• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Analysis of the Quality and Effectiveness of Water Filters from Coconut Waste in Groundwater

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Analysis of the Quality and Effectiveness of Water Filters from Coconut Waste in Groundwater"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SCIENCE TECH

Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/sciencetech/

Analisis Kualitas dan Efektivitas Filter Air dari Limbah Kelapa pada Air Tanah Firda Ainun Nisah1(*), Halida Ainun Nazwa2, Riki Renaldi3

Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Jl. HS.Ronggo Waluyo, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat, 41361, Indonesia1,2,3

E-mail: firda.ainunnisah@ft.unsika.ac.id1(*), hanzhalidaainunnazwa@gmail.com2, rickyrenaldy14@gmail.com3

Profil Korenspondensi

Firda Ainun Nisah, Teknik Industri, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia.

Submission Revision Accepted

21/01/2022 28/01/2023 31/01/2023

Abstract

On Karawang utara has problems with groundwater and coconut waste. Groundwater in the area is crusty and yellowish in color. Coconut waste comes from sellers who only take coconut meat and water, leaving coconut husks and shells. To overcome these problems, conducted groundwater quality test and made water filters from coconut waste. The parameters tested were pH, TDS, manganese, and iron.

According to Minister of Health Regulation Number 32 of 2017 and Regulation of Minister of Health Number 492 of 2010, groundwater quality testing showed that groundwater in all areas of Karawang utara can be used for sanitation purposes, but only Pedes and Tirta Jaya regions can be used as raw material for drinking water The design of the water filter from coconut waste is designed to solve this problem.. The results of groundwater testing after the filtration process have values below the threshold of PerMenKes Number 492 of 2010 which indicates that groundwater after the filtration process can be used as raw material for drinking water. The effectiveness of water filters from coconut waste reduces TDS 32.05%, manganese 82.01%, and iron 83.33%. The design of a water filter that has been made is proven to be able to solve groundwater problems and coconut waste problems in Karawang utara.

Keywords: Groundwater; Karawang utara; Water filters.

Abstrak

Daerah Karawang bagian utara memiliki masalah dengan air tanah dan banyaknya limbah kelapa yang tidak diolah. Air tanah di wilayah tersebut menimbulkan kerak dan berwarna kekuningan. Limbah kelapa berasal penjual yang hanya mengambil daging dan air kelapa saja, sehingga tersisa sabut dan tempurung kelapa. Untuk mengatasi kedua masalah tersebut dilakukan uji kualitas air tanah dan membuat filter air dari limbah kelapa. Parameter yang diuji adalah pH, TDS, logam mangan, dan logam besi. Sesuai PerMenKEs Nomer 32 Tahun 2017 dan PerMenKEs Nomer 492 Tahun 2010, pengujian kualitas air tanah menunjukkan air tanah di semua daerah Karawang bagian utara dapat digunakan untuk keperluan sanitasi masyarakat, tetapi hanya wilayah Pedes dan Tirta Jaya yang bisa digunakan sebagai bahan baku air minum. Desain filter air dari limbah kelapa dibuat untuk mengatasi masalah ini. Hasil pengujian air tanah setelah proses filtrasi memiliki nilai di bawah ambang batas PerMenKes Nomer 492 Tahun 2010 yang menunjukkan bahwa air tanah setelah proses filtrasi dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Efektivitas filter air dari limbah kelapa dapat menurunkan TDS 32,05%, logam mangan 82,01%, dan logam besi 83,33%. Desain alat filter air yang telah dibuat terbukti dapat mengatasi masalah air

(2)

Pendahuluan

Ketersediaan air bersih masih menjadi masalah di beberapa daerah di Indonesia.

Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk (Novita, Fauzi, & Suprayogi, 2020). Selain itu, kerusakan lingkungan yang berdampak pada kualitas air menyebabkan ketidaklayaknya air untuk dikonsumsi manusia ataupun hewan secara langsung. Air menjadi sumber energi yang sangat penting dan untuk menjaga ataupun meningkatkan derajat kesehatan. Ketersediaan air yang kurang mencukupi jika dibandingkan dengan kebutuhan air bersih akan menimbulkan krisis dan kelangkaan air yang tentu saja menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari (Amalia &

Sugiri, 2014).

