• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDANG ANEKA TERNAK UNGGAS PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KANDANG ANEKA TERNAK UNGGAS PRODUKSI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 1

KOMPETENSI DASAR I

Menerapkan persiapan kandang dan peralatan dalam agribisnis aneka ternak unggas produksi

KANDANG ANEKA TERNAK UNGGAS PRODUKSI

(ayam lokal, itik manila, angsa, kalkun, burung dara, burung wallet)

1. Sistem Pemeliharaan Ternak

Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan peralatan yang memadai. Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah maupun sarana peralatannya, dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan yang akan dijalankan oleh peternak. Sistem pemeliharaan ternak di Indonesia sangat beragam, dipengaruhi banyak faktor seperti keadaan alam, iklim, modal dan lain-lain. Masing-masing sistem pemeliharaan ini mempunyai kelebihan dan kekurangan yang perlu dicermati peternak sebelum memulai usaha peternakan.

Secara garis besar sistem pemeliharaan ternak dapat digolongkan menjadi tiga macam berikut di bawah ini:

a. Sistem ekstensif

Sistem pemeliharaan ekstensif membutuhkan lahan yang relatif luas. Pada sistem pemeliharaan seperti ini dibutuhkan lahan luas tempat ternak mencari pakan dan air minum. Sistem ini masih memungkinkan untuk diterapkan di luar pulau Jawa dan atau daerah-daerah lain yang pemukiman penduduknya belum terlalu padat.

Pada umumnya, masyarakat pedesaan memelihara ayam kampung, itik manila dan angsa dengan cara seperti ini. Dikenal pula sebagai cara tradisional. Ternak unggas dilepas bebas berkeliaran untuk hidup dan mencari makan di kebun-kebun, sawah, ladang sekitar rumah. Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya mempunyai tingkat kekebalan yang tinggi. Selain itu, peternak tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar.

Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya. Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri.

Namun demikian, cara ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain terjadinya unggas hilang atau dimangsa oleh predator.

(2)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 2 b. Sistem Semi-intensif

Sistem ini sudah mengarah pada sistem pemeliharaan intensif. Untuk pemeliharaan ternak, pemilik menyediakan kandang dan halaman yang berpagar. Ternak tidak dikurung dalam kandang setiap hari. Biasanya, pada siang hari, ternak bebas berkeliaran di sekeliling kandang pada lahan yang berumput untuk mencari pakan tambahan, baik berupa serangga, cacing dan hewan kecil lainnya atau berupa tumbuh- tumbuhan hijau.

Sistem pemeliharaan ini umumnya digunakan untuk pemeliharaan ternak unggas pembibitan dengan tujuan usaha menghasikan anak unggas. Adanya halaman, memudahkan terjadinya perkawinan unggas jantan dengan betina. Meski demikian, di daerah pedesaan yang memiliki lahan luas, sistem ini juga tidak menutup kemungkinan digunakan untuk pemeliharaan unggas penghasil daging dan telur. Angsa, diketahui sebagai ternak yang sesuai dipelihara dengan cara ini karena sesuai dengan sifatnya yang gemar makan hijauan, membutuhkan halaman berumput.

Berapa luas lahan pemeliharaan unggas dengan sistem semi intensif? Sebagai patokan umum, 1 hektar lapangan rumput dapat menampung 380 ekor kalkun atau sekitar 200- 230 ekor angsa (Rasyaf, 1992).

c. Sistem Intensif

Ciri khas pemeliharaan intensif adalah ternak berada dalam kandang sepanjang pemeliharaan. Kebutuhan ternak seperti pakan dan air minum disediakan oleh peternak. Ternak yang dikandangkan lebih mudah dikontrol keberadaan dan kondisi kesehatannya. Adanya kandang mempermudah peternak dalam melakukan tindakan tatalaksana pemeliharaan seperti mengawasi kondisi kesehatan, memisahkan ternak sakit dari ternak sehat, menangkap ternak untuk dipanen dan sebagainya. Dengan cara ini tingkat produktivitas unggas dalam menghasilkan daging dan telur dapat

ditingkatkan lebih baik.

Pada pemeliharaan intensif, semua kebutuhan hidup ternak seperti pakan, air minum, perawatan kesehatan, udara segar dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal ternak bergantung sepenuhnya pada pemelihara. Peternak perlu menyediakan biaya dan perhatian yang cukup besar sebagai modal pemeliharaan. Sebagai contoh jika kondisi kandang tidak diperhatikan dan tidak sesuai syarat, maka kondisi unggas peliharaan akan memburuk dibandingkan dengan unggas yang pemeliharaannya diliarkan.

(3)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 3 2. Persyaratan Kandang

Dalam usaha peternakan, kandang diperlukan untuk melindungi unggas dari bermacam gangguan. Pencuri dan hewan seperti anjing, kucing, ular, tikus tidak bisa masuk dan mengganggu, baik pada siang maupun malam hari. Adanya kandang yang memadai juga dapat menjaga agar hewan lain seperti burung, tikus dan hama lainnya, tidak ikut

memakan pakan ternak ataupun menulari ternak dengan penyakit berbahaya.

Persyaratan dasar dari suatu kandang adalah sebaiknya memenuhi hal-hal berikut:

 Tidak tembus hujan.

 Melindungi unggas dari sinar matahari langsung.

 Tidak kena banjir.

 Tidak bisa dimasuki burung liar.

 Mempunyai cukup ruang.

 Mudah dibersihkan.

 Memiliki pintu yang ada kuncinya.

Kandang dapat dibuat dengan murah, yaitu menggunakan sebanyak mungkin bahan- bahan lokal yang terdapat sekitar tempat pendirian kandang semisal dinding bambu dan atap dari jerami atau daun kelapa. Kerugiannya kandang tersebut hanya akan tahan sekitar 4-5 tahunan jika tidak langsung diperbaiki seandainya ada kerusakan.

Kandang yang lebih tahan lama dapat dibuat dari bahan-bahan yang lebih mahal berupa kayu gergajian, tiang, semen, kawat, kasa, besi galvanis dan sebagainya.

3. Kandang ayam lokal, kalkun, bebek dan angsa

Kandang apa saja yang dibutuhkan untuk pemeliharaan aneka ternak unggas produksi?

