• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

26 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN 4.1 Deskriptif Penelitian

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan melalui Google form oleh para guru yang berada di Kabupaten Halmaheara Utara dan pembagian kuesioner ini dibagi keempat Kecamatan yaitu, Kecamata Tobelo Selatan, Kecamatan Tobelo, Kecamatan Tobelo Tengah dan Kecamatan Tobelo Utara.

Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 09 Mei 2022. Jumlah kuesioner yang dibagikan sebanyak 60 kuesioner, dengan tingkat pengembalian kuesioner berjumlah 60 kuesioner. Semua kuesioner yang dikumpulkan memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai data dan dijadikan sampel dalam penelitian yang dilakukan.

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan program Statistic Package for the Social Science (SPSS).

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah 60 orang yang dibagikan di empat Kecamatan yaitu Kecamatan Tobelo Selatan, Kecamakan Tobelo, Kecamatan Tobelo Tengah dan Kecamtan Tobelo Utara di Kabupaten Halmahera Utara.

Berdasarkan kuesioner yang disebarkan terdapat lima kategori dari karakteristik responden yang digunakan yaitu jenis kelamin, pendidikan terakhir, fasilitas jaringan internet dari rumah, fasilitas komunikasi dengan internet dan platform media sosial yang dimiliki.

Tabel. 3 Karakteristik Responden Karakteristik Kategori Jumlah

Responden Presentase

Perempuan 60 100%

Laki-laki 0 0%

Pendidikan terakhir

SMA 31 52%

D1/S1 29 48%

(2)

27

Karakteristik Kategori Jumlah

Responden Presentase

Status kepegawaian

PNS 23 38%

Non Honorer 8 13%

Honorer 29 48%

Fasilitas jaringan internet

Wi-fi 13 22%

Kuota 44 73%

Tidak Ada 3 5%

Fasilitas komunikasi dengan internet

Laptop 4 7%

Handphone 53 88%

Tidak ada 3 5%

Platform media social

Facebook 26 43%

WhatsApp 31 52%

Tidak ada 3 5%

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah responden didominasi oleh jenis kelamin perempuan dengan tingkat presentase sebesar 100%, sedangkan jenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini tidak ada melihat tingkat presentase yang ditemukan adalah 0%. Dari sisi pendidikan terakhir tampak beragam yaitu lulusan SMA sebanyak 52% dan lulusan D1/S1 sebanyak 48%. Untuk status kepegawaian PNS sebasar 38%, non-honorer 13% dan dan honorer 48%. Fasilitas internet yang digunakan dari rumah yaitu wifi sebesar 22%, kuota 73% dan tidak ada 5%. Fasilitas komunikasi yang digunakan yaitu laptop sebesar 7%, Hp 88%, tidak ada 5%. Platform media sosial yang digunakan untuk Facebook sebesar 43%, WhatsApp 52% dan tidak ada 5%. Dari uraian data tabel diatas, secara umum dapat gambaran mengenai responden dalam penelitian ini secara keseluruhan semua responden wanita dan tidak ada laki-laki. Lihat dari pendidikan terakhir lulusan SMA yang paling banyak dari D1/S1 dengan berbagai ragam status kepegawaian. Fasilitas internet juga lebih banyak menggunakan kuota dari pada wi-fi sehingga presentase kuota lebih tinggi.

Fasilitas komunikasi yang digunakan juga Handphone lebih banyak digunakan oleh para guru. Untuk platform media sosial paling banyak digunakan yaitu Facebook dan WhatsApp. Ada 5% yang tidak menggunakan fasilitas internet, fasilitas komunikasi

(3)

28

dan platform media sosial dan alternatif yang dilakukan yaitu meminta pertolongan guru dalam menggunakan berbagai fasilitas tersebut sampai pembelajaran selesai.

4.3 Pengujian Instrumen Penelitian

Hasil pengujian instrumen penelitian dilakukan setelah seluruh data terkumpul sebagaimana adanya atau aslinya tanpa bermaksud untuk membuat kesimpulan yang berlaku secara umum. Kuesioner yang berhasil disebarkan sebanyak 60 kuesioner.

