• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan persepsi siswa terhadap pembelajaran tersebut di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan pokok bahasan getaran dan gelombang - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas pendekatan understanding by design dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan persepsi siswa terhadap pembelajaran tersebut di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta dengan pokok bahasan getaran dan gelombang - USD Repository"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIFITAS PENDEKATAN UNDERSTANDING BY DESIGN DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DAN PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN TERSEBUT DI SMP PANGUDI LUHUR 1 YOGYAKARTA DENGAN POKOK BAHASAN

GETARAN DAN GELOMBANG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Ruth Trias Kristinawati NIM : 101424032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2014

(2)
(3)
(4)

Halaman Persembahan

Roma 12:12

“ Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan , dan bertekunlah dalam doa! ”

SKRIPSI ini ku persembahkan kepada :

Jesus Christ my Guide and my Saviour Bapak dan Ibu tersayang

Mbak Hanna dan Mas Daniel

Alm Mbah Maryono dan Mbah Mangun Sumitro

Kupersembahkan untuk almamater

Universitas Sanata Dharma

(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Ruth. Trias Kristinawati. 2014. Efektifitas Pendekatan Understanding By Design Dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Tersebut di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Dengan Pokok Bahasan Getaran Dan Gelombang.

Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Imu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian uji coba pengembangan model rancangan dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen yang bertujuan untuk (1) mengetahui sejauh mana efektivitas pendekatan

Understanding by Design dalam penyusunan dan pelaksanaan

pembelajaran (2) mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran yang menggunakan pendekatan Understanding by Design.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PL 1 Yogyakarta pada tanggal 5 April – 26 April 2014. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA yang berjumlah 33 siswa dan kelas VIIIC yang berjumlah 41 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen pembelajaran yang terdiri dari RPP dan LKS sedangkan instrumen penelitian terdiri dari soal pretest dan posttest, lembar observasi, dan lembar kuisioner.

Penelitian ini diawali dengan penyusunan instrumen, penerapan pembelajaran dengan pendekatan Understanding by Design, observasi keaktifan belajar siswa, mengerjakan evaluasi akhir dan terakhir pengisian lembar kuisioner persepsi siswa.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) efektivitas pendekatan UbD diukur berdasarkan rata-rata nilai evaluasi akhir yang diperoleh siswa. Hasil menunjukkan bahwa persentase ketuntasan pada kelas kontrol adalah 9,09% sedangkan persentase ketuntasan kelas eksperimen adalah sebesar 80,48%. Probabilitas (p) diperoleh sebesar .00 < .05 berarti ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelas. Rerata (mean) kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu diperoleh nilai mean untuk kelas kontrol sebesar 55,48 sedangkan untuk kelas eksperimen sebesar 82,41. (2) persepsi siswa terhadap pembelajaran pada kelas eksperimen lebih positif dibandingkan kelas kontrol. Pada kelas

(8)

eksperimen, persentase persepsi sangat positif sebesar 53,65% untuk persepsi positif sebesar 46,34%. Pada kelas kontrol, persentase persepsi sangat positif sebesar 33,3% untuk persepsi positif sebesar 66,7%.

Kata kunci : pendekatan Understanding by Design, efektivitas pembelajaran, persepsi belajar, keaktifan belajar

(9)

ABSTRACT

Ruth. Trias Kristinawati. 2014. The Effectiveness of Understanding by Design Approach On Arranging Implementation Learning Program And Student Perception Toward That Implementation in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Physics Learning About Vibration and Wave. Thesis. Physic Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Science, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research is a development trial research of model of design and learning implementation with experiment method which aims (1) to know the extent to which the effectiveness of Understanding by Design approach in the development and implementation of learning (2) to know students’ perceptions towards learning which uses Understanding by Design approach.

This research was carried out in SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta on 5 April – 26 April 2014. The subjects of this research were the students of grade VIII A which amounts to 33 students and grade VIII C which amounts to 41 students. This research used the learning instrument which consists of RPP and LKS, whereas the research instrument consists of pre-test and post-pre-test questions, observation sheets, and questionnaire sheets.

This research was begun with the instrument arrangement, learning implementation with Understanding by Design approach, the observation of students’ learning activeness, doing the final evaluation, and the last was filling the questionnaire sheet of students’ perceptions.

The result of this research shows that (1) the effectiveness of Understanding by Design approach as measured based on the average of the final evaluation score which was achieved by the students. The result shows that the completeness percentage of control class is 9,09%, whereas the completeness percentage of experiment class is 80,48%. The probability (p) which was obtained by .00<.05 means there are significant

(10)

differences between the two classes. The average (mean) of the experiment class is higher than control class that was obtained the mean value for control class is 55,48 whereas for experiment class is 82,41. (2) The students’ perceptions towards learning in the experiment class is more positive than in the control class. In the experiment class, the very positive perception percentage is 53,65% and the positive perception is 46,34%. In the control class, the very positive perceptions percentage is 33,3% and the positive perception is 66,7%.

Key words: Understanding by Design approach, learning

effectiveness, learning perception, learning activeness

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan anugerahNya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Efektifitas Pendekatan Understanding By Design Dalam Penyusunan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Dan Persepsi Siswa Terhadap

Pembelajaran Tersebut di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Dengan

Pokok Bahasan Getaran Dan Gelombang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu program studi Pendidikan Fisika.

Proses penelitian ini bekerja dalam sebuah tim yang beranggotakan 4 mahasiswa Pendidikan Fisika 2010 yaitu Ruth, Nadia, Andre, dan Dita. Sehingga apabila ada rumusan yang mirip satu sama lain. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti mendapat dukungan, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu penulis hendak mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Tarsisius Sarkim, Ph.D. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan masukkan serta meluangkan waktu selama penulisan skripsi ini.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.

3. Seluruh dosen Pendidikan Fisika yang telah memberikan banyak ilmu dan bimbingan akademis dengan penuh kesabaran.

(12)

4. Segenap karyawan sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan penelitian maupun tugas lainnya

5. Bapak Yuli selaku guru Fisika di kelas VIIIA dan kelas VIIIC SMP PL 1 Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan masukkan bagi pelaksanaan penelitian.

6. Siswa-siswi SMP PL 1 Yogyakarta kelas VIIIA dan VIIIC yang telah bersedia sebagai subyek dalam penelitian untuk penulisan tugas akhir ini. 7. Bapak dan Ibuku, Junaedi Istanto serta Sri Yulistitik yang tidak berhenti

mendoakanku dan memberikan dukungan moral serta materil selama penulis menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

8. Kedua kakakku Hanna Purwandani dan Daniel Karunia Jaya untuk dukungan moril dan materil. Serta sepupu tersayang Elisabeth Trimulyani dan keponakanku Thesalonica Gita yang tidak pernah berhenti memberikan bantuan dan dukungan.

9. Tim Understanding by Design, Nadia sahabat yang selalu memberikan aku semangat dan inspirasi, serta Andre dan Dita teman diskusi yang selalu memberikan ide-ide.

10. Sahabat-sahabat terbaikku “mhondolers” Rita, Yuli, Hesti, Dian, Kristin, Gita yang selalu memberikan support dalam segala hal selama 4 tahun bersama. Terimakasih telah menjadi sahabat yang selalu ada.

