• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I Rangkaian Transient. Ir. A.Rachman Hasibuan dan Naemah Mubarakah, ST"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Rangkaian Transient

Oleh :

Oleh :

Ir. A.Rachman Hasibuan dan

Naemah Mubarakah, ST

(2)

1.1 Pendahuluan

 Pada pembahasan rangkaian listrik, arus maupun tegangan yang dibahas adalah untuk kondisi steady state/mantap. Akan tetapi sebenarnya sebelum rangkaian mencapai keadaan steady state, arus maupun tegangan pada rangkaian mengalami transisi (transient), dan apabila transisi ini berakhir maka dikatakanlah arus maupun tegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai keadaan maupun tegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai keadaan

steady state.

 Adapun yang dibahas pada materi kuliah ini hanya mencakup rangkaian-rangkaian yang linear yang memiliki persamaan diferensial orde satu dan dua dengan konstanta sembarang

.

(3)

1.2 Kondisi Awal

 Dalam analisa rangkaian transient perlu dibedakan tiga daerah waktu yaitu:

 Sesaat sebelum dilakukan perubahan pada rangkaian (pada kuliah ini yang dimaksud perubahan adalah posisi dari saklar pada rangkaian) yang dilambangkan pada saat t(0-).

 Saat terjadinya perubahan yang dilambangkan pada saat t(0). Sesaat setelah terjadinya perubahan yang dilambangkan  Sesaat setelah terjadinya perubahan yang dilambangkan

pada saat t(0+).

 Keadaan awal sangat diperlukan agar konstanta sembarang yang muncul dalam penyelesaian umum dari persamaan diferensial dapat dihitung.

 Sebagaimana diketahui bahwa penyelesaian umum suatu persamaan diferensial orde suatu akan berisikan satu konstanta sembarang dan untuk persamaan diferensial orde dua akan berisikan dua buah konstanta sembarang sedangkan untuk orde n persamaan diferensial akan memiliki n buah konstanta sembarang.

(4)

1.3 Kondisi Awal Komponen Rangkaian



Komponen R

i

R

(0-) ≠ i

R

(O) ≠ i

R

(0+)



Komponen L



Komponen L

i

L

(0-) = i

L

(0) = i

L

(0+)



Komponen C

(5)

Adapun sifat dari ketiga komponen tersebut

(6)

1.4 Kondisi Awal Dari Turunan Pertama

Rangkaian R-L Seri

Misalkan suatu rangkaian seri seperti dibawah ini :

(7)

maka menurut hukum Kirchoff, persamaan tegangan pada rangkaian di atas adalah :

atau

Persamaan ini memperlihatkan variasi turunan arus dengan

Vo

i

.

R

dt

di

L

+

=

(

Vo

i

.

R

)

L

1

dt

di

=

Persamaan ini memperlihatkan variasi turunan arus dengan waktu dan sebagaimana diketahui bahwa sesaat setelah saklar ditutup, pada rangkaian tidak mengalir arus (karena sifat induktor yang tidak bisa berubah dengan seketika) maka sesaat setelah penutupan saklar, arus pada rangkaian adalah nol, sehingga persamaan berbentuk :

( )

L

Vo

0

dt

di

=

+

(8)

Laju perubahan arus terhadap waktu dinyatakan

dengan :

( )

(

Vo

i

.

R

)

L

1

t

dt

di

1 1

=

Gambar 1.2 Kurva pendekatan kondisi awal arus pada rangkaian RL seri

(9)

Adapun langkah-langkah untuk kondisi awal

dari suatu turunan pada rangkaian:



Gantikan semua induktor dengan dengan

rangkaian terbuka atau dengan sumber arus

yang memiliki arus sebesar arus yang mengalir

pada saat t(0+).



Gantikan semua kapasitor dengan hubungan

singkat atau dengan sumber tegangan sebesar

bila terdapat muatan awal (q

0

).



Resistor/tahanan dibiarkan tetap tanpa ada

(10)
(11)

Jawab :

Karena sifat L yang tidak bisa berubah dengan seketika, maka rangkaian ekivalen dari rangkaian di atas saat saklar ditutup adalah :

(12)

Adapun persamaan tegangan pada rangkaian setelah penutupan saklar adalah

:

v

i

.

R

dt

di

L

+

=

( )

0

R

.

i

( )

0

V

dt

di

L

+

+

+

=

atau

( )

0

R

.

0

V

dt

di

L

+

+

=

(a) atau:

( )

10

1

10

L

V

0

dt

di

=

=

=

+ Amp/det

(13)

untuk mendapatkan ,

( )

+

0

dt

i

d

2 2

maka persamaan (a) dideferensialkan satu kali :

( )

( )

( )

0 100

(

10Amp/det

)

0 dt i d 0 dt di . R 0 dt i d L 2 2 atau 2 2 = +   →  + + + + ↓ 3 2 1

atau :

( )

0

1000

Amp

/

det

dt

i

d

2 2

=

+ Amp/det. 10 ↓

(14)

Contoh

Rangkaian di bawah ini sudah dalam

keadaan steady state.

Pada saat t = 0 saklar dipindahkan ke posisi 2, carilah i

(0+)

;

( )

0

+

dt

di

dan

( )

0

+

dt

i

d

2 2 .

(15)

Jawab :

Adapun bentuk rangkaian ekivalen dalam

keadaan steady state :

( )

2

Amp

10

20

R

V

i

=

=

=

Maka sewaktu saklar di posisi 1 besar arus pada

rangkaian adalah :

(16)

Adapun bentuk rangkaian setelah saklar di posisi 2

adalah :

( ) ( )

0

i

2

Amp

.

i

+

=

=

Karena sifat L yang tidak dapat berubah dengan seketika, maka :

Saklar di posisi 2, maka persamaan tegangan pada rangkaian adalah :

( ) (

) ( )

{

0

Amp

2

0

i

.

R

R

0

dt

di

L

+

1

+

2

=

↓ + + (a)

(17)

atau :

( ) (

)

.

2

0

L

R

R

0

dt

di

1 2

=

+

+

+ atau :

atau

( )

0

60

Amp

/

det

.

dt

di

=

+

( )

(

)

.

2

1

20

10

0

dt

di

+

=

+

Bila persamaan (a) di diferensialkan satu kali maka diperoleh:

atau :

( )

(

1 2

) (

)

(

)(

)

2 2 2 det / Amp 1800 1 . det / Amp 60 20 10 L det / Amp 60 R R 0 dt i d − = + − = × + − = +

(

)

( )

0 Amp 60 -0 dt di R R dt i d L 1 2 2 2 = + + ↓ + 43 42 1

(18)

1.5 Kondisi awal dari turunan pertama

rangkaian R-L-C seri.

(19)

+

0

Karena kondisi awal dari elemen pasif diasumsikan nol,

maka sesaat setelah saklar ditutup yaitu pada saat t = , rangkaian ekivalennya adalah :

(20)

Dari Gambar 1.3 bilamana saklar ditutup,

maka persamaan tegangan pada rangkaian adalah:

0

V

idt

C

1

i

.

R

dt

di

L

+

+

=

+

0

Untuk t = , maka persamaan (1.6) berbentuk : 1

di

Maka terlihat bahwa :

( )

0

V

0

dt

di

L

+

=

atau :

( )

L

V

0

dt

di

0

=

+

( )

( )

( )

V0 0 dt 0 i C 1 0 0 i . R 0 dt di L + + + +

+ = ↓ ↓ 3 2 1 3 2 1

(21)

Selanjutnya untuk mencari

( )

0

+ , maka diferensialkan

dt

i

d

2 2

sebelumnya satu kali untuk t =

0

+

,sehingga diperoleh :

( )

( ) ( )

} 0 C 0 0 i 0 dt di . R 0 dt i d L 2 2 = + + ↑ + + + atau :

( )

0

L

V

.

R

0

dt

i

d

L

0 2 2

=

+

+

( )

( )

C Vo/L dt dt2 ↓ + + 43 42 1

( )

0

L

0

dt

L

2 +

+

=

atau :

( )

L

V

.

R

0

dt

i

d

0 2 2

=

+

(22)

( )

0+ dt

di

Contoh :

Dengan mengasumsikan semua kondisi awal dari elemen pasif Rangkaian di bawah ini, dan pada saat t = 0 saklar ditutup,

maka carilah : i(0+) ; dan

( )

+

0

dt

i

d

2 2

(23)

Jawab :

Adapun rangkaian ekivalen setelah saklar ditutup adalah :

( )

0

0

i

+

=

(24)

Saat saklar ditutup rangkaiannya adalah :

maka persamaan tegangan pada rangkaian adalah :

V

idt

C

1

i

.

R

dt

di

L

+

+

=

(a)

(25)

+

0

Untuk t = , maka persamaan (a) menjadi :

( )

( )

{

{

( )

dt

V

0

0

i

C

1

0

0

i

.

R

0

dt

di

L

+

+

=

↓ ↓ + + +

( )

20

Amp

/

det

.

1

20

L

V

0

dt

di

=

=

=

+ Sehingga :

(26)

Selanjutnya untuk mendapatkan

( )

0+ diferensialkan dt i d 2 2

persamaan (a) satu kali:

0

C

i

dt

di

.

R

dt

i

d

L

2 2

=

+

+

untuk t =

0

+

, maka : 0

( )

( )

( )

0 0 C 0 i Amp/det. 20 0 dt di . R 0 dt i d L 2 2 = + + ↑ ↓ + + + 8 7 6 3 2 1 Sehingga :

( )

(

)

(

)

2000Amp/det. 1 . det / Amp . 20 100 L . det / Amp . 20 R 0 dt i d 2 2 − = − = − = +

(27)

Contoh :

Rangkaian di bawah ini telah mencapai keadaan steady state

sebelumnya, maka pada saat t = 0 saklar dipindahkan ke posisi 2. Carilah : i(0+) ;

( )

+ 0 dt di dan

( )

+ 0 dt i d 2 2

(28)

Jawab :

Sewaktu saklar di posisi 1, rangkaian telah dalam keadaan steady state, sehingga rangkaian ekivalennya adalah :

maka arus pada rangkaian adalah :

( )

0

0

(29)

Pada saat saklar di posisi 2 rangkaian ekivalennya adalah :

maka persamaan tegangan pada rangkaian :

C

V

idt

C

1

dt

di

L

i

.

R

+

+

=

(30)

+

0

Dan untuk t = , persamaan ini berbentuk :

( )

{

( )

{

( )

dt

V

C

0

0

i

C

1

0

dt

di

L

0

0

i

.

R

+

+

=

↓ ↓ + + + maka diperoleh :

( )

0

10

di

L

( )

0

=

10

dt

di

L

+

=

atau :

( )

10

Amp

/

det

.

1

10

L

10

0

dt

di

=

=

=

+

(31)

Selanjutnya untuk menghitung

( )

0

+ diferensialkan

dt

i

d

2 2

Persamaan (a) satu kali :

0

C

i

dt

i

d

L

dt

di

.

R

2 2

=

+

+

+

0

Pada t = , maka persamaan ini menjadi :

0

+

0

Pada t = , maka persamaan ini menjadi :

( )

( ) ( )

0 0 C 0 i 0 dt i d L Amp/det. 10 0 dt di . R 2 2 = + + ↑ ↓ + + + 8 7 6 3 2 1

( )

2 2 2

det

/

amp

.

10

0

dt

i

d

=

+ Sehingga :

(32)

1.6 Kondisi awal Rangkaian RLC dua Loop

Perhatikan rangkaian di bawah ini :

(33)

Karena semua kondisi awal dari setiap elemen pasif diabaikan, maka saat saklar ditutup rangkaian ekivalen berbentuk :

Gambar 1.6 Rangkaian Ekivalen sesaat saklar ditutup

( )

1 0 1 R V 0 i + = dan : i2(0+) = 0 Terlihat bahwa :

(34)

Dari rangkaian Gambar 1.5 bila sakalar ditutup, maka persamaan tegangan setiap loop adalah :

Loop 1 :

− + = i dt C 1 dt i C 1 R i Vo 1 1 1 2 atau :

(

i i

)

dt C 1 R i Vo = 1 1 +

i2 Loop 2 :

dt

di

L

R

i

dt

i

C

1

dt

i

C

1

0

=

2

1

+

2 2

+

2 atau :

(

)

dt di L R i dt i i C 1 0 =

22 + 2 2 + 2

(35)

+

0

Untuk t = , maka persamaan menjadi :

(

)

( )

( )

( )

0 0 dt di L 0 i R 0 dt i i C 1 2 0 2 2 0 2 1 − + + + = ↓ ↓ + +

123 4 4 4 3 4 4 4 2 1 Sehingga :

( )

0

0

dt

di

2

=

+

Sehingga :

(36)

Untuk mendapatkan

( )

0

+

maka deferensialkan :

dt

di

1 t = 0+, maka :

(

i

i

)

dt

C

1

R

i

Vo

=

1 1

+

i

2

0

1

R

0

V

↑ ↑

( )

( )

( )

8

7

6

8

7

6

0

C

0

i

1

C

0

i

R

0

dt

di

0

1 1 1 2 ↑ ↑

+

+

+

+

=

sehingga :

( )

2 1 0 1

CR

V

0

dt

di

=

+

(37)

t = 0+, maka :

Untuk mendapatkan

( )

0

+

maka deferensialkan :

dt

i

d

2 1 2

C

i

C

i

R

dt

di

0

=

1 1

+

1

2

0

2

1

CR

/

0

V

sehingga :

( )

( )

( )

4

8

47

6

4

8

47

6

0

C

0

dt

di

C

0

dt

di

0

dt

i

d

R

0

2 1 1 2 1 ↑ ↑

+

+

+

+

=

( )

3 1 2 0 2 1 2

R

C

V

0

dt

i

d

=

+

(38)

t = 0+, maka :

Untuk mendapatkan

( )

0

+

maka deferensialkan :

dt

i

d

2 2 2

C

i

C

i

R

dt

di

0

=

1 1

+

1

2

1

R

/

Vo

0

sehingga :

( )

( )

+

( )

+

+

( )

+

=

↓ ↑ ↑ + +

0

dt

i

d

L

0

0

dt

di

R

1

C

i

0

C

i

0

2 2 2 2 2 0 1 0 2

4

3

42

1

8

7

6

8

7

6

( )

1 0 2 2 2

LCR

V

0

dt

i

d

=

+

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)

1.7 Kondisi Awal Rangkaian RLC Yang Terdiri

Dari Tiga Loop

Perhatikan rangkaian RLC yang terdiri dari tiga loop dibawah ini.

(48)

Sebelum dilihat kondisi pada t = 0+ , maka harus dilihat terlebih dahulu kondisi pada t = 0- (sesaat sebelum saklar ditutup).

Adapun rangkaian ekivalen sebelum saklar ditutup adalah :

Gambar 1.7.Rangkaian ekivalen dari Gambar 6.pada t =

0-( ) ( ) 2 1 0 2 R 0 L

R

R

V

I

I

+

=

=

(49)

Dalam keadaan steady state induktor L bersifat hubungan singkat sedangkan kapasitor C1- danC2, sehingga arus yang mengalir pada induktor L adalah : ( ) ( ) 2 1 0 2 R 0 L

R

R

V

I

I

+

=

=

Sedangkan tegangan pada terminal kapasitor-kapasitor adalah :

V

R

2 1 2 2 C 1 C

R

R

V

R

v

v

+

=

+

atau: 2 C 2 1 2 1 C

v

R

R

V

.

R

v

+

=

Karena muatan pada kapasitor yang terhubung seri adalah sama, maka diperoleh : 2 C 1 C

q

q

=

atau : 2 C 2 1 C 1

.

v

C

.

v

C

=

(50)

dan apabila dimisalkan , maka dapat Dituliskan : 2 2 1 1 C 1 D dan C 1 D = = 2 1 2 C 1 C

D

D

v

v

=

atau : 1 1 C 2 2 C

D

v

.

D

v

=

Karena : 2 1 2 2 C 1 C

R

R

V

R

v

v

+

=

+

Maka :

.

V

R

R

R

D

v

.

D

v

2 1 2 1 1 C 2 1 C

+

=

+

2 1

R

R +

D

1

R

1

+

R

2 Sehingga : Dan :





+

+

=

2 1 1 2 1 2 1 C

D

D

D

R

R

V

.

R

v





+

+

=

2 1 1 2 1 2 2 C

D

D

D

R

R

V

.

R

v

(51)

Dengan demikian rangkaian ekivalen pada saat t = 0+ adalah :

+

-V

R

1

R

3

R

2

C

1

C

2 i2(0+) i3(0+) i1(0+)

+

+

-V

R

1

+ R

2 V = R1.i1(0+) + vC1 + vC2

Gambar 1.8 Rangkaian ekivalen dari Gambar.6.pada t = 0+

(52)

Catatan : Rangkaian resistor seri sebagai pembag

( )

C1 C2

(

C1 C2

)

1 1

.

i

0

V

v

v

V

v

v

R

+

=

=

+

( )

2 1 2 1 1

.

0

.

R

R

V

R

V

i

R

+

=

+

( )

4

4 3

4

4 2

1

4

3

42

1

2 1 1 1 R 1 R R R V R V 2 1 2 V 1 1

R

R

V

R

V

0

i

R

+ =

+

=

+

maka :

( )

2 1 1

R

R

V

0

i

+

=

+

(53)

Oleh karena arus pada L tidak bisa berubah dengan seketika, maka :

( )

( )

2 1 2

0

0

R

R

V

i

i

L

+

=

=

+

Demikian pula karena tegengan pada kapasitor tidak dapat berubah dengan seketika, maka tegangan pada kapasitor C2 adalah :

( )

+ +

[

( )

+ −

( )

+

]

= R .i 0 R i 0 i 0 vC2 2 3 3 3 2

( )(

2 3

)

C2 2

( )

3 3

0

.

R

R

v

i

0

R

i

+

+

=

+

+

( )(

)

2 1 3 2 1 2 2 1 2 3 2 3

R

R

V

.

R

D

D

D

.

R

R

V

.

R

R

R

.

0

i

+

+

+

+

=

+

+

( )

(

)(

)





+

+

+

+

=

+

3 2 1 2 2 3 2 2 1 3

R

D

D

D

.

R

R

R

R

R

V

0

i

Sehingga :

Gambar

Gambar 1.1 Rangkaian seri RL
Gambar 1.2 Kurva pendekatan kondisi awal arus pada rangkaian RL  seri
Gambar 1.3 Rangkaian RLC seri
Gambar 1.4 rangkaian ekivalen Gambar 1.3 pada saat  t = 0 +
+6

Referensi

Dokumen terkait

Menteri Nomor PM 82 Tahun 2015 tentang Pengecualian (Exemption) dari Kewajiban Pemenuhan Standar. Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan

Menurut Sutarsih (2001:3), PMR sebagai pendekatan mempunyai kelebihan antara lain sebagai berikut. 1) Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang

Bakteri yang memiliki ESBL ini pun merupakan bakteri yang telah resisten terhadap golongan Sephalosporin generasi 1,2,3 yang disebabkan adanya mutasi pada sisi

Jadi, informan-informan yang berada pada negotiated adalah informan yang sama-sama memiliki pengalaman dan prinsip hidup yang lebih mengerti akan pengaplikasian

Kajian ini juga menunjukkan bahawa strategi pejabat zakat bagi meningkatkan kutipan zakat perniagaan pada masa akan datang perlu ditumpukan kepada moral, sikap dan

5 new anticancer compounds were found in the tuber of rodent tuber mutant clones which did not find in the control, for example hexadecanoic acid ethyl ester,

Muslim (Indonesia); Siti Herlinda (Indonesia); Nurly Gofar (Malaysia); Melanie Boursnell (Australia); K.T. Tantrakarnapa (Thailand); Judhiastuty Februhartanty

Orang tionghoa adalah orang yang pekerja keras, rela banting tulang demi keluarganya, serta memiliki semangat juang yang tinggi sehingga mereka tidak mudah menyerah, buktinya