RAJ, Vol 1(3) 2021: 362-369, http://journal.yrpipku.com/index.php/raj |
Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license.
ANALYSIS OF THE IMPACT OF THE COVID-19 PANDEMIC ON SMALL AND MEDIUM MICRO ENTERPRISES (MSMEs) IN PEKANBARU
ANALISIS DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PEKANBARU
Ayu Indah Sari1
Shabrina Ria Ardelilla2 Linda Hetri Suriyanti3
Universitas Muhammadiyah Riau, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Indonesia [email protected]1
ABSTRAK
Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam UMKM telah diatur dalam payung hukum berdasarkan undang-undang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif deskriptif, dengan teknik pengambilan data berupa wawancara, diskusi dengan pelaku usaha dan dari beberapa sumber artikel lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak Covid-19 terhadap UMKM Tekad Tiga Dara lumayan tinggi, yaitu dapat menurunkan pendapatan serta penurunan tingkat daya beli masyarakat. Ada beberapa upaya pelaku usaha guna meningkatkan suatu pendapatan seperti mempelajarai lebih detail lagi tentang teknologi, dan memberikan pelayan yang baik bagi konsumen. Selain itu hasil penelitian ini merekomendasikan strategi bertahan umkm adalah dengan melakukan perdagangan melalui e-commerce serta mengoptimalkan hubungan pemasaran dengan para konsumen, dan mempertahan produk serta menjaga pelanggan yang sudah ada.
Kata Kunci : COVID-19, Pandemi, UMKM, Pendapatan & Strategi ABSTRACT
In the Indonesian economy, Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are the business groups that have the largest number. In addition, this group has proven to be resistant to various kinds of economic crises. The criteria for businesses that are included in MSMEs have been regulated in the legal umbrella based on the law. The research method used is descriptive qualitative research method, with data collection techniques in the form of interviews, discussions with business actors and from several other article sources. The results of this study indicate that the impact of Covid-19 on Tekad Tiga Dara SMEs is quite high, which can reduce the decline and decrease in the level of people's purchasing power. There are several attempts by business actors to increase their income, such as learning more about technology, and providing good service to consumers. In addition, the results of this study recommend the MSME survival strategy is to trade through e-commerce and optimize marketing relationships with consumers, and maintain products and maintain existing customers.
Keywords: COVID-19, Pandemic, MSMEs, Income & Strategy
1. Pendahuluan
Penyebaran virus Covid-19 masih menjadi konsen berbagai negara, terutama yang sudah mengonfimasi kasus positif terinfeksi di negaranya. Berdasarkan situs real time Coronavirus COVID-19 Global Cases, angka terkait kasus ini terus meningkat. Per tanggal 17 Maret, tercatat 188.638 kasus virus Covid-19 merebak di lebih dari 90 negara di dunia. Jumlah
363
kasus tertinggi masih di China, dan diikuti oleh Italia, Iran, Spanyol, dan Korea Selatan. Di Indonesia sendiri jumlah pasien positif terinfeksi Virus Corona (Covid-19) disebut bertambah menjadi 686 orang.
Dari jumlah itu, korban meninggal mencapai 55 orang, dengan jumlah yang sembuh 30 orang dan bertambah terus menerus setiap harinya. Peningkatan jumlah kasus corona terjadi dalam waktu singkat dan membutuhkan penanganan segera. Virus corona dapat dengan mudah menyebar dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia. Virus ini dapat menular secara mudah melalui kontak dengan penderita. Sayangnya hingga kin belum ada obat spesifik untuk menangani kasus infeksi virus corona atau COVID-19. Pemerintahpun akhirnya melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta mengkampanyekan Stay at home.
Sektor UMKM pun terdampak parah.
Berdasarkan data dari kementerian koperasi yang memaparkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (Antara, Mei 2020). Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman. Kementerian Koperasi dan UMKM mengatakan bahwa koperasi yang bergerak pada bidang jasa dan produksi juga paling terdampak pada pandemi COVID-19. Para pengusaha UMKM merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi.
Sedikitnya 39,9 persen UMKM memutuskan mengurangi stok barang selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat COVID-19.
Sementara itu 16,1 persen UMKM memiih mengurangi karyawan akibat toko fisik ditutup. Sektor UMKM mengalami dampak yang cukup dalam akibat pandemi COVID-19.
Dampak yang signifikanpun terjadi terhadap perekonomian di Indonesia. Dari semua lini usaha mikro, kecil hingga koperasi sangat terdampak dengan adanya wabah virus corona. Penjualan menurun, permodalan, pesanan menurun, kesulitan bahan baku, dan kredit macet. Ekonomi tiba-tiba ambruk dalam sekejap. Dalam situasi krisis seperti ini, sektor UMKM sangat perlu perhatian khusus dari pemerintah karena merupakan penyumbang terbesar terhadap PDB dan dapat menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, mensubtitusi produksi barang konsumsi atau setengah jadi.
Wabah Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat negatif bagi perekonomian domestik, seperti penurunan kinerja perusahaan, ancaman perbankan dan keuangan, eksistensi UMKM serta adanya penurunan tingkat daya beli masyarakat. Di tambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem Lockdown atau masa karantina. Upaya pemerintah dalam mengantisipasi perkembangan virus corona saat ini cukup membuat khawatir masyarakat. Bukan hanya khawatir terjangkit virus corona saja, tetapi kebijakan pemerintah daerah yang memberlakukan lockdown untuk beberapa wilayah. Kegiatan Lockdown merupakan bagian dari peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. (Hardilawati, W. L.
(2020))
Sektor UMKM yang terguncang selama pandemi COVID-19 selain daripada makanan dan minuman, juga yang terdampak adalah industri kreatif dan pertanian. Bahkan hasil survey menunjukkan bahwa kesulitan yang belum pernah dihadapi perusahaan sebelumnya akibat pandemi COVID-19, yaitu dua dari tiga perusahaan yang menghentikan operasinya baik sementara maupun secara permanen, karena pendapatan menurun drastis.
Salah satu Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang terdampak akan adanya pandemi Covid-19 adalah UMKM Tekad Tiga Dara yang berada di Sukajadi, dimana UMKM ini
364
perdagangan makanan, dan lingkungannya di kelilingi oleh lembaga sekolah dan masyarakat.
Meskipun di daerah tersebut belum terdapat pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus Covid-19 , tetapi kepanikan serta ketakutan warga setempat juga berpengaruh terhadap perkembangan UMKM tersebut. Dampak yang dirasakan akibat pandemi adalah penurunan omset yang lumayan tinggi, penurunan tingkat daya beli konsumen, pengurangan tenaga kerja.(Bahtiar, R. A., & Saragih, J. P. (2020))
Dari uraian di atas maka penulis meneliti Dampak Covid-19 terhadap UMKM Tekad Tiga Dara yang berada di Sukajadi, yang bertujuan guna mengetahui Dampak dari pandemi COVID-19 terhadap UMKM Tekad Tiga Dara, Upaya pemilik untuk meningkatkan pendapatan di masa Pandemi, serta strategi bertahan UMKM di tengah Pandemi. Tujuan penelitian untuk mengetahui Dampak COVID-19 terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah, untuk mengetahui upaya pelaku usaha untuk meningkatkan pendapatan saat pandemi dan strategi bertahan UMKM di tengah Pandemi.
2. Tinjauan Pustaka COVID-19
COVID-19 merupakan wabah baru yang muncul di akhir tahun 2019. Wabah ini berasal dari Wuhan, China pertama kalinya. Wabah kali ini termasuk virus yang sangat berbahaya di karenakan virus yang tidak terlihat dan dapat mematikan banyak orang. Adanya virus ini tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga kepada beberapa sektor di seluruh dunia.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan.
Pandemi
Pandemi adalah epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh dunia. Penyakit endemik yang meluas dengan jumlah orang yang terinfeksi yang stabil bukan merupakan pandemi. Kejadian pandemi flu pada umumnya mengecualikan kasus flu musiman. Pandemi adalah wabah penyakit yang terjadi secara luas di seluruh dunia. Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh warga dunia. Contoh penyakit yang tergolong pandemi adalah HIV/AIDS dan COVID-19.
(Rosita, R. (2020)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM merupakan bisnis yang dijalankan individu, rumah tangga, atau badan usaha ukuran kecil. Penggolongan UMKM lazimnya dilakukan dengan batasan omzet per tahun, jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan. UMKM adalah usaha ekonomi produktif tanpa ada campir tangan dengan lembaga lain yang dilakukan oleh perseorangan atau pelaku usaha, dimana pelaku usaha ini bukan bagian dari anak peusahaan atau anak cabang yang sudah dimiliki, atau menjadi bagian langsung daru usaha kecil atau besar.
Jenis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) 1. Usaha mikro
Usaha mikro UMKM adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Penjualan atau omzet dari usaha mikro dalam setahun paling banyak Rp 300 juta dan jumlah aset bisnisnya maksimal Rp 50 juta (di luar aset tanah
365
dan bangunan). Contoh UMKM mikro adalah pedagang kecil di pasar, usaha pangkas rambut, pedangan asongan, dan sebagainya.
2. Usaha kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang dimaksud dalam UU tersebut. Arti UMKM kategori usaha kecil yakni memiliki kekayaan bersih antara Rp 50 juta sampai dengan Rp 500 juta, lalu penjualan per tahun antara Rp 300 juta sampai Rp 2,5 miliar. Pengelolaan keuangan usaha kecil juga sudah lebih profesional ketimbang usaha mikro. Contoh UMKM kecil adalah usaha binatu, restoran kecil, bengkel motor, katering, usaha fotocopy, dan sebagainya.
3. Usaha menengah
Sementara usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Kekayaan bersih usaha menengah di luar tanah dan bangunan sudah mencapai diatas Rp. 500 juta per tahun. Usaha menengah UMKM juga memiliki kriteria omset penjualan sebesar lebih dari Rp. 2,5 miliar sampai dengan Rp. 50 miliar per tahun. Selain pengelolaan keuangan yang sudah terpisah, usaha menengah juga sudah memiliki legalitas. Contoh UMKM menengah ini adalah perusahaan pembuat roti skala rumahan, restoran besar, hingga toko bangunan.
Pendapatan
Pendapatan adalah hasil dari kegiatan penjualan barang atau jasa di sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Pendapatan dapat diartikan sebagai jumlah uang yang diterima atau diperoleh pelaku usaha atau perusahaan yang dari kegiatan aktivitasnya.
Strategi
Suatu kegiatan atau aktivitas pelaku usaha yang dilakukan agar suatu usahanya tetap beroperasi, tetap jalan dan hasil akhir mendapatkan keuntungan. Strategi juga merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan penelitian Kualitatif Deskriptif. Metode penelitian kualitatif merupakan jenis metode penelitian yang tepat untuk menangkap persepsi seseorang hanya dengan kontak langsung. Metodelogi penelitian kualitatif bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan fenomena atau obyek penelitian melalui aktivitas sosial, sikap dan persepsi orang secara individu atau kelompok. Maka untuk itu, peneliti atau penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian melalui beberapa sumber dan menarik kesimpulan dari beberapa artikel maupun jurnal terkait (Rosa, Simbolon & Suriyanti, 2021). Penelitian dilakukan di Jalan Dahlia Sukajadi dengan objek penelitian UMKM. Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara kepada pemilik toko kemudian mengumpulkan,
366
menyimpulkan serta mendeskripsikan semua gejala – gejala yang terjadi saat Pandemi ini sampai sekarang. Selain itu karena keterbatasan materi, peneliti juga mengumpulkan berita atau beberapa artikel mengenai dampak Covid-19 terhadap UMKM di beberapa internet.
Waktu penelitian ini pada bulan Juni 2021.
4. Hasil dan Pembahasan
Usaha mikro TEKAD TIGA DARA yaitu usaha menengah kebawah yang menjual berbagai kebutuhan bahan pokok harian seperti halnya sembako,makanan ringan,pelaratan dapur dan kebutuhan harian sebgaiannya.Tekad Tiga Dara pada awalnya berdiri pada tahun 2012 di pekanbaru tepatnya Jl. Dahlia Sukajadi.Dimana yang diketahui usaha mikro yang dijalani Tekad Tiga Dara telah berjalan lebih kurang 5 tahun.Tepatnya sebelum pandemi melada tentunya pendaptan Tekad Tiga Dara mampu menghasilkan pendaptannya sebesar 70% selama 5 tahun kedepan namun pada tahun 2019 mendatang terjadila peristiwa ataupun farud yaitu dampak pandemi Covid-19 yan mengakibatkan sektor usaha UMKM melosot sangat drastic yakni pendaptan sehari hanya mampu sekisaran 30%.Dibalik kejadian bagaimana usaha Tekad Tiga Dara mampu betahan ditengah pandemi seperti ini yang dimana segala aktifitas dihentikan atau dibatasi maka Tekad Tiga Dara harus mampu mengubah strategi penjualananya dengan strategi yang tepat.Dimana yang awalnya menjual secara langsung namun strateteg bisa diubah dengan cara sebagai berikut:
A. E-Commerce
Di era pandemi covid-19 ini banyak sekal perubahan yang terjadi pada pola perikaku konsumen. Perubahan ini disebabkan karena berubahnya aturan yng diberlakukan di masa pandemi. Seperti halnya aturan pemerintah pemberlakuan PSBB, dimana semua kegiatan masyarakat di batasi dan di anjurkan tetap berdia diri dirumah. Namun hal ini tentunya sangat berat, mengingat kebutuhan manusia yang terus ada, namun disisi lain mereka dibatasi pergerakanya agar tetap dirumah. Hal ini membuat perilaku konsumen berubah yang dulunya mencari kebutuhansecara langsung dengan mengunjungi tempat yang diinginkan, sekarang berubah dengan mencari kebutuhan secara online. Hal tersebut tentunya harus diikuti oleh para pelaku usaha agar mereka tetap bertahan dalam bisnisnya. Mereka harus membuka jaringan yang baru sesuai dengan kodisi saat ini. Yakni dengan meanfaatkan penjualan dengan e-commerce.
Menurut Jony Wong E-commerce sendiri mrupakan kegiatan transaksi seperti penjualan, pembelian barang dan jasa yang dilakukan melalui sistem elektronik, seperti komputer ataupun internet. Dengan adanya Ecommerce ini diharapkan dapat membantu Peklaku Usaha dalam menjalankan bisnisnya ditengah pandemi ini. E-commerce sendiri dirasa sangat membantu karena mengingat kondisi PSBB yang mengharuskan berdiam dirumah, dengan adanya E-commerce konsumen akan lebih bebas dan tak terbatas dimanapun berada dapat memilih apa yang mereka butuhkan. Selain itu bagi pelaku usaha E-commerce juga akan sangat efisien dimana para pelaku usaha tidak perlu mencetak katalog karena konsumen bisa langsung melihat perubahan jenis dan harga barang setiap waktu. Dengan adanya update jenis barang dan harga terbaru hal tersebut dirasa lebih transparan sehingga memudahkan konsumen dalam membeli dan menuntakan barang yang mereka butuhkan.
Pada dasarnya dengan hadirnya Ecommerce sangatlah membantu memudahkan para pelaku usaha dalam menjalankan usaha. dengan adanya E-commerce para pelaku usaha dapat meningkatkan omset pendapatanya dan juga mampu bertahan di kondisi pandemi saat ini. Selain itu dengan adanya E-commerce pelaku usaha bisa menjangkau pangsa
367
pasar yang lebih luas diberbagai daerah. Pasalnya semua orang dapat dengan mudah mengakses web yang digunakan. Selain itu pelaku usaha juga bisa lebih efektif dan efisien dalam menjalankan usaha.
Pada usaha UMKM yang telah dikaji bagaimana usaha Tekad Tiga Dara mampu bertahan pada masa pandemi covid-19 dengan menerapka strategi yang berbeda dari sebelumnya salah satu yang bisa dilakukan yaitu dengan menjalankan usaha nya secara E- commerce dimana usaha UMKM Tekad Tiga Dara berupa usaha makanan ringan bisa B. Digital Marketing
Di era pandemi covid-19 ini indonesia tengah mengalami kelesuan ekonomi. Kelesuan ekonomi ini di akibatkan banyaknya sektor yang mengalami penurunan akibat pandemi.
Salah stu sektor yang mengalami penurunan adalah sektor UMKM. Banyak pelaku usaha yang kesulitan dalam memasarkan produknya. Kesulitan ini disebabkan adnaya pembatasan pada semua kegiatan manusia. Perlu adanya inovasi ataupun perubahan dalam model pemasaran. Mengingat kondisi indosea saat ini berada di era 4.0 yang mengharuskan kita untuk beralih ke tekhnologi. Hal ini merupakan momentum yang baik bagi pelaku usaha dalam memanfaatkan internetsebagai ajang mengembangkan usaha mereka. Namun mereka harus juga memaksimalkan kinerja mereka agar hasilnya bisa maksimal. Mengingat ketatnya persaingan yang terjadi pada dunia inernet. Mereka juga harus kreatif dan inovatif agar nantinya konsumen dapat tertarik kepada produk mereka.
Karena pada saat ini penggunaan internet sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan. Apalagi mengingat kondis pandemi saat ini pelaku usaha harus siap dalam menggunakan internet khususnya Digital Marketing jika mereka masih ingin mengembangkan usahanya.
Pengguna media sosial yang semakin hari semakin banyak bisa dijadikan peluang bagi para pelaku usaha untuk memasarkan produknya melalui media sosial. Hal ini merupakan momentum dalam peralihan usaha offline ke usaha online. Bahkan 70% pelaku usaha kreatif mengungkapkan digital marketing akan menjadi sasaran utama dalam pemasaran produk mereka dan toko offline mereka menjadi pelengkap bisnis mereka. Karena mengingat kemudahan yang ditawarkan digital marketing dapat menarik banyak konsumen baru bahkan dapat menjangkau atau menjaring konsumen dengan pangsa yang lebih luas. Namun penggunaan digital marketing ini perlu adanya kepercayaan diri dan optimis yang tinggi. Karena memulai digital marketing ini perlu adanya kepercayaan dari konsumen. Karena mendapatkan kepercayaan dari konsumen sangatlah susah apalagi pelaku usaha yang baru memulai menggunakn media sosial dalam berbisnis Adapun dalam melakukan strategi digital marketing, pelaku usaha harus mampu melihat kondisi yang sedang terjadi. Pelaku usaha dituntt untuk kreatif dalam memasarkan produk mereka.
Karena mengingat para pengguna media sosial terdiri dari berbagai macam golongan usia.
Maka dari itu pelaku usaha harus bisa menyesuaikan dalam berkmunikasi dan memasarkan sesuai pangsa pasar yang di tuju. Dengan begitu penggunaan digital marketing dalam pemasaran akan menjadi efektif dan tepat sasaran.
C. Perbaikan Kualitas Produk dan Pelayana
Pandemi covid-19 yang terjadi belakangan ini telah memberikan dampak yang cukup besar. Menurunya kepercayaan konsumen terhadap barang yang di pasarkan oleh para pelaku usaha membuat para pelaku usaha mengalami kerugian bahkan mengalami penuruna omset pendapatan. Hal tersebut dikarenakan sikap konsumen yang berhati-hati
368
dalam berbelanja. Penyebab lainya yakni keterbatasan konsumen dalam melakukan belanja membuat bisnis para pelaku usaha menurun. Hal ini tentunya harus segera diatasi.
Para pelaku usaha harus segera memperbaiki kepercayaan para konsumen dan mempeerbaiki kualitas produk mereka agar nantinya mereka kembali percaya dan berbelanja lagi.
Peningkatan pelayanan dan kualitas produk tentunya sangat berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh pelaku usaha. hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lestari dan R, 2019) yang menyebutkan bahwa peningkatan kualitas layanan dan produk UMKM dapat menimbulka pengaruh positif dan dampak secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Maka dari itu hal ini sangatlah penting bagi pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitas agar nantinya timbul kepercayaan dari konsumen.
Kualitas merupakan hal yang penting dan perlu di utamakan. Hal ini penting dilakukan karena konsumen cenderung mementingkan kualitas. Menurut Tjiptono kualitas merupakan sifat dan karakteristik yang dapat mengukur nilai dari barang tersebut sesuai kebutuhanya. Dalam mencapai kualitas yang diinginkan maka perlu adanya standarisasi kualiatas. Menurut zheithalm Indikator dari produk bisa dikatakan berkualitas apabila produk tersebut memenuhi beberapa indikator diantaranya kemudahan produk digunakan, daya tahan produk yang bagus, terdapat kejelasan fungsi produk, terdapat bermacammacam ukuran produk, dan lain-lain.
5. Penutup Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah di kaji dimana tidak ada satupun negara yang dapat memprediksi kapan pandemi COVID-19 ini akan berakhir. Cara sederhana beradaptasi dan menghadapi pandemi ini adalah dengan menyiapkan strategi- strategi sambil terus berharap vaksin virus COVID-19 segera ditemukan dan diproduksi massal.agar ekonomi dapat pulih seperti biasanya dan mampu mengebangkan UMKM Indonesia kedepannyaa
Pelaku UMKM dapat menerapkan strategi yang telah dijelaskan dengan tujuan dapat bertahan dengan kondisi yang sedang berlangsung. Dengan adanya strategi tersebut diharapkan pelaku usaha mampu mengembangkan dirinya mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju dengan memanfaatkan tekhnologi digital. Selain itu diharapkan dapat memperbaiki kualitas usaha mereka baik dari segi kualitas produk ataupun kualitas pelayanan.
Pemerintah diharapkan dapat menjadi pihak ketiga dalam memberikan pelatihan ataupun pendidikan mengenai pemanfaatan tekhnologi digital agar nantinya semua pelaku usaha bisa memaksimalkan usaha mereka melalui pemanfaatan digital. Pemerintah juga bisa diharapkan menjadi wadah bagi para ppelaku usaha agar komunikasi antar pelaku usaha terjalin dengan baik.
Saran
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan dan melihat tingkat keberhasilan strategi yang sudah dijelaskan sehingga nabtinya dapat dijadikan evaluasi.
Dengan adanya kasus COVID-19 ini menyebabkan banyak perusahaan ritel mengalami penurunan ekonomi. Oleh karena itu, bagi perusahaan sebaiknya merubah strategi penjualan, dengan lebih gencar melakukan penjualan secara online, agar omset yang didapatkan bisa meningkat.
369 Daftar Pustaka
Hardilawati, W. L. (2020, Juni). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Vol. 10(No. 1).
Bahtiar, R. A., & Saragih, J. P. (2020). Dampak Covid-19 terhadap perlambatan ekonomi sektor umkm. Jurnal Bidang Ekonomi Dan Kebijakan Publik, 7(6), 19–24.
Rosita, R. (2020). Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Umkm Di Indonesia. Jurnal Lentera Bisnis, 9(2), 109. https://doi.org/10.34127/jrlab.v9i2.380
Rosa, S. N., Suriyanti, L. H., & Ca, M. A. A. (2021). the Role of Managerial Control in the Middle of the Global Crisis Due To Pandemic Covid-19 in Retail Companies Peranan Pengendalian Manajerial Di Tengah Krisis Global Akibat Pandemi Covid-19 Pada Perusahaan Retail.
1(2), 306–315.