• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan lembar kegiatan siswa pada siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Boro - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan lembar kegiatan siswa pada siswa kelas VII semester II SMP Pangudi Luhur Boro - USD Repository"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PADA POKOK BAHASAN PESAWAT SEDERHANA DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN TEKANAN DENGAN METODE EKSPERIMEN

MENGGUNAKAN LEMBAR KEGIATAN SISWA

PADA SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP PANGUDI LUHUR BORO

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun Oleh :

ANDRIANA TRI HANDAYANI

NIM : 991424011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Tak penting berapa kali aku jatuh, tapi yang terpenting adalh berapa kali aku bangkit” ( A. Einstein )

“Sesungguhnya Tuhan Allah menolong aku dalam hidup dan karya – karyaku.”

“Allah yang memulai pekerjaan baik di antara kita

akan menyelesaikannya. ” ( Flp 1:6 )

Karya Sederhana ini Kupersembahkan untuk:

Bapak Petrus Hadi Sumaryo dan Ibunda Maria Anastasia Sugiyah yang tercinta Kakakku Vincencius Agus Santoso dan Kristina Dewi Retno Ningrum

Kakakku Almarhum Yohanes Yunarto yang terkasih Paulus Fitri Haryadi seseorang yang kusayangi Teman-teman kosku Christina Susanti, Srie, Mami

Sahabatku Nita, Kapti, Diah dan Fika Teman-teman angkatan '99 Segenap anggota KKMPG Paroki Boro

(5)
(6)

ABSTRAK

Andriana Tri Handayani, “ Efektivitas Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Pada Siswa SMP Pangudi Luhur Boro Kelas VIIB “. Skripsi . Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. 2007.

Pelaksananan penelitian dari tanggal 16 Maret sampai dengan 23 Mei 2006 di Laboratorium SMP Pangudi Luhur Boro.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran fisika di SMP pada pokok bahasan pesawat sederhanan dengan metode demonstrasi dan tekanan dengan metode eksperimen menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal (1) keterlibatan siswa (a) secara individual dan (b) secara klasikal, (2) prestasi belajar siswa (a) secara kuantitatif dan (b) secara kualitatif.

Data keterlibatan siswa secara individual dikumpulkan dengan pengamatan menggunakan lembar observasi, untuk keterlibatan siswa secara klasikal diperoleh melalui hasil kerja siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari tes hasil belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa :

1. Secara individual pembelajaran fisika dengan menggunakan metode demonstrasi dilihat dari keinginannya efektifitasnya rendah, sedangkan bila dilihat dari realisasinya efektivitasnya masih sangat rendah.

2. Secara klasikal

a.Secara kuantitatif pembelajaran fisika dengan menggunakan metode demonstrasi efektivitasnya sangat tinggi.

b.Secara kualitatif pembelajaran fisika dengan menggunakan metode demonstrasi efektivitasnya cukup.

3. Secara individual pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen dilihat dari keinginan dan realisasinya efektivitasnya cukup. 4. Secara klasikal

a. Secara kuantitatif pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen efektivitasnya sangat tinggi.

b.Secara kualitatif pembelajaran fisika dengan menggunakan metode eksperimen efektivitasnya cukup.

(7)

ABSTRACT

Andriana Tri Handayani “ The Effectiveness of Physics Teaching-Learning Process the Simple Plane with Demonstration Method and Pressure with Experimental Method Using Students’ Work Sheets on Grade 7B Students Pangudi Luhur Junior High School in Boro ”. Physics Education Study Program, Mathematic and Science Education Departement. Teachers Training and Education Faculty. Sanata Dharma University. Yogyakarta. 2007.

The research was conducted at Laboratory Pangudi Luhur Junior High School, Boro on March 16th to May 23th , 2006.

The research aimed at find out the effectiveness of physics teaching-learning Process in Junior High School on the simple plane topic with demonstration method and pressure with experimental method using Students’ Work Sheets on (1) student’s involvement case of (a) classically and (b) individually, (2) student’s archiements case of (a) quantitatively and (b) qualitatively.

The individual involvement data of students were collected using observation sheets, whereas the classical students involvement data gained from the result of the students work sheets, student’s archievement result from the test. The result of the research show that:

1. Individual involvement of physic teaching-learning process with demonstration method on desire the effectiveness is low, while on the realization the effectiveness is very low.

2. In the case of classical involvement

a. Quantitatively of physic teaching-learning process with demonstration method effectiveness is very high.

b. Qualitatively of physic teaching-learning process with demonstration method effectiveness is sufficient.

3. Individual involvement of physic teaching-learning process with experimental method on desire and realization the effectiveness is sufficient.

4. In the case of classical involvement

a. Quantitatively of physic teaching-learning process with experimental method effectiveness is very high.

b. Qualitatively of physic teaching-learning process with demonstration method effectiveness is sufficient.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “ Efektivitas Pembelajaran Fisika Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Pada Siswa Kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Boro “ dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Sanata Dharma. Selain atas berkat, rahmat dan bimbingan dari Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik karena bantuan berupa ide, gagasan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempata ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Br. Lusius Supardji, FIC selaku Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur Boro yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

3. Ibu Antonia Astuti, S.Pd. selaku guru bidang studi fisika di SMP Pangudi Luhur Boro yang telah membantu dalam penelitian ini.

(9)

5. Katrin, Diah Isnaeni S.Pd, dan Kapti Tri Rahayu S.Pd yang telah membantu pengamatan selama penulis melakukan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL………... . i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

PENGESAHAN ... … iii

PERSEMBAHAN ... … iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... … v

ABSTRAK ... … vi

ABSTRACT... … vii

KATA PENGANTAR ……… . …viii

DAFTAR ISI ... … x

DAFTAR TABEL... .. xiv

DAFTAR LAMPIRAN. ………...xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… . 1

B. Perumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Penelitian ……… . 4

D. Manfaat Penelitian ……… ... 4

BAB II. LANDASAN TEORI A. Hakikat IPA (Sains) ………. .... 5

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ………. 8

C. Efektivitas Pengajaran Fisika ……… 10

(11)

E. Metode Demonstrasi ……… 12

F. Metode Eksperimen ……… 20

G. Pembelajaran Fisika dengan Lembar Kegiatan Siswa ……… 27

H. Prestasi Belajar Siswa ………... . 29

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 30

B. Populasi Dan Sampel Penelitian. ………... .. 30

C. Jenis Penelitian ……… 30

D. Ubahan Penelitian ……… 30

1. Jenis Ubahan ……… 31

2. Definisi Operasional Ubahan ……… . 31

E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……… 32

1. Pembelajaran ……… 32

2. Pengumpulan Data ……… ... 33

F. Instrumen Penelitian ………. 33

1. Silabus ……… 34

2. Lembar Kegiatan Siswa ……… . 35

3. Lembar Observasi ……… 36

4. Tes Hasil Belajar ……… 38

G. Kualitas Instrumen ……… 38

H. Metode Analisis Data ……… 39

1. Keterlibatan Siswa ……… 39

(12)