11. Septian Nugroho yang selalu menemani dan memberikan semangat. I’ll always love you.

(13)
(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Understanding by Design ... 8

B. Backward Design ... 9

(15)

2. Tahap-tahap Bacward Design ... 11

3. Backward Design Template ... 17

C. Understanding ... 18

1. Pengertian Understanding... 18

2. Aspek Pemahaman Menurut Wiggins dan McTighe ... 20

3. Taksonomi Bloom dan Understanding by Design ... 23

D. Kekhasan Understanding By Design ... 25

E. UbD dalam Materi Getaran dan Gelombang ... 26

F. Persepsi Belajar ... 36

G. Keaktifan Belajar ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Desain Penelitian ... 42

B. Sampel ... 44

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 45

D. Treatment ... 45

E. Instrumentasi ... 46

F. Indikator Keberhasilan ... 52

G. Validitas ... 53

H. Metode Analisa Data ... 54

BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN, PENYAJIAN DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Pelaksanaan Penelitian ... 62

1. Sebelum Penelitian ... 62

a. Observasi ... 62

(16)

2. Selama Penelitian ... 65

a. Pelaksanaan Pretest ... 65

b. Proses Pembelajaran ... 65

c. Pelaksanaan Posttest ... 69

3. Sesudah Penelitian ... 69

B. Penyajian Data ... 70

1. Keterlaksanaan RPP ... 70

2. Data Hasil Tes Siswa ... 74

a. Data Distribusi Nilai Kelas Kontrol ... 74

b. Data Distribusi Nilai Kelas Eksperimen ... 77

3. Keaktifan Siswa ... 79

a. Data Keaktifan Kelas Eksperimen ... 79

b. Data Keaktifan Kelas Kontrol ... 82

4. Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 85

a. Data Persepsi Siswa Kelas Kontrol ... 85

b. Data Persepsi Siswa Kelas Eksperimen ... 86

C. Analisis Data ... 88

1. Keterlaksanaan RPP ... 88

2. Hasil Tes Siswa ... 89

a. Uji t Independen Grup Pretest Kedua Kelas ... 89

b. Uji t Independen Grup Posttest Kedua Kelas ... 91

c. Ketuntasan Hasil Belajar ... 93

d. Analisis Tingkat Pemahaman Siswa ... 96

3. Keaktifan Siswa ... 97

(17)

b. Kelas Kontrol ... 99

4. Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 101

a. Persepsi Belajar Kelas Kontrol ... 101

b. Persepsi Belajar Kelas Eksperimen ... 109

D. Pembahasan ... 116

1. Keterlaksanaan RPP ... 116

2. Hasil Tes Siswa ... 117

3. Keaktifan Siswa ... 119

4. Persepsi Siswa ... 119

5. Where To Dalam UbD ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 129

A. Kesimpulan ... 129

B. Saran ... 130

C. Keterbatasan Penelitian ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 133 LAMPIRAN – LAMPIRAN

(18)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Keaktifan Siswa ... 50

Tabel 3.2 Kuisioner Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 51

Tabel 3.3 Skor Pretest Siswa Setiap Butir Soal ... 54

Tabel 3.4 Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 55

Tabel 3.5 Skor Posttest Siswa Setiap Butir Soal ... 56

Tabel 3.6 Daftar Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 57

Tabel 3.7 Persentase Keaktifan Siswa Tiap Pertemuan ... 58

Tabel 3.8 Perbandingan Persentase Keaktifan Kedua Kelas ... 59

Tabel 3.9 Bobot Penilaian Skala Likert Pada Setiap Ketegori ... 59

Tabel 3.10 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 60

Tabel 3.11 Kriteria Kualifikasi Persepsi Setiap Siswa ... 61

Tabel 3.12 Kriteria Kualifikasi Persepsi Seluruh Siswa... 61

Tabel 4.1 Jadwal Mata Pelajaran Fisika Kelas 8A ... 65

Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Pembelajaran ... 66

Tabel 4.3 Jadwal Mata Pelajaran Fisika Kelas 8C ... 67

Tabel 4.4 Rincian Keciatan Pembelajaran Kelas 8C ... 67

Tabel 4.5 Keterlaksanaan RPP Pertemuan Pertama ... 70

Tabel 4.6 Keterlaksanaan RPP Pertemuan Kedua ... 71

Tabel 4.7 Keterlaksanaan RPP Pertemuan Ketiga... 73

Tabel 4.8 Distribusi Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol (8A) ... 74

Tabel 4.9 Distribusi Nilai Hasil Posttest Kelas Kontrol (8A) ... 76

(19)

Tabel 4.11 Distribusi Nilai Hasil Posttest Kelas 8C ... 78 Tabel 4.12 Data Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan

Pertama ... 79 Tabel 4.13 Data Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan

Kedua ... 80 Tabel 4.14 Data Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen Pertemuan

Ketiga ... 81 Tabel 4.15 Data Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan

Pertama ... 83 Tabel 4.16 Data Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan

Kedua ... 84 Tabel 4.17 Data Keaktifan Siswa Kelas Kontrol Pertemuan

Ketiga ... 84 Tabel 4.18 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap

Pembelajaran ... 85 Tabel 4.19 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap

Pembelajaran ... 86 Tabel 4.20 Daftar Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 89 Tabel 4.21 Perbandingan Mean Kedua Kelas ... 90 Tabel 4.22 Uji T Independen Grup Kedua Kelas ... 90 Tabel 4.23 Daftar Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ... 91 Tabel 4.24 Perbandingan Mean (Posttest) Kelas Kontrol dan

(20)

Tabel 4.25 Uji T Posttest Independen Dua Grup... 93

Tabel 4.26 Persentase Ketuntasan Kelas Kontrol ... 94

Tabel 4.27 Persentase Ketuntasan Kelas Eksperimen ... 96

Tabel 4.28 Kriteria Tingkat Pemahaman Siswa ... 96

Tabel 4.29 Tingkat Pemahaman Kelas Kontrol ... 96

Tabel 4.30 Tingkat Pemahaman Kelas Eksperimen ... 96

Tabel 4.31 Persentase Kriteria Pemahaman Pada Kedua Kelas ... 97

Tabel 4.32 Persentase Keaktifan Siswa Pada Kelas Eksperimen Tiap Pertemuan ... 97

Tabel 4.33 Persentase Keaktifan Siswa Pada Kelas Kontrol Tiap Pertemuan ... 99

Tabel 4.34 Perbandingan Persentase Keaktifan Kedua Kelas ... 100

Tabel 4.35 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 101

Tabel 4.36 Kualifikasi Pesepsi Siswa Kelas Kontrol ... 104

Tabel 4.37 Distribusi Skor Tiap Soal Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran ... 109

Tabel 4.38 Kualifikasi Persepsi Siswa Kelas Eksperimen ... 111

Tabel 4.39 Persentase Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 115

Tabel 4.40 Kualifikasi Persepsi Siswa Kedua Kelas ... 116

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Daftar Lampiran Halaman

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol Rencana Pelaksana Pembelajaran Kelas Eksperimen Lembar Kerja Siswa

Modul Materi Soal Pretest Soal Posttest

Kunci Jawaban Pretest Kunci Jawaban Posttest Rubrik Penilaian Pretest Rubrik Penilaian Posttest Kisi-Kisi Pretest

Kisi-kisi Posttest

(22)

LAMPIRAN B

Daftar Lampiran Halaman

Sampel Hasil Pretest Kelas Kontrol Sampel Hasil Pretest Kelas Eksperimen Sampel Hasil Posttest Kelas Eksperimen Sampel Hasil Posttest Kelas Kontrol Hasil Lembar Kerja Siswa

Sampel Hasil Kusioner Persepsi Siswa Lembar Pengamatan Keaktifan Siswa Lembar Pengamatan Keterlaksanaan RPP Dokumentasi Penelitian

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dunia pendidikan tidak pernah terlepas dengan kata pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan, yaitu tercapainya tujuan kurikulum (Hardini dan Puspitasari,2012:10). Sedangkan Sagala (2010: 64-5) berpendapat bahwa pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis, melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi. Jadi pembelajaran merupakan segala aktivitas yang berupa interaksi antara guru dan siswa untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam yang menerapkan konsep, prinsip, dan hukum. Sehingga belajar fisika tidak hanya berhenti pada hafalan akan tetapi benar-benar memahami materi. Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan berfokus pada pemahaman siswa sehingga dalam menyusun perencanaan pembelajaran, dasar-dasar pemahaman sangat penting untuk kemajuan siswa.

