• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Andi Prastowo (2019: 4) Pembelajaran tematik dengan demikian adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran (bahkan lintas rumpun mata pelajaran) yang diikat dalam tema-tema tertentu. Selain itu menurut Andi Prastowo menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah sehingga hal ini menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya.

Sedangkan pembelajaran tematik menurut Abdul Majid (2014:

85) menyebutkan bahwa konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob pada tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran terpadu.

Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Pembelajaran tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran terpadu didefinisikan sebagai pembelajaran yang menghubungkan berbagai gagasan, konsep, keterampilan, sikap, dan nilai, baik antar mata pelajaran maupun dalam satu mata pelajaran. Pembelajaran tematik memberikan penekanan pada pemilihan suatu tema yang spesifik yang sesuai dengan materi

(2)

pelajaran, untuk mengajar satu atau beberapa konsep yang memadukan berbagai informasi (Permendikbud No. 57 Tahun 2014) dalam buku karya Ibadullah Malawi (2017:1)

Pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD dalam kurikulum 2013 berlandaskan pada Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyebutkan bahwa “Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu.” Pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai dengan kelas VI, Ibadullah Malawi (2017:69). Salah satu implikasi yang paling menonjol dari diterapkannya Kurikulum 2013, umpamanya untuk jenjang SD/MI adalah penggunaan pembelajaran tematik terpadu.

Adapun KI pada kelas 3 adalah sebagai berikut

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Kelas 3 SD Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.

2.

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru dan tetangga, serta cinta tanah air.

3.

Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, serta benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4.

Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Berdasarkan kompetensi inti kelas 3 diatas, terdapat kompetensi dasar tersebut kemudian dikembangkan menjadi beberapa indikator, dengan 1 kompetensi dasar dikembangkan menjadi 2 indikator pembelajaran. Setelah indikator telah dikembangkan, maka kemudian mengembangkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pembelajaran 1.

(3)

Adapun KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 2.2 KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran

KD Indikator Tujuan Pembelajaran

Bahasa Indonesia 3.2 Menggali

informasi tentang sumber dan bentuk energi yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.

3.2.1 Menyebutkan sumber dan perubahan energi gerak di lingkungan sekitar

3.2.2 Menuliskan kosa kata sumber dan perubahan energi gerak

1. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu menyebutkan sumber dan perubahan energi gerak di lingkungan sekitar dengan tepat.

2. Melalui penggunaan LKPD peserta didik mampu menuliskan kosa kata sumber dan

perubahan energi gerak di lingkungan sekitar dengan benar.

4.2 Menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk energi dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.

4.2.1 Mengamati sumber dan perubahan energi gerak 4.2.2 Menyelidiki sumber

dan perubahan energi gerak

3. Dengan merakit mobil bertenaga udara peserta didik mampu mengamati sumber dan perubahan energi gerak dengan benar.

4. Dengan memainkan mobil bertenaga udara peserta didik mampu menyelidiki sumber dan perubahan energi gerak dengan tepat.

Matematika 3.6 Menjelaskan dan

menentukan lama waktu suatu kejadian berlangsung

3.6.1 Menyebutkan satuan baku pada waktu 3.6.2 Menuliskan jadwal

kegiatan di rumah

5. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu menyebutkan satuan baku pada waktu dengan cermat.

6. Dengan kegiatan penugasan peserta didik mampu menuliskan jadwal kegiatan di rumah dengan tepat.

1.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan lama waktu suatu kejadian berlangsung.

1.6.1 Menghitung lama waktu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam

1.6.2 Menunjukkan lama waktu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam

7. Dengan kegiatan megamati karya peserta didik mampu

menghitung lama waktu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam dengan benar.

8. Dengan penggunaan LKPD peserta didik mampu menunjukkan lama waktiu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam dengan benar.

(4)

KD Indikator Tujuam Pembelajaran SBdP

3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa dalam karya dekoratif

3.1.1 Menyebutkan unsur- unsur karya dekoratif 3.1.2 Memilih tema karya

dekoratif

9. Melalui kegiatan tanya jawab peserta didik mampu menyebutkan unsur-unsur karya dekoratif dengan benar.

10. Melalui kegiatan berdiskusi bersama peserta didik mampu memilih tema karya dekoratif dengan tepat 4.1 Membuat karya

dekoratif

4.1.1 Menggambar pola karya dekoratif 4.6.2 Mewarnai pola karya

dekoratif

11. Melalui kegiatan menghias karya peserta didik mampu menggambar pola karya dekoratif dengan benar.

12. Melalui kegiatan mendekorasi karya peserta didik mampu mewarnai pola karya dekoratif dengan benar.

2. Lembar Kegiatan Peserta Didik

a. Pengertian Lembar Kegiatan Peserta Didik

Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran tematik kurikulum 2013 yang sedang dijalankan saat ini. Pembelajaran tematik kurikulum 2013 ini bertepatan dengan pendidikan abad 21. Menurut dr Nana (2022: 63) menyatakan bahwa salah satu bahan ajar yang bisa mendukung implementasi dari pembelajaran tematik kurikulum 2013 adalah lembar kegiatan peserta didik (LKPD).

Menurut Andi Prastowo (2011:204), LKPD didefinisikan sebagai suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikegiatankan oleh peserta didik dengan mengacu Kompetensi Dasar (KD). Trianto (2013: 222) LKPD nerupakan paduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan pengembanagn aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua aspek

(5)

pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi (kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah) sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus dicapai. Trianto (2013:232) menambahkan bahwa LKPD memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian hasil belajar yang harus ditempuh. Lembar Kegiatan Peserta Didik menurut Widjayanti (2008) merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan pembelajaran yang akan dihadapi.

Berdasarkan definisi LKPD diatas, dapat disimpulkan bahwa LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) adalah lembaran yang berisikan kegiatan atau tugas yang harus dikegiatankan oleh peserta didik dalam pembelajaran, yang berisi petunjuk atau langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan KD dan Indikator yang harus dicapai. LKPD juga dilengkapi dengan rangkuman materi dan soal evaluasi. Keuntungan dari penggunaan LKPD adalah memudahkan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran, bagi peserta didik bertujuan agar belajar secara mandiri dan memahami serta menjalan kan suatu tugas tertulis. LKS dan LKPD merupakan komponen terpenting dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, yang sejatinya sama namun berbeda penyebutanya dikarenakan pada pembelajaran tematik kata peserta didik dirubah menjadi peserta didik, sehingga LKS (Lembar Kegiatan Peserta didik) dirubah menjadi LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik).

b. Jenis-Jenis LKPD

Jenis-jenis LKS/LKPD yang ada di pembelajaran adalah sebagai berikut:

(6)

Menurut Prastowo (2011: 24) jika dilihat dari segi tujuan disusunnya LKPD, maka LKPD dapat dibagi menjadi lima macam bentuk yaitu:

1. LKPD yang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

Lembar kegiatan ini digunakan untuk mengarahkan peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuannya.

2. LKPD yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsep yang telah ditemukan. Lembar kegiatan ini digunakan untuk melatih peserta didik menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

3. LKPD yang berfungsi sebagai penuntun belajar

4. LKPD yang berfungsi sebagai penguatan konsep. Lembar kegiatan ini digunakan untuk memperdalam dan pemantapan terhadap materi yang sudah dipelajari.

5. LKPD yang berfungsi sebagai petunjuk praktikum. Lembar kegiatan ini digunakan untuk mengarahkan peserta didik melakukan praktikum, yang berisi petunjuk-petunjuk dalam praktikum.

c. Tujuan LKPD

Fungsi dan tujuan LKPD ini sangat perlu untuk diperhatikan agar Lembar Kegiatan Peserta Didik tidak sembarang digunakan. Fungsi dan tujuan lembar kegiatan peserta didik ini sangat membantu guru dan peserta didik agar dapat menggunakan LKPD secara teat dan mudah dalam pelaksanaan penerapan LKPD dalam pembelajaran.

Menurut Prastowo (2013: 204) tujuan dari LKPD adalah sebagai berikut:

1. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan.

2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penugasan peserta didik terhadap materi yang diberikan.

3. Melatih kemandirian peserta didik.

(7)

4. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

d. Unsur dalam LKPD

Unsur-unsur LKPD dilihat dari strukturnya LKPD terdiri dari enam unsur utama yang meliputi: judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kegiatan dan penilaian. Dilihat dari formatnya LKPD meliputi delapan unsur, yaitu: judul, kompetensi dasar yang hendak dicapai, waktu penyelesaian, peralatan atau bahan yang dibutuhkan dalam menyelesaiakan tugas, informasi singkat, langkah kegiatan, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikegiatankan.

Menurut Prastowo (2014: 273) menyebutkan delapan unsur LKPD secara spesifik, antara lain:

a. Judul

b. Kompetensi Dasar yang akan dicapai, c. Waktu penyelesaian,

d. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, e. Informasi singkat,

f. Langkah kegiatan,

g. Tugas yang harus dilakukan, h. Laporan yang harus dikegiatankan

Menurut Yunitasari (2013:10) mengemukakan bahwa unsur dalam LKPD adalalah sebagai berikut:

a. Judul

b. Petunjuk belajar c. Indikator pembelajaran d. Informasi pendukung e. Langkah kegiatan f. Penilaian

Dari pemaparan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur yang terdapat dalam LKPD merupakan komponen-

(8)

komponen yang harus ada dalam penyusunan LKPD. Adapun unsur- unsur dalam LKPD meliputi Judul, KD yang harus dicapai, peralatan yang dibutuhkan, informasi singkat (kata pengantar, pusat perbukuan, daftar isi, materi singkat), langkah kegiatan serta penilaian (tugas yang harus dikegiatankan).

e. Manfaat LKPD

Lembar kegiatan peserta didik (LKPD) digunakan dalam pembelajaran untuk membantu peserta didik turut berparsitipasi secara aktif dan mendorong peserta didik lebih mandiri, karena lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dapat digunakan peserta didik sebagai pedoman untuk memecahkan masalah. Seperti yang diungkapkan Prastowo (2015:204) lembar kegiatan peserta didik yaitu materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri.

Sehingga melalui bahan ajar berupa lembar kegiatan peserta didik (LKPD) ini peserta didik dapat terdorong untuk aktif dan mandiri mengembangkan dan mengaplikasikan kemampuannya di dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Suyitno (1997:40) dalam Hidayati (2010) mengungkapkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKPD dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran. LKPD dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran karena semua kegiatan berpusat kepada peserta didik.

2. Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep.

3. Melatih peserta didik dalam menemukan dan mengembangkan keterampilan proses.

4. Sebagai pedoman pendidik dan peserta dalam melaksanakan proses pembelajaran.

5. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar. Membantu peserta didik untuk

(9)

menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Manfaat LKS/LKPD lainnya adalah sebagai berikut

1. Meningkatkan aktifitas peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar.

2. Melatih dan mengembangkan keterampilan proses pada peserta didik sebagai dasar penerapan ilmu pengetahuan.

3. Membantu memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari mealui kegiatan tersebut.

4. Membantu menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar peserta didik secara sistematis.

3. Pendekatan Pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics)

Berbagai macam strategi digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan bermakna. Adapun strategi yang digunakan selalu mengedepankan pembelajaran yang bermakna kepada peserta didik, agar pembelajaran yang diperoleh peserta didik dapat bermanfaat untuk masa depannya. Salah satu strategi yang digunakan guru adalah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran. Menurut Abdul Majid (2013: 20) dalam bukunya menyebutkan bahwa pendekatan pembelajaran digambarkan sebagai kerangka umum tentang skenario yang digunakan guru untuk membelajarkan peserta didik dalam rangka mencapai suatu tujuan pembelajaran.

Pembelajaran yang sedang dihadapi saat ini adalah pembelajaran dengan pendidikan abad 21 yang memiliki karakteristik yaitu dengan istilah 4C (communication, collaboration, critical thinking, creativity). Berbagai macam strategi pembelajaran yang dikembangkan pada pendidikan abad 21 salah satunya adalah pendekatan STEAM. Sejalan dengan itu menurut Widyastuti (2022: 110) menyatakan bahwa STEAM adalah pendekatan pembelajaran interdisiplin yang memadukan antara pengetahuan (science),

(10)

teknologi (technology), teknik (engineering), seni (art), dan matematika (mathematics) dan kelima disiplin ilmu tersebut menjadi salah satu pendekatan pembelajaran secara komprehensif menjadi pola pemecahan masalah melalui pengalaman belajar abad 21.

Berikut pemaparan masing-masing disiplin ilmu STEAM menurut Widiastuti (111, 2022).

1. Science (Sains)

Proses mencaritahu tentang dunia dan cara kerjanya dengan mengeksplorasi, mengumpulkan data, mencari hubungan dan pola, serta menghasilkan penjelasan dengan bukti nyata (cara melihat bumi berdasarkan bukti nyata / dapat dibuktikan).

2. Technology (Teknologi)

Alat yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan manusia, seperti alat digital, komputer dan tablet.

3. Engineering (Teknik)

Proses merancang alat, sistem, dan struktur yang dapat membantu manusia memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalahnya.

4. Art (Kesenian)

Kegiatan bermain yang memfasilitasi kebebasan berimajinasi sehingga menghasilkan sebuah karya yang beragam dan berbeda pada setiap individu.

5. Mathematics (Matematika)

Mengenalkan konsep matematika antara lain tentang besaran, struktur, ruang, pola bilangan dan sebagainya.

STEAM merupakan meta disiplin ilmu yang mengintegrasikan sains, teknologi, teknik, seni dan matematika menjadi sebuah pendekatan teroadu yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah Iik Nurhikmayati (2019). Sedangkan menurut Pria Gunawan dkk (2019) menyatakan STEAM merupakan muatan pembelajaran yang menggunakan lima ilmu yakni pengetahuan, teknologi, teknik, seni dan matematika, secara menyeluruh dan berkaitan satu sama lain sebagai pola pemecahan masalah. Dari beberapa pengertian STEAM tersebut dapat disimpulkan

(11)

bahwa STEAM merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan 5 disiplin ilmu yaitu sains, teknologi, teknik, seni dan matematika yang saling berkaitan satu sama lain sehingga menghasilkan pendekatan pembelajaran yang dapat memecahkan masalah.

Pendekatan STEAM ditemukan oleh Georgette Yakman pada tahun 2006 di Rhode Island School of Design (RIDS). Pembelajaran berbasis STEAM dimaknai dengan pembelajaran yang membantu terwujudnya experiental learning (pengalaman belajar) dan kemampuan belajar dengan beranggapan bahwa 5 disiplin ilmu dalam STEAM ini saling keterkaitan.

Penambahan Arts dalam pendekatan STEAM diharapkan agar kemampuan berpikir manusia pada abad 21 dapat mengembangkan bakat dan minatnya melalui berbagai inovasi.

Menurut Iik Nurhikmayati (2019) dalam Jurnalnya menyatakan bahwa STEAM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran merupakan sarana bagi peserta didik untuk menciptakan ide/gagasan berbasis sains dan teknologi melalui kegiatan berpikir dan bereksplorasi dalam memecahkan masalah berdasarkan pada lima disiplin ilmu yang terintegrasi. Jika pemecahan masalah dilakukan berdasarkan beberapa disiplin ilmu, maka akan menghasilkan sebuah solusi yang sangat tepat, tidak hanya pemecahan masalah matematik namun berdasarkan konsep yang berhubungan dengan disipilin ilmu lain sehingga pemecahan masalah akan menjadi sangat menarik, efektif dan efisien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan STEAM sangat efektif digunakan di sekolah dasar terutama dalam jenjang kelas rendah, karena kelas rendah merupakan kelas paling dasar untuk membentuk ilmu pengetahuan. Pembelajaran tematik tidak didasarkan pada satu mata pelajaran, melainkan dengan diberikan satu tema yang kemudian ditinjau dari beberapa mata pelajaran, hal ini sejalan dengan makna dari pembelajaran berbasis STEAM.

Integrasi pendekatan STEAM pada pengembangan LKPD kelas 3 tema 6 subtema 2 pembelajaran 1 adalah sebagai berikut:

(12)

Tabel 2.3 Integrasi Pendekatan STEAM

No Aspek Keterangan

1. Science Perubahan energi pada mainan bertenaga udara 2. Technology Membuat karya mobil sederhana bertenaga udara 3. Engineering Teknik merakit karya mobil sederhana bertenaga udara 4. Arts Mendekorasi karya mobil sederhana bertenaga udara 5. Mathematics Menghitung lama waktu kegiatan sesuai arah jarum jam

4. Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning)

Pembelajaran pada kurikulum 2013 tidak lepas dari pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sehingga guru hanya sebagai fasilitator.

Strategi yang digunakan juga bergam salah satunya pada penggunaan model pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran bertujuan sebagai gambaran pembelajaran yang memiliki tahapan sesuai dengan sintak model pembelajaran. Sejalan dengan itu Abdul Majid (2013: 13) menyatakan bahwa model belajar mengajar merupakan kerangka konseptual dan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, berfungsi sebagai pedoman bagi perancangan pengajaran serta para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik sangat beragam salah satunya adalah model pembelajaran PjBL (Project Based Learning). Menurut buku yang ditulis Rian Vebrianto (2021 : 8) menyatakan bahwa PjBL adalah suatu pembelajaran yang berfokus pada konsep dan memfasilitasi peserta didik untuk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi, sedangkan menurut Sumarmi (2012) menyatakan bahwa Project Based Learning merupakan proyek perseorangan atau kelompok yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan sebuah produk, kemudian hasilnya ditampilkan atau dipresentasikan. Dari berbagai pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PjBL merupakan model pembelajaran yang berbasis proyek sehingga peserta didik dapat memecahkan masalahnya melalui kegiatan investigas atau belajar secara langsung melalui proyek yang dikembangkan.

(13)

Model PjBL merupakan model pembelajaran yang mencermiankan pendidikan abad 21. Hal ini sejalan dengan Darmadi, dkk (2021: 40) yang menyatakan bahwa Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang dibangun berdasarkan kegiatan pembelajaran dan tugas nyata (proyek) yang memebrikan tantangan bagi siswa untuk memecahkannya. PjBL merupakan model pembelajaran inovatif yang mengajarkan banyak strategi untuk keberhasilan siswa di abad 21.

Sehingga model PjBL dapat diimplementasikan pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Model pembelajaran PjBL dikembangkan oleh Kilpatrick pada tahun 1918. Menurut Dwi Agus Sudjimat (2020: 9) pada awal 1990 tepatnya pada tahun 1918, Kilpatrick memperkenalkan PjBL sebagai pendekatan instruksional dalam pendidikan K-12. PjBL kini berkembang menajadi sebuah model pembelajaran yang memiliki tahapan-tahapan sistematis, terjadwal dan menghasilkan sebuah proyek dalam pembelajaran. Model PjBL sejalan dengan kurikulum 2013 yang menggunakan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.

Model PjBL memiliki enam sintak atau langkah-langkah pembelajaran yang sangat runtut dan terpadu. Menurut The George Lucas Educational Foundation (2005) menyatakan bahwa ada enam sintak atau langkah pembelajaran dalam model PjBL, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Start With the Essential Question

Langkah pertama pembelajaran diawali dengan pemberian pertanyaan mendasar, yakni pertanyaan seputar tema perubahan energi yang mengarah pada sebab akibat dari peristiwa perubahan energi. Pada saat pemberian pertanyaan tersebut peserta didik diarahkan untuk membuat sebuah proyek atau karya yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Sehingga peserta didik dapat mengamati projek tersebut dan menggunakannya sebagai sumber belajarnya.

(14)

b. Design a Plan for the Project

Langkah kedua adalah mendesain perencanaan proyek, yakni dengan menuliskan rancangan dan menyiapkan alat bahan dalam pembuatan proyek. Kegiatan ini mengharuskan peserta didik terlibat langsung dalam pembuatan proyeknya sehingga mereka merasa bertanggung jawab atas pembuatan proyeknya. Tahapan ini juga merupakan kegiatan yang menjadi dasar pembutan proyek.

c. Create a Schedule

Langkah ketiga adalah menyusun jadwal, yakni peserta didik memperkirakan waktu yang diperlukan dalam pembuatan proyek.

Pada tahap ini peserta didik diberikan arahan untuk memanfaatkan waktu yang disediakan dengan membuat daftar jadwal kegiatan.

Daftar jadwal tersebut meliputi alokasi waktu yang diperlukan dan batasan waktu yang diperlukan untuk membuat proyek.

d. Monitor the Students and the Progress of the Project

Langkah keempat adalah memonitor kemajuan proyek peserta didik, yaitu dengan memfasilitasi proyek yang dikegiatankan. Pendidik bertugas mengawasi selama pembuatan proyek kemudian memberikan fasilitas dalam pembuatan karya. Tahapan ini juga melatih kemandirian peserta didik karena pendidik berperan sebagai fasilitator.

e. Assess the Outcome

Langkah kelima adalah menguji hasil pembuatan proyek, yakni dengan cara mempresentasikan hasil proyeknya kepada kalayak umum atau teman sekelasnya. Tahapan ini bertujuan untuk mengukur ketercapaian pembelajaran dan menilai kemajuan masing-masing peserta didik. Kegiatan ini juga mengarah pada proses melatih percaya diri pada peserta didik.

f. Evaluate the Experience

Langkah keenam atau terakhir adalah mengevaluasi pengalaman belajar, yakni dengan memberikan refleksi hasil proyek berupa umpan balik pada pembelajaran yang sudah dijalankan. Selain itu

(15)

kegiatan evaluasi juga dapat berbentuk soal untuk mengetahui pencapaian belajar peserta didik. Soal yang diberikan juga masih terkait dengan hasil proyek yang dibuatnya.

Integrasi model PjBL pada pengembangan LKPD kelas 3 tema 6 subtema 2 pembelajaran 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4 Integrasi Model PjBL

No Langkah PjBL Penerapan Kegiatan

1. Pertanyaan mendasar Memberikan pertanyaan mendasar tentang perubahan energi

2. Perencanaan proyek Mendesain perencanaan proyek dan pemberian alat bahan

3. Menyusun jadwal Menyusun jadwal pembuatan proyek pada LKPD

4. Monitoring kemajuan proyek Memonitor pembuatan proyek

5. Menguji hasil proyek Menulis hasil pengamatan dan presentasi 6. Evaluasi pengalaman belajar Mengerjakan soal evaluasi dan refleksi

7. Karakteristik Peserta didik kelas 3 Sekolah Dasar

Karakteristik perkembangan peserta didik Sekolah Dasar memiliki perkembangan fisik yang sudah matang, dalam artian bisa menggunakan pikiran maupun fisiknya dengan sempurna dalam kehidupan sehari-hari namun memiliki kapasitas atau batasan-batasan sesuai jenjang usia dan tingkat kelasnya. Peserta didik usia SD sudah mampu menggunakan keseimbangan tubuhnya, menggunakan motorik dan sesnoriknya, serta mampu mengungkapkan ekspresi dengan sangat baik. Menurut teori Piaget, proses belajar dapat berlangsung jika terjadi proses pengolahan data yang aktif dari pihak pembelajar yang berati peserta didik.

Pengolahan data yang dimaksud adalah aktuvitas lanjutan yang dari kegiatan mencari informasi dan dilanjutkan dengan kegiatan penemuan (Abdul Majid, 2014).Tingkatan kelas di SD ada dua yakni kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua dan tiga sedangkan kelas tinggi terdiri dati kelas empat, lima dan kelas enam. Masing-masing tingkatan memiliki karakteristik sendiri-sendiri sehingga pembelajarannya juga menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing jenjang atau tingkatan kelas tersebut. Guru berperan penting dalam meperhatikan

(16)

cakupan-cakupan pembelajaran sesuai dengan karakteristik dan tingkatan peserta didik.

Kelas tiga sekolah dasar merupakan kelas dalam jenjang kelas rendah. Usia kelas tiga sekolah dasar berada dalam tahapan operasional konkret. Pada jenjang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar antara lain, mulai memandang dunia secara objektif, mulai belajar secara operasional dalam mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, menghubungkan sebab akibat, serta memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas dan berat.

Kelas tiga sekolah dasar memiliki tahapan perkembangan sebagai berikut:

1. Konkrit

Konkrit berati makna proses pembelajaran dimulai dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik tekanan pada pemanfaataan lingkungan sekitarnya.

Pemanfaatan lingkungan sekitarnya akan menjadikan belajar lebih bermakna, karena dengan ini peserta didik akan menghubungkan materi pembelajaran yang di dapatkan di sekolah dengan kehidupan sehari- hari. Konkrit dimaksudkan adalah peserta didik mampu belajar dengan benda-benda secara nyata sebagai sumber belajarnya. Belajar menggunakan benda konkrit akan jauh lebih bermakna pada peserta didik karena dapat belajar melalui objek secara langsung.

2. Integratif

Pada tahapan usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu yang baru dikenal, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu dari hal umum menjadi bagian demi bagian. Intgratif yang dimaksud adalah peserta didik mampu mengintegrasikan konsep-konsep atau materi yang dipelajari di sekolah untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari, sehingga peserta didik mendapatkan ilmu dari sekolah juga bermanfaat

(17)

bagi kehidupannya. Peserta didik dapat mengintegrasikan konsep- konsep dari pembelajaran apapun dari sekolah.

3. Hierarkis

Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang lebih kompleks. Sehingga pembelajaran peserta didik kelas tiga perlu memperhatikan mengenai urutan yang logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi. Hierarkis dimaksudkan bahwa peserta didik dapat belajar sesuai dengan tingkatan pemahamannya karena setiap saat pemahaman tersebut dapat meningkat sehingga adanya jenjang kelas yang semakin bertambah usia maka bertambah tingkat pemahamannya.

(18)

Penelitian ini memiliki beberapa indikator pengembangan sebagai berikut:

Tabel 2.5 Indikator Pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan STEAM Model PjBL Untuk Peserta Didik Kelas 3 SD Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1

KD dan Indikator Tahapan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran KD Bahasa Indonesia

3.2 Menggali informasi tentang sumber dan bentuk energi yang disajikan dalam bentuk lisan, tulis, visual, dan/atau eksplorasi lingkungan.

4.2 Menyajikan hasil penggalian informasi tentang konsep sumber dan bentuk energi dalam bentuk tulis dan visual menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.

Indikator

3.2.1 Menyebutkan sumber dan perubahan energi gerak di lingkungan sekitar

3.2.2 Menuliskan kosa kata sumber dan perubahan energi gerak

4.2.1 Mengamati sumber dan perubahan energi gerak

4.2.2 Menyelidiki sumber dan perubahan energi gerak

1. Peserta didik mempersiapkan pembelajaran.

2. Peserta didik diberikan sebuah permasalahan yang akan dipecahkan.

3. Peserta didik menuliskan hasil kegiatan pada kegiatan 1

4. Peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan pengamatan

1. Peserta didik membuat karya mobil sederhana bertenaga udara.

2. Peserta didik

mengamati perubahan energi pada karya 3. Peserta didik

menuliskan hasil pengamatan pada kegiatan 1 4. Peserta didik

menuliskan kosa kata dengan

menghubungkan huruf pada kotak yang disediakan

KD Matematika 3.7 Menjelaskan dan

menentukan lama waktu suatu kejadian

berlangsung

4.6 Menyelesaikan masalah yang berkaitan lama waktu suatu kejadian berlangsung.

Indikator

3.6.1 Menyebutkan satuan baku pada waktu 3.6.2 Menuliskan jadwal

kegiatan di rumah 4.6.1 Menghitung lama

waktu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam 4.6.2 Menunjukkan lama

waktu kegiatan di rumah sesuai arah jarum jam

1. Peserta didik menuliskan hasil kegiatan pada kegiatan 2

2. Peserta didik menjawab pertanyaan berdassarkan pengamatan

1. Peserta didik membuat jadwal kegiatan pada saat membantu ibu dan belajar di rumah.

2. Peserta didik menghitung lama waktu kegiatan yang dilaksanakannya 3. Peserta didik

meuliskan jadwal kegiatannya pada gambar jam dinding.

4. Peserta didik menghias mobil sederhananya dengan gambar jam yang dibuatnya

(19)

KD dan Indikator Tahapan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran KD SBdP

3.1 Mengetahui unsur-unsur rupa dalam karya dekoratif 4.1 Membuat karya

dekoratif Indikator

3.1.1 Menyebutkan unsur- unsur karya dekoratif 3.1.2 Memilih tema karya

dekoratif

4.6.1 Menggambar pola karya dekoratif 4.6.2 Mewarnai pola karya

dekoratif

1. Peserta didik menuliskan hasil kegiatan pada kegiatan 3

2. Peserta didik menjawab pertanyaan berdassarkan pengamatan

1. Peserta didik menentukan tema karya dekoratif bersama guru dan teman sekelas

2. Peserta didik menyiapkan pewarna untuk menghias karyanya

3. Peserta didik

menggambarkan pola pada karyanya

4. Peserta didik mewarnai pola gambarnya 5. Peserta didik menjawab

pertanyaan pada soal yang tersedia

B. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan penelitian terdahulu yang dipernah dilaksanakan oleh peneliti terdahulu yang sesuai dengan penelitian pengembangan LKPD berbasis pendekatan STEAM model PjBL ini. Penelitian relevan juga sebagai pembanding persamaan dan perbedaan pada penelitian ini.

Perbedaan inilah yang akan menjadi dasar penelitian dapat dilaksanakan namun tetap relevan dengan penelitian terdahulu.

Penelitian pengembangan LKPD berbasis pendekatan STEAM model PjBL telah banyak dilakukan, namun termasuk penelitian terbaru. Hal ini dikarenakan pendekatan STEAM merupakan pendekatan yang termasuk baru dirilis dan masih belum populer untuk diterapkan pada strategi pembelajaran.

Pengajar kebanyakan terpaku pada pembelajaran tematik yang memang sudah mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu dalam satu pembelajaran.

Penelitian pengembangan LKPD berbasis pendekatan STEAM model PjBL tentu saja memiliki persamaan dan perbedaan dari peneliti yang terdahulu. Hal ini dikarenakan penelitian pengembangan merupakan penelitian yang berkembang dengan inovasi-inovasi terbaru sebagai pembedanya.

Meskipun pendekatan yang digunakan sama, namun produk dan hasil penelitiannya akan berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pemahaman peserta didik, pengembangan produk dan juga penerapan produk yang berbeda.

(20)

Penelitian menggunakan pendekatan STEAM dan model PjBL memiliki persamaan dan perbedaan pada penelitian yang dilaksanakan oleh beberapa peneliti yang menjadi pedoman penelitian relevan terdahulu pada penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6 Penelitian Relevan

No Judul, Identitas Peneliti Persamaan Perbedaan 1. Judul:

Pengembangan Buku Panduan Pembelajaran Daring Dengan Pendekatan STEAM menggunakan Model PJBL kelas IV SD Tema 1 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 Peneliti:

Vincensia Kartika Cahyaningsih pada tahun 2021

Penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan STEAM dan model PJBL

Pada penelitian tersebut produk yang dikembangkan berupa buku panduan pembelajaran daring kelas 4, sedangkan pada penelitian ini produk yang

dikembangkan berupa LKPD pada pembelajaran tatap muka kelas 3

2. Judul:

Perangkat Pembelajaran Pendekatan STEAM-PJBL pada Tema 2 Selalu Berhemat Energi Peneliti:

Ni putu Linda Krisna Dewi, I Gede Astawan, I Made Suarjana pada tahun 2021

Penelitian ini sama-sama menggunakan pendekatan STEAM dan model PJBL

Pada penelitian tersebut produk yang dikembangkan berupa perangkat

pembelajaran keseluruhan, pada muatan IPA kelas 4, sedangkan penelitian ini hanya terfokus pada LKPD pada muatan Bahasa Indonesia, SBdP dan Matematika kelas 3.

3 Judul:

Kreativitas Peserta Didik dalam Pembelajaran Bioteknologi dengan PJBL Berbasis STEAM

Peneliti:

Heryani Fatmah pada tahun 2019

Penelitian sama- sama

menggunakan model PJBL dan Pendekatan STEAM

Pada penelitian tersebut merupakan penelitian analisis yang terfokus pada kreativitas peserta didik di jenjang pendidikan SMA, sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian pengembangan berupa bahan ajar LKPD di SD

(21)

C. Kerangka Berfikir

Kondisi Ideal

1. Pendidikan era 21 harus mengedepankan peserta didik yang memiliki pemikiran kritis, berpikir logis, kreatif dan inovatif sehingga menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai abad 21.

2. LKPD seharusnya berisikan kegiatan- kegiatan pembelajaran peserta didik, bukan sebagai evaluasi/pengerjaan tugas tertulis.

3. Penggunaan LKPD seharusnya menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik

Kondisi Faktual

Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 7 Desember 2021, menghasilkan informasi sebagai berikut:

1. Guru hanya menggunakan modul sebagai bahan ajar dan sumber belajar di kelas.

2. Modul hanya berisikan soal-soal evaluasi

3. Tidak adanya kegiatan praktik secara langsung, sehingga sumber belajar siswa hanya melalui materi.

Analisis Kebutuhan Siswa di kelas III SDN 02 Girimoyo

Penggunaan bahan ajar hanya mengandalkan modul yang berisikan rangkuman materi soal-soal evaluasi tanpa ada kegiatan peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan informasi melalui rangkuman materi dan penjelasan dari guru. Tidak adanya kegiatan membuat pembelajaran menjadi pasif dan membosankan.Modul berisi soal-soal sehingga siswa mengerjakan soal tersebut dari rumah masing-masing sebelum pembelajaran di laksanakan.

Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam pengembangan LKPD Berbasis Pendekatan STEAM Untuk Siswa Kelas 3 SD Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1 ini menggunakan model ADDIE yang memiliki lima tahapan dalam penelitian yaitu Analysis, Design, Developmen, Implementation, Evaluation

Lokasi

SDN 02 Girimoyo Malang

Instrumen Penelitian

1. Pedoman Observasi 2. Pedoman

Wawancara 3. Pedoman Angket

Pengumpulan Data

1. Observasi 2. Wawancara 3. Angket 4. Dokumentasi

Analisis Data

1. Deskripsi Kualitatif 2. Deskripsi Kuantitatif

Pada penelitian ini akan menghasilkan produk bahan ajar berupa “LKPD Berbasis Pendekatan STEAM Model PjBL Untuk Peserta Didik Kelas 3 SD Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1”

Gambar

Tabel 1.1 Kompetensi Inti Kelas 3 SD  Kompetensi Inti
Tabel 2.2 KD, Indikator, Tujuan Pembelajaran
Tabel 2.3 Integrasi Pendekatan STEAM
Tabel 2.4 Integrasi Model PjBL
+3

Referensi

Dokumen terkait

Melihat hal tersebut, BEM KM UNAIR khususnya SEISMIK berkeinginan untuk mengadakan kegiatan TOT (Training of Trainer) PKM untuk mendukung visi mencapai juara umum di

Penelitian ini menekankan pada pengaruh penggunaan belimbing wuluh terhadap kualitas ekternal telur ayam (berat telur, berat kerabang telur, tebal kerabang telur

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (3) Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik perlu

Video klip yang memilki perbedaan tema namun menggambarkan perempuan yang berada bersama laki-laki dalam ruang publik, bekerja sama dalam sebuah profesi yang sama

Hingga kini MySQL terus berkembang dengan berbagai penyempurnaan sehingga dirilis MySQL versi 5.0.21 pada bulan Mei 2006, yang semula untuk melakukan administrasi dalam basis

Periode Kritik Tanaman Kedelai Orba Terhadap Serangan Virus yang Ditularkan oleh Bemisia tabaci Genn. Seminar Hasil

 Siswa memperhatikan video yang diputar oleh guru tentang menimbang berat benda Selanjutnya siswa menyimak penjelasan guru cara membaca timbangan dengan satuan kg dan

Sebetulnya, Meskipun Allah tidak menjelaskan dalam kitab suci bahwa sebuah janji harus ditepati, akal manusia sudah mengerti bahwa janji itu memang harus ditepati