• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran fisika dengan simulasi komputer pada pokok bahasan gerak lurus untuk siswa kelas VII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pembelajaran fisika dengan simulasi komputer pada pokok bahasan gerak lurus untuk siswa kelas VII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten - USD Repository"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN SIMULASI KOMPUTER

PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS UNTUK SISWA KELAS VII

DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Melania Royana Suryo Pratiwi

NIM. 061424007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tak terbatas kuasaMu TUHAN

Semua dapat KAU lakukan

Apa yang kelihatan mustahil bagiku

Itu sangat mungkin bagi-MU

Di saat ku tak berdaya

kuasaMu yang sempurna

ketika ku percaya MUZIZAT itu nyata

bukan karna kekuatan

namun rohMu ya TUHAN

ketika ku berdoa MUZIZAT itu nyata

(Muzizat itu nyata)

… Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah

harapanku … (Maz 61:6)

Skripsi ini kupersembahkan untuk :

Bapak dan Ibu tercinta

Adikku YB. Savio S.A

seluruh keluargaku

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2010

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PEBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Melania Royana Suryo Pratiwi

Nomor Mahasiswa : 061424007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sana Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN SIMULASI KOMPUTER PADA POKOK BAHASAN GERAK LURUS UNTUK SISWA KELAS VII

DI SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secata terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Di buat Yogyakarta

Pada tanggal : 31 Juli 2010 Yang menyatakan

(7)

vii

ABSTRAK

Melania Royana Suryo Pratiwi. 2010. Pembelajaran Fisika dengan Simulasi Komputer pada Pokok Bahasan Gerak Lurus untuk Siswa Kelas VII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Skripsi

S-1. Yogyakarta: Pendidikan Fisika. JPMIPA. FKIP. Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang berhubungan dengan Gerak Lurus melalui pembelajaran dengan simulasi komputer, (2) minat siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada pokok bahasan Gerak Lurus, dan (3) tanggapan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten setelah diajar dengan menggunakan simulasi komputer. Untuk menentukan ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa, peneliti membandingkan pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran fisika dengan menggunakan simulasi komputer. Minat siswa terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan dengan menggunakan kuesioner minat, dan melakukan wawancara dengan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan siswa atas pemebelajaran yang sudah dilakukan.

Penelitian dilakukan di SMP “Pangudi Luhur 1 Klaten”, pada bulan Maret – Mei 2010. Subyek penelitian (partisipan) siswa-siswi kelas VII.

Penelitian ini didesain mencakup tiga tahap, yang terdiri dari (1) pra pembelajaran, (2) proses pembelajaran, dan (3) setelah pembelajaran.

(8)

viii

ABSTRACT

Melania Royana Suryo Pratiwi. 2010. Physics Learning using Computer Simulation on Undeviating Motion Unit of Seventh Grade Students of

SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. A Thesis of S-1 degree. Yogyakarta: Physics Education Studey Program. JPMIPA. FKIP. Sanata Dharma University.

This research was a quantitative research. This research was aimed at finding out (1) the improvement of students’ understanding in concepts related to undeviating motion through learning that used computer simulation, (2) students’ interest on undeviating motion unit, (3) students’ perceptions on physics learning using computer simulation on undeviating motion unit. In finding out the existence of improvement of students’ understanding, the researcher compared students’ understanding on undeviating motion unit before and after using computer simulation. In finding out students’ interest on physics learning using computer simulation, the researcher distributed questionnaire, and conducted some interviews to research students’ perceptions on physics learning using computer simulation.

The research was done in SMP Pangudi Luhur 1 Klaten on March to May 2010. The research participants were seventh grade students of SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

In this research, there were three steps conducted (1) pre-activity, (2) whist activity, and (3) post-activity.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur bagi Dia, nama di atas segala nama dan Raja di atas segala Raja, Yesus Kristus Tuhan dan Juru Selamat. Semua ini karena begitu besar melimpahkan rahmat, kasih, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi prasyarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini berjudul PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN SIMULASI KOMPUTER PADA

POKOK BAHASAN GERAK LURUS UNTUK SISWA KELAS VII DI SMP

PANGUDI LUHUR 1 KLATEN.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat berjalan dengan dengan baik tanpa proses panjang dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis secara khusus mengucapkan terima kasih, kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim M.Ed.,Ph.D, selaku dosen pembimbing akademik dan dosen pembimbing skripsi, dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan bimbingan, pengarahan, mengoreksi, saran dan kritik selama proses penulisan skripsi ini.

2. Dosen penguji, terima kasih atas segala saran-saran dan kritik yang telah disampaikan selama pendadaran.

3. Br. Mardjito, FIC selaku kepala sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian selama kurang lebih dua bulan.

4. Ibu V. Fika selaku guru mata pelajaran fisika yang telah membri waktu, ruang, dan kesempatan kepada saya sehingga siswa-siswi kelas VII dapat saya jadikan sebagai subyek penelitian.

(10)

x

6. Siswa-siswi SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang telah memberikan dukungan dalam perolehan data penelitian.

7. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Paulus Suroyo dan Ibu Ananias Try Hari Astuti, yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Ade’ku tercinta YB. Savio Surya Amanda yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, dan doa sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar simbah Dwijo Suparno dan Somo Martoyo yang tercinta atas segala doa, dukungan, dan segalanya yang diberikan buat Mella. 10.Bapak Win, Ibu Anna, dan Avis terima kasih atas segala bantuan,

perhatian, dan doa. Aku mendapatkan keluarga baru di sini.

11.Buat sahabatku tercinta Nurmala Safitri, terima kasih banyak buat tenaga dan pikirannya. Ma selesai juga perjuangan kita… Lusia Tatik Kartikawati dan Yulista Librolva Meitarita. Don’t give up !

12.Sahabat-sahabatku seperjuangan angkatan 2006 : Ambar, Fajar, Dede, Gagan, bang Ben, Ari, suster, Rudy, Miranda, Desi, Lia, Ratna, Enita, Nani, Nana, Dion dan Erni (p.Fis 07), Terima kasih atas persahabatan ini dan semoga menjadi guru yang sukses dan jangan pernah lupakan

apa yang pernah kita alami kawan

13.Teman-teman wisma Rosari : Ika, Siska, Lina Mb Dewi, Yesia, Mb Jeanne, Della, Tata, Angel, Priska, Lana, Puput, Vina, Eva. Terima kasih atas persahabatan ini dan jangan pernah lupakan apa yang pernah kita

alami kawan

14.Pak Martin dan Santo (TI’05) yang telah bersedia menerima keluh kesah tentang laptop dan membantu membuat simulasi komputer saya.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, doa, saran, kritik, dan dukungan selama kuliah

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta menyempurnakan tulisan ini. Akhir kata semoga penelitian ini menjadi berkat untuk setiap pembaca.