Berdasarkan fase atau periode pemeliharaan, kandang yang diperlukan untuk pemeliharaan unggas dapat dibedakan menjadi empat macam berikut ini:

a. Kandang indukan

Unggas, termasuk mahluk hidup homeothermik, yaitu mahluk hidup yang harus mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap stabil. Adanya bulu yang menutupi tubuh merupakan anugerah Tuhan, yang ternyata merupakan salah satu mekanisme agar unggas dewasa dapat mempertahankan suhu tubuh tetap stabil meskipun menghadapi suhu lingkungan yang dingin, misalnya pada malam hari atau cuaca buruk. Pada anak unggas yang bulunya belum tumbuh sempurna, perlindungan diberikan oleh induknya.

Bila diperhatikan, saat suhu lingkungan turun, misal pada malam hari atau hari hujan, anak unggas akan menjaga suhu tubuhnya agar tetap hangat dengan menyusupkan

(4)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 4 diri didekat tubuh induknya. Dengan senang hati, induk unggas pun akan

mengembangkan sayap, supaya anak-anak unggas dapat merasakan kehangatan.

Hal ini terjadi pada anak unggas yang dipelihar bersama dengan induknya.

Namun, pada pemeliharaan intensif, anak unggas komersial dipelihara tanpa kehadiran induknya. Oleh karena itu diperlukan peralatan yang berfungsi sebagai penghangat bagi anak unggas, dikenal sebagai sistem induk buatan atau brooder.

Bagaimanakah bentuk kandang indukan? Ada dua macam kandang indukan untuk anak ayam, kalkun, itik manila dan angsa.

Pertama, kandang indukan berbentuk kotak persegi yang tertutup, biasa digunakan untuk pemeliharaan unggas skala kecil, sekitar 100-an ekor anak unggas. Kandang ini hanya bersifat sementara untuk pemeliharaan awal saja. Setelah unggas mempunyai bulu untuk menutupi tubuhnya, unggas akan dipindahkan ke kandang pembesaran.

Kandang indukan berupa kotak persegi, sisi-sisinya terbuat dari kayu atau bambu dengan pemanas menggantung tengah-tengah pada sisi kotak bagian atas.

Sebagai penghangat ruangan/kotak, biasa digunakan lampu listrik. Sumber pemanas lain seperti lampu minyak tidak disarankan, untuk meminimalisasi bahaya kebakaran.

Kotak dialasi dengan sekam. Tempat pakan dan tempat minum diletakan di dalam kotak indukan.

Sebagai contoh kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal bisa berbentuk kotak dengan ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 60-70 cm. Bagian bawah (alas) terbuat dari bilah bambu selebar 2-3 cm. Disusun dengan kerenggangan sekitar 1-2 cm. Dinding dibuat sedemikian rupa agar pertukaran udara dapat berlangsung dengan lancar, tetapi anak ayam tidak lolos keluar.

Setiap satu meter kandang dapat menampung ayam lokal maksimal:

- 50 ekor, untuk anak ayam umur 1– 10 hari.

- 40 ekor, untuk anak ayam umur 10 – 20 hari.

- 25 ekor, untuk anak ayam umur 20 – 30 hari.

(5)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 5 Kedua, kandang indukan yang menyatu dengan kandang pembesaran. Apabila tidak

diperlukan indukan dibongkar, dan dengan sendirinya berfungsi sebagai kandang pembesaran. Indukan ini berada dalam naungan kandang induk yang beratap dan berdinding.

Indukan berupa rangkaian lingkaran seng atau papan tipis dengan pemanas berada di tengah-tengahnya. Tempat pakan dan tempat minum diletakan sekeliling pemanas.

Lingkaran pembatas dapat dilebarkan sesuai kebutuhan atau bahkan diangkat dan tidak dipergunakan lagi saat unggas sudah tidak membutuhkan indukan.

Kandang indukan ini dikenal sebagai kandang sistem brooding ring.

Sumber : Dokumen Kemdikbud

Gambar 1.1 Kotak Indukan

(6)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 6 b. Kandang pembesaran

Berdasarkan tipe dinding, lantai dan atap, terdapat beberapa jenis kandang. Jenis-jenis kandang dapat Anda baca kembali di buku Dasar-dasar Peternakan.

Saat unggas lepas masa sapih atau setelah selesai masa brooding, bulu tubuh unggas telah tumbuh sempurna, bobot badannya pun akan bertambah dan membutuhkan ruang lebih luas. Untuk tempat pemeliharaan unggas periode ini dikenal sebagai kandang pembesaran.

Sampai kapan kandang ini digunakan?

Pada unggas pedaging, kandang pembesaran akan digunakan sampai masa panen, yaitu sampai unggas mencapai umur siap potong. Pada unggas calon bibit, kandang ini dapat digunakan sampai ayam betina menghasilkan telur tetas dengan kontinyu.

Yang perlu mendapat perhatian untuk penyesuaian adalah kepadatan kandang dan rasio jumlah jantan dan betina. Kepadatan kandang untuk pemeliharaan pembesaran dan pemeliharaan calon bibit adalah berbeda. Begitu pula dengan rasio jantan dan betina, pada pemeliharaan calon bibit, rasio jantan lebih sedikit dibanding jumlah betina. Pada pemeliharaan pembesaran, rasio jantan betina bisa diabaikan.

Pada unggas petelur, ada dua pilihan. Pertama, kandang bisa digunakan terus sampai unggas berproduksi. Kedua, menjelang berproduksi, unggas dipindahkan ke kandang sistem battery.

1) kandang sistem postal

Untuk keperluan komersial, pembesaran unggas dengan tujuan produksi daging umumnya menggunakan kandang postal dengan sistem koloni, yaitu satu kandang diisi dengan puluhan atau ratusan ekor unggas yang dipelihara secara bersama-

(7)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 7 sama. Kalkun, itik manila dan angsa adalah unggas yang bertubuh berat, umumnya

menggunakan lantai litter, sedangkan ayam lokal dapat menggunakan lantai litter maupun lantai panggung yang bercelah.

Lantai kandang unggas air seperti itik manila dan angsa akan sering becek dan terlihat kotor karena cara makannya berceceran. Pada saat makan, unggas air cenderung untuk bolak balik minum. Untuk mengatasinya, pada pemeliharaan intensif, sebaiknya menggunakan kandang dengan lantai kombinasi antara lantai litter dan lantai panggung. Tempat pakan dan tempat minum diletakan pada lantai berupa lantai panggung.

