Informasi Dokumen
- Penulis:
- Aryadi Wijaya
 - Sofie Dewayani
 
 - Pengajar:
- Anwar Effendi
 - Hendra Gunawan
 
 - Sekolah: Universitas Negeri Yogyakarta
 - Mata Pelajaran: Pendidikan
 - Topik: Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)
 - Tipe: dokumen
 - Tahun: 2021
 - Kota: Jakarta
 
Ringkasan Dokumen
I. ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang berfungsi untuk mengukur kompetensi dasar yang diperlukan oleh peserta didik. AKM bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kemampuan literasi membaca dan numerasi yang dimiliki oleh siswa. Melalui AKM, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah dalam berbagai konteks. AKM juga berfungsi sebagai umpan balik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di satuan pendidikan.
1.1. Pengertian
AKM adalah program yang dirancang untuk menilai kemampuan literasi dan numerasi siswa, yang merupakan kompetensi dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui AKM, siswa diharapkan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dalam konteks nyata, serta beradaptasi dengan perkembangan global yang cepat. AKM menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang hayat dan kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
1.2. Komponen AKM
Komponen AKM meliputi konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten dibagi menjadi literasi membaca dan numerasi, yang mencakup berbagai jenis teks dan masalah. Tingkat kognitif mengacu pada kemampuan berpikir yang diperlukan untuk menyelesaikan soal, sedangkan konteks mengacu pada situasi kehidupan nyata yang relevan dengan soal yang diujikan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa asesmen mencerminkan kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
1.3. Bentuk Soal AKM
Bentuk soal AKM bervariasi, termasuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian, dan uraian. Setiap bentuk soal dirancang untuk mengukur kompetensi siswa dalam berbagai cara, memastikan bahwa penilaian mencakup pemahaman, penerapan, dan penalaran. Soal-soal ini juga disusun dengan pedoman penskoran yang jelas untuk memastikan objektivitas dalam penilaian.
II. LITERASI MEMBACA
Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, merefleksi, dan berinteraksi dengan teks tulis. Dalam konteks AKM, literasi membaca tidak hanya mencakup pemahaman teks, tetapi juga kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi. Program ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam masyarakat yang semakin kompleks.
2.1. Definisi
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk membangun makna dari teks menggunakan pengetahuan yang dimiliki. Hal ini mencakup pengenalan terhadap berbagai jenis teks dan konteks yang melatarbelakanginya. Literasi membaca penting untuk perkembangan pribadi dan sosial siswa, serta untuk meningkatkan kontribusi mereka di masyarakat.
2.2. Konten Teks
Konten teks dalam AKM dibagi menjadi teks fiksi dan teks informasi. Teks fiksi memberikan hiburan dan refleksi, sementara teks informasi menyampaikan fakta dan data. Keduanya penting untuk mengembangkan pemahaman siswa terhadap dunia di sekitar mereka. Teks yang digunakan harus berkualitas dan relevan dengan pengalaman siswa.
2.3. Konteks Teks
Konteks teks mencakup konteks personal, sosial-budaya, dan saintifik. Pemahaman konteks yang luas membantu siswa untuk mengenali dan menggunakan informasi secara efektif. Dengan demikian, teks yang digunakan dalam AKM harus mampu mengembangkan potensi individu dan sosial siswa, serta bermanfaat dalam pemecahan masalah kehidupan.
III. LITERASI MATEMATIKA-NUMERASI
Literasi matematika-numerasi mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan konsep matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. AKM mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang relevan dengan situasi nyata. Kemampuan ini penting untuk pengembangan logika dan pemecahan masalah yang efektif.
3.1. Definisi Literasi Matematika-Numerasi
Literasi matematika-numerasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan dan memahami konsep matematika dalam konteks kehidupan sehari-hari. Ini mencakup kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang melibatkan bilangan, geometri, dan data. Literasi ini penting untuk membantu siswa membuat keputusan yang informasional dan rasional.
3.2. Konteks AKM Literasi Matematika-Numerasi
Konteks dalam AKM literasi matematika-numerasi mencakup konteks personal, sosial budaya, dan saintifik. Siswa diharapkan dapat mengaitkan konsep matematika dengan situasi nyata yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini membantu siswa untuk melihat relevansi matematika dalam kehidupan mereka.
3.3. Level Kognitif AKM Literasi Matematika-Numerasi
Level kognitif dalam literasi matematika-numerasi dibagi menjadi tiga kategori: knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Setiap level mengukur kemampuan siswa dalam memahami dan menggunakan konsep matematika, serta dalam menyelesaikan masalah yang lebih kompleks.
Referensi Dokumen
- 21st century skills and competences for new millennium learners in OECD countries ( Ananiadou, K., & Claro, M. )
 - Discourse Analysis ( Brown, G. & Yule, G. )
 - Retelling narratives as fiction or nonfiction ( Clark, H. & Hendersen, D. J. O. )
 - Mathematics counts ( Cockcroft, W. )
 - The case for informational text ( Duke, N. K. )