Yogyakarta, 19 Juni 2010

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PEBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

Pembatasan Masalah ... 4

(13)

xiii

Hakikat Pengetahuan ... 5

Hakikat Pembelajaran ... 6

Pengertian Belajar ... 7

Pengertian Pembelajaran ... 8

Media Pembelajaran Arti Media Pembelajaran ... 8

Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran ... 9

Manfaat Media Pembelajaran ... 11

Jenis Media Pembelajaran Media Visual ... 12

Media Audio Visual ... 13

Media yang diproyeksikan ... 13

Media Video ... 14

Media Berbasis Komputer ... 14

Komputer Peran Komputer dalam Pendidikan ... 14

Peran Komputer dalam Pembelajaran Fisika ... 15

Kelebihan atau Keuntungan Simulasi Komputer ... 16

Kekurangan atau Kelemahan Simulasi Komputer ... 16

Simulasi Komputer ... 16

Makromedia Flah 8 ... 18

Pemahaman Konsep ... 19

(14)

xiv

Belajar secara Terintegrasi ... 21

Gerak Lurus Gerak dan Kelajuan Pengertian Gerak ... 22

Kelajuan dan Kecepatan ... 23

Gerak Lurus Beraturan Apakah gerak lurus beraturan itu? ... 25

Grafik jarak terhadap waktu untuk GLB ... 25

Gerak Lurus Berubah Beraturan Percepatan ... 26

Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan ... 26

Grafik kecepatan terhadap waktu ... 27

Penerapan GLB dan GLBB dalam kehidupan sehari-hari ... 27

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam gerak lurus ... 28

BAB III METODOLOGI PENELTIAN Jenis Penelitian ... 29

Populasi Sampel ... 29

Waktu dan Tempat Penelitian ... 29

Desain Penelitian ... 30

Metode Pengumpulan Data ... 31

(15)

xv Metode Analisis Data

Hasil Pretest dan Posttest ... 35

Sikap Siswa ... 39

Tanggapan siswa terhadap simulasi komputer ... 40

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA Data Hasil pretest dan posttest ... 42

Data Minat Siswa ... 44

Hasil Wawancara Siswa ... 48

Analisis Data Pemahaman Siswa tentang Konsep Gerak Lurus ... 48

Minat Siswa terhadap Simulasi Komputer ... 60

Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran dengan simulasi Komputer ... 63

Keterbatasan Peneletian Pelaksanaan Penelitian ... 64

Waktu Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 65

Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Soal Pretest dan Posttest ... 34

Tabel 2 Distribusi Soal Kuesioner Sikap Menurut Indikator ... 34

Tabel 3 Kualifikasi dan Interval Skor ... 37

Tabel 4 Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ... 39

Tabel 5 Kriteria Skor pada Kuesioner ... 40

Tabel 6 Persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII A ... 42

Tabel 7 Persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII B ... 42

Tabel 8 Persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII C ... 43

Tabel 9 Persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII D ... 44

Tabel 10 Data hasil kuesioner minat kelas VII A ... 44

Tabel 11 Data hasil kuesioner minat kelas VII B ... 45

Tabel 12 Data hasil kuesioner minat kelas VII C ... 46

Tabel 13 Data hasil kuesioner minat kelas VII D ... 47

Tabel 14 Data hasil pretest dan posttest kelas VII A ... 49

Tabel 15 Data hasil pretest dan posttest kelas VII B ... 49

Tabel 16 Data hasil pretest dan posttest kelas VII C ... 50

(17)

xvii

Tabel 18 Data soal yang mengalami kenaikan tingkat pemahaman

paling tinggi ... 53

Tabel 19 Data soal yang mengalami kenaikan tingkat pemahaman paling rendah ... 54

Tabel 20 Statistik pretest dan posttest VII A ... 56

Tabel 21 Statistik pretest dan posttest VII B ... 57

Tabel 22 Statistik pretest dan posttest VII C ... 58

Tabel 23 Statistik pretest dan posttest VII D ... 59

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil pretest dan posttest ... 70

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 87

Lampiran 3 Soal Pretest dan Posttest ... 97

Lampiran 4 Pedoman jawaban pretest dan posttest ... 99

Lampiran 5 Kuesioner minat ... 102

Lampiran 6 Daftar pertanyaan wawancara ... 105

Lampiran 7 Hasil wawancara ... 106

Lampiran 8 Jadwal mengajar ... 108

Lampiran 9 Surat permohonana ijin dari kampus ... 109

Lampiran 10 Surat keterangan penelitian ... 110

Lampiran 11 Hasil pekerjaan siswa (pretest) ... 111

Lampiran 12 Hasil pekerjaan siswa (posttest) ... 113

(19)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini juga yang mempengaruhi dunia pendidikan, karena dengan adanya teknologi yang berkembang dapat membantu pengajar dalam menyampaikan materi, khususnya dalam bidang fisika. Fisika merupakan cabang dari ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang keadaan fisis suatu benda dan gejala-gejala alam. Materi yang diajarkan tidak bisa hanya dilakukan dengan metode ceramah saja, tetapi membutuhkan suatu media untuk memudahkan menyampaikan materi kepada siswa. Kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit karena harus menghafalkan rumus yang begitu banyak. Pengajar dituntut untuk mengajar dengan cara yang menarik agar berhasil menarik minat siswa belajar fisika dan merubah kesimpulan dari “pelajaran fisika adalah pelajaran yang membosankan”

menjadi “pelajaran fisika adalah pelajaran yang menyenangkan”.

(20)

animasi dan visualisasi. Menurut Steindberg (dalam Lewar 2001:24) yang diketik oleh Oma, simulasi komputer dapat digunakan untuk menjelaskan prinsip-prinsip atau konsep-konsep yang kompleks dan memaparkan proses atau suatu fenomena. Taylor mengemukakan kehebatan komputer terutama terletak pada : (1) kemampuannya untuk mengerjakan secara matematis model-model system fisis yang dihadapi, (2) kemampuannya untuk men-display-kan model-model itu dengan grafik yang bagus dan jelas (1987 dalam Suparno, 1998). Media tidak dapat berjalan dengan sendirinya, maka bagaimana caranya sehingga media yang ada bisa digunakan sebaik-baiknya, sehingga membantu siswa dalam pemahaman fisika.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meneliti apakah media simulasi komputer dapat efeketif membantu siswa SMP Pangudi Luhur 1 Klaten dalam menerima pelajaran fisika materi gerak lurus dan apa respon siswa setelah diajarkan dengan simulasi komputer.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka muncul beberapa pertanyaan yang lebih spesifik:

1. Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa tentang gerak lurus dengan memanfaatkan simulasi komputer secara terintegrasi?

(21)

3. Bagaimana tanggapan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten terhadap pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan:

1. Peningkatan pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan simulasi komputer dalam materi gerak lurus.

2. Untuk mengetahui minat siswa kelas VII pada pokok bahasan gerak lurus dengan metode simulasi komputer.

3. Mengetahui tanggapan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten setelah pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh setelah melakukan penelitian ini, antara lain: 1. Untuk guru:

a. Membantu guru fisika dalam menciptakan modifikasi baru dalam mengajar, agar minat siswa terhadap fisika semakin bertambah. b. Semakin mengoptimalkan media yang ada khususnya media

komputer dalam pembelajaran fisika.

(22)

2. Untuk siswa

Apabila hasil penelitian ini sudah dapat di simpulkan, maka diharapkan siswa termotivasi untuk lebih tertarik belajar fisika. 3. Untuk peneliti

Hasil penelitian ini akan digunakan peneliti sebagai bekal untuk mengajar besok.

E. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang telah diutarakan di atas, maka peneliti akan membatasi masalah yang akan diteliti:

1. Tingkat pemahaman akan materi dapat diketahui melalui nilai pretest (tes awal) maupun posttest (test akhir)

2. Minat siswa berdasarkan pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti. (dengan kuesioner yang sudah di buat oleh peneliti) 3. Tanggapan siswa berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti

(23)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Dunia (alam semesta) dan ilmu pengetahuan

Menurut Popper dalam Suparno (1997) membedakan tiga pengertian tentang alam semesta: (1) dunia fisik atau keadaan fisik, (2) dunia kesadaran atau mental atau disposisi tingkah laku, dan (3) dunia dari isi objektif pemikiran manusia, khususnya pemikiran ilmiah, puitis, dan seni. Bettencourt dalm Suparno (1997) mengatakan bahwa dunia oleh Popper dipandang secara antologis.