2) kandang dengan umbaran/halaman

Pada siang hari, angsa lebih senang berkeliaran di halaman daripada dikandang.

Kandang sebaiknya dilengkapi dengan halaman/umbaran yang ditumbuhi

rumput/tanaman hijauan. Adanya halaman memungkinkan angsa, itik manila dan kalkun dapat berkeliaran diluar kandang dan memperoleh hijauan. Untuk mencegah unggas berkeliaran kemana-mana, sekeliling halaman perlu mendapat pagar berupa kawat, bambu atau kayu. Pada pemeliharaan semi intensif seperti ini, tempat pakan dan tempat minum bisa disimpan di halaman umbaran.

Kandang ini juga cocok digunakan untuk pemeliharaan unggas calon bibit, dimana unggas jantan dan betina mempunyai ruang gerak yang leluasa. Sebagai contoh dalam pemeliharaan ayam lokal, satu unit kadang dengan lahan seluas 6 m2, cukup untuk 6 ekor ayam betina dan satu ekor ayam jantan. Satu unit kandang terdiri dari bangunan kandang beratap dengan luas 2 m x 1 m dan halaman atau tempat umbaran seluas 2 m x 2 m.

Bangunan kandang beratap berfungsi sebagai tempat untuk tidur, istirahat dan bertelur. Lantai untuk kandang dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya.

Untuk bertelur, disediakan sarang yang dibuat dari anyaman bambu yang diberi alas jerami padi atau bahan lain. Sarang sebaiknya diletakkan lebih tinggi dari tempat tenggeran, untuk menghindari masuknya kotoran ayam kedalam sarang.

(8)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 8 Usia Kepadatan kandang ekor/m 2

0-3 minggu 40

3-6 minggu 20

6-14 minggu 10

> 14 minggu 2

3) kandang batterai

Pemeliharaan ayam lokal untuk tujuan produksi telur konsumsi, bisa menggunakan kandang sistem baterai yang tersusun dari rangkaian kandang-kandang individu yang berdempetan dibuat menyatu. Setiap kandang individu berukuran lebar sekitar 18-20 cm, tinggi 35-40 cm panjang 40 cm. Kandang bisa disusun bertingkat menjadi dua atau tiga tingkat. Rangkaian kandang-kandang individu ini diletakan di dalam bangunan kandang beratap. Keuntungan dari penggunaan kandang baterai adalah peternak akan lebih mudah memantau kondisi kesehatan dan produktivitas per individu ayam.

4. kepadatan kandang ayam lokal/kalkun/itik manila dan angsa

Luas lahan, terutama berhubungan dengan kepadatan kandang, merupakan faktor yang mendapat perhatian penting dalam pemeliharaan intensif. Pada prinsipnya, dengan luas lahan terbatas, peternak bertujuan untuk memberikan suatu ruang yang nyaman bagi unggas agar unggas dapat tumbuh dengan cepat. Oleh karenanya, peternak perlu memahami luasan optimal lahan / kandang dapat menampung pemeliharaan ternak.

Banyaknya jumlah ternak yang dapat ditampung per satuan luas kandang dikenal dengan istilah kepadatan kandang.

Berapakah kepadatan kandang yang ideal untuk pemeliharaan aneka ternak unggas produksi? Tabel berikut memuat beberapa kisaran kepadatan kandang ideal untuk pemeliharaan aneka ternak unggas produksi

Tabel 1.1 Kepadatan kandang ayam lokal

Sumber:

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 49/Permentan/Ot.140/10/2006 Tentang Pedoman Pembibitan Ayam Lokal Yang Baik (Good Native Chicken Breeding Practice)

(9)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 9 Usia Kepadatan kandang ekor/m 2

0-4 minggu 10 -11

4-8 minggu 7-8

9-12 minggu 5-6

12-16 minggu 4

> 16 minggu 2 -3

Usia Kepadatan kandang ekor/m 2

0-1 minggu 8-10

> 11 minggu 2 -3

Usia Kepadatan kandang ekor/m 2

0-3 minggu 10 -11

4-8 minggu 6 -7

9-20 minggu 3-4

> 20 minggu 2

Tabel 1.2. Kepadatan kandang untuk kalkun

Sumber: good practices in planning and management of integrated commercial poultry production in south Asia. 2003

Tabel 1.3 Kepadatan kandang untuk itik manila

Sumber: good practices in planning and management of integrated commercial poultry production in south Asia. 2003

Tabel 1.4. Kepadatan kandang untuk angsa

Sumber: Rasyaf (1992)

(10)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 10 5. Peralatan Kandang Aneka Ternak Unggas Produksi

Jenis peralatan kandang yang dibutuhkan oleh setiap peternakan adalah berbeda-beda.

Kebutuhan peralatan kandang tergantung dari jenis ternak yang dipelihara, sistem pemeliharaan, jenis kandang, teknologi yang digunakan serta modal yang dimiliki.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilik peternakan saat memutuskan pengadaan peralatan kandang ternak, antara lain:

 Tingkat harga dan faedah kegunaan

Harga peralatan dan kemampuan peternak untuk membeli merupakan faktor yang menentukan ada tidaknya peralatan di suatu peternakan. Namun demikian ada beberapa peralatan yang mutlak harus dibeli oleh peternak walaupun harga mahal.

Misalnya peralatan untuk melakukan vaksinasi mutlak dimiliki oleh peternakan berskala menengah dan besar.

 Faktor efisiensi dan efektifitas

Peralatan modern seperti tempat makan otomatis pada peternakan sapi dapat Menghemat penggunaan pakan dan mengurangi pengunaan tenaga kerja.

Untuk peternak besar di negara-negara maju, peranan komputer dalam pemberian makanan dan minuman sangat besar dan ini berakibat pada peningkat efisiensi penggunaan pakan.

 Skala usaha peternakan

Skala usaha peternakan menentukan jenis peralatan yang dipakai. Semakin besar usaha peternakan biasanya semakin banyak dan semakin modern peralatan yang digunakan. Perencanaan kebutuhan peralatan dimulai setelah menentukan jenis dan jumlah ternak yang akan dipelihara serta jenis kandang dan bangunan yang akan dibangun.