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data………. 48

B. Pembahasan ………... 48

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan..……… ... . 78

B. Saran – Saran ……… 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(13)

DAFTAR TABEL

Nama Tabel Halaman

Tabel 1 Lembar Observasi ... 37 Tabel 2 Lembar Catatan Keterlibatan Siswa Secara Klasikal dari Data

Lembar Kegiatan Siswa ... 38 Tabel 3 Keterlibatan Siswa Secara Individual ... 39 Tabel 4 Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal

Keinginan dan Realisasinya ... 40 Tabel 5 Kriteria Efektivitas dalam Keterlibatan Siswa Secara

Individual ... 40 Tabel 6 Keterlibatan Siswa Pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal... 41 Tabel 7 Kriteria Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Kuantitatif pada

Setiap Jenis Kegiatan Klasikal ... 42 Tabel 8 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Setiap Jenis Kegiatan Klasikal ... 42 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Setiap Jenis Kegiatan KLasikal ... 42 Tabel 10 Kriteria Kualifikasi Keterlibatan Setiap Siswa Secara Kualitatif

pada Jenis Kegiatan Klasikal ... 43 Tabel 11 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Setiap Jenis Kegiatan Klasikal ... 43 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kualitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal ... 44 Tabel 13 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub

Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal Keterlibatan Siswa Secara Kualitatif pada Setiap

(14)

Tabel 15 Nilai Hasil Belajar Setiap Siswa ... 45 Tabel 16 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Yang Berhasil... 45 Tabel 17 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub

Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS

dalam hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kuantitatif ………….. 46 Tabel 18 Kriteria Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa ... 46 Tabel 19 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa Secara

Kualitatif ... 46 Tabel 20 Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub

Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS Dalam Hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kualitatif Berdasarkan Jumlah Siswa Yang Berhasil... 47 Tabel 21 Keterlibatan Siswa Secara Individual ... 48 Tabel 22 Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal

Keinginan dan Realisasinya ... 48 Tabel 23 Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Menjawab

Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa... 49 Tabel 24 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif

pada Jenis Kegiatan Menjawab Seluruh Pertanyaan dalam

Lembar Kegiatan Siswa ... 49 Tabel 25 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa………... 50 Tabel 26 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Setiap Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam

Lembar Kegiatan Siswa ... 50 Tabel 27 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

(15)

Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan LKS dalam hal Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa………... 51 Tabel 29 Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan

Data Hasil Percobaan……… 51 Tabel 30 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Jenis Keterlibatan Menyimpulkan Data Hasil

Percobaan……… ... 51 Tabel 31 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan

Data Hasil Percobaan ... 52 Tabel 32 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil

Percobaan……… ... 52 Tabel 33 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data

Hasil Percobaan………... 52 Tabel 34 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok

Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan………. 53 Tabel 35 Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Mengerjakan

Soal Latihan ... 53 Tabel 36 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan... 53 Tabel 37 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan

Soal Latihan ... 53 Tabel 38 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan... 54 Tabel 39 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan

(16)

Tabel 40 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan

Mengerjakan Soal Latihan………... ... 54

Tabel 41 Nilai Hasil Belajar Setiap Siswa ... 55

Tabel 42 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa yang Berhasil... 56

Tabel 43 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa... 56

Tabel 44 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kualitatif Berdasarkan Jumlah Siswa yang Berhasil... 56

Tabel 45 Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam Setiap Pertemuan 57 Tabel 46 Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal Keinginan dan Realisasinya ... 57

Tabel 47 Data Keterlibatan Siswa pada jenis Kegiatan Melakukan Eksperimen... 58

Tabel 48 Efektivitas Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Melakukan Eksperimen ……… 58

Tabel 49 Data Keterlibatan Siswa pada jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa... 58

Tabel 50 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa ... 60

Tabel 51 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa………... 61

Tabel 52 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa ... 62

(17)

Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa………... 62 Tabel 54 Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan

Data Hasil Percobaan……… ... 63 Tabel 55 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Jenis Keterlibatan Menyimpulkan Data Hasil

Percobaan……… ... 63 Tabel 56 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan

Data Hasil Percobaan ……… ... 64 Tabel 57 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan ……… ... 64 Tabel 58 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data

Hasil Percobaan………..……… 65 Tabel 59 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok

Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan ………

. 65

Tabel 60 Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan………... 65 Tabel 61 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan ………... 66 Tabel 62 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan

Soal Latihan ……… ... 66 Tabel 63 Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada

Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan ……… 66 Tabel 64 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa

Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan

(18)

Tabel 65 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan

Mengerjakan Soal Latihan……… 67 Tabel 66 Nilai Hasil Belajar Setiap Siswa ……… ... 67 Tabel 67 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa yang Berhasil ……… 68 Tabel 68 Distribusi Frekuensi Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa …………

... 69 Tabel 69 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pembelajaran Dengan Metode demonstrasi 85

2. Silabus Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi 86 3. LKS Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi 97

4. Data Hasil Penelitian 111

5. Data menjawab pertanyaan dalam LKS 112

6. Data menyimpulkan hasil percobaan 113

7. Data mengerjakan soal latihan 114

8. Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen 115

9. Silabus Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen 116 10.LKS Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen 129 11.Data Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran Dengan Metode

Eksperimen 148

12.Lembar Observasi 152

13.Daftar Nilai Untuk Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi 153 14.Daftar Nilai Untuk Pembelajaran Dengan Metode Eksperimen 154

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut hakikat fisika, tujuan pembelajaran fisika memiliki tiga aspek, yaitu membangun pengetahuan, proses dan sikap. Rumusan tujuan tersebut mengandung makna bahwa proses pembelajaran diharuskan memberi peluang kepada siswa untuk mengembangkan ketrampilan melakukan proses sains dan sikap sains. Pengetahuan yang berupa konsep-konsep dan hukum harus dibangun melalui serangkaian proses sains. Kemampuan melakukan proses dan sikap hanya dapat dibangun melalui pengalaman melakukan serangkaian proses yang berkesinambungan. Hal ini berarti keterlibatan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan yang relevan dalam proses pembelajaran merupakan suatu keharusan.

(21)

pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode, yaitu dengan demonstrasi dan eksperimen

Menurut Sund (1973: 161) dalam arti sempit demonstrasi dan eksperimen sebagai metode pembelajaran hakikatnya sama, yaitu percobaan yang dilakukan untuk memperoleh data, sehingga proses analisis dan kesimpulan dapat berlangsung. Dalam demonstrasi guru atau sekelompok siswa menunjukkan sesuatu kepada orang atau kelompok lain (Sund, 1973:160) sedangkan dalam eksperimen setiap siswa secara individual atau dalam kelompok kecil melakukan percobaan sendiri. Di dalam proses pembelajaran fisika sesuatu yang diperlihatkan dapat berupa obyek, alat, kegiatan, aturan, cara melakukan percobaan. Demonstrasi dapat dilakukan oleh guru sendiri, guru dibantu oleh siswa, siswa dibimbing guru,atau dilakukan oleh siswa sendiri. Sedangkan untuk eksperimen harus dilakukan oleh siswa sendiri dengan guru sebagai pembimbingnya.

Untuk membantu siswa agar lebih aktif dalam proses pembelajaran guru mempergunakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang memudahkan siswa untuk mengikuti setiap proses pembelajaran.

