• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN DAN KINERJA LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT SEJAHTERA DALAM USAHATANI KAKAO DI DESA TINETE KECAMATAN AERE KABUPATEN KOLAKA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERAN DAN KINERJA LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT SEJAHTERA DALAM USAHATANI KAKAO DI DESA TINETE KECAMATAN AERE KABUPATEN KOLAKA TIMUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

2023: 2(1): 11 - 20

http://jiikpp.uho.ac.id/index.php/journal doi: http://dx.doi.org/10.56189/jiikpp.

CONTACT Rosmawaty rosmawaty_faperta@uho.ac.id Vol 2. No 1. Januari 2023

PERAN DAN KINERJA LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT SEJAHTERA DALAM USAHATANI KAKAO DI DESA TINETE KECAMATAN AERE KABUPATEN KOLAKA TIMUR

Winda Eka Putri1, Anas Nikoyan1, Rosmawaty1*

1Jurusan Penyuluhan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara.

* Corresponding Author : rosmawaty_faperta@uho.ac.id To cite this article:

Winda, E. P., Nikoyan, A., & Rosmawaty, R. (2023). Peran dan Kinerja Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera dalam Usahatani Kakao di Desa Tinete Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur. JIIKPP (Jurnal Ilmiah Inovasi

dan Pembangunan Pertanian), Vol.2, No.1: 11-20. doi:

Received: 13 Agustus, 2022; Accepted: 20 Desember, 2022; Published: 28 Januari, 2023 ABSTRACT

The Prosperous Community Economic Institution is an alternative to improving farmer institutions. The Prosperous Community Economic Institution is considered a gateway to synergize various programs and activities, build networks and commitments between villages, sub-districts and districts. The Prosperous Community Economic Institution is less active in carrying out activities or work programs engaged in cocoa plantations, such as partnerships with companies that do not work properly and do not last long. This study aims to determine: the role of prosperous community economic institutions in cocoa farming and the performance of prosperous community economic institutions in cocoa farming in Tinete Village, Aere District, Kolaka Timur Regency. This research was carried out in Tinete Village, Aere District, East Kolaka Regency which was carried out from June 2021 to August 2021 with a total of 24 informants. Data analysis in this study used qualitative analysis. The results of the study show: the role of the Prosperous Community Economic Institution in Tinete Village can be said to have a role which is marked by the role of the Prosperous Community Economic Institution, namely both as an information center, as a financing institution, both in providing production inputs, building cooperation and a fairly good marketing institution. Whereas the performance of the Prosperous Community Economic Institution in Tinete Village can be said to be good which is marked by the institution's performance in the productivity aspect of farmer institutions which shows good, in the aspect of the quality of service provided by the institution to its members good and satisfactory and from the aspect of responsibility of the existing Prosperous Community Economic Institution in Tinete Village are also appropriate or said to be good.

Keywords: Welfare Community Economic Institute; Cocoa Farming; Institutions Role and Performance.

PENDAHULUAN

Perhatian pemerintah terhadap pembangunan pertanian di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pembangunan pertanian bertujuan meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan petani, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusahatani dan menunjang pembangunan industri serta ekspor. Sejalan dengan tujuan pembangunan pertanian, salah satu kebijakannya adalah mengembangkan sub sektor perkebunan yang diarahkan pada pengembangan perkebunan rakyat. Sub-sektor perkebunan merupakan lapangan usaha tani yang menyerap banyak tenaga kerja, penyedia bahan baku untuk bahan industri pengolahan dan berperan dalam kelestarian lingkungan hidup, karena itu usaha tani untuk mengembangkan sub sektor ini perlu terus ditingkatkan untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat (Deva, et al., 2019). Sektor pertanian mempunyai peran yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan perekonomian nasional (Ponto, et al., 2015). Salah satu sub-sektor pertanian yang dijadikan titik perhatian untuk terus dikembangkan adalah subsektor perkebunan kakao.

(2)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Kolaka Timur merupakan daerah yang memproduksi kakao tiap tahunnya, dengan luas areal perkebunan kakao 63.693 Ha (BPS, 2020). Desa Tinete merupakan desa di Kecamatan Aere yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani yang mengembangkan komoditi kakao. Petani yang ada di Desa Tinete yaitu 260 orang petani. Hal ini dikarenakan Desa Tinete merupakan wilayah yang sangat strategis untuk pengembangan usahatani kakao. Salah satu permasalahan dalam pengembangan suatu komoditas pertanian adalah aspek kelembagaan. Kelembagaan berasal dari kata lembaga yang berarti aturan dalam organisasi atau kelompok masyarakat untuk membantu anggotanya dapat berintraksi dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kelembagaan juga diartikan sebagai sekelompok orang yang bekerjasama dengan pembagian tugas tertantu untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan (Mursidin, 2017). Lebih lanjut Noor (2015) menekankan bahwa kelembagaan adalah aturan yang memfasilitasi institusi atau organisasi dalam berkoordinasi dan bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama yang di inginkan.

Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui dinas perkebunan dan hortikultura menginisiasi suatu lembaga ditingkat petani dengan nama Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera (LEM Sejahtera), dimana Kelembagaan petani diakui sangat penting untuk pembangunan pertanian, baik di negara industri maupun di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia. Upaya tersebut dilakukan mengingat akan realitas dan sebagai jawaban karena tidak berjalannya dengan baik berbagai kelembagaan petani yang ada di Sulawesi Tenggara, kehadiran Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera diharapkan menjawab permasalahan yang dihadapi petani dan dapat meningkatkan produksi kakao (Anantanyu, 2011).

Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera dianggap sebagai pintu gerbang untuk mensinergikan berbagai program dan kegiatan, membangun jejaring dan komitmen antar desa, kecamatan, dan kabupaten. Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera merupakan alternatif penyempurnaan kelembagaan petani. Karakteristiknya beranggotakan seluruh warga desa, mengutamakan kemandirian petani, skala usaha lebih besar. Kelembagaan di desa yang berkontribusi pada usahatani kakao yaitu LEM Sejelahtera dimana berperan sebagai pusat informasi, lembaga pembiayaan, penyedia saprodi, membangun Kerjasama, lembaga pemasaran. Disamping itu, keberadaan kelembagaan petani akan memudahkan bagi pemerintah dalam memfasilitasi dan memberikan penguatan kepada petani. Namun kenyataannya LEM Sejahtera kurang aktif dalam menjalankan kegiatan atau program-program kerja yang bergerak dibidang tanaman kakao, seperti halnya kemitraan dengan perusahaan tidak berjalan dengan semestinya dan tidak berlangsung lama.

Kinerja suatu lembaga dapat dikatakan optimal apabila lembaga tersebut mampu menyusun rencana dan melaksanakannya, serta mampu mengatasi kendala dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut (Anwaruddin, 2006). Sehubungan dengan hal tersebut, maka indikator yang digunakan dalam penelitian terhadap kinerja lembaga adalah produktivitas, kualitas layanan, responsivitas (Rijal, et al., 2019). Namun LEM Sejahtera di Desa Tinete dalam menjalankan perannya yaitu menyususn perencanaan dan melaksanakannya, tetapi pelaksanaannya tidak mampu mengatasi kendala anggotanya. Penilaian terhadap kinerja merupakan permasalahan penting, karena sangat bermanfaat sebagai tolak ukur yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja kelembagaan dalam melaksanakan perannya. Melihat kinerja LEM Sejahtera dalam menjalankan perannya dalam usahatani kakao maka aspek produktivitas, kualitas layanan dan responsivitas harus menjadi perhatian dalam kelembagaan. masyarakat dalam usahatani kakao di Desa Tinete dan bagaimana kinerja lembaga ekonomi msyarakat sejahtera dalam usahatani kakao di Desa Tinete.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertempat di Desa Tinete Kecamatan Aere Kabupaten Kolaka Timur dan dilaksanakan pada bulan Juni 2021 sampai Agustus 2021. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan pertimbangan informan yang dipilih dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan lengkap kepada peneliti mengenai peran dan kinerja LEM Sejahtera dalam usahatani kakao dan teknik Snowball Sampling digunakan ketika peneliti menginginkan lebih banyak lagi informan. Informan yang terdiri dari anggota lembaga yang tergabung dalam empat kelompok tani yang berjumlah 24 informan yaitu kelompok tani padaelo sebanyak 3 orang informan, kelompok tani maju bersama sebanyak 4 orang informan, kelompok tani maju merata sebanyak 4 orang informan dan kelompok tani mettiro walie sebanyak 3 orang informan ditambah pengurus LEM Sejahtera sebanya 6 orang informan, aparat desa sebanyak 2 orang informan serta dinas perkebunan dan hortikultura sebanyak 2 orang informan. Analisis data dalam penelitian ini meggunakan metode analisis kualitatif (Miles, et al., 2018)

(3)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850

HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden

Umur

Umur adalah faktor yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan untuk terus meningkatkan usahataninya. Kapasitas belajar seseorang dapat berkembag cepat sampai dengan umur 20 tahun dan semain berkurang hingga berumur 55 tahun (Yanfika & Suprayitno, 2019). Adapun tingkat umur petani di Desa Tinete dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Umur Responden di Desa Tinete

No. Umur Responden Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%)

1.

2.

Produktif (15-55) Non Produktif (>56)

22 2

91 8

Jumlah 31 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Desa Tinete berada dalam usia produktif sebanyak 22 orang dengan persentase (91%). Pada usia produktif tersebut petani dapat terus bekerja keras untuk berusaha meningkatkan hasil usahataninya dengan melakukan berbagai cara misalnya meningkatkan keterampilan atau mencari informasi pada berbagai sumber.

Apabila usia pekerja semakin bertabah maka tingat produktivitasnya akan meningkat sebab pekerja berada pada usia produktif tetapi apabila pekerja menjelang tua maka tingkat pekerja tersebut akan menurun sebab kesehatan dan keterbatasan fisik menjadi pengaruh hal tersebut (Kumbadewi, et al., 2016).

Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemampuan dan pengambilan keputusan petani dengan pola pikir yang dimiliki masing-masing petani. Pendidikan petani yang semakin tinggi akan berpengaruh terhadap kapasitas petani yang membuat petani lebih mudah dalam berusaha tani sehingga dapat meningatkan produksinya. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka pengetahuan dan wawasannya akan semakin luas, cara berfikirnya akan semakin rasional. Untuk mengetahui pendidikan petani di Desa Tinete dapat dilihat pada Tabel 2. berikut:

Tabel 2. Pendidikan Responden di Desa Tinete

No. Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%) 1.

2.

3.

SD SMA

Perguruan Tinggi

8 9 7

72 20 7

Jumlah 24 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Berdasarkan Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 24 informan sebagian besar anggota Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera berada pada tingkat pendidikan menengah atas dan sarjana S1. Hal ini menujukan bahwa masyarakat di Desa Tinete menyadari betul pentingnya sebuah pendidikan bagi seseorang untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka semakin terbuka pemahaman merea agar menerima inovasi teknologi pertanian (Sujaya, et al., 2018). Berdasarkan Fahmi & Maria (2020) menyatakan bahwa petani dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki proses berpikir yang lebih canggih daripada petani dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Luas Lahan

Besar atau kecilnya luas lahan akan mempengaruhi pendapatan petani sehingga petani yang memiliki pendapatan yang meningkat maka semakin meningkat pula kesejahteraan petani (Phahlevi, 2013). Luas lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan produktivitas suatu komoditi. Lahan pertanian dikategorikan menjadi tiga kategori: lahan kecil (luas lahan yang dikelola 0,5 ha), lahan sedang (luas lahan yang dikelola 0,5-1 ha), dan lahan besar (luas lahan yang dikelola > 1 ha). Untuk mengetahui luas lahan di Desa Tinete dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

(4)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Tabel 3. Luas Lahan Petani di Desa Tinete

No. Luas Lahan (Ha) Jumlah Responden (Jiwa) Persentase (%)

1.

2.

3.

Sempit (< 0,5) Sedang (0,5-1) Luas (> 1)

0 15 16

0 48,38 51,62

Jumlah 31 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2021

Tabel 3. Menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki petani untuk usahatani kakao di Desa Tinete yaitu yang berada pada ketegori luas. Dari data tersebut tampak bahwa sebagian besar petani responden pada penelitian ini memiliki luas lahan lebih dari 1 hektar berjumlah 24 orang, bahkan ada yang sampai 10 hektar dan status kepemilikan lahan seluruh petani kakao adalah milik sendiri dan sewa. Hal ini sangat mempengaruhi tingkat produksi usahatani kakao di Desa Tinete.

Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera

Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera adalah salah satu kelembagaan petani yang ada di Desa Tinete Kecamatan Aere, Lembaga ini terbentuk pada tahun 2011, berdiri berdasarkan akta notaris No.60 tanggal 13 Juni tahun 2011. Lembaga ekonomi ini tumbuh dan berkembang dari gapoktan sejahterah, dimana gapoktan ini adalah gabungan dari 4 kelompok tani, yaitu kelompok tani padaelo, kelompok tani maju bersama, kelompok tani maju merata, dan kelompok tani mattiro walie. Sebelum menjadi lembaga ekonomi, yaitu masih berbentuk gapoktan sejahtera. Awal tahun 2011, gapoktan sejahterah mengajukan permohonan untuk menjadi lembaga ekonomi.

Pada bulan juni 2011, gapoktan ini resmi menjadi lembaga ekonomi masyarakat yang anggotanya adalah petani.

Pada awal terbentuknya jumlah anggota sebanyak 177 anggota atau 71% dari jumlah kepala keluarga desa Tinete yaitu 248. Semakin lama jumlah anggota LEM Sejahtera semakin bertambah sampai saat ini jumlahnya telah mencapai 226 anggota atau 91% dari jumlah kepala keluarga. Pada sisi kepengurusan LEM Sejahtera desa Tinete di ketuai oleh Bapak Sudirman dibantu oleh sekretaris dan bendahara. Pengukuhan pengurus LEM Sejahtera dilakukan oleh Kepala Bidang Produksi pada Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara. Syarat untuk bergabung dalam LEM Sejahtera yaitu mempunyai simpanan pokok pada lembaga sebanyak Rp.1.000.000. dan membayar simpanan wajib tiap bulan sebanyak Rp. 10.000.

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera dalam Usahatani Kakao

Lembaga Ekonomi Masyrakat (LEM) Sejahtera memiliki berbagai macam peran dalam membantu kehidupan masyarakat, peran-peran tersebut mulai dari sebagai pusat informasi, lembaga pembiayaan, penyedia saprodi, sarana membangun kerjasama, dan membantu dalam proses pemasaran hasil produksi masyarakat sekitar. Berbagai peran tersebut akan dijabarkan lebih jelas di bawah ini.

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtra dalam Pusat Informasi

Peran lembaga dalam pusat informasi yaitu dalam bentuk melakukan kegiatan-kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pemdampingan. Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem yang bertugas untuk mengumpulkan informasi dan menyampaikan informasi itu kepada pemakai, di mana data-data yang telah diperoleh tersebut merupakan data yang dibutuhkan oleh sebuah kelembagaan untuk meningkatkan SDM.

