• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Algoritma Elias Delta Code Dengan Algoritma Prefix Code Dalam Mengkompresi Data Teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Analisis Perbandingan Algoritma Elias Delta Code Dengan Algoritma Prefix Code Dalam Mengkompresi Data Teks"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Page | 460

Analisis Perbandingan Algoritma Elias Delta Code Dengan Algoritma Prefix Code Dalam Mengkompresi Data Teks

Kevin Yanto Sarumaha*, Muhammad Syahrizal, Edward Robinson Siagian Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi, Teknik Informatika, Universitas Budi Darma, Medan, Indonesia

Email: kevinyanto123@gmail.com

Email Penulis Korespondensi: kevinyanto123@gmail.com

Abstrak−Penggunaan media penyimpanan untuk menyimpan berbagai data baik teks, video maupun audio sudah diterapkan sejak lama dan terus berkembang hingga saat ini. Besarnya sebuah data akan mempengaruhi proses transmisi data serta penggunaan ruang penyimpanan yang cukup besar. Hal inilah yang melatarbelakangi diterapkannya proses kompresi pada suatu data khususnya pada data teks, sehingga ukuran data dapat diperkecil dan mempermudah proses transmisi data serta penggunaan ruang penyimpanan menjadi lebih sedikit. Akan tetapi, banyaknya teknik atau metode algoritma kompresi yang ditemukan dari berbagai ahli tentu menjadi pilihan sulit dalam menentukan metode mana yang cukup efesiensi pada kompresi data khususnya data teks. kompresi data tentu saja memberikan hasil dari ratio kompresi yang berbeda - beda salah satu diantaranya adalah pada algoritma kompresi Elias Delta Code dan Prefix Code. Dalam melakukan kompresi data teks penulis menggunakan metode kompresi algoritma Elias Delta Code dan algoritma Prefix Code serta menganalisis dan membandingkan hasil kinerja dari ratio kompresi data pada kedua algoritma tersebut. Pada penelitian ini, perbandingan yang dilakukan dalam membandingan algoritma Elias Delta Code dan algoritma Prefix Code pada kompresi Data Teks, algoritma Elias Delta Code menduduki puncak pertama dengan hasil nilai perbandingan 73,3% daripada algoritma Prefix Code yang mempunyai nilai perbandingan sebesar 66,6%. Berdasarkan analisa tersebut, maka algoritma Elias Delta Code yang menjadi algoritma terbaik dalam melakukan kompresi.

Kata kunci : Kompresi; Data Teks; Elias Delta Code; Prefix Code

Abstract−The use of storage media to store various data, be it text, video or audio, has been used for a long time and continues to grow today. The amount of data will affect the process of data transmission and the use of large enough storage space. This is the background for applying the compression process to data, especially text data, so that data can be reduced and facilitate the data transmission process and use less storage space. However, many compression techniques or methods have been found from various experts, which makes it a difficult choice to determine which method is efficient enough for compressing data, especially text data. Data compression, of course, gives results from different compression ratios, including the Elias Delta Code and Prefix Code compression yahoo. In compressing text data the author uses the yahoo Elias Delta Code and yahoo Prefix Code compression methods and analyzes and compares the performance results of the data compression ratio in the two algorithms. In this study, comparisons were made in comparing the Elias Delta Code algorithm and the Prefix Code algorithm in text data compression, the Elias Delta Code algorithm topped first with a comparison result of 73.3% compared to the Prefix Code algorithm which had a comparison value of 66.6%. . Based on this analysis, the Elias Delta Code algorithm is the best algorithm for compressing.

Keywords : Compression; Data Teks; Elias Delta Code; Prefx Code

1. PENDAHULUAN

Pada era teknologi saat ini, penyebaran informasi dalam bentuk digital memberi dampak berupa penggunaan ruang penyimpanan yang sangat besar, durasi yang panjang saat melakukan transmisi data, dan juga pelebaran bandwith. Hal ini tentu saja dapat terjadi pada semua jenis data yang ada, tidak terkecuali pada data teks. Saat ini informasi yang beredar dalam bentuk teks dianggap sebagai bentuk paling formal, sehingga penggunaannya kian hari semakin meningkat. Penggunaan data teks begitu banyak digunakan, dalam hal lain penggunaan tersebut dibuat dalam membuat suatu laporan, atau jurnal dan juga kepentingan lainnya.

Data teks merupakan suatu kumpulan karkater – karakter atau string yang menjadi satu kesatuan. Data teks biasanya dikodekan dalam bentuk kode ASCII yang memiliki panjang biner 8 [3]. Kompresi data merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk mengubah ukuran data masukan yang besar menjadi ukuran data baru yang lebih kecil pada suatu data[1].

Banyak para ahli telah menemukan berbagai macam metode algoritma dalam pemapatan data atau pengkompresian data. Ada begitu banyak metode algoritma yang bisa diterapkan dalam kompresi file, khususnya data teks. Tentu ini menjadi suatu permasalahan dalam menentukan metode algoritma mana yang sangat efesien dalam mengkompresi data teks. Metode yang dapat diterapkan tentu saja akan memberikan hasil ratio kompresi yang berbeda satu sama lain. Salah satu metode yang diterapkan pada data teks adalah Algoritma Elias Delta Code dan Algoritma Prefix Code. Kedua algoritma ini cukup efesien untuk diterapkan dalam kompresi data. Tetapi karena setiap algoritma memiliki kelebihan masing - masing, maka perlu dilakukan analisis dan perbandingan antar kedua algoritma tersebut untuk mengetahi efesiensi dan efektivitasnya dalam kompresi data teks.

Algoritma Elias Delta Code merupakan teknik kompresi data yang digunakan untuk mengkompresi file yang akan merubah file menjadi bentuk biner[3].. Sedangkan pada Algoritma Prefix Code merupakan jenis sistem kode yang dibedakan berdasarkan kepemilikannya atas "property awalan", yang mensyaratkan bahwa tidak ada keseluruhan kata kode dalam sistem yang merupakan awalan (segmen awal) dari setiap kata kode lain

(2)

dalam sistem [4].

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Kerangka Kerja Penelitian

Kerangka kerja penelitian merupakan suatu kerangka kerja atau tahapan yang akan digunakan dalam pembangunan sistem untuk menentukan identifikasi mengenai hal-hal yang akan dibutuhkan sebagai solusi memecahkan masalah, agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan utama. Adapun kerangka kerja yang penulis lakukan yaitu:

Gambar 1. Kerangka Kerja Penelitian

Berdasarkan keterangan pada gambar 1 Kerangka Kerja Penelitian diatas, dapat dijelaskan maksud dari langkah – langkah keterangan yaitu sebagai berikut:

a. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan analisis masalah untuk menentukan proses identifikasi sebab dan akibat dibuatnya sebuah sistem yang dapat berjalan agar sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan utama sistem yang dibangun. Permasalahan yang akan diangkat dari penelitian ini yaitu dengan membandingkan Algoritma Elias Delta Code dengan Algoritma Prefix Code menggunakan metode perbandingan eksponensial, untuk mengetehui Algoritma kompresi data teks terbaik diantara kedua algoritma tersebut.

b. Study Literatur

Study literatur dilakukan dalam pemahaman terhadap objek yang akan diteliti dengan membaca dan pengumpulan referensi dalam penelitian yang penulis akan lakukan dengan mencari jurnal, tulisan ilmiah, e- book, maupun artikel lain yang berhubungan dengan kompresi data teks, Algoritma Elias Delta Code, Algoritma Prefix Code, serta pemrograman Microsoft Visual Basic 2010.

c. Analisa

Sistem ini menerapkan Algoritma Elias Delta Code dan Algoritma Prefix Code. Pada tahapan ini penerapan kompresi bersifat lossless, dimana data kompresi dapat didekompresi kembali. Selain itu hasil kompresi data yang dihasilkan sama persis seperti data asli sebelum dilakukan kompresi.

d. Implementasi Algoritma Elias Delta Codes dan Prefix Code

Tahapan analisa perbandingan kinerja Algoritma Elias Delta Code dan Prefix Code kompresi data teks. Pada tahapan ini dilakukan untuk mengetahui proses perbandingan kinerja Algoritma Elias Delta Code dan Algoritma Prefix Code kompresi data teks yang lebih efektif bertujuan untuk memperkecil ukuran data.

e. Analisa Perbandingan

Tahap ini adalah proses untuk memahami bagaimana cara menentukan algoritma mana yang paling efektif dalam mengkompresi Data Teks.

f. Perancangan Sistem

Tahapan ini adalah proses untuk merancang alur kerja, input, output, struktur file, program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi yang akan di buat dengan meng- implementasikan metode yang telah diproses sebelumnya.

Identifikasi Masalah

Studi Literatur

Implementasi Algoritma Elias Delta Code

Implementasi Algoritma Prefix Code

Perancangan Sistem

Dokumentasi

Analisa Perbandingan Kedua Algoritma

Pengujian Analisa

Penulisan Laporan

(3)

Page | 462 g. Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dirancang dapat berfungsi dengan baik atau masih perlu pengembangan lainnya.

h. Dokumentasi

Pada tahap terakhir ini penelitian yang telah dilakukan akan didokumentasikan mulai dari tahap awal sampai pengujian sistem, kemudian disususn dalam format penulisan. Penelitian yang dilakukan yaitu dengan membuat kesimpulan dan laporan tentang penelitian yang telah dilakukan dan akhirnya dibuat dalam bentuk skripsi.

i. Analisa Laporan

Penulisan laporan untuk mendokumentasikan keseluruhan kegiatan penelitian dalam bentuk skripsi yang nantinya juga dibuat dalam bentuk artikel ilmiah yang akan dipublikasikan.

2.2 Analisa

Pada pengkompersian data teks, sampel data yang digunakan dalam penelitian ini berformat .docx dengan ukuran data 12 Kb, yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Sampel Data Teks

Nama File String Karakter Size Type Data Teks

Karakter

KEVIN YANTO SAR 12 Kb .docx

Gambar 2. Sampel Data Teks Yang Digunakan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisa

Tahap analisa merupakan tahap awal dalam penelitian yang bertujuan untuk menemukan permasalahan yang berkaitan dalam pembuatan sistem. Menganalisa suatu sistem adalah tahap yang penting dalam mengetahui proses yang akan dilakukan. Proses yang dilakukan untuk mengolah data atau informasi masukkan menggunakan langkah-langkah dari metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dan keluaran atau output dari proses yang dilakukan.

Gambar 3. Prosedur Kompresi Dan Dekompresi Data Teks

3.1.1 Analisa Data Teks

Pada tahap ini, sampel yang diambil berupa karakter string pada data teks yang akan dikompresi. Data text

Data Teks

Implementasi Algoritma Elias Delta Code Kompresi Data Teks

Hasil Kompresi Dekompresi Algoritma Elias Delta Code

Hasil Kompresi Dekompresi Algoritma

Prefix Code Hasil Perbandingan

Kedua Algoritma

Menganalisis Perbandingan Hasil Kompresi Dari Algoritma Elias

Delta Code Dan Prefix Code

Implementasi Algoritma Prefix Code Kompresi Data

Teks

(4)

masukan berupa string dalam file berformat .docx dengan string karakter KEVIN YANTO SAR yang benilai data 12 Kb. Berikut merupakan gambaran dari tabel sampel data teks yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. Sampel Data Teks

Nama File String Karakter Size Type Data Teks

Karakter

KEVIN YANTO SAR 12 Kb .docx

Langkah selanjutnya adalah melakukan pembentukan karakter string pada data teks yang ingin dikompresi. Setelah karakter string diperoleh, maka frekuensi kemunculan pada tiap karakter akan dihitung. Berikut merupakan scanning pada pada file Data Teks Karakter.docx:

a. Data String = KEVIN YANTO SAR

b. Karakter Set = ∑ ={ A,N,SP,K,E,V,I,Y,T,O,S,R}

c. Frekuensi Karakter =

A = 2 N = 2 SP = 2 K = 1 E = 1 V = 1 I = 1 Y = 1 T = 1 O = 1 S = 1 R = 1

Setelah tiap set karakter dan frekuensi telah diketahui, maka selanjutnya karakter set diurutkan berdasarkan kemunculan frekuensi, mulai dari karakter yang frekuensi kemunculannya terbesar hingga ke frekuensi yang kemunculannya terkecil. Untuk hasil pengurutan karakter set dan frekuensi karakter dapat dilihat pada tabel di bawah sebagai berikut:

Tabel 3. String Data Teks Sebelum Dikompresi

No Character Frequency Binary Bit Frequency x Bit

1 A 2 01000001 8 16

2 N 2 01001110 8 16

3 SP 2 00100000 8 16

4 K 1 01001011 8 8

5 E 1 01000101 8 8

6 V 1 01010110 8 8

7 I 1 01001001 8 8

8 Y 1 01011001 8 8

9 T 1 01010100 8 8

10 O 1 01001111 8 8

11 S 1 01010011 8 8

12 R 1 01010010 8 8

Total Bit 120 Bit

3.1.2 Implementasi Algoritma Elias Delta Code

Sebelum melakukan kompresi data, maka terlebih dahulu mencari codeword dari algoritma Elias Delta Code. Terdapat beberapa tahap dalam pencarian codeword pada algoritma ini, adapun aturan dari langkah langkah dalam mencari codeword algoritma Elias Delta Code yaitu:

a. Menentukan bilangan bulat “N” yang terbesar sehingga 2N ≤ n < 2n+ dan dapat dituliskan n = 2N + L.

b. Setelah itu lakukan pengkodean N + 1 dengan Elias Gamma Code

c. Tambahkan nilai biner dari L, sebagai integer dari N-bit pada hasil dari langkah kedua berikut merupakan tabel dari aturan codeword Elias Delta Code:

Tabel 4. Codeword Elias Delta Code Elias Delta Code

1 = 20 + 0 → |L| = 0 → 1 10 = 23 + 2 → |L| = 3 → 00100010 2 = 21 + 0 → |L| = 1 → 0100 11 = 23 + 3 → |L| = 3 → 00100011 3 = 21 + 1 → |L| = 1 → 0101 12 = 23 + 4 → |L| = 3 → 00100100 4 = 22 + 0 → |L| = 2 → 01100 13 = 23 + 5 → |L| = 3 → 00100101 5 = 22 + 1 → |L| = 2 → 01101 14 = 23 + 6 → |L| = 3 → 00100110 6 = 22 + 2 → |L| = 2 → 01110 15 = 23 + 7 → |L| = 3 → 00100111 7 = 22 + 3 → |L| = 2 → 01111 16 = 24 + 0 → |L| = 4 → 001010000 8 = 23 + 0 → |L| = 3 → 00100000 17 = 24 + 1 → |L| = 4 → 001010001 9 = 23 + 1 → |L| = 3 → 00100001 18 = 24 + 2 → |L| = 4 → 001010010

(5)

Page | 464 Selanjutnya mengkompresi data teks menggunakan algoritma Elias Delta Code. Tahapan pertama adalah dengan membentuk karakter set pada sebuah tabel algoritma Elias Delta Code, setelah itu pada tiap – tiap set karakter string bit tersebut, diganti dengan codeword Elias Delta Code sesuai pada tabel di atas. Setelah diganti, hitung jumlah bit untuk setiap karakter pada data teks dengan Elias Delta Code yang terdapat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5. String Data Teks Yang Sudah Dikompresi Elias Delta Code No Character Frequency Codeword Elias Delta

Code

Bit Frequency x Bit

1 A 2 1 1 2

2 N 2 0100 4 8

3 SP 2 0101 4 8

4 K 1 01100 5 5

5 E 1 01101 5 5

6 V 1 01110 5 5

7 I 1 01111 5 5

8 Y 1 00100000 8 8

9 T 1 00100001 8 8

10 O 1 00100010 8 8

11 S 1 00100011 8 8

12 R 1 00100100 8 8

Total Bit 78 Bit

Berdasarkan pada tabel di atas dapat dibentuk nilai bit baru dari susunan set karakter, setelah itu mengurutkan nilai string biner yang sudah dikompresi dengan algoritma Elias Delta Code. Total bit yang telah terkompresi menghasilkan nilai 78 bit. Susunan pengurutan nilai bit biner dapat dilihat dengan uraian sebagai berikut

01100 01101 01110 01111 0100 0101 00100001 1

K E V I N SP Y A

Gambar 4. String Yang Dikompresi

Elias Delta Code

Sebelum di dapatkan hasil akhir kompresi dilakukan penambahan string bit itu sendiri yaitu padding dan flagging . Jika sisa bagi panjang string bit terhadap 8 adalah 0 maka ditambahan sebuah string bit 00000001, lalu nyatakan pada bit akhir. Sedangkan jika sisa bagi panjang string bit terhadap 8 adalah n(1,2,3,4,5,6,7) maka tambahkan 0 sebanyak 7 – n + “1” di akhir string bit, nyatakan dengan L lalu tambahkan bilangan biner dari 9 – n dan nyatakan dengan bit akhir. Karena jumlah string bernilai 78 bit karena jumlah string bit tidak habis dibagi 8 dan menyisakan 6, maka perlu dilakukan penambahan string bit menggunakan padding dan flagging, Proses penambahan bit dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. String Bit Sebelum Penambahan Bit

Gambar 6. Rumus Penambahan Padding Dan Flagging String Bit

Gambar 7. Hasil Penambahan Padding Dan Flagging String Bit

Maka, jumlah total panjang bit keseluruhan setelah penambahan padding dan flagging bit adalah 88 bit dari 0100 00100001 00100010 0101 00100011 1 00100100

N T O SP S A R

011000110101110011110100010100100001101 000010000100100010010100100011100100100

7 – n + “1”

7 – 6 + “1” = 01 Bit akhir 9 – n Bit akhir 9-6 = 3 = 00000011

011000110101110011110100010100 100001101000010000100100010010 1001000111001001000100000011

(6)

perhitungan 78 bit +2 + 8 bit = 88 bit. Langkah berikutnya membagi string bit menjadi per 8 bit lalu merubahnya ke hexadecimal dan mengubahnya ke karakter

Selanjutnya lakukan pengurutan string bit agar dapat membentuk sebuah karakter yang telah dikonversi ASCII ke biner pada data teks sebelumnya seperti gambar di bawah ini:

01100011 01011100 00011010 01010010 00011010 00010000

c \ ô R

10010001 00101001 00011100 10010001 00000011

‘ ) ‘

Gambar 8. Karakter String Bit Yang Dihasilkan

Berdasarkan pada keterangan pada gambar diatas, didapatkan pengurutan string bit menjadi sebuah karakter c\ôR‘)‘ . Berdasarkan penambahan jumlah bit setelah dilakukannya kompresi dengan algoritma Elias Delta Code, didapatkan hasil dari kompresi yang bernilai 88 bit. Jika diubah menjadi byte maka 88/8= 11 byte.

Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran sampel data teks sebelum dikompresi dengan algoritma Elias Delta Code adalah bernilai 12 byte, sedangkan ukuran sampel data teks yang sudah dikompresi dengan algortima Elias Delta Code adalah bernilai 11 byte setelah dilakukannya pembagian.

Dari hasil kompresi tersebut dapat diukur kinerja algoritma Elias Delta Code sebagai berikut : a. Ratio Of Compression (RC)

Ratio of Compression (RC) adalah nilai perbandingan antara ukuran bit data sebelum dikompresi dengan ukuran bit data yang telah dikompresi.

𝑅𝐶 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑅𝐶 =120 𝑏𝑖𝑡

88 𝑏𝑖𝑡 = 1,3

b. Compression Of Ratio (CR)

Compression Ratio (CR) adalah persentase perbandingan antara data yang sudah dikompresi dengan data yang belum dikompresi.

𝐶𝑅 =𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑥 100%

𝐶𝑅 =11 𝑏𝑦𝑡𝑒

12 𝑏𝑦𝑡𝑒 𝑥 100% = 73,3%

c. Redundancy (RD)

Redudancy (RD) adalah kelebihan yang terdapat didalam data sebelum dikompresi. Jadi setelah dikompresi dapat dihitung redudancy data yaitu persentasi dari hasil selisih antara ukuran data sebelum dikompresi dengan data setelah dikompresi.

RD =Sebelum dikompresi − Sesudah dikompresi Ukuran data sebelum dikompresi x 100%

d. Space Saving (SS)

Space Saving (SS) selisih antara data yang belum dikompresi dengan besar data yang dikompresi.

SS=100%-CR

SS=100%-73,3%= 26,7%

3.1.3 Implementasi Algoritma Prefix Code

BerikutnyaBerikutnya melakukan proses kompresi menggunakan algoritma Prefix code dengan membentuk tabel kode C1 pada algoritma Prefix code. Adapun Untuk mendapatkan nilai kode C1, C2, C3, dan C4 sebelumnya harus mengetahui nilai dari Unary Code, B(n) dan B ̅(n). Unary Code dari bilangan positif n didefinisikan sebagai n – 1 diikuti oleh satu 0 atau alternatifnya seperti angka nol n – 1 diikuti dengan satu.

Setelah itu aturan dalam pembentukan kode bilangn dengan menggunakan prefix code adalah tahap npertama menemukan nilai B(n) dan B̅ (n) barulah mencari nilai kode C1 dengan contoh n = 5 = 1012, ukuran B(5) adalah 3 lalu mulai dengan kode unary 110 (atau 001) dan menambahkan B̅ (5) =01, dengan demikian kode lengkapnya adalah 110 | 01 (atau 001 | 10) Untuk mencari nilai kode C2, C3, dan C4 bisa dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 6. Ketentuan Prefix Code

c\ôR‘)‘

(7)

Page | 466 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik

N Unary B(n) B̅(n) C1 C2 C3 C4

1 0 1 0| 0| 0| 0

2 10 10 1 10|0 10|0 100|0 10|0

3 110 100 00 10|1 11|1 100|1 11|0

4 1110 100 01 110|00 101|00 110|00 10|100|0 5 11110 101 10 110|01 101|10 110|01 10|101|0 6 1111110 110 11 110|10 111|10 110|10 10|110|0 7 11111110 111 000 110|11 111|11 110|11 10|111|0 8 1000 001 1110|000 1010|100 10100|000 11|1000|0 9 1001 010 1110|001 1010|110 10100|001 11|1001|0 10 1010 011 1110|010 1011|100 10100|010 11|1010|0 11 1011 100 1110|011 1011|110 10100|011 11|1011|0 12 1100 101 1110|100 1110|100 10100|100 11|1100|0 13 1101 110 1110|101 1110|110 10100|101 11|1101|0

Proses selanjutnya adalah melakukan kompresi nilai dari data teks sampel dengan nilai kode C1 yang didapat dari pada tabel di atas. Adapun Proses kompresi data teks sampel dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 7. String Data Teks Sesudah Dikompresi Prefix Code No Character Hexadecimal Frequency Codeword

C1

Bit Frequency x Bit

1 A 41 2 0 1 2

2 N 4E 2 100 3 6

3 SP 20 2 101 3 6

4 K 4B 1 11000 5 5

5 E 45 1 11001 5 5

6 V 56 1 11010 5 5

7 I 49 1 11011 5 5

8 Y 59 1 1110000 7 7

9 T 54 1 1110001 7 7

10 O 4F 1 1110010 7 7

11 S 53 1 1110011 7 7

12 R 52 1 1110100 7 7

Total Bit 69 Bit

Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas dapat dibentuk nilai bit baru dari susunan set karakter pada hexadecimal, setelah itu dapat diurutkan nilai biner pada data teks yang sudah dikompresi dengan algoritma Prefix Code dengan total bit yang terkompresi bernilai 69 bit. Susunan pengurutan nilai bit biner dapat dilihat dengan uraian sebagai berikut

11000 11001 11010 11011 100 101 1110000 0

K E V I N SP Y A

Gambar 9. String Bit Yang Di kompresi Prefix Code

Seperti halnya pada algoritma Elias Delta Code, pada algoritma Prefix Code juga dilakukan penambahan string bit padding dan flagging. Penambahan string bit padding dan flagging dilakukan jika hasil kompresi di bagi 8 memiliki sisa bagi, sedangkan jika hasil kompresi yang dibagi 8 tidak memiliki sisa atau nol maka tidak perlu

100 1110001 1110010 101 1110011 0 1110100

N T O SP S A R

11000110011101011011100

(8)

adanya penambahan string bit pada padding dan flagging. Penambahan padding dan flagging pada string bit yang dihasilkan dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar 10. String Bit Sebelum Penambahan Flagging Dan Padding

Gambar 11. Rumus Penambahan Flagging Dan Padding

Gambar 12. Hasil Penambahan Flagging Dan Padding

Maka, jumlah total panjang bit keseluruhan setelah penambahan padding dan flagging bit adalah 80 bit dari perhitungan 69 + 3 + 8 bit = 80 bit. Langkah berikutnya membagi string bit menjadi per 8 bit lalu merubahnya ke hexadecimal dan mengubahnya ke karakter.

Selanjutnya lakukan pengurutan string bit agar dapat membentuk sebuah karakter yang telah dikonversi ASCII ke biner pada data teks sebelumnya seperti gambar di bawah ini

11000110 01110101 10111001 01111000 01111000

Æ u ¹ x '

00011110 01010111 10011011 10100001 00000100

- W › ¡

Gambar 13. Karakter String Bit Yang Dihasilkan Prefix Code

Berdasarkan pada keterangan pada gambar di atas, didapatkan pengurutan string bit menjadi sebuah karakter string Æu¹x' W›¡. Berdasarkan penambahan jumlah bit setelah dilakukannya kompresi dengan algoritma Prefix Code, didapatkan hasil dari kompresi yang bernilai 80 bit. Jika diubah menjadi byte maka 80/8= 10 byte. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran sampel data teks sebelum dikompresi dengan algoritma Prefix Code adalah 15 byte, sedangkan ukuran sampel data teks yang sudah dikompresi dengan algortima Prefix Code adalah 10 byte setelah dilakukannya pembagian.

Dari hasil kompresi tersebut dapat diukur kinerja algoritma Prefix Codes sebagai berikut : a. Ratio Of Compression (RC)

Ratio of Compression (RC) adalah nilai perbandingan antara ukuran bit data sebelum dikompresi dengan ukuran bit data yang telah dikompresi.

𝑅𝐶 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑖𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑅𝐶 =120 𝑏𝑖𝑡

80 𝑏𝑖𝑡 = 1,5

b. Compression Of Ratio (CR)

Compression Ratio (CR) adalah persentase perbandingan antara data yang sudah dikompresi dengan data yang belum dikompresi.

𝐶𝑅 =𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑥 100%

𝐶𝑅 =10 𝑏𝑦𝑡𝑒

15 𝑏𝑦𝑡𝑒 𝑥 100% = 66,6%

c. Redundancy (RD)

7 – n + “1”

7 – 5 + “1” = 001 Bit akhir 9 – n Bit akhir 9-5 = 4

= 00000100

1100011001110101101110010111100000100111 0001111001010111100110111010000100000100

Æu¹x'-W›¡

(9)

Page | 468 Redudancy (RD) adalah kelebihan yang terdapat didalam data sebelum dikompresi. Jadi setelah dikompresi dapat dihitung redudancy data yaitu persentasi dari hasil selisih antara ukuran data sebelum dikompresi dengan data setelah dikompresi.

𝑅𝐷 =𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 − 𝑆𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖

𝑈𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑥 100%

𝐶𝑅 =10 𝑏𝑦𝑡𝑒

15 𝑏𝑦𝑡𝑒 𝑥 100% = 66,6%

d. Space Saving (SS)

Space Saving (SS) selisih antara data yang belum dikompresi dengan besar data yang dikompresi.

SS=100%-CR

SS=100%-66,6%= 33,4

3.1.4 Analisis Perbandingan Algoritma Elias Delta Code Dengan Prefix Code

Pada analisa perbandingan kedua algoritma diperlukan langkah-langkah dalam menghitung dan membandingkan kedua algoritma tersebut. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Menentukan kriteria untuk membandingkan kedua algoritma. Kriteria tersebut adalah Ratio of Compression (RC), Compression Ratio (CR), Redundancy (RD), Space Saving (SS).

2. Pemberian nilai dari setiap kriteria yang telah ditetapkan. Nilai diambil berdasarkan analisa algoritma Elias Delta Code dan Prefix Code pada kompresi Data Teks tersebut.

3. Menentukan hasil atau prioritas keputusan berdasarkan nilai dari setiap kriteria. Hasil keputusan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Analisa Hasil Perbandingan Algoritma Kompresi Algoritma

Elias Delta Code

1,36 73,3% 26,6 26,7 2

Algoritma Prefix

Code

1,5 66,6% 50% 33,4 1

Berdasarkan analisis perbandingan pada keterangan di atas, algoritma Prefix Code mendapakan perangkingan peringkat 1 dibandingkan algoritma Elias Delta Code yang menduduki peringkat ke 2. Maka dapat disimpulkan bahwa algortima Prefix Code sangat efektif dan efesiensi dalam mengkompresi data teks dibandingkan dengan algoritma Elias Delta Code.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pada analisis, kesimpulan dari perbandingan kinerja kompresi algoritma Elias Delta Code dan algoritma Prefix Code dapat dilihat sebagai berikut: Pada pengkompresian data teks, proses kompresi yang dilakukan dengan menggunakan algoritma Elias delta codes mendapatkan hasil kinerja Ratio of Compression(RC) bernilai 1,36, Compression of Ratio(CR) bernilai 73,3% , Redundancy(RD) bernilai 26,6%, dan Space Saving(SS) yang bernilai 26,7%. Sedangkan pada algoritma Prefix Code medapatkan hasil kinerja Ratio of Compression(RC) bernilai 1,5, Compression of Ratio(CR) bernilai 66,6% , Redundancy(RD) bernilai 50%, dan Space Saving(SS) yang bernilai 33,4%, dan dapat dipastikan jika suatu data text yang mempunyai data besar bisa dikompresi menjadi data yang lebih kecil. Berdasarkan analisis perbandingan, algoritma Prefix Code sangat efektif dan efesiensi dalam mengkompresi data teks dengan ratio kompresi terkecil bernilai 66,6%

dibandingkan dengan algoritma Elias Delta Code yang mempunyai ratio kompresi bermilai 73,3%. Pada perancangan aplikasi dengan menggunkaan Visual Basic Studio 2010(VB) yang dibentuk dapat memudahkan pengguna dalam memperkecil ukuran data yang besar menjadi lebih kecil guna mengurangi penuhnya kapasitas penyimpanan, dan meningkatan performa antara kedua algoritma yang digunakan.

REFRENCES

[1] L. V Simanjuntak, “Perbandingan Algoritma Elias Delta Code dengan Levenstein Untuk Kompresi File Teks,” J.

Comput. Syst. …, vol. 1, no. 3, pp. 184–190, 2020, [Online]. Available: https://ejurnal.seminar- id.com/index.php/josyc/article/view/168.

[2] S. R. Saragih and D. P. Utomo, “Penarapan Algoritma Prefix Code Dalam Kompresi Data Teks,” KOMIK (Konferensi Nas. …, vol. 4, pp. 249–252, 2020, doi: 10.30865/komik.v4i1.2691.

[3] H. M. Sitompul, “Analisis Perbandingan Kinerja Alogaritma Lempel Ziv Welch dan Alogaritma Elias Gamma Code pada Kompresi File Video,” Univ. Sumatera Utara, 2020, [Online]. Available: https://library.usu.ac.id.

[4] E. N. Simanjuntak, “BEES : Bulletin of Electrical and Electronics Engineering Penerapan Algoritma Prefix Code Pada Kompresi File Gambar,” vol. 1, no. 3, pp. 96–100, 2021.

(10)

[5] N. F. Rizky, S. D. Nasution, and F. Fadlina, “Penerapan Algoritma Elias Delta Codes Dalam Kompresi File Teks,”

Build. Informatics, Technol. Sci., vol. 2, no. 2, pp. 109–114, 2020, doi: 10.47065/bits.v2i2.138.

[6] M. Alfarizi and S. Aripin, “Penarapan Algoritma Prefix Code Dalam Kompresi File Video,” KOMIK (Konferensi Nas.

…, vol. 4, pp. 249–252, 2020, doi: 10.30865/komik.v4i1.2686.

[7] J. Sisca, “Penerapan Algoritma Elias Delta Code Untuk Kompresi File Video Pada Aplikasi Video Downloader,” vol. 1, no. 4, pp. 254–264, 2021.

[8] M. C. Ali Pasaribu, “Analisis Perbandingan Kinerja Algoritma Goldbach Codes dengan Variable Length Binary Encoding ( VLBE ) dalam Kompresi File Teks,” 2018, [Online]. Available:

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4656.

[9] Sutardi, “Implementasi dan analisis kinerja algoritma shannon- fano untuk kompresi file text,” vol. 6, no. 1, pp. 53–60, 2014.

[10] Y. Devianto and S. Dwiasnati, “Aplikasi Pengambilan Keputusan Indeks Kepuasaan Masyarakat Dengan Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) Pada Unit Pelayanan Masyarakat Dengan Alat Microcontroller Sebagai Alat Bantu Survey,” J. Ilm. FIFO, vol. 10, no. 1, p. 13, 2018, doi: 10.22441/fifo.v10i1.2946.

[11] A. Fau, Mesran, and G. L. Ginting, “Analisa Perbandingan Boyer Moore Dan Knuth Morris Pratt Dalam Pencarian Judul Buku Menerapkan Metode Perbandingan Eksponensial ( Studi Kasus : Perpustakaan STMIK Budi Darma ),” J.

Times (Technology Informatics Comput. Syst., vol. 6, no. 1, pp. 12–22, 2017.

[12] M. A. Latif, S. D. Nasution, and Pristiwanto, “Analisa Perbandingan Algoritma Rice Codes Dengan Algoritma Goldbach Codes Pada Kompresi File Text Menggunakan Metode Exponential,” Maj. Ilm. INTI (Informasi dan Teknol.

Ilmiah), vol. 13, no. 1, pp. 28–33, 2018.

Referensi

Dokumen terkait

2009 Novel: Tegar Bengawan Pemenang I Sayembara Penulisan Buku Pengayaan PUSBUK KEMENDIKBUD 2009 2009 Prophetic Learning Pro-U Media (Cetakan ke-2 pd 2010) 2008 Novel:

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Majelis dan Sekretariat Tuntutan

Untuk melakukan pengujian pada implementasi failover ini apakah berjalan dengan baik atau tidak adalah menghentikan cluster service, dengan cara menghentikan cluster

Saya adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi kognitif,

Semua jawaban dianggap tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, jadi dalam jangan ragu-ragu menentukan jawaban, menjawab sesuai apa yang ada pada diri anda. Setelah

Seperti hal yang dilakukan PT.Nissan melakukan rebranding terhadap brand Datsun yang sebuah brand telah lama mati untuk dimunculkan kembali di pasar otomotif Indonesia

Pada kasus hemangioma intranasal atau sinus paranasal, pendekatan dari luar ( external approach ) sering dilakukan untuk memudahkan kontrol perdarahan selama operasi

Setyorini, M.Pd selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga dan selaku