• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN FISIKA

MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING

DALAM POKOK BAHASAN GELOMBANG MEKANIK

PADA SISWA KELAS XII IPA SMA PANGUDI LUHUR

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh :

Joséph A. de Oliveira Naitobe Nim: 031424037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

(2)
(3)

Ph.D.

(4)

““

R

R

R

II

I

N

N

N

DD

D

U

U

U

A

A

A

K

K

K

A

A

A

N

N

N

TT

T

U

U

U

H

H

H

A

A

A

N

N

N

””

J

angan biarkan aku mati,

hanya karena rindu

ingin melihat wajah-Mu, tapi……..,

biarkanlah aku melihat wajah-Mu,

walau aku harus mati…!

Dari lubuk hatiku yang terdalam; Ku persembahkan karya ini untuk: Sang pencipta, keluarga, kerabat, dan almamaterku.

(5)

(6)

ABSTRAK

Joseph Agustinho de Oliveira Naitobe, “Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Dalam Pokok Bahasan Gelombang Mekanik Pada Siswa Kelas XII IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa kecepatan rambat gelombang transversal pada sebuah mediun tidak ditentukan oleh penjang gelombang, frekuensi, periode, dan amplitude akan tetapi hanya bergantung pada medium yang dilalui oleh gelombang tersebut serta menunjukkan bahwa nilai dari kecepatan rambat gelombang adalah konstan untuk setiap medium. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang langsung berhubungan dengan prestasi serta kemampuan mengkonstruksi pemahaman, kreativitas, menunjukkan adanya minat dan keterlibatan siswa dengan respon sikap positif selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan metode eksperimen terbimbing dalam pokok pokok bahasan gelombang mekanik.

Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pretest, panduan eksperimen, kuesioner, lembar pengamatan kegiatan siswa dan posttest.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada tanggal 10 September 2007 – 24 September 2008 dengan sampel penelitian adalah siswa kelas XII IPA yang terdiri dari dua kelas.

Penelitian ini didesain dalam bentuk (paket) pembelajaran yang memiliki beberapa tahap antara lain: diawali dengan tapah observasi. Tahap kedua adalah mengerjakan pretest. Tahap ketiga pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan praktikum, presentasi (pleno), dan diskusi. Tahap akhir dari paket pembelajaran ini adalah mengerjakan posttest dan pengisian kuesioner oleh siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen terbimbing meningkatkan: (1) pemahaman konsep siswa pada pokok bahasan gelombang mekanik, (2) minat dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan respon sikap positif siswa, (3) kemampuan siswa dalam merangkai dan menggunakan alat-alat sederhana yang digunakan pada saat kegiatan eksperimen.

(7)

ABSTRACT

Joséph A. de O. Naitobe, “Physics Teaching Using Guided Experiment Method in discussion of mechanical wave to students XII Class in SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta”. Physics Education Study Program, Department

of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

The objectives of the research are to prove that speed of the transversal wave at a medium is not defined by wavelength, frequency, period, and also amplitude. However, based on the medium just only passed by the wave and also indicate that the value from speed of the wave is constant to each; medium.

The objective also to increase the students understanding which relations with achievement, understanding and able construction, creativities showing the existence of enthusiasm and students involvement by respond positive attitude during the process study, to use the experiment method guided in specifics of discussion of mechanic wave.

The instrument utilized in research is pretest, the experiment guide, questionnaire, sheet of perception of students’ activity and posttest.

This research was executed at senior high school (SMA) Pangudi Luhur of Yogyakarta on September, 10, Th 2007 – September, 24, 2007 with research sample are students of class of XII natural science (IPA) which consisted of two classes.

This research was designed in the form (packet) this studies which have some step there are began: with the observation phase. Second phase is do the pre test the, phase third execute the study activity covering activity practicum, achievement (presentation), and discussion.

Phase end of this study packet is do the post test and admission filling of questioner by student.

The result of this research indicates that the physics study use the experiment method guided to improve 1). The understanding of students’ concept at discussion of mechanic wave 2). Enthusiasm and students’ involvement of during the process study which posed by respond positive attitude of students’ 3).The students’ ability in stringing up and using simple appliance which used at the time of experiment activity.

(8)

ABSTRACÇÃO

Joseph A. de O. Naitobe, “Estuda Física Com o Métode De Experimenta Sobre Mecânica Das Ondas Para Os Estudantes Do 12 Ano na Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta.” Programa do Estudo Física

em Faculdade da Educaçaõ Matemática e Ciencia. Departemento da Educaçaõ Univercidade Sanata Dharma Jogjakarta.

Esta pesquisa tem o objective para mostrar que a velocidade das ondas transvercal em uma mèdia naõ depende da altura das ondas, frequência , período , e amplitude, mas depende da média que atravessa pelas ondas e mostra que o valor da velocidade das ondas saõ constantes em cada média .Num outro lado esta pesquisa tem o objective para aumentar conhecimento dos alunos que tem creatividade e mostram atraves dos seus participacąõ activo e positive dos estudantes durante processo desta pesquisa.

Material que utilizam para este pesquisa saõ : pretest, manual experimento, questionario, folha de observacao dos estudantes, e post test

Este estudo andando na escola secundaria Pangudi Luhur Jogjakarta no dia 10 de Setembro de 2007 ate dia 27 de Setembro de 2007 com o modelo duas turmas de ciência do 12 ano.

Este estudo tem pacote dos estudos como: Primeiro com fase observaçaõ, pre teste, e actividade de estudo inclui prática (experimentar), apresentaçaõ e discuçaõ. Ultima fase desta pacote é fazer ezame final /post test e responde as perguntas dos estudantes.

Atravez deste estudo mostra que estudar Fisica usa o metodo de experimentar pode aumentar conhecimento dos estudante sobre materia: (1) Conhecimento dos estudante sobre materia ondas mecânica. (2) Participacaõ e vontade para aprender durante o processo desta pesquisa que têm valor positive. (3) Capacidadedos estudantes de usar material simples em processo desta

(9)

ix

ABSTRAKSAUN

Joséph A. de O. Naitobe, “Aprendizajen Fizika Uza Metodu Eksperimento iha Materia Lalorang (Ondas Mekanika) ba Alunus Siensia Naturais Klase XII Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta”. Progama

Edukasaun Fizika, Departamentu Edukasaun Matematika no Siensia Naturais, Fakultade Siensia Edukasaun. Universidade Sanata Dharma, Yogyakarta.

Estudu ne’e hakarak atu prova katak velosidade laloran transversal iha medium ida la determinadu husi laloran nia naruk, frekuensia, periodu no mos amplitudo maibe depende deit ba medium ne’ebe maka laloran ne’e liu no mos hatudu katak valor husi velosidade laloran ne’e hanesan deit (konstante) ba medium ididak. Nune’e mos estudu ne’e hakarak atu aumenta konseitu kompriensaun alunus nian ne’ebe liga diretamente ho efektivasaun no abilidade atu konstrui kompriensaun, kreatividade, hatudu interese no involvimentu alunus liu husi hatudu atitudi positivu durante prosesu aprendizajen uza metodu eksperimento iha materia Laloran (ondas mekanika).

Instrumentu ne’ebe maka uza iha estudu ne’e maka pre test, manual lisaun pratika (eksperimento), kuesioner, folla observasaun atividade alunus no post test.

Estudu ne’e hala’o iha Escola Secundária Pangudi Luhur Jogjakarta iha data 10 September 2007 – 24 September 2007 ho sampel estudu maka alunus siensia naturaisklase XII kompostu husi klase rua.

Estudu ne’e dezena iha forma pakote aprendizajen ho etapa tuir mai ne’e: hahu’u ho etapa observasaun. Etapa segundu hala’o pre test. Etapa terseiru hala’o atividade aprendizajen ne’ebe maka inklui atividade pratikum, aprezentasaun (plenaria), no diskusaun. Etapa ikus hosi pakote ida ne’e maka ;hala’o izame final no resposta ba perguntas husi estudantes.