Mengumpulkan Informasi

Indikator ini merupakan peran lembaga dalam pusat informasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai usahatani kakao untuk anggota lembaga. Berdasarkan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera dalam mengumpulkan informasi dengan cara aktif mengikuti kegiatan bimtek, pelatihan, dan informasi yang dicari langsung di internet maupun informasi yang dibagikan melalui grub whatsapp. Sumber informasi berasal dari Dinas Perkebunan Hortikultura dan Bank Indonesia, isi dari informasi yang didapatkan yaitu informasi yang berhubungan dengan usahatani kakao mulai dari pembibitan hingga panen serta cara agar meningkatkan mutu biji kakao.

Informasi yang didapatkan pengurus lembaga dari kegiatan bimtek yang diadakan oleh Dinas Perkebunan dan Hortikultura yaitu informasi mengenai usahatani kakao mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga panen. Untuk tata cara agar petani dapat meningkatkan mutu biji kakao itu didapatkan dari kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Bank Indonesia. Hal ini merupakan informasi yang sangat dibutuhkan oleh anggota lembaga yang dimana sebagian besar anggota lembaga adalah petani kakao.

(5)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan, pengurus lembaga kemudian menyampaikan langsung kepada anggota pada saat pertemuan bulanan agar informasi yang didapatkan bisa diterapkan langsung dikegiatan usahatani anggota. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera di Desa Tinete berperan baik dalam mengumpulkan informasi. Sumber informasi didapatkan dari atas dan diterima sampai ke bawah (petani), ini dapat berupa pengembangan usahatani kakao (Wijaya, 2013).

Penyampaian Informasi

Informasi didapatkan melalui kegiatan pertemuan bulanan antara pengurus dan anggota, melalui grub whatsapp, dan melalui kegiatan pendampingan pada kebun demplot. Anggota Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera banyak menerima informasi yang sangat bermanfaat, pengurus lembaga banyak menyampaikan informasi untuk anggotanya yaitu informasi harga pasar, cara meningkatkan dan menjaga mutu biji kakao.

Lembaga juga menyampaikan informasi tentang bagaimana cara melakukan sambung pucuk maupun sambung samping yang benar pada pohon kakao, informasi tentang budidaya kakao mulai dari tata cara membuat lubang tanam, mempersiapakan bibit hingga panen dan bukan hanya sekedar menyampaikan informasi tetapi lembaga juga mempraktekkannya secara langsung.

Berdasarkan informasi yang telah diterima oleh anggota yaitu merupakan informasi yang betul-betul dibutuhkan oleh petani kakao, lembaga memberikan informasi sesuai dengan permintaan dari anggotanya. Petani sangat membutuhkan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam menjalankan usahataninya. Hal ini sejalan dengan penelitian Nurislaminingsih (2020) peran lembaga informasi dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Semua anggota lembaga merupakan petani kakao maka informasi yang disampaikan oleh lembaga semuanya menyangkut dengan usahatani kakao sesuai dengan permintaan anggotanya. Hal ini menunjukkan bahwa LEM Sejahterah berperan baik dalam menyampaikan informasi.

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera dalam Lembaga Pembiayaan Penyediaan Dana

Berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan bahwa penyediaan dana pada lembaga dikumpulkan melalui simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela. Simpanan pokok sebesar Rp. 1.000.000, sedangkan untuk simpanan wajib sebesar Rp. 5.000 – Rp. 10.000 dan untuk simpanan sukarela maksimal sebanyak Rp. 5.000.000. Dalam proses pembayaran dapat dilakukan di rumah ketua lembaga maupun pada bendahara lembaga agar kegiatan pembayaran tersebut langsung dimasukkan pada pembukuan lembaga.

Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan Pura, et al., (2022), bahwa dalam sistem penyediaan dana didalam Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtra yaitu didapatkan melalui simpanan pokok, simpanan wajib, serta simpanan sukarela. Keuntungan yang didapatkan anggota dan pengurus yang dijalankan oleh Lembaga Ekonomi Masyarkat Sejahtera itu semua berasal dari simpanan anggota. Keuntungan yang didapatkan anggota dan pengurus yang dijalankan oleh Lembaga Ekonomi Masyarkat Sejahtera itu semua berasal dari simpanan anggota.

Hal ini menunjukkan bahwa LEM Sejahterah di Desa Tinete berperan baik sebagai penyedia dana dalam lembaga pembiayaan.

Penyaluran Dana

Peran lembaga pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kepada anggota yaitu dengan memberikan dana pinjaman dengan syarat harus masuk menjadi anggota lembaga dan telah melunasi simpanan pokok sebanyak Rp.1.000.000, sistem pinjaman pada LEM sejahtera dibatasi maksimal Rp. 5.000.000. Apabila anggota meminjam diatas RP.1.000.000 maka harus disertai dengan jaminan berupa BPKB motor maupun dertifikst tanah, apabila anggota melarikan diri maka jaminan tersebut akan dilelang tetapi kalau hanya meminjam Rp.1.000.000 tidak mesti pakai jaminan karena jika mereka tidak sanggup membayar makan simpanan pokoknya yang akan ditarik oleh lembaga.