(22)

Penulis tertarik untuk mengetahui dan meneliti sejauh mana efektivitas pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi dan metode eksperimen menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal keterlibatan siswa, dan prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan pada siswa siswi SMP Pangudi Luhur Boro dan materi pembelajarannya dibatasi pada materi pokok Pesawat Sederhana dan Tekanan. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah “Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauh mana Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal keterlibatan siswa.

(23)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang ada, maka tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal keterlibatan siswa.

2. Untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal prestasi belajar siswa.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat secara praktis maupun secara teoritis. 1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan perbendaharaan teori tentang pembelajaran.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan salah satu informasi yang dapat membantu guru-guru untuk mengembangkan pembelajaran.

(24)

BAB II

DASAR TEORI

A. Hakikat IPA ( Sains )

(25)

Apabila kita memahami definisi di atas tentang hakikat sains maka kita akan menemukan komponen-komponen yang sama dalam sains yaitu aspek produk, aspek sikap dan aspek proses. Dengan kata lain sains dapat dipandang sebagai kesatuan dari proses, sikap dan produk. Adapun penjelasan dari aspek-aspek tersebut adalah

1. Aspek Produk

(26)

Sedangkan teori membantu kita untuk menjelaskan dan meramalkan berbagai peristiwa alamiah yang berkaitan satu sama lain.

2. Aspek Proses

Proses sains merupakan salah satu cara yang digunakan para sains untuk mengembangkan dan memajukan sains. Proses sains terdiri dari bermacam-macam kegiatan seperti penentuan masalah, merumuskannya, perumusan hipotesis, merancang percobaan, melakukan pengukuran, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Dalam pengajaan sains aspek proses ini muncul dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Ada tidaknya aspek proses di dalam pengajaran sains sangatlah tergantung pada guru sebagai pendidik. Peran guru sangatlah penting untuk membantu siswa dalam belajar sehingga dapat membentuk pengetahuan bagi dirinya.

3. Aspek Sikap

(27)

Dari uraian di atas sangatlah jelas bahwa fisika mencakup produk, proses dan sikap. Fisika juga merupakan salah satu mata ajar yang diajarkan di sekolah. Melihat dari kedua hal ini maka sebagai seorang pendidik harus dapat menentukan suatu metode pembelajaran fisika yang dapat mencakup kedua hal di atas. Perlu kita perhatikan juga bahwa pemilihan metode pembelajaran fisika harus dapat membantu siswa lebih nyaman dalam belajar dan lebih aktif dalam pembentukan pengetahuannya .

Secara lebih khusus tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan setiap pokok bahasan dengan pola: mampu melakukan pengukuran, melakukan percobaan, diskusi, dan bernalar untuk memahami konsep, prinsip, hukum, dan/atau teori sesuai pokok bahasan yang dipelajarinya, serta mampu menerapkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan. Dalam tujuan tersebut ditekankan betapa pentingnya kemampuan siswa melakukan proses, baik sebagai hasil maupun sebagai langkah kerja yang harus dialami dalam proses pembelajaran.

B. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Belajar

(28)

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku (Dimyati dan Mudjiono, 1994 : 9). Sementara itu menurut filsafat konstruktivisme, belajar adalah proses mengkonstruksi pengetahuan dan abstraksi pengalaman baik alami maupun manusiawi (Paul Suparno, 1997:61). Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses interaksi aktif manusia dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku dalam pengetahuan atau pemahaman, keterampilan dan sikap sebagai akibat pengalaman. Seseorang dapat dikatakan mengalami proses belajar apabila telah menunjukkan tingkah laku yang berbeda dengan sebelum belajar.

2. Pembelajaran

Menurut Lindgren, mengajar adalah meciptakan situasi, menyediakan kemudahan, membimbing dan mengarahkan sehingga pelajar melakukan proses pada dirinya terjadi perubahan, (Lindgren, dalam Theodoro Soares, 2003:12). Dengan kata lain, menyangkut aspek produk, pembelajaran adalah kegiatan menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa membangun pengetahuannya sendiri. Sedangkan menyangkut aspek proses, pembelajaran fisika dimaksudkan untuk meningkatkan ketrampilan berfikir siswa, yang menyertai kemampuan dan keterampilan psikomotorik.

(29)

dan bahan, merencanakan eksperimen, mengukur, mengajukan pertanyaan, menafsirkan data dan mengkomunikasikan hasil temuan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah. Pada prinsipnya pelajaran fisika membekali siswa dengan kemampuan berbagai cara untuk “mengetahui” dan suatu cara “mengerjakan” yang dapat membantu siswa untuk memahami secara mendalam tentang alam sekitar. Sementara menyangkut aspek sikap, pembelajaran adalah kegiatan menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya perubahan sikap dalam diri siswa, dari tidak senang menjadi senang, dari bersikap pasif dalam kelas menjadi aktif untuk mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran itu sendiri menekankan pada kegiatan atau keaktifan siswa, bukan kegiatan guru. Ukuran dari kualitas pembelajaran tidak terletak pada baiknya guru menerangkan, tetapi pada kualitas dan kuantitas belajar siswa, guru yang pokok adalah menciptakan situasi, menyediakan kemudahan, merancang kegiatan, dan membimbing siswa agar mereka terlibat dalam proses belajar secara berkesinambungan.

C. Efektivitas Pengajaran Fisika

(30)

dari hubungannya dengan guru tertentu yang mengajar kelompok siswa tertentu, di dalam situasi tertentu, dan dalam usahanya mencapai tujuan – tujuan instruksional tertentu. Inti dari keefektivan suatu pengajaran adalah tercapainya tujuan instruksional khusus yang dicapai oleh siswa melalui pembelajaran. Hasil dari keefektivan pengajaran ditandai dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam belajar

Dalam melaksanakan pengajaran fisika seorang guru harus menerapkan karakteristik pengajaran yang efektif. Sasaran utama pengajaran IPA (fisika) yang efektif adalah membantu siswa: (a) mengembangkan kemampuan untuk kreatif dan berfikir kritis, atau membantu mengembangkan kemampuan siswa berfikir rasional dan bebas, (b) menanamkan bentuk dasar pemikiran ilmiah yang modern kedalam dirinya, (c) mengembangkan sikap kepercayaan pada diri sendiri dalam mencari jawaban dan solusi dari pertanyaan dan permasalahan, serta karakteristik pengajaran fisika yang efektif dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran, kegiatan siswa, dan kegiatan guru.

D. Keterlibatan Siswa

(31)

keterlibatan siswa dapat diukur dari (1) kemauan bertanya, (2) kemauan menjawab, (3) kemauan bekerjasama dengan siswa yang lain: menyusun sebuah hipotesis, menemukan solusi atas suatu masalah yang ada, aktif dalam diskusi kelompoknya dan mengumpulkan sejumlah data untuk menyelesaikan masalah yang ada, (4) kemauan aktif diskusi dengan teman, (5) senang memperhatikan pada saat guru menjelaskan, (6) kemauan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

E. Metode Demonstrasi

1. Pengertian Demonstrasi

Metode yang dipergunakan oleh guru dalam mengelola pembelajaran merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan apakah pembelajaran berhasil atau tidak. Sangat penting bagi guru untuk memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai , sehingga siswa secara aktif berperan dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapat mengikutsertakan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran adalah metode demonstrasi.