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana strata satu program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak

dukungan dan bimbingan yang diberikan oleh berbagai pihak basik secara

langsung maupun tidak langsung. Untuk semua bantuan yang diberikan penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed.,Ph.D. selaku dosen pembimbing yang

telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan berbagai dukungan

lain dalam penyususnan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Domi Saverius, M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Fisika.

3. Bapak Drs. Br. Herman Yoseph, FIC. selaku kepala sekolah SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta yang telah berkenan memberikan ijin untuk

pelaksanaan penelitian.

4. Bapak H. Y. Unggul Prasetya, S.Pd. selaku guru Fisika SMA Pangudi

Luhur Yogyakarta yang telah membantu dan mengarahkan penulis dalam

penelitian ini.

5. Siswa-siswa kelas XII 1A1 dan XII 1 A2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta

angkatan 2007/2008 yang telah bersedia mengikuti pembelajaran fisika

(12)

dengan menggunakan metode eksperimen serta Keluarga besar SMA

Pangudi Luhur Yogyakarta, terimakasih untuk kerjasamanya.

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah banyak membantu penulis dalam memberikan ilmu serta

pengalaman-pengalaman yang berharga lainnya.

7. Segenap staf pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta

seluruh Civitas Akademika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

8. Seluruh rekan-rekan mahasiswa FKIP baik program studi pendidikan

matematika khususnya mahasiswa Pendidikan Fisika yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.

9. Kelompok Skripsi Bersama (KSB) antara lain: Eko, Dias, Sinta, Lilis,

Ciwi, dan Thomas.

10.Rekan-rekan mahasiswa P. Fis angkatan 03: Eko, Dias, Andre, Boni,

Loren, Cornel, Alphon, Romo Dion, Ervan, Sinta, Lilis, Icha, Dedeq,

Ciwi, Tica, Elly, Rosa, Agatha, Gita, Juni, Siska, Nana, Gilang, Eka,

Dewi, Ipus, Yeni, Endar, Simfrosa, Luci, Mei, Titis, Fitri, Wahyu (Exs),

Suster Ruth (Exs), dan Ningsih (Exs). Terima Kasih atas segala

kebersamaan dan canda tawa kita selama ini.

11.Special buat adik-adikku yang aku sayangi: Tica, Lilis, Ciwi, Sinta,

Dedeq, Icha, Dewi, Ina, Lia, dan Nana; juga rekan-rekan terbaikku:

(13)

12.Seluruh rekan-rekan mahasiswa seperjuangan dari Timor Leste yang telah

memberikan dukungan moril baik secara langsung maupun tidak langsung

kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak

terima kasih, walaupun penulis menyadari bahwa kata terima kasih jauh lebih

kecil dibandingkan dengan bantuan dan dukungan yang terima. Semoga amal

kebaikan dari semuanya mendapatkan imbalan yang setimpal dari Yang Maha

Kuasa.

Yogyakarta, September 2008

(14)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

ABSTRACÇÃO ... viii

ABSTRAKSAUN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR BAGAN ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Landasan Teori ... 4

1. Proses Belajar - Mengajar ... 4

(15)

a. Proses ... 4

b. Belajar ... 5

c. Mengajar ... 7

2. Pendidikan dan Hakekat Pendidikan Sain ... 11

3. Media Pembelajaran ... 12

4. Metode Eksperimen ... 13

a. Pengertian Metode Eksperimen ... 13

b. Jenis-jenis Metode Eksperimen ... 15

c. Manfaat Metode Eksperimen ... 17

d. Tujuan Metode Eksperimen ... 18

e. Keunggulan Metode Eksperimen ... 18

f. Kelemahan Metode Eksperimen ... 19

5. Pembelajaran Sain dengan Melakukan Eksperimen ... 19

6. Minat dan Motivasi Belajar Fisika ... 20

a. Minat ... 20

b. Motivasi ... 22

7. Keterlibatan Siswa ... 22

8. Prestasi Belajar Siswa ... 23

9. Materi Gelombang Mekanik ... 24

C. Rumusan Masalah ... 32

D. Tujuan Penelitian ... 33

(16)

BAB II. METODOLOGI PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Partisipan Penelitian ... 36

D. Treatmen Penelitian ... 36

E. Desain Penelitian ... 37

F. Instrumen Penelitian ... 44

1. Instrumen untuk proses pembelajaran ... 44

2. Instrumen pengumpulan data. ... 44

G. Validitas ... 47

H. Metode Analisis Data ... 47

1. Prestasi Siswa ... 47

2. Minat Siswa ... 49

3. Keterlibatan Siswa ... 51

4. Keterampilan Siswa dalam Merangkai dan Menggunakan Alat 53 BAB III. DATA DAN ANALISIS DATA ... 56

A. Pelaksanaan Penelitian ... 56

B. Data dan Analisis Data ... 62

1. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode

(17)

Mengikuti pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan

Gelombang? ... 62

2. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode

Eksperimen dapat Meningkatkan Minat Siswa dalam Mengikuti

pembelajaran Sains (Fisika) mengenai Pokok Bahasan

Gelombang? ... 67

3. Apakah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode

Eksperimen dapat Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam

Mengikuti pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok

Bahasan Gelombang? ... 70

4. Dapatkah Pembelajaran Fisika dengan Menggunakan Metode

Eksperimen dapat Meningkatkan Ketrampilan Siswa dalam

Merangkai dan Menggunakan alat-alat yang digunakan dalam

Eksperimen? ... 74

C. Pembahasan ... 77

1. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode

Eksperimen dapat Meningkatkan Pemahaman Siswa dalam Mengikuti

Pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok

Bahasan Gelombang? ... 78

2. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode

Eksperimen dapat Meningkatkan Minat Siswa dalam

(18)

Bahasan Gelombang? ... 79

3. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Keterlibatan Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran Sain (Fisika) mengenai Pokok Bahasan Gelombang? ... 82

4. Apakah Pembelajaran Fisika Dengan Menggunakan Metode Eksperimen dapat Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Merangkai dan Menggunakan Alat-Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Eksperimen? ... 89

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Skor Minat Siswa ... 50

Tabel 2 Kriteria Minat Siswa Selama Pembelajaran ... 50

Tabel 3 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu ... 50

Tabel 4 Skor Keterlibatan Siswa ... 51

Tabel 5 Kriteria Keterlibatan Siswa Selama Pembelajaran ... 52

Tabel 6 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan Tertentu ... 52

Tabel 7 Lembar Pengamatan ... 53

Tabel 8 Skor Keterampilan Siswa Merangkai dan Menggunakan Alat 54 Tabel 9 Kriterian Keterampilan Siswa selama Pembelajaran ... 54

Tabel 10 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterampilan Tertentu ... 54

Tabel 11 Hasil Perhitungan Pretest dan Posttest ... 62

Tabel 12 Tabel T – Test Program SPSS untuk Pretest dan Posttest ... 66

Tabel 13 Kriteria Minat Siswa Selama Pembelajarant... 67

Tabel 14 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu ... 69

Tabel 15 Klasifikasi Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran .... 70

Tabel 16 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan ... 72

Tabel 17 Jumlah Siswa yang Terlibat Sesuai dengan Kesungguhan dalam setiap Kegiatan Selama Proses Pembelajaran ... 73

(20)

Tabel 18 Klasifikasi keterampilan Siswa dalam dalam Merangkai dan

Menggunakan Alat-alat yang Digunakan dalam Kegiatan

Eksperimen ... 74

Tabel 19 Jumlah Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterampilan

Tertentu ... 76

Tabel 20 Analisis Jumlah PersentaseMinat Siswa ... 80

Tabel 21 Analisis Persentase Siswa Dalam Klasifikasi Keterlibatan ... 82

Tabel 22 Jumlah Siswa yang Terlibat Sesuai dengan Kesungguhan dalam

(21)

xx

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Gelombang Transversal dan Gelombang Longitudinal ... 27

