian chi-square pada tingkat kepercayaan 95% menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0.947 atau >0.05, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

Berdasarkan hasil dapatan kajian, majoriti pelajar di sekolah menengah luar bandar daerah Manjung, Perak mempunyai persepsi yang negatif terhadap pelaksanaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan kesehatan reproduksi terhadap sikap remaja tentang seks bebas. Dengan nilai signifikasi

Begitu operasi berjalan, akan tercipta sejumlah lapangan pekerjaan permanen terkait dengan operasi di instalasi dan opsi/fasilitas teknis yang dikembangkan

Temuan Penelitian ini adalah, bahwa latar belakang terjadi perjanjian kontrak kerjasama karena pada Tahun 2018 pihak BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)atau Irjen

Pandangan di atas dilandasi oleh kenyataan bahwa kebijakan input-output yang selama ini dilaksanakan lebih bersifat parsial, misalnya kebijakan dalam hal pupuk,