4.4 Hasil Uji Validitas

Uji validitas merupakan keakuratan instrument penelitian yang digunakan untuk mampu mengukur variabel kunci yang sedang diteliti (Supramono dan Utami, 2004).

Pada tabel dibawa menunjukkan semua indikator masing-masing variabel mempunyai nilai r hitung positif dan r hitung > r tabel (0.214) sehingga indikator yang diuji tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Indikator Validitas (Corrected

item – Total Correlation) Keterangan

Kompetensi social

X1.1 0.541 Valid

X1.2 0.705 Valid

X1.3 0.753 Valid

X1.4 0.819 Valid

X1.5 0.638 Valid

X1.6 0.771 Valid

X1.7 0.746 Valid

Kompetensi professional

X2.1 0.532 Valid

X2.2 0.506 Valid

X2.3 0.605 Valid

X2.4 0.742 Valid

X2.5 0.792 Valid

X2.6 0.778 Valid

X2.7 0.828 Valid

Z1 0.684 Valid

(4)

29 Kompetensi

digital

Z2 0.662 Valid

Z3 0.864 Valid

Z4 0.866 Valid

Z5 0.793 Valid

Z6 0.790 Valid

Z7 0.789 Valid

Kinerja

Y1 0.737 Valid

Y2 0.520 Valid

Y3 0.796 Valid

Y4 0.758 Valid

Y5 0.581 Valid

Y6 0.852 Valid

Y7 0.721 Valid

4.5 Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menghitung data dan memberikan hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali dengan subjek yang sama atau dapat dikatakan menunjukan adanya persetujuan antara yang diukur dengan jenis alat pengukuran yang dipakai. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai Cronbach alpha masing-masing variabel > 0.60, sehingga indikator-indikator dari setiap variabel tersebut dinyatakan reliabel.

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Alpha Keterangan Kompetensi sosial (X1) 0.840 Reliabel Kompetensi profesional (X2) 0.817 Reliabel Kompetensi digital (X3) 0.892 Reliabel

Kinerja (Y) 0.829 Reliabel

(5)

30 4.6 Pengujian Statistika Deskriptif

Penelitian ini menggunakan pengujian statisika deskriptif untuk mendeskripsikan data berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh. Analisis statisika deskriptif dapat dilihat dari nilai mean atau nilai rata-rata dari setiap item pernyataan yang diajukan.

Setiap variabel memiliki masing-masing item pernyataan yang diajukan kepada responden dalam bentuk kuesioner. Untuk mengetahui kategori pada setiap item, maka diperlukan perkalian antara skor tertinggi sesuai dengan jumlah item pertanyaan pada setiap variabel yang kemudian dibagi menjadi 5 kategori yaitu:

Tabel 6. Tingkat Kategori Variabel Range Keterangan 4,20 - 5, 00 Sangat Tinggi 3,40 - 4, 19 Tinggi

2,60 - 3,39 Sedang 1,80 -2,59 Rendah Sumber : Data Primer (2022)

Tabel diatas menunjukkan tingkat kategori variabel yang dapat digunakan untuk mempermudah pendeskripsian data yang disajikan. Tingkat kategori variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dari nilai mean atau nilai rata-rata pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Kompetensi Sosial Guru Paud Saat WFH

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

1. Saya berinteraksi dengan baik saat memberikan

pembelajaran dari rumah saat WFH 3.85 Tinggi

2.

Saya mendapatkan timbal balik yang baik dari siswa selama melaksanakan pembelajaran daring saat WFH

3.82 Tinggi

3. Saya memberikan perhatian dan mendengarkan

pertanyaan maupun tanggapan siswa saat WFH 3.75 Tinggi

4.

Saya sebagai seorang guru selalu memberikan informasi baru (misalkan: tugas rumah atau tambahan materi) kepada siswa dengan bahasa yang mudah dipahami

4.13 Tinggi

5. Saya memberikan bahan ajar yang kreatif dan 3.93 Tinggi

(6)

31

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

diminati oleh siswa saat melaksanakan WFH

6.

