• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia (Central Java)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Analisis Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia (Central Java)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia (Central Java)

Nopi Diatmikawati1., Kamala Santhi2., Jungyi Amrita3., Putri Maharai4., Anggita Rahmayani5.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa Jurusan Manajemen

Abstrak

This paper discussed the supply chain management solutions at PT Coca Cola Bottling Indonesia with an evaluation of supply chain management of Coca Cola, where supply chain management is a concept or mechanism to increase the total productivity of companies in the supply chain through optimization of the time, location and quantity of flow materials from raw materials into semi-finished products and finished products. Supply Chain Management is not only about the relationship with the supplier but also the link between the company and consumers. By knowing the value of the performance of supply chainnya the company can improve the effectiveness and productivity of the organization to achieve organizational goals is to win the competition, and increase corporate profits. In such measurements should be made an integrated framework and must comply with the conditions of the studied companies.

Kata kunci: Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)

PENDAHULUAN

Berpacu pada meningkatnya kebutuhan konsumsi dalam bidang minuman khususnya soft drink, banyak merk soft drink yang bersaing ketat di pasaran. Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa atau pemanis seperti gula (Makasudede, 1953). Soft drink terdiri dari sugar-sweetened soft drink dan non-sugar soft drink. Sugar-sweetened soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari gula, sedangkan non- sugar soft drink merupakan soft drink dengan zat pemanis yang berasal dari

pemanis buatan (Australian Beverages Council, 2004). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat disertai dengan perubahan pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa minuman ringan adalah suatu kebutuhan yang penting. Hal tersebut mendorong banyak pihak untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan.

Dengan adanya fenomena tersebut menimbulkan persaingan pasar yang semakin ketat serta tingginya persaingan dalam idustri distributor. Dalam

(2)

meminimalisir kerugian akibat persaingan, perusahaan dapat meningkatkan teknologi dalam perusahaan, seperti pemasaran, kualitas pelayanan serta kegiatan operasional perusahaan yang dapat dilakukan secara efektif dan efisien.

Tentunya setiap perusahaan minuman ringan tersebut ingin memberikan kepuasan terhadap konsumennya. Seperti halnya salah satu perusahaan minuman ringan PT Coca-Cola (The Coca Cola Campany) yang selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen dengan mengutamakan kualitas produknya.

The Coca-Cola Company merupakan salah satu perusahaan multinasional yang berasal dari Amerika Serikat. Pereusahaan ini bergerak di bidang minuman termasuk pabrikan, pengecer, serta pemasar konsentrat minuman non alkohol dan sirup di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Produk utama yang terkenal dari perusahaan ini adalah minuman Coca-Cola yang formulanya ditemukan oleh seorang ahli farmasi John Stith Pemberton (1886) di Columbus, Georgia Amerika Serikat. Formula dan merek Coca-Cola dibeli oleh Asa Griggs Candler (30 Desember 1851- 12 Maret 1929) yang mendirikan perusahaan The Coca-Cola Company pada tahun 1892. The Coca-Cola Campany menjalankan sistem waralaba perusahaan untuk distribusinya sejak tahun 1889. Perusahaan ini hanya

memproduksi minuman sirup konsentrat yang kemudian dijual ke berbagai perusahaan pembotolan di seluruh dunia yang diberikan hak pemasaran dan penjualan eksklusif.

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 serta diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Mulai tahun 1960 berbagai produk The Coca-Cola Company telah diperkenalkan ke pasar Indonesia. Pada tahun 2000, 10 operasi pembotolan dikonsolidasikan di bawah naungan Coca- Cola Amatil Indonesia. Dalam memasarkan produk Coca-Cola Company bekerjasama dengan beberapa agen untuk mendistribusikan ke konsumen akhir. Alur pengiriman produk Coca-Cola dimulai dari pabrik, distributor, agen, serta sampai pada konsumen akhir. Jika terdapat kenaikan harga terhadap suatu produk dari pabrik dan distributor, tidak ada pemberitahuan atau surat edaran yang ditujukan oleh agen. Dari kenaikan harga produk, agen merasa dirugikan sehingga agen menentukan harga yang cukup tinggi yang akhirnya berdampak pada konsumen. Dalam rantai pasokan sering terjadi ketidakpastian yang merupakan dampak dari kondisi lingkungan bisnis dan persaingan tidak menentu. Untuk memenuhi keinginan konsumen, maka terdapat salah satu unsur utama dalam memudahkan PT Coca-Cola

(3)

memasarkan produknya. Unsur tersebut adalah manajemen rantai pasokan.