Saat ini pemerintah kota Karawang sudah memberikan alternatif guna menyediakan air bersih di Kota Karawang dengan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Namun, pada kenyataannya saat ini tidak semua daerah sudah terjangkau oleh PDAM, termasuk sebagian daerah kabupaten Karawang bagian utara, sehingga masyarakat disana pada umumnya menggunakan air tanah untuk keperluan sanitasi. Pada saat ini pemanfaatan dan penggunaan air tanah ini dilakukan dengan metode mengebor sumur-sumur dalam yang mempunyai kedalaman antara 50-200 m dengan memasang turbin untuk memompa air tanah tersebut (Bisri, 2012). Kualitas air tanah hasil pengeboran harus sesuai dengan ketetapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, sous per aqua, dan pemandian umum yaitu pH 6,5 – 8,5 Total Dissolve Solid (TDS) maksimal 1000 mg/L, logam mangan maksimal 5 mg/L, dan logam besi (Fe) 1 mg/L. Jika ingin digunakan sehari-hari sebagai bahan baku air minum harus sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 yaitu pH 6,5 – 8,5 Total Dissolve (TDS) maksimal 500 mg/L, logam mangan maksimal 0,4 mg/L, dan logam besi maksimal sebesar 0,3 mg/L.

Daerah kabupaten Karawang bagian utara merupakan bagian daerah penghasil buah kelapa terbesar di kabupaten Karawang. Buah kelapa (Cocos nucifera L.) terdiri dari air sebanyak 35%, daging sebanyak 12,9 %, tempurungnya sebanyak 4,7%, akar sebanyak 2%, batang sebanyak 22%, dan daun sebanyak 23% (Pratiwi & Sutara, 2013). Pada buah kelapa muda terdapat air kelapa diambil untuk menjadi es kelapa muda (coconut water) dan daging buahnya dapat diparut menjadi santan (coconut milk) sebagai bahan masakan (Salsabila et al., 2022), sehingga sisa bagian buah kelapa yang belum termanfaatkan cukup banyak, seperti tempurung kelapa dan sabut kelapa. Hal ini mengakibatkan masalah baru yaitu adanya limbah buah kelapa yang menimbulkan bau busuk dan merusak pemandangan, sehingga harus dimanfaatkan kembali.

10.30738/st.vol9.no1.a14160 Copyright © 2023, Firda Ainun Nisah,

Halida Ainun Nazwa, Riki Renaldi.

(3)

Peningkatan kualitas air dapat dilakukan dengan metode filtrasi atau penyaringan.

Filtrasi (penyaringan) merupakan metode pemisah fisik yag digunakan untuk memisahkan antara cairan dan padatan. Metode ini berhasil digunakan untuk meningkatkan kualitas pH, logam besi, dan kekeruhan pada sumur gali daerah Purworejo (Mashadi et al., 2018; Setyaning et al., 2021). Tempurung kelapa dan sabut kelapa yang merupakan limbah dari buah kelapa dapat digunakan sebagai bahan isi untuk pembuatan filter air.

Sabut kelapa juga memiliki kemampuan filtrasi limbah cair rumah makan dengan menurunkan kadar Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan Total Suspended Solid (TSS) (Amira et.al., 2022). Selain itu, sabut kelapa juga dapat menurunkan kadar logam pada air limbah, seperti kadmium, besi, dan tembaga (Pinandari et al., 2011).

Tempurung kelapa atau batok kelapa dibakar menjadi arang tempurung kelapa.

Pada bentuk arang, tempurung kelapa memiliki luas permukaan yang besar, sehingga dapat digunakan sebagai adsorben untuk menyerap unsur-unsur logam. Arang tempurung batok kelapa digunakan oleh Ikhwan (2014) berhasil untuk menurunkan kadar besi (Fe) dan Mangan (Mg) untuk penjernihan air kolam penambangan batu bauksit.

Bahan lain yang juga digunakan untuk pembuatan filter air adalah pasir dan zeolit.

Pasir dapat menahan partikel-partikel yang berukuran besar, sehingga dapat menurunkan kekeruhan air, kandungan besi dan mangan (Timpua & Watung, 2021). Zeolit memiliki muatan negatif karena keberadaan atom alumunium di dalamnya. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit dapat mengikat logam-logam yang ada di dalam air. Dengan demikian, zeolit berfungsi sebagai ion exchanger dan adsorben dalam pengolahan air (Kusnaedi, 2010). Filter air berbasis zeolit digunakan oleh Nasution et al (2022) dan Jundulloh et al (2021) berhasil untuk menurunkan nilai kandungan logam besi (Fe) dan mangan (Mg) pada air sumur.

Alat-alat filter tersebut umumnya berukuran sangat besar, harga perakitan filter tersebut tergolong cukup menghabiskan banyak biaya, dan tidak bisa untuk menyelesaikan permasalahan air tanah dan limbah di daerah Karawang bagian utara.

Alasan tersebut membuat penulis melakukan penelitian “Analisis Kualitas dan Efektivitas Filter Air dari Limbah Kelapa pada Air Tanah” yang memiliki tujuan sebagai berikut: Tujuan dan manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui kualitas air tanah di daerah Karawang bagian utara (Pakis Jaya, Batu Jaya, Tirta Jaya, Pedes, Cibuaya) berdasarkan PerMenKes No. 32 Tahun 2017 dan PerMenKes No. 492 Tahun 2010.

2. Mengetahui tingkat efektifitas alat filter sabut kelapa untuk menurunkan TDS, Mangan (Mg), dan Besi (Fe).

Manfaat dilakukan penelitan ini adalah menemukan desain alat filter air yang murah dan mudah dibuat untuk mengatasi limbah kelapa dan masalah air tanah di Kabupaten Karawang bagian utara.

Metode

Penelitian ini berupa penelitian eksperimental kuantitatif dengan menguji sebelum dan sesudah sampel yang diambil dari masing-masing tempat yang dipilih dari setiap

(4)

Gambar 1. Peta Kabupaten Karawang

Pengambilan sampel dilakukan pada siang hari dan berkelanjutan, jika sudah selesai di tempat ke-1 maka dilanjutkan di tempat selanjutnya. Pengambilan contoh untuk kualitas air tanah dilakukan pada lima tempat pengamatan, yaitu:

1. Contoh 1: Masjid Jami’ An Nur, Tanjung Buncing, Kecamatan Pakis Jaya.

2. Contoh 2: Masjid Jami’ Al Hikmah, Kutaampel, Kecamatan Batujaya.

3. Contoh 3: Ponpes Putra, Desa Bolang, Kecamatan Tirta Jaya.

4. Contoh 4: Desa Jatimulya, Kecamatan Pedes.

5. Contoh 5: Jalan Kampung Mekarsari, Desa Sukasari, Kecamatan Cibuaya.

Pembuatan filter air dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan penyusun filter air yaitu sabut kelapa, arang kelapa, pasir, kerikil, zeolit pasir, dan kain flanel. Pasir diayak terlebih dahulu dan dipisahkan dari kerikil-kerikil. Zeolit dan arang dipecah kecil-kecil sekitar 1-1,5 cm, Sabut kelapa dipisahkan lembar-lembarnya. Setelah itu, pasir diayak dan dicuci hingga air bekas cucian tidak keruh, selanjutnya bahan-bahan lainnya seperti arang, zeolit, dan sabut juga dicuci hingga bersih hingga air sisa cuci bahan-bahan tersebut jernih.

Bahan penyusun yang telah selesai dipersiapkan, lalu disusun dengan urutan.

Penyusunan bahan dengan urutan dari paling bawah dengan tingginya yaitu kerikil 4cm, zeolit 2cm, pasir 17cm, arang 12cm, sabut kelapa 9 cm. Dan setiap segmen bahan dilapisi kain flanel dan kain saringan. Adapun susunan seperti Gambar 2.

Filter air yang telah selesai disusun lalu dicuci menggunakan aquades untuk membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada di dalam filter. Hilangnya kotoran ini ditandai dengan jernihnya air yang keluar dari alat filtrasi yang menandakan filter air telah siap digunakan.

(5)

Gambar 2. Susunan Bahan Filter Air Limbah Kelapa

Hasil pengambilan sampel terdapat 5 sampel air tanah dari 5 kecamatan yang berbeda di Kabupaten Karawang bagian utara. Sampel yang diperoleh lalu dibagi menjadi 2 untuk analisis sebelum dan sesudah proses filtrasi.

Parameter yang akan diukur dan dibandingkan pada penelitian ini yaitu derajat keasaman (pH), Total Dissolved Solid (TDS), kandungan logam mangan (Mn), dan logam besi (Fe).

Metode uji untuk penelitian ini adalah pengukuran pH menggunakan SNI 6989.11:2019, pengukuran TDS menggunakan SM 23rd Ed. 2540 C: 2017, analisis kandungan logam mangan menggunakan SNI 06-6989.5:2009, dan analisis kandungan logam besi menggunakan SNI 06 – 6989.4:2009.

Hasil dan Pembahasan Hasil

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air tanah di daerah Kabupaten Karawang bagian utara. Daerah ini diwakili oleh 5 kecamatan yaitu Pakis Jaya, Batu Jaya, Tirta Jaya, Pedes, dan Cibuaya. Parameter ukur yang diambil meliputi pH, Total Dissolve Solid (TDS), logam Mangan (Mn), dan logam Besi (Fe).

Hasil pengujian yang diperoleh, selanjutnya dirujuk berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PerMenKes) No. 32 Tahun 2017 seperti yang ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Air Tanah Daerah Karawang Utara

No Parameter

PerMenKes Tempat Pengambilan Sampel

No. 32 Th. 2017

No. 492 Th 2010

Pakis

Jaya Batujaya Cibuaya Pedes Tirta Jaya

1 pH 6,5 - 8,5 6,5 – 8,5 7,4 7,4 7,5 7,3 7,3

2 TDS (mg/L) 1000 500 510 690 680 400 410

3 Mn (mg/L) 0,5 0,4 0,4 0,23 <0,03 <0,03 0,18

4 Fe (mg/L) 1 0,3 <0,1 0,6 <0,1 <0,1 <0,1

(6)

Tabel 2. Hasil Pengujian Sebelum dan Sesudah Proses Filtrasi

No Parameter Tempat Pengambilan Sampel

Pakis Jaya Batujaya Cibuaya Pedes Tirta Jaya

1 pH Sebelum Filtrasi 7,4 7,4 7,5 7,3 7,3

Sesudah Filtrasi 7,6 7,5 6,9 7,4 7,4

2 TDS (mg/L)

Sebelum Filtrasi 510 690 680 400 410

Sesudah Filtrasi 195 430 400 380 350

% Penurunan 61,76 37,68 41,18 5,00 14,63

3 Mn (mg/L)

Sebelum Filtrasi 0,4 0,23 <0,03 <0,03 0,18 Sesudah Filtrasi 0,1 <0,03 <0,03 <0,03 <0,03

% Penurunan 75,00 86,96 - - 83,33

4 Fe (mg/L)

Sebelum Filtrasi <0,1 0,6 <0,1 <0,1 <0,1 Sesudah Filtrasi <0,1 <0,1 <0,1 <0,1 <0,1

% Penurunan - 83,33 - - -

Pada Tabel 2 menunjukkan adanya perubahan antara sebelum dan setelah filtrasi untuk semua parameter yang diuji, sehingga dapat dihitung penurunan konsentrasi yang terjadi. Persen rata-rata penurunan konsentrasi parameter TDS, logam mangan (Mn), dan logam besi (Fe) dibuat dalam suatu grafik untuk mengetahui parameter mana yang memiliki efektivitas yang paling besar pada penggunaan filter air dari limbah kelapa.

Gambar 3. Grafik Penurunan Rata-rata TDS, Logam Mn, dan Logam Fe Setelah Filtrasi

Pembahasan

Hasil analisis kualitas air tanah di daerah Karawang bagian utara telah ditunjukkan pada Tabel 1. Terdapat tanda “<” atau kurang dari pada beberapa nilai parameter. Ini terjadi dikarenakan adanya batas uji konsentrasi minimum yang bisa dideteksi oleh alat metode uji.

Nilai pH menunjukkan derajat keasaman suatu larutan. Semua sampel mempunyai nilai pH sebesar 7,3 – 7,5 yang menggambarkankan bahwa air tanah di daerah Karawang utara bersifat netral atau tidak bersifat asam-basa. Nilai pH ini masih dalam rentang pH yang diperbolehkan oleh PerMenKes No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk keperluan higiene sanitasi, kolam renang, sous per aqua, dan pemandian umum dan PerMenKes No. 492 Tahun 2010 tentang persyaratan bahan baku air minum, maka air tanah wilayah tersebut masih layak untuk digunakan oleh masyarakat.

(7)

Paremeter lain yang diukur adalah Total Dissolve Solid (TDS). TDS adalah jumlah ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) di dalam air yang menyebabkan sifat kesadahan terhadap air tersebut. Air yang mempunyai tingkat kesadahan tinggi, pada alat-alat yang terbuat dari besi akan timbul kerak-kerak (Vidika, Artini, & Aryasa, 2017). Nilai TDS yang diperoleh 400 – 690 mg/L. Menurut nilai TDS PerMenkes No. 32 Tahun 2017, semua wilayah Karawang utara dapat digunakan untuk keperluan sanitasi masyarakat karena nilai TDS maksimal berada pada angka 1000 mg/L. Hal yang berbeda ketika dirujuk pada nilai TDS PerMenKes No. 492 Tahun 2010 yaitu hanya wilayah kecamatan Pedes dan Tirta Jaya yang layak menggunakan air tanah sebagai air minum karena memiliki nilai TDS dibawah 500 mg/L.

Selain parameter fisika yaitu pH dan TDS, juga dianalisis parameter kimia pada air tanah tersebut yaitu logam mangan (Mn) dan logam besi (Fe). Nilai logam mangan (Mn) pada semua wilayah Karawang utara sebesar <0,03 – 0,4 mg/L masih berada di bawah ambang batas PerMenKes No. 32 Tahun 2017 untuk sanitasi dan PerMenKes No. 492 Tahun 2010 untuk bahan baku air minum.

Nilai logam besi (Fe) memiliki nilai <0,01 – 0,6 mg/L yang masih memenuhi ambang batas PerMenKes No.32 Tahun 2017 yaitu 1 mg/L, sehingga dapat dikatakan kandungan logam mangan dan besi pada air tanah daerah karawang utara aman digunakan untuk keperluan sanitasi. Berbeda dengan logam mangan (Mn), kandungan logam besi (Fe) pada daerah kecamatan Batujaya sebesar 0,6 mg/L melebihi batas maksimal PerMenkes No. 492 Tahun 2010 yang mengindikasikan bahwa kandungan besi (Fe) pada daerah tersebut tidak bisa digunakan sebagai bahan baku air minum. Kandungan logam berat dalam suatu perairan secara alamiah sebenarnya relatif sedikit tetapi dengan adanya aktifitas masyarakat di sekitarnya seperti kegiatan domestik, pertanian dan lainnya menjadi faktor penyebab meningkatnya kandungan logam berat yang akhirnya mencemari perairan (Putra & Mairizki, 2020). Hal ini yang mungkin terjadi pada air tanah kecamatan Batujaya.

Hasil empat parameter yang diukur didapatkan hasil bahwa air tanah semua wilayah Karawang utara layak dan aman digunakan untuk kebutuhan sanitasi karena semua nilai parameter di bawah ambang batas sesuai PerMenKes No. 32 Tahun 2017. Menurut PerMenKes No. 492 Tahun. 2010, hanya air tanah dari kecamatan Pedes dan Tirtajaya saja yang layak dan aman digunakan sebagai bahan baku air minum sehari-hari karena keempat parameternya dibawah batas maksimal PerMenKes tersebut.

Hanya 2 kecamatan dari 5 kecamatan yang dapat digunakan sebagai bahan baku air minum sehari-hari, maka perlu dibuat alat filter air yang dapat menurunkan nilai parameter tersebut sehingga dibawah ambang batas PerMenKes No. 32 Tahun 2017.

Filter air telah dibuat dengan memanfaatkan limbah kelapa yang banyak terdapat di daerah Karawang utara. Limbah kelapa yang digunakan adalah sabut kelapa dan batok kelapa yang telah dibuat arang. Komposisi dan susunan filter air dapat dilihat di Gambar 1.

Hasil pengukuran sebelum dan sesudah proses filtrasi ditunjukkan pada Tabel 2.

Nilai pH setelah proses filtrasi tidak berbeda jauh dengan air tanah tanpa filtrasi. Nilai pH sebelum filtrasi sebesar 7,3 – 7,5 dan nilai pH setelah filtrasi 6,9 – 7,6. Hal ini menandakan alat filtrasi tidak menambahkan kandungan ion asam atau basah pada air

(8)

Nilai TDS setelah proses filtrasi menunjukkan penurunan yang cukup bagus yaitu semua wilayah Karawang utara memiliki nilai TDS di bawah 500 mg/L sesuai batas maksimum nilai TDS pada PerMenKes No. 492 tahun 2010. Persen penurunan TDS rata- rata oleh filter air ini sebesar 32,05%. Nilai ini menandakan bahwa alat filter air dari limbah kelapa dapat menurunkan nilai TDS air tanah sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Keadaan ini dapat terjadi karena adanya peran dari bahan sabut kelapa dan arang kelapa yang digunakan dalam filter air. Sabut kelapa memiliki kemampuan filtrasi karena memiliki tekstur berserat dan memanjang, sehingga dapat menangkap partikel-partikel padat dalam air tanah.

Sabut kelapa sebagai penyusun filter air mampu untuk menurunkan nilai TDS telah dibuktikan oleh Fajri, Arista, & Sari (2018) untuk menjernihkan limbah laboratorium.

Bahan penyusun yang lain adalah arang. Tempurung kelapa yang tidak digunakan dibakar menjadi arang tempurung kelapa. Pada bentuk arang, tempurung kelapa memiliki luas permukaan yang besar, sehingga dapat digunakan sebagai adsorben. Tempurung kelapa juga telah banyak digunakan sebagai media filtrasi untuk menurunkan TDS pada air Sungai Lematang sebanyak 62% (Sari, Kusniawati, & Gustian, 2022) dan air sungai yang mengalir di wilayah Lamongan sebanyak 78% (Silvia et al., 2021). Untuk meningkatkan persen penurunan TDS penelitian ini dapat dilakukan cara meningkatkan massa tempurung kelapa yang dipakai.

Logam mangan (Mn) dan logam besi (Fe) telah berhasil disaring oleh filter air dari limbah kelapa yang telah dibuat. Nilai kedua logam tersebut berada dibawah ambang batas PerMenKes No. 492 Tahun 2010 dengan nilai 0,1 mg/L di kecamatan Pakis Jaya dan <0,03 mg/L untuk empat kecamatan lainnya. Nilai penurunan konsentrasi rata-rata logam mangan (Mn) dan logam besi (Fe) ini terhitung cukup tinggi yaitu 81,76% untuk logam mangan (Mn) dan 83,33% untuk logam besi (Fe). Air tanah yang telah di filtrasi oleh filter air dari limbah kelapa telah dibuktikan dapat menurunkan kandungan logam berat mangan dan besi, sehingga layak untuk dijadikan bahan baku air minum sesuai dengan PerMenKes No. 492 Tahun 2010.

Penggunaan sabut kelapa dan arang tidak lepas berperan untuk pengurangan kandungan kedua logam ini. Sabut kelapa mengandung senyawa lignin (29%), selulosa (26,6%), nitrogen (0,1%), air (8%), dan abu (0,5%) (Abdullah et al., 2014), sehingga memiliki sifat bioremoval untuk mengatasi kadar logam dalam air. Sifat yang sama juga dimiliki oleh arang tempurung kelapa yang memiliki luas permukaan yang besar. Kedua kombinasi pemakaian sabut kelapa dan arang tempurung kelapa sebagai alat filter untuk menurunkan logam besi (Ismiyati, Setyowati, & Nengse, 2021). Kombinasi ini juga digunakan untuk meningkatkan kualitas air daerah Lamongan ditandai dengan turunnya konsentrasi logam mangan dan besi (Setyaning, Riyanto, & Irfansyah, 2021)

Tingkat efektivitas penggunaan filter air dari limbah kelapa ini ditunjukkan pada Gambar 3. Filter air ini dapat menurunkan nilai TDS sebesar 32,05%, nilai logam mangan (Mn) sebesar 81,76%, dan nilai logam besi (Fe) sebesar 83,33%. Nilai hasil pengukuran empat parameter di kelima kecamatan di Karawang utara memiliki nilai di bawah ambang batas PerMenKEs No. 492 Tahun 2017. Hal ini menunjukkan air tanah di Karawang utara setelah diolah filter air dari limbah kelapa dinyatakan aman dan layak digunakan sebagai bahan baku air minum. Hasil ini juga menunjukkan bahwa desain alat filter dari limbah kelapa sudah benar dan efektif untuk mengatasi persoalan air tanah dan juga sebagai solusi untuk mengatasi adanya limbah kelapa yang sebelumnya menjadi masalah di

(9)

Kesimpulan

Kualitas air tanah di Karawang bagian utara dapat digunakan untuk keperluan sanitasi warga karena nilai pH, TDS, logam mangan, dan logam besi memiliki nilai ukur di bawah batas ambang PerMenKes No. 72 Tahun 2017 tetapi tidak semua wilayah dapat digunakan sebagai bahan baku air minum. Masalah ini berhasil diatasi dengan melakukan filtrasi menggunakan filter air dari limbah kelapa. Konsentrasi TDS, logam mangan (Mn), dan logam besi (Fe) dapat diturunkan sehingga memiliki nilai di bawah ambang batas PerMenKes No. 492 Tahun 2010. Tingkat efektivitas filter air ini tergolong bagus dengan menurunkan TDS sebesar 32,05 %, logam Mn 81,76 %, dan logam besi 83,33 %. Hasil penelitian yang telah diperoleh membuktikan bahwa desain alat filter air ini dapat mengatasi masalah air tanah dan masalah limbah kelapa yang ada di wilayah Karawang bagian utara. Spesifikasi dan desain alat filter yang telah dijelaskan pada Gambar 2.

Hal yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan membuat kegiatan pengabdian masyarakat untuk pembuatan filter air dari limbah kelapa kepada masyarakat yang mempunyai masalah yang sama, khususnya untuk masyarakat Karawang bagian utara.

Pada penelitian, tempurung kelapa dapat ditambahkan massanya dan dibuat lebih padat, agar persen penurunan TDS lebih besar lagi.

Daftar Pustaka

Abdullah, A., Saleh, A. & Novianty, I. (2013). Adsorpsi Karbon Aktif Dari Sabut Kelapa (Cocos Nucifera) Terhadap Penurunan Fenol. Al Kimia, 1(2), 32-44. from doi:

https://doi.org/10.24252/al-kimia.v1i2.1630.

Amalia, B. I., & Sugiri, A. (2014). Ketersediaan Air Bersih dan Perubahan Iklim; Studi Krisis Air di Kedungkarang Kabupaten Demak. Jurnal Teknik PWK, 3(2), 295–

302, from doi: https://doi.org/10.14710/tpwk.2014.5058.

Amira, A., Utomo, K. P., & Paramadita, S. (2022). Efektivitas Penurunan BOD dan TSS Menggunakan Media Filter Serabut Kelapa dan Serbuk Serabut Kelapa. Jurnal

Rekayasa Lingkungan Tropis, 1, from doi:

https://jurnal.untan.ac.id/index.ph%0Ap/jurlis/index.

Bisri, M. (2012). Air Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Press.

Fajri, A., Arista, D., & Sari, M. (2018). Pengolahan Limbah Laboratorium Kimia Dengan Sistem Penyaringan Sederhana. Sainstek: Jurnal Sains dan Teknologi, 10(1), 20- 23, from doi: http://dx.doi.org/10.31958/js.v10i1.

Ikhwan, Z. (2014). Efektivitas Penggunaan Arang Batok Kelapa Sebagai Media Penyaring Penurunan Kadar Besi Dan Mangan Pada Penjernihan Air Kolam Penambangan Batu Bauksit. Jurnal Kesehatan, 5(2) : 150-153. from doi : http://dx.doi.org/10.26630/jk.v5i2.48.

Ismiyati, M., Setyowati, R. D. N., & Nengse, S. (2021). Pembuatan Bioadsorben Dari Sabut Kelapa Dan Tempurung Kelapa Untuk Menurunkan Kadar Besi (Fe).

Jukung: Jurnal Teknik Lingkungan, 7(1), 33-45, from doi:

http://dx.doi.org/10.20527/jukung.v7i1.10811.

Jundulloh, P., Winarno, D. J., Kusumastuti, D. I., & Khotimah, S.N. (2021). Peningkatan Kualitas Air Menggunakan Filter Mangan Zeolit dan Karbon Aktif. Jurnal Rekayasa Sipil dan Design (JRSDD), 9(4), 819-828.

(10)

Nasution, N., Daulay, A. H., & Sitorus, P. R. A. (2022). Penerapan Filter Air Berbasis Zeolit dan Pasir Silika dengan Penambahan Karbon Aktif Biji Salak untuk Meningkatkan Kualitas Sumur Gali. Jurnal Einstein, 10(1), 45-53, from doi:

http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einsten.

Novita, S.,Fauzi, M., Suprayogi, I. (2020). Analisis Kebutuhan Air Kabupaten Kampar.

Selodang Mayang, 6(3), 209-220, from doi:

https://doi.org/10.47521/selodangmayang.v6i3.189.

PerMenKes 2010 No. 492, Persyaratan Kualitas Air Minum.

PerMenKes 2017 No. 32, Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum.

Kusnaedi. (2010). Mengolah Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta:Penebar Swadaya.

Pratiwi, F. M., & Sutara, P. K. (2013). Etnobotani Kelapa (Cocos Nucifera L.) di Wilayah Denpasar dan Badung. Jurnal Simbiosis, 1(2), 102-111.

Putra, A. Y., & Mairizki, F. (2020). Analisis Logam Berat Pada Air Tanah di Kecamatan Kubu Babussalam, Rokan Hilir, Riau. Jurnal Katalisator, 5(1), 47-53, from doi:

http://doi.org/10/22216/jk.v5i1.5277.

Salsabila, A., Oktavia, A., Dewi, F. M., Purwani, Y., Arsy, F. S., Albar, R., Priyanti, Khairiah, A., & Des M. (2022). Nilai Manfaat Ekonomi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di Pasar Tradisional Kemiri Muka di Kota Depok, Jawa Barat.

Prosiding Seminar Nasional Biologi, 2(1), 242–251, from doi:

https://doi.org/10.24036/prosemnasbio/vol2/389.

Sari, M. I., Kusniawati, E., & Gustian, D. (2022). Penurunan Kadar TSS Dan TDS Pada Air Sungai Lematang Menggunakan Tempurung Kelapa Sawit (Elaeis Oleifera) Sebagai Media Filtrasi. Jurnal Teknik Patra Akademika, 13(1), 11-17, from doi:

https://doi.org/10.52506/jtpa.v13i01.138.

Setyaning, L. B., Riyanto, E. & Irfansyah, M. (2021). Analisis Peningkatan Kualitas Air Sumur Gali Metode Filtrasi Sederhana Dengan Sabut Kelapa Sesuai Syarat Air Bersih. Jurnal Ilmu Teknik Sipil Surya Beton, 5(2), 21–30, from doi:

https://doi.org/10.37729/suryabeton.v5i2.1310.

Silvia, L., Darminto, Purwanto, A., Astuti, F., & Zainuri, M. (2022). Pemanfaatan Karbon Aktif Tempurung Kelapa sebagai Media Filtrasi Air di Desa Sumberwudi Lamongan. Sewagati, 5(2), 170–175.

Timpua, T. K., & Wagung, A. T. (2021). Efektivitas Berbagai Media Pasir Lokal Sebagai Media Filtrasi Air Baku Menjadi Air Untuk Kebutuhan Higiene Sanitasi. Jurnal

Kesehatan Lingkungan, 11(1), 29–39. DOI :

https://doi.org/10.47718/jkl.v11i1.1341.

Vidika A., D. P. R., Artini, N. P. R., & Aryasa, I. W. T. (2017). Penelitian Pendahuluan Kualitas Air Tanah Di Banjar Suwung Batan Kendal, Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar. Jurnal Ilmiah Medicamento, 3(1), 40-43, from doi:

https://doi.org/10.36733/medicamento.v3i1.1050.

Referensi

Dokumen terkait

Potential Acute Health Effects: Slightly hazardous in case of skin contact (irritant), of eye contact (irritant), of ingestion, of inhalation.. Potential Chronic

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat anugrah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”Faktor-Faktor Yang

Berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan atas pertimbangan dari tiga dosen ahli (judgment expert), diperoleh kesimpulan bahwa dari 14 butir soal hasil belajar

Gambar 3.6 Prosedur Penelitian (Sumber: Peneliti) SAMPEL ANALISIS DATA HASIL POPULASI FOREHAND DRIVE KELOMPOK UNSKILLED FOREHAND DRIVE KELOMPOK SKILLED INPUT VIDEO SOFTWARE

.... Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, dalam perwujudannya

Pada Tugas Akhir ini diimplementasikan kesamaan semantik pada pasangan kata bahasa Indonesia dengan menggunakan metode berbasis vektor, pembobotan tf-idf, dan

De-identification involves protecting fields we need for analytics, and is a trade-off between privacy and utility; masking involves protecting fields we don’t need for analytics,

Seleksi Sederhana Pengadaan Jasa Konsultan Pengawas Pembangunan Landscap Asrama dan IDB, Saluran Air dan Parkir. Lelang Sederhana Pengadaan Pekerjaan Konstruksi