Gambar 2 Gelombang Berjalan... 28

Gambar 3 Antusiasme siswa dalam melakukan eksperimen ... 81

Gambar 4 Membaca panduan eksperimen (percobaan) ... 84

Gambar 5 Merangkai Alat percobaan ... 85

Gambar 6 Melakukan percobaan dan pengamatan ... 85

Gambar 7 Siswa Mengajukan Pertanyaan ... 86

Gambar 8 Siswa Memberikan Penjelaskan ... 86

Gambar 9 Kerjasama Siswa dalam Kelompok ... 88

(22)

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Pembagian Gelombang ... 25

Bagan 2 Langkah-langkah Penelitian ... 37

(23)

xxii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Soal Pretest ... 98

Lampiran 2 Soal Posttest ... 100

Lampiran 3 Kuesioner ... 105

Lampiran 4 Petunjuk Eskperimrn (Praktikum) ... 108

Lampiran 5 Rencana Pembelajaran ... 112

Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa ... 119

Lampiran 7 Pembagian Kelompok ... 121

Lampiran 8 Hasil Analisis Jawaban Siswa ... 123

Lampiran 9 Permohonan Ijin Penelitian ... 129

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

Sebuah tahap yang perlu dicermati oleh seorang peneliti adalah hendaknya terlebih dahulu memberikan gambaran ataupun uraian secara memadai terhadap topik penelitian yang akan diteliti serta memberikan batasan (ruang lingkup/ cakupan) dari penelitiannya sekaligus menjadi dasar (acuan) dalam melakukan sebuah penelitian (kajian ilmiah, maupun survey). Pada bagian ini peneliti akan mencoba memberi uraian terhadap pilihan topik penelitian dengan menampilkan rujukan-rujukan yang memuat pandangan (pendapat) para ahli maupun tokoh yang berkecimpung dan memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Secara garis beras bagian ini akan mengulas mengenai: (1) Latar Belakang penelitian, (2) Landasan Teori, (3) Rumusan Masalah, (4) Tujuan Penelitian dan (5) Manfaat Penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Sebuah pola pikir yang telah berkembang dan berurat akar pada masyarakat dalam berbagai kalangan dan lapisan adalah bahwa proses belajar mengajar (PBM) adalah salah satu proses atau kegiatan di mana seorang guru mengajar dan siswa diwajibkan untuk belajar. Pola pikir tersebut telah memposisikan guru sebagai subyek yang memegang kendali pembelajaran dan siswa ditempatkan sebagai obyek yang belajar dan dituntut untuk menerima semua informasi yang diberikan oleh guru. Pola pikir tersebut juga telah

(25)

menghantar mereka pada sebuah perspektif yang sangat ekstrem yakni guru adalah individu yang mengetahui segala-galanya dan siswa diibaratkan sebagai sesuatu yang kosong dan harus diisi dengan berbagai pengetahuan oleh guru. Konsekuensi dari perspektif di atas adalah siswa menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran, dan hanya siap menerima materi tanpa harus berpikir serta perkembangan kognitifnya menjadi terhambat. Akibat lain adalah pola komunikasi yang terjadi hanya bersifat satu arah, serta cara pengajaran yang diterapkan oleh guru mengikuti cara klasik yakni ceramah.

(26)

terjadi adalah komunikasi satu arah (dari guru ke siswa), dan siswa kurang termotivasi.

Satu cara yang dapat dilakukan untuk mengembalikan hakekat dan karakteristik tersebut adalah guru fisika harus memvariasi serta memodifikasi metode yang digunakannya dalam proses pembelajaran karena pembelajaran yang ideal adalah pembelajaran yang mengutamakan kepentingan siswa serta melihat siswa sebagai subyek dari pendidikan dan bukan sebagai obyek yang dapat diperlakukan sesuka hati. Pembelajaran ini harus membawa perubahan pada diri individu yang belajar dan perubahan tersebut harus merupakan perubahan dari hasil belajar. Hasil belajar harus berupa kapabilitas; ini berarti setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut disebabkan oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pebelajar. Selain itu seorang guru juga harus memiliki kepedulian (interest) yang tinggi serta lebih mengutamakan anak didiknya. Syah (1995 : 184) memaparkan bahwa guru harus membantu kegiatan belajar siswa dan harus berinteraksi sedemikian rupa dengan siswa agar siswa belajar membentuk makna dan pemahamannya sendiri dalam memperoleh pengetahuannya.

Agar pembelajaran fisika dapat berlangsung secara menarik (fun),

(27)

melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Jadi metode ini lebih mengecek supaya siswa semakin yakin dan jelas akan teorinya (Suparno, 2007 : 77). Dengan adanya metode eksperimen ini juga dimaksudkan dapat menumbuh kembangkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya, meningkatkan kreatifitas siswa dengan melakukan dan mengeksplorasi sendiri, serta dapat menemukan sesuatu yang baru (discovery).

Berdasarkan beberapa permasalahan yang ada pada latar belakang di atas maka penulis mengadakan penelitian terhadap pembelajaran di kelas dengan menerapkan “Pembelajaran Sains (Fisika) Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing dalam Pokok Bahasan Gelombang Mekanik pada

Siswa Kelas XII IPA SMA Pangudi Luhur Yogyakarta”.

B. LANDASAN TEORI

1. Proses Belajar – Mengajar

Sebelum kita mengkaji apa itu proses belajar – mengajar, terlebih dahulu kita melihat terminologi dari proses, belajar, dan mengajar.

a. Proses

Proses adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Latin yakni

(28)

langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin (1972) dalam Syah (1995 : 113) proses adalah Any change in any object or organism, particularly a behavioral or

psycological change (proses adalah suatu perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan).

b. Belajar

Berbagai terminologi dan penekanan yang berbeda-beda mengenai belajar bisa ditemukan dari berbagai sumber. Keragaman terminologi mengenai belajar tersebut ditentukan oleh berbagai hal antara lain: latar belakang dan perspektif orang yang memberi arti, situasi, agama, budaya dan lain-lain. Namun demikian hampir semua definisi mengenai belajar saling mendukung satu sama lain. Berikut akan dibeberkan beberapa definisi mengenai belajar antara lain:

1) Menurut Hilgar dan Bower (1975) dalam Purwanto (1990 : 84); Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.

(29)

mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiwono (1999 : 10); belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengelolaan informasi, menjadi kapabilitas baru.

3) Morgan (1978) dalam Purwanto (1990 : 84); Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau penglaman.

4) Witherington dalam Purwanto (1990 : 84); adalah suatu perubahan

di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.

(30)

dalam perilaku nyata atau masih tinggal tersembunyi; mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap hal yang sudah pernah dipelajari (Winkel, 1983:15). Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perobahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Hamalik, 1983:21). Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa belajar adalah beberapa perubahan sebagai hasil dari pengalaman, latihan, dan interaksi dengan lingkungan.

Terminologi-terminologi di atas memuat beberapa ciri yang penting dari belajar yakni bahwa: terdapat perubahan dalam tingkah laku, perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, perubahan itu harus relatif mantap, dan harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang, serta perubahan harus menyangkut seluruh aspek kepribadian.

c. Mengajar

(31)

dan Moedjiono, 1985 : 3). Mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar (Sudjana, 1989 : 28).

Pandangan lain tentang mengajar berasal dari filsafat konstruktivis. Mengajar bukan merupakan kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Mengajar berarti partisipasi dari pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi (Betencourt, 1989 dalam Suparno, 1997 : 65).

Berdasarkan berbagai pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas maka dapat dikatakan bahwa belajar dan mengajar merupakan dua hal yang memiliki ketergantungan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan dan berlangsung dalam suatu tahapan (periode) tertentu di mana tahapan tersebut membutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan.

Konsep belajar – mengajar bukanlah suatu kejadian sepihak. Artinya, ungkapan pembelajaran yang diberikan oleh seorang pengajar bukan semata transfer pengetahuan tertentu, melainkan memiliki efek pendamping (nurturing effect) yang tersirat dalam proses tersebut dan yang meningkatkan kemandirian peserta didik, (Drost, 1999 : vii).

(32)

Proses Belajar – Mengajar (PBM) oleh para ahli melihatnya sebagai sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran (Syah, 1995 : 237).