Gambar 1.1 Kerangka Manajemen Rantai Pasokan The Coca – Cola Company

Manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management) adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan serta kegiatan yang terlibat dalam mentransformasi bahan mentah menjadi barang jadi (Kindangen et al., 2017). Manajemen rantai pasokan adalah jaringan dalam perusahaan bisnis yang dilibatkan dalam pemindahan material informasi, serta uang sebagai aliran bahan baku. Konsep manajemen rantai pasokan merujuk pada manajemen keseluruhan produksi, distribusi, serta pemasaran dimana konsumen dihadapkan dengan produk yang sesuai dengan keinginannya.

Indicator manajemen rantai pasokan dalam pemasran yaitu pengembangan produk, perencanaan dan pengendalian, produksi, distribusi, serta pembelian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menganalisis manajemen rantai pasokan pada PT. Coca – cola (The Coca – cola Company).

METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Menurut Sugiyono (2015:53) penelitian deskriptif adalah: ”Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang digunakan guna mengetahui keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lainnya (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel independen, karena jika variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel depedent)”.

Sedangkan menurut Mulyana (2008:151) bahwa: “penelitian kualitatif yaitu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu fenomena dengan mendeskripsikan data beserta fakta melalui kata-kata secara menyeluruh terhadap subjek penelitian”.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui rantai pasok (supply chain) adalah dengan cara metode analisis data deskriptif kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan/verivikasi.

Pengiriman Barang dari Pabrik

Konsumen akhir Indikator

Manajemen Rantai Pasokan 1. pengembangan

produk 2. perencanaan dan

pengendalian 3. produksi 4. distribusi 5. pembelian.

Manajemen Rantai Pasokan

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Bahan Baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan suatu produk. Bahan baku akan menunjukan proses terbentuknya suatu produk barang jadi. Dalam suatu perusahaan bahan baku memiliki arti yang penting karena berkaitan langsung dengan proses hingga hasil produksi. Adapun bahan baku yang digunakan PT. Coca- Cola Bottling Indonesia dalam pembuatan minuman ringan ini antara lain:

a) Air. Air diperoleh dari sumber bor dengan kedalaman 100-200meter untuk kemudian diolah sebelum digunakan dalam proses produksi, maupun kebutuhan sehari hari perusahaan. Air diperoleh dari sumur bor yang dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu Treated Water yang digunakan untuk produksi, keperluan air minum kantin, dan kantor. Serta Untreated Water yang digunakan untuk keperluan kamar mandi, pencucian ruangan pekarangan dan lain-lain.

b) Gula. Gula yang digunakan haruslah memenuhi standar yang telah ditetapkan atau gula murni (99,99%) dan bebas dari kotoran.

Kebutuhan gula diperoleh dari australia, thailand dan china. Rata- rata kebutuhan gula yang digunakan

untuk per unit produksi minuman coca cola ialah 203,225 kg.

c) Concentrate. Concentrate berfungsi sebagai bahan pengawet dan pemberi rasa. Rata-rata kebutuhan concentrate per unit produksi yang digunakan untuk minuman coca cola ialah 0,667 tabung (I) dan 0,67 tabung (III).

d) Carbon Dioksida (CO2). Carbon Dioksida (CO2) merupakan bahan baku yang berfungsi sebagai penyegar dan pengawet minuman (Kartika, 2011). Selain itu CO2 juga berfungsi untuk menunjukkan ciri dari Coca-Cila itu sendiri. Rata-rata penggunaan CO2 untuk minuman coca cola ialah 14,26 kg/unit produksi.

