REPRESENTASI PERAN SEORANG IBU DALAM IKLAN DANCOW VERSI BUNDA TIDAK SEMPURNA TAPI CINTA BUNDA SELALU ADA
(Analisis Model Semiotika Roland Barthes)
Muhammad Rafi Nafis1, Reni Nuraeni 2
1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Indonesia, [email protected]
2 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom, Indonesia, [email protected]
Abstract
The phenomenon of women as mothers who work and educate children has its own challenges. A mother is required to maintain communication with her child and also be professional at work. Mother can be the head of the family who is responsible for the family, by managing all household affairs including children, and this shows the importance of a mother in the family besides the father. Seeing how women as mothers are represented in a media and seeing the progress of a mother's representation, researchers are interested in seeing how mass media such as advertisements on YouTube describe the role of a mother. Advertising through YouTube is more accessible to the general public and in large numbers. In addition, making advertisements on YouTube will be able to be enjoyed by the public for a longer time because the duration of the video is longer than other social media or television. In this study, the researcher used a qualitative research method with a semiotic theory approach of Roland Barthes.The research subject focuses on the representation of the role of a mother in the Dancow advertisement version of Mother Not Perfect But Mother's Love Is Always There. Researchers have divided 8 scenes to identify research problems. The researcher's goal in determining these scenes is to fit the focus of the study. The researcher analyzed 8 scenes of Dancow milk commercials, the version of Mother Is Not Perfect But Mother's Love Is Always There to analyze the representation of a mother's role.
Keywords: Representation, Roland Barthes, Semiotics, Advertising, Communication Abstrak
Fenomena perempuan sebagai ibu yang bekerja dan mendidik anak memiliki tantangan tersendiri. Seorang ibu dituntut untuk menjaga komunikasi dengan anaknya dan juga bersikap profesional dalam bekerja. Ibu dapat menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab atas keluarga, dengan mengatur semua urusan rumah tangga termasuk anak-anak, dan ini menunjukkan pentingnya seorang ibu dalam keluarga selain ayah. Melihat bagaimana perempuan sebagai ibu direpresentasikan dalam sebuah media dan melihat kemajuan representasi seorang ibu, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana media massa seperti iklan di YouTube menggambarkan peran seorang ibu. Iklan melalui YouTube lebih mudah diakses oleh masyarakat luas dan dalam jumlah yang banyak. Selain itu, pembuatan iklan di YouTube akan dapat dinikmati masyarakat dalam waktu yang lebih lama karena durasi videonya lebih lama dibandingkan media sosial atau televisi lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Subyek penelitian berfokus pada representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Peneliti telah membagi 8 scene/adegan untuk mengidentifikasi masalah penelitian. Tujuan peneliti dalam menentukan adegan-adegan tersebut adalah agar sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti menganalisis 8 adegan iklan susu Dancow, versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada untuk menganalisis representasi peran seorang ibu.
Kata kunci: Representasi, Roland Barthes, Semiotika, Iklan, Komunikasi
I. PENDAHULUAN
Ibu dalam keluarga adalah seseorang yang menanggung peran penting. Salah satu peran penting atau utama dari seorang ibu di dalam keluarga adalah mendidik, merawat juga menjadi teladan kepada anak-anaknya. Bahkan, terkadang ibu juga dapat menjadi seseorang yang menyatukan komunikasi keluarga. Fenomena perempuan sebagai seorang ibu yang bekerja dan mendidik anak memiliki tantangan tersendiri. Seorang ibu dituntut untuk tetap menjaga komunikasi dengan anaknya dan juga profesional dalam bekerja. Ibu dapat menjadi kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab kepada keluarga, dengan mengatur segala urusan rumah tangga termasuk anak, dan ini menunjukan pentingnya seorang ibu di dalam keluarga selain ayah (Febriyanti et al., 2019:108).
Sejalan dengan perkembangan zaman, peran ibu atau perempuan semakin massif didalam media, terutama iklan.
Ide terkait kehidupan perempuan sebagai ibu dalam media selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas (Mudafiuddin, 2020:2). Menurut (Thadi, 2014:28) Representasi perempuan dalam produk media massa seringkali ditampilkan sebagai orang yang pasif, lemah lembut, dan tidak tegas. distorsi seperti ini akhirnya menormalisasi dan melestarikan ketimpangan yang ada. Secara umum media jarang memperhatikan isu-isu penting kepada perempuan, seperti kegiatan gerakan perempuan, kepemimpinan politik perempuan, juga sumbangsih sosial perempuan yang diberikan kepada masyarakat. Dahulu, perempuan sebagai ibu seringkali direpresentasikan hanya dapat berperan dalam hal seputar rumah tangganya saja seperti membimbing anak, mengasuh anak, serta bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan rumah tangganya (Nafriandi, 2016:61). Peran sendiri menurut Soerjono Soekanto diartikan sebagai status, saat seseorang menjalankan hak dan kewajiban bertemu dengan posisi dan kedudukannya, maka orang itu dapat disebut sedang menjalankan perannya, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan (Soekanto, 2013:212-213).
Dalam hal lain, majunya perkembangan zaman sebanding dengan tanda dan simbol terhadap representasi seorang ibu melalui media massa. Semakin berkembangnya zaman semakin luas pula informasi yang memiliki simbol maupun makna tertentu yang direpresentasikan dalam media massa. Melihat bagaimana perempuan sebagai seorang ibu direpresentasikan dalam suatu media dan mempertimbangkan kemajuan representasi seorang ibu dalam dunia umum, maka peneliti tertarik melihat bagaimana media massa seperti iklan di youtube menggambarkan peran seorang ibu.
Iklan susu adalah iklan yang menarik peneliti dalam penelitian ini, karena berkaitan dengan peranan seorang ibu. Iklan tersebut adalah iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Iklan ini ditayangkan melalui youtube yang diunggah pada 18 Desember 2020.
Gambar 1. Iklan Dancow versi “Bunda tidak sempurna, tapi cinta bunda selalu ada” (Sumber: youtube.com) Adapun alasan peneliti memilih iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada adalah karena representasi perempuan sebagai seorang ibu secara kuantitas dalam media massa secara keseluruhan masihlah minim. Menurut riset Global Media Monitoring Project pada tahun 2015 mengatakan bahwa perempuan hanya mengisi 24% dari total konten pemberitaan di media. sementara di Indonesia sendiri angkanya lebih sedikit, yaitu 11%. Sedikitnya kualitas dan kuantitas konten perempuan di media yang bias gender menunjukkan adanya suatu masalah yang lebih mengakar, yakni minimnya kuasa perempuan dalam memproduksi pesan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Wijaya, 2013:10) yang menunjukan adanya bias gender dalam iklan yaitu konstruksi
sosial yang membawa perempuan menuju kepada karakter tradisional dalam lingkup modern. Secara visual, iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada menampilkan seorang ibu yang aktif, mandiri dan kuat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Karena itu peneliti mengambil konsep peran seorang ibu yang direpresentasikan dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang tayang di youtube dan akan dianalisis dengan semiotika dari teori Roland Barthes
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi
“Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada” yang akan dianalisis dengan model semiotika Roland Barthes menggunakan tahapan denotasi, konotasi, dan mitos.
II. TINJAUAN LITERATUR Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah metode komunikasi yang menggunakan media untuk menyalurkan pesannya secara masal, luas, dan menghasilkan efek (Liliweri, 2011:874)
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah suatu cara untuk menyatakan pikiran, makna dan suatu perasaan (Mulyana, 2017:261).
Komunikasi Nonverbal
Menurut Larry A Samovar dalam (Mulyana, 2017:343) komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan semua rangsangan kecuali rangsangan verbal, atau peristiwa komunikasi yang mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja.
Sinematografi
Sinematografi adalah suatu tindakan atau teknik yang digunakan kamera terhadap objek yang siap diambil. Dalam melakukan teknik sinematografi cameraman tidak hanya merekam video saja, tetapi ia harus mengontrol dan juga mengatur bagaimana video tersebut diambil agar hasilnya terlihat bagus (Pratista, 2008:89).
Latar (Setting)
Selain teknik pengambilan gambar, sineas juga harus memperhatikan latar dari sebuah gambar yang diambil, setting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu, set studio, shot on location dan set virtual (Pratista, 2008:62)
Ekspresi
Menurut (Ramdani, 2015:27)ada dua jenis ekspresi wajah, yakni makro dan mikro. ekspresi makro adalah eskpresi wajah yang mudah dilihat dan diamati, sedangkan ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang secara tidak sadar muncul. Ekspresi juga memiliki banyak karakter diantaranya (Ramdani, 2015:27-31)
Dialog
Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang dipakai oleh pemeran dalam suatu cerita, dalam hak ini menggunkan komunikasi verbal yang mengacu pada penggunaan lisan menggunakan bahasa (Pratista, 2008:150)
Warna
Warna adalah unsur yang berpengaruh terhadap estetika gambar atau video, mempengaruhi penglihatan hinhha dapat memunculkan perasaan haru, sedih, senang, semangat, dan lainnya (Kusrianto, 2007:46)
Iklan
Definisi yang paling singkat di kemukakan oleh (Kasali, 2011:9) “Periklanan adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual”.
Representasi
Menurut Chris Baker dalam (Mulyana, 2014:97) Representasi adalah konstruksi sosial yang harus di ekplorasi atau digali untuk membentuk makna, dan menghendaki penyelidikan bagaimana cara menghasilkan makna pada berbagai konteks, dan representasi mempunyai materialitas tertentu, dapat diproduksi, digunakan, dipahami, dan ditampilkan dalam konteks sosial tertentu.
Peran Ibu
Dalam (Zahrok & Suarmini, 2018:64) peran ibu juga sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu.
Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63).Dalam penelitiannya Roland Barthes memaparkan tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif konotatif, dan mitos.
Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dijelaskan representasi peran ibu dalam iklan Dancow menggunakan kerangka pikir.
Adapun gambar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut:
Gambar 2. Kerangka Pemikiran (Sumber: olahan peneliti)
III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Menurut (Sugiyono, 2013:8) metode penelitian kualitatif biasa disebut dengan metode naturalistic karena metode penelitiannya digunakan pada kondisi objek yang alamiah, objek alamiah diartikan sebagai ojek yang berjalan dan berkembang dengan apa adanya.
Subjek penelitian memfokuskan kepada representasi peran seorang ibu dalam iklan dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada.
Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang di tayangkan di Youtube.
Teknik analisis data di penelitian ini akan dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Melihat dan mengamati iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tetapi Cinta Bunda Selalu Ada melalui Youtube.
2. Mengamati dan mencari tanda tanda yang menggambarkan representasi peran seorang ibu dalam iklan susu Dancow Bunda Tidak Sempurna Tetapi Cinta Bunda Selalu Ada.
3. Menganalisis tanda-tanda tersebut menggunakan analissi semitoika Roland Barthes dengan mencari makna denotasi, konotasi, dan mitos.
4. Menarik kesimpulan dari data-data yang diperoleh.
Pada penelitian ini teknik yang digunakan menggunakan teknik triangulasi untuk menguji keabsahan data. Teknik triangulasi adalah Teknik yang bersifat menggabungkan data daru sumber data yang