Metode demonstrasi merupakan suatu metode di mana guru memainkan peranan yang sangat penting karena kejelasan dari sesuatu yang dipertunjukkan dan diterangkan sangat bergantung dari cara guru menyampaikannya.

(32)

ditunjukkan itu dapat berupa obyek, proses, cara merangkai percobaan, cara melakukan percobaan, cara membaca skala pada alat-alat ukur dan sebagainya; sedang menurut Jusuf Djajadisastra (1982:93) yang dimaksud dengan demonstrasi adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung obyeknya, atau caranya melakukan sesuatu atau mempertunjukkan prosesnya.

Agar pembelajaran dengan metode demonstrasi dapat berjalan dengan lancar diperlukan suatu persiapan. Maka guru harus (1) mengkaji kesesuaian metode terhadap tujuan yang akan dicapai, (2) menganalisis kebutuhan peralatan yang akan digunakan untuk demonstrasi, (3) mencoba peralatan dan menganalisis kebutuhan waktu, (4) merancang garis-garis besar demonstrasi.

2. Fungsi Demonstrasi

Dalam proses pembelajaran, demonstrasi dapat berfungsi untuk (1) membangkitkan masalah, (2) membangun konsep, dan (3) menguji kebenaran konsep.

2.1. Demonstrasi untuk Membangkitkan Masalah

(33)

dijawab, atau dipecahkan. Bila dimulai dengan masalah, proses pembelajaran selanjutnya merupakan proses untuk memecahkan masalah tersebut. Sebagai pembangkit masalah harus dipilih demonstrasi yang memberi peluang munculnya pertanyaan (Kartika Budi, handout).

2.2. Demonstrasi untuk Membangun Konsep

Untuk membangun konsep, fungsi pokok demonstrasi adalah untuk memperoleh data. Proses selanjutnya adalah mengolah data agar sampai pada kesimpulan yang berupa konsep atau hukum. Untuk menganalisis data perlu langkah-langkah kegiatan yang jelas. Tidak cukup kalau guru hanya meminta dengan mengatakan “analisislah data yang anda peroleh, dan apa kesimpulannya”. Siswa perlu dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan panduan bertahap yang harus dijawab siswa. LKS dapat dipakai sebagai alat bantu.

(34)

2.3. Demonstrasi untuk Menguji Kebenaran Konsep

Konsep-konsep kualitatif dapat diuji kebenarannya melalui demonstrasi . Misalnya setelah dibangun konsep aturan genggaman tangan kanan untuk menentukan arah gaya Lorenz, kemudian dengan demonstrasi kebenaran aturan itu diuji. Dengan aturan yang baru saja dibangun, yaitu aturan genggaman tangan kanan, siswa diminta untuk menganalisis. Setelah dijawab, dengan analisis yang benar, kemudian dicoba. Kalau ternyata jawabannya sesuai dengan analisis, maka dapat disimpulkan bahwa aturannya benar. Sebaliknya kalau ada jawaban yang salah, tidak boleh cepat-cepat menyatakan bahwa aturannya yang salah. Mungkin analisisnya yang salah. Bila terjadi demikian, maka analisisnya yang harus dikoreksi (Kartika Budi, handout).

3. Merancang Demonstrasi

(35)

Pentingnya langkah-langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Konsep yang akan dibangun harus jelas, karena konsep yang akan dibangun menentukan percobaan yang akan dilakukan, data yang diperlukan, proses analisis yang harus dilakukan. Pemilihan alat sangat penting untuk menjaga kelancaran percobaan. Alat yang kurang baik dapat menyebabkan percobaan tidak lancar, bahkan gagal. Demonstrasi yang gagal membuang waktu dan menimbulkan kesan kurang baik pada siswa.

Tempat melakukan demonstrasi sangat penting. Demonstrasi yang dilakukan di tempat yang tidak dapat diamati oleh sebagian besar siswa, dapat mengundang keributan siswa. Demonstrasi yang dilakukan di meja guru, sehingga hanya sebagian kecil siswa yang duduk di depan saja yang dapat melihat, tidak efektif. Lakukan demonstrasi di tempat yang sebagian besar siswa dapat melihatnya.

Rencana analisis sangat menentukan kualitas proses pasca demonstrasi. Data yang diperoleh sungguh bermanfaat hanya bila diolah dengan proses yang benar dan menghasilkan kesimpulan yang benar.

(36)

dilaksanakan kalau guru tidak yakin akan keberhasilannya. Sebaiknya demonstrasi tidak dilakukan secara sepontan, coba-coba, dan untung-untungan. Keuntungan lain dari percobaan yang telah dilakukan sebelumnya adalah dapat diperoleh data yang dapat dianalisis manakala demonstrasi tidak berhasil. Dengan demikian kegagalan demonstrasi tidak membuat proses ilmiah selanjutnya berhenti (Kartika Budi, handout).

4. Melaksanakan Demonstrasi

Waktu yang tersedia untuk pembelajaran terbatas. Efisiensi penggunaan waktu penting. Oleh karena itu bila demonstrasi memerlukan waktu untuk merangkai alat, maka sebaiknya rangkaian alat tidak disusun saat demonstrasi berlangsung. Rangkaian sudah dipersiapkan sebelumnya, sehingga pada saat demonstrasi tinggal melaksanakan percobaannya. Ini juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi resiko gagal.

(37)

5. Kekuatan dan Kelemahan Demonstrasi 5.1. Kekuatan Demonstrasi

Menurut Muhibbin Syah (1995:210-211) penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran mempunyai beberapa kekuatan, antara lain (a) perhatian siswa lebih dapat dipusatkan, (b) proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari, (3) pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

(38)

Menurut Jusuf Djajadisastra (1982:101-103) kekuatan penggunaan metode demonstrasi antara lain (a) cara yang wajar atau alamiah sesuai dengan perkembangan jiwa anak untuk belajar memahami suatu obyek atau perbuatan (Tanggapan-tanggapan dalam jiwa murid dan pengertian-pengertian yang terbentuk akan diperoleh melalui proses yang wajar dan menjadi lebih jelas dibandingkan jika hanya diterangkan secara lisan saja yang sifatnya abstrak), (b) Menanamkan, memupuk dan mengembangkan hasrat untuk ingin mengetahui sesuatu, (c) menanamkan keyakinan akan kepastian sesuatu.

5.2. Kelemahan Demonstrasi

(39)

berkali-kali, (d) apabila jumlah murid terlalu besar maka akan sangat sulit untuk mengatur tempat duduk atau berdiri murid agar semuanya dapat melihat dengan jelas, (e) mahalnya biaya yang harus dikeluarkan terutama untuk alat-alat modern, (f) untuk membangun suatu konsep memerlukan waktu yang relatif lama.