2. Bahan Penolong merupakan bahan yang digunakan untuk memenuhi proses produksi yang hanya dimanfaatkan untuk waktu tertentu, seperti misalnya ketika perusahaan ingin meningkatkan efisiensi dalam sebuah produksinya. Bahan penolong dalam memproduksi minuman coca cola antara lain:

a) Kaporit (Ca(Ocl)2) yang digunakan dalam proses pengolahan air, membunuh bakteri (menghambat pertumbuhan mikroorganisme), membilas botol dan sanitasi peralatan.

(5)

b) Asam Sulfat (H2SO4), digunakan untuk membebaskan dan menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air.

c) Filter Aid, berfungsi untuk melapisi filter paper sewaktu proses penyaringan sympel syrup di filter press, memperbesar poripori filter paper sehingga mempermudah filtrasi dan menahan carbon aktif sehingga tidak lolos ke final syrup tank.

d) Karbon Aktif, dgunakan pada pembuatan syrup untuk menjernikan larutan gula dan menghilangkan bau-bau asing.

e) Kerikil, berfungsi sebagai media penyaring pada sand filter dan diproses pengolahan air agar dapat menyaring benda-benda asing yang larut dalam air olahan.

f) Caustik Soda (NaOH), digunakan pada proses pencucian botol pada bottle washer sebagai deterjen.

g) Bahan Kimia Lainnya Misalnya Poly Aluminium Chlorine (PAC), kapur, Cl2, KMnO4.

3. Bahan Tambahan merupakan bahan- bahan yang digunakan untuk meningkatkan mutu kualitas produk yang diproduksi. Bahan tambahan pada proses pembuatan minuman ringan yang terdapat pada PT. Coca-Cola Bottling Indonesia pada umumnya

dibutuhkan pada proses packing, yaitu (Ilmiah et al., 2013):

a) Botol, sebagai bahan pengemas minuman ringan yang dihasilkan oleh PT. Coca-Cola Bottling Indonesia yang siap dipasarkan.

b) Crown Cork (penutup botol), yang digunakan untuk menutup botol minuman ringan.

c) Crate (peti plastik), berfungsi sebagai tempat penyusunan botol- botol dengan kapasitas 24 botol per crate. Crate yang dipakai adalah Full Depth. Crate ini dipakai untuk produk coca-cola, sprite, fanta dan frestea dengan rata-rata kurang lebih dari 1,8- 1,9 kg/buah.

d) Karton, digunakan sebagai tempat pengepakan minuman yang dikemas dalam botol plastik.

4. Mekanisme Pemilihan Pemasok Dalam penyediaan bahan dasar, bahan baku yang utama digunakan dalam proses produksi minuman oleh PT.

Coca Cola Bottling Indonesia adalah:

a) Air. Bahan baku air dapat diperoleh oleh PT. CCBI dari sumur tanah yang di bor (deep well) dengan kedalaman antara 90-100 meter.

Berdasarkan kegunaannya, air yang digunakan untuk proses produksi minuman di PT. Coca Cola Bottling Indonesia

(6)

Central Java dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Raw Water (air mentah) yaitu air yang digunakan untuk keperluan diluar produksi.

2. Treated Water (air jadi) yaitu air yang sudah diolah dan diproses yang sudah memenuhi standar untuk didistribusikan ke proses produksi sebagai bahan baku utama pembuatan minuman di PT. Coca Cola Bottling IndonesiaCentral Java.

3. Soft Water (air lunak) merupakan air yang telah dilunakkan sehingga sedikit sekali mengandung kalsium karbonat (CaCO3) sebagai zat pembentuk kesadahan sementara yang akan mengurai bila dipanaskan untuk mengendapkan kalsium atau magnesium karbonat.

4. Air lunak dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Chlorinated soft water, yaitu air lunak yang telah ditambah klorin Ca(OCl)2.

Air lunak dengan klorin digunakan untuk pencucian botol (washing).

2. Non chlorinated soft water yaitu air lunak yang tidak ditambah klorin. Air unak

tanpa klorin yang digunakan untuk pemanasa n (steam boiler).

b) Gula Murni. Seperti yang kita ketahui bahwa bahan dasar pembuatan sirup adalah gula dan konsentrat. Gula digunakan sebagai pemberi rasa manis dan konsentrat digunakan sebagai penentu rasa minuman. Gula untuk produksi diperoleh dari luar negeri serta dalam negeri yaitu dari Denmark, Inggris dan Lampung. Supplier (pemasok gula) yang masih aktif antara lain:

PT. AJM (Arindo Jaya Mandiri), dan manufacture dari Danisco Denmark.