Einstein dan Infeld dalam Bettencourt (1989) dalam Suparno (1997) ilmu pengetahuan, terutama sains, adalah ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas. Menurut Einstein dan Infeld (dalam Suparno 1997), konsep atau teori tidak menuruti pengamatan induktif yang sederhana. Hal ini terbukti dengan adanya banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk mengabstrasikan kenyataan-kenyataan yang mereka peroleh dari percobaan-percobaan mereka.

B. Hakikat Pengetahuan

(24)

siswa adalah konstruksi (bentukan) siswa sendiri, ia menegaskan bahwa pengetahuan bukan suatu tiruan dari kenyataan.

Von Glaserfeld (dalam Suparno, 1997) menyebutkan bahwa pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang sewaktu dia berinteraksi dengan lingkungannya. Konstruktivisme menyatakan bahwa semua pengetahuan yang siswa peroleh adalah konstruktivisme menolak adanya transfer pengetahuan dari guru kepada siswa. Tidak mungkin mentransfer pengetahuan, karena setiap siswa membangun pengetahuan pada dirinya. Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer begitu saja dari pikiraan yang mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum mempunyai pengetahuan. Bahkan bila seorang guru bermaksud mentransfer konsep dan ide kepada seoarang siswa, pemindahan itu harus diinterpretsikan dan dikonstruksikan oleh siswa lewat pengalamannya. (Bettencourt, 1989 dalam Suparno, 1997)

C. Hakikat Pembelajaran

Dalam pembelajaran fisika, kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi tujuan utama. Oleh sebab itu proses pembelajaran fisika perlu mendapatkan perhatian guru fisika.

(25)

sebagai pengajar dengan anak didik sebagai subyek dan obyek dari kegiatan pembelajaran.

1. Pengertian Belajar

a. Skinner dalam Olson (1997) belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang progresif .

b. Kimble dalam Olson (1997) belajar merupakan perubahan perilaku yang permanen atau relative permanen atau ajeg

dimana perilaku tersebut dari segi potensinya merupakan akibat suatu latihan yang membawa reinforcement. Proses untuk menemukan “what leads to what” apa mengarah pada apa

dalam lingkungan = proses melihat hubungan antara S dengan S (Tolman). Lyle E. Bourne, JR., Bruce R. Ekstrand memberikan batasan leraning as a relatively permanent change in behavior traceable to experience and practice.

Dari definisi yang telah diberikan oleh pakar pendidikan tentang belajar, maka dapat disimpulakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam suatu interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap yang bersifat permanen, konstan dan berbekas.

(26)

atau berpikir, (2) mengingat, (3) menjadi efisien menerapkan pemecahan masalah itu terhadap suatu problem atau membentuk kebiasaan.

2. Pengertian Pembelajaran

Menurut Gagne dan Briggs dalam Tanlain, W (2005:33) pembelajaran (instruksi) adalah suatu rangkaian peristiwa eksternal yang mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajarnya dapat berlangsung dengan mudah

Pembelajaran bukanlah proses memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi merupakan kegiatan yang meningkatkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pembelajaran berarti partisipasi pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mempertanyakan kejelasan, bersikap kritis. Menurut Suparno (1996:14) peranan guru adalah mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik, yang dikutip oleh Urbanus.

D. Media Pembelajaran

1. Arti Media Pembelajaran

Kata “media” adalah bentuk jamak dari “medium” yang dalam bahasa Latin “medius” yang berarti “tengah”. McLuhan dalam Latuheru

(27)

oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, sehingga ide, pendapat, atau gagasan yang dikemukakan atau disampaikan itu bisa sampai perantara. Menurut Gagne dalam Latuheru (1988;14) media adalah jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Pengertian media mengarah pada sesuatu untuk mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber (pemberi pesan) dan penerima pesan.

Pembelajaran lebih menggambarkan usaha guru untuk membuat belajar para siswanya. Schramm (1977) dalam Latuheru (1988:15) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) dalam Latuheru (1988:14) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

2. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran

(28)

yang ada untuk menunjang proses guru tersebut menyampaikan materi kepada siswa agar siswa lebih mengerti.

Makin banyak alat indera yang digunakan, makin mudah kita mempelajari hal yang baru atau mengingat hal baru. Peribahasa asing (tua) berbunyi: I hear, I forget, I remember, I do, I understand, I know. Bila saya melakukan, saya megerti dan mengetahui (Latuheru, 1988:16).

Materi pelajaran akan lebih mudah ditangkap siswa apabila ditunjang dengan media dibandingakan dengan penyampaian materi dengan ceramah atau dengan model pembelajaran yang monoton. Edgar Dale mengemukakan pendapatnya tentang kemampuan manusia memperoleh ilmu pengetahuan dengan mengguanakan alat indera yang dimilikinya:

(1) Edgar Dale:

(29)

(Gambar. Kerucut pengalaman Edgar Dale, Latuheru 1988 )

3. Manfaat Media Pembelajaran

Edgar Dale dalam Latuheru (1988:23) mengatakan bahwa bila media pembelajaran digunakan dengan baik dalam suatu proses belajar mengajar, maka manfaatnya adalah sebagai berikut: (1) pehatian anak didik terhadap materi pengajaran akan lebih tinggi, (2) anak didik mendapatkan pengalaman yang konkret, (3) mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri atau self activity, (4) hasil yang diperoleh atau dipelajari oleh anak didik sulit dilupakan.

(30)

pada materi pengajaran yang disajikan, (2) dengan menggunakan media pembelajaran dalam suatu proses belajar mengajar anak didik mendapatkan kebebasan yang lebih besar, (3) materi pengajaran yang disajikan dengan memanfaatkan media mudah dipahami karena lebih konkret, (4) dengan menggunakan media pembelajaran, rasa ingin tahu dari anak didik dapat ditingkatkan.

Dari uraian manfaat media oleh para ahli dapat disimpulkan (1) media pembelajaran menarik dan memperbesar perhatian anak didik terhadap materi pengajaran yang disajikan, (2) media pembelajaran membantu memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara yang lain, (3) media pembelajaran dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu, misalnya benda atau sesuatu yang diajarkan itu terlalu besar untuk dibawa ke dalam kelas, maka dapat saja menggunakan model, foto, atau gambar dari benda tersebut. (4) media pembelajaran memungkinkan terjadinya kontak langsung antara anak didik dengan guru, dengan masyarakat, maupun dengan lingkungan alam disekitar mereka (Lataheru, 1988:24)

4. Jenis Media Pembelajaran a) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Contohnya grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik

(31)

Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Contohnya, televisi, video, film atau demonstrasi langsung.

Media audiovisual dapat dibedakan menjadi :  Audiovisual diam

Audiovisual diam adalah media yang menampilkan suara dan gambar diam (tidak bergerak).

 Audiovisual gerak

Audiovisual gerak adalah media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak. Contohnya, film suara dan video kaset.

c) Media yang Diproyeksikan

Media yang termasuk media yang diproyeksikan :  Overhead transparansi (OHT)

OHT merupakan media yang paling banyak digunakan karena relatif mudah dalam penyediaan materinya, karena hanya dibutuhkan bahan transparansi dan alat tulis.

 Slide

(32)

d) Media Video

Media video dapat digunakan sebagai alat bantu mengajar pada berbagai bidang studi. Media ini dapat memberikan gambaran kepada peserta didik tentang dunia luar.

e) Media Berbasis Komputer

Media komputer saat ini sudah sangat luas dimanfaatkan oleh dunia pendidikan.

Media komputer mampu menampilkan unsur audio-visual yang bermanfaat untuk meningkatkan minat belajar siswa, atau yang dikenal dengan program multimedia. Media komputer pun dapat memberi umpan balik bagi respon siswa dengan segera setelah diberi materi.

E. Komputer

Komputer dalam perkembangan masa kini merupakan suatu perangkat peralatan yang canggih dan dapat dimanfaatkan dalam masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran. Ia merupakan suatu medium yang cocok dalam proses pembelajaran masa kini disamping media yang lain. (Latuheru,1988:118)

1. Peran komputer dalam pendidikan

(33)

(1) Pembelajaran yang dibantu oleh komputer (computer assisted instruction atau CAI)

Dalam proses ini para siswa berinteraksi secara langsung dengan komputer yang menyimpan materi pembelajaran. (2) Pembelajaran yang ditata atau dikelola oleh komputer

(computer managed instruction atau CMI).

Dalam proses ini komputer akan membantu guru dalam masalah pengurusan atau penataan dan bimbingan dalam proses pembelajaran. Siswa tidak langsung berhubungan dengan komputer, dan materi pembelajaran tidak tersimpan dalam komputer itu.

2. Peran komputer dalam pembelajaran fisika

Komputer sangat membantu dalam menyampaikan materi fisika kepada siswa. Materi fisika hampir semuanya tidak dapat disampaikan melalui metode ceramah, perlu beberapa metode untuk mempermudah menyampaikan materi.

(34)

3. Kelebihan atau keuntungan simulasi komputer

1) kemampuan dalam memberikan umpan balik yang segera.

2) bekerja dengan komputer sebagai sesuatu yang baru bagi siswa, menimbulkan motivasi bagi mereka untuk lebih menekuni materi yang akan disajikan.

3) dengan adanya warna, musik, dan grafik yang di animasi dapat menambahkan realisme, dan merangsang untuk mengadakan latihan-latihan, kerja, kegiatan laboratorium, simulasi, dan sebagainya.

4. Kekurangan atau kelemahan simulasi komputer

1) Sering ada masalah-masalah tumpang tindih. Sering perangkat lunak (software) yang disiapkan untuk digunakan pada satu komputer tidak cocok digunakan untuk komputer lain.

2) Komputer dapat memadamkan kreatifitas siswa.

3) Media ini cukup mahal dibandingkan dengan media lain.

F. Simulasi Komputer

(35)

memerlukan waktu yang relatif lama untuk memahami bahan ajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran, maka dengan cara simulasi hal tersebut dapat diatasi (Soekartawi, 1995:21)

Mengadakan dengan simulasi komputer memungkinkan siswa untuk berperanserta dalam kejadian-kejadian yang lebih dekat atau mirip dengan kehidupan nyata, yang sengaja dibuat agar siswa dapat mengambil keputusan (Latuheru, 1988:120)

Penggunaan simulasi komputer sangat menguntungkan karena siswa dapat melakukannya sendiri berulang-ulang tanpa harus ditunggui guru seperti pelajaran di dalam kelas. Dengan demikian, mereka lebih cepat untuk mengerti konsep yang sedang dipelajarinya secara tepat (Suparno:108)

Menurut Suparno (1998) dalam artikelnya yang berjudul “Penggunaan Komputer Dalam Proses Belajar Mengajar Fisika di Sekolah Menengah” meski media komputer sangat membantu siswa belajar, terlebih

belajar sendiri, kiranya juga mengerti bahwa cara belajar lain tetap ada gunanya dalam percaturan belajar mengajar fiaika. Masing-masing siswa mempunyai cara belajar yang cocok untuk dirinya sendiri, mungkin tidak dengan metode simulasi komputer. Guru juga harus kreatif dalam cara mengajar materi kepada siswa, karena tidak semua materi fisika dapat diganti dengan simulasi komputer.

(36)

a) Jelas

Simulasi manampilkan pengantar awal, peristiwa sehari-hari yang berkaitan dengan materi, konsep-konsep, gambar, pertanyaan panduan, latihan soal, juga kesimpulan.

b) Menarik

Simulasi dibuat menarik sehingga siswa merasa senang mengikuti kegiatan pembelajaran.

c) Sesuai dengan kompetensi yang dicapai

Materi yang disajikan dalam simulasi tentu saja harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Dalam penelitian ini peneliti memilih materi Gerak Lurus, karena

a. Dengan simulasi komputer bisa ditunjukkan simulasi tentang gerak semu yang tidak mudah ditemukan dalam lingkungan kelas.

b. Dengan simulasi komputer bisa ditunjukkan perbedaan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

G. Makromedia Flash 8

(37)

lainnya.

Keunggulan yang dimiliki oleh Flash ini adalah ia mampu diberikan sedikit code pemograman baik yang berjalan sendiri untuk mengatur animasi yang ada didalamnya atau digunakan untuk berkomunikasi dengan program lain seperti HTML, PHP, dan Database dengan pendekatan XML. Saya mulai mengenal Flash waktu kuliah Diploma Satu dulu, kadang sering iseng coba-coba software, termasuk didalamnya ada macromedia flash versi 5, kemudian berkembang kembali menjadi Macromedia 6 atau sering disebut sebagai macromedia MX, berkembang kembali menjadi Macromedia 7 atau sering disebut sebagai Macromedia MX 2004, dan berkembang kembali menjadi Macromedia Flash 8 dan saat ini setelah diberi oleh Adobe berkembang kembali menjadi Adobe Flash CS3.

Keunggulan dari program macromedia Flash dubandingkan program lain yang sejenis, antara lain:

1. Dapat membuat tombol interaktif dengan sebuah movie atau obyek lain.

2. Dapat membuat perubahan animasi dari satu bentuk ke bentuk lain. 3. Dapat dikonversi dan dipublikasikan (publish) ke dalam beberapa tipe

di antaranya adalah :.swf, .html, .gif, .jpg, .exe, .mov

H. Pemahaman Konsep

(38)

fisika pada hakekatnya merupakan akumulasi hasil keilmuan berupa konsep-konsep fisis, prinsip, hukum, dan teori yang diperoleh melalui keilmuan, dan sikap keilmuan. Sehingga memfasilitasi siswa, yang dapat diartikan sebagai proses siswa membangun konsep, hukum, dan teori. Bila hal ini dilakukan, maka tujuan yang harus dicapai dalam belajar fisika supaya dapat memahami konsep adalah dengan melakukan proses dan teori yang bersangkutan.

Seperti yang dikutip oleh Kartika Budi (1987) dalam artikelnya yang berjudul “Konsep: Pembentukan dan Penanamannya” pemahaman konsep

memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimengerti sejauh tidak mengabaikan aspek-aspek lain.

Menurut kartika Budi (1992), untuk dapat memutuskan apakah siswa memahami konsep atau tidak, diperlukan kriteria atau indikator-indikator yang dapat menunjukkan pemahaman tersebut. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman siswa akan suatu konsep, antara lain:

a) Dapat menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri.

b) Dapat menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain.

c) Dapat menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum. d) Dapat menerapkan konsep untuk (1) menganalisis gejala-gejala

(39)

kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi pada suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi.

e) Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat. f) Dapat membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang

saling berkaitan.

g) Dapat membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah, dan dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan

I. Sikap Siswa

Menurut Winkel sikap adalah kecenderungan dalam subyek untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai objek yang berharga atau tidak berharga (Winkel, 19847:30)

Dalam penelitian ini sikap siswa diukur dengan kuesioner pengukuran sikap dan silihat dari skor yang diperoleh siswa dari menjawab kuesioner pengukuran sikap. Kuesioner pengukuran sikap ini dibuat berdasarkan komponen-komponen dan indikator sikap.

J. Belajar secara Terintegrasi

(40)

pembelajaran perlu diskenariokan sebaik mungkin agar pembelajaran memberikan manfaat optimal. Jika guru memang ingin mengembangkan aspek terintegrasi dalam pembelajaran, guru harus mengawalinya pada tahap ini. Terintegrasi antara lain meliputi: silabus, rancangan penilaian, dan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada pengembangan silabus, guru harus mampu menjabarkan kurikulum menjadi uraian pembelajaran lebih rinci dengan memperhatikan pengembangan aspek terintegrasi. Silabus akan memberi pijakan kuat bagi penyusunan rencana pembelajaran selanjutnya. Rancangan penilaian juga merupakan aspek yang penting dicermati karena pada rancangan penilaian ini guru dapat merencanakan sasaran yang akan dinilai, instrumen penilaian yang akan digunakan, serta bagaimana penilaian tersebut akan dilaksanakan.

(41)

K. Gerak Lurus

1. Gerak dan Kelajuan

a. Pengertian Gerak

Sebuah benda dikatakan bergerak terhadap benda lain jika kedudukan antara kedua benda itu berubah satu sama lain. Untuk mendefinisikan gerak, memerlukan suatu titik acuan. Titik acuan adalah suatu tempat di mana kita dapat mulai mengukur kedudukan suat benda.

Gerak dalam hal ini di bagi menjadi dua, yaitu:  Gerak relatif

Suatu benda yang bergerak terhadap benda tertentu belum pasti bergerak terhadap benda lainnya. Contoh, Ani berjalan kaki terhadap gedung sekolah.

 Gerak semu

(42)

b. Kelajuan dan Kecepatan  Pengertian Kelajuan (v)

Kelajuan suatu benda adalah hasil bagi antara jarak yang ditempuh dengan selang waktu yang diperlukan benda untuk menempuh jarak tersebut.

t

Satuan kelajuan dalam SI adalah m/s.  Perhitungan Kelajuan

Untuk menghitung kelajuan menggunakan segitiga rumus, seperti di bawah ini:

s

:

v x t

Cara menggunakan segitiga rumus:

a. Keluarkan besaran yang ditanya dari segitiga

b. Besaran yang ditanyakan sama dengan hasil perhitungan kedua besaran yang tertinggal di dalam segitiga

 Kelajuan rata-rata

(43)

menempuh jarak tersebut. Kelajuan rata-rata diberi simbol

Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah.

Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah geraknya.

Kecepatan adalah kelajuan benda itu beserta arah geraknya.

2. Gerak Lurus Beraturan

a. Apakah Gerak Lurus Beraturan itu?

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasaan garis di mana dalam setiap selang waktu yang sama, benda menempuh jarak yang sama.

Ciri-ciri GLB: Lintasan lurus

(44)

b. Grafik Jarak terhadap Waktu untuk GLB s

t

3. Gerak Lurus Berubah Beraturan

a. Percepatan (acceleration)

Percepatan adalah hasil bagi perubahan kecepatan dengan selang waktu yang diperlukan untuk peubahan kecepatan.

Perubahan kecepatan adalah selisih antara kecepatan akhir dengan kecepatan awal. Jika notasi percepatan adalah a (acceleration), perubahan kecepatan adalah v, dan selang perubahan kecepatan adalah t, maka persamaannya

t waktu selang

v kecepatan perubahan

(a) percepatan

dengan perubahan kecepatan ( v) = kecepatan awal – kecepatan akhir.

Satuan percepatan dalam SI adalah meter/sekon2(m/s2) Percepatan dibagi menjadi dua:

(45)

Menghasilkan kecepatan yang semakin meningkat dan kecepatan akhir lebih besar dari pada kecepatan awal. Percepatan negatif (perlambatan)

Menghasilkan kecepatan yang makin berkurang dan kecepatan akhir lebih kecil dari pada kecepatan awal. b. Pengertian Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)

Gerak Lurus Berubah Beraturan adalah gerak suatu benda yang menempuh lintasan garis lurus di mana kecepatannya selalu mengalami perubahan yang sama setiap sekon.

Ciri-ciri:

Kecepatan berubah (v berubah) Percepatan konstan (a=konstan) Lintasannya lurus

c. Grafik kecepatan terhadap waktu

v

(46)

4. Penerapan GLB dan GLBB dalam Kehidupan Sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, konsep GLB agak sulit dijumpai. Hal ini disebabkan pada gerak suatu benda, GLB hanya berlangsung pada waktu tertentu, selanjutnya kecepatannya berubah tergantung pada situasi jalan yang dilalui.

GLBB banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Banda yang jatuh, seperti penerjun yang meloncat dari pesawat, bergerak turun dalam kecepatan yang semakin bertambah. Jika pengaruh gaya gesekan diabaikan kecepatan benda yang jatuh bebas akan bertambah 9,8 m/s2 untuk setiap detik benda itu bergerak turun. Gerak jatuh bebas merupakan gerak lurus berubah beraturan diperlambat.

L. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Gerak Lurus

1. Gerak

2. Jarak dan Perpindahan 3. Kecepatan dan kelajuan

4. Percepatan dan percepatan rata-rata 5. GLB dan grafik

6. GLBB dan grafik

(47)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, dilaksanakan untuk melihat peningkatan pemahaman siswa melalui data nilai siswa yang berupa angka dan dianalisis dengan menggunakan statistik. Hasil penelitian ini hanya berlaku terbatas pada siswa yang diteliti saja. Kesimpulan yang diperoleh peneliti tidak dapat digeneralisasikan pada keadaan-keadaan di luar kasus yang diteliti.

B. Populasi, Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang berjumlah 135 siswa. Semua siswa dijadikan sampel. Peneliti mengambil sampel dari siswa SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, karena peneliti merupakan alumni sekolah tersebut dan peneliti ingin memberikan suatu masukan dalam metode pembelajaran IPA di sekolah tersebut.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

(48)

D. Desain Penelitian

Penelitian ini mencakup 3 tahap, terdiri dari: 1. Pra Pembelajaran

a. Pada tahap ini siswa akan diberikan pengertian tentang kegiatan apa saja yang akan dilakukan (mempersiapkan instrument yang akan digunakan).

b. Siswa mengerjakan soal pre test yang soal-soalnya berkaitan dengan materi yang akan diberikan. (gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan)

2. Proses Pembelajaran

a. Peneliti memberikan pengantar tentang materi apa yang akan diberikan dan memberikan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan siswa selama proses belajar mengajar.

b. Siswa melakukan kegiatan belajar mengajar dengan berbantuan komputer.

3. Setelah Pembelajaran

(49)

untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi gerak lurus dan apakah ada perbedaan hasil jawaban pretest dan posttest.

b. Siswa diberikan kuesioner minat dan di minta untuk mengisinya c. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa.

E. Metode Pengumpulan Data

Salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan soal pre test, pembelajaran dengan simulasi komputer, soal post test, dan menyebarkan kuesioner sikap.

a. Peneliti memberikan soal pre test kepada siswa sebelum melaksanakan proses belajar dengan berbantuan komputer yang materi pertanyaannya berkaitan dengan materi gerak lurus. Hasil pre test ini digunakan sebagai data awal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi gerak lurus.

b. Pembelajaran dengan simulasi komputer dilakukan di ruang kelas. Pelaksanaan pembelajaran ini dibimbing oleh peneliti yang berperan sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran ini peneliti tidak hanya mengajarkan materi, tetapi juga mengadakan tanya jawab kepada siswa dan membantu apabila ada siswa yang belum mengerti tentang materi. 1) Langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk membuat simulasi

komputer

(50)

Sebelum mengajar dengan simulasi komputer, terlebih dahulu harus memilih materi apa yang cocok apabila diajarkan dengam simulasi komputer. Karena tidak semua materi fisika bisa diajarkan dengan simulasi komputer.

b) Memilih program yang digunakan untuk simulasi komputer

Pemilihan program harus memperhatikan beberapa hal, sebagai berikut:

Apakah program yang digunakan mudah didapatkan?

Apakah mungkin apabila materi tersebut dipelajari siswa di rumah?

2) Mengoperasikan simulasi komputer

Simulasi yang digunakan dibagi menjadi beberapa tahap a. Simulasi tentang gerak

b. Simulasi jarak dan perpindahan

c. Simulasi percepatan dan percepatan rata-rata d. Simulasi GLB beserta grafiknya

e. Simulasi GLBB beserta grafiknya c. Soal post test

(51)

d. Penyebaran kuesioner minat

Kuesioner sikap di berikan setelah mengerjakan post test. Tujuan pemberian kuesioner sikap ini adalah untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer.

e. Wawancara dengan beberapa siswa

Wawancara bertujuan untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer. Pada tahap ini, peneliti hanya mengambil sampel beberapa siswa saja. Hal ini disebabkan karena keterbasan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah kepada peneliti.

F. Instrumen

Instrumen penelitian terdiri dari soal-soal pre test, post test, dan kuesioner sikap. Tujuan dari instrumen soal-soal adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran dengan simulasi komputer. Instrumen kuesioner digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer.

1. Soal-soal

(52)

Pertanyaan yang diberikan pada awal pembelajaran. Soal berupa uraian tentang materi gerak lurus.

Kisi-kisi soal

Tabel 1 Distribusi soal Pre Test

No Materi

1,2 Gerak

3,4 Jarak dan perpindahan 5,6 Kecepatan dan kelajuan

7,8 GLB

9,10 GLBB

b. Post test

Pertanyaan yang diberikan sama dengan pertanyaam pre test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa setelah pembelajaran dengan simulasi komputer.

2. Kuesioner sikap

Kuesioner ini diberikan untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer.

Distribusi indikator minat sebagai berikut

(53)

Komponen sikap Indikator No

Soal

Ketertarikan Tertarik terhadap simulasi komputer 9 Perasaan senang Senang terhadap simulasi komputer 1,7 Keseriusan Serius dalam mengikuti pembelajaran

dengan simulasi komputer

4,6

Presepsi baik/buruk Persepsi terhadap simulasi komputer 2,3,8

Semangat Semangat dalam mengikuti

pembelajaran dengan simulasi komputer

5

Persetujuan terhadap sesuatu

Setuju terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer

10

3. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara kepada beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer.

G. Metode Analisis Data

1. Hasil Pretest dan Posttest

Peneliti ingin meneliti apakah pembelajaran dengan simulasi komputer

(54)

a. Menganalisis konsep awal dan akhir siswa tentang Gerak Lurus. Analisis data dalam penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu:

1) Menganalisis jawaban pretest dan posttest untuk mengetahui gambaran pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer. Jawaban setiap soal dinyatakan dalam skor yang telah ditentukan terlebih dahulu. Soal pretest sama dengan soal yang digunakan untuk posttest. Jumlah skor maksimum untuk pretest maupun posttest adalah 30, yang terdiri dari 10 soal uraian. Skor maksimal soal satu dengan soal yang lain tidak sama (tergantung tingkat kesulitan soal). Cara penilaiannya sebagai berikut skor yang dicapai siswa dibagi dengan skor maksimal

Skor yang diperoleh siswa dikelompokkan menurut interval yang telah ditentukan berdasarkan tingakt pemahamannya. Intervalnya dibagi menjadi 5 macam yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Penentuan interval skor dan kualifikasinya a) Menentukan passing skor

Passing skor adalah skor terendah untuk nilai cukup. Ditetapkan passing skor nya yaitu 60%

(55)

Untuk kelompok atas

Untuk kelompok atas terdiri dari 3, yaitu cukup, baik, dan sangat baik. Lebar intervalnya 100 – 59 = 41. Apabila ditetapkan lebar interval skornya sama, maka setiap kualifikasi mempunyai lebar interval 13 sisa 2. Ditetapkan satu kualifikasi untuk interval 13, dan dua kualifikasi untuk interval 14. Jadi kualifikasi cukup untuk interval skor 60-73 %, kualifikasi baik untuk interval skor 74-87 %, dan kualifikasi sangat baik untuk interval skor 88 – 100%.

Untuk kelompok bawah

Untuk kelompok bawah, mempunyai dua kualifikasi, yaitu kurang dan sangat kurang. Kualifikasi kurang antara interval 50 – 59 % dan kualifikasi sangat kurang antara interval 1 – 49 %. Tabel 3 kualifikasi dan interval skor

Interval Kualifikasi

88-100 Sangat Baik

74-87 Baik

60-73 Cukup

(56)

1-49 Sangat Kurang

2) Setelah mengkualifikasi skor siswa ke dalam interval-interval. Membandingkan skor yang diperolah siswa pada masing-masing nomor dengan skor maksimal pada masing-masing-masing-masing nomor. Hal ini bertujuan untuk mengetahui soal nomor berapa yang mempunyai tingkat pemahaman paling sulit dan yang mempunyai tingkat pemahaman paling mudah.

b. Hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran menggunakan metode simulasi komputer.

Untuk menganalisisnya menggunakan t-test. T-test ini digunakan untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu kelompok yang ditest dua kali, yaitu pada pretest dan posttest. Kelompok dependen adalah kelompok yang saling tergantung, berkaitan, atau bahkan sama. (Suparno; 2006).

Dengan menggunakan program SPSS kita dapat mengetahui apakah hasil pretest dan posttest mengalami kenaikan atau tidak.

Langkah program:

1. Bukalah program SPSS

2. Klik VARIABLE VIEW dan buatlah filepretest danposttest 3. Masukkan data anda

(57)

5. Pilih COMPARE MEANS 6. Pilih PAIRED SAMPLE T-TEST 7. Masukkan pada kolom Paired Variables 8. Tekan OK

9. Lihat hasil anda

Setelah hasil muncul, kita dapat menyimpulkan :  Apabila p = 0 .000 < α = 0.05 maka signifikan

 Apabila p = 0 .000 > α = 0.05 maka tidak signifikan

c. Perubahan konsep dengan tingkat pemahaman siswa pada masing-masing soal

Tabel 4 Peningkatan pemahaman konsep siswa

No

Untuk mengetahui minat siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer pada pokok bahasan gerak lurus, maka peneliti memberikan kuesioner setelah post test.

Data skor pada kuesioner adalah sebagai berikut 1. Untuk jawaban A diberi skor 4

(58)

3. Untuk jawaban C diberi skor 2 4. Untuk jawaban D diberi skor 1 5. Untuk jawaban E diberi skor 0

%

Selanjutnya peneliti akan memberikan kriteria pada setiap skor yang diperoleh siswa

Tabel 5 Kriteria Skor pada Kuesioner

Interval (skor) Kriteria 86 – 100 Sangat Berminat

71-85 Minat

56-70 Cukup

50-55 Kurang Minat

<50 Tidak Berminat

3. Tanggapan siswa terhadap simulasi komputer

(59)

41

BAB IV

DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

Data berisi mengenai pemahaman siswa tentang konsep gerak lurus dalam skor yang diperoleh masing-masing siswa untuk soal yang diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan yang diberikan sesudah pembelajaran (posttest) dengan bantuan simulasi komputer.

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui:

4. Peningkatan pemahaman siswa setelah diajar dengan simulasi komputer dalam materi gerak lurus.

Data yang digunakan untuk menganalisis ini adalah dengan hasil pretest dan posttest.

5. Untuk mengetahui minat siswa kelas VII pada pokok bahasan gerak lurus dengan metode simulasi komputer.

Data yang digunakan untuk menganalisis ini adalah kuesioner minat. 6. Mengetahui tanggapan siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten

setelah diajar dengan menggunakan simulasi komputer.

(60)

A. DATA

1. Hasil Pretest dan posttest

a. Data pretest dan posttest terlampir (lampiran 1) b. Data persentase rata-rata kelas untuk setiap soal

 Kelas VII A (jumlah siswa 34)

Tabel 6 persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII A

No

Tabel 7 persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII B

(61)

No

Tabel 8 persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII C

(62)

 Kelas VII D (jumlah siswa 34 )

Tabel 9 persentase rata-rata untuk setiap soal kelas VII D

No

2. Data Minat Siswa

Tabel 10 Data hasil kuesioner minat kelas VII A

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

(63)

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

Tabel 11 Data hasil kuesioner minat kelas VII B

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

(64)

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

Tabel 12 Data hasil kuesioner minat kelas VII C

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

(65)

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

Tabel 13 Data hasil kuesioner minat kelas VII D

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

(66)

No Kode Siswa Total skor Persentase Klasifikasi

23. 23 20 50 Kurang Minat

24. 24 14 35 Tidak Minat

25. 25 30 75 Minat

26. 26 32 80 Minat

27. 27 33 82,5 Minat

28. 28 26 65 Cukup

29. 29 31 77,5 Minat

30. 30 34 85 Minat

31. 31 28 70 Cukup

32. 32 30 75 Minat

33. 33 33 82,5 Minat

34. 34 31 77,5 Minat

35. 35 35 87,5 Sangat Berminat

3. Hasil Wawancara

Data hasil wawancara dengan beberapa siswa terlampir (lampiran 2)

B. ANALISIS DATA

1. Pemahaman siswa tentang konsep Gerak Lurus

Peneliti memberikan instument soal pretest sebelum pembelajaran dengan simulasi komputer dan peneliti memberikan instument soal posttest setelah melakukan pembelajaran dengan simulasi komputer.

(67)

Tabel 14 Data hasil pretest dan posttest kelas VII A

Tabel 15 Frekuensi data hasil pretest dan posttest kelas VII B

(68)

Tabel 16 Frekuensi dan data hasil pretest kelas VII C

Tabel 17 Frekuensi dan data hasil pretest kelas VII D

(69)

Dari tabel di atas,

Kelas VII A

Hasil untuk pretest kebanyakan berada di kelompok bawah (kualifikasi sangat kurang dan kurang) dan sisanya berada kelompok atas (kualifikasi cukup). Sebanyak 31 siswa berada pada kualifikasi sangat kurang, 2 berada pada kualifikasi kurang, dan 1 siswa berada pada kualifikasi cukup.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan simulasi komputer, hasil posttest mengalami kenaikan. Hasil posttest, sebanyak 3 siswa berada dalam kualifikasi sangat kurang, 3 siswa berada dalam kualifikasi kurang (dalam posttest kualifikasi ini mengalami kenaikan, dikarenakan siswa yang pada pretest berada dalam kualifikasi sangat kurang naik ke dalam kualifikasi kurang), 19 siswa berada dalam kualifikasi cukup, dan 9 siswa berada dalam kualifikasi baik.

Kelas VII B

Hasil untuk pretest kebanyakan berada di kelompok bawah (kualifikasi sangat kurang dan kurang) dan sisanya berada kelompok atas (kualifikasi cukup). Sebanyak 30 siswa berada pada kualifikasi sangat kurang, 2 siswa berada pada kualifikasi kurang, dan 2 siswa berada pada kualifikasi cukup.

(70)

kualifikasi sangat kurang, 5 siswa berada dalam kualifikasi kurang (dalam posttest kualifikasi ini mengalami kenaikan, dikarenakan siswa yang pada pretest berada dalam kualifikasi sangat kurang naik ke dalam kualifikasi kurang), 10 siswa berada dalam kualifikasi cukup (dalam posttest kualifikasi ini mengalami kenaikan, dikarenakan siswa yang pada pretest berada dalam kualifikasi sangat kurang naik ke dalam kualifikasi cukup), 13 siswa berada dalam kualifikasi baik, dan 5 siswa berada dalam kualifikasi sangat baik.

Kelas VII C

Kelas ini semua skor pretest berada dalam kelompok bawah dengan kualifikasi sangat kurang sebanyak 33 siswa.

Hasil posttest mengalami kenaikan, kualifikasi sangat kurang pada hasil posttest ini turun menjadi 2. Pada kualifikasi kurang 3 siswa, kualifikasi cukup naik menjadi 20, dan bertambah 1 kualifikasi baik sebanyak 8 siswa.

Kelas VII D

Hasil untuk pretest kebanyakan berada di kelompok bawah (kualifikasi sangat kurang dan kurang). Sebanyak 31 siswa berada pada kualifikasi sangat kurang, 3 siswa berada pada kualifikasi kurang.

(71)

posttest ini sebanyak 1 siswa, 7 siswa berada dalam kualifikasi kurang, 11 siswa berada dalam kualifikasi cukup, 12 siswa berada dalam kualifikasi baik, dan 3 siswa berada dalam kualifikasi sangat baik.

b. Peningkatan pemahaman siswa ditinjau dari masing-masing nomor soal

Dari tabel persentase kenaikan rata-rata kelas untuk setiap nomor soal kelas VII sampai dengan kelas VII D, dapat dikelompokkan soal nomor berapa saja yang mempuyai persentase kenaikan paling tinggi dan rendah.

Tingkat kenaikan paling tinggi

(72)

Soal nomor 8 dan 10 mempunyai tingkat kenaikan pemahaman soal paling tinggi dibandingkan dengan nomor soal yang lain. Soal nomor 8 dan 10 berbicara tentang materi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Dalam simulasi materi GLB dan GLBB memang dibahas sangat menarik. Dimulai dengan gerak mobil, kemudian dianalisis satu per satu (ciri-ciri GLB atau GLBB) dan yang terakhir adalah mengenai penjabaran (bagaimana cara mendapatkan grafik) grafik GLB dan GLBB. Siswa merasa tertarik dan sangat mengerti maksud dari simulasi yang ditampilkan.