F. Metode Eksperimen

1. Pengertian Eksperimen

Seperti halnya dengan metode demonstrasi, metode ini merupakan metode yang mengikuti cara-cara berfikir ilmiah karena dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan yang sudah dipersiapkan sebelumnya di dalam mencoba mengetahui atau membuktikan sesuatu. Metode eksperimen sangat baik digunakan sebagai alat untuk memberikan pengertian yang tepat mengenai suartu proses atau kejadian.

(40)

Metode ini menekankan pada kegiatan yang harus dialami sendiri, dicari dan ditemukan sendiri data dan pemecahannya. Dalam metode ini, siswa mencari dan menyelidiki sendiri kebenaran dari suatu obyek maupun proses. Siswa harus mengalami sendiri dan bukan hanya percaya atau mengandalkan keterangan guru. Prinsip yang mendukung metode ini adalah pendapat bahwa siswa harus dapat mencapai suatu definisi (batasan), mengetahui suatu proses, memahami cara kerjanya, memahami hukum-hukum, melalui percobaan (eksperimen) yang dapat dikontrolnya dan bukan hanya menghafalkannya di luar kepala dari buku-buku atau catatan yang diberikan oleh guru.

2. Jenis Eksperimen 2.1. Eksperimen Bebas

(41)

terlalu sering gagal. Bimbingan guru hendaknya berupa pertanyaan yang bisa membantu siswa berfikir tentang prosedur penyelidikannya. Selalu lebih baik memberi siswa pertanyaan yang memberi petunjuk daripada memberi tahu apa yang harus dilakukan. Pertanyaan yang diberikan pada saat yang tepat bisa memberikan rangsangan yang dibutuhkan siswa untuk memunculkan gagasan penyelidikan. Pada intinya eksperimen bebas semua kegiatan yang akan dilakukan direncanakan oleh siswa sendiri.

2.2. Eksperimen Terbimbing

(42)

3. Prosedur Eksperimen

Eksperimen sebagi salah satu metode mengajar dapat dimanfaatkan oleh guru fisika untuk pengajaran tertentu. Agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang optimal maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut ( Sujanti, 1999:17).

a. Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen

• Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen terhadap tujuan yang hendak dicapai.

• Menekankan kebutuhan peralatan, bahan dan sarana pasti pasti kemungkinan yang akan terjadi.

• Menyediakan peralatan, bahan dan sarana lain yang akan dilakukan.

• Menyediakan Lembar Kegiatan Siswa.

b. Melaksanakan pemakaian metode eksperimen dengan kegiatan • Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai peralatan dan

bahan untuk eksperimen serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen.

• Guru membantu dan membimbing dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh siswa.

(43)

• Membersihkan, membereskan dan menyimpan peralatan bahan serta sarana lain.

Tiga hal dalam kegiatan eksperimen di atas dapat dimodifikasikan dan diadaptasikan di lingkungan sekolah oleh guru.

4. Manfaat Eksperimen

(44)

5. Tujuan Eksperimen

Tujuan dari kegiatan eksperimen antara lain : (a) membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya dan menyelesaikannya dengan pengalaman yang pernah dialaminya, (b) membuat siswa lebih aktif dalam belajar, (c) melatih siswa untuk berfikir secara ilmuan, (d) menanamkan pengertian tentang konsep, prinsip, hukum, teori, dan fakta, (e) melatih siswa untuk bekerja dengan tekun, teliti, dan bersikap positif, (f) meningkatkan siswa untuk berfikir kritis, dan (g) menanamkan cara kerja dan berfikir secara ilmiah.

6. Kekuatan dan Kelemahan Eksperimen 6.1. Kekuatan Eksperimen

(45)

inovatif (mencari sesuatu yang baru), (h) Memupuk dan mengembangkan sikap berfikir ilmiah. Yaitu suatu sikap hidup untuk memahami sesuatu melalui data yang dapat dikumpulkan, melakukan percobaan dan menarik kesimpulan melalui metode induktif, (i) Membangkitkan hasrat ingin tahu pada anak, dan (j) Memperkaya pengalaman dan meningkatkan ketrampilan

6.2. Kelemahan Eksperimen

Menurut Jusuf Djajadisastra (1982 : 17-18) penggunaan metode eksperimen memiliki kelemahan, antara lain: (a) Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini, (b) Tidak semua hal dapat dieksperimenkan, (c) Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan, dan (d) Mahalnya alat-alat praktikum, merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen.

Pelaksanaan metode eksperimen yang diuraikan di atas adalah suatu eksperimen yang hasilnya dapat diperoleh dalam waktu satu atau dua jam pelajaran. Tetapi seperti kita ketahui, jangka waktu suatu eksperimen dapat kita bagi dalam eksperimen yang memerlukan waktu pendek dan eksperimen yang memerlukan waktu yang lama/panjang.

(46)

diperlukan bimbingan dan petunjuk guru yang betul-betul jelas. Cara yang sebaik-baiknya agar seluruh proses eksperimen dapat berjalan dengan aman adalah dengan menanamkan teknik eksperimen atau cara-cara melakukan percobaan dari tahap ke tahapan berikutnya dengan seteliti-telitinya sehingga siswa benar-benar faham dan terampil melakukannya. Dan tujuan eksperimen dapat tercapai yaitu menemukan kebenaran melalui kesimpulan-kesimpulan yang tepat dari data (fakta) yang dapat diamati atau diperoleh. Dari kesimpulan-kesimpulan khusus itu akhirnya dapat dibuat kesimpulan umum atau hukum.

Kalau kita membandingkan metode demonstrasi dengann metode eksperimen, kita melihat persamaan antara kedua metode tersebut. Kedua-duanya mempertunjukkan sesuatu. Tetapi apabila kita teliti benar-benar, kita akan menemukan bahwa ada perbedaan pokok antara kedua metode itu. Jika pada metode demonstrasi siswa diminta untuk memperhatikan suatu obyek atau proses, maka pada metode eksperimen siswa dituntut untuk menganalisa suatu proses. Jika pada metode demonstrasi siswa cukup dengan mengamati saja, maka pada metode eksperimen siswa harus menelitinya sendiri, mengalami kegiatan itu sendirin menganalisa dan mengambil kesimpulan sendiri.

G. Pembelajaran Fisika Dengan LKS

(47)

tersebut, seorang guru harus menguasai materi pelajaran dengan baik dan dapat menggunakan strategi yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Supaya dapat menyampaikan materi pelajaran dengan tepat maka guru harus menggunakan media pengajaran yang efektif dan yang tepat.

Media yang digunakan dalam pembelajaran fisika seharusnya tidak hanya melibatkan siswa untuk berbicara dan berfikir tentang fisika tetapi harus melakukan aktivitas-aktivitas melalui tangan untuk mengamati dan mempelajari gejala alam seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan. Melalui aktivitas pembelajaran IPA dapat mengembalikan peran guru dan siswa pada posisi seharusnya, yaitu: (1) siswa berperan aktif sebagai pembentuk pengetahuan berdasarkan pengalamannya secara langsung, (2) sebagai konsekuensi dari peran siswa yang aktif dalam mengkonstruksikan maka guru haruslah menjadi fasilitator. Media pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika harus melibatkan aktifitas siswa yang aktif dalam pembelajaran. Media mempunyai cakupan yang lebih luas meliputi sumber belajar (LKS, alat peraga, buku) yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas perencanaan program pengajaran baik oleh guru maupun siswa.

