• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Definisi Rangkaian Listrik

Rangkaian Listrik adalah sambungan dari beberapa elemen listrik ( resistor, kapasitor, induktor, sumber arus, sumber tegangan) yang membentuk minimal satu lintasan tertutup yang dapat dilalui arus listrik. Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai dari titik tertentu akan kembali pada titik itu lagi tanpa terputus dan tidak terpengaruh oleh jauh atau dekat lintasan yang di tempuh. Didalam rangkaian ini bisa muncul besaran-besaran tegangan, daya, arus listrik, energy listrik dan lain-lain. Kaitannya dengan kehidupan kita sehari-hari, seringkali kita membutuhkan besaran-besaran daya, tegangan dan arus listrik untuk suplai kebutuhan alat-alat listrik tertentu. Suplai kebutuhan tersebut untuk setiap alat listrik yang berbeda, besarnya kebutuhan juga berbeda tergantung pada kondisi alat. Karena itu, untuk mengetahui seberapa besar kebutuhan suatu alat listrik terhadap energy, daya atau tegangan yang harus disuplai maka dibutuhkan suatu analisis rangkaian listrik. Analisis Rangkaian Listrik adalah kajian matematis tentang besaran-besaran listrik ( arus, tegangan, daya dan energy listrik) yang terdapat pada rangkaian listrik.

1.2. Muatan Dan Arus Listrik

Listrik yang ada di alam disebabkan adanya muatan listrik. Pergerakan muatan listrik menimbulkan arus listrik. Muatan listrik ada dua jenis yaitu muatan positif (proton) dan muatan negative (elektron) yang diukur menggunakan satuan Coulomb. Coulomb adalah satuan dasar Sistem Internasional (SI) yang digunakan untuk mengukur muatan listrik.

Simbol : Q = muatan listrik konstan

q = muatan listrik tergantung pada waktu muatan 1 elektron = − 1,6021 x 10−19 coulomb 1 coulomb = − 6,24 x 1018 elektron

(2)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 2

Gambar 1-1 menunjukkan muatan-muatan yang bergerak melewati konduktor , misalnya kawat. Jika ΔQ adalah muatan yang mengalir melalui penampang lintang A dalam waktu Δt, maka arus listrik I adalah

t q

I 1-1

Satuan SI untuk arus adalah Ampere (A). 1A = 1 C/s. Secara konvensional arah arus adalah sama dengan arah aliran muatan positif. Ketetapan ini dilakukan karena pada waktu itu belum diketahui bahwa ternyata electron-electron bebas yang bermuatan negative inilah yang sebenarnya bergerak dan menimbulkan arus listrik pada konduktor kawat. Bila Δt 0 maka persaman 1-1 menjadi

dt

dq

t

q

I

t 0

lim

1-2

Untuk Arus konstan, banyak muatan listrik yang megalir melalui penampang kawat adalah konstan terhadap waktu,

t Q

I 1-3

Ada dua macam arus listrik yaitu : Arus searah dan arus bolak-balik

A. Arus searah (Direct Current/DC)

Arus DC adalah arus yang nilainya konstan terhadap satuan waktu. Hal ini ditunjukkan oleh gambar 1-2.

Gambar 1-2: Grafik Arus DC i terhadap waktu t Gambar 1-1: Muatan-muatan yang

bergerak melewati konduktor, misalnya kawat

(3)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 3

B. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)

Arus AC adalah arus yang nilainya berubah terhadap satuan waktu.

Gambar 1-3: Beberapa jenis arus AC: (a) Arus berbentuk gelombang persegi (b) Arus berbentuk gelombang sinus (c) Arus berbentuk gelombang gergaji (d) Arus yang berbentuk gelombang sinus teredam

1.3 Tegangan Listrik

Tegangan atau beda potensial didefinisikan sebagai usaha yang dibutuhkan untuk memindahkan satu muatan (+1C) dari satu titik ke titik yang lain. Atau dengan kata lain tegangan adalah energi per satuan muatan. Satuan tegangan adalah volt (V). Dimana 1 V adalah 1J/C.

Gambar 1-4: Konvensi polaritas tegangan

Gambar 1−4 menunjukkan bahwa tegangan pada terminal A lebih positif dari tegangan pada terminal B. Atau dengan kata lain, potensial terminal A lebih tinggi sebesar

v

volt dibanding potensial pada terminal B. Misalkan beda potensial antara

t i (a) t (b) t i (d) t i (c) A B

+

v

(4)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 4

kedua titik tersebut adalah

v =

10 Volt, ini berarti VAB = 10 Volt dan VBA = −10 Volt.

Ada dua istilah tegangan yang seringkali dipakai pada Rangkaian Listrik, yaitu :

A. Tegangan turun/ voltage drop

Tegangan ini terjadi jika muatan bergerak dari tegangan tinggi menuju ke tegangan rendah, dalam hal ini muatan bergerak dari terminal A ke terminal B.

B. Tegangan naik/ voltage rise

Tegangan ini terjadi jika muatan bergerak dari tegangan rendah menuju ke tegangan tinggi, dalam hal ini muatan bergerak dari terminal B ke terminal A.

Pada buku ini yang dipakai adalah tegangan turun, sehingga. jika beda potensial pada kedua terminal tersebut sebesar 2 Volt, maka VAB = 2 Volt dan VBA = −2 Volt.

1.4 Energi dan Daya Listrik

Energi listrik W didefinisan sebagai perkalian antara tegangan V, arus I dan waktu t. Jadi,

t

I

V

W

.

.

1- 4

Di alam energi mempunyai sifat kekal yaitu, tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihilangkan, energi hanya bisa berubah bentuk. Untuk menyatakan apakah sebuah elemen listrik mengirim atau menyerap energi, maka diperlukan pengetahuan tentang polaritas tegangan dan arah arus.

A. Elemen Listrik Dikatakan Menyerap Energi

Jika arus positif masuk pada terminal positif dan meninggalkan terminal negatif maka dikatakan elemen menyerap energi. Perhatikan Gambar 1-5

Gambar 1-5: Elemen listrik menyerap energi

+

i

(5)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 5

B. Elemen Listrik Dikatakan Mengirim (Men-supplay) Energi

Jika arus positif masuk pada terminal negatif dan meninggalkan terminal positif maka dikatakan elemen mensuplay energi. Perhatikan Gambar 1- 6

Gambar 1-6: Elemen listrik mensuplay energi Daya listrik P didefinisikan sebagai besar energy persatuan waktu.

P =

t

W

= V I 1-5

Contoh 1-1

Sebuah arus 5 A dikirimkan ke elemen selama 10 s. Tentukan energi yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan 8 V.

Jawab :

W = v.i.t = 8. 5. 10 = 400 Joule.

Contoh 1-2

Jika arus i = 10 A, tentukan tegangan v jika elemen menyerap daya 50 W ?

i

+

i

(6)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 6

Jawab :

Elemen menyerap daya jika arus positif masuk ke terminal positif

i = 10 A P = 50 W

volt

i

P

v

5

10

50

Contoh 1-3

Jika arus i = 10 A, tentukan tegangan v jika elemen mengirim daya 50 W ?

Jawab :

Elemen mengirimkan daya jika arus positif masuk ke terminal negatif

+

i

i

+

i

(7)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 7 i = 10 A P = −50 W

volt

i

P

v

5

10

50

Contoh 1-4

Tentukan daya pada rangkaian berikut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau menyerap daya !

Jawab :

Karena arus masuk ke terminal negatif (v = −15 volt), maka elemen sumber tegangan mengirimkan daya. i = 4 A v = −15 V

watt

i

v

p

.

15

.

4

60

1.5 Notasi Ilmiah

Nilai besaran yang sangat besar atau sangat kecil akan menimbulkan kesulitan dalam melakukan perhitungan. Karena itu notasi ilmiah perlu digunakan. Sebagai contoh, misalnya besaran panjang 5.000.000 m, maka cara yang lebih mudah untuk menulis nilai ini ialah 5 x 106 m. Pengali x 106 boleh digantikan dengan awalan yang sesuai supaya nilai ini dapat ditulis dalam bentuk notasi ilmiah (yang lebih mudah). Suatu bilangan dapat dinyatakan dalam notasi ilmiah dengan cara berikut:

a × 10n dengan 1≤ a <10 dan n = { ... -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3 ... )

Contoh 1-5

(8)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 8

1.6 Awalan Dalam Satuan SI

Awalan digunakan untuk menyatakan bilangan yang lebih besar atau lebih kecil dari satu satuan dasar, menggunakan notasi desimal yang menyatakan pangkat dari sepuluh. Awalan dalam sistem satuan SI dapat dilihat pada tabel 1-1.

Tabel 1-1: Awalan Dalam SI

Awalan Singkatan Kelipatan

Eksa Peta Tera Giga Mega Kilo Hekto Deka Desi Centi mili mikro nano piko femto ato E P T G M k h da d c m µ n p f a 1018 1015 1012 109 106 103 102 10 10 –1 10 –2 10 –3 10 –6 10 –9 10 –12 10 –15 10 –18 Contoh 1-6

a) muatan listrik besarnya 5x10 –6 C = 5 µ C b) Arus listrik besarnya 6 mA = 6x10 –3 A

(9)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 9

SAOL-SOAL LATIHAN

1. Arus 25 A dikirimkan ke elemen selama 10 s. Berapakah energi listrik yang diperlukan untuk menghasilkan tegangan 24 V.

2. Sebuah lampu dihubungkan dengan batere 1,5 V menghasilkan arus sebesar 0,2 A. Berapakah energi yang dilepas oleh baterai selama 2 s.

3. Jika V = 6 Volt dan i = 3 A. Hitunglah : a. Daya yang diserap atau dikirmkan

b. Energi yang diserap atau yang dikirimkan selama 8 s

4. Hitunglah daya pada rangkaian berikut, apakah sumber tegangan mengirimkan atau menyerap daya ?

( a ) ( b ) ( c )

5. Perhatikan Gambar berikut.

Tentukan daya yang diserap atau dikirimkan, jika : (a) v = −8 Volt dan i =5 A ( b ) V = 6 Volt dan i = −8A. ( c ) V = −8 Volt dan I = −8A.

+

i

v

(10)

FASILKOM-UDINUS T.SUTOJO RANGKAIAN LISTRIK HAL 10

6. jika V = 6 Volt dan i = 4 mA, tentukan besar daya dan apakah daya diserap atau dikirim

7. ( a) Tentukan v jika elemen menyerap daya P = 100 W dan arus i = 4 A (b) Tentukan v jika elemen mengirimkan daya P = 100 W dan arus i = 4 A

8. Tentukan daya pada rangkaian berikut, apakah elemen menyerap daya atau mengirimkan daya ? ( a ) ( b ) ( c )

v

+

i

i

Gambar

Gambar 1-2: Grafik Arus DC i terhadap waktu t Gambar 1-1: Muatan-muatan yang
Gambar 1-3: Beberapa jenis arus AC: (a) Arus berbentuk gelombang persegi (b) Arus  berbentuk  gelombang  sinus  (c)  Arus  berbentuk  gelombang  gergaji  (d)  Arus  yang  berbentuk gelombang sinus teredam
Gambar 1-6: Elemen listrik mensuplay energi  Daya listrik P didefinisikan sebagai besar energy persatuan waktu
Tabel 1-1: Awalan Dalam SI

Referensi

Dokumen terkait

• Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung – ujung sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik atau dalam rangkaian

Telah dirancang program dengan menggunakan VBA Excel untuk menentukan nilai tegangan resistor, induktor, dan kapasitor rangkaian RLC seri dengan metode numerik dan

Telah dirancang program dengan menggunakan VBA Excel untuk menentukan nilai tegangan resistor, induktor, dan kapasitor rangkaian RLC seri dengan metode numerik dan

Potensiometer membran, dalam potemsiometer ini menggunakanmembran konduktif yang cepa dengan elemen geser ke kontak resistor pembagi tegangan. Linearitas dapat berkisal 0,5% - 5%

Gambar 4 menunjukkan sebuah rangkaian listrik arus bolak-balik dengan susunan seri terdiri sebuah sumber tegangan arus bolak-balik, bangku kapasitor ( C ), induktor ( L )

Daya semu adalah daya yang muncul akibat adanya hambata dari resistor, induktor atau kapasitor dalam rangkaian alat-alat listrik.. Arus AC ini biasanya di dapat dari

Dapat disimpulkan bahwa beda potensial dapat diukur jika rangkaian dalam keadaan tertutup dan ada arus listrik yang mengalir dari sebuah sumber arus listrik misalnya baterai..

Gambar 2.34 memperlihatkan rangkaian resonansi R-L-C paralel, pada hubungan paralel antara resistor (R), induktor (L) dan kapasitor (C) akan terjadi keadaan khusus,