Saya membuat rencana pertemuan

pembelajaran secara virtual dari awal sampai akhir sesuai dengan kalender akademik saat WFH

4.02 Tinggi

7. Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua

siswa dengan baik selama WFH 4.18 Tinggi

Rata-rata Kompetensi Sosial Guru 3.64 Tinggi

Pada tabel 7 menunjukkan bahwa kompetensi sosial guru paud saat WFH memiliki nilai mean sebesar 4,18 artinya bahwa item pernyataan yaitu “saya dapat berkomunikasi dengan orang tua siswa dengan baik selama WFH” termasuk dalam kategori tinggi; sedangkan untuk item pernyataan saya memberikan perhatian dan

“mendengarkan pertanyaan maupun tanggapan siswa saat WFH” memiliki nilai mean terendah yaitu 3,75 meskipun termasuk dalam kategori tinggi. Secara keseluruhan, rata-rata Kompetensi Sosial Guru termasuk dalam kategori tinggi karena nilai mean-nya mencapai 3.64.

Tabel. 8 Kompetensi Profesional Guru Paud Saat WFH

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

1. Saya mengawali dan mengakiri pembelajaran

dengan tepat waktu saat WFH 3.98 Tinggi

2. Saya menggunakan teknik baru saat pembelajaran

untuk memotivasi siswa pada saat WFH 3.80 Tinggi 3. Saya menjajikan sekiatan pembelajaran yang

membutuhkan kerja sama antara siswa saat WFH 3.93 Tinggi 4. Saya merasa adanya peningkatan waktu untuk

pelayanan selama WFH 3.73 Tinggi

5. Saya menyajikan kegiatan pembelajaran yang

menumbuhkan kerja sama antara siswa saat WFH 3.63 Tinggi 6. Saya memiliki ruang kerja yang lebih fleksibel

selama WFH 3.50 Tinggi

7. Saya memiliki fasilitas yang lengkap dari rumah

selama WFH 3.37 Sedang

(7)

32

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

Rata-rata Kompetensi Profesional 3,70 Tinggi

Sedangkan pada Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru paud saat WFH memiliki nilai mean tertinggi yaitu 3,98 pada pernyataan saya mengawali dan mengakhiri pembelajaran dengan tepat waktu saat WFH;

sedangkan nilai mean terendah terdapat pada item pernyataan saya memiliki fasilitas yang lengkap dari rumah selama WFH yaitu sebesar 3,37. Rata-rata Kompetensi Profesional secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi karena memiliki nilai mean sebesar 3,70.

Tabel 9. Kompetensi Digital

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

1. Saya mampu menggunakan teknologi informasi untuk menyiapkan materi bahan pembelajaran selama WFH

3.77 Tinggi

2. Pekerjaan saya dapat terselesaikan lebih cepat karena memanfaatkan teknologi informasi yang canggih

3.72 Tinggi

3. Saya mampu menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas pekerjaan saya sebagai seorang guru paud selama WFH

3.77 Tinggi

4. Saya dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama WFH

3.85 Tinggi

5. Saya dapat mengggunakan social media dengan lancar untuk menyampaikan berita atau informasi penting

3.95 Tinggi

6. Saya dapat mengoperasionalkan perangkat komputer laptop dengan lancar untuk mendukung PBM (memutar video, menyiapkan power point yang menarik, menggunakan media dll)

3.55 Tinggi

7. Saya mampu menggunakan teknologi informasi dengan baik untuk berinteraksi dengan siswa selama WFH

3.70 Tinggi

Rata-rata Kompetensi Digital 3,70 Tinggi

(8)

33

Tabel 9 menunjukkan bahwa Kompetensi Digital memiliki nilai mean tertinggi terdapat pada item pernyataan yaitu saya dapat menggunakan social media dengan lancar untuk menyampaikan berita atau informasi penting sebesar 3,95; sedangkan untuk nilai mean terendah terdapat pada item pernyataan yaitu saya dapat mengoperasikan perangkat komputer, laptop dengan lancar untuk mendukung PBM (memutar video, menyiapkan power point yang menarik, menggunakan media dll) sebesar 3,55. Tabel di atas juga menunjukkan rata-rata kompetensi digital secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi dengan range 3,70.

Tabel 10. Kinerja

NO. INDIKATOR MEAN KATEGORI

1. Saya selalu menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif selama WFH

3.78 Tinggi

2. Saya memberikan pembelajaran kepada siswa yang pernah saya ikuti dalam seminar online atau webinar selama WFH

3.35 Sedang

3. Saya selalu memberikan pembelajaran yang

meningkatkan potensi siswa selama WFH 3.98 Tinggi 4. Saya selalu bersedia memberikan bimbingan

belajar kepada siswa selama WFH 3.90 Tinggi

5. Saya menyusun rencana pembelajaran

berdasarkan analisis kemampuan oleh siswa 3.87 Tinggi 6. Saya memahami materi pembelajaran yang

diajarkan selama WFH 4.00 Tinggi

7. Saya mentaati peraturan sekolah dalam

melaksanakan pembelajaran selama WFH 4.08 Tinggi

Rata-rata Kinerja 3,85 Tinggi

Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa kinerja memiliki nilai mean tertinggi sebesar 4,08 pada item pernyataan saya menaati peraturan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran selama WFH; sedangkan nilai mean terendah terdapat pada item pernyataan saya memberikan pembelajaran kepada siswa yang pernah saya ikuti dalam seminar online atau webinar selama WFH dengan skor 3,35. Rata-

(9)

34

rata Kinerja memiliki range 3,85 dan tergolong dalam kategori tinggi pada penelitian ini.

4.7 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk mengetahui model regresi mempunyai kontribusi normal atau tidak (Ghozalin.2013). Model regresi yang baik ialah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Data yang bisa berdistribusi normal dengan Kolmogorov-Smirnov, yaitu berdistribusi normal jika nilai signifikan (Sig) > 0.05.

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual Test Statistic

Asymp. Sig (2-tailed)

0.102 0.191

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0.191 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data residualnya adalah normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas yaitu untuk menguji apakah model regresi yang ditemukan adanya korelasi antara variable independen.

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Independen Tolerance VIF

Kompetensi Sosial 0.376 2.658 Kompetensi Profesional 0.363 2.753 Kompetensi Digital 0.657 1.523

Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasar pada nilai tolerance dapat dilihat bahwa semua nilai tolerance untuk masing-masing variabel bebas > 0.10 maka tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebas. Berdasar pada nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas < 10 maka tidak ada multikolinearitas di antara variabel bebas.

(10)

35 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas untuk menguji model regresi terjadi ketidaksamaan variance satu pengamatan dengan pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Model regresi yang baik merupakan yang terjadi dalam heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Independen Sig (2-tailed) Keterangan Kompetensi Sosial 0.758 Non Hetero Kompetensi Profesional 0.908 Non Hetero Kompensi Digital 0.999 Non Hetero

Tabel diatas menujukkan bahwa semua variabel independen yang diuji lebih besar dari 0.05 atau tidak mengandung heteroskedastisitas. Artinya tidak ada korelasi antara besarnya data residual sehingga data diperbesar tidak menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula.

4. Persamaan Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berikut ini adalah hasil dari persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini:

Tabel 10. Persamaan Regresi Linier Berganda

Tabel 10 diatas menunjukkan Persamaan Regresi Linier Berganda yaitu Y

= 6.147+0.324x1+0.125x2+0.327x3+e. Selain Persamaan Regresi, tabel 10 diatas juga menunjukkan bagaimana pengaruh variabel kompetensi sosial dan kompetensi profesional terhadap kinerja guru dan juga kompetensi digital sebagai

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.147 2.127 2.890 .005

X1 .324 .115 .364 2.812 .007

X2 .125 .123 .134 1.017 .314

X3 .327 .074 .431 4.397 .000

(11)

36

variabel pemoderasi dengan tingkat toleransi 5%. Dari tabel di atas ditemukan bahwa hipotesis yang diterima adalah variabel kompetensi sosial terhadap kinerja guru dengan nilai signifikan 0.007 lebih kecil dari 5% yang artinya bahwa hipotesis pertama diterima. Sedangkan untuk hipotesis kedua (X2), diketahui nilai signifikannya lebih besar dari 5% yaitu 0,314. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak yang artinya bahwa variabel kompetensi profesional terhadap kinerja guru tidak signifikan secara parsial. Variabel terakhir yaitu kompetensi digital sebagai pemoderasi memiliki nilai signifikan yaitu 0,000 lebih kecil dari 5% yang artinya bahwa hipotesis ketiga diterima.

5. Uji Moderated Regression Analysis (MRA)

Tabel 11. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) Model Koefisien (B) Sig.

(Constant) 23,040 0,014

X1 1,450 0,018** (Hipotesis Diterima) X2 -1,903 0,006*** (Hipotesis Ditolak) Z*X1 -,333 0,083* (Hipotesis Diterima) Z*X2 -,042 0,003*** (Hipotesis Ditolak) Dependent Variable: Kinerja (Y)

Keterangan: Signifikan pada alfa *10%, **5%, dan ***1%

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 11. Uji Moderated Regression Analysis (MRA) diatas menunjukkan bahwa hipotesis pertama untuk variabel kompetensi sosial diterima karena nilai signifikan kurang dari 5%, sedangkan hipotesis kedua menggunakan nilai signifikan 1% untuk variabel kompetensi profesional. Tabel tersebut menunjukkan bahwa variabel kedua ditolak karena nilai signifikannya yaitu 0,006 lebih besar dari 1%.

Tabel tersebut juga menunjukkan bagaimana pengaruh kompetensi digital memoderasi pengaruh antara variabel X1 terhadap variabel Y. Diketahui pada tabel tersebut, hipotesis ketiga diterima karena nilai signifikan 0,083 < 10%. Artinya bahwa, kompetensi digital sebagai variabel moderasi dapat memberikan pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru Paud dengan koefisien variabel moderasi negatif sebesar 0,333. Artinya bahwa kompetensi digital memiliki peran untuk memoderasi pengaruh negatif antara Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru Paud.

(12)

37

Tabel 11 juga menunjukkan bagaimana pengaruh kompetensi digital memoderasi pengaruh antara variabel kompetensi profesional terhadap kinerja guru paud. Diketahui bahwa hipotesis keempat ditolak karena nilai signifikannya lebih besar yaitu 0,003 > 1% artinya kompetensi digital tidak terbukti dalam memoderasi pengaruh antara Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru Paud dengan koefisien variabel moderasi negatif sebesar 0,042 yang artinya bahwa variabel moderasi mampu melemahkan pengaruh antara kompetensi profesional terhadap kinerja guru paud.

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .725a .525 .508 2.262

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional, Kompetensi Sosial

Data di atas menunjukkan bahwa secara simultan hanya variabel Kompetensi Sosial saja yang memiliki pengaruh terhadap Kinerja Guru dengan koefisien determinasi dilihat pada tabel model summary dengan nilai R square sebesar 0.525, artinya Kinerja Guru Paud dipengaruhi oleh Kompetensi Sosial sebesar 52,5% dan sisanya 47,5% dipengaruhi oleh variabel lain.

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .841a .707 .680 1.824

a. Predictors: (Constant), Kompetensi Profesional X Kompetensi Digital, Kompetensi Sosial, Kompetensi Profesional, Kompetensi Digital, Kompetensi Sosial X Kompetensi Digital

Tabel model summary kedua menunjukkan nilai R square sebesar 0.707.

Artinya bahwa setelah adanya persamaan kedua naik menjadi 0,707 atau 70,7%. Jadi dengan adanya Kompetensi Digital dapat memperkuat hubungan antara Kompetensi Profesional dengan Kinerja Guru Paud. Bila dilihat dari persamaan kedua juga, dimana koefisien regresi X1*X2 adalah positif maka dapat disimpulkan dengan

(13)

38

adanya variabel moderasi yaitu Kompetensi Digital dapat memperkuat hubungan antara Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru Paud.

PEMBAHASAN

Kompetensi Sosial Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru Paud Saat Melaksanakan Work From Home

Menurut Santosa & Kristiana (2019) kinerja guru berkaitan erat dengan tingginya kompetensi sosial yang dimiliki oleh setiap guru. Kesuksesan kegiatan proses belajar dan mengajar di antara guru dan siswa terjadi karena adanya hubungan atau interaksi yang saling berkaitan erat. Guru bertanggung jawab untuk mendidik dan mencerdaskan anak serta menjalin hubungan atau interaksi dengan tujuan untuk mengenali karakter dan keterampilan masing-masing anak, untuk itu guru perlu memiliki kompetensi sosial yang baik agar dapat mencapai kualitas kinerja yang diinginkan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 pada tabel 14, membuktikan bahwa Kompetensi Sosial mempunyai pengaruh positif terhadap Kinerja Guru, dengan kata lain ketika Kompetensi Sosial diberikan sesuai dengan harapan guru maka semakin tinggi kepuasan kinerja guru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bimantara dkk (2020) menyatakan bahwa ada pengaruh positif dari Kompetensi Sosial terhadap Kinerja, artinya Kompetensi Sosial berpengaruh dalam pembelajaran jarak jauh yang diberikan guru, karena dapat terlaksana dengan baik dan meningkatakan kinerja.

Penelitian lain dilakukan oleh Hartarini ddk (2022) menyatakan bahwa kompetensi sosial berpengaruh terhadap kinerja karyawan, artinya dalam menjalankan tugas, seorang karyawan atau guru dapat melakukan kompetensi sosial seperti, komunikasi, berinteraksi dengan baik antara sesama rekan kerja maupun siswa sehingga meningkatkan kinerja. Dan penelitian oleh Pairi dkk (2022) menyatakan bahwa kompetensi sosial guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa dan kinerja guru, yang artinya guru mampu memberikan sosial yang baik terhadap siswa dalam pembelajaran dan dapat menarik motivasi untuk belajar siswa, hasil tersebut dapat meningkatkan kinerja guru.

(14)

39

Kompetensi Profesional Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru Paud Saat Melaksanakan Work From Home

Guru memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas siswa/I dalam kegiatan pembelajaran. Guru secara profesional akan menguasai materi, struktur, konsep pembelajaran dan mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif khususnya di pendidikan usia dini. Dalam mengajar anak-anak usia dunia, diperlukan guru dengan kompetensi profesional yang mampu menguasai materi dan mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Menurut Nurdianti (2017) semakin kompeten penguasaan materi guru yang bersangkutan, maka performa guru di kelas pun semakin baik. Selain itu, kinerja guru akan optimal jika seorang guru dapat memahami kompetensi yang sesuai dengan standar kompetensi guru yang ada (Majid, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa jika kompetensi profesional yang dimiliki oleh seorang guru dapat diimplementasikan dengan baik maka akan mempengaruhi kinerja guru saat bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Kompetensi Profesional tidak terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Guru. Artinya bahwa secara parsial hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak karena nilai signifikannya lebih dari 1%. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Losa, dkk (2021) yang menyatakan bahwa kompetensi professional secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru yang artinya bahwa kompetensi profesional seorang guru yang bekerja dari rumah memiliki pengaruh, sehingga kinerja guru dapat meningkat dalam melaksanakan pembelajaran jarah jauh.

Penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi profesional tidak terbukti berpengaruh terhadap Kinerja Guru Paud, dilihat dari nilai rata-rata terendah pada data deskriptif Kompetensi Profesional sebesar 3,37 dengan item pernyataan yaitu “saya memiliki fasilitas yang lengkap dari rumah selama WFH”. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang lengkap dapat mempengaruhi kinerja guru selama pandemi, untuk itu setiap guru berhak untuk mendapatkan fasilitas seperti ketersediaan jaringan internet dan akses untuk dapat bekerja dari rumah.

Kompetensi Digital Memoderasi Pengaruh Kompetensi Sosial Terhadap Kinerja Guru Paud

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, diketahui bahwa Kompetensi Digital memoderasi secara signifikan pengaruh Kompetensi Sosial terhadap Kinerja Guru

(15)

40

Paud. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayogi &

Estetika (2019). Dimana setiap tenaga pendidik perlu untuk mengembangkan dan meningkatkan skill nya untuk bisa menggunakan teknologi informasi dan komunikasi sehingga ketika terjadi pandemi setiap tenaga pendidik telah dibekali dan memiliki kompetensi digital yang memadai. Bila dilihat dari nilai rata-rata responden pada kompetensi digital diketahui bahwa item pernyataan tertinggi “saya dapat menggunakan media sosial dengan lancar untuk menyampaikan berita atau informasi penting” memiliki nilai mean sebesar 3,95. Ini artinya bahwa tenaga pendidik di empat kecamatan dapat mengakses internet ataupun media sosial dengan baik.

Menurut Suryani et al., (2021) kompetensi yang berkualitas akan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam lingkungan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kinerja guru dan pencapaian tujuan yang ingin diraih. Bila dilihat dari fasilitas penggunaan intenet, kebanyakkan Guru menggunakan handphone sebagai alat komunikasi dan media untuk mengakses internet, sedangkan untuk penggunaan laptop cenderung hanya 7% yang artinya bahwa kebanyakkan guru cenderung tidak menggunakan laptop saat bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran daring dilakukan kebanyakkan guru menggunakan handphone sebagai media berkomunikasi dengan para siswa/I untuk melakukan proses pembelajaran dibanding menggunakan laptop, sedangkan laptop hanya digunakan apabila ingin memutar video, menyiapkan power point dan lain sebagainya. Walaupun tidak semua guru dapat menggunakan fasilitas yaitu komputer dan laptop tetapi hal tersebut tidak menurunkan kinerja guru Paud di Kabupaten Halmahera Utara.

Kompetensi Digital Memoderasi Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru Paud

Menurut Hapsari et al., (2017) guru yang kurang kompeten akan menghambat pencapaian tujuan, untuk itu diperlukan kompetensi guna membantu anak didik mencapai prestasi yang ingin diraih. Guru diharapkan memiliki kompetensi yang bertujuan untuk mendukung kualitas kinerjanya dan nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik karena itu diperlukan pengembangan profesional yang artinya bahwa peningkatan kompetensi bisa memperbaiki sistem pembelajaran dan juga mampu meningkatkan prestasi belajar seorang siswa. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat dengan melihat nilai R-square pada persamaan kedua, diketahui bahwa Kompetensi Digital mampu memoderasi pengaruh Kompetensi

(16)

41

Profesional terhadap Kinerja Guru Paud. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya Kompetensi Digital dapat meningkatkan Kinerja Guru dengan Kompetensi Profesional yang dimiliki guru tersebut seperti penguasaan informasi dan komunikasi, membuat konten pembelajaran, dan memecahkan masalah pendidikan.

Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Haryaka (2015) dan Sudarmi (2015), dimana Kinerja dan Kompetensi Profesional guru dapat dilihat dari penguasaan standar kompetensi guru, pengembangan materi, pengembangan profesional, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Bila dilihat dari nilai rata-rata data deskriptif nilai mean terendah terdapat pada item pernyataan yaitu “saya dapat mengoperasikan perangkat komputer, laptop dengan lancar untuk mendukung PBM (memutar video, menyiapkan power point yang menarik, menggunakan media dll)” sebesar 3,55. Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua tenaga pendidik/guru mampu mengoperasikan perangkat komputer dan laptop dalam mendukung kegiatan proses belajar dan mengajar. Meskipun tidak semua dapat menggunakan komputer dan laptop sebagai alat pembelajaran tetapi selama menjalankan sistem pembelajaran daring, Guru Paud di Kabupten Halmahera tetap memberikan pembelajaran untuk meningkatkan potensi siswa dan tetap bekerja mengikuti aturan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian pada unit kerja Kabupaten/Kota yang membidangi penyuluhan kehutanan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atau pejabat eselon

Dan yang terakhir narasumber ke tujuh Sella Amalia adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Dasar-dasar Audit Internal Sektor Publik, Tim Penyusun Modul Program Pendidikan Non Gelar Auditor Sektor Publik STAN Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK)

Untuk lebih jelasnya, mengenai pembagian waktu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan juga mengenai metode pembelajaran yang digunakan oleh para guru dalam

Demikian pula ekstrak aquades:etanol (1:1) memiliki kandungan fenolik total yang tidak berbeda nyata dengan ekstrak etanol, namun ekstrak aquades:etanol (1:1) menunjukkan

Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematik adalah model pembelajaran berbasis proyek atau.. biasa dikenal dengan

Pada konstruksi beton bertulang, korosi baja tulangan merupakan sebuah permasalah serius.Baja merupakan komponen yang berperan untuk mengakomodasi kelemahan beton dalam hal

Database ini dibangkitkan melalui perangkat lunak Airport and Navigation Data Compiler (ANDC) dan dapat menampung sebanyak 400 stasion berbagai jenis. 2) Lingkungan Suara (Aural