Sistem pengembalian pinjaman pada LEM Sejahtera yaitu dengan waktu pengembalian selama 10 bulan dengan bunga sebanyak 2%, untuk pokok pinjaman dapat dibayar tiap 3 bulan atau setelah petani panen selama waktu jatuh tempo pengembalian pinjaman sedangkan untuk bunganya dibayar tiap bulan, dan apabila anggota tidak dapat mengembalikan pokok dalam jangka waktu 10 bulan maka lembaga memberikan akan memberikan toleransi batas waktu sampai 3 bulan kedepan. Dana pinjaman yang akan dikembalikan dapat diberikan langsung kepada bendara lembaga dan akan dicatat dipembukuan lembaga.

Pemberian pinjaman yang dilakukan oleh LEM Sejahtera adalah salah satu kegiatan ekonomi yang usahanya pada simpan pinjam, kegiatan ini bisa memberikan kesempatan kepada anggota untuk memperoleh

(6)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 pinjaman ketika mereka membutuhkan. Pemberian pinjaman ini atas dasar tolong menolong, menurut keterangan dari anggota, sebagai lembaga pembiayaan sebagian besar anggota LEM Sejahtera merasakan kemudahan dalam meminjam uang lewat lembaga bila dibandingkan dengan meminjam pada perbankan walaupun pinjaman yang diberikan relatif kecil, namun petani dapat segera mendapatkan uang pinjaman saat membutuhkannya, baik untuk kegiatan usahatani, kebutuhan keluarga dan kebutuhan sekolah/kuliah anaknya. Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan penelitian Bambang (2015) bahwa lembaga pembiayaan pada LEM sejahtera yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana. Hal ini menunjukkan bahwa LEM Sejahtera berperan baik dalam penyaluran dana terhadap anggota dalam lembaga pembiayaan.

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera dalam Penyedia Saprodi

Peran lembaga dalam menyediakan saprodi kepada anggota lembaga yaitu dengan menyediakan saprodi mulai dari bibit, pupuk, pestisida dan juga peralatan-peralatan pertanian, saprodi ini didapatkan lembaga melalui program peremajaan kakao dari dinas perkebunan dan hortikultura. Dalam menjalankan peran lembaga dalam menyediakan saprodi lembaga juga berkerjasama dengan distributor pupuk yaitu Gresik Citra Sejahtera dan CV. Tunas Inti Karya, hal ini dilakukan lembaga karena anggota masi kekurangan pupuk sehingga lembaga bertindak sebagai pengecer pupuk untuk mendapatkan pupuk dalam jumlah banyak untuk anggota dan dengan harga yang lebih murah.

Petani sangat merasakan peran lembaga dalam penyedia saprodi mulai dari bibit hingga alat-alat pertanian semua dapat diperoleh pada kios lembaga dengan harga murah dan mudah dijangkau dibandingkan harus keluar desa untuk membeli saprodi, anggota lembaga juga mendapat keringanan dalam membeli samprodi pada kios lembaga yaitu pembayarannya dapat diangsur oleh anggota atau dapat dibayar setelah petani panen.

Berdasarkan hal tersebut sejalan dengan penelitian Aulia, et al., (2016) bahwa penyedia saprodi merupakan sarana yang berbungannya langsung dengan pertumbuhan tanaman di lapangan meliputi penyedian benih/bibit, pupuk, bahan kimia pengendali musuh tanaman/pestisida dan alat-alat pertanian. Sarana produksi juga merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung perkembangan atau kemajuan pertanian. Kios saprodi merupakan lembaga yang sangat penting yang berhubungan langsung dengan hal penyediaan sarana produksi pertanian, dengan kata lain, kios saprodi berperan sebagai “agent of development”

dalam menunjang keberhasilan pembangunan pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera berperan baik dalam penyedia saprodi untuk anggota.

Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera dalam Membangun Kerjasama

LEM Sejahtera telah melakukan kerjasama dengan pihak penyedia sarana pertanian yaitu Gresik citra sejahtera dan CV. Tunas inti karya, berkerjasama dengan mitra industry kakao yaitu PT. Kalla Kakao Industri, kerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Hortikultura, bekerjasama dengan Bank Indonesia serta kerjasama antar sesama anggota dengan lembaga anggota lembaga. Kerjasama tersebut dilakukan untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai bersama.

Bentuk kerjasama yang dilakukan antara lembaga dengan pihak penyedia sarana pertanian Gresik Citra Sejahtera dan CV. Tunas Inti Karya yaitu lembaga menjadi distributor. Tujuannya, lembaga dapat dengan mudah mendapatkan sarana pertanian dalam jumlah yang banyak dan dapat memenuhi semua kebutuhan anggota dalam menjalankan usahataninya tanpa terkendala pada sarana produksi. Bentuk kerjasama ini dapat menguntungkan untuk lembaga maupun anggota, lembaga dapat memperoleh keuntungan dari penjualan dan anggota lembaga juga dapat memperoleh saprodi yang mereka butuhkan dengan mudah dan dengan harga yang lebih murah dibandingkan harus membeli pada distributor yang ada di luar desa.

Lembaga Ekonomi Masyarakat melakukan kerjasama dengan Dinas Perkebunan Hortikultura dan Bank Indonesia, bentuk kerjasama yang dilakukan yaitu dalam bentuk pembinaan kelembagaan desa. Pembinaan kelembagaan dilakukan dalam bentuk kegiatan pelatihan serta pendampingan dalam meningkatkan dan menghasilkan komoditi yang berkualitas tinggi. Bentuk kerjasama antar anggota lembaga yaitu dengan bersama- sama gotong royong membuat berupa jalan tani. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petani dalam kegiatan usahatani kakao mereka. Jalan yang bagus mempermudah petani dalam menjangkau kebun mereka.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya peran Lembaga dalam kerjasama berjalan cukup baik.

Kerjasama yang di maksud adalah kerjasama dengan berbagai pihak luar dalam menunjang kebutuhan saprodi, pengetahuan hingga pemasaran hasil usahatani. Sejalan dengan Surminah (2013) bahwa kerjasama suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.

(7)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Peran Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera dalam Pemasaran

Lembaga pemasaran juga memegang peranan penting dan juga menentukan saluran pemasaran. Peran lembaga ekonomi masyarakat di Desa Tinete dalam lembaga pemasaran dapat dilihat berdasarkan hasil wawancara informan sebagai berikut.

“Dalam lembaga pemasaran kami belum dapat menjalankan peran kami sepenuhnya, pada kegiatan pemasaran yang kami lakukan yaitu kami membeli biji kakao kepada petani di awal tahun 2011 namun hanya berjalan sampai tahun 2016, dikarenakan produktivitas kakao menurun dan harga kakao tidak stabil dan sampai sekarang kami tidak melakukan pembelian kakao. Sehingga, kemitraan yang dijalankan LEM bersama dengan PT. Kalla Kakao Industri terputus” (YU, 2021).

“Kami sangat merasakan peran lembaga dalam lembaga pemasaran karena lembaga membeli biji kakao kami dengan harga yang sangat baik dibanding kami menjual biji kakao ke pedagang pengepul. Tetapi sekarang lembaga menghentikan semetara pembelian biji kakao sehingga kami hanya bisa menjual biji kakao ke pedangan pengepul” (TA, 2021).

Lembaga pemasaran yang dilakukan oleh lembaga yaitu dalam bentuk pembelian kakao dari petani dan melakukan kemitraan kepada industry untuk memasarkan kakao dari petani. Pada tahun 2011 hingga 2016, pengelola LEM Sejahtera melakukan pembelian biji kakao anggota lembaga diatas harga pengepul. Namun, seiring berjalannnya waktu produktivitas kakao petani mulai menurun. Dampak dari produktivitas menurun dan harga yang tidak stabil sehingga lembaga menghentikan kontrak kerjasama antara LEM Sejahtera dan PT. Kalla Kakao Industri. Lembaga pemasaran pada LEM Sejahtera di Desa Tinete, yaitu melakukan kegiatan fungsi pemasaran dengan melakukan pembelian kakao dari dari petani dan bekerjasama dengan mitra industry. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu produktivitas kakao yang menurun, menyebabkan pengurus lembaga tidak lagi menjalankan perannya dalam hal pemasaran, yaitu membeli biji kakao petani.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwasanya awal pembentukan Lembaga Sejahtra melakukan perannya dalam pemasaran, yaitu membeli biji kakao petani diatas harga tengkulak. Permasalahan menurunnya produktivitas kakao menyebabkan LEM Sejahtera tidak lagi menjalankan fungsinya selaku lembaga pemasaran dan memutuskan hubungan kerja sama dengan PT. Kalla Kakao Industri diputuskan. Lembaga yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk ke konsumen melalui campur tangan konsumen (Andriyanty, 2015). Hal ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera di Desa Tinete dimana menyalurkan hasil produksi kakao petani ke industri-industri kakao yang ada di Sulawesi Tenggara.

Kinerja Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera

Kinerja Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sejahtera akan dinilai dari beberapa aspek atau indikator yang ada. Dalam hal ini akan ditinjau dari produktivitas, kualitas layanan, dan responsivitas LEM Sejahtera dalam membantu masyarakat.

Produktivitas

Produktivitas merupakan indikator kinerja Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera dalam menjalankan perannya sebagai kelembagaan petani. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa fungsi LEM Sejahtera yaitu untuk mewujudkan posisi tawar petani yang kuat, caranya yaitu dengan melakukan kerjasama dalam bentuk pola kemitraan. Tugas dan tanggung jawab pengurus lembaga telah dilaksanakan sesuai dengan posisi masing, kemudian hak dan kewajiban pengurus dan anggota sudah dijalankan yaitu mendapatkan pembagian sisa hasil usaha, membayar simpanan pokok, simpanan wajib, serta mengikuti kegiatan yang diadakan. Fungsi Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yaitu untuk mewujudkan sosisi tawar petani yang kuat, Dalam mewujudkan posisi tawar petani yang kuat Lembaga Ekonomi Masyarakat yang ada di Desa Tinete melakukan kerjasama dalam bentuk kemitraan dengan industry pemasaran hasil kakao.

Tugas dan tanggung jawab didalam Lembaga Ekonomi Masyarakat telah dijalankan sesuai dengan posisinya masing-masing, tugas untuk kegiatan persuratan dan pengarsiapan menjadi tugas sekertaris, tugas dalam pengelolaan keuangan menjadi tugas bendahara, sedangkan ketua bertugas untuk mengurus secara keseluruhan terhadap kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh lembaga. Kewajiban lembaga dalam memfasilitasi anggota dalam kegiatan usahataninya sudah dijalankan dan dapat dipertanggung jawabkan. Hak dan kewajiban anggota dalam lembaga yaitu mendapatkan Sisa Hasil Usaha (SHU) sesuai dengan ketentuan, kewajiban anggota untuk membayar simpanan pokok sebesar Rp.1.000.000 untuk bergabung menjadi anggota, membayar simpanan

(8)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 wajib sebesar Rp.5.000-10.000 yang harus dibayar tiap bulan dan kewajiban anggota untuk mengikuti seluruh kegiatan yang oleh Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yang ada di Desa Tinete dalam aspek produktifitas kelembagaan petani menunjukkan baik.

Kualitas Layanan

Pelayanan yang dilakukan LEM Sejahtera yaitu yaitu melayani dalam bentuk menyediakan saprodi, melayani anggota dalam penyediaan dana, memberikan informasi kepada anggota. Pelayanan yang berikan oleh lembaga diupayakan secepat mungkin tergantung dari skala prioritas.anggota merasakan manfaat dari pelayanan yang diberikan oleh lembaga. Pelayanan-pelayanan yang dijalankan oleh Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yang ada di desa Tinete yaitu pelayanan dalam bentuk menyediakan saprodi untuk kegiatan usahatani kakao mulai dari bibit, pupuk, pestisida, maupun alat-alat pertanian. Melayani penyediaan dana dalam bentuk kegiatan simpan pinjam, memberikan informasi kepada anggota yang sangat dibutuhkan dalam menjalankan usahataninya yaitu informasi berupa cara-cara budidaya kakao, harga pasar, cara meningkatkan dan menjaga mutu kakao. Pelayanan yang dilakukan diupayakan secepat mungkin namun ada tahapan yang harus dilalui, pelayanan diberikan tergantung dari skala prioritas.

Sebagaimana menurut Aisha & Kurnia (2018), menjelaskan bahwa kualitas layanan yaitu pelayanan yang dilaksanakan, apabila pelayanan yang diterima atau dirasakan sesuai dengan harapan maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pengguna jasa maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal, sebaliknya jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kuliatitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga kepada anggotanya baik dan memuaskan.

Responsivitas

Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera menyusun agenda kerja setiap dilakukan rapat anggota tahunan (RAT), agenda kerja disusun berdasarkan dari permintaan dan keinginan anggota lembaga. Cara menyusun agenda kerja yaitu dengan memberikan kesempatan pada setiap anggota untuk menyampaikan apa yang mereka butuhkan atau dengan menanyai langsung kepada anggota tentang apa yang mereka butuhkan.

Bentuk-bentuk agenda yang telah disusun oleh lembaga merupakan usulan dari anggota yang menjadi kebutuhan mereka dalam melakukan kegiatan usahatani. Bentuk agenda kerja yang diinginkan oleh anggota dan yang menjadi usulan dari anggota lembaga yaitu agar lembaga tetap melanjutkan agenda kerja sebagai lembaga pembiayaan dalam bentuk simpan pinjam dan penyediaan saprodi berupa penyediaan pupuk, bibi, pestisida maupun penyediaan alat-alat pertanian untuk anggota agar tetap dilanjutkan.

Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera selalu memberikan apa yang menjadi kebutuhan anggota, terutama kebutuhan utama anggota dalam menjalankan usahataninya. Sebagaimana menurut Menurut Ismoyo (2017) responsivitas merupakan kemampuan untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda yang menjadi prioritas layanan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja responsibilitas Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera yang ada di Desa Tinete telah sesuai atau baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan, bahwa peran LEM Sejahtera di Desa Tinete dapat dikatakan berperan yang ditandai dengan peran LEM Sejahtera yaitu baik sebagai pusat informasi, sebagai lembaga pembiayaan, baik dalam menyediakan saprodi, membangun kerjasama serta lembaga pemasaran yang cukup baik. Sedangkan pada kinerja LEM Sejahtera di Desa Tinete dapat dikatakan baik yang ditandai dengan kinerja lembaga dalam aspek produktivitas kelembagaan petani yang menunjukkan baik, dalam aspek kualitas pelayanan yang diberikan oleh lembaga kepada anggotanya baik dan memuaskan serta dari aspek responsibilitas LEM Sejahtera yang ada di Desa Tinete juga telah sesuai atau dikatakan baik.

REFERENSI

Aisha, N., & Kurnia, E. (2018). Pengaruh Kuantitas Pelayanan dan Kualitas Pelayanan terhadap Citra Merek pada Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Jurnal Samudra Ekonomi Dan Bisnis, 9(2), 128-137.

(9)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan Petani: Peran dan Strategi Pengembangan Kapasitasnya. SEPA: Jurnal

Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 7(2).

Andriyanty, R. (2015). Peran Lembaga Pemasaran terhadap Peningkatan Pendapatan Petani Manggis di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Jurnal Nusa Tani Fakultas Pertanian Universitas Nusa Bangsa Volume, 15(2), 32-38.

Anwaruddin, A. (2006). Pengembangan Model Penilaian Kinerja Pegawai. Jurnal Ilmu Administrasi: Media Pengembangan Ilmu dan Praktek Administrasi, 3(4), 01.

Aulia, M. T., Kasimin, S., & Irwan, I. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Usaha Dagang Kios Saprodi Di Seputar Kota Banda Aceh Dan Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 1(1), 498-509.

BPS. (2020). Kabupaten Kolaka dalam Angka. Kolaka: Badan Pusat Statistik Kabupaten Kolaka.

Deva, P., Kadir, I. A., & Sofyan, S. (2019). Analisis Pendapatan Petani Kakao Sebagai Sumber Penghasilan Utama Dan Penghasilan Sampingan Di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 4(4), 171-181.

Fahmi, D. N., & Maria, M. (2020). Persepsi Petani Terhadap Implementasi Kartu Tani (Studi Kasusdesa Kadirejo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang). AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 19(2), 315-330.

Ismoyo. (2017). Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kabupaten Ponorogo. Paper presented at the Forum Ilmu Sosial.

Kumbadewi, L. S., Suwendra, I. W., Susila, G. P. A. J., & SE, M. (2016). Pengaruh Umur, Pengalaman Kerja, Upah, Teknologi dan Lingkungan Kerja terhadap Produktivitas Karyawan. Manajemen Indonesia, 4(1).

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2018). Qualitative Data Analysis: A Methods Sourcebook. USA:

Sage Publications. Edition 3. (Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi).

Mursidin. (2017). Peran Ekonomi Kelembagaan Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan Peternakan di Kelurahan Tallumpanua Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmu dan Industri Peternakan, 3(3), 194-202.

Noor, M. (2015). Analisis Kelembagaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM- MP) untuk Penanggulangan Kemiskinan. Serat Acitya, 3(2), 113.

Nurislaminingsih, R. (2020). Layanan Pengetahuan tentang COVID-19 di Lembaga Informasi. Tik Ilmeu: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi, 4(1), 19-38.

Phahlevi, R. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Padi Sawah di Kota Padang Panjang.

Ekonomi Pembangunan, 1(02).

Ponto, S., Kumenaung, A., & Wauran, P. (2015). Analisis Korelasi Sektor Pertanian terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, 15(4).

Pura, R., Sahidah, S., Sutiati, S., Sambo, E. M., Sultati, A., Muzdalifah, M., & Hafikar, R. P. (2022). Kegiatan Pengabdian Masyarakat: Pelatihan Penyajian Laporan Keuangan Untuk UMKM di Kabupaten Pinrang.

Nobel Community Services Journal, 2(1), 29-34.

Rijal, M., Amir, M., & Tawai, A. (2019). Analisis Kinerja Lembaga Ekonomi Masyarakat Sejahtera pada Program Gerakan Nasional Kakao Di Kabupaten Kolaka Utara. JRP, 5(3), 14-23.

Sujaya, D. H., Hardiyanto, T., & Isyanto, A. Y. (2018). Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Usahatani Mina Padi di Kota Tasikmalaya. Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis, 4(1), 25-39.

Surminah, L. (2013). Pola Kerjasama Lembaga Litbang dengan Pengguna dalam Manajemen Litbang (Kasus Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat). Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs Governance, 5(2), 101-112.

(10)

Winda Eka Putriet al. e-ISSN: 2809-9850 Wijaya, I. S. (2013). Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi. Jurnal Dakwah Tabligh, 14(2), 203-

215.

Yanfika, H., & Suprayitno, M. A. (2019). Kompetensi Peternak Ayam Ras Pedaging Di Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Agribisnis Terpadu, 12(1), 51-58.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk meminimalkan tindakan kecurangan oleh manajemen dapat dilakukan dengan pengujian laporan keuangan oleh pihak yang independen yaitu auditor.. Auditor yang

Implentasi Proses Random Kata Sistem dalam aplikasi “Game Scrabble Bahasa Arab” dimulai dari random kata yang mana dalam penelitian ini random kata tersebut tidak lain bahasa arab

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

Range tertinggi nilai vertical wind shear maksimum baik pada tahap cumulus dan puncak tahap matang dengan nilai 3.3 sampai 3.5 m/s/km terdapat pada sel awan badai

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul PENGARUH IKLAN

Tiap- tiap kelompok mendiskusikan jawaban mereka di group whatsapp kelompok dengan memasukkan guru sebagai anggotanya juga sehingga guru dapat memastikan

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dikatakan bahwa merek atau logo perusahaan sangat penting untuk kemajuan perusahaan dalam hal inilah reaksi

Alat skrining International Society for Prevention of Child Abuse and Neglect-Child Abuse Screening Tools (ICAST) for Children versi Bahasa Indonesia masih perlu perbaikan