Peralatan kandang pada pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dan angsa umumnya terdiri dari:

a. Tempat pakan

Tempat pakan yang diperlukan diantaranya adalah nampan kotak atau bulat digunakan ataupun wadah berbentuk ceper untuk pemeliharaan anak unggas umur 1 hari sampai sekitar satu atau dua minggu. Bentuk pakan seperti ini digunakan tidak hanya untuk anak ayam tetapi juga digunakan untuk anak kalkun, itik mania dan angsa. Pada anak ayam umur satu hari kapasitas 1 nampan umumnya bisa memuat pakan untuk 100 ekor / buah. Tentu saja, kapasitas atau daya tampung tempat pakan tergantung ukuran

(11)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 11 panjang dan lebar atau diameternya.

Setelah unggas berumur dua minggu, ukuran tubuhnya membesar, tempat pakannya perlu diganti dengan tempat pakan untuk unggas dewasa. Terdapat macam bentuk tempat pakan dengan berbagai ukuran. Sebagai contoh di pasaran bebas terdapat tempat pakan kapasitas 3-5 kg dengan diameter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam dewasa

Gambar 1.3 Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Sumber : Dokumen Kemdikbud

(12)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 12

Sumber : Dokumen Kemdikbud

Gambar 1.4. Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Tempat pakan ini tidak harus selalu membeli di pasaran. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar ditambah sedikit kreatifitas, dapat dibuat tempat pakan dari kayu ataupun bambu.

Sumber : Dokumen Kemdikbud

Gambar 1.5. Tempat Pakan untuk Anak Unggas

Selain dengan melakukan perhitungan berdasarkan kapasitas daya tampung, kecukupan tempat pakan yang disediakan dapat dilakukan dengan melakukan

pengamatan secara langsung. Apabila seluruh unggas mendapat tempat untuk makan pada saat yang bersamaan, artinya tempat pakan yang digunakan sudah sesuai kapasitasnya.

b. Tempat Air Minum

Seperti tempat pakan, terdapat bermacam bentuk tempat minum yang dapat digunakan untuk pemeliharaan unggas. Di pasaran, ada dua bentuk tempat air minum yaitu

berbentuk bundar dan panjang. Tempat minum dapat pula berupa wadah bekas ataupun membuat sendiri dari kayu dan bambu.

(13)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 13 Bentuk tempat minum untuk anak unggas sebaiknya berbentuk ceper/dangkal dan

sempit. Bentuk ini untuk menghindari agar anak itik dan angsa, tidak berusaha berenang didalamnya. Bagi anak ayam, tempat minum yang dalam bisa menyebabkan anak ayam mati tenggelam saat berusaha mengambil minum.

Untuk unggas dewasa, tempat minum hendaknya digantung atau diikat ke dinding atau diberi pemberat agar tempat minum tidak terguling dan membasahi litter saat unggas berebutan mengambil minum.

c. Alat Suntik

Alat suntik/spuit/syringe adalah suatu alat yang dilengkapi dengan jarum yang berfungsi untuk memasukkan obat atau vaksin melalui pembuluh darah untuk

diedarkan keseluruh tubuh. Pada dasarnya ada dua jenis alat suntik pada unggas yaitu:

alat suntik secara manual dan alat suntik secara otomatis.

d. Timbangan

Timbangan diperlukan antara lain untuk menimbang pakan dan menimbang bobot badan unggas. Untuk keperluan ini bisa menggunakan timbangan duduk maupun timbangan salter.

e. Tirai kandang

Tirai biasanya berupa terpal atau plastik tebal, yang dipasang melingkupi seluruh kandang. Fungsinya melindungi kandang dari cuaca dingin dan angin kencang pada saat ayam belum tumbuh bulu, pada malam hari atau saat musim hujan.

g. Peralatan kebersihan

Ada beberapa macam alat kebersihan yang dipergunakan untuk membersihkan kandang dan lingkungan kandang diantaranya : cangkul, sekop, gacok/cakar, sabit, sapu, sikat dan lain sebagainya. Cangkul, sekop, gacok/cakar, sapu, pengki dan kereta dorong dapat di pergunakan untuk membersihkan dan mengangkut kotoran ternak serta kotoran atau limbah lainnya untuk dikumpulkan di tempat penampungan kotoran (tempat pembuatan kompos).

h. Peralatan lain

Peralatan lain yang diperlukan bisa berupa mesin tetas, alat pensuci hama/sprayer, alat penerangan, alat pembersih kandang, peralatan kesehatan ternak, alat pengukur suhu (termometer) dan kelembaban, alat peneropong telur, alat fumigasi (untuk kandang, telur dan mesin tetas), alat pembawa telur (egg tray), keranjang ayam;

(14)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 14

(15)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 15 C. Rangkuman

Kelangsungan proses produksi ternak perlu didukung dengan ketersediaan kandang dan peralatan yang memadai. Terdapat bermacam jenis kandang pemeliharaan ternak unggas.

Kandang yang perlu disediakan peternak, baik jenis, jumlah maupun sarana peralatannya, dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan, jenis unggas, dan tujuan pemeliharaan. Untuk kelangsungan pemeliharaan aneka ternak unggas produksi, peternak perlu menyediakan kandang, tempat pakan, tempat minum, timbangan, peralatan kesehatan dan peralatan kebersihan sesuai kebutuhan.

(16)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 16 Kegiatan Belajar 2. Pembuatan Kandang Indukan

A. Tujuan Pembelajaran

 Dengan mengamati, menanya dan mencoba, siswa memahami cara menyiapkan kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila dengan percaya diri.

 Dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan, siswa mampu membuat kandang indukan untuk pemeliharaan ayam lokal, kalkun, itik manila sesuai kegunaan.

1. Komponen Kandang Indukan Sistem Brooding Ring a. Jenis-jenis Sumber Pemanas Indukan

Untuk menciptakan suhu stabil dalam kandang indukan, terdapat berbagai macam pilihan sistem pemanas. Masing-masing pemanasan mempunyai kelebihan dan kekurangan dari segi teknis, seperti energi panas yang dihasilkan, resiko kebakaran, efisiensi pemakaian dan lain-lain serta dari segi ekonomis, seperti besaran biaya yang harus dikeluarkan.