Pemahaman merupakan kemampuan dalam menerjemahkan pengetahuan. Atau dengan kata lain pemahaman lebih dari sekadar

(24)

pengetahuan seperti yang diungkapkan oleh Sudjana (2010). Pemahaman diperlukan dalam belajar karena dengan memahami sesuatu maka seseorang sampai pada tingkat menerapkan pengetahuan pada situasi yang baru. Dengan pemahaman siswa tidak hanya mengetahui sesuatu akan tetapi akan memperoleh kemampuan (skill) untuk menerapkan apa yang dia tahu.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami pembelajaran yang berfokus pada pemahaman serta keterlibatan siswa. Bagaimana pemahaman siswa akan dibangun melalui keterlibatan siswa dalam pembelajaran.

Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.

(25)

dalam tujuan pendidikan. Menurut Sudjana (2010) hasil belajar yang lebih dari pengetahuan adalah pemahaman. Seringkali guru hanya berfokus mengenai bagaimana materi bisa terselesaikan tepat waktu dan bagaimana siswa dapat menjawab pertanyaan tanpa menyelidiki apakah pemahaman siswa benar-benar terbangun.

Persepsi mengenai pemahaman sering dipandang sebagai aspek kognisi. Hal ini bukan berarti guru dituntut untuk memperhatikan dan menekankan aspek kognisi saja dalam proses pembelajaran melainkan juga harus memperhatikan aspek afeksi dan psikomotor. Tujuan pendidikan menurut Benyamin S Bloom dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Dalam perencanaan dan pelaksanaannya, guru harus memperhatikan ketiga ranah intelektual ini.

Kedua, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas, peneliti sering menemui adanya pendekatan teacher centered, sehingga siswa tidak dilibatkan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru, kadang siswa juga hanya disuruh mencatat apa yang dikatakan oleh guru. Guru tidak mencari tahu aktivitas apa yang diinginkan oleh siswa.

(26)

yang sudah guru rencanakan yang dituangkan dalam RPP malah tidak dilaksanakan. Sanjaya (2010) mengemukakan bahwa manfaat dari perencanaan yaitu melalui proses perencanaan yang matang, guru mampu memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dapat dicapai. Guru yang merencanakan pengelolaan pembelajaran dengan matang akan paham tujuan apa yang harus dicapai siswa sehingga hasil yang diperoleh akan optimal

Dari beberapa masalah tersebut, pemahaman dan keaktifan siswa menjadi esensi yang penting dalam belajar. Sehingga dibutuhkan rancangan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman dan keaktifan siswa. Rancangan yang diperlukan dalam pembelajaran adalah rancangan pembelajaran yang sistematis sehingga pelaksanaannya juga akan terlaksana secara sistematis.

(27)

Pendekatan ini merupakan salah satu cara dalam penyusunan rancangan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dimana rancangan ini dibuat secara sistematis. Pembelajaran yang ditawarkan dalam pendekatan ini adalah pembelajaran student centered artinya siswa dilibatkan dalam pembelajaran melalui aktivitas. Pembuatan rancangan pembelajjaran menggunakan pendekatan Understanding by Design diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan rancangan pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut 1. Sejauh mana efektivitas pendekatan Understanding by Design dalam

penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran?

2. Bagaimana persepsi siswa terhadap pendekatan Understanding by Design?

C. BATASAN MASALAH

Peneliti memberikan batasan masalah pada penelitian ini yaitu 1. Materi yang akan diteliti adalah getaran dan gelombang.

2. Subyek yang akan diteliti adalah kelas 8A dan kelas 8C SMP 1 PL Yogyakarta semester genap tahun ajaran 2013-2014

(28)

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan UbD dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran serta mengetahui persepsi siswa terhadap pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan UbD.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan Understanding by Design yang membantu dalam penyusunan RPP untuk mencapai pemahaman siswa 2. Bagi guru atau calon guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam menyusun rencana pembelajaran.

3. Bagi pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau informasi mengenai pendekatan Understanding by Design.

F. BATASAN ISTILAH

(29)

menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai.

a. Efektivitas Proses adalah banyaknya siswa (dalam persen) yyang berhasil dilibatkan secara aktif dalam kegiatan yang relevan dalam pembelajaran (Kartika, 2001).

b. Efektivitas Hasil adalah banyaknya siswa yang berhasil memperoleh nilai diatas kriteria (Kartika, 2001)

2. Persepsi adalah respon atau tanggapan berupa pernyataan ataupun reaksi seseorang setelah melihat,mendengar ataupun merasakan sesuatu. Respon dapat berupa persetujuan, sanggahan, pernyataan, atau perilaku. Semua tanggapan harus disampaikan dengan sopan. Dalam menanggapi suatu permasalahan harus disertai jalan keluar (solusi). 3. Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita

(30)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. UNDERSTANDING BY DESIGN

Menurut McTighe dan Grant Wiggins, Understanding by Design adalah sebuah pendekatan dalam merancang pembelajaran yang tujuan utamanya adalah pemahaman siswa. Pendekatan itu sendiri merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi , menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.

Jay McTighe and Elliot Seif (2011) mengungkapkan bahwa Understanding by Design adalah suatu kerangka kerja untuk meningkatkan prestasi siswa dengan mengembangkan standar kurikulum, kerangka instruksional, desain instruksional, penilaian, dan pengembangan professional. Menurut Susan Clayton dalam jurnalnya yang berjudul “Understanding by Design

: Designing Learning, Assesment and Teaching for Understanding”, Understanding by Design adalah adalah cara berpikir tentang belajar, penilaian dan pengajaran yang menempatkan siswa di tengah proses pembelajaran. Understanding by design didasarkan pada tujuan utama pendidikan untuk mengembangkan dan memperdalam pemahaman siswa. UbD memberikan petunjuk dan pedoman tentang bagaimana mengatasi masalah mengenai pembuatan rancangan pendidikan yang berkaitan dengan tujuan pemahaman

(31)

siswa. Dalam pembelajarannya, UbD lebih menekankan siswa sebagai pusat pembelajaran (student centered). Belajar dikatakan berhasil apabila seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah di pelajarinya. Artinya belajar adalah cara memahami sesuatu. Dalam belajar, pemahaman menjadi kunci utama keberhasilan. Maka untuk memfokuskan pembelajaran kepada pemahaman siswa digunakan sebuah pendekatan yang telah dipromosikan oleh McTighe dan Grant Wiggins yakni pendekatan Understanding by Design. Dasar yang sangat prinsip dari UbD itu sendiri adalah UbD merupakan teaching for understanding yaitu mengajar untuk menciptakan situasi yang menantang untuk melihat seberapa jauh pemahaman siswa dimana uji pemahaman siswa merupakan sebuah pemecahan masalah, unjuk hasil, tugas atau laporan tertulis melalui hasil analisa konsep dan ide.

