• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERASI MEDIA MENUJU GENERASI EMAS BEBAS STUNTING DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "LITERASI MEDIA MENUJU GENERASI EMAS BEBAS STUNTING DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

32

LITERASI MEDIA MENUJU GENERASI EMAS BEBAS STUNTING DESA MENUR KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

Oleh :

Adi Sasmito, Rekno Sulandjari, Leonardo Budi H, Sri Praptono Dosen Universitas Pandanaran Semarang

Email:Ir_adisasmito@yahoo.com, rekno.sulandjari@gmail.com, leonardobudihas@yahoo.com, sri_praptono@yahoo.com

ABSTRAK

Didorong dengan adanya target tahun 2024 angka stunting secara nasional bisa turun hingga 14 persen. Maka dari itu, banyak program yang diimplementasikan guna mencapai penurunan kasus stanting di 12 provinsi yang diprioritaskan. Saat ini angka stunting nasional masih tinggi yaitu sekitar 24,4%

atau kira-kira 5,33 juta balita mengalami stunting.

Namun demikian fenomena stanting di desa Menur hampir tidak ditemui.

Oleh karenanya untuk preventif fenomena stunting ini, perlu digiatkan berbagai program yang mendukung pemahaman warga akan gejala dan karakteristik stanting itu sendiri. Dari program yang dijalankan, didsapatkan hasil bahwa masyarakat Desa Menur yang memiliki anak balita sebanyak 33 orang dan 4 orang ibu yang sedang hamil sangat memahami dan antusias dalam menerima sosialisasi media menuju generasi emas bebas stunting di lingkungannya. Ditemukan juga adanya fenomena stanting yang semakin dipahami sebagai salah satu bentuk keperdulian orang tua dalam mengasuh, membesarkan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain dengan memaksimalkan asupan gizi dari semenjak ibu hamil hingga bayi terlahir perlu ASI dan makanan pendamping ASI jika bayi telah mencukupi usianya yaitu minimal 6 bulan.

Hasil dari kegiatan ini terlihat ada peningkatan adanya pemahaman jenis- jenis indikator dan ciri-ciri serta karakteristik penderita stanting bukan hanya indikator berat, namun indikator ringan juga sudah mulai dipahami. Sehingga antisipasi dan pemulihannya lebih cepat. Capaian fenomena stanting sampai di angka zero bukan mustahil jika terdapat kesadaran bersama antara warga setempat dan aparat terkait. Harapan ke depan tak ada balita yang mengalami stanting dan mencetak generasi emas bukan lagi sebuah masalah yang sulit.

Kata Kunci: Literasi, Media, Stanting

ABSTRACT

Encouraged by the 2024 target, the national stunting rate can drop to 14 percent. Therefore, many programs have been implemented to achieve a reduction in stunting cases in the 12 priority provinces. Currently, the national stunting rate is still high, namely around 24.4% or approximately 5.33 million children under five are stunted.

However, the phenomenon of stunting in Menur village is almost non- existent. Therefore, to prevent the phenomenon of stunting, it is necessary to activate various programs that support people's understanding of the symptoms and characteristics of stunting itself. From the program implemented, it was found that

(2)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

33

the people of Menur Village, who have 33 toddlers and 4 pregnant mothers, are very understanding and enthusiastic about receiving media socialization towards a golden generation free of stunting in their environment. It was also found that there is a phenomenon of stunting which is increasingly understood as a form of parental concern in caring for, raising their children and other family members by maximizing nutritional intake from the time a pregnant woman is born until the baby is born. minimum 6 months.

The results of this activity show that there is an increase in understanding of the types of indicators and the characteristics and characteristics of stunting sufferers, not only indicators of severe, but light indicators have also begun to be understood. So that anticipation and recovery are faster. The achievement of the stunting phenomenon to zero is not impossible if there is shared awareness among local residents and related officials. The hope is that in the future no toddlers will experience stunting and creating a golden generation will no longer be a difficult problem.

Key Words: Literacy, Media, Stunting

PENDAHULUAN Latar Belakang

Terdapat anak-anak di sejumlah wilayah di Jawa Tengah mengalami stunting. Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, fokus pencegahan sejak anak di dalam kandungan. Diberitakan sebelumnya, sebanyak 1.367 anak di Kota Semarang, Jawa Tengah tercatat mengalami stunting akibat kekurangan gizi.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan pada 2021, dari 44.058 balita di Kota Semarang, 3,1 persen diantaranya menderita stunting. Jumlah anak penderita stunting tersebut tersebar di 153 kelurahan di Kota Semarang. Bukan hanya di Kota Semarang, Gubernur Ganjar Pranowo menyebutkan wilayah lainnya juga memiliki angka stunting yang lebih tinggi yakni di kota Brebes.

(Sumber :https://regional.kompas.com/read/2022/07/14/170519278/angka- stunting-tinggi-di-beberapa-wilayah-di-jateng-ini-kata-ganjar, diunduh 23-02- 2023 Pk 12.00 WIB)

Jawa Tengah masuk dalam 12 provinsi di Indonesia yang diprioritaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam mengentaskan stunting.

Bukan tanpa alasan, Jawa Tengah masuk dalam provinsi dengan penduduk terpadat di Indonesia. Menurut Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, masuknya Jawa Tengah ke dalam prioritas provinsi dalam percepatan penanganan stanting, bukan karena angkanya tinggi. Melainkan merupakan satu di antara provinsi yang memiliki penduduk terpadat.

Presiden menargetkan pada tahun 2024 angka stunting secara nasional bisa turun hingga 14 persen. Maka dari itu, apabila ada penurunan kasus di 12 provinsi prioritas tersebut kemungkinan besar target bisa tercapai. Saat ini angka stunting nasional masih tinggi yaitu 24,4% atau kira-kira 5,33 juta balita mengalami stunting. "Kuncinya ada di 12 provinsi ini. Kalau semuanya bisa turun, maka target nasional terpenuhi. Selain Jawa Tengah, ada provinsi Jabar, Jatim, Banten, dan Sumatera Utara. Angka penurunan stunting di Jawa Tengah sudah

(3)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

34

bagus, mencapai 20,8 persen. Lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya,"

jelasnya.

Untuk mengatasi stunting di Jawa Tengah, tidak hanya mengandalkan peran dari BKKBN saja. Melainkan juga peran dari seluruh kepala daerah hingga tim pendamping keluarga yang diterjunkan di tiap desa. "Saya melihat respon kepala daerah di Jawa Tengah cukup baik dalam mengatasi stunting warganya. Terutama Kabupaten Boyolali itu pemeriksaan calon pengantinnya sudah bagus. Di Kota Semarang juga bagus, tiap kecamatan sudah diberi anggaran untuk membantu ibu hamil yang kekurangan gizi," terang Hasto mantan Bupati Kulonprogo dua periode.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, Jawa Tengah masih ada 9 kabupaten dan kota dengan kategori kuning (prevalensi 20 sampai 30 persen). Diantaranya Kendal, Kota Semarang, Blora, Banyumas, Batang, Kabupaten Magelang, Banjarnegara, Kota Tegal dan Pemalang.

(Sumber :https://www.tribunnews.com/regional/2022/03/21/persentase-stunting- di-5-kabupaten-di-jawa-tengah-masih, diunduh pada 23-02-2023, Pk 11.30 WIB)

Meskipun kabupaten Demak dalam hal ini Desa Menur Kecamatan Mranggen tidak termasuk salah satu wilayah yang terdampak pada stanting, namun alangkah baiknya jika masyarakat setempat tetap diberikan pemahaman melalui literasi media terkait dengan program pemerintah dalam meminimalisir stanting di Indonesia.

PERUMUSAN MASALAH

Melihat banyaknya jumlah pertumbuhan balita dan ibu hamil di Desa Menur, dan jika dikaitkan dengan program pemerintah untuk menuju zero point untuk angka kemiskinan di Indonesia pada umumnya dan di pedesaan pada khususnya, sekaligus guna meminimalisir jumlah stanting di Indonesia, dimana, diperlukan penurunan angka stunting sebesar 3.0% per tahun, dari angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 27.7% di tahun 2019 yang lalu. Dimana dalam perkembangannya, angka stunting turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di tahun 2022. Sehingga harapan pada tahun 2024 ditargetkan prevalensi stunting menjadi 14% bisa tercapai, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan PkM dengan judul sebagai berikut ;

“Literasi Media Menuju Generasi Emas Bebas Stunting Di Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak”

Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Mengetahui adakah potensi fenomena stunting warga Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

2. Apakah yang menjadi penyebab potensi adanya stunting Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak.

KERANGKA TEORI Definisi Literasi

Media Literasi media berasal dari bahasa Inggris yaitu Media Literacy, terdiri dari 2 suku kata yaitu media dan literasi. Media berarti media tempat pertukaran pesan dan Literacy berarti melek, kemudian dikenal dalam istilah Literasi Media. Dalam hal ini literasi media merujuk khalayak yang melek terhadap media dan pesan media massa dalam konteks komunikasi massa (Tamburaka, 2013:7). Literasi media

(4)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

35

adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi pencitraan media. Kemampuan untuk melakukan hal ini ditujukan agar pemirsa sebagai konsumen media (termasuk anak-anak menjadi sadar (melek) tentang cara media dikonstruksi (dibuat) dan diakses (Lawrence Lessig dalam Tamburaka, 2013:8). Menurut Tapio Varis, Media Literacy is the ability to communicate competently in all media, print and electronic, as well as to access, analyze and evaluate the powerful images, words and sounds that make up our contemprorary mass media culture. These skills of media literacy are esssential for our future as individuals and as members of a democratic society.

Literasi media diartikan juga sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dengan segenap di dalam semua media, baik media cetak dan elektronik selama itu bisa diakses, diteliti dan dievaluasi secara maksimal berupa gambar, kata-kata dan suara/bunyi yang membentuk kebudayaan media massa saat ini. Kemampuan literasi media sangat penting bagi masa depan kita sebagai bagian dari masyarakat yang demokratis (Tipo Varis dalam Tamburaka, 2013:9). Penelitian ini akan menggunakan model konsep literasi media dari National Leadership Conferenceon Media Education yang menyatakan bahwa literasi media yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan dalam berbagai bentuknya (Hobbs, 1999 dalam Judhita, 2013: 52).

Tabel 1. Model Konsep Literasi Media No Kategori Literasi

Menurut National Leadership

Conference on Media Education

Keterangan Indikator

1 Mengakses Pemahaman dan

pengetahuan menggunakan dan mengakses media serta mampu memahami isi pesan

Media yang digunakan

Frekuensi penggunaan

Tujuan penggunaan Mengerti isi pesan

2 Menganalisa Mampu memahami tujuan pesan media dan dapat mengidentifikasi pengirim pesan melalui media dan apa isi pesan tersebut.

•Kemampuan

mengingat pesan yang diterima melalui media.

•Mampu menjelaskan maksud dari pesan.

•Mampu

mengidentifikasi pengirim pesan.

•Mampu menilai

pesan media yang dapat menarik

(5)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

36

perhatian 3 Mengevaluasi Mampu menilai pesan

yang diterima kemudian dibandingkan dengan perspektif sendiri. Hal ini mencakup penilaian subjektif seorang individu atau reaksi sikap terhadap pesan serta apa saja yang menyarankan atau memberikan informasi yang berguna bagi

pengguna

* Sikap, perasaan atau reaksi yang dirasakan setelah menerima pesan dari media.

* Mengungkapkan informasi implikasi lain dari pesan

4 Mengkomunikasikan Mampu

mengkomunikasikan pesan yang diterima dari media dalam bentuk apa saja kepada orang lain

Pesan yang diterima dikomunikasikan dalam bentuk apa

Sumber :National Leadership Conference on Media Education (Hobbs,1999) dikutip dari Juditha (2013: 52).

Faktor-Faktor Penyebab Stunting

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai (World Health Organization, 2015). Faktor penyebab stunting dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak langsung.

Faktor Penyebab Langsung

Adapun Faktor Penyebab Langsung dikategorikan sebagai berikut : 1. Praktik pemberian kolostrum dan ASI eksklusif

2. Pola konsumsi anak, dan

3. Faktor penyakit infeksi yang diderita anak

Ke tiga faktor di atas menjadi faktor penyebab langsung yang mempengaruhi status gizi anak dan bisa berdampak pada stunting.

Faktor Penyebab Tidak Langsung

Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah ; 1. Akses dan ketersediaan bahan makanan

2. Sanitasi dan kesehatan lingkungan (Rosha et al., 2020).

Berdasarkan data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan oleh WHO, pada tahun 2020 sebanyak 22% atau sekitar 149,2 juta balita di dunia mengalami kejadian stunting (World Health Organization, 2021). Menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, angka stunting di Indonesia mengalami penurunan menjadi 27,7%. Pada tahun yang sama angka stunting di Jawa Barat juga mengalami penurunan menjadi 26,21% (Kemenkes RI, 2019). Sementara itu di kota

(6)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

37

Bogor, angka stunting mengalami kenaikan dari 4,52% pada tahun 2019 menjadi 10,50% di tahun 2020.

Dampak Stunting

Stunting ( balita pendek) di Indonesia merupakan masalah gizi yang masih menjadi prioritas, hal ini karena permasalahan gizi berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Prevalensi stunting dari Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013 sejumlah 37,2%, sedangkan hasil pencatatan status gizi tahun 2016 sebesar 27,5 % jauh lebih besar dibandingkan dengan batasan WHO < 20 %. Hal ini berarti bahwa terjadi masalah pertumbuhan tidak maksimal pada 8,9 juta anak Indonesia atau 1 dari 3 anak mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dari usia umumnnya (Kemendesa, 2017).

Stunting disebabkan oleh masalah asupan gizi yang dikonsumsi selama kandungan maupun masa balita. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum masa kehamilan, serta masa nifas, terbatasnya layanan kesehatan seperti pelayanan antenatal, pelayanan post natal dan rendahnya akses makanan bergizi, rendahnya akses sanitasi dan air bersih juga merupakan penyebab stunting.

Multi faktor yang sangat beragam tersebut membutuhkan intervensi yang paling menentukan yaitu pada 1000 HPK ( 1000 hari pertama kehidupan ). Faktor Penyebab stunting juga dipengaruhi oleh pekerjaan ibu, tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, pendapatan, jumlah anggota rumah tangga, pola asuh, dan pemberian ASI eksklusif (Wahdah, Juffrie, & Huriyati, 2015), selain itu stunting juga disebabkan oleh beberapa faktor lain seperti pendidikan ibu, pengetahuan ibu mengenai gizi, pemberian ASI eksklusif, umur pemberian MP-ASI, tingkat kecukupan zink dan zat besi, riwayat penyakit infeksi serta faktor genetik (Aridiyah, Rohmawati, & Ririanty, 2015).

Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Riskesdas tahun 2018 mengalami penurunan sekitar 7,2 % dari 37, 2 % prevalensi stunting secara Nasional tahun 2017 namun angka ini masih dibawah target yang di tetapkan oleh WHO yaitu dibawah 20 %. Prevalensi stunting di Jawa Tengah memberikan kontribusi sebanyak 28 % dan menduduki peringkat 9 dari seluruh propinsi di Jawa Tengah 2018 meskipun data ini lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang menduduki peringkat 13. Kabupaten Grobogan sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting yang besar hingga dalam pada tahun 2017 ada beberapa wilayah yang masuk dalam 1.000 desa prioritas penanganan stunting.

Stunting pada balita memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan anak untuk masa sekarang maupun masa mendatang. Stunting dan masalah gizi lainnya dapat dicegah terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan dan upaya lain seperti Pemberian makanan tambahan, dan fortifikasi zat besi pada bahan pangan.

Dampak secara umum stunting yaitu penurunan kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menghambat pertumbuhan ekonomi dan produktifitas kerja dan

(7)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

38

memperburuk kesenjangan. Sedangkan dampak Stunting pada balita ditandai dari beberapa gejala seperti halnya ;

1.Tinggi badan lebih pendek dari usia pada umumnya.

2.Status gizi

3. Masalah- masalah kesehatan pada anak 4. Kebiasaan makan makanan instan 5. Riwayat pemberian ASI ekslusif 6. Sanitasi air bersih (Yuwanti, 2021:74).

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan PkM yang sudah terlaksana ini mengikuti metode sebagi berikut:

1) Metode Observasi untuk potensi yang ada di daerah yang dituju dan untuk memberikan sebuah resolusi terhadap masalah dalam masyarakat.

2) FGD (Focus Group Discussion)

Pada tahap ini, terfokus pada sumber PPM yang berbasis pada potensi unggulan lokal.

3) Sentra Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat

Sentra Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah kelompok kegiatan ketrampilan yang berbasis dari potensi unggulan lokal desa yang dibentuk oleh pengurus desa PPM.

4) Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat

Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan kelompok pemberdayaan (ketrampilan).

Kegiatan pengabdian berlangsung selama dua bulan. Dua minggu pertama digunakan untuk survey keadaan kegiatan program pemberdayaan perempuan pengurus di Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak. Di sini diperlukan kerjasama dengan pihak pimpinan pemberdayaan perempuan dan kepala desa dalam hal ini bapak Ahmad Siswoto. Adapun kegiatan posyandu merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam penanganan stunting di desa Menur ini.

Modul sosialisasi mengenai konsep stunting, faktor-faktor penyebabnya, indikator seseorang mengalami stunting dan dampak bagi kesehatan dan serta tingkat kemiskinan juga harus disosialisasikan terutama dengan pimpinan pemberdayaan perempuan. Pelaksanaan sosialisasi dalam PkM dibagi menjadi dua tahap, tahap teoritis dan praktek. Setelah program selesai proses pendampingan

(8)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

39

akan tetap dijalankan agar apa yang diterima selama sosialisasi tersebut berkesinambungan dan tepat sasaran.

PELAKSANAAN KEGIATAN

Gambaran Umum Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak Desa Menur adalah salah satu dari 19 desa yang terletak di Kecamatan Mranggen, salah satu desa dari 243 desa yang berada di Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah. Desa Menur merupakan salah satu Desa Adat di Negara Republik Indonesia sebagaimana merupakan bagian dari desa yang dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014, terletak di barat laut Kecamatan Mranggen memiliki 2 dukuh yaitu dukuh Menur dan dukuh Semen, dengan Profil Singkat sebagai berikut; dengan luas wilayah 337,1 Km dengan ketinggian 12 m di atas permukaan air laut dan kelembaban 2000-3000 mm. Adapun batas desa:

➢ Utara : Desa Wringinjajar/Desa Waru

➢ Timur : Desa Waru/Desa Tamansari/Desa Ngemplak

➢ Selatan : Desa Brumbung

➢ Barat : Desa Jamus/Desa Wringinjajar.

Desa Menur terdiri dari jumlah Dukuh sebanyak 2, yaitu : Dukuh Menur dan Dukuh Semen dengan jumlah RW sebanyak 4, jumlah RT 28. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga adalah sebanyak 1.494 KK, terdiri dari 1.309 KK laki-laki dan 185 KK Perempuan. Total jumlah penduduk adalah sebesar 4.692 Jiwa, terdiri dari 2.394 Penduduk laki-laki dan 2.298 Penduduk Perempuan.

Adapun keyakinan dan agama yang dianut warga desa Menur adalah sebagai berikut; penduduk beragama Islam 4.691 Orang. Penduduk beragama Kristen sebanyak 1 Orang. Sedangkan jumlah Perangkat Desa sebanyak 12 Orang, dengan jumlah Anggota BPD 7 Orang.

Jumlah Anggota LKMD sebanyak10 Orang dengan jumlah tempat ibadah berupa jumlah Masjid 2 buah dengan jumlah mushola 27 buah. Sedangkan Lembaga Pendidikan Formal sejumlah 1 SD Negeri Menur RT 004 RW 001 dan 1 SD Islam Terpadu Miftahul Hidayah Dukuh Semen RT 001 RW 004. Sedangkan 1 MI Assirajiyah Dukuh Semen RT 003 RW 003 dan 1 MI Al-Mubarok Dukuh Semen Palang RT 009 RW 004. Jumlah 1 MTs Rohmaniyyah Dukuh Menur RT 001 RW 001 dan 1 SMP Assirajiyah Dukuh Semen RT 003 RW 003. Sekolah menengah tingkat atas sejumlah 1 MA Rohmaniyyah Dukuh Menur RT 001 RW 001 dan 1 SMK Al-Masykur Dukuh Menur RT 001 RW 001 serta 1 SMA Negeri 1 Mranggen Dukuh Menur RT 003 RW 002.

Sedangkan Pendidikan Non Formal terdapat 6 lokasi yaitu di antaranya adalah;

▪ Madin Rohmaniyyah Dukuh Menur RT 001 RW 001

▪ Madin Assirajiyah Dukuh Semen RT 003 RW 003

▪ Madin Miftahul Hidayah Dukuh Semen RT 001 RW 004

▪ TPQ Miftahul Hidayah Dukuh Semen RT 001 RW 004

▪ Madin Al-Mubarok Dukuh Semen Palang RT 009 RW 004

▪ TPQ Al-Mubarok Dukuh Semen Palang RT 009 RW 004

Selain itu, desa Menur juga terdapat Pondok Pesantren dan Majlis Ta’lim ;

▪ Ponpes Putra-Putri Rohmaniyyah Dukuh Menur RT 001 RW 001

▪ PonPes Putri Darul Qur’an Dukuh Menur RT 005 RW 001

(9)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

40

▪ Pengajian Toriqoh Qodiriyah Wanaqsabandiyah Bapak-Bapak setiap hari Selasa Pagi di Masjid Ar-Rohman Dukuh Menur RT 001 RW 001

▪ Pengajian Toriqoh Qodiriyah Wanaqsabandiyah Ibu-Ibu setiap hari Rabu Pagi di Masjid Ar-Rohman Dukuh Menur RT 001 RW 001

▪ Pengajian Toriqoh Qodiriyah Wanaqsabandiyah Bapak-Bapak setiap hari Kamis Pagi di Masjid At-Toyyibah Dukuh Semen RT 002 RW 004

▪ Pengajian Toriqoh Qodiriyah Wanaqsabandiyah Ibu-Ibu setiap hari Senin Pagi di Masjid At-Toyyibah Dukuh Semen RT 002 RW 004.

Wilayah Desa Menur juga sudah terdapat satu Panti Asuhan Al-Mubarok di Dukuh Semen Palang RT 009 RW 004 dengan pengelola Bernama Muhammad Amin, S. Pd. Adapun

Jamaah Pengajian yang ada di desa Menur adalah Kelompok Pengajian Tahlil, Yasin, Manaqib, Maulid Bapak-bapak dan Ibu-ibu disetiap Dukuh, dengan jadwal kegiatan menyesuaikan lingkungan masing-masing. Angka stanting di desa Menur hamper tidak ada, dikarenakan desa Menur termasuk wilayah dengan penduduk bermata pencaharian dengan rata-rata penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan layak untuk keluarganya. Di antaranya yaitu Pedagang sejumlah 59 jiwa, pengrajin 186 jiwa, ASN sebanyak 25 jiwa, montir sejumlah 10 jiwa, karyawan swasta 725 jiwa, sebagai peternak 93 jiwa, sebagai buruh tani 241 jiwa, petani sebanyak 659 jiwa, TNI sejumlah 5 jiwa, Polri 6 jiwa, penjahit 12 jiwa, sebagai sopir sebanyak 8 orang, sebagai tukang kayu sebanyak 35 jiwa, tukang batu 212 jiwa dan sebagai guru swasta sebanyak 50 jiwa.

Demografis Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

Secara demografis luas pemukiman desa Menur seluas 77 Ha, dengan luas persawahan seluas 155 Ha. Sedangkan luas tegalan 126 Ha dengan luas perkebunan 15 Ha dan luas pemakaman 2 Ha. Desa Menur juga memiliki tanah kas desa seluas 15,575 hektar. Dengan bengkok pamong 13,15 hektar dilengkapi komplek balai desa seluas kurang lebih 1 hektar. Adapun tanah lapangan yang ada di desa Menur seluas 2 hektar, dengan pekarangan penduduk seluas 75,75 hektar, dan tanah wakaf dan lain sebagainya seluas 1,5 hektar

Adapun jumlah gedung sekolah TK (Taman Kanak-kanak) berjumlah 4 buah, SD sebanyak 3 buah, MTs/SLTP 2 buah dan MA/SMA 2 buah.

Namun demikian di desa Menur masih ada jumlah buta huruf sebanyak 25 jiwa, dengan warga yang tidak tamat SD sebanyak 9 jiwa, tamat SD sejumlah 437 jiwa, dan tamat SMP sejumlah 1.153 jiwa. Warga dengan Pendidikan tamat SMA adalah paling banyak, yaitu sebanyak 1.164 jiwa. Dengan jenjang Pendidikan D-1 sejumlah 1 jiwa, D-2 sebanyak 18 jiwa, D3sebanyak 15 jiwa dan Pendidikan S-1 sebanyak 155 jiwa serta Pendidikan jenjang S-2 sebanyak 6 jiwa

Sedangkan Karang Taruna di Desa Menur kepengurusan tingkat desa, di masing-masing RW memiliki kepengurusan tersendiri. Dengan kebudayaan yang secara umum adalah bekerja, mengaji, bermusyawarah, berdemokrasi, bergotong royong, dan berolah raga. Disertai juga kegiatan social yang cukup tinggi dengan bercirikan menyukai membantu dan menolong sesama dengan tingkat kepedulian tinggi. Bidang pemerintahan berjalan sesuai dengan SOP Roda Pemerintahan dengan Bidang Keagamaan Rakyat menjalankan kegiatan Ibadah sesuai dengan tatanan Syari’at Agama Islam.

(10)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

41 A. Tahapan Awal Pelaksanaan Program

Kegiatan ini diawali dengan mendata secara rinci berapa jumlah Kepala Keluarga yang memiliki ibu yang sedang hamil dan anak balita yang sedang diasuh dalam setiap RT yang ada di desa Menur. Dari hasil pendataan tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat 4 orang ibu yang sedang hamil, dengan usia kehamilan 3 bulan, 5 bulan, 7 bulan dan 8 bulan. Juga didapati sebanyak 33 anak usia balita yang pertumbuhannya masih bisa diupayakan agar bisa terhindar dari stanting. Dengan diadakannya kegiatan rutin setiap bulan dengan memberikan vitamin untuk anak balita, dan asupan gizi tambahan berupakan makanan berprotein tinggi dan pemberian makanan pendamping ASI yang disediakan bersamaan dengan kegiatan Posyandu sangat bermanfaat dan menambah semangat bagi para ibu yang memiliki balita dan ibu hamil untuk melakukan konsultasi tentang stanting dan bagaimana cara mengatasi serta mengantisipasinya.

Gambar 1 Kegiatan penimbangan dan pengukuran lingkar kepala balita

(11)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

42

Gambar 2 Kegiatan Mengukur Tinggi Badan Balita sebagai salah satu indikator adanya fenomena stanting

(12)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

43

Gambar 3 Kegiatan memberian makanan tambahan pendamping ASI kepada peserta Posyandu di Desa Menur Tanggal 15 Pebruari 2023

Persiapan yang lain adalah pembuatan kelengkapan kegiatan berupa modul, spanduk, dan alat tulis. Modul berisi tentang beberapa gejala, indikator dan karakteristik penderita stanting yang perlu diwaspadai oleh warga yang memiliki anak balita. Selain itu juga menyampaikan formulit control kehamilan kepada warga yang sedang mengandung untuk secara kontinyu melakukan pemeriksaannya

(13)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

44

baik melalui fasilitas Kesehatan setempat. Atau melalui posyandu yang menjadwalkan untuk kegiatan sejenis.

B.Tahap Pelaksanaan

Kegiatan PkM dilaksanakan pada hari Senin tanggal 01 Pebruari dan berakhir pada tanggal 28 Pebruari 2023 di Desa Menur. Selain sebagai kegiatan literasi dan sekaligus pengenalan anggota pemberdayaan perempuan yang baru sejumlah 17 orang, juga implementasi kegiatan sosialisasi tentang stunting itu sendiri. Dengan terlebih dahulu melakukan pendataan warga yang memiliki anak usia balita sejumlah 33 anak. Dan 4 orang warga dalam kondisi hamil muda sampai dengan usia siap melahirkan. Selain ikut serta secara langsung melakukan penimbangan balita, pengukuran lingkar kepala sesuai dengan usia serta pengukuran tinggi badan, kegiatan lainnya adalah dengan membagikan beberapa vitamin dan obat anti cacing.

C. Tahap Akhir

Tahap ini berisi pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan. Apa yang telah disampaikan melalui kegiatan sosialisasi Literasi Media dalam Pencegahan Fenomena Stanting di desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kendala yang dihadapi adalah adanya kepercayaan yang solid pada beberapa rumah tangga bahwa imam dalam rumah tangga adalah pria. Sehingga peran serta pemimpin keluarga dalam melakukan pencegahan stanting di rumahnya sangatlah penting. Didukung juga oleh para anggota keluarga yang lainnya yang ada di sekitar rumah tersebut.

PENUTUP

Simpulan

Dari pelaksanaan di lapangan yang dilakukan maka program “Literasi Media Menuju Generasi Emas Bebas Stunting Di Desa Menur Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak” dapat ditarik simpulan bahwa :

1. Masyarakat Desa Menur yang memiliki anak balita sebanyak 33 orang dan 4 orang ibu yang sedang hamil sangat memahami dan antusias dalam menerima sosialisasi Media Menuju Generasi Emas Bebas Stunting di lingkungannya.

2. Fenomena stanting semakin dipahami sebagai salah satu bentuk keperdulian orang tua dalam mengasuh, membesarkan anak-anaknya dan anggota keluarga yang lain dengan memaksimalkan asupan gizi dari semenjak ibu hamil hingga bayi terlahir perlu ASI dan makanan pendamping ASI jika bayi telah mencukupi usianya yaitu minimal 6 bulan

3. Capaian fenomena stanting sampai di angka zero bukan mustahil jika terdapat kesadaran bersama antara warga setempat dan aparat terkait.

Rekomendasi

Hasil dari kegiatan ini terlihat ada peningkatan adanya pemahaman jenis-jenis indikator dan ciri-ciri serta karakteristik penderita stanting bukan hanya indikator berat, namun indikator ringan juga sudah mulai dipahami. Sehingga antisipasi dan pemulihannya lebih cepat. Harapan ke depan tak ada balita yang mengalami stanting dan mencetak generasi emas bukan lagi sebuah masalah yang sulit.

(14)

Jurnal Egaliter, Volume 7 Nomor 12, Maret 2023

45

DAFTAR PUSTAKA

Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Ririanty, M. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors 84 Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). E-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 163–170

Judhita, Christiany. (2013). Literasi Media Pada Anak Di Daerah Perbatasan Indonesia Dan Timor Leste.Jurnal IPTEK Komunikasi.15 (1).47-62.

Kemendesa. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta.

Rosha, B., Susilowati, A., Amaliah, N. and Permanasari, Y., (2020). Penyebab Langsung dan Tidak Langsung Stunting di Lima Kelurahan di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor (Study Kualitatif Kohor Tumbuh Kembang Anak Tahun 2019). Buletin Penelitian Kesehatan, 48(3), pp.169-182

Ruswati,.dkk. (2021). Risiko Penyebab Kejadian Stunting pada Anak.

Pengmaskesmas Vol. 1, No. 2, Suplemen Desember 2021 Hal.

34-38 DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v1i2/5747 P- ISSN 2809- 6428 | E-ISSN 2809-5251.

Tamburaka, Apriadi. (2013). Lierasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: Rajawali Pers

Yuwanti 1 , Festy Mahanani Mulyaningrum2 , Meity Mulya Susanti.(2021).

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Stunting Pada Balita di Kabupaten Grobogan. Cendekia Utama.Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat STIKES Cendekia Utama Kudus. P-ISSN 2252-8865 E-ISSN 2598 –

4217.Vol. 10, No.1 Maret 2021Tersedia

Online:htpp://jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id

Sumber On-Line

https://regional.kompas.com/read/2022/07/14/170519278/angka-stunting-tinggi di-beberapa-wilayah-di-jateng-ini-kata-ganjar, diunduh 23-02-2023 Pk 12.00 WIB

https://www.tribunnews.com/regional/2022/03/21/persentase-stunting-di-5 kabupaten-di-jawa-tengah-masih, diunduh pada 23-02-2023, Pk 11.30 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Gardu induk adalah suatu instalasi yang terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi untuk mentransfer tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang lainya atau ke

Objek yang digunakan dalam penelitian adalah data produksi perikanan tangkap perairan umum daratan provinsi Jawa Tengah yang terdiri atas 29 kabupaten dan 6 kota..

Studi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara mendetail dari suatu status mengenai jumlah produksi hasil tangkapan ikan

Sedangkan hasil uji laboratorium alkaloid pada daun pepaya akibat perebusan bersama dengan kulit buah jambu mente, kandungan alkaloidnya telah diendapkan senyawa tanin

Sedangkan mempertahankan jumlah unit armada 18 PK dan 15 PK pada kondisi aktual- nya yakni masing-masing sebanyak 45 unit dan 55 unit sesuai hasil analisis, dalam usaha

FORM APLIKASI PENGAJUAN KEPENGURUSAN PRONAMADU..  Nama

1) Kegiatan lomba di hari kedua adalah membuat gambar bercerita, peserta memilih judul yang akan disampaikan pada saat lomba. Pilihan judul berbeda dengan pilihan judul

Hasil ini diharapkan ada tindak lanjut untuk mahasiswa, dosen, dan laboran dari pihak terkait untuk mengatasi kecemasan mahasiswa menghadapi ujian skill lab terkait