Para siswa, dalam situasi instruksional itu menjalani tahapan kegiatan belajara melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Akan tetapi dalam proses belajar – mengajar masa kini di samping guru menggunakan interaksi resiprokal, dianjurkan pula untuk memanfaatkan komunikasi banyak arah untuk mencapai suasana pendidikan yang kreatif, dinamis dan dialogis (Pasal 40 ayat 2a UU Sisdiknas 2003 dalam Syah, 1995 : 237).

(33)

setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. Cara baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).

Dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri (Suparno, 2007:2).

Di sini akan terjadi proses interaksi antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar, dan sedapat mungkin guru diharapkan untuk tidak terlalu mendominasi kegiatan pembelajaran akan tetapi justru harus memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaan. Peran guru bukanlah sebagai sumber ilmu pengetahuan akan tetapi peran guru lebih mengarah pada memberikan kemudahan kepada siswa untuk belajar sendiri (guru sebagai fasilitator).

Pembelajaran fisika hingga saat ini sangat dipengaruhi oleh berbagai teori yakni yang mepengaruhi cara guru fisika mengajar dengan baik sesuai dengan keadaan siswa, bahan kemampuan guru, situasi zaman, dan perkembangan ilmu pengetahuan. Satu di antara teori-teori yang mempengaruhi pembelajaran fisika adalah: Filsafat Konstruktivisme.

(34)

konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Suparno, 2007 : 8).

Sejalan dengan filsafat konstruktivisme yang selalu memperlakukan siswa sebagai subyek yang belajar maka guru haruslah menciptakan suatu iklim pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Ini berarti bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang instan atau hal yang siap saji akan tetapi siswa harus berusaha secara aktif untuk mengkonstruksi.

2. Pendidikan dan Hakekat pendidikan sains

Pendidikan, atau dalam arti sempit dalam pengertian pengajaran, adalah salah satu usaha yang bersifat “sadar-tujuan”, yang dengan sistimatik terarah pada “perubahan tingkah laku” menuju kekedewasaan anak didik. Perubahan yang dimaksud itu menunjuk pada suatu “proses” yang harus dilalui. Proses yang dimaksud adalah “proses pendidikan, atau proses edukatif (Surakhman, 1982 : 14).

Karena pendidikan (pengajaran) merupakan suatu proses maka pengajaran tidak berlangsung hanya sekali saja tetapi berlangsung dalam interval waktu tertentu dan berlangsung secara bertahap. Dalam interval waktu tersebut pendidikan diharapkan dapat membawa perubahan pada diri individu yang belajar.

(35)

menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Hal ini diperkuat lagi oleh Albert Einstein bahwa Sains/IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu pola berpikir yang ilmiah (Hendro & Jenny, 1991 : 3).

Hakekat pendidikan menurut Usman & Setiawati (1993 : 13), adalah sebagai berikut:

a. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subyek didik dengan kewibawaabn pendidik.

b. Pendidikan merupkan usaha penyiapan subyek didik menghadapi lingkungan dalam mengalami perubahan yang sangat pesat.

c. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat d. Pendidikan berlangsung seumur hidup

e. Pendidikan merupakan kiat dalalm menerapkan prinsip-prinsip ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

3. Media Pembelajaran

(36)

(AECT) Task Force pada tahun 1977 media adalah segala bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi (Latuheru, 1988:11). Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam belajar mengajar dengan maksud untuk menyampaikan informasi (pesan) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima atau anak didik (Latuheru, 1988 : 24). Media pembelajaran yang dimaksud adalah buku, peralatan praktikum (laboratorium), tape recorder, kaset, video, film, slide, televisi, OHP, papan tulis, dll.

Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah alat-alat atau bahan yang digunakan dalam eksperimen.

4. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode eksperimen

(37)

Metode eksperimen adalah salah satu cara dalam mana seseorang diberi kesempatan untuk melakukan satu atau beberapa rangkaian kegiatan secara sendiri atau berkelompok, melakukan pengamatan/ observasi, mengumpulkan data, dan mengolahnya untuk menemukan suatu pemahaman yang jelas dan benar terhadap sebuah masalah atau fenomena ataupun teori bahkan hukum. Metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar (Suparno, 2007 : 77). Metode eksperimen banyak dihubungkan dengan metode pemecahan masalah antara lain dengan penggunaan laboratorium, pada umumnya berkenaan dengan pelajaran sains. Akan tetapi pengertian laboratorium tak perlu dibatasi pada suatu ruangan yang khusus, tetapi dapat dilakukan di luar ruangan yakni secara langsung menggunakan alam sebagai laboratorium.

Metode eksperimen adalah suatu kegiatan mempergunakan alat-alat sains dengan tujuan untuk mengetahui sesuatu yang baru (setidak-tidaknya bagi orang itu sendiri, meskipun tidak baru bagi orang lain) atau untuk mengetahui apa yang terjadi kalau diadakan suatu proses tertentu (Sukamto, 1973 dalam Sujanti, 1999 : 15)

(38)

guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan lebih mengutamakan keterlibatan atau keaktifan siswa untuk membuktikan, mengecek, apakah sebuah teori yang telah dibicarakan itu memang benar.

Metode Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen terbimbing yang lebih menekankan pada pembuktian mengenai kecepatan rambat gelombang pada sebuah medium bahwa kecepatan rambat gelombang pada sebuah medium sangat ditentukan oleh medium itu sendiri dan nilainya adalah konstan untuk setiap medium.

b. Jenis-Jenis Metode Eksperimen

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua yakni eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas.

a. Eksperimen terbimbing

(39)

berdasarkan data dan analisis data. Hal lain yang harus dilakukan oleh guru adalah mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan, memperbaiki alat yang rusak pada saat percobaan, membantu siswa dalam menarik kesimpulan, dan memeriksa laporan yang dibuat oleh siswa.

b. Eksperimen bebas

Berbeda dengan eksperimen terbimbing, eksperimen bebas justru lebih banyak menuntut kreatifitas anak dan guru tidak perlu mempersiapkan langkah-langkah yang ada pada eksperimen terikat. Pada ekperimen bebas, siswa dituntut untuk lebih banyak berpikir sendiri, termasuk bagaimana caranya harus merangkai alat, apa yang harus diamati, diukur, dianalisa serta apa kesimpulannya. Tugas guru adalah hanya memberikan tugas kepada siswa misalnya untuk membuktikan sebuah hukum. Pada eksperimen bebas, siswa memiliki peluang lebih untuk mengeksplorasi berbagai fenomena yang terjadi dalam eksperimen, bisa merubah-rubah variabel yang ada.

(40)

data) sesuai dengan variabel yang telah ditentukan dalam petunjuk praktikum), analisis data, dan kesimpulan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam metode eksperimen terbimbing ini adalah siswa dikondisikan sedemikian rupa untuk mengikuti petunjuk praktikum yang telah didesain oleh peneliti (Terlampir). Walau penelitian ini menggunakan metode eksperimen terbimbing, akan tetapi kegiatan penelitian ini juga tidak menutup kemungkinan bagi para siswa untuk mengeksplorasi lebih dari yang ditentukan pada petunjuk praktimum. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kreativitas dan membuka wawasan para siswa.

c. Manfaat Metode Eksperimen

Berdasarkan pengertian metode eksperimen di atas maka kita dapat mengetahui manfaat dari metode eksperimen untuk proses belajar mengajar di sekolah.

9 Siswa dapat memecahkan berbagai masalah dan uji

bermacam-macam hipotesis (Sumaji, 1996 : 215).

9 Dapat terjalin kerja sama untuk saling mendukung

percobaan-percobaan (Damanik, 2000 : 106).

(41)

d. Tujuan Metode Eksperimen

Tujuan eksperimen di sekolah tidak hanya sebatas membuktikan suatu prinsip yang telah diajarkan, tetapi untuk melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian membandingkannya dengan teori yang telah dipelajari.

Beberapa tujuan dari metode eksperimen:

9 Melatih siswa untuk berpikir secara ilmiah, yaitu melatih

keterampilan siswa untuk mengamati, menalar, mengenal hasil percobaan, merumuskan kesimpulan dan menjelaskan hasil eksperimen.

9 Menghidupkan pembelajaran dan mendorong siswa untuk belajar. 9 Menanamkan pengertian tentang konsep, prinsip, hukum, teori, dan

fakta.

9 Membantu siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya dan

menyesuaikannya dengan pengalaman yang pernah dialami.

9 Melatih dan meningkatkan daya berpikir kritis siswa dalam

melakukan eksperimen, menganalisis dan membuat konklusi. e. Keunggulan Metode Eksperimen

9 Siswa lebih trampil menggunakan alat

9 Siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri tanpa ada

paksaan dari luar.

9 Siswa dapat aktif dalam mengumpulkan data, fatka, dan informasi

(42)

9 Siswa mendapat kesempatan untuk menguji kebenaran hipotesis

dengan eksperimen yang dilakukan. f. Kelemahan Metode Eksperimen

Menurut Kartika Budi, 1997 : 170 kelemahan dari metode eksperimen antara lain:

9 Metode eksperimen memerlukan sejumlah set alat sesuai dengan

jumlah kelompok atau siswa, sehingga memerlukan biaya yang cukup mahal untuk membelinya.

9 Memerlukan ruang atau tempat khusus.

9 Memerlukan waktu khusus untuk mempersiapkan dan pengemasan

alat yang digunakan.

9 Kesalahan atau kegagalan dalam eksperimen akan mengakibatkan

salahnya penerimaan informasi bagi siswa.

5. Pembelajaran Sains dengan Melakukan Eksperimen

(43)

Metode ini sering disebut sebagai metode laboratorium karena kegiatannya lebih banyak dilakukan di laboratorium, namun tidak menutup kemungkinan eksperimen ini dapat pula dilakukan di luar laboratorium (alam bebas). Hal ini sejalan dengan hakekat dari sains adalah alam dan alam merupakan laboratorium yang terbesar yang dimiliki oleh semua orang. Metode eksperimen adalah salah satu metode yang dapat mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pengujian, pengecekan terhadap sebuah teori yang dipelajari adalah benar.

6. Minat dan Motivasi Belajar Fisika

a. Minat

(44)

pendidikan, minat pada pekerjaan, minat pada agama dan minat pada simbol status.

Minat bukanlah sesuatu yang sejak lahir telah tertutup dan merupakan suatu keseluruhan yang tak dapat berubah. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara. Minat seorang siswa dapat berkembang dan hal tersebut bersifat pemilihan dan berarah-tujuan. Pilihan siswa pada suatu minat tertentu dalam suatu jangka waktu, maka perasaan dan pikiran mereka tertuju pada obyek yang dimaksud. Dengan demikian sesuatu yang bukan obyek minat mereka akan diabaikannya.

Dalam kaitannya dengan kegiatan pembelajaran, perasaan yang merupakan faktor psikis dan bukan intelektual, juga berpengaruh terutama terhadap semangat atau gairah belajar seseorang dan mengadakan penilaian terhadap pengalaman belajar. Penilaian yang positif akan terungkap dalam perasaan senang dan berpengaruh dalam pembentukan sikap. Perasaan tidak senang akan menjadi penghambat dalam pembelajaran karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat belajar. Akibat lain dari perasaan tidak senang adalah motivasi yang intrinsik (keterlibatan) juga akan sukar berkembang.

(45)

yang dikemukakan oleh Winkel (1986 : 31) dapat ditempuh oleh seorang guru dalam melakukan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yakni: (1) membina hubungan akrap dengan siswa, namun tidak berlaku seperti remaja, (2) menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak terlalu mudah, (3) menggunakan alat-alat pembelajaran yang menunjang proses belajar, (4) bervariasi dalam cara-cara mengajar, namun tidak berganti-ganti metode.

b. Motivasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu. Atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuaasan dengan perbuatannya (KBBI, 593). Motivasi adalah pendorong; suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 1990:71).

7. Keterlibatan siswa

(46)

secara aktif berbuat sesuatu untuk memperoleh ilmu yang mereka cari (Hendro & Jenny, 1991 : 2).

Keterlibatan siswa dapat dilihat dan diketahui melalui pengukuran atau penilaian terhadap beberapa indikator berikut: kemauan bertanya, kemauan menjawab, kemauan kerja sama yang meliputi: menyusun sejumlah hypotesis, menemukan solusi atau suatu masalah yang ada, aktif dalam diskusi kelompoknya dan mengumpulkan sejumlah data untuk menyelesaikan masalah yang ada.

8. Prestasi belajar siswa

(47)

a. Faktor yang berasal dari diri siswa (internal): Faktor Jasmani

(Fisiologi) yakni tidak berfungsinya panca indera sebagaimana mestinya, faktor psikologi baik dari bawaan maupun yang diperoleh, dan faktor kematangan fisik dan psikis.

b. Faktor eksternal: Faktor sosial, budaya, lingkungan fisik, dan faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

9. Materi Gelombang Mekanik

a. Pengertian Gelombang.

(48)

Bagan 1 : Pembagian Gelombang

1. Gelombang transversal ialah gelombang yang arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya. Gelombang ini dapat merambat pada zat padat, tetapi kurang sempurna pada zat cair sebab kohesi zat cair sangat kecil dan tidak dapat merambat pada zat gas karena kohesi zat gas boleh dinggap tidak ada.

2. Gelombang longitudinal ialah gelombang yang arah rambatnya sejajar atau berhimpit dengan arah getarannya. Gelombang ini tidak memerlukan kohesi maka dapat merambat pada segala jenis zat (padat, cair, maupun gas).

3. Gelombang berjalan ialah gelombang yang tampak berjalan titik-titik yang dilewati gelombang akan menggetar dengan amplitude yang sama.

(49)

5. Gelombang zat (mekanik) ialah gelombang yang merambat lewat

zat medium. Gelombang ini dapat bersifat transversal tetapi dapat pula bersifat longitudinal.

6. Gelombang elektromagnet ialah gelombang yang dapat merambat dalam segala jenis zat maupun dalam ruang hampa udara, bersifat transversal sehingga dapat dipolarisasikan, tak dapat dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Di dalam ruang hampa kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, dapat dipantulkan, dibiaskan, dan dapat pula berinterferensi.

b. Besaran-besaran dasar gelombang

Ada empat besaran yang merupakan besaran dasar sebuah gelombang, yaitu periode (T), frekuensi (f), panjang gelombang (λ), dan cepat rambat gelombang (v).

Periode (T) didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gelombang. Untuk gelombang transversal, satu gelombang adalah satu bukit dan satu lembah. Untuk gelombang longitudilan, satu gelombang adalah satu renggangan dan satu rapatan. Frekuensi (f) didefinisikan sebagai banyaknya gelombang yang ditempuh dalama satu sekon.

(50)

Cepat rambat gelombang (v) didefinisikan sebagai hasil bagi antara panjang gelombang dengan periode.

Hubungan keempat besaran dasar gelombang tersebut ditunjukkan pada persamaan berikut ini:

f 1 T atau T 1

f= = ;

f v T v λ atau f λ T λ

v= = = =

Satuan: f dalam Hz atau s-1; T dalam s; λ dalam m; v dalam ms-1.

Gambar 1 : Gelombang transversal dan gelombang longitudinal

c. Energi Gelombang

Gelombang dalam perambatannya membawa serta energi. Hal ini dikarenakan gelombang melikiki energi sehingga perambatan berarti perambatan energi. Jadi energi dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain melalui gelombang. Sewaktu gelombang melalui medium, energi dipindahkan dalam bentuk energi getaran dari partikel satu ke partikel lain dalam medium. Berdasarkan hukum kekekalan energi mekanik, energi gelombang dirumuskan sebagai E = ½ kA dan menurut frekuensi gelombang diperoleh k = 4 π2mf2. sehingga energi getaran dapat dinyatan sebagai:

(51)

Contohnya, gelombang laut atau ombak memindahkan energi ke benda apa saja yang merintanginya sehingga mampu menghancurkan kapal atau batu karang.

d. Superposisi

Gelombang yang dihasilkan oleh suatu benda tidak selalu berupa gelombang tunggal, tetapi bisa saja merupakan superposisi (gabungan) dari dua atau lebih gelombang tunggal.

Bentuk gelombang superposisi dari dua gelombang yang memiliki frekuensi sama dibedakan menjadi dua yaitu bentuk gelombang superposisi sefase dan bentuk gelombang superposisi berlawanan fase. e. Formulasi Gelombang Berjalan

Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang memiliki amplitudo konstan di setiap titik yang dilewati gelombang.

Gambar 2 : Gelombang Berjalan

Seperti halnya pada gerak harmonic sederhana, maka persamaan simpangan getar untuk titik O pada gambar di atas adalah:

yo = A sin ωt

(52)

diperlukan oleh gelombang berjalan untuk merambat dari titik O ke

titik P adalah

v x

t'= . Oleh karena itu pada saat titik O sudah bergetar

selama t sekon, maka titik P baru bergetar selama ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = v x t

tp sekon,

sehingga persamaan simpangan gelombang berjalan di titik P adalah:

⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = v x t ω sin A

yp ………..(1)

Dengan mendefinisikan bilangan gelombang k sebagai λ 2π

k= serta

menggunakan kembali hubungan ω = 2πf dan v = λf, dapat dituliskan bahwa : yp=Asin(ωt-kx) ………..(2)

Persamaan (1) dan (2) di atas menyatakan menyatakan bahwa gelombang merambat kea rah sumbu – x positif (kanan). Untuk gelombang berjalan yang merambat ke arah sumbu-x negative (kiri), maka pada saat titik O baru berjalan selama t sekon, maka titik P sudah

bergetar selama ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = v x t

tp sekon sehingga persamaan simpangan

gelombang berjalan di titik P adalah:

) ( sin A kx) ωt ( sin A

yp= + = ωt+kx

f. Formulasi Gelombang Stasioner

(53)

yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama, tetapi arah rambatnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, artinya tidak semua titik yang dilalui gelombang memiliki amplitudo yang sama. Terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo maksimum yang disebut perut, dan terdapat titik-titik yang bergetar dengan amplitudo minimum (nol) yang disebut simpul.

g. Sifat-sifat Gelombang

Gelombang memiliki kekhasan yang dikenal dengan sifat-sifat gelombang

yakni: (1) Pemantulan gelombang, (2) Pembiasan gelombang, (3)

Difraksi gelombang, (4) Interferensi gelombang, dan (5) Polarisasi gelombang.

h. Cepat Rambat Gelombang Transversal dalam Dawai 1) Cepat Rambat Gelombang Transersal pada Dawai

Sebuah percobaan telah dilakukan oleh Melde dengan menggunakan sonometri untuk menentukan cepat rambat gelombang transversal pada dawai. Percobaan dilakukan dengan mengganti-ganti beban (gaya tegangan dawai F) dan jenis dawai (massa per satuan panjang dawai µ=m/l). Dari percobaan disimpulkan bahwa cepat rambat gelombang dalam dawai (v):

a) Sebanding dengan akar kuadrat gaya tegangan tali v∞ F b) Berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa senar tiap 1 m

atau massa per panjang tali (µ).

Dari kedua hasil di atas dapat dirumuskan bahwa

μ

(54)

Berdasarkan percobaan diperoleh bahwa konstanta perbandingan pada persamaan di atas adalah satu, sehingga cepat

rambat gelombang transversal dalam dawai adalah

m Fl μ F

v= = ,

karena dan v Al, v

m

ρ= = maka diperoleh:

A F v

ρ

= .

2) Cepat Rambat Gelombang Bunyi

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dapat merambat dalam medium padat, cair, atau gas. Cepat rambat bunyi tergantung pada sifat-sifat medium rambat. Pada umumnya, cepat rambat bunyi dalam medium padat lebih besar daripada medium cair maupun gas.

a) Cepat rambat bunyi dalam zat padat

Cepat rambat bunyi dalam zat padat bergantung pada modulus Young dan massa jenis zat padat.

ρ E

v= ; dengan v = cepat rambat bunyi (m/s), E = modulus

Young (Nm-2), dan ρ = massa jenis zat padat (kgm-3) b) Cepat rambat bunyi dalam zat cair

Cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada modulus Bulk dan massa jenis zat cair.

ρ B

v= dengan v = cepat rambat bunyi (m/s), B = modulus

(55)

c) Cepat rambat bunyi dalam zat gas

Cepat rambat bunyi dalam zat cair bergantung pada suhu dan massa jenis gas.

M

RT

v = γ dengan v = cepat rambat bunyi (m/s),

γ = konstantan Laplace, R = Konstanta gas umum (J/mol.K),

T = suhu gas (K), dan M = massa molekul relatif gas.

Baik gelombang transversal maupun gelombang longitudinal, kecepatan rambat gelombang ditentukan atau bergantung pada medium yang dilalui oleh gelombang tersebutdan menunjukkan suatu nilai yang selalu konstan (tetap). Panjang gelombang selalu berbanding terbalik dengan frekuensi getaran dan sebanding dengan periode getaran.

Dari beberapa sub pokok bahasan di atas akan diajarkan secara deteil akan tetapi peneliti hanya memfokuskan pemanfaatan metode eksperimen untuk membuktikan faktor penentu atau yang menentukan kecepatan rambat gelombang pada suatu medium yang dilalui oleh gelombang tersebut.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan uraian materi serta kajian teoritis di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah sebgai berikut:

Apakah pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen dapat: a. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengikuti pembelajaran sains

(56)

b. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran sains (fisika)

mengenai pokok bahasan gelombang?

c. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sains (fisika) mengenai pokok bahasan gelombang?

d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai dan menggunakan alat-alat yang digunakan dalam eksperimen?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berbagai perubahan dalam diri siswa sebaga akibat dari hasil belajar, terutama manfaat pembelajaran sains (fisika) mengenai gelombang dengan metode eksperimen. Selain itu untuk mengetahui apakah proses belajar mengajar fisika dengan metode eksperimen cukup efektif yang diindikasikan dengan:

1. Peningkatan prestasi belajar siswa terhadap pokok bahasan gelombang 2. Peningkatan minat belajar siswa terhadap pokok bahasan gelombang

3. Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sains (fisika) mengenai pokok bahasan gelombang.

(57)

E. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini anatar lain: 1. Bagi siswa

a. Melibatkan siswa secara aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar sains (fisika) di kelas.

b. Meningkatkan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar dengan

melakukan eksperimen, mengobservasi, dan menganalisis.

c. Membantu dan mempermudah siswa dalam memahami sejumlah konsep, teori dan hukum yang dipelajari.

2. Bagi guru dan calon guru Fisika

Meningkatkan kreatifitas guru dan calon guru fisika dalam mendesain serta mengimplementasikan sebuah metode pembelajaran terutama metode eksperimen terbimbing sebaga salah satu alternatif untuk mengefektifkan pembelajaran fisika sehingga hasil belajar yang dicapai lebih optimal. 3. Bagi Peneliti

(58)

BAB II

METODOLOGI

Pada bagian ini secara garis besar akan penulis mendeskripsikan beberapa hal teknis yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian sekaligus menjadi sebuah corridor bagi peneliti dalam usaha mengumpulkan data hingga tahap analisis. Bagian ini meliputi: jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, partisipan penelitian, treatment penelitian, desain penelitian, instrument penelitian, validitas, serta metode analisis data. Semua bagian ini akan diulas lebih lanjut pada bab berikutnya.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif kuantitatif yakni gabungan dari penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian dengan menggunakan perhitungan statistik; Sedangkan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pemahaman terhadap suatu peristiwa secara mendalam tanpa menggunakan analisa statistik.

Dalam penelitian ini peneliti membuat rancangan pembelajaran fisika yang akan dilaksanakan dalam kelas bersama para siswa dan peneliti terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas dengan mengutamakan partisipasi atau peran aktif dari siswa yakni pembelajaran dengan metode eksperimen.

(59)

B. Waktu dan tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2007/2008 tepatnya bulan September 2007.

2. Tempat

SMA PANGUDI LUHUR JL. P. SENOPATI 18 YOGYAKARTA

C. Partisipan Penelitian

Partisipan dari penelitian ini adalah siswa-siswa kelas XII IPA yang tersiri dari dua kelas yakni kelas XII IPA 1A1 yang berjumlah 40 siswa dan XII IPA 1A2 yang berjumlah 39 siswa. Jadi keseluruhan partisipan berjumlah 79 siswa.

D. Treatment Penelitian

Adapun treatment-treatment dari penelitian ini yakni peneliti memberikan beberapa perlakuan kepada siswa yang akan diteliti, agar nantinya dapat memperoleh data yang diharapkan. Treatment yang digunakan adalah pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen pada pokok bahasan gelombang mekanik. Adapun beberapa treatment yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut:

1. Eksperimen terbimbing

(60)

pada sebuah medium. Panduan kegiatan eksperimen siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran (Terlampir).

2. Diskusi dan Presentasi

Diskusi dan presentasi ini sebagai media pembentukan kreativitas siswa dalam pemahaman konsep yang terkait. Kedua kegiatan ini dilakukan secara berkelompok baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar (pleno). Adapun lembar pengamatan pada tahap ini dapat dilihat pada lampiran (Terlampir).

E. Desain Penelitian

(61)

Langkah-langkah dari penelitian:

1. Langkah I : Persiapan Pembelajaran a. Penentuan Materi

Sebelum melakukan pembelajaran di kelas peneliti terlebih dahulu menentukan materi yang akan dipelajari oleh para siswa di kelas. Pemilihan materi ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah dan digunakan oleh sekolah atau guru bidang studi. Materi yang dipilih oleh peneliti adalah Gelombang Mekanik khususnya kecepatan rambat gelombang pada sebuah meduim.

b. Tujuan yang ingin dicapai

Peneliti juga menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran mengenai materi yang telah dipilih. Tujuan ini ditunjukan dalam bentuk indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran.

c. Pemilihan metode

(62)

d. Rancangan Pembelajaran dengan metode eksperimen

Rancangan pembelajaran mengenai materi gelombang mekanik dikemas dalam bentuk eksperimen terbimbing, dan dilanjutkan dengan diskusi (pleno) mengenai hasil analisis dan kesimpulan dari kelompok. e. Membuat (merencanakan) langkah-langkah eksperimen

Langkah-langkah eksperimen didesain oleh peneliti dengan maksud untuk mempermudah siswa dalam mengambil data.

f. Pengadaan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam eksperimen

Bahan dan alat disediakan oleh peneliti, dan jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

g. Uji coba alat (Eksperimen oleh peneliti)

Sebelum melakukan pembelajaran dengan pendekatan eksperimental, peneliti terlebih dahulu mencoba eksperimen yang telah dipilih dengan menggunakan alat-alat yang teleah disediakan. Hal ini dimaksudkan untuk mengecek kevalitan dari alat dan bahan yang telah disediakan dan akan dipergunakan dalam melakukan eksperimen bersama siswa. h. Observasi Kelas

Kegiatan observasi dilakukan jauh sebelum peneliti melakukan pembelajaran bersama siswa dengan maksud untuk mengetahui situasi real di kelas, dan bagaimana mengelola kelas.

i. Pembagian kelompok.

(63)

(heterogen). Tujuannya adalah agar semua siswa bisa mendapat tugas dalam melakukan eksperimen (berperan aktif), karena bila siswa tidak dibagi dalam kelompok-kelompok kecil maka hanya sebagian kecil siswa yang akan aktif dan yang lain menjdi pasif atau tidak kebagian tugas dalam melakukan eksperimen.

2. Langkah II : Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen a. Mengerjakan soal Pretest

Soal Pretest disusun oleh peneliti dan dibimbing oleh dosen pembimbing. Tujuan dari Pretest adalah untuk mengetahui kemampuan dasar siswa sebelum mengikuti pembelajaran fisika mengenai materi gelombang dengan pendekatan eksperimen.

b. Pelaksanaan Eksperimen:

1) Pengantar singkat dari guru mengenai tujuan eksperimen,

langkah-langkah eksperimen, data yang akan diambil, dan cara menganalisis.

2) Demonstrasi singkat mengenai cara melakukan eksperimen

Peneliti memberi petunjuk sekaligus demonstrasi singkat mengenai proses pelaksanaan eksperimen.

3) Melakukan eksperimen

(64)

Memfasilitasi siswa dengan bahan dan alat yang digunakan dalam eksperimen.

4) Mengontrol siswa dalam setiap kelompok

Pada saat siswa melakukan eksperimen, peneliti dapat mengontrol mereka dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memastikan bahwa para siswa tetap tekun dalam melakukan eksperimen. Di sini peneliti berperan sebagai mediator dan fasilitator.

5) Mencatat data yang dibutuhkan untuk analisa selanjutnya.

Saat melakukan ekperimen peneliti harus mewajibkan para siswa untuk mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam panduan eksperimen dan mencatat data yang diminta atau dibutuhkan. Namun demikian ini tidak berarti menutup kemungkinan sama sekali bagi siswa untuk mengobservasi fenomena lain yang muncul saat siswa melakukan eksperimen serta mengeksplorasi hal lain yang dirasa penting untuk dieksplorasi.

3. Langkah III : Setelah Eksperimen

a. Mengumpulkan bahan dan alat serta membersihkan tempat (ruangan)

yang telah digunakan dalam eksperimen.

(65)

b. Analisis data dan menarik kesimpulan berdasarkan data eksperimen

Setelah melakukan eksperimen, siswa dibimbing untuk menganalisis (mengolah) data yang telah dicatat dan juga menarik kesimpilan (konklusi) awal sesuai dengan data yang ada.

c. Melakukan diskusi.

Tahap ini sangat penting karena apabila setelah melakukan eksperimen dan tidak dilanjutkan dengan diskusi maka kesannya adalah siswa hanya bermain-main dalam melakukan eksperimen. Dalam tahap diskusi bila siswa mengalami kebuntuan ataupun perbedaan pendapat yang sangat signifikan, menemukan fenomena lain yang tidak ditemukan oleh kelompok lain, maka peneliti bersama para siswa bisa melakukan eksperimen sekali lagi secara komunal untuk melihat fenomena tersebut.

d. Peneguhan dari peneliti

Setelah melakukan eksperimen dan diskusi, peneliti harus memberikan informasi (peneguhan) mengenai hasil yang telah disampaikan dalam diskusi, dan meluruskan berbagai pendapat yang menyimpang.

4. Langkah IV : Feed Back (Umpan Balik)

(66)

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Umpan balik ini berupa pengerjaan soal-soal Posttest, kuesioner, dan wawancara.

a. Mengerjakan soal-soal Posttest

Setelah kegiatan belajara mengajar (KBM), para siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal-soal posttest. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa mengenai pembelajaran dengan pendekatan eksperimental mengenai materi gelombang mekanik. Soal-soal ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditentukan dalam tujuan yang ingin dicapai setelah mengikuti pembelajaran.

b. Mengisi Kuesioner

Umpan balik juga diperoleh dari para siswa dengan cara mengisi kuesioner. Kuesioner-kuesioner ini terdiri dari 30 soal yang keseluruhannya dimaksudkan untuk mengetahui minat, keterlibatan, dan prestasi siswa mengenai pembelajaran dengan pendekatan eksperimental mengenai materi gelombang mekanik.

c. Melakukan wawancara dengan guru bidang studi

(67)

F. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bebrapa instrumen utama yang masing-masing memiliki karakteristik dan fungsi sendiri-sendiri yakni: 1. Instrumen untuk proses pembelajaran

a. Bahan (materi) yang digunakan untuk proses pembelajaran

Pemilihan bahan dilakukan oleh peneliti yang disesuaikan dengan kurikulum yang sedang berlaku dan dikonsultasikan dengan guru bidang studi. Rencana pembelajaran didesain oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing dan disetujui oleh guru bidang studi. b. Materi eksperimen mengenai materi yang akan dipelajari dalam proses

pembelajaran.

Materi eksperimen dipilih oleh peneliti dan seluruh langkah-langkah eksperimen serta bahan dan alat yang digunakan dalam eksperimen disediakkan oleh peneliti.

2. Instrumen pengumpulan data. a. Angket/Kuesioner

(68)

Berdasarkan bentuk pertanyaan yang ada dalam kuesioner maka kuesioner dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain: (1) Kuesioner tertutup, (2) kuesioner terbuka, dan (3) kuesioner terbuka-tertutup. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis kuesioner tertutup yakni kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang bentuknya tertutup (closed question), di mana rensponden tinggal memilih jawaban dari alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan. Lembar kuesioner ini memuat pertanyaan-pertanyaan positif untuk mengetahui minat siswa, keterlibatan siswa, keterampilan siswa dalam menggunakan dan merangkai alat, dan kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuannya dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan eksperimental (Terlampir).

b. Soal test

Untuk soal test dibagi menjadi dua bagian:

1) Soal-soal untuk Pretest: Soal-soal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa sebelum mengikuti pembelajaran fisika mengenai materi gelombang mekanik dengan pendekatan eksperimen. Jumlah soal pretest sebanyak 4 soal. Waktu yang disediakan kepada siswa untuk mengerjakan soal pretest adalah 20 menit (Terlampir).

(69)

mekanik dengan menggunakan pendekatan eksperimental (Terlampir).

Keseluruhan soal Pretest dan Posttest disusun oleh peneliti dengan bimbingan dosen pembimbing.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru bidang studi mengenai proses pembelajaran dengan pendekatan eksperimental yang telah dilakukan bersama para siswa yakni: mekanisme ekperimen dan diskusi, partisipasi (antusiasme) siswa, serta berbagai usul saran dari guru mengenai pembelajaran selanjutnya. Wawancara (interview) yang digunakan adalah Interview bebas terpimpin. Dalam interview bebas terpimpin ini intervieweer membawa kerangka pertanyaan-pertanyaan (frame work of question) untuk disajikan, tetapi pertanyaan-pertanyaan itu diajukan dengan cara dan irama tertentu (timing) untuk interview sepenuhnya diserahkan kepada kebijaksanaan intervieweer. Dalam kerangka pertanyaan-pertanyaan itu ia mempunyai kebebasan untuk menggali alasan dan dorongan dengan probing yang tidak kaku.

(70)

G. Validitas

Materi eksperimen yang telah dipilih oleh peneliti sebelum digunakan dalam pembelajaran di kelas, terlebih dahulu diujicobakan dengan maksud untuk mengetahui kualitas dari materi eksperimen tersebut. Perihal uji coba ini menyangkut kelengkapan bahan dan alat, cara merangkainya, langkah-langkah (prosedur eksperimen) yang tercantum dalam panduan eksperimen, dengan melibatkan beberapa rekan untuk membantu peneliti.

Sementara untuk mengetahui keandalan kuesioner, soal-soal Pretest, dan soal-soal Posttest penulis menggunakan metode “Expert Justification”, yakni dengan mengkonsultasikan kuesioner dan soal-soal test yang telah disusun oleh peneliti kepada orang lain yang memiliki keahlian dalam hal menyusun kuesioner dan soal-soal test (Pretest dan Posttest), dalam hal ini adalah dosen pembimbing.

H. Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis data secara statistik dan tiap masalah dianalisis secara tersendiri dalam bagian-bagian. Analisis data dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Prestasi Siswa.

(71)

(soal-soal pretest) dan juga soal-soal yang haraus dikerjakan oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan eksperimental (soal-soal posttest). Soal-soal tersebut diberi skor sesuai dengan tingkat kesulitan dari masing-masing soal. Setelah memberi skor pada hasil pre–test dan post–test, selanjutnya peneliti menggunakan analisisa statistik yakni t–test untuk dua kelompok dependen.

T–test ini digunakan untuk mengetahui dua komponen yang dependen = berpasangan (paired groups) dan atau satu kelompok yang dites dua kali yakni pretest dan posttest. Statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

( )

(

N 1

)

N N D Σ D Σ X X t 2 2 2 1 real − − − = Dimana: 1

x : Rata-rata nilai pretest siswa

2

x : Rata-rata nilai posttest siswa

D : Perbedaaan skor tiap subyek (X2-X1) N : Jumlah pasang skor

Df : N-1

Setelah diperoleh nilai treal, kemudian treal dibandingkan dengan

critical

t dalam tabel korelasi dengan level 0,05. Jika treal >tcritical maka

(72)

tcritical pada level signivican 0.05 maka dua komponen yang dependen = berpasangan (paired groups) adalah signivican yakni pemberian treatmen berpengaruh dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebaliknya

real

t <tcritical dan atau berada dalam daerah rejeksi tcritical maka tidak

significant, artinya pemberian treatment tidak berpengaruh apapun atau tidak terjadi peningkatan pengetahuan.

Analisis perhitungan statistik untuk test–t, juga ditunjukkan dengan menggunakan analisis SPSS.

Untuk perhitungan dengan program computer SPSS, akan diperoleh nilai untuk t, dan apabila p < α dengan level signifikan tertentu (α = 0,05) maka signifikan. Dan sebaliknya bila p > α maka tidak signifikan.

Hal ini dimaksudkan untuk melihat sekaligus membuat komparansi antara perhitungan secara manual dan secara komputer.

2. Minat Siswa

(73)

jawaban yakni untuk (SS) sangat setuju memilki bobot 4, (S) setuju : 3, (TS) tidak setuju : 2, dan (STS) sangat tidak setuju : 1.

Tabel 1 : Skor Minat Siswa

No Jawaban Skor

1 SS 4

2 S 3

3 TS 2

4 STS 1

Selanjutnya peneliti memberikan skor dari jawaban siswa. Jumlah soal ada 5 dengan skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 20 dan skor terendah adalah 5.

Skor keseluruh item untuk minat dicatat dalam tabel klasifikasi minat sebagai berikut:

Tabel 2: Kriteria Minat Siswa selama Pembelajaran

KS Item Kuesioner Jumlah Skor 1 2 3 4 5 ...

Klasifikasi keterlibatan seluruh siswa dibuat dalam interval (%) sbb: skor maksimum – skor minimum dibagi jumlah interval yang diinginkan (5) sesuai dengan kriteria yang ada. Jumlah interval ini harus memuat skor tertinngi dan terendah.

Tabel interval minat siswa terhadap pembelajaran sains (fisika) mengenai materi gelombang dengan pendekatan eksperimental adalah sbb:

Tabel 3: Jumlah Presentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu Interval Skor (%) Kriteria

81-

Gambar

Tabel 18 Klasifikasi keterampilan Siswa dalam dalam Merangkai dan
Tabel 3: Jumlah Presentase Siswa Dalam Klasifikasi Minat Tertentu
Tabel  4 : Skor keterlibatan Siswa
Tabel 5: Kriteria Keterlibatan Siswa selama Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

MINAT, NILAI KARAKTER, DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WEWEWA TIMUR MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DALAM POKOK BAHASAN PENGUKURAN BESARAN

Dari hasil kuesioner semua siswa menyatakan bahwa program Cabri 3D membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep siku-siku dalam sub-pokok bahasan

Widyana Triastuti. PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI METODE EKSPERIMEN DITINJAU DARI PEMBERIAN TUGAS PADA POKOK BAHASAN USAHA DI

Kornelius Setyadi Santoso: “Pengembangan Media Pembelajaran Papan Permainan Jeopardy Fisika untuk Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar Fisika pada Sub Pokok

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhanan dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode

Instrumen ini merupakan alat yang digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap pembelajaran fisika pada pokok bahasan kalor dengan metode Discovery Terbimbing.. Kuesioner

Penelitian Simbolon (2015) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis eksperimen dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada

Tes ini dapat digunakan oleh guru untuk mengukur pemahaman siswa pada konsep gelombang bunyi dan meningkatkan metode pembelajaran yang lebih efektif dalam pelajaran fisika khususnya