Sebelum gula diterima, harus selalu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan. Standar yang digunakan meliputi kondisi kemasan pada gula (baik dan utuh), kenampakan (kristal putih/granular), kekeruhan, bebas dari rasa dan bau asing, serta warna max 35 RBU/Range Base Unit. Gula akan dibeli jika sesuai dengan standar dan kemudian disimpan dalam gudang yang disusun dalam palet (1 palet = 25 sak).

c) Konsentrat, merupakan bahan yang digunakan untuk memberikan rasa, aroma, pewarna, serta pengawet pada minuman coca cola.

(7)

Konsentrat itu sendiri berbentuk bubuk (untuk pengawet), liquid (untuk pewarna dan aroma). Proses pembuatan konsentrat dilakukan di Coca Cola Indonesia (CCI) Cilangkap, bahan baku dibuat di Atlanta dan disimpan dalam gudang dengan suhu rendah (<5oC).

d) Karbondioksida (CO2) yang digunakan dalam pembuatan minuman berkarbonasi umumnya berbentuk cair. CO2 berfungsi sebagai pengawet, penyegar, dan memperkuat rasa. Supplier CO2 untuk produksi PT. Coca Cola diantaranya ialah: PT. Malindo, PT PAN Gas, dan PT. SAMATOR.

5. Kriteria – Kriteria dalam Pemilihan Pemasok

Penilaian dan pemilihan pemasok merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelian barang/jasa bagi suatu perusahaan. Pemilihan pemasok tidak cukup hanya memperhatikan seberapa murah harga yang ditawarkan pemasok.

Oleh karena itu PT Coca-Cola Bottling Indonesia dalam evaluasi dan seleksi terhadap para calon pemasok, haruslah memperhatikan kriteria-kriteria yang bersangkutan seperti:

a. Pencarian Pemasok

Pada tahap ini, PT Coca-Cola Bottling Indonesia berusaha mengidentifikasi pemasok yang

paling sesuai. PT Coca Cola Bottling Indonesia dapat meneliti daftar perusahaan, melakukan pencarian pemasok yang ada.

b. Permintaan Pengajuan Proposal PT Coca-Cola Bottling Indonesia akan mengundang pemasok yang memenuhi syarat supaya mengajukan proposal. PT Coca- Cola Bottling Indonesia akan menuntut proposal tertulis yang rinci dari tiap-tiap pemasok yang memenuhi syarat. Setelah mengevaluasi proposal tersebut dan memperoleh kandidat, PT Coca- Cola Bottling Indonesia akan menghapus beberapa pemasok yang dianggap tidak memenuhi kualifikasi, dan mengundang pemasok yang tersisa untuk melakukan presentasi resmi.

c. Pemilihan Pemasok

a) Sebelum memilih pemasok, pusat pembelian akan membuat spesifikasi sejumlah atribut pemasok yang diinginkan dan

menetapkan tingkat

kepentingan relative atribut tersebut. Pusat pembelian kemudian menilai pemasok berdasarkan atribut-atribut itu dan mengidentifikasi pemasok yang paling menarik.

(8)

d. Spesifikasi Rutinitas Pesanan Setelah memilih para pemasok, PT Coca Cola Bottling Indonesia tersebut merundingkan pesanan akhir, merinci spesifikasi teknis, jumlah yang dibutuhkan, waktu penyerahan yang diharapkan, kebijakan pengembalian, garansi dan seterusnya.

e. Penilaian Kinerja

PT Coca-Cola Bottling Indonesia secara periodik mengkaji ulang kinerja pemasok yang dipilih. Ada tiga metode yang biasanya digunakan. PT Coca-Cola Bottling Indonesia tersebut dapat menghubungi pemakai akhir dan menanyakan evaluasi mereka, PT Coca-Cola Bottling Indonesia, dapat memeringkat pemasok berdasarkan beberapa kriteria dengan menggunakan metode nilai tertimbang atau pembeli dapat menjumlahkan biaya kinerja pemasok yang buruk untuk menghasilkan penyesuaian biaya pembelian termasuk harga.