1) Lampu Bohlam/dop berbahan energi listrik

Digunakan untuk menghangatkan sejumlah kecil anak unggas dengan cara

menggantungkan lampu bohlam 100 watt. Lampu bohlam hanya disarankan untuk pemeliharaan dengan jumlah sedikit, sekitar 100 ekor. Dari segi biaya, penggunaan lampu bohlam sebagai pemanas tidak menguntungkan. Selain merlukan pemanas alternatif untuk mengantisipasi terjadinya listrik padam, bohlam juga mudah pecah.

Kelebihan menggunakan bohlam adalah tidak membutuhkan oksigen, tidak beresiko kebakaran dan mudah diatur untuk memperoleh panas yang dibutuhkan.

2) Tungku berbahan bakar batu bara atau serbuk kayu

Prinsip kerja keduanya relatif sama yaitu tungku yang diisi batubara atau serbuk kayu.

Bedanya bila menggunakan batubara bentuk tungku bila diisi akan menyisakan ruang untuk sirkulasi udara sedangkan bila diisi serbuk kayu harus dipadatkan namun dengan bantuan cetakan akan terbentuk saluran yang fungsinya juga untuk sirkulasi udaya (O2) yang membuat api bisa menyala.

3) Pemanas infra merah berbahan bakar gas elpiji (LPG)

Dengan bahan bakar gas (LPG), api akan membakar keramik sampai membara.

Bara inilah yang menghasilkan infra merah. Dari berbagai sumber pemanas tersebut yang paling aman adalah pemanas infra merah berbahan bakar gas (infra red heater) dengan berbagai merek, karena memiliki keunggulan :

 Dilengkapi dengan alat pengaman (safety device) yang berfungsi

(17)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 17 mengamankan dengan menghentikan supply gas jika terjadi padam nyala api,

sehingga bisa mencegah terjadinya kebakaran kandang.





Tinggi rendahnya suhu dapat diatur berdasarkan kebutuhan dan kondisi kandang.

Cara mengoperasikan mudah, efesien dan daya tahan peralatan lebih lama

(18)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 18 (5 tahun) dibanding pemanas lain masa pakainya hanya 1 tahun.

b. Pagar pembatas/chick guard

Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebih mudah dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban kandang. Pagar pembatas sebaiknya terbuat dari seng dengan tinggi kurang lebih 45 cm.

Hal tersebut mengingat seng dapat memantulkan panas dan dapat diperluas sewaktu- waktu diperlukan. Kecuali dari seng, dinding pembatas juga dapat terbuat dari karton, papan, bilik, hard bord atau yang lain.

Pagar pembatas dapat dipasang membentuk lingkaran atau bujur sangkar dengan sumber pemanas sebagi pusatnya. Pagar pembatas dapat diperbesar mengikuti pertumbuhan unggas, bahkan diangkat sendainya sudah tidak diperlukan lagi.

c. Alas lantai

Alas lantai menggunakan sekam, serbuk gergaji dsb.

2. Merangkai brooding ring dan Menata Perlengkapan kandang

Kandang indukan disiapkan beberapa hari sebelum kedatangan anak unggas agar pada saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak unggas, kandang sudah dalam keadaan siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk mencapai hasil maksimal. Seandainya anak unggas dibeli dari peternakan lain, sebelum merangkai kandang indukan, pastikan kembali hari dan tanggal kedatangan anak unggas berikut jumlahnya.

Pertama-tama siapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan sesuai jumlah anak unggas yang akan dipelihara. Tempat pakan dan tempat minum harus dalam keadaan kering, sudah dibersihkan dari kotoran serta disanitasi menggunakan bahan desinfektan.

Tebarkan litter diatas lantai dengan ketebalan sekitar 3-5 cm. Ada juga peternak yang menghamparkan kertas koran di atas litter. Fungsinya mencegah anak unggas mematuki litter.

Nyalakan pemanas dan amati peningkatan suhu yang dihasilkannya menggunakan termometer. Sebagai patokan, suhu optimal untuk pemeliharaan anak unggas pada umur satu hari adalah sekitar 35 0C. Pasanglah tempat pakan dan tempat minum diatas hamparan litter secara berselang-seling. Hindari meletakkan tempat pakan tepat dibawah sumber pemanas.

Pasang pagar pembatas membentuk luasan kandang indukan yang dibutuhkan.

(19)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 19 Sebagai pedoman dalam perhitungan kebutuhan luasan kandang indukan adalah:

 40-50 ekor/ m2 untuk ayam umur 0-2 minggu.

 10-15 ekor/ m2 untuk kalkun/itik manila dan angsa umur 0-2 minggu.

Peralatan kandang indukan yang sudah terpasang dapat didesinfeksi kembali dengan disemprot cairan desinfektan. Kandang indukan siap menerima anak unggas ketika kehangatan sudah stabil dan menyebar ke seluruh kandang indukan.

Sebagai gambaran, peralatan kandang indukan kira-kira terpasang seperti gambar berikut:

Sumber :Dokumen Kemdikbud

Gambar 1.6. Penataan Peralatan Kandang Indukan

C. Rangkuman

Kandang indukan sistem brooding ring terdiri dari sistem pemanas yang diletakkan ditengah lingkaran pagar pembatas dan dialasi dengan sekam sabagai alas lantai. Pemanas dapat menggunakan lampu bohlam berbahan energi listrik, tungku berbahan bakar batu bara/serbuk kayu ataupum pemanas berbahan bakar LPG. Kandang indukan disiapkan beberapa hari sebelum kedatangan anak unggas agar pada saat dibutuhkan, yaitu pada hari kedatangan anak unggas, kandang sudah dalam keadaan siap mendukung pemeliharaan anak unggas untuk mencapai hasil maksimal.

Keterangan gambar:

pemanas Tempat minum Tempat pakan

(20)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 20 Kegiatan Belajar 3. Sanitasi Kandang dan Peralatan

A. Tujuan Pembelajaran

 Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami kegiatan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan percaya diri.

 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu melakukan sanitasi lingkungan kandang dan peralatan pada pemeliharaan ayam lokal/kalkun/itik manila/angsa dengan cermat, tekun dan penuh percaya diri.

1. Sanitasi Kandang dan Lingkungan

Sanitasi kandang merupakan upaya-upaya yang dilakukan terhadap lingkungan kandang untuk mendukung upaya kesehatan ternak maupun peternak/pekerja kandang. Hal ini

merupakan salah satu tindakan dari beberapa cara yang perlu dilakukan sebagai pencegahan timbulnya masalah kesehatan, seperti berjangkitnya wabah penyakit, yang dapat menimbulkan kerugian cukup besar.

Sanitasi kandang umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan. Pelaksanaannya dimulai sekitar dua minggu sebelum kedatangan ternak. Sanitasi meliputi:

a. Pembersihan lingkungan sekitar kandang dari semak belukar dan ilalang yang dikhawatirkan menjadi tempat bersarangnya nyamuk, lalat dan serangga lainnya.

Rumput hendaknya dipotong dan dirapikan agar tidak tumbuh liar.

b. Pembersihan selokan air disekitar kandang agar air hujan dapat mengalir dengan lancar, tidak menggenang dan menjadi sarang nyamuk.

c. Pembersihan kandang dengan mengeluarkan feses dan litter yang tersisa pada periode pemeliharaan sebelumnya beserta seluruh kotoran-kotoran yang nampak oleh mata, menggunakan sapu dan sikat. Setelah itu, pembersihan dilanjutkan dengan

(21)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 21 menyemprotkan air pada seluruh permukaan kandang menggunakan selang air atau alat

semprot bertekanan. Kotoran yang sulit dibersihkan, bisa diberi sabun/deterjen dan disikat.

Setelah penyabunan, kandang dibersihkan kembali dengan air, kemudian tunggu hingga mengering. Usaha pembersihan ini perlu dilakukan dengan cermat terutama pada kandang bekas pakai pemeliharaan periode sebelumnya. Pembersihan menyeluruh diharapkan dapat memutuskan rantai bibit penyakit yang mungkin ada pada bekas sisa pemeliharaan.

d. Penyemprotan kandang mengunakan bahan desinfektan sesuai dosis aman pemakaian dan biasanya disesuaikan dengan jenis penyakit yang pernah berjangkit di wilayah lokasi kandang. Bahan desinfektan berfungsi membunuh mikroorganisme bibit penyakit yang tidak tampak dengan mata biasa. Desinfektan bisa berupa bahan campuran ataupun bahan tunggal zat kimia cair yang bersifat non selektif.

Beberapa kelompok bahan kimia yang termasuk ke dalam desinfektan adalah alkohol, halogen, fenol, kresol, aldehid, oksidator, dan quaternary ammonium compounds.

Mekanisme kerja desinfektan antara lain :

 Merubah permeabilitas membran,

 Merusak protein M.O,

 Merusak material genetik.

Syarat untuk desinfektan sendiri, yaitu

 Bersifat germisidal paling tinggi,

 Tidak toksik untuk manusia dan hewan,

 Efektif

 Antikorosif,

 Tidak menimbulkan bau yang menyengat,

 Mudah didapat dan tidak mahal.

e. Kandang. Pengapuran kandang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme termasuk jamur. Pengapuran kandang merupakan langkah dalam pencegahan penyakit disamping kandang juga kelihatan terang. Kapur merupakan desinfektan yang murah dan mudah diperoleh serta mudah dalam aplikasinya. Penggunaan kapur biasanya diencerkan dengan air yang kemudian dioleskan pada permukaan kandang yaitu dinding, langit-langit/kerangka kandang, lantai serta sekitar kandang.

2. Perawatan Kandang

Perawatan kandang dan peralatan kandang merupakan suatu aktivitas berupa tindakan untuk mempertahankan dan mengembalikan keadaan suatu peralatan pada kondisi operasional secara optimal, sehingga memperpanjang lama pemakaian. Pemeliharaan peralatan meliputi

(22)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 22 perawatan dan perbaikan peralatan yang rusak. Pemeliharaan peralatan kandang ini

bertujuan :

 Untuk memperpanjang lama pemakaian.

 Untuk menjamin suatu peralatan agar selalu dalam kondisi optimal.

 Untuk menjamin keselamatan bagi pemakai peralatan tersebut.

 Untuk menekan biaya operasional dan pemanfaatan secara optimal terhadap investasi dari alat tersebut.

Kandang dapat bertahan lama dalam pemakaiannya perlu dilakukan perawatan.

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam perawatan kandang antara lain:

a. Memelihara kebersihan kandang yang meliputi dinding, atap dan lingkungan.

b. Melakukan pengecatan pada rangka kayu.

c. Melakukan pengasapan ke seluruh bagian kandang secara berkala.

d. Melakukan pemeriksaan terhadap kondisi kandang secara rutin dan melakukan tindakan perbaikan jika terdapat kerusakan pada atap, dinding dan lantai kandang.

(23)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 23 3. Perawatan Peralatan Kandang

Semua peralatan kandang yang dimiliki oleh suatu perusahaan peternakan, sebaiknya harus dipelihara secara rutin, baik itu kebersihan maupun fungsinya. Pemeliharaan peralatan kandang ini tergantung pada spesifikasi (karakteristik) peralatan tersebut.

a. Untuk peralatan kandang unggas yang digunakan setiap hari, seperti tempat pakan dan tempat minum, harus dibersihkan dari kotoran setiap hari, dicuci dan dicelupkan ke dalam larutan desinfektan dan dikeringkan. Apabila tidak digunakan disimpan dalam keadaan kering di gudang peralatan.

b. Untuk jenis peralatan kandang seperti mesin sprayer pembersih kandang yang

menggunakan oli mesin dan menggunakan bahan bakar perlu dicek dan diisi untuk menjamin kualitas. Seluruh bagian yang perlu pelumas dilumasi dan dibersihkan sesuai petunjuk yang ada.

c. Untuk jenis peralatan kandang yang cara penggunaan secara manual dan sangat

sederhana seperti : alat – alat kebersihan, cara perawatan atau pemeliharaannya cukup dengan cara membersihkan setiap habis digunakan dan menyimpannya di tempat yang aman.

d. Untuk perawatan peralatan yang berupa alat suntik, setelah alat tersebut digunakan cuci bagian dalam spuit dengan cara menyedot dan memompa aquadest, kegiatan ini

dilakukan sampai 3 kali atau lebih sampai dalam spuit bersih. Setelah sudah bersih alat suntik tersebut disimpan ditempat yang aman dan pada saat menyimpan kondisi jarum dalam keadaan terlepas dari spuit dan pompanya.

C. Rangkuman

Sanitasi kandang merupakan upaya-upaya yang dilakukan terhadap lingkungan kandang untuk mendukung upaya kesehatan ternak maupun peternak/pekerja kandang. Sanitasi kandang umum dilakukan sebelum kandang diisi ternak peliharaan, meliputi pembersihan kandang, lingkungan kandang, perawatan kandang dan peralatan.

(24)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 24 Kegiatan Belajar 4. Persiapan Kandang Merpati

A. Tujuan Pembelajaran

 Melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, siswa mampu memahami persiapan kandang merpati untuk tujuan produksi daging dengan percaya diri.

 Melalui kegiatan mencoba, siswa mampu menyiapkan kandang merpati untuk tujuan produksi daging dengan cermat, tekun dan penuh tanggung jawab.

1. Tujuan Pemeliharaan Merpati

Di Indonesia, merpati lebih dikenal sebagai ternak kesayangan. Namun, di beberapa tempat, merpati juga dipelihara sebagai ternak penghasil daging. Daging merpati muda atau piyek dikenal dengan istilah „squab‟. Daging merpati muda ini mempunyai tekstur yang lembut dan mempunyai penggemar kalangan tertentu.

Tidak seperti unggas lainnya, merpati potong dipelihara tidak lama. Tubuh yang kecil dan lama pemeliharaan yang singkat akan menghemat tempat pemeliharaan, sehingga per meter persegi lahan dapat dimanfaatkan untuk memelihara merpati lebih banyak dibanding

memelihara bebek, angsa dan kalkun.

Pemeliharaan merpati potong, dibagi menjadi dua tahap. Pertama, dari umur menetas sampai sekitar 15 hari . Pada tahap ini, merpati harus tinggal dengan induknya. Merpati akan diasuh dan diberi pakan dari mulut induknya. Tahap kedua yaitu setelah umur 15 hari sampai masa panen, anak merpati perlu dipindahkan pada kandang pembesaran.

2. Kandang Pemeliharaan Merpati

Merpati merupakan burung yang dikenal di sebagian besar negara, baik sebagai burung liar ataupun sebagai ternak peliharaan untuk diambil manfaatnya sebagai pengantar pos/surat, sebagai ternak aduan (adu kecepatan terbang) ataupun sebagai ternak konsumsi untuk diambil dagingnya. Berdasarkan pengamatan cara hidupnya, merpati dewasa berkembang biak secara monogami atau mempunyai satu pasangan hidup yang tetap sepanjang hidupnya, kecuali kalau pasangannya mati. Merpati bertelur sebanyak 2 butir per periode bertelur. Telur akan menetas setelah dierami oleh kedua induknya selama 17-19 hari.

Anak merpati akan diberi makan oleh induknya berupa cairan dari tembolok induknya (sering disebut „susu tembolok‟). Setelah satu minggu, pemberian jumlah cairan akan dikurangi, diganti dengan makanan yang lebih keras, pada akhirnya mendapat makanan yang sama seperti induknya. Anak merpati sepenuhnya masih tergantung pada pemberian makan dari induknya sampai berumur 3-5 minggu. Selanjutnya, merpati akan mencari makan senidri. Anak merpati akan menjadi dewasa saat menginjak usia sekitar 4 – 6 bulan, dengan berat badan merpati muda jantan sekitar 200 sampai 300 g, dan 150 g untuk merpati muda

(25)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 25 betina.

Sebagai ternak konsumsi, merpati dipelihara untuk menghasilkan daging. Meskipun masih terbatas, restoran tertentu menyediakan menu daging merpati muda untuk pelanggannya.

Daging merpati muda dikenal mempunyai tekstur yang lembut dan khas. Untuk tujuan pemeliharaan merpati potong, kandang yang diperlukan sebagai berikut:

a. Kandang jodoh (khusus penjodohan hingga mengasuh anak), 1) Sistem kandang koloni

Beberapa pasang merpati di masukkan dalam kandang besar. Untuk kapasitas kandang jangan terlalu sesak karena akan mengganggu kesehatan merpati. Setiap pasang membutuhkan luas lantai kandang sekitar 0,6 m2, termasuk 0,4 m2 untuk tempat bersarang. Kelebihan dari sistem ini keamanannya lebih terjamin dari pada sistem umbaran. Kelemahan sistem ini, memerlukan biaya untuk pembuatan kandang dan makanan yang dibutuhkan lebih banyak, kalau ada burung yang sakit akan mudah menular.

(26)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 26

Sumber: http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html

Gambar 1.7. Kandang Merpati Sistem Koloni

2) Sistem Battery

Di mana satu pasang merpati di masukkan dalam satu kandang battery. Ukuran kandang yang ideal adalah 75 cm x 50 cm x 50 cm. Sistem ini sangat baik digunakan untuk ternak dalam skala besar. Kelebihan dari sistem ini, kesehatan burung lebih terjamin karena penyakit tidak mudah menular, produktifitas lebih baik, keamanan lebih terjamin. Sedang kelemahannya adalah membutuhkan biaya pembuatan kandang yang banyak, perawatan lebih sulit.

(27)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 27

Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html

Gambar 1.8 Kandang Merpati Sistem Koloni Battery 3) Sistem Campuran

Sistem ini sering digunakan untuk pemeliharaan merpati. Pada suatu saat tertentu merpati dipelihara dalam sangkar/ pagupon, namun juga dilepas sehingga bisa bebas terbang.

(28)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 28

(29)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 29

Agribisnis Aneka Ternak Unggas Produksi

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html

Gambar 1.9. Kandang Merpati Sistem Campuran

b. Kandang Pembesaran

Kandang pembesaran digunakan saat merpati lepas masa sapih dari induknya. Fase ini bisa dimulai dari umur 15 hari hingga masa panen (45-60 hari, sekitar 500 gram). Kandang bersifat koloni, artinya untuk memelihara beberapa ekor sekaligus. Kandang berukuran 100 x 100 cm2 dengan tinggi 75 cm dapat menampung 20-25 ekor merpati hingga masa

panen. Karena merpati sudah bisa terbang, bisa juga diusahakan agar bagian atapnya terbuat dari bahan yang lentur, misalnya kassa dari nilon. Untuk menghemat lahan, kandang dibuat sistem battery, disusun bertingkat, berjajar, dan saling memunggungi, seperti pada kandang unggas petelur. Kandang terbawah diberi kaki setinggi 50 cm, agar kandang terbebas dari genangan air. Semua kandang ini berada di bawah naungan kandang induk, yang memiliki atap, pelindung dari angin dan air hujan.

(30)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 30 56

(31)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 31

Sumber: Squab Raising. April 2007. Primefacts. www.dpi.nsw.gov.au

Gambar 1.10. Kandang Pembesaran Merpati Potong

3. Peralatan yang dibutuhkan

Peralatan yang diperlukan untuk menunjang fungsi kandang merpati antara lain:











tempat pakan, tempat minum, tempat untuk grit,

nesting bowl atau sarang untuk mengeram tenggeran.

Tempat pakan, minum dan grit bisa kita beli di pasar-pasar burung atau kalau ingin berhemat kita buat dari bambu pun jadi, sedangkan untuk sarang kalau bisa berbentuk cekung.

Bentuk yang cekung akan dapat membuat nyaman merpati untuk mengerami telurnya dan mencegah anaknya yang masih kecil terjatuh.

(32)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 32

(33)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 33

Sumber:http://infomerpati.blogspot.com/2014/03/berbagai-bentuk-kandang-merpati.html

Gambar 1.11. Beberapa Jenis Tenggeran Merpati

C. Rangkuman

Kandang yang dibutuhkan untuk pemeliharaan merpati pedaging ada dua macam yaitu

kandang jodoh-beranak dan kandang pembesaran. Peralatan kandang yang dibutuhkan adalah tempat pakan, tempat minum, grit, tempat sarang dan tenggeran.

(34)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 34 Kegiatan Belajar 5. Persiapan Lokasi Rumah Walet

A. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui kegiatan mengamati dan menanya, siswa mampu memahami persiapan lokasi rumah walet dengan penuh percaya diri.

2. Melalui kegiatan mencoba siswa mampu menyiapkan lokasi rumah walet dengan cermat, teliti dan penuh tanggung jawab.

Rumah walet adalah sebuah bangunan (atau gua) yang dipakai oleh burung walet untuk berlindung dan berkembang biak. Walet membutuhkan tempat yang gelap, seperti halnya gua-gua alam atau bangunan-bangunan kuno yang tak terawat ataupun bangunan yang sengaja dibuat manusia agar ditempati walet, sebagai tempat tinggal untuk berlindung dan membuat sarang. Sarang walet inilah yang diinginkan oleh pendiri atau pengusaha rumah walet. Sarang walet mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk diperjualbelikan.

Pendiri rumah walet tidak segan mengeluarkan biaya cukup banyak untuk membangun rumah walet, tentu dengan harapan akan banyak walet yang tidak hanya sekedar singgah, namun tertarik berkembangbiak membuat sarang dalam rumah yang didirikannya.

Seperti apakah bangunan yang disenangi walet untuk bersarang? Faktor-faktor yang mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah adanya kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat walet mencari makan. Pada waktu tertentu, walet harus selalu keluar dari rumahnya untuk mencari makanan berupa serangga-serangga kecil.

Berdasarkan hal-hal tersebut, rumah walet dapat berupa gedung kuno maupun gedung baru yang kondisi ruangannya disesuaikan untuk mendekati ruangan yang dibutuhkan walet untuk bertempat tinggal, yaitu sebagai berikut:

1. Lokasi rumah walet

Rumah walet harus berada pada lokasi yang memiliki populasi walet yang cukup besar, atau berada pada lintasan walet atau bisa juga pada daerah perburuan makanan walet.

Lingkungan daratan yang banyak dihuni serangga adalah daratan yang ditumbuhi banyak tanaman seperti pepohonan, rumput-rumputan dan semak-semak, baik berupa ladang, persemakan, lapangan rumput maupun berupa perkebunan dan hutan. Serangga makanan walet banyak pula terdapat di perairan berupa danau, rawa-rawa atau sungai.

Sebaliknya, lokasi rumah walet tidak terlalu dekat dengan keramaian kota dan kawasan

(35)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 35 industri. Lokasi keramaian kota dan kawasan industri mempunyai karakteristik banyak

polusi yang mengganggu kenyamanan walet, seperti suara bising yang dikeluarkan klakson kendaraan, pengeras suara, gemuruh pabrik dan sebagainya. Polusi gas dapat

mengganggu kehidupan serangga kecil yang menjadi makanan walet. Demikian pula dengan polusi limbah cair pabrik dan insektisida berlebihan.

2. Kondisi Rumah walet a. Penerangan

Ruangan tempat tinggal walet harus remang-remang sampai gelap. Pencahayaan di ruang bangunan biasanya tidak lebih dari 10 lux pada siang hari. Keadaan remang- remang dalam rumah walet, antara lain dipengaruhi oleh ukuran pintu, luas dan tinggi ruangan serta warna dinding.

b. Ketenangan

Walet membutuhkan suasana ruangan yang tenang dan tidak ada kejutan-kejutan suara yang keras. Suara-suara yang mengganggu dapat mengakibatkan walet stress dan tidak betah tinggal di tempat tersebut. Suara-suara yang timbul dalam rumah walet sebaiknya tidak lebih dari 20 desibel (sekitar sama dengan suara yang ditimbulkan dari pembicaraan pelan-pelan).

c. Suhu udara

Walet membutuhkan suhu ruangan sekitar 260C - 290C.

d. Kelembaban udara

Walet membutuhkan kelembaban udara ruangan sekitar 75%-95%.

C. Rangkuman

Faktor-faktor yang mempengaruhi selera walet untuk bersarang dalam suatu bangunan adalah adanya kelembaban yang tinggi, keadaaan yang cukup gelap sampai gelap gulita, temperatur memadai dan lingkungan yang tenang serta lokasinya berdekatan dengan daerah tempat walet mencari makan.

(36)

BELAJAR ONLINE –NANI RIANI, S.Pt –Direktorat SMK RI Page 36

Referensi

Dokumen terkait