(48)

akan mempengaruhi motivasi dan minat siswa untuk mempelajari fisika. Jadi yang dimaksud LKS adalah media pengajaran yang menggunakan lembar kerja yang harus diikuti oleh siswa yang belajar sebagai pelengkap dari kegiatan pembelajaran. Format LKS harus disesuaikan dengan urutan tertentu dan penalaran siswa sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan LKS keefektivan proses belajar mengajar fisika dapat ditingkatkan.

H. Prestasi Belajar Siswa

(49)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 16 Maret – 23 Mei di SLTP Pangudi Luhur Boro, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Karena penelitian ini adalah studi kasus maka tidak ada istilah populasi dan sampel. Di sini yang penulis gunakan adalah subyek penelitian. Subyek penelitian adalah siswa – siswi SMP Pangudi Luhur Boro Kelas VIIB.

C. Jenis Penelitian

(50)

D. Ubahan Penelitian

1. Jenis Ubahan

Dalam penelitian ini terdapat 2 ubahan yaitu:

a. Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dilihat dari keterlibatan siswa.

b. Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi dan Tekanan Dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dilihat dari hasil belajar siswa

Dalam penelitian ini setiap ubahan berdiri sendiri – sendiri, yang berarti tidak akan dicari pengaruh ubahan yang satu dengan ubahan yang lainnya.

2. Definisi Operasional Ubahan a. Keterlibatan siswa

(51)

realisasinya yang meliputi keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan,, mengajukan pertanyaan, membaca uraian, dan membantu guru melakukan percobaan. Sedangkan keterlibatan siswa secara klasikal adalah keterlibatan siswa secara bersama-sama dalam proses pembelajaran yang terdapat dalam LKS. Keterlibatan secara klasikal meliputi kegiatan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS, membaca uraian, mengerjakan soal latihan, menyimpulkan data dari hasil percobaan, dan mengajukan pertanyaan.

Keterlibatan secara individual dinyatakan dengan jumlah siswa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang bersifat individual. Keterlibatan secara klasikal dinyatakan dengan jumlah siswa yang terlibat dan kualitas keterlibatannya. Keterlibatan siswa secara klasikal merupakan keterlibatan siswa secara bersama-sama dalam proses pembelajaran atas perintah dari guru yang terdapat dalam LKS.

b. Hasil belajar siswa (prestasi belajar) dalam pembelajaran adalah skor yang diperoleh siswa melalui tes hasil belajar yang dikerjakannya.

E. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(52)

Dalam pembelajaran ini digunakan berbagai metode (demonstrasi, eksperimen, dan ceramah) dan media pembelajarannya berupa LKS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti memberikan informasi kepada siswa mengenai kegiatan yang akan dilakukan dan tujuan yang akan dicapai setelah proses pembelajaran selesai.

b. Peneliti melakukan demonstrasi dan eksperimen dengan dibantu oleh para siswa, menganalisis data, menarik kesimpulam, mengerjakan soal latihan, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

c. Siswa melakukan kegiatan-kegiatan yang telah dirancang dalam LKS, berupa membaca uraian dan mencatat data dari hasil demonstrasi dan eksperimen.

2. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dua macam instrumen, yaitu lembar observasi, dan tes hasil belajar. a. Lembar observasi digunakan untuk mencatat keterlibatan siswa

secara individual.

b. Data keterlibatan siswa secara klasikal diperoleh dari hasil pekerjaan dalam lembar kegiatan siswa.

(53)

F. Instrumen Penelitian

Ada dua macam instrumen penelitian, yaitu instrumen untuk melakukan kegiatan pembelajaran dan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen untuk melakukan kegiatan pembelajaran terdiri ata (1) silabus dan (2) Lembar Kegiatan Siswa. Sedangkan instrumen untuk mengumpulkan data terdiri atas (1) lembar observasi, dan (2) tes hasil belajar.

1. Silabus

(54)

sumber belajar. Oleh karena itu format silabus yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

Format Silabus

Mata Pelajaran : ………

Satuan Pendidikan : ………

Kelas / Semester : ………

Alokasi waktu : ………

I. Kompetensi Dasar :

II. Indikator : 1. 2. III. Materi Pokok : IV. Analisis Komsep :

Indikator Konsep

V. Uraian Konsep

VI. Langkah Pembelajaran :

Indikator Pengalaman belajar

VII. Sarana dan Sumber Belajar 1.

2. Dst. VIII. Penilaian

1. Prosedur 2. Soal – soal

2. Lembar Kegiatan Siswa

(55)

dasar, materi pokok, sub materi pokok, indikator pencapaian hasil belajar, petunjuk umum, dan kegiatan belajar. Bagian terpenting dari LKS adalah kegiatan belajar, yamg berisi uraian singkat kegiatan yang akan dilakukan, pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab, mengerjakan tugas, dan tempat menuliskan jawaban pertanyaan serta kesimpulan. Berikut ini adalah contoh format LKS.

Format LKS Mata Pelajaran :

Satuan Pendidikan : Kelas / Semester : Alokasi waktu :

I. Kompetensi Dasar : II. Indikator Hasil Belajar : III. Petunjuk Umum : IV. Kegiatan Belajar :

Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Dst V. Penilaian

3. Lembar Observasi

(56)

menjawab pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan mengisi Lembar Kegiatan Siswa. Komponen-komponen yang ada dalam lembar observasi disesuaikan dengan data-data kegiatan yang diperlukan. Untuk mencatat data keterlibatan siswa secara individual digunakan lembar observasi dengan format sebagai berikut.

Tabel 1. Lembar Observasi

Tanggal :………

Sub Pokok Bahasan :………

Waktu :………

Jenis Keterlibatan

Kode Siswa

Frekuensi Keterlibatan

Keterangan

Pada kolom keterangan digunakan untuk menuliskan informasi-informasi yang diperoleh selama proses pembelajaran berlangsung. Misalnya apabila ada seorang siswa yang bertanya, pertanyaan siswa tersebut dibedakan atas pertanyaan yang bersifat informatif dan konseptual. Dalam kolom keterangan juga digunakan untuk mengetahui jumlah keaktifan seorang siswa dalam proses pembelajaran ( misalnya berapa kalikah seorang siswa menjawab pertanyaan).

(57)

Tabel 2. Lembar Catatan Keterlibatan Siswa Secara Klasikal dari Data Lembar Kegiatan Siswa

Jenis Keterlibatan Kode siswa Menyimpulkan data

hasil percobaan

Mengerjakan latihan

Jumlah

Jumlah

4. Tes Hasil Belajar

Soal-soal tes hasil belajar berupa soal-soal essay yang disusun berdasarkan materi pada pokok bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan. Soal-soal tes hasil belajar merupakan soal-soal yang diambil dari buku pelajaran fisika SLTP kelas VIIB.

G. Kualitas Instrumen

Instrumen penelitian disusun oleh penulis sendiri dan tidak diujicobakan tetapi instrumen dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Untuk mengetahui kualitasnya dilihat apakah soal sungguh-sungguh sesuai dengan indikator atau apakah soal-soal sesuai dengan yanga akan diukur.

(58)

Desain proses pembelajaran dilihat apakah telah sesuai dengan komponen-komponennya. Kuisioner minat dilihat apakah soal-soalnya sesuai sengan komponen dan indikatornya. Soal tes hasil belajar apakah soal-soalnya telah sesuai dengan pokok bahasan dan aspek yang akan diukur.

H. Metode Analisis Data

1. Efektifitas Pembelajaran Fisika di SMP pada sub pokok bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal Keterlibatan Siswa.

1.1Secara Individual

Efektivitas pembelajaran dalam hal keterlibatan siswa secara individul dianalisis dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, untuk mengetahui jumlah siswa yang terlibat pada setiap jenis kegiatan digunakan table di bawah ini.Jumlah siswa yang terlibat lebih dari 1 kali, hanya dihitung 1 kali saja.

Tabel 3. Keterlibatan Siswa Secara Individual

Tanggal :………

Sub Pokok Bahasan :………

Waktu :………

Pertemuan ke Jenis kegiatan

1 2 3 4 5 6

Jumlah siswa yang terlibat

(59)

Efektivitas pembelajarannya dianalisis menurut keinginan dan realisasinya (tabel 4), yang diklasifikasikan menjadi lima yaitu: sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah menggunakan kriteria pada tabel 5 . Tabel 4. Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal Keinginan dan Realisasinya.

Keinginan Realisasi Jenis

Keterlibatan Jumlah Siswa

Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa

Persentase Kualifikasi

Tabel 5. Kriteria Efektivitas dalam hal Keterlibatan Siswa Secara Individual.

Jumlah yang Terlibat (% Efektivitas 81 - 100

70 - 80 56 - 69 50 - 55 <50

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

1.2Secara Klasikal

(60)

Tabel 6. Keterlibatan Siswa pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal No Kegiatan

Kode Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 …

1 2 3 . . .

Jumlah siswa yang terlibat (∑1) Prosentase (%) Jumlah jawaban yang

benar (∑2) Prosentase (%)

Kegiatan 1,2,3,4,5,6,7,8 dan seterusnya menunjukkan nomor kegiatan yang ada dalam LKS. Dari tabel 6 dapat diketahui kualifikasi keterlibatan seluruh siswa secara kuantitatif dan kualitatif dalam hal menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal latihan, membaca uraian dan menyimpulkan data dari hasil percobaan.

1.2.1. Secara Kuantitatif

(61)

Tabel 7. Kriteria Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Kuantitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal

Jumlah yang terlibat (%) Kualifikasi 81 - 100

Menggunakan kriteria pada tabel 7 dapat ditentukan kualifikasi keterlibatan siswa pada setiap kegiatan dengan menggunakan tabel 8. Tabel 8. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada

Setiap Jenis Kegiatan Klasikal.

Nomor

Untuk menentukan efektivitas pembelajarannya, dibuat distribusi frekuensi kualifikasi keterlibatan seluruh siswa menggunakan tabel 9. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal.

Kualifikasi Jumlah Persentase

Sangat Tinggi

(62)

keterlibatan tertentu, yang dapat diklasifikasikan menjadi lima tingkat yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah yang ditetapkan dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel 10.

Tabel 10. Kriteria Kualifikasi Keterlibatan Setiap Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Klasikal

Jumlah jawaban yang benar (%) Kualifikasi 81 - 100

70 - 80 56 - 69 50 - 55 < 50

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

Menggunakan kriteria pada tabel 10 ditentukan kualifikasi keterlibatan siswa pada setiap kegiatan seperti pada tabel 11.

Tabel 11. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal

Nomor Kegiatan

Nomor Pertanyaan

Jumlah Jawaban yang Benar

Persentase Kualifikasi

(63)

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal.

Kualifikasi Jumlah Persentase

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

Efektivitas pembelajrannya ditetapkan berdasarkan jumlah siswa (dalam %) yang memiliki kualifikasi keterlibatan cukup, tinggi, dan sangat tinggi dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel 13.

Tabel 13. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Setiap Jenis Kegiatan Klasikal

Jumlah Siswa (dalam %) Yang Mempunyai Kualifikasi Keterlibatan Tertentu Efektivitas

ST% ST+T% ST+T+S% ST+T+S+R% ST+T+S+R+SR% Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal Prestasi Belajar Siswa. 2.1 Secara Kuantitatif

(64)

Tabel 14. Kriteria Penilaian

Menggunakan kriteria pada tabel 14 ditentukan nilai setiap siswa dengan menggunakan tabel 15.

Tabel 15. Nilai Hasil Belajar Setiap Siswa

Kode Siswa Jumlah Skor Persentase Nilai

Berdasarkan nilai yang diperoleh setiap siswa kemudian dihitung jumlah siswa yang berhasil yaitu yang mendapat nilai 6 ke atas menggunakan tabel 16.

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Siswa Yang Berhasil Nilai Jumlah Siswa Persentase

10

(65)

Tabel 17. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS dalam hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kuantitatif.

Jumlah yang Berhasil (%) Efektivitas 91-100 2.2 Secara Kualitatif

Secara kualitatif, efektivitas pembelajarannya dianalisis berdasarkan jumlah siswa (dalam %) yang mempunyai kualifikasi keberhasilan tertentu. Kualitas prestasi belajar dibedakan atas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, yang ditetapkan dengan kriteria seperti pada tabel 18.

Tabel 18. Kriteria Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa Nilai Kualifikasi

Untuk menentukan efektivitas pembelajarannya, dibuat distribusi frekuensi kualifikasi prestasi belajar siswa seperti pada tabel 19. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa Secara Kualitatif

Kualifikasi Jumlah Persentase Sangat Tinggi

(66)

Efektivitas pembelajarannya ditetapkan dengan menggunakan kriteria seperti pada tabel 20.

Tabel 20. Kriteria Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dan Tekanan Dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen Menggunakan LKS Dalam Hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kualitatif Berdasarkan Jumlah Siswa Yang Berhasil.

Jumlah Siswa (dalam %) Yang Mempunyai Kualifikasi Keberhasilan Tertentu

Efektivitas

ST% ST+T% ST+T+S% ST+T+S+R% ST+T+S+R+SR%

≥75

< 75 ≥75

< 75 ≥75

< 75 ≥75 < 75

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

1

1

(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Data

1. Metode Demonstrasi

1.1Efektifitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal Keterlibatan Siswa

1.1.1 Secara Individual

Berdasarkan data pada lampiran, diperoleh data sebagi berikut

Tabel 21. Keterlibatan Siswa Secara Individual selama 6 kali pertemuan Jumlah siswa : 32 orang

(68)

Tabel 22. Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal Keinginan dan Realisasinya

Jumlah siswa : 32 orang

Keinginan Realisasi

% Kualifikasi Jumlah siswa yang terlibat

1.1.2.1Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa

Berdasarkan data pada lampiran , diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 23. Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa.

Jumlah siswa : 32 orang

Siswa Yang Terlibat Jawaban Yang Benar Nomor

Kegiatan

Nomor

Pertanyaan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

1 29 91 29 91

(69)

6 1 91 Sangat Tinggi

1 100 Sangat Tinggi

2 100 Sangat Tinggi

10

3 100 Sangat Tinggi

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa.

Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menjawab pertanyaan Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat

rendah

Menggunakan kriteria pada tabel 7, kualifikasi keterlibatan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa untuk seluruh siswa secara kuantitatif adalah sangat tinggi

c. Secara Kualitatif

(70)

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa.

Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menjawab pertanyaan Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat

rendah

Tabel 28. Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi

Menggunakan LKS dalam hal Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menjawab Pertanyaan dalam Lembar Kegiatan Siswa.

Jumlah Siswa (dalam %) Yang Mempunyai Kualifikasi Keberhasilan Tertentu

Efektivitas

ST% ST+T% ST+T+S% ST+T+S+R% ST+T+S+R+SR%

100 Sangat Tinggi

1.1.2.2Menyimpulkan Data Hasil Percobaan

Berdasarkan pada lampiran, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 29. Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan

Jumlah siswa : 32 orang

Siswa yang Terlibat Jawaban yang Benar Nomor

Kegiatan Jumlah Persentase Jumlah Persentase

2 28 86 24 75

6 26 81 20 63

10 30 94 30 94

a. Secara Kuantitatif

Tabel 30. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Keterlibatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan. Jumlah siswa : 32 orang

Kegiatan Jumlah Siswa yang Terlibat (%) Kualifikasi

2 86 Sangat Tinggi

6 81 Sangat Tinggi

(71)

Tabel 31. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan

Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menyimpulkan data Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah data yang

Jumlah siswa yang kualifikasi keterlibatannya sangat tinggi adalah 100 persen, sehingga efektivitas pembelajaran fisika dalam hal keterlibatan seluruh siswa secara kuantitatif dalam hal menyimpulkan data hasil percobaan pada lembar kegiatan siswa adalah sangat tinggi. b. Secara Kualitatif

Tabel 32. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan.

Jumlah siswa : 32 orang

Kegiatan Jumlah Jawaban yang Benar (%) Kualifikasi

2 75 Tinggi

6 63 Sedang

10 94 Sangat Tinggi

Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan.

Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menyimpulkan data Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah data

yang harus

disimpulkan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(72)

Tabel 34. Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Menyimpulkan Data Hasil Percobaan

Jumlah siswa : 32 orang

Jumlah Siswa (dalam %) Yang Mempunyai Kualifikasi Keberhasilan Tertentu

1.1.2.3Mengerjakan Soal Latihan

Berdasarkan data pada lampiran, diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 35. Data Keterlibatan Siswa pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan.

Siswa yang Terlibat Jawaban yang Benar Nomor

Kegiatan

Nomor

Pertanyaan Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase

4 1 28 88 25 78

8 1 23 72 18 56

12 1 26 81 20 63

a. Secara Kuantitatif

Tabel 36. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan

Jumlah siswa : 32 orang Nomor

Tabel 37. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kuantitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menyimpulkan data Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah soal

yang harus

dikerjakan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

(73)

Jumlah siswa yang kualifikasi keterlibatnnya tinggi dan sangat tinggi adalah 100 persen, sehingga efektivitas pembelajarn fisika dalam hal keterlibatan seluruh siswa secara kuantitatif dalam mengerjakan soal latihan pada Lembar Kegiatan Siswa adalah sangat tinggi.

b. Secara Kualitatif

Tabel 38. Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan

Jumlah siswa : 32 orang Nomor

Tabel 39. Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterlibatan Seluruh Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi keterlibatan siswa secara keseluruhan dalam menyimpulkan data Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Jumlah soal

yang harus

dikerjakan Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %

3 - - 1 33 2 67 - -

Tabel 40. Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa Secara Kualitatif pada Jenis Kegiatan Mengerjakan Soal Latihan.

(74)

1.2Efektifitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dilihat dari Prestasi Belajar Siswa.

1.2.1. Secara Kuantitatif

Berdasarkan tabel 17 kualifikasi hasil belajar setiap siswa sebagai berikut. Tabel 41 : Nilai Hasil Belajar Setiap Siswa

Kose Siswa Jumlah Skor Persentase Skor Nilai Kualifikasi

(75)

Tabel 42 : Distribusi Frekuensi Nilai Siswa yang Berhasil Nilai Jumlah Persentase

10 1 3

Jumlah siswa yang memperoleh nilai 6 ke atas adalah 22 orang atau 69 persen, sehingga berdasarkan tabel 20 efektivitas pembelajaran dalam hal prestasi belajar siswa secara kuantitatif adalah rendah.

1.2.2. Secara Kualitatif

Distribusi kualifikasi prestasi belajar siswa yang berhasil seperti tabel berikut.

Tabel 43 : Distribusi Frekuensi Kualifikasi Prestasi Belajar Siswa Jumlah siswa : 32 orang

Kualifikasi Jumlah Persentase Sangat Tinggi

Tabel 44 : Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan Pesawat Sederhana Dengan Metode Demonstrasi Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal Prestasi Belajar Siswa Secara Kualitatif Berdasarkan Jumlah Siswa yang Berhasil.

Jumlah Siswa (dalam %)

(76)

2. Metode Eksperimen

2.1Efektifitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Pokok Bahasan Tekanan dengan Metode Eksperimen Menggunakan Lembar Kegiatan Siswa dalam hal Keterlibatan Siswa.

2.1.1 Secara Individual

Tabel 45 : Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam Setiap Pertemuan Jumlah siswa 32 orang

Jenis keterlibatan

Tabel 46 . Kualifikasi Keterlibatan Siswa Secara Individual dalam hal Keinginan dan Realisasinya

Jumlah siswa : 32 orang

Keinginan Realisasi N

o Jenis Keterlibatan Jumlah siswa yang terlibat

Gambar

Tabel 65 Efektivitas Pembelajaran Fisika di SMP pada Sub Pokok Bahasan
Tabel 1. Lembar Observasi
Tabel 2. Lembar Catatan Keterlibatan Siswa Secara Klasikal dari
Tabel 3. Keterlibatan Siswa Secara Individual
+7

Referensi

Dokumen terkait

SWADHARMA INDOTAMA FINANCE tahun 2007 dengan menggunakan metode cadangan piutang dinaikkan sampai persentase tertentu dari saldo piutang, metode cadangan piutang ditambah

PENGGUNAAN GPS GEODETIK TOPCON HIPER II BESERTA PENGOLAHANNYA MENGGUNAKAN TOPCON TOOLS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Wawancara kami juga menunjukkan bahwa presentasi wisata pada umumnya adalah yang paling sering dilakukan, mulai dari setiap hari untuk dua kali

[r]

Pihak penjual mentandatangani kerjasama dengan kami yang dituangkan dalam suatu MOU/SPK sebagai perintah kerja untuk melakukan penjualan aset secara lelang yang dilampiri data aset

Test Case Harapan Hasil Pengujian Kesimpulan 1 Username atau Password salah Username atau password salah ketika user melakukan login Sistem akan menampilkan pesan

Sedangkan dalam Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak pengertian perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan

Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan luas permukaan atau menggunakan peredam panas yang mempunyai kapasitas penyimpanan kalor yang besar sehingga dapat menjaga