KESIMPULAN

Berpacu pada meningkatnya kebutuhan konsumsi dalam bidang minuman khususnya soft drink, banyak merk soft drink yang bersaing ketat di pasaran. Soft drink merupakan minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa atau pemanis seperti gula (Makasudede, 1953). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat disertai dengan perubahan pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa minuman ringan adalah suatu kebutuhan yang penting. Hal tersebut mendorong banyak pihak untuk memanfaatkan peluang pasar yang ada dengan mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan. Seperti halnya salah satu perusahaan minuman ringan PT Coca-Cola yang selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada konsumen dengan mengutamakan kualitas produknya.

The Coca-Cola Company merupakan salah satu perusahaan multinasional yang berasal dari Amerika Serikat. Pereusahaan ini bergerak di bidang minuman termasuk pabrikan, pengecer, serta pemasar konsentrat minuman non alkohol dan sirup di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962 serta diproduksi secara lokal sejak tahun 1932. Mulai tahun 1960 berbagai produk The Coca-Cola

(9)

Company telah diperkenalkan ke pasar Indonesia.

Konsep manajemen rantai pasokan merujuk pada manajemen keseluruhan produksi, distribusi, serta pemasaran dimana konsumen dihadapkan dengan produk yang sesuai dengan keinginannya.

Indicator manajemen rantai pasokan dalam pemasran yaitu pengembangan produk, perencanaan dan pengendalian, produksi, distribusi, serta pembelian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui rantai pasok (supply chain) adalah dengan cara metode analisis data deskriptif kualitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verivikasi.

Mekanisme Pemilihan Pemasok Dalam penyediaan bahan dasar, bahan baku yang utama digunakan dalam proses produksi minuman oleh PT. Coca Cola Bottling

Indonesia: air, gula murni,konsetrat, dan karbondioksida. Penilaian dan pemilihan pemasok merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembelian barang/jasa bagi suatu perusahaan antara lain:

pencariaan pemasok, permintaan pengajuan proposal, pemilihan pemasok, Spesifikasi Rutinitas Pesanan, penilaian kinerja.

SARAN

1. Mengingat pentingnya pengolahan air untuk kegiatan proses produksi, membutuhkan perawatan pada water treatment yang teratur dan penanganan yang cepat, tepat dan cermat.

2. perlu diupayakan melakukan peremajaan terhadap mesin dan peralatan yang digunakan sehingga dapat mengurangi masalah yang ada dan dapat meningkatkan efektivitas produksi.

3. Di dalam pemilihan pemasokan merupakan hal yang sangat penting bagi sebuah perusahan maka dari itu Pt. coca cola botling Indonesia diharapkan mampu dalam memenuhi kriteria- kriteria evaluasi dan seleksi terhadap calon pemasok.

DAFTAR PUSTAKA

Ilmiah, J., Issn, E. I. A. P. dalam P. H. J. pada P. C. C. B. I. M., & ZULIA HANUM Jurnal.

(2013). Sistem Informasi Akuntansi Penuh dalam Penentuan Harga Jual pada PT. Coca Cola Bottling Indonesia Medan ZULIA HANUM. Jurnal Ilmiah Ekonomikawan.

Kartika, Y. (2011). Sistem Rantai Pasok Industri Minuman Softdrink. Jurnal Optimasi Sistem Industri, 10(1), 121. https://doi.org/10.25077/josi.v10.n1.p121-126.2011

Kindangen, P., Debbie Palandeng, I., Ekonomi dan Bisnis, F., & Manajemen Universitas Sam Ratulangi Manado, J. (2017). Analisis Manajemen Rantai Pasokan Spring Bed Pada Pt.

Massindo Sinar Pratama Kota Manado (Analysis Supply Chain Management (Scm) Spring Bed At Pt. Massindo Sinar Pratama Kota Manado). Analisis SCM ……. 901 Jurnal

(10)

EMBA, 5(2), 893–900.

Makasudede, Y. (1953). Bab 2 tinjauan pustaka. 8–45.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait