• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB X ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 150814461010 BAB X Aspek Kelembangaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB X ASPEK KELEMBAGAAN - DOCRPIJM 150814461010 BAB X Aspek Kelembangaan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 260

BAB X

ASPEK KELEMBAGAAN

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang

optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak

RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapat dikelola dengan baik dan dapat

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana

dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas

dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor

yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan

sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan

demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga

komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1. Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan

dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan

kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan dan menjalankan otonomi

seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan

umum, dan daya saing daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam

melaksanakan otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang

ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi

adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi

tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah,

cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis

(2)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 261

kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan

yang akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh

karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi

masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan

bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, dan pemerintah

berkewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap pemerintah

kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada

Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pembangunan di Bidang

Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1)

Urusan wajib sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah

urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan

daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan

dengan pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum merupakan

bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah, sehingga

penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah satu perangkat

pembangunan daerah perlu melibatkan Pemerintah, pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang

Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina Marga,

Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU merupakan

perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas. Dinas ditetapkan

terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak 4 bidang, dengan sekretariat

terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak

(3)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 262 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk

meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi diperlukan

adanya upaya penataan kelembagaan dan ketalalaksanaan, peningkatan

kualitas sumber daya manusia aparatur, pemanfaatan teknologi informasi

dan komunikasi, penyempurnaan sistem perencanaan dan

penganggaran, serta pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi

pemerintah dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah ditempuh

upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di lingkungan instansi

pemerintah, seperti perbaikan standar operasi dan prosedur (SOP) dan

penerapan e-government di berbagai instansi. Sejalan dengan

pengembangan manajemen kinerja di lingkungan instansi pemerintah,

seluruh instansi pusat dan daerah diharapkan secara bertahap dalam

memperbaiki sistem ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP,

mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya

peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design

Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengusulan, Penetapan,

dan Pembinaan Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan

peraturan menteri ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah

dilaksanakan mulai tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan

berkelanjutan sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini

memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta prosedur

dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan pelaksanaan

reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta

(4)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 263

menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu kelembagaan, ketatalaksanaan,

dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu dilanjutkan dan

disesuaikan dengan program reformasi birokrasi pemerintah, yang terdiri dari

sembilan program, yaitu :

1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan strategi

manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L dan Pemda,

sosialisasi dan internalisasi manajemen perubahan dalam rangka

reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi:

restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan unit

kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan publik,

kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP penyelenggaraan

tugas dan fungsi, serta pembangunan dan pengembangan

e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi: penataan

sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan,

penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen individiu

berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan peran Aparat Pengawasan

Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas kinerja

instansi pemerintah, pengembangan sistem manajemen kinerja

organisasi dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar

pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM pada

Kab/Kota.

(5)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 264 6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke dalam

seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga pemerintah di tingkat Pusat

dan Daerah. Presiden menginstruksi- kan untuk melaksanakan

pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan

program pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai

dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing- masing

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada umumnya telah

mulai menerapkan PUG dalam tiap program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu

perlu diperhatikan dalam pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya

untuk memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam

pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan dasar

bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target

pelayanan dasar yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat

2, dapat dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan

yang menangani bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta

Karya yang dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung jawab

dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU, sedangkan

Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan

dasar bidang PU. Koordinasi dan penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang

bertanggung jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi

(6)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 265 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam penataan

perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum penetapan

perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi

masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD

Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai

dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP

adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan

fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat permukiman perkotaan,

termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti

perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan,

persampahan, dan air limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah

dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan beban kerja dalam

rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai,

aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar

kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur

melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan,

sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan

pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan

perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan bidang pekerjaan

umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada sub bidang

(7)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 266

menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan

dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.

10.2 . Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksisting kelembagaan

Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang menangani Dinas Cipta Karya. Dinas

Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara merupakan Struktur Kelembagaan Pemerintah

Daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.1. Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari Sembilan

Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian adalah struktur, tugas, dan

fungsi pemerintah daerah yang menangani bidang Cipta Karya.

10.2.2. Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana merupakan

salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata

laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan

kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa kebersamaan

dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi

peningkatan produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karya keorganisasian urusan pemerintah bidang Cipta

Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan

kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan

wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu

dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam

keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun untuk hubungan kerja lintas

dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program

dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan

kegiatan antar perangkat daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam

Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah kota, khususnya

menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang Cipta Karya.

(8)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 267

dilengkapi dengan tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta

Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang

dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Tabel 10.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. Instansi

1. Bappeda Sebagai instansi perencanaan

program dalam pembangunan bidang cipta karya

Bidang Sarpas

2. Dinas Cipta Karya Sebagai instansi teknis dalam pembangunan infrasuktur bidang cipta karya

Dinas Cipta Karya

3. Dinas

Kebersihan Sebagai instansi teknis dalam bidang pengelolaan sampah

Bidang Persampahan

Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya

No. Nama SOP Instansi yang

Dinas Cipta Karya Sebagai Dinas Teknis Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

2 Perencanaan Pembangunan Permukiman

Bapedda Badan perencanaan pembangunan daerah

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1 Bantek dan pendampingan Reperda BG

Dinas Cipta Karya Sebagai Dinas Teknis Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya 2 Penyusunan RTBL Dinas Cipta Karya Sebagai Dinas Teknis Pembangunan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pengembangan Air Minum

1 Pembinaan PDAM Dinas Cipta Karya Sebagai Dinas Teknis Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

2 Penambahan akses air minum bagi masyarakat berpegahasilan rendah

PDAM Sebagai pengelola dan lembaga pendistribusian air bersih ke masyarakat

Pengembangan PLP

1 Peningkatan /Pembangunan/TPS/3R Dinas Kebersihan Sebagai Dinas Teknis pengelolaan sampah

2 Pembangunan fasilitas pengelolaan air limbah dan operasionalnya

SOP Non-Teknis

1 Perencanaan Pembangunan wilayah Bapedda Badan perencanaan pembangunan daerah

(9)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 268

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem manajemen SDM

aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan Program Reformasi Birokrasi,

yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian

ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yang menangani bidang

Cipta Karya. yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai

komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

10.3. Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian

ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah Kabupaten

Aceh Utara yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1. Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan

keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi

maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis deskriptif

dapat dijelaskan di bawah ini:

1. Struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku, sehingga bidang cipta karya dapat

berjalan sesuai dengan program kerja pemerintah kota.

Unit Bappeda Kabupaten Aceh Utara Gol I/II : 16 orang

(10)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 269

2. Tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing instansi yang disebabkan telah berfungsi

job desk masing-masing intansi dalam penanganan bidang cipta karya di

Kabupaten Aceh Utara.

3. Tida ada faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi

bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.

4. Tidak ada permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat kerja

daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya.

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini adalah

dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.

10.3.2. Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya

adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Hasil analisis

beberapa pertanyaan kunci yaitu:

1. Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah menguraikan

tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada.

2. Telah terjadi hubungan kerja ya n g ba i k didalam dan antar instansi

terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini di Kabupaten Aceh Utara,

sehingga mempermudah koordinasi dan komunikasi instansi bidang cipta

karya.

3. Keorganisasian bidang Cipta Karya yang ada sudah mengikuti ketentuan

dalam PP 41 tahun 2007. Sektor bidang cipta karya yaitu bidang air

minum, pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,

dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam

keorganisasian yang dibentuk.

4. Saat ini tidak ada permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan

perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya.

5. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi ketatalaksanaan perangkat

kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya adalah

(11)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 270 10.3.3. Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan

SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun

keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1. SDM yang tersedia d i K a b u p a t e n A c e h U t a r a sudah memenuhi

kebutuhan baik dari segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah,

khususnya di bidang Cipta Karya. Walaupun demikian, masih dibutuhkan

SDM teknis yang akan ditempatkan pada sektor persampahan,

perencanaan dan cipta karya sehingga dapat mendukung pembangunan

bidang cipta karya di Kabupaten Aceh Utara.

2. Permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM perangkat kerja

daerah yang terkait dengan bidang cipta karya adalah perkerjaan

menumpuk pada salah seorang staf sehingga dibutuhkan waktu lebih lama

untuk menyelesaikan pekerejaan.

3. Faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kualitas dan

kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait dengan bidang

cipta karya yaitu sering pergantian pejabat bidang cipta karya sehingga

akan mengurangi kualitas SDM Bidang Cipta Karya dan berpindahnya staf

bidang cipta karya ke instansi lain ikut serta dibawa semua data dan

(12)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 271 Tabel 10.4

Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

(13)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 272 10.3.4. Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis

yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan

(weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang

kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan

memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian

menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi

eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam

analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT kelembagaan

bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana dan sumber daya

manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi

kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O);

bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T);

dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu

membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru

(strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang

keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab

sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT

Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan berdasarkan Analisis

SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan

(14)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 273 Tabel 10.5. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor External

Faktor Internal

PELUANG (O)

a. Peningkatan SDM bidang Cipta Karya dengan mengirim staf untuk mengikuti pelatihan teknis. cipta karya ke instansi lain ikut serta dibawa semua data dan dokumen yang tersimpan di Bimbingan Teknis P sertifikasi Pengelola Teknis. bidang cipta karya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah Kabupaten Aceh

Utara yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang

dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga

kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi

(15)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 274

manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana

pengembangan kelembagaan di daerah.

10.4.1. Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu

pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan

tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada

analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan

dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda,

serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka

mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi

di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara,

khususnya bidang Cipta Karya.

10.4.2. Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada

analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana,

pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan

program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan

Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

10.4.3 . Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan

mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap

pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna

meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya

mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan

organisasi.

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan

jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui

pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam

(16)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 275

diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU yang dapat

menjadi referensi dipaparkan pada table 10.6

Tabel 10.6.

Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata Persuratan

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalam Tanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik Negara

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

(17)

RPI2JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016 -2020 276 Tabel 10.7.

Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

(1) (2) (3)

Organisasi Peningkatan jumlah tenaga

teknis Badan Perencana Kabupaten Aceh Utara

Penambahan staf teknis pada Bappeda Kabupaten Aceh Utara Meningkatkan pengelolaan

manajemen

Pelatihan cara pengelola manajemen pemerintahan

Tata Laksana Program-program bidang

cipta karya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Implementasi program-program bidang cipta karya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Sumber Daya Manusia

Bimbingan Teknis Bimbingan Teknis sertifikasi Pengelola

Gambar

Tabel 10.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
Tabel 10.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
Tabel 10.4
Tabel 10.5. Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Serial Peripheral Interface (SPI) merupakan salah satu mode komunikasi serial synchrounous kecepatan tinggi yang dapat digunakan pada banyak.. mikrokontroler,

Hasil yang diperoleh dari kajian dan analisis teori yang terkait terhadap kondisi lapangan dengan kajian teori mengenai fungsi dan aktifitas ruang publik di Taman

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi´ar- syi´ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya katni mcnr;ucapkan tcrinl'1

Kemudian, baginda menyuruh orang pergi ke rumah istri Ajdewan untuk mengambil harta perempuan jalang yang sudah dibunuhnya!. Harta perempuan jalang itu pun dibawanya ke hadapan

Menetapkan kegiatan pembelajaran yang tepat yang mampu mengaktualisasikan potensi dan kreativitas peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Prinsip kerja dinamometer yang akan dipergunakan pada penelitian ini adalah, putaran roda belakang motor bakar disambungkan langsung terhadap belt , belt ini berfungsi

Data pengamatan analisa persen pemanjangan terhadap plastik biodegradable dari pati singkong karet dan pati kulit singkong karet dapat dilihat pada tabel berikut..