Tingkat kenaikan paling rendah

Tabel 19 Data soal yang mengalami kenaikan tingkat

(73)

terlalu sedikit dibahas dalam pembelajaran dengan simulasi komputer. Sehingga siswa kurang begitu memahami tentang materi gerak relatif.

Selain dari simulasi komputer yang kurang begitu jelas, cara peneliti menyampaiakan materi juga mempengaruhi (kurang jelas dan terlalu cepat).

c. Peningkatan pemahaman siswa mengenai konsep gerak lurus ditinjau dengan menggunakan spss

Dari data pretest dan posttest

(74)

 Kelas VII A

Tabel 20 statistik pretest dan posttest VII B

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 8.82 34 3.555 .610

Posttest 20.12 34 3.599 .617

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 34 .293 .093

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest – posttest -11.294 4.254 .729 -12.778 -9.810 -15.482 33 .000

(75)

 Kelas VII B

Tabel 21 statistik pretest dan posttest VII B

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 10.74 34 3.621 .621

posttest 22.00 34 4.163 .714

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 34 .400 .019

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest – posttest -11.265 4.287 .735 -12.761 -9.769 -15.320 33 .000

(76)

 Kelas VII C

Tabel 22 statistik pretest dan posttest VII C

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 pretest 7.30 33 3.015 .525

posttest 20.12 33 3.444 .599

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pretest & posttest 33 .014 .937

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pretest – posttest -12.818 4.545 .791 -14.430 -11.207 -16.203 32 .000

(77)

 Kelas VII D

Tabel 23 statistik pretest dan posttest VII D

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest 9.15 34 3.743 .642

Posttest 21.15 34 3.894 .668

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

Mean Std. Deviation Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 Pretest – Posttest -12.000 4.320 .741 -13.507 -10.493 -16.195 33 .000

Dari hasil analisis diperoleh nilai p = 0 .000 < α = 0.05 maka signifikan. Berarti metode pembelajaran simulasi komputer dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

(78)

2. Minat Siswa terhadap simulasi komputer Tabel 24 Data Minat seluruh siswa kelas VII

Interval skor

Kualifikasi Kelas VII A Kelas VII B Kelas VII C Kelas VII D Total

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%) Frekuensi

Persentase

(%) Frekuensi

Persentase (%)

86 – 100 Sangat Berminat 7 20,1 5 14,7 4 12,1 3 9,1 19 14,2

71-85 Berminat 7 20,1 13 38,2 9 27,3 20 60,6 49 36,6

56-70 Cukup Berminat 20 58,9 12 35,3 7 21,2 8 24,4 47 35,1

50-55 Kurang Minat 0 0 4 11,8 10 30,3 1 3.03 15 11,2

(79)

%

Persentase minat siswa sebesar 70,1 % dapat diklasifikasikan bahwa minat siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan simulasi komputer tergolong cukup.

Berdasarkan tabel 23 diperoleh distribusi minat setiap siswa seperti pada tabel di bawah ini

Dari seluruh siswa (34 siswa), ada 20,1 % siswa tergolong sangat berminat, 20,1 % siswa tergolong dalam kelompok minat, 58,9 % siswa tergolong dalam kelompok cukup, 0 % siswa tergolong dalam kelompok kurang minat, 0 % siswa tergolonng dalam kelompok tidak berminat.  Kelas VII B

Persentase minat siswa sebesar 72,1 % dapat diklasifikasikan bahwa minat siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan simulasi komputer tergolong minat.

Berdasarkan tabel 23 diperoleh distribusi minat setiap siswa seperti pada tabel di bawah ini

(80)

berminat.

Persentase minat siswa sebesar 65,6 % dapat diklasifikasikan bahwa minat siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan simulasi komputer tergolong cukup.

Berdasarkan tabel 23 diperoleh distribusi minat setiap siswa seperti pada tabel di bawah ini

Dari seluruh siswa (33 siswa), ada 12,1 % siswa tergolong sangat

Persentase minat siswa sebesar 65,6 % dapat diklasifikasikan bahwa minat siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan simulasi komputer tergolong cukup.

(81)

60,6 % siswa tergolong dalam kelompok minat, 24,4 % siswa tergolong dalam kelompok cukup, 3,03 % siswa tergolong dalam kelompok kurang minat, 3,03 % siswa tergolong dalam kelompok tidak berminat.

 Minat keseluruhan siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer,

Tabel 23 diatas merupakan tabel minat dari seluruh siswa kelas VII (VII A-VII D)

Dapat disimpulkan bahwa ada sebanyak 19 siswa dalam kualifikasi sangat berminat, 49 siswa dalam kualifikasi berminat, 47 siswa berada dalam kualifikasi cukup, 15 siswa berada dalam kualifikasi kurang berminat, dan 4 siswa berada dalam kualifikasi tidak berminat.

Minat keseluruhan siswa kelas VII terhadap pemebelajaran dengan simulasi komputer adalah

3. Tanggapan atau respon siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer

(82)

masing kelas. Setiap kelas 3 orang siswa, yang terdiri dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi, memperoleh nilai terendah, dan siswa yang memiliki nilai cukup.

Siswa-siswa yang peneliti wawancara menyatakan respon atau tanggapan yang positif dengan adanya pembelajaran dengan simulasi komputer.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian yang dijumpai peneliti adalah sebagi berikut: 1. Pelaksanaan penelitian

Pada waktu pelaksanaan wawancara, peneliti tidak melibatkan semua siswa. Sehingga respon atau tanggapan dalam penelitian ini hanya garis besar saja dan hanya terbatas hasil wawancara dengan 12 siswa tersebut. 2. Waktu penelitian

(83)

65

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada BAB IV, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode simulasi komputer dapat

meningkatkan pemahaman siswa kelas VII SMP Pangudi Luhur Klaten

Kelas Persentase pemahaman rata-rata kelas

Pretest

(%)

Posttest

(%)

VII A 29,4 67,7

VII B 35,7 73,3

VII C 24,0 66,7

VII D 40 76,4

Hasil pretest dan posttest juga diuji menggunakan test T dengan signifikasi 0,05

2. Minat keseluruhan siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer

adalah 70,05 % (cukup)

3. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan simulasi komputer adalah

Gambar

Grafik jarak terhadap waktu untuk GLB  .............................. 25
Tabel 20 Statistik pretest dan posttest VII A  ..............................................
gambar diam (tidak bergerak).
grafik gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan dari simulasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

A. Pada tingkat SMP, peserta didik sudah memasuki tahap perkembangan intelektual operasi formal. Hal ini menurut teori belajar .... Teori belajar bermakna, Ausuble C. Di dalam

Struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan, karena investor dan perusahaan dapat menentukan besarnya nilai suatu perusahaan dengan melihat struktur modal, dimana

Karakteristik Dasar Pasien Sepsis yang Meninggal di ICU Karakteristik Dasar :. Jenis Kelamin dan Usia

Demikian juga perhitungan debit dengan metode Hidrograf Satuan Terukur (HST), dimana phi indeks yang didapat lebih besar dibandingkan dengan intensitas hujan, sehingga

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pasar modal di Indonesia adalah Indeks Harga Saham

[r]

Untuk memperkirakan umur trafo tenaga dapat dilakukan dengan meng- evaluasi proses penuaan dari bahan- bahan yang digunakan dalam pembuatan trafo, seperti bahan

Kebijakan neraca tabungan- investasi negara mitra dagang berpengaruh terhadap neraca perdagangan bilateral negara mitra dagang sendiri dan neraca perdagangan bilateral