Jadi Understanding by Design merupakan sebuah pendekatan atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran dalam penyusunan rancangan dan pelaksanaan pembelajaran untuk mengembangkan pemahaman siswa dan prestasi belajar siswa.

B. BACKWARD DESIGN

(32)

berfokus pada pemahaman dan transfer belajar. Kedua adalah design yaitu kerangka kurikulum “backward” yang artinya desain pembelajaran terbalik.

(Wiggins dan McTighe. 2005) 1. Pengertian Backward Design

Backward design adalah langkah-langkah dalam merancang pembelajaran dimana tahap-tahapnya terbalik oleh sebab itu dinamakan backward planning atau rencana yang terbalik.

Dalam backward design, pertama guru menentukan ide besar kemudian tujuan yang akan dicapai, evaluasi yang diberikan kepada siswa baru langkah-langkah pembelajarannya. Sebalinya, pada kurikulum tradisional tidak ada identifikasi tujuan sebelum memulai pembelajaran. Mengapa backward design penting dalam penyusunan rancangan pembelajaran ? berikut ini merupakan alasan penggunaan backward design :

a) Memulai perencanaan dengan hasil yang ingin dicapai, sehingga guru dapat mengatur kelas lebih efektif.

b) Tujuan pembelajaran, hasil dan langkah-langkah untuk penilaian, guru memiliki struktur yang jelas saat guru merencanakan kegiatan pembelajaran.

(33)

2. Tahap-tahap Backward Design

Pada backward design, guru memulai dengan tujuan, menentukan rencana penilaian dan barulah merencanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut.

Tahap-tahap backward design (Wiggins dan Mctighe) yaitu :

a. Identify desire result (Mengidentifikasi hasil yang diinginkan)

Pemahaman apa yang diharapkan atau diinginkan. Apa yang harus siswa ketahui, pahami. Kemampuan apa yang dapat siswa lakukan (skills). Pertanyaan penting apa yang akan digali secara mendalam untuk difokuskan dalam setiap pembelajaran. Pada tahap pertama dari backward design, guru harus mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai, memeriksa standar isi, dan mengulas ekspektasi kurikulum. 1. Identify

desired results

2. Determine acceptable evidence

(34)

a.1 Established Goals (Tujuan Utama)

Prioritas belajar ditetapkan dari tujuan jangka panjang. Tujuan ini merupakan tujuan yang utama yakni apa yang kita inginkan dan harapkan dari siswa, dan pada akhirnya dapat melakukan sesuatu sebagai hasil dari apa yang sudah dipelajari. Poin belajar yang ditujukan kepada siswa ialah tidak hanya unggul di setiap kelas, tetapi untuk dapat menggunakan atau menerapkan pembelajaran dalam situasi yang lain.

a.2 Understandings (Pemahaman)

Pada tahap desire result atau hasil yang diharapkan, pemahaman menjadi bagian penting karena guru harus mengetahui pemahaman spesifik seperti apa yang harus dicapai oleh siswa. Apa yang harus dipahami siswa dan miskonsepsi seperti apa yang kira-kira diprediksi akan muncul

a.3 Essential Question (Pertanyaan Penting)

Setelah guru menentukan pemahaman yang ingin dicapai, guru menentukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa memahami, menyelidiki, dan terjadi transfer belajar. Pertanyaan penting ini akan memandu siswa menjelaskan dan menginterpretasikan pemahaman yang dikuasainya.

(35)

(1) Bukan sekedar jawaban sederhana yang benar, akan tetapi jawaban yang menghendaki siswa untuk lebih berargumentasi dan menyatakan pendapatnya

Jawaban ini dapat diperdebatkan untuk lebih menggali pemahaman sampai akhirnya memperoleh hasil yang maksimal yaitu pemahaman yang mendalam.

(2) Pertanyaan dirancang untuk merangsang siswa menyelidiki lebih dalam mengenai pengetahuan yang dimiliki. Biasanya pertanyaan ini merupakan pertanyaan kontroversial, sering diperdebatkan dan bersifat provokatif. Sebagai contoh, Apakah internet berbahaya untu anak kecil? Apakah makanan yang baik untuk anda adalah makanan yang rasanya tidak enak? Dari pertanyaan ini siswa akan mengembangkan dan memperdalam pemahamannya dengan menggali ide-ide penting serta mengeksplorasi pertanyaan tersebut. (3) Meningkatkan pertanyaan penting lainnya. Melalui essential

question, pertanyaan lain yang terkait akan lebih mudah terjawab.

(36)

kemampuan yang akan diterima oleh siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran.

b. Assesment Evidence (Bukti yang dapat diterima)

Bagaimana pengajar (guru) mengetahui bahwa siswa telah mencapai hasil yang diharapkan. Apa yang akan kita terima sebagai bukti pemahaman siswa dan bukti kemampuan siswa. Pemahaman dan kemampuan ini nantinya akan digunakan oleh siswa untuk menerapkan apa yang sudah dipelajari sebagai bentuk transfer belajar. Pada tahap kedua kita membedakan antara dua tipe penilaian yakni performance task dan other evidence.

b.1 Perfomance Task

Tugas kinerja yang dapat ditunjukkan oleh siswa sebagai bukti telah mencapai pemahaman yang diinginkan. Kriteria seperti apa agar pemahaman ini dapat dinilai. Pada tipe penilaian ini, siswa diminta untuk menerapkan pembelajaran yang sudah dipelajari pada situasi dan kondisi yang baru atau berbeda yang berfungsi sebagai alat untuk menilai pemahaman dan kemampuan mentransfer pengetahuan yang dimiliki siswa.

b.2 Other Evidence

(37)

Menurut Wiggins dan McTighe (2005:25) bentuk monitoring dalam mengamati perkembangan siswa sebaiknya menggabungkan berbagai alat dan proses penilaian seperti di bawah ini.

a. Tes dan kuis yang berupa jawaban essay atau uraian. Kuis dan tes berupa essay membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya, membangun pemikirannya sehingga dapat dituangkan lebih jelas dan luas daripada tes dan kuis yang berbentuk benar-salah, jawaban singkat, dan pilihan ganda.

b. Lembar refleksi, pekerjaan rumah, wawancara, evaluasi diri, pengamatan kelompok sebaya, kegiatan diskusi bersama.

c. Elemen yang secara jelas menentukan tercapainya tugas seperti format, kehadiran, topik, dan tujuan.

d. Tugas akhir berupa proyek dimana siswa diperbolehkan untuk memilih, berkreasi, dan mandiri

(38)

c. Learning Plan (Rencana Pembelajaran)

Pengalaman dan instruksi pembelajaran seperti apa yang memungkinkan siswa mencapai hasil yang diinginkan. Pada tahap ini, guru merencanakan langkah-langkah beserta kegiatan pembelajaran.

Kegiatan, pengalaman, dan instruksi pembelajaran yang seperti apa yang dapat merangsang dan membangun pemahaman siswa Rancangan dan langkah-langkah pembelajaran seperti apa yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam menyusun langkah-langkah dan rencana kegiatan pembelajaran, digunakan pedoman WHERE TO. Elemen penting yang terdapat pada pendekatan understanding by design adalah WHERE TO

W (where is it going and why) : Guru membantu peserta didik mengetahui darimana pengetahuannya berasal, mengapa mereka mempelajari hal tersebut. jadi W di WHERETO mengingatkan guru untuk secara jelas menjelaskan kepada peserta didik mengenai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, siswa juga butuh mengetahui target yang harus dicapainya, bagaimana proses penilaiannya sehingga siswa dapat memonitor kemajuan pemahamannya.

(39)

E (explore,equip,experience) : menentukan pengalaman belajar dan pembelajaran yang akan diperoleh siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa, membekali siswa, membantu mereka untuk mengalami gagasan utama dari materi ajar dan mengeksplorasi siswa

R (rethink, revisit, revise) : memberikan kesempatan siswa untuk memikirkan kembali, meninjau ulang, memperbaiki pemahaman mereka.

E (exhibit and evaluate) : guru berusaha mengajak siswa untuk menunjukan, memperlihatkan, dan menyampaikan pemahamannya kemudian mengikutsertakan mengevaluasi pekerjaan siswa

T (tailor to student) : pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan , minat dan kemampuan siswa yang berbeda –beda

O (organize) : memaksimalkan keterlibatan siswa sehingga pembelajaran dapat dilakukan secara efektif

3. Backward Design Template

HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan Utama

Pemahaman

Siswa akan memahami bahwa… Pertanyaan Penting Pengetahuan

Siswa akan tahu..

Ketrampilan

Siswa akan dapat melakukan…. BUKTI PENILAIAN

Tugas Kinerja/ Performa Bukti Lain

RENCANA LANGKAH PEMBELAJARAN Aktivitas belajar

(40)

C. UNDERSTANDING (PEMAHAMAN) 1. Pengertian Understandings

Sudjana (2012) mengungkapkan tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari sekadar pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri, sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Dalam Taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pengetahuan. Namun bukan berarti pengetahuan tidak penting atau tidak perlu dipertanyakan lagi sebab untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengenal dan mengetahui. Pengertian pemahaman sangat bervariasi, dan peneliti menggunakan pengertian pemahaman dari Grant Wiggins dan Jay McTighe.

Menurut Grant Wiggins dan Jay McTinghe understanding mempunyai beberapa pengertian, yaitu :

(41)

bagaimana memiliki makna yang berbeda karena “tahu bagaimana” lebih dari sekedar tahu akan tetapi bisa menerapkan

pengetahuan pada situasi atau masalah.

Perbedaan antara pengetahuan dan pemahaman

Pengetahuan Memahami

Fakta Arti dari fakta

Bagian dari fakta yang masuk akal

Teori yang mengandung arti yang masuk akal dari fakta itu

Menuntut pembuktian Dapat salah dalam proses teori

Benar atau salah

Permasalahan didapat dari pengalaman-pengalaman

Saya mengetahui sesuatu itu benar

Saya memahami kenapa hal itu menjadi pengetahuan

Saya merespon isyarat dengan apa yang saya tahu

Saya mempertimbangkan kapan untuk menggunakan apa yang saya tahu

(42)

Pemahaman sebagai kata benda. Memahami suatu topik adalah kemampuan untuk menggunakan/ mengaplikasi pengetahuan/ ketrampilan dengan bijak dan efektif.

2. Aspek Pemahaman Menurut Wiggins dan Mctighe

Kata understanding memiliki banyak makna. Dan menurut Wiggins dan McTighe (2005:82) pemahaman bukanlah suatu prestasi. Prestasi hanya beberapa bentuk salah satu tercapainya pemahaman, akan tetapi pemahaman diungkapkan melalui jenis bukti yang berbeda. Understanding (pemahaman) merupakan multidimensional dan terlalu rumit. Ada berbagai tipe atau jenis pemahaman, perbedaan metode pemahaman, dan konsep pemahaman yang tumpang tindih. Berdasarkan kompleksitas tersebut, masuk akal untuk mengidentifikasi aspek pemahaman. Wiggins dan McTighe (2005:84) telah mengembangkan 6 aspek pemahaman. Jadi menurut Wiggins dan McTighe, kita benar-benar memahami apabila

a. Can explain (Dapat menjelaskan)

(43)

yang mendukung pendapat sebelumnya atau melengkapi pendapat yang sudah ada. Dalam memberikan penjelasan atau explanation lebih baik mengandung aspek mengapa, apa dan bagaimana contohnya seorang siswa menjelaskan Mengapa benda yang dilemparkan ke atas akan jatuh ke bawah? Apa yang menjelaskan hal tersebut? Bagaimana hal itu dapat terjadi?

b. Can interpret

Interpretasi yaitu menjelaskan dan mendeskripsikan cerita yang bermakna, menerjemahkan (Wiggins, dan McTighe.,2005:84). Menurut KBBI Interpretation atau interpretasi merupakan pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap sesuatu. Interpretasi dijelaskan sebagai kemampuan menafsirkan yakni kemampuan untuk mengenal dan memahami sebuah ide. Interpretasi merupakan kemampuan untuk memahami bahan atau ide yang direkam, diubah, atau disusun dalam bentuk lain misalnya grafik, tabel, simbol, peta konsep. Interpretasi lebih dari sekedar menjelaskan akan tetapi dapat berupa gaya cerita dari suatu konsep. Objek dari interpretasi adalah pengertian, bukan melulu cerita yang tidak masuk akal. Jalur interpretasi adalah cerita yang kuat, bukan teori yang abstrak.

c. Can apply (menerapkan)

(44)

(Wiggins:2005) berarti perbuatan menerapkan. Menerapkan itu sendiri diartikan sebagai mengenakan, mempraktikan, atau menggunakan. Jadi penerapan (application) merupakan sebuah kemampuan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh secara efektif pada situasi atau keadaan yang baru dan situasi yang beragam.

Penerapan yaitu bagaimana dan dimana dapat kita gunakan pengetahuan dan kemampuan yang sudah kita kuasai, bagaimana sebaiknya memodifikasi atau mengubah pikiran dan tindakan kita dalam situasi tertentu

d. Have perspective (memiliki sudut pandang)

Menurut Wiggins (2005) perspektif artinya berpikir kritis. Tipe pemahaman ini bukanlah mengenai setiap pandangan beberapa siswa melainkan ialah kesadaran bahwa setiap jawaban untuk setiap pertanyaan melibatkan sudut pandang atau perspektif. Memiliki perspektif dalam memahami merupakan hal yang penting, memahami sesuatu dengan melihat satu sisi sudut pandang saja berarti membatasi kita melihat dari sudut pandang yang lain. Namun, melihat dan memahami sesuatu dari banyak sudut pandang malah akan membantu. e. Can empathize (dapat berempati)

(45)

Empati berbeda dengan melihat perspektif , yang mana (perspektif) adalah melihat dari jarak yang kritis agar menyebabkan kita untuk melihat diri kita sendiri secara lebih objektif. Dengan empati kita melihat kita melihat dari dalam pandangan diri orang lain.

f. Have self-knowledge (pengetahuan diri)

Siswa mempunyai pengetahuan diri tentang makna pembelajaran dan pengalaman.

3. Taksonomi Bloom dan Understanding by Design

Benyamin S Bloom membagi tujuan pendidikan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif (keahlian berpikir) , ranah afektif (emosi), dan ranah psikomotorik (ketrampilan motorik dan fisik) (Utari:2014)

Ranah kognitif : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual seperti pengetahuan, pengertian, dan ketrampilan berpikir. Ranah afektif : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri

Ranah psikomotor : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek ketrampilan motorik seperti tulisan tangan, mengukur, mengoperasikan.

(46)

ranah afektif dan psikomotorik di dalamnya. Dalam UbD pemahaman dibangun melalui aktivitas konkret. Alasan mengapa pemahaman dibangun melalui aktivitas konkret yaitu pertama kita mempelajari ilmu fisika. Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda di alam. Gejala-gejala ini pada mulanya adalah apa yang dialami oleh indra kita. Untuk mengetahui gejala yang terjadi dibutuhkan pengamatan dan aktivitas. Kedua, berdasarkan teori konstruktivistik pengetahuan siswa dibangun sendiri melalui aktivitas dan keterlibatan siswa.

Konstruktivistik adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia kita hidup. Konstruktivisme melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri (Haryanto, 2010). Sehingga dapat dikatakan teori konstruktivistik adalah teori belajar dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya melalui aktivitas yang konkret.

(47)

Dalam UbD, aktivitas-aktivitas dirancang pada tahap ketiga yaitu plan learning dimana dalam penyusunannya digunakan pedoman WHERE TO.

D. KEKHASAN UNDERSTANDING BY DESIGN

Understanding by Design merupakan suatu pendekatan dalam penyusunan rancangan pembelajaran yang fokusnya adalah pemahaman siswa. Rancangan pembelajaran atau sering dikenal RPP yang dibuat oleh pemerintah juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa. Bahkan, banyak juga cara atau pendekatan lain untuk meningkatkan pemahaman. Akan tetapi, Understanding by Design yang dikenalkan oleh Wiggins dan McTighe memiliki kekhasannya tersendiri. UbD merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dengan langkah pembelajaran yang terstruktur.

(48)

E. UNDERSTANDING DALAM MATERI GETARAN DAN

GELOMBANG

Getaran adalah:gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.

a. Periode adalah waktu yang di perlukan benda untuk melakukan satu kali getaran.Periode dinyatakan dalam satuan sekon.

Periode dapat di nyatakan dalam rumus matematika sebagai berikut.

b. Ferkuensi adalah jumlah getran dalam satu sekon. Satuan ferkuensi adalah hertz (Hz). Frekuensi dapat dinyatakan dalam satuaan matematika sebagai berikut:

dimana T = periode f = Frekuensi

t = waktu untuk melakukan getaran n = jumlah getaran

Hubungan antara frekuensi da periode dinyatakan sebagai berikut: f= 1/T

T= 1/f

Pengertian gelombang

Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang terjadi karna adanya sumber getaran. Pada perambatanya gelombang merambatkan energi

gelombang,sedangkan perantaranya tidak ikut merambat.

Menurut zat perantaranya gelombang di bedakan menjadi dua macam yaitu :

(49)

2. Gelombang elektrik : gelombang yang dalam perambatanya tidak memerlukan medium.contoh gelombang radio dan gelombang cahaya

Berdasarkan arah rambat dan arah getaranya, gelombang dibedakan atas gelombang transversal dan gelombang longitudinal.

1. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatanya tegak lurus terhadap arah getaranya. Gelombang transversal berbentuk bukit gelombang dan lembah gelombang yang merambat. Contoh gelombang pada tali, permukaan air dan gelombang cahaya.

Panjang gelombang adalah panjang suatu gelombang yang terdiri dari satu bukit dan satu lembah gelombang.panjang gelombang di lambangkan dengan lamda (λ)dan satuanya adalah meter.

2. Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal berbentuk rapatan dan renggangan. Contohnya gelombang bunyi.

Panjang gelombang longitudinal

(50)

Contoh dua panjang gelombang yang terdiri dari dua rapatan dan dua renggangan

- Periode gelombang (T)

Yaitu waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang,satuanya adalah sekon (s)

- Frekuensi gelombang(f)

Yaitu jumlah gelombang yang terbentuk dalam satu detik,satuanya adalah Hz (hertz)

- Cepat rambat gelombang (v)

Yaitu jarak yang di tempuh gelombang dalam waktu satu detik ,satuanya adalah meter/detik (m/s)

· Hubungan antara pajang gelombang,periode,frekuensi, dan cepat rambat gelombang.

· Rumus dasar gelombang adalah: λ = vT atau Dan maka v = λ f

(51)

BACKWARD DESIGN DALAM MATERI GETARAN DAN

GELOMBANG

Tahap 1 : Menentukan hasil yang dicapai

Established Goals (Tujuan Utama)

Menjelaskan pengaruh panjang tali terhadap periode getaran pada ayunan matematis

Essential Question (Pertanyaan Penting)

Bagaimana pengaruh panjang tali terhadap periode ayunan? Understanding (Pemahaman)

a. Satu kali getaran adalah satu kali gerakan bolak balik melalui titik setimbang b. Periode merupakan waktu yang diperlukan tiap satu kali getaran. Satuan periode

adalah sekon. Periode diperoleh dari

c. Frekuensi merupakan banyaknya getaran tiap satuan waktu. Satuan frekuensi adalah Hertz. Frekuensi diperoleh dari

d. Hubungan panjang tali terhadap periode. Semakin panjang talinya, maka semakin besar periode ayunan.

Knowledge (Pengetahuan)

a. Getaran adalah gerakan bolak-balik secara periodik melalui suatu titik seimbang

b. Parameter dalam getaran adalah amplitudo dan periode atau frekuensi

c. Simpangan adalah jarak yang ditempuh benda dari titik

seimbangnya. Simpangan terbesar disebut dengan amplitudo.

d. Periode adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu

Skill (Kemampuan)

a. Menentukan periode dan frekuensi ayunan sederhana

b. Melukiskan getaran pada bandul matematis

(52)

getaran

e. Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda dalam satu sekon

Tahap 2 : Menentukan Bukti yang diharapkan

a. Can Explain (menjelaskan) Dapat menjelaskan apa yang dimaksud dengan Getaran

gerakan satu getaran dalam berbagai titik setimbang

 Dapat menyimpulkan hasil percobaan mengenai

Kriteria hasil pemahaman dinilai berdasarkan

LKS, Presentasi, Laporan Percobaan, PR(Pekerjaan Rumah)

Tahap 3 Langkah-langkah pembelajaran (2x40’)

Kegiatan pembelajaran menggunakan pedoman WHERE TO Kegiatan Pendahuluan

1. Pada awal pembelajaran, guru mengajak siswa untuk membuat sebuah benda bergetar. Guru menyediakan karet dan penggaris kemudian siswa dapat menggunakan benda tersebut untuk membuat getaran. –Hook

2. Guru menyampaikan pokok bahasan dan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari yaitu getaran. –Where

3. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses kegiatan belajar. –Where

4. Guru melakukan demonstrasi tentang bandul matematis dengan memperagakan getaran yang terjadi pada bandul. Setelah melakukan percobaan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa “apa yang dimaksud dengan satu getaran? Bagaimana menentukan periode suatu getaran?” –

(53)

Kegiatan Inti

5. Guru merangkum dan menyimpulkan jawaban siswa. Setelah itu, guru menjelaskan konsep getaran serta parameter-parameter getaran. –Rethink, Equip

6. Guru membagi siswa ke dalam kelompok untuk melakukan eksperimen. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. –Organize

7. Setelah terbagi ke dalam kelompok, guru menjelaskan alat yang digunakan dan prosedur percobaan. –Equip

8. Siswa melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman kelompok untuk mengisi lembar kerja siswa (LKS). –Explore

9. Dari percobaan yang sudah dilakukan, guru dan siswa berdiskusi mengenai konsep getaran, amplitude, periode, dan frekuensi serta pengaruh panjang tali terhadap periode bandul matematis. –Revisit, Rethink

10. Dari diskusi tersebut, guru kembali mengajukan pertanyaan untuk

didiskusikan yaitu bagaimana cara memperbesar atau memperkecil periode bandul jam? sambil menampilkan gambar bandul jam (Pertanyaan tersebut bertujuan untuk mengingatkan kepada siswa bahwa panjang tali

mempengaruhi peridoe bandul matematis). –Hook

11. Guru memberikan latihan soal untuk dikerjakan oleh siswa. –Equip, experience

12. Guru membahas latihan soal. Apabila ada siswa yang belum memahami cara penyelesaian soal, guru kembali memberikan penjelasan. –Rethink, evaluate

Kegiatan penutup

13. Guru membagi kertas berupa latihan soal untuk dikerjakan di rumah sebagai PR. –Equip

(54)

Tahap 1 : Menentukan hasil yang dicapai

Established Goals (Tujuan Utama)

1 Melalui demonstrasi dan diskusi kelompok, peserta didik dapat menyelidiki karakteristik gelombang longitudinal dan gelombang transversal

2 Melalui diskusi informatif, peserta didik dapat mendeskripsikan hubungan antara kecepatan rambat gelombang, frekuensi, dan panjang gelombang

Understandings (Pemahaman)

a. Gelombang adalah suatu usikan yang merambat, yang membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya

b. Gelombang merupakan perambatan energi yang berasal dari suatu sumber getaran. c. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus terhadap

arah getaran

d. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah getaranya

e. Periode gelombang adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh satu gelombang

f. Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi dalam setiap sekon g. Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam suatu selang

waktu tertentu

Essential Question (Pertanyaan Penting)

a. Bagaimana gelombang dihasilkan? Darimanakah gelombang mendapat energi? b. Mengapa cahaya kilat selalu mendahului bunyi guntur?

Knowledge (Pengetahuan)

a. Pengertian gelombang dan macam-macam gelombang

b. Sifat umum gelombang

c. Perbedaan gelombang mekanik dan elektromagnetik

d. Perbedaan gelombang longitudinal dan transversal

Skills (Kemampuan)

a. Menjelaskan macam-macam gelombang

b. Mendeskripsikan gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik

(55)

e. Persamaan dasar gelombang gelombang transversal

d. Menentukan hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi, dan cepat rambat gelombang

Tahap 2. Menentukan bukti yang diharapkan (Evidence) Can Explain

Siswa dapat menjelaskan : a. Bagaimana gelombang

dihasilkan

b. Perbedaan getaran dengan gelombang c. Perbedaan gelombang

transversal dan longitudinal

d. Peristiwa alam yang berkaitan dengan gelombang

Can Interpretation a. Menyebutkan

bagian-bagian gelombang b. Membaca panjang

gelombang berdasarkan grafik gelombang c. Menyimpulkan hasil

percobaan gelombang

Can Apply

a. Melakukan percobaan gelombang

b. Menyelesaikan soal hitungan berdasarkan persamaan gelombang

Kriteria hasil pemahaman dinilai berdasarkan

LKS

Hasil Diskusi PR

Latihan Soal

Tahap 3. Langkah-langkah pembelajaran

Kegiatan berpedoman pada elemen WHERE TO PERTEMUAN PERTAMA (1x40’)

Kegiatan pendahuluan

1. Pada awal pembelajaran, guru menampilkan gambar dan video mengenai gelombang. –

Hook

(56)

tujuan pembelajaran. – Where

3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan video yang ditampilkan : Bagaimana gelombang bisa dihasilkan.? Equip

Kegiatan Inti

4. Berdasarkan pertanyaan tersebut, guru bersama-sama dengan siswa menyelidiki peristiwa gelombang dengan melakukan percobaan sederhana : Gelombang Slinky. Percobaan ini bertujuan

a. untuk mengetahui bahwa gelombang dihasilkan apabila ada getaran yang merambat.

b. Pengertian gelombang transversal dan gelombang longitudinal - Experience, explore

5. Guru melakukan demonstrasi gelombang mekanik longitudinal menggunakan telepon mainan dari gelas aqua. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba melakukan percobaan telepon mainan sambil melakukan pengamatan.

-Exhibit, experience

6. Guru melakukan demonstrasi gelombang mekanik transversal menggunakan tali skipping. . Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa sambil melakukan pengamatan untuk mencoba melakukan percobaan gelombang tali. - Exhibit,

experience

7. Dari percobaan yang dilakukan, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengisi LKS. -Rethink

8. Dari beberapa percobaan sederhana, guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai gelombang mekanik transversal dan gelombang mekanik longitudinal. - Revisit, revise

9. Guru menyajikan simulasi gelombang menggunakan power point. Tujuan dari simulasi ini adalah mengetahui apakah medium ikut merambat bersama gelombang. - Hook, Equip

10. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa : mengapa pada saat kaki terkena ombak, kamu merasakan dorongan gelombang laut pada kakimu? Apa yang menyebabkan hal itu terjadi?. Tujuan dari pertanyaan ini adalah menunjukkan bahwa gelombang

(57)

Kegiatan Penutup

11. Siswa diajak menyampaikan pemahamannya mengenai materi gelombang. - Exhibit, evaluate

12. Dari hasil diskusi, guru memberi penegasan mengenai konsep gelombang yaitu bahwa suatu benda yang bergetar akan melakukan gerak. Sedangkan benda yang bergerak pasti memiliki energi. Karena energi merambat melalui partikel-partikel maka dapat disimpulkan bahwa perambatan energi yang berasal dari suatu getaran adalah gelombang. - Revise, Revisit

13. Guru menegaskan kembali apa pengertian gelombang transversal dan gelombang longitudinal. - Revise, Revisit

14. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. - Evaluate, Organize

PERTEMUAN KEDUA (2x40’) Kegiatan Pendahuluan

1. Guru mengingatkan kepada siswa tentang materi pada pertemuan sebelumnya yaitu mengenai konsep gelombang. –H ook

2. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai macammacam gelombang.

-Hook

3. Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini. –Where

Kegiatan Inti

4. Guru menjelaskan bagian-bagian gelombang transversal. –Equip

5. Guru menjelaskan panjang gelombang pada gelombang transversal. –Equip

6. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan pada power point mengenai jumlah gelombang pada gelombang transversal. –Explore, equip, experience

7. Guru menjelaskan panjang gelombang pada gelombang longitudinal –Explore, exhibit

8. Guru memberikan beberapa pertanyaan yang disajikan pada power point mengenai jumlah gelombang pada gelombang longitudinal. –Equip, Rethink

9. Guru menjelaskan parameter-parameter yang terdapat dalam gelombang. –Equip

(58)

gelombang, panjang gelombang, dan frekuensi gelombang. –Explore, Organize

11. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa “Mengapa cahaya kilat selalu mendahului bunyi Guntur?” –Equip

12. Guru memberikan latihan soal kepada siswa. – Equip, Experience

13. Guru membahas latihan soal. Apabila ada siswa yang belum memahami materi dan menjawab soal, guru memberikan bimbingan. – Rethink, Revise, Evaluate

Kegiatan Penutup

14. Guru bersama-sama dengan siswa menarik kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari ini. – Exhibit, Evaluate

15. Guru memberikan PR kepada siswa. – Exhibit, Evaluate

F. PERSEPSI BELAJAR

(59)

rangsangan pancaindra atau data (Sobur, 2003:446). Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya (Walgito, 1994:54). Namun proses itu tidak berhenti sampai disitu saja, melainkan stimulus itu diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak, dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dan sebagainya, individu mengalami persepsi. Pengertian persepsi merupakan suatu proses penginderaan, stimulus yang diterima oleh individu melalui alat indera yang kemudian diinterpretasikan sehingga individu dapat memahami dan mengerti tentang stimulus yang diterimanya tersebut. Proses menginterpretasikan stimulus ini biasanya dipengaruhi pula oleh pengalaman dan proses belajar individu.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari penglihatan hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya.

Sedangkan menurut Walgito (2003:70), faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu :

1 Objek yang dipersiapkan

(60)

dapat datang dari dalam individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf yang bekerja sebagai reseptor.

2 Alat indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf yaitu otak sebagai pusat kesadaran

3 Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan objek.

G. KEAKTIFAN BELAJAR

(61)

Keaktifan belajar siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat siswa mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan tugas dan sebagainya.

Indikator Keaktifan

Menurut Sudjana (2012 :61) keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya

2 Terlibat dalam pemecahan masalah

3 Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

4 Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

5 Melaksanakan diskusi kelompok

6 Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

7 Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

8 Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

(62)

Maksud dari indikator ini adalah siswa ikut serta dalam proses pembelajaran misalnya siswa mendengarkan, memperhatikan, mencatat dan mengerjakan soal dan sebagainya.

2. Terlibat dalam pemecahan masalah

Artinya adalah siswa terlibat aktif memecahkan masalah yang sedang dibahas di dalam kelas misalnya saat guru memberikan permasalahan berupa latihan soal atau diskusi.

3. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya

Artinya siswa aktif bertanya kepada guru ataupun siswa lain apabila siswa tidak memahami materi atau penjelasan dari guru

4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperoleh untuk pemecahan masalah

Maksud dari indikator ini adalah siswa aktif mencari referensi dari berbagai sumber informasi untuk memecahkan masalah seperti latihan soal, soal diskusi, dan mengerjakan pembahasan laporan

5. Melaksanakan diskusi kelompok

Maksudnya adalah siswa aktif melaksanakan diskusi kelompok dengan dinamika tanya jawab dan membahas bersama-sama dengan teman satu kelompok mengenai materi diskusi

6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperolehnya

(63)

7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah

Maksudnya adalah melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yaitu siswa dapat mengerjakan soal dengan mengerjakan LKS

8. Kesempatan menggunakan/menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas / persoalan yang dihadapinya

(64)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab ini, peneliti menguraikan desain penelitian yang digunakan, sampel, treatment, bentuk instrumen, prosedur, serta statistika penelitian.

A. Desain Penelitian

Menurut Ahmad (2010), penelitian merupakan usaha untuk menemukan,mengembangkan,dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Jenis penelitian ini ialah mengenai penelitian research and development of education (penelitian pengembangan pendidikan). Menurut Suparno (2010:2) penelitian yang diadakan dalam dunia pendidikan dapat mempunyai dampak dalam praktik pendidikan sendiri dan juga mempunyai pengaruh dalam pengembangan pengetahuan dan teori tentang pendidikan yang digunakan.

Model riset yang digunakan adalah riset kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimental. Menurut Suparno (2010:135), riset kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistik. Salah satu desain riset kuantitatif yang sungguh baik adalah riset eksperimental (Suparno, 2010:136). Hal ini disebabkan karena riset eksperimental adalah satu-satunya riset yang ingin mencoba untuk mempengaruhi variabel tertentu. Bukan hanya untuk mendeskripsikan suatu keadaan, tetapi untuk mempengaruhi dengan melakukan treatment tertentu. Penelitian kuantitaif ini

(65)

bertujuan untuk mengetahui tercapainya tingkat pemahaman siswa yang diukur dari hasil evaluasi akhir pada akhir pembelajaran. Penelitian eksperimental pada umumnya menggunakan kelompok pembanding. Pada metode eksperimental ada dua kelompok yang menjadi obyek penelitian yakni kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak menerima treatment, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang menerima treatment.

Desain kelompok riset eksperimental yang digunakan adalah Design Static Group Pretest-Posstest. Terdiri dari dua grup yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Satu kelompok diberi treatment dan yang lain tidak. Sebelum diberi treatment, kedua kelompok ini diberi pretest yang bertujuan untuk mengukur apakah kedua kelompok tersebut memang karakternya sama atau tidak. Setelah diberi pretest, kelompok eksperimen diberikan treatment sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan treatment. Setelah itu, kedua kelompok diberi posttest.

Treatment Group O1 X1 O2

Control Group O1 X2 O2

Gambar 1 : Desain penelitian

(66)

O2 adalah posttest yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah kedua kelompok diberi treatment menggunakan bentuk evaluasi yang sama. Hasil pretest akan dianalisa menggunakan uji-T atau sering disebut dengan Test-t untuk 2 grup yang independen. Menurut Suparno (2010:94), Test-t ini digunakan untuk membandingkan dua kelompok yang independen. Biasa untuk membandingkan akibat dua treatment yang dilakukan pada suatu penelitian.

Apabila eksperimen sudah dilaksanakan, peneliti menganalisa menggunakan uji statistik yaitu membandingkan hasil evaluasi kelompok eksperimen dengan hasil evaluasi kelompok kontrol.

Selain melakukan penelitian kuantitatif, peneliti juga melakukan observasi keaktifan siswa di kelas dan menyebar kuisioner untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau persepsi siswa terhadap pembelajaran menggunakan pendekatan Understanding By Design.

B. Sampel

Menurut Suparno (2010:43), unsur penting dalam suatu penelitian adalah bagaimana menentukan sampel dari populasi yang ingin diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian sampel. Penelitian sampel ialah sebagian dari subyek penelitian dipilih mewakili keseluruhan.

(67)

sebagai kelas eksperimen dan 33 siswa dari kelas VIIIA sebagai kelas kontrol.

C. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP 1 PL Yogyakarta, pada siswa kelas VIIIA dan siswa kelas VIIIC

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014, pada tanggal 5 April 2014 sampai 25 April 2014. Penelitian dilakukan pada saat jam mata pelajaran fisika.

D. Treatment

Treatment yang digunakan di dalam penelitian ini adalah sebuah pendekatan dalam penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran. Pendekatan yang digunakan sebagai treatment eksperimen adalah pendekatan

Understanding by Design dalam menyusun rancangan pelaksanaan

pembelajaran. Treatment atau perlakuan khusus yang terdapat pada penelitian ini adalah rancangan pada kelas eksperimen dibuat menggunakan pedoman WHERE TO dan desain rancangan menggunakan backward design.

Gambar

grafik gelombang
Gambar 1 : Desain penelitian
Tabel 3.1. Data keaktifan siswa
Tabel 3.2. Kuisioner Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait