• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pentingnya pengetahuan sejarah baik sejarah lokal maupun nasional, semakin lama terasa diabaikan terutama oleh generasi muda seiring dengan perkembangan zaman. Padahal sejarah adalah rekonstruksi masa lalu, yaitu merekonstruksi apa saja yang sudah dipikirkan, dikerjakan, dikatakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Akan tetapi, perlu ditegaskan bahwa membangun kembali masa lalu bukan untuk kepentingan masa lalu. Sejarah mempunyai kepentingan masa kini dan bahkan untuk masa yang akan datang. Oleh karena itu, orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada gunanya. Pada kenyataannya, sejarah terus ditulis orang, pada semua peradaban dan pada sepanjang waktu (Hasbullah & Supriyadi, 2012).

“Lebih banyak orang tidak sadar terhadap sejarahnya meski ada bangunan yang dihancurkan, mereka diam saja tidak peka karena dianggap tidak bernilai apapun. Berarti pemahaman tentang sejarah di masyarakat kurang” kata Mas Jatmiko.1

Kecenderungan generasi muda yang lebih berpikir ke masa depan dibandingkan dengan sejarah yang memiliki konteks peristiwa masa lampau dan dianggap telah berakhir ini saling bertolak belakang. Bagi sebagian orang sejarah dianggap sesuatu yang tidak berguna, serta masa lalu yang harus ditinggalkan karena tidak memberikan manfaat apapun bagi kehidupannya (Warto, 2019). Sehingga membuat segala peninggalan- peninggalan sejarah bukan sesuatu yang seharusnya dijaga dan dilestarikan.

Pelajaran sejarah yang diberikan dibangku sekolah terkadang ada cerita yang belum lengkap bahkan ada yang tidak diajarkan, juga hanya sebatas mengetahui tetapi tidak dapat menumbuhkan rasa nasionalisme untuk terus melestarikan dan menjaga sejarah yang ada, baik sejarah nasional atau pun sejarah lokal. Profesor Butterfield berpendapat (Carr, 2014):

1 Hasil wawancara dengan founder BHHC, Jatmiko Wicaksono, pada tanggal 11 Juni 2022 pukul 19.20 WIB.

(2)

14

“Mempelajari masa lalu dengan satu mata, boleh dikatakan, di masa kini adalah sumber segala dosa dan pemutarbalikan fakta dalam sejarah … Ini adalah esensi dari apa yang kita maksud dengan kata tak bersejarah”.

Pendapat Butterfield mengingatkan kita bahwa mempelajari sejarah haruslah secara lengkap, dan menyeluruh agar mengetahui siapa, apa, kapan dan bagaimana suatu peristiwa bisa terjadi sehingga kita dapat menyadari suatu cerita sejarah, benda sejarah atau warisan budaya tersebut adalah hal yang perlu dijaga dengan benar.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Benda Cagar Budaya (Kemendikbud, 2022) adalah benda alam dan/ atau benda buatan manusia, baik bergerak maupun tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya, atau sisa-sisanya yang memiliki hubungan erat dengan kebudayaan dan sejarah perkembangan manusia. Serta lokasi yang berada di darat dan/atau di air yang mengandung Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan/atau Struktur Cagar Budaya sebagai hasil kegiatan manusia atau bukti kejadian pada masa lalu disebut situs. Benda cagar budaya dan situs dipelajari secara khusus dalam disiplin ilmu arkeologi yang berupaya mengungkapkan kehidupan masa lalu melalui benda-benda yang ditinggalkannya. Ini berbeda dengan disiplin ilmu sejarah yang berupaya mengungkapkan kehidupan manusia di masa lalu melalui bukti-bukti tertulis yang ditinggalkannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Kabupaten Banyumas memiliki banyak peninggalan situs sejarah dan cagar budaya yang mempunyai nilai sejarah yang cukup tinggi, baik yang berupa hasil budaya material maupun hasil budaya non material (Araini et al., 2016). Salah satunya peninggalan sejarah adalah Suikerfabriek Kalibagor. Kalibagor merupakan sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Kecamatan ini berjarak sekitar 10 km dari Kota Purwokerto ke arah tenggara memiliki wilayah seluas 35,73 km2. Berbatasan dengan Kecamatan Sokaraja di ujung utara, bagian timur dengan Kecamatan Somagede dan Kabupaten Purbalingga, bagian selatan dengan Kecamatan

(3)

15

Banyumas dan Kecamatan Somagede, serta bagian barat Kecamatan Patikraja dan Kecamatan Sokaraja. Kecamatan Kalibagor merupakan pertemuan arus lintas Jalan Nasional Rute 6 antara Ajibarang-Secang dengan Jalan Provinsi Patikraja-Kaliori serta Kalibagor-Sakalputung tembusnya di Sokaraja.

Suikerfabriek Kalibagor (Pabrik Gula Kalibagor) didirikan tahun 1838 oleh Sir Edward Cooke, merupakan pemasok gula pasir di pulau Jawa dan tercatat sebagai salah satu perusahaan terbesar milik Belanda di wilayah Karesidenan Banyumas. Pabrik ini beroperasi paling lama yakni dari tahun 1839 hingga tahun 1997 atau berumur 158 tahun. Sayangnya pada tahun 2015, cerobong asap milik Pabrik Gula Kalibagor dibongkar oleh salah satu pemilik perusahaan yang ada di Purwokerto, Jawa Tengah. Lantaran pemilik merobohkan tanpa mengetahui bangunan tersebut merupakan benda cagar budaya. Padahal, sejarah Pabrik Gula Kalibagor ini menjadi sejarah penting bagi daerah Banyumas.

Dalam hal ini tentu saja pemilik tetap menyalahi ketentuan Undang- undang yang tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas nomor 4 tahun 2015 tentang Cagar Budaya, pasal 9 ayat 1 : “Setiap orang wajib menjaga kelestarian bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya serta mencegah dan menanggulangi kerusakan bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya”, ayat 2 : “Setiap orang yang memiliki, menguasai dan/atau memanfaatkan bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya wajib memelihara kelestarian dan mencegah kerusakan bangunan dan/atau lingkungan cagar budaya”. dan pasal 50 ayat 1: “Setiap orang dilarang merusak Cagar Budaya, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, dari kesatuan, kelompok, dan/atau dari letak asal”. Karena situs Pabrik Gula Kalibagor sudah terdaftar sebagai Cagar Budaya di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan nomor register OBPO2015080700003.

(4)

16 Gambar 1. 1

Bangunan Pabrik Gula Kalibagor Tahun 1905 Sumber: website www.banjoemas.com

Gambar 1. 2

Bangunan Pabrik Gula Kalibagor Sebelum 2015 Sumber: website www.banjoemas.com

(5)

17 Gambar 1. 3

Koran Harian Satelit Pos 09 April 2015 Sumber: website www.banjoemas.com

Gambar 1. 4

Bangunan Pabrik Kalibagor Tahun 2019 – Sekarang Sumber: Dokumentasi pribadi diambil

tanggal 27 April 2022 pukul 10:43 WIB

(6)

18

Banyaknya kisah sejarah lokal di Banyumas yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat melatarbelakangi terbentuknya BHHC. Banjoemas History Heritage Community atau lebih mudah disebut dengan BHHC merupakan komunitas yang dibentuk tanggal 11 November 2011, oleh sesama pecinta dan pelestari sejarah yang berawal dari forum diskusi melalui blog di internet selama kurang lebih dua tahun.

Komunitas ini bersifat swadaya, nirlaba yang bertujuan agar mampu berperan lebih banyak lagi dalam pelestarian cagar budaya, dan membangun kesadaran sejarah untuk generasi muda.

Kasus cerobong asap Pabrik Kalibagor merupakan salah satu dari sekian kasus peninggalan sejarah yang BHHC coba selamatkan. Dengan cara seperti memposting kasus Pabrik Gula Kalibagor ke media sosial, seperti Twitter dan Facebook. Melaporkan peristiwa tersebut ke pemerintah kabupaten, namun kurang mendapat respons yang diharapkan sebab pemerintah menganggap bangunan tersebut tidak termasuk dalam benda cagar budaya. Hal ini membuat BHHC melakukan strategi lain yakni menyuarakan aspirasinya dengan aksi teatrikal di alun-alun kabupaten Banyumas, yang bertujuan menarik simpati dan kepedulian masyarakat akan pelestarian sejarah dan benda cagar budaya. Media massa juga ikut meliput dan memberitakan aksi BHHC ini selama beberapa waktu. BHHC pun mulai mendapatkan simpati serta dukungan dari masyarakat yang berkomentar melalui media sosial Facebook dan Twitter. Dukungan yang diberikan dari masyarakat secara tidak sadar merespons apa yang dikomunikasikan media seolah-olah media itu manusia, memperhatikan bahwa media juga bisa diajak berbicara seperti komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang dalam situasi face to face (Nurudin, 2007).

Dengan adanya dukungan tersebut, BHHC kemudian melaporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah, yang langsung menindaklanjuti dengan membawa masalah ini ke ranah hukum. Hasilnya pengadilan Jawa Tengah memutuskan agar pemilik perusahaan harus membangun kembali cerobong asap tersebut sesuai bentuk aslinya.

(7)

19

Keberhasilan BHHC tidak terlepas dari adanya strategi komunikasi.

Komunikasi sebagai salah satu aspek penting bagi anggota organisasi memerlukan perhatian dan perencanaan yang tepat dari manajemen puncak.

Oleh sebab itu, perlu adanya pengelolaan informasi yang baik dengan strategi komunikasi yang tepat sebagai langkah mencapai tujuan organisasi (A.B. Susanto, 1997).

Berikut beberapa screenshot postingan di media sosial yaitu Facebook, dimana warga memberikan keprihatinan serta dukungan akan kasus Pabrik Gula Kalibagor yang harus dijaga dan dilestarikan bisa mendapatkan hasil yang baik.

Gambar 1. 5

Postingan Facebook Imam Hamidi A. tanggal 17 April 2015 Sumber: https://www.facebook.com/banjoemas

(8)

20 Gambar 1. 6

Postingan Facebook Banjoemas Heritage tanggal 14 April 2015 Sumber: https://www.facebook.com/banjoemas

Gambar 1. 7

Postingan Facebook Banjoemas Heritage serta beberapa komentar dari pengikutnya tanggal 14 April 2015

Sumber: https://www.facebook.com/banjoemas

(9)

21

Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BHHC baik terhubung aktif dengan khalayak atau followers-nya seperti contoh di atas, lalu cara BHHC menyusun pesan, menetapkan metode, dan pemilihan media komunikasi, membuat peneliti menyadari adanya kesamaan strategi komunikasi BHHC dengan 4 faktor strategi komunikasi dari Marhaeni Fajar dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek tahun 2009. Disini terlihat bahwa strategi komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mencari cara mana yang lebih efektif dan lebih efisien untuk mencapai tujuan pesan (target sasaran, efek, dan feedback yang diharapkan), serta mengurangi potensi hambatan komunikasi atau peluang kegagalan saat penyampaian pesan ke komunikan. Selain itu, strategi komunikasi juga membantu dalam menjalankan organisasi yakni menjadi lebih jelas tidak ambigu, terarah dalam mencapai tujuan, dan ada pola atau aturan yang jelas dalam pergerakan organisasi.

Oleh karena itu peneliti melakukan observasi di lapangan dan telah mewawancarai founder Banjoemas History Heritage Community, Jatmiko Wicaksono (Dosen Komunikasi Visual dan pegiat sejarah), ketua Banjoemas History Heritage Community, Rizky Dwi Rahmawan (Wiraswasta), dan sekretaris Banjoemas History Heritage Community, Grytje Gregory Hadiwono (Station Manager Radio Sonora Purwokerto), pada tanggal 11-19 Juni 2022 di Purwokerto melalui sambungan telepon, dengan mengambil judul “Strategi komunikasi Banjoemas History Heritage Community (BHHC) membangun kesadaran akan sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru”. Pengambilan judul tersebut karena meski tidak ada data angka yang bisa ditemukan di lapangan mengenai minat sejarah generasi muda, namun dari narasumber serta pengamat sejarah mengatakan bahwa masih banyak masyarakat dan generasi muda saat ini tidak sadar akan sejarah terutama sejarah lokal yang ada di sekitar kita. Kehadiran BHHC di Banyumas dengan visi serta misinya, menyadarkan generasi muda akan arti penting sejarah dan pelestarian warisan budaya.

(10)

22

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti ingin melihat strategi komunikasi yang dipakai oleh BHHC selama 11 tahun terakhir ini dalam menjaga kelestarian sejarah lokal dan warisan sejarah lokal di Banyumas, Jawa Tengah dengan membuat generasi muda yang ada di sekitar daerah tersebut menjadi sadar akan sejarah lokal ditempat tinggalnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana strategi komunikasi Banjoemas History Heritage Community (BHHC) membangun kesadaran akan sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru?”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah menjelaskan strategi komunikasi Banjoemas History Heritage Community (BHHC) membangun kesadaran akan sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Segi Teoritis

Dapat memperdalam penerapan teori melalui praktek lapangan, melatih berfikir secara ilmiah dalam mengidentifikasi, dan menganalisa masalah dengan dasar mengolah data yang diperoleh. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan komunikasi yaitu strategi komunikasi organisasi dalam memberikan informasi kepada sasaran atau target serta cara pencapaiannya melalui media baru, serta dapat dijadikan

(11)

23

referensi untuk penelitian selanjutnya dan bagi kelompok-kelompok yang peduli tentang pelestarian sejarah lokal.

1.4.2 Segi Praktis

Dapat bermanfaat sebagai masukan dan saran untuk pengembangan komunitas khususnya BHHC agar dapat lebih banyak lagi menjangkau dan menanamkan kesadaran pelestarian sejarah bagi generasi muda. Serta sebagai referensi kajian pustaka untuk penelitian selanjutnya yang tertarik untuk meneliti masalah dengan kajian yang berbeda, dan bagi pembaca, sebagai sarana pembelajaran yang juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan ikut serta memberikan penyadaran pelestarian sejarah dimulai dari lingkungan terdekat.

1.5 Definisi Konsep

Penelitian pada strategi komunikasi yang dilakukan oleh Banjoemas History Heritage Community dalam membangun kesadaran sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru memiliki konsep-konsep yang digunakan acuan dalam kerangka analisis, yaitu:

1.5.1 Komunikasi Organisasi

Menurut Goldhaber (1993) komunikasi organisasi adalah sebuah proses penciptaan serta saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang bergantung oleh satu sama lain untuk mengatasi lingkungan tidak pasti atau lingkungan yang berubah- ubah. (Ruliana, 2014)

1.5.2 Konsep Komunikasi AIDDA

Konsep komunikasi AIDDA atau A-A Procedure (from attention to action procedure) adalah teori yang ditulis oleh Wilbur Schramm. Dalam Effendy (2004: 305), AIDDA adalah akronim dari Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (keinginan), Decision (keputusan), dan Action (tindakan).

(12)

24 1.5.3 Strategi Komunikasi

Menurut Marhaeni Fajar, untuk menyusun strategi komunikasi ada 4 faktor penting yang harus diperhatikan. Pertama, komunikator mengenal khalayak dalam usaha menciptakan komunikasi yang efektif. Kedua, menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi agar mampu membangkitkan perhatian khalayak.

Ketiga, menetapkan metode, dalam metode penyampaian dapat dilihat dari dua aspek yaitu menurut cara pelaksanaannya (metode redundancy dan canalizing) dan menurut bentuk isinya (metode informatif, edukatif, dan kursif). Keempat, pemilihan media komunikasi untuk mencapai sasaran komunikasi dapat memilih salah satu atau gabungan dari beberapa media.

1.5.4 Kesadaran Sejarah

Kesadaran sejarah merupakan orientasi intelektual, suatu sikap jiwa yang perlu untuk memahami secara tepat paham kepribadian nasional (Soedjatmoko, 1986:66-67).

1.5.5 Media Baru (New Media)

Marshall McLuhan (1964) dalam bukunya Understanding Media: The Extensions of Man, mengemukakan bahwa teknologi komunikasi memainkan peran penting dalam tatanan sosial, dan budaya baru membawa perubahan dari media cetak ke media elektronik. Pergeseran teknologi yang tradisional ke teknologi digital juga membawa perubahan besar dalam cara manusia berkomunikasi. Media baru memungkinkan para penggunannya untuk mengakses berbagai konten media kapan saja, dimana saja dengan berbagai media elektronik. Media baru memiliki sifat interaktif dan bebas.

(13)

25 1.6 Batasan Penelitian

Pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah berguna untuk mengidentifikasi faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian, dan faktor mana yang tidak termasuk dalam ruang lingkup masalah penelitian (Usman & Setiady Akbar, 2008: 24). Adapun batasan penelitian hanya fokus pada strategi komunikasi Banjoemas History Heritage Community membangun kesadaran akan sejarah pada generasi muda di Banyumas, Jawa Tengah melalui media baru dengan mendalami dari konsep 4 faktor strategi komunikasi yang dirumuskan oleh Marhaeni Fajar (2009).

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah dan jadwal permintaan pesanan akan diserahkan oleh Bagian Pemasaran kepada Manajer PPC untuk kemudian dilakukan Perencanaan dan Pengendalian Produksi sesuai

Minyak pelumas pada suatu sistem permesinan berfungsi untuk memperkecil- gesekan-gesekan pada permukaan komponen komponen yang bergerak dan bersinggungan. selain itu minyak

Penemuan-penemuan Sprague yang lain tentang listrik sangat bermanfaat terhadap perbaikan jaringan distribusi listrik kita sekarang ini (yang lebih dahulu dilakukan oleh Edison),

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana produk pengembangan prosedur praktikum dan

From Incidental News Exposure to News Engagement: How Perceptions of the News Post and News Usage Patterns Influence Engagement with News Articles Encountered on

Persamaan ini memperlihatkan variasi turunan arus dengan waktu dan sebagaimana diketahui bahwa sesaat setelah saklar ditutup, pada rangkaian tidak mengalir arus (karena sifat

Komunitas anak bawang digerakkan oleh para mahasiswa jadi jika bisa lebih baik terus untuk dikembangkan lagi dikarenakan anak-anak pada zaman sekarang memerlukan