• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Tipe Loyalitas Konsumen Terhadap Air Mineral Aqua Pada Mahasiswa Universitas "X" Yang Kost di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Tipe Loyalitas Konsumen Terhadap Air Mineral Aqua Pada Mahasiswa Universitas "X" Yang Kost di Bandung."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ii Universitas Kristen Maranath ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Studi deskriptif mengenai Tipe Loyalitas Konsumen terhadap Air Mineral AQUA pada mahasiswa Universitas “X” Bandung”. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian maka rancangan penelitian yang diajukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah Loyalitas Konsumen pada mahasiswa pengonsumsi air mineral AQUA di Universitas “X” Bandung.

Penelitian ini dilaksanakan pada populasi responden mahasiswa pengonsumsi air mineral AQUA di Universitas “X” Bandung yang telah mengonsumsi lebih dari 1 tahun dan kost. Jumlah responden pada penelitian ini adalah sebanyak 120 orang.

Penelitian ini menggunakan teori Dick and Basu (1994) mengenai Costumer Loyalty. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner mengenai Loyalitas Konsumen yang dikonstruksi sendiri oleh peneliti yang didasari oleh teori teori Costumer Loyalty dari Dick and Basu (1994). Alat ukur ini terdiri dari 2 dimensi yaitu kesetiaan sikap dan kesetiaan perilaku dengan item berjumlah 23. Penghitungan Validitas dengan Spearman’s Rho menunjukan, untuk dimensi kesetiaan sikap berkisar antara 0,340 sampai 0,866 dan dimensi kesetiaan perilaku berkisar antara 0,549 sampai 0,770 dan perhitungan reliabilitas menggunakan Alpha Chronbach adalah sebesar 0,964.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan persentase terbesar responden yaitu mahasiswa pengonsumsi air mineral AQUA Universitas “X” yang kost di Bandung memiliki tipe true loyalty sebanyak 50,8% yaitu mahasiswa dengan kesetiaan sikap dan perilaku yang tinggi, kemudian yang memiliki tipe spurious loyalty sebanyak 32,5% yaitu mahasiswa dengan kesetiaan sikap yang rendah namun kesetiaan perilaku tinggi, no loyalty sebanyak 14,2% yaitu mahasiswa dengan kesetiaan sikap serta perilaku yang rendah dan persentase terkecil 2,5% yang memiliki tipe latent loyalty yaitu mahasiswa dengan kesetiaan sikap yang tinggi namun kesetiaan perilaku yang rendah. Sebagian besar mahasiswa dengan tipe true loyalty dipengaruhi oleh faktor brand component.

(2)

vi Universitas Kristen Maranath DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...i

ABSTRAK...ii

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR TABEL...….x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masala...7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian...7

1.3.1 Maksud Penelitian...7

1.3.2 Tujuan Penelitian...7

1.4 Kegunaan Penelitian...7

1.5 Kerangka Pikir...8

(3)

vii Universitas Kristen Maranath BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsumen...17

2.1.1 Pengertian konsumen...17

2.1.2 Tipe konsumen...17

2.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkah laku konsumen...17

2.1.4 Jenis- jenis Perilaku Konsumen...18

2.1.5 Proses Keputusan Pembelian Konsumen...20

2.2 Loyalitas konsumen...22

2.2.1 Pengertian loyalitas...22

2.2.2 Tipe loyalitas...22

2.2.3 Dimensi loyalitas...23

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen...24

2.2.5 Keuntungan loyalitas konsumen...26

2.3 Masa dewasa awal...26

2.3.1 Pengertian dewasa awal...26

2.3.2 Ciri-ciri masa dewasa awal...27

2.3.3 Tugas perkembangan masa dewasa awal...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...30

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...31

3.2.1 Variabel Penelitian.…………...31

(4)

viii Universitas Kristen Maranath

3.3 Alat ukur...33

3.3.1 Jenis Alat Ukur ...33

3.3.2 Prosedur Pengisian...34

3.3.3 Sistem penilaian...36

3.3.4 Uji Coba Alat Ukur...37

3.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...37

3.4.1 Validitas Alat Ukur...37

3.4.2 Reliabilitas Alat Ukur...38

3.5 Populasi sasaran dan teknik sampling...39

3.4.1 Populasi Sasaran...39

3.4.2 Karakteristik Populasi...40

3.4.3 Teknik Penarikan Sampel...40

3.6 Teknik Analisis...40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Penelitian...42

4.2 Pembahasan...47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...52

5.2 Saran...53

DAFTAR PUSTAKA...xiii

(5)

ix Universitas Kristen Maranath DAFTAR BAGAN

(6)

x Universitas Kristen Maranath DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Dimensi, Indikator, Item...35

Tabel 4.1 Usia responden...42

Tabel 4.2 Tipe loyalitas secara umum...43

Tabel 4.3 True loyalty...44

Tabel 4.4 Spurious loyalty...45

Tabel 4.5 No loyalty...46

(7)

xi Universitas Kristen Maranath DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Alat ukur

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk yang ditawarkan dari berbagai perusahaan baik barang atau jasa yang berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini dilakukan perusahaan demi memuaskan konsumen dan memenuhi kebutuhan mereka. Perusahaan-perusahaan khususnya yang bergerak di sektor industri dan perdagangan berlomba-lomba untuk meningkatkan kemampuan dan daya saingnya agar dapat bertahan dalam kehidupan bisnis dan teknologi serta mampu merebut dan meningkatkan pangsa pasar yang ada.

(9)

2

Universitas Kristen Maranatha 19). Perusahaan harus melakukan berbagai usaha agar tujuan tersebut dapat tercapai, dalam arti perusahaan harus mempertahankan loyalitas konsumen.

Loyalitas konsumen adalah kuatnya hubungan antara sikap konsumen dengan tingkat pembelian terhadap suatu produk (Dick and Basu,1994). Loyalitas konsumen dapat terjadi ketika konsumen memiliki sikap yang positif terhadap produk tertentu dan diikuti oleh perilaku pembelian ulang terhadap produk tersebut. Sikap yang positif maupun perilaku pembelian ulang dapat terjadi jika produsen berinovasi untuk menjawab kebutuhan konsumen dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen.

Salah satu kebutuhan mendasar manusia adalah minum karena tubuh manusia terdiri atas 80 persen air dan membutuhkan air mineral untuk metabolisme. Seiring dengan waktu dan perubahan sosial budaya maka gaya konsumsi kebutuhan biologis manusia termasuk gaya mengonsumsi air minum telah mengalami perubahan. Tidak asing lagi jika saat ini ditemui sebagian masyarakat Indonesia sudah mengonsumsi air mineral dalam kemasan sebagai minuman utama.

(10)

3

Universitas Kristen Maranatha layak untuk diminum. Beberapa kalangan masyarakat mempunyai alasan tersendiri dalam memilih air mineral seperti apa yang akan mereka konsumsi, dari yang harganya murah, mereknya terkenal, mutunya baik, pelayanan yang memuaskan, agennya dekat, sampai dengan karena menjadi sponsor resmi acara tertentu (www.djay.com diakses tanggal 12 Mei 2009).

Produk AQUA merupakan pelopor air mineral dalam kemasan di Indonesia, yang mulai beroperasi pada tahun 1973. Perubahan situasi lingkungan masyarakat yang semakin menurun dengan adanya pencemaran yang terjadi membuat masyarakat lebih sadar untuk mengonsumsi minuman sehat dan mulai berkembang menjadi sebuah gaya hidup masyarakat. Saat ini AQUA berusaha mengejar pangsa pasar anak-anak sampai remaja karena diharapkan di dalam memori jangka panjang mereka akan tertanam brand image AQUA untuk beberapa puluh tahun ke depan. Beberapa manfaat yang ditawarkan produk AQUA yaitu air AQUA berasal dari mata air murni maka tingkat gula yang dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja dapat dikurangi, selain itu usia anak hingga remaja lebih rentan untuk terkena dehidrasi dan membutuhkan air mineral untuk pertumbuhannya. AQUA berupaya memberi kepuasan terhadap konsumennya dengan banyaknya kegunaan dari kandungan yang ada di dalam air mineral AQUA (www.aquaworld.com diakses tanggal 3 Maret 2009)

(11)

4

Universitas Kristen Maranatha konsumen sehingga konsumen mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap brand tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu AQUA tidak menghendaki para konsumennya beralih ke brand lain. Tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik menjadi komitmen organisasi agar konsumennya loyal untuk selalu mengonsumsi air mineral AQUA. Konsumen yang loyal tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk meyakinkan bahwa AQUA merupakan air mineral terbaik. Membangun kepercayaan konsumen telah dilakukan oleh perusahaan air minum AQUA sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut dilakukan dengan pengembangan dan membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danone untuk memperkuat pasar. Selain itu kini group Danone yang merupakan salah satu produsen terbesar dan terbaik di dunia untuk minuman menjadi bagian dari AQUA (www.aquaworld/100%mataairpegunungan .com diakses tanggal 3 Maret 2009).

AQUA merupakan merek air minum dalam kemasan yang menjadi nama generik pada produk sejenis sehingga jika konsumen ingin membeli air mineral dalam kemasan, mereka menyebutkan AQUA. Merek yang sudah sangat terkenal atau yang pertama kali muncul dan terkenal di pasaran itulah yang akan menjadi merek yang paling diingat oleh para konsumennya, dan berpengaruh pada penyebutan merek lain (www.djay.com diakses tanggal 12 Mei 2009).

(12)

5

Universitas Kristen Maranatha aspek-aspek terkait di sekeliling kehidupan, yaitu minat, pandangan, pendapat (opini) dan sikap, menunjukan bahwa konsumen yang mayoritas berusia 20-25 tahun berstatus mahasiswa umumnya memperoleh kebebasan dari orang tua dalam pengambilan keputusan pemilihan barang (swasembada no.24/30 november-11 desember 2000). Pengalaman tersebut akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku dalam memilih merek dan mengonsumsi produk, dalam hal ini dikaitkan dengan keputusan membeli air mineral AQUA. Mahasiswa adalah salah satu segmen pasar dari air mineral AQUA. Banyak mahasiswa tinggal jauh dari orang tua dan memilih untuk kost di dekat lingkungan kampus sehingga mahasiswa dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhannya sendiri termasuk menentukan merek suatu produk yang akan digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.

(13)

6

Universitas Kristen Maranatha Produk air mineral yang mereka biasa konsumsi antara lain Nestle dan Vit karena menurut mereka produk Nestle dan Vit rasanya lebih enak, lebih murah dan kemasan Nestle lebih menarik dibandingkan AQUA. Tetapi apabila produk yang biasa mereka konsumsi tersebut tidak tersedia maka mereka akan beralih ke produk AQUA. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka memiliki kesetiaan sikap yang positif terhadap air mineral AQUA, tetapi kesetiaan perilaku mereka tidaklah demikian kuat. Selain itu peneliti memperoleh informasi 13,3% (2 orang) menyatakan bahwa mereka akan mencari produk AQUA setiap kali ingin membeli air mineral, jika penjual tidak menyediakan air mineral produk AQUA, mereka akan beralih ke mini market lain untuk tetap membeli produk AQUA karena menurut mereka hanya produk AQUA yang terjamin kualitasnya sejak dulu dan anggota keluarga mereka pun selalu mengonsumsi AQUA. Hal ini menunjukkan bahwa selain mereka memperlihatkan kesetiaan perilaku membeli, mereka juga memiliki kesetiaan sikap.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut terdapat tipe-tipe loyalitas dan peneliti ingin melakukan penelitian mengenai Loyalitas Konsumen terhadap air mineral

(14)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana tipe loyalitas mahasiswa Universitas “X” yang mengonsumsi air mineral AQUA dan kost di Bandung serta kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai tipe loyalitas konsumen terhadap air mineral AQUA pada mahasiswa Universitas “X” yang kost di Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui tipe loyalitas konsumen terhadap air mineral AQUA pada mahasiswa Universitas “X” yang kost di Bandung dan kaitannya dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoretis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi ilmu Psikologi Konsumen tentang loyalitas konsumen

(15)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.4.2 Kegunaan Praktis

1) Bagi pihak produsen dapat memperoleh gambaran mengenai tipe loyalitas konsumen pada mahasiswa pengkonsumsi air mineral AQUA Universitas “X” yang kost di Bandung dan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas sehingga pada akhirnya pihak produsen mampu melakukan inovasi atau teknik pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

1.5 Kerangka Pikir

Produk AQUA merupakan pelopor air mineral dalam kemasan di Indonesia, yang mulai beroperasi pada tahun 1973. Perubahan situasi lingkungan masyarakat yang semakin buruk dengan banyaknya pencemaran yang terjadi membuat masyarakat lebih sadar untuk mengonsumsi minuman sehat dan mulai berkembang menjadi sebuah gaya hidup masyarakat. Saat ini AQUA berusaha mengejar pangsa pasar anak-anak sampai dengan mahasiswa karena diharapkan di dalam memori jangka panjang mereka akan tertanam brand image AQUA untuk beberapa puluh tahun ke depan (www.aquaworld.com diakses tanggal 3 Maret 2009).

(16)

9

Universitas Kristen Maranatha ini akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih produk sehingga muncul dorongan dalam diri konsumen tersebut untuk lebih memahami kebutuhannya membeli produk. Menurut Kotler (2003) kebutuhan yang dipengaruhi rangsang internal yaitu kebutuhan yang muncul atas dasar rangsangan dari dalam diri konsumen itu sendiri. Rangsangan internal biasanya dalam pemenuhan kebutuhan normal seseorang terdiri dari need, demand, dan value. Need (kebutuhan) yaitu ketidak beradaan beberapa kepuasan dasar seperti

makanan, pakaian, tempat berlindung hak milik,dan harga diri. Demand (permintaan) yaitu keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan kesediaan untuk membelinya. Value (nilai) yaitu perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhan. Rangsangan internal tersebut akan meningkat menjadi dorongan ataupun suatu kebutuhan yang dapat timbul disebabkan oleh rangsangan-rangsangan eksternal atau yang datang dari luar dirinya.

(17)

10

Universitas Kristen Maranatha konsumen tersebut untuk lebih memahami kebutuhannya. Menurut Kotler (2003) dorongan tersebut adalah dorongan untuk mencari informasi mengenai suatu produk. Pada awalnya konsumen dihadapkan pada berbagai merek air mineral lainnya yang memiliki daya tarik tersendiri untuk menarik konsumen, kemudian melalui proses persepsi berbagai kumpulan informasi diperoleh, tidak semua merek air mineral yang diingat oleh konsumen, hanya merek-merek tertentu saja yang menarik bagi konsumen sehingga menjadi suatu kumpulan kesadaran, setelah itu merek air mineral yang memenuhi kriteria pembelian akan menjadi kumpulan pertimbangan dan menjadi kumpulan pilihan.

(18)

11

Universitas Kristen Maranatha tinggi terhadap suatu merek bisa saja berubah oleh karena faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Uncles,et all (1998) membagi faktor-faktor yang memengaruhi loyalitas konsumen menjadi 4 hal, yaitu yang pertama adalah kebiasaan. Yang dimaksud dengan kebiasaan adalah kebiasaan konsumen dan kebiasaan keluarga konsumen tersebut menggunakan merek tertentu. Anggota mahasiswa Universitas “X” yang selalu mengonsumsi air mineral AQUA sehingga berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya untuk mengonsumsi merek air mineral yang sama.

Faktor yang kedua adalah komponen merek (brand component). Komponen merek memengaruhi persepsi seorang konsumen dalam melakukan pembelian, hal ini dikarenakan melalui komponen merek, konsumen tersebut dapat mengidentifikasi nilai-nilai psikologi dan nilai-nilai sosial tertentu. Komponen merek tersebut antara lain : perasaan bangga, perasaan lebih segar dan perasaan lebih higienis setelah meminum AQUA. Mahasiswa Universitas “X” yang mengonsumsi air mineral AQUA merasa bahwa air mineral AQUA adalah merek terkenal dan telah terpercaya sehingga memengaruhi mereka untuk mengonsumsi AQUA.

(19)

12

Universitas Kristen Maranatha sepuluh yang diselenggarakan pihak AQUA dalam membantu kebutuhan air bersih di daerah papua.

Kemudian faktor yang keempat adalah faktor situasi. Faktor situasi juga sangat memengaruhi seorang konsumen dalam memutuskan suatu pembelian ketika produk yang akan dibeli tidak tersedia, atau terdapat sesuatu yang sangat mendesak sehingga mempengaruhi keputusannya dalam mempertimbangkan pembelian suatu produk. Mahasiswa Universitas “X” yang haus ingin membeli air

mineral tetapi merek AQUA yang dicari tidak tersedia sehingga dalam situasi tersebut membeli air mineral merek lain.

Menurut Brandt (2000) seorang konsumen yang memiliki kesetiaan sikap terhadap AQUA akan menunjukan lima sikap umum yaitu keinginan untuk membeli lagi produk yang sama dan atau membeli variasi produk lain pada perusahaan yang sama pula di waktu yang akan datang, konsumen memiliki keinginan untuk merekomendasikan nama perusahaan atau produk yang di konsumsinya pada teman atau orang lain, konsumen memiliki keinginan kuat untuk tetap memakai produk tersebut, konsumen tidak memiliki keinginan untuk mencari-cari merek lain, dan konsumen memiliki ketidaktertarikan atau penolakan (resistence) terhadap merek kompetitor.

(20)

13

Universitas Kristen Maranatha mouth to mouth) yang positif tentang produk, serta melakukan kontrak

berlangganan atau menjadi anggota tetapi indikator ini tidak dipakai karena tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, sebagian besar toko-toko dan swalayan tidak memberikan kontrak keanggotaan secara khusus untuk penjualan air mineral AQUA.

Seorang konsumen yang menunjukan sikap yang positif dan perilaku yang tinggi terhadap air mineral AQUA akan memiliki loyalitas yang tinggi pula terhadap air mineral AQUA. Sedangkan konsumen yang memiliki sikap yang negatif dan perilaku yang rendah, tingkatan loyalitas juga rendah. Dalam mendefinisikan loyalitas perlu dikategorikan menjadi kelompok-kelompok. Dick and Basu (1994) membagi tipe loyalitas menjadi empat kategori sebagai berikut, yang pertama adalah true loyalty, yaitu konsumen yang memiliki kesetiaan perilaku yang menunjukan tingkah laku membeli secara ulang dan kesetiaan sikap dengan menunjukan bahwa konsumen memiliki keinginan membeli air mineral AQUA, maka konsumen termasuk memiliki kesetiaan sikap yang positif dan kesetiaan perilaku yang tinggi, dan konsumen ini merupakan konsumen yang loyal, dimana mahasiswa Universitas “X” yang mengonsumsi air mineral AQUA tersebut memiliki keinginan untuk membeli ulang, merekomendasikan, keinginan untuk tetap mengonsumsi air mineral AQUA dan diwujudkan dalam perilakunya sehari-hari.

(21)

14

Universitas Kristen Maranatha merekomendasikan tetapi pada kenyataannya tingkah lakunya menunjukkan membeli ulang air mineral AQUA. Konsumen dalam kategori ini sering disebut dengan konsumen yang memiliki loyalitas tersembunyi. Yang ketiga adalah latent loyalty yaitu konsumen yang kesetiaan perilakunya rendah tetapi kesetiaan

sikapnya positif, konsumen ini sering disebut dengan konsumen yang memiliki loyalitas palsu. Cirinya yaitu mahasiswa Universitas “X” yang merekomendasikan atau berkeinginan membeli air mineral AQUA tetapi pada kenyataannya tidak menunjukkan perilaku membeli air mineral AQUA.

(22)

15

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Faktor yang mempengaruhi :

 Kebiasaan  Brand component Loyalty program  Situasi Rangsang internal :

 Need  Demand  Value

Rangsang eksternal :  Iklan  Etalase  Pengaruh Orang lain Mahasiswa Universitas “X” yang mengkonsumsi AQUA

dan kost di Bandung

LOYALTY Kesetiaan perilaku terhadap produk AQUA Kesetiaan sikap terhadap produk

AQUA Spurious loyalty

Latent loyalty True Loyalty

No loyalty

Dimensi sikap:

Niat untuk membeli ulang produk atau variasinya

Kesediaan

merekomendasikan Pilihan kuat

konsumen Motivasi untuk

mencari produk lain Ketidaktertarikan

terhadap kompetitor

Dimensi perilaku: Pembelian ulang

aktual

Pembelian produk lebih banyak atau variasinya

(23)

16

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi

 Loyalitas konsumen pada mahasiswa yang mengkonsumsi air mineral

AQUA Universitas “X” merupakan kombinasi antara kesetiaan sikap (attitude loyalty) dan kesetiaan perilaku (behavior loyalty).

 Loyalitas yang tinggi terhadap air mineral AQUA dapat berubah

dikarenakan oleh faktor-faktor kebiasaan, brand component, loyalty program dan situasi yang dapat mempengaruhi kesetiaan perilaku.

 Mahasiswa Universitas “X” yang memiliki kesetiaan sikap dan perilaku

(24)

52 Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Gambaran tipe loyalitas pengonsumsi air mineral AQUA pada mahasiswa

Universitas “X” yang kost di Bandung secara berturut-turut dari persentase

terbesar sampai persentase terkecil yaitu True Loyalty, Spurious Loyalty, No Loyalty dan Latent Loyalty.

2. Mahasiswa yang termasuk tipe True Loyalty memiliki kesetiaan sikap yang positif dan perilaku tinggi, disebabkan oleh faktor Brand component yang melekat pada air mineral AQUA yaitu, bahwa air mineral AQUA memberikan perasaan lebih segar dan higienis.

3. Mahasiswa yang termasuk tipe Spurious Loyalty memiliki sikap yang negatif, namun tetap melakukan pembelian ulang terhadap air mineral AQUA dikarenakan oleh faktor situasi yaitu bahwa air mineral sebagai kebutuhan saat haus dan persediaan air mineral di kost yang telah habis.

(25)

Universitas Kristen Maranatha 53

5. Mahasiswa dengan tipe Latent Loyalty memiliki sikap yang positif namun rendah dalam melakukan pembelian ulang. Faktor yang mempengaruhi pembelian ulang dalam tipe ini adalah faktor brand component.

6. Faktor brand component dan situasi merupakan faktor dengan persentase terbesar yang mendorong mahasiswa melakukan pembelian ulang.

5.2 Saran

Sehubungan dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, maka peneliti mengajukan beberapa saran berupa :

5.2.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa faktor kebiasaan mendorong konsumen melakukan pembelian ulang, maka bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai kontribusi dari faktor kebiasaan terhadap tipe loyalitas true loyalty agar dapat melihat gambaran secara lebih jelas mengenai kontribusi faktor kebiasaan terhadap konsumen dengan tipe loyalitas true loyalty.

5.2.2 Saran Praktis

Bagi perusahaan air mineral AQUA:

(26)

Universitas Kristen Maranatha 54

2. Konsumen melakukan pembelian ulang pada situasi-situasi tertentu seperti hanya pada saat haus, tidak tersedianya air mineral merek lain atau hanya pada situasi mendesak maka perusahaan AQUA menindaklanjuti dengan meningkatkan faktor lain yaitu brand component dan loyalty program sehingga faktor situasi ini tidak berdampak signifikan terhadap pendistribusian maupun penjualan.

(27)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Jill 2003. Customer Loyalty : Menumbuhkan dan Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan. Edisi revisi dan terbaru. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, Elizabet.B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, 11th ed. New Jersey: Prentice Hall Upper Saddle River.

Robert, M Kaplan And Dennis P Saccuzzo. 1993. Phsycological Testing principles, application, and issue. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Schiffman, Leon G. And Kanuk, Leslie Lazar. 2000. Consumer Behavior. Prentice Hall International

(28)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Brandt, D. Randall. 2005, ”Attitude does matter”, marketing News White Paper Series, vol. 2.

Dick A.S. dan Basu K., 1998. “Customer Loyalty: Toward an Intergrate Conceptual Framework”. Journal of The Academic of Marketing Science. Vol. 22.

Uncles, Mark D,Grahame R. Dowling, Kathy Hammond & Anggelo Manaresi, 1998, “Consumer loyalty in Repest-Purchase Markets”, London Business School

Helen. 2007. Survei Mengenai Loyalitas Konsumen Terhadap Toko Roti ”X” Di Bandung. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Majalah Swa Sembada. 2000. No. 24. Jakarta: Yayasan Sembada Swakarya. www.djay.com diakses tanggal 12 Mei 2009

Referensi

Dokumen terkait

glucosyltransferase yang dihasilkan oleh bakteri Streptococcus mutans yang merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies gigi.. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah

This study was conducted in one Elementary school to examine how teachers ’ beliefs toward young learner and TEYL are reflected in their teaching behaviors..

(Studi Kasus di Cibinong dm Citeureup, Kabupaten

[r]

Dari tuturan tersebut kata saint secara umum bermakna orang suci, saleh (yang telah meninggal), akan tetapi pada lirik lagu tersebut kata saint dianalogikan

Salah satu jenis polimer alam adalah kitin dan kitosan yang banyak terdapat pada kulit.. udang dan cangkang

Untuk menganalisis perbedaan persepsi pengetahuan dan perbedaan persepsi keterampilan peserta pelatihan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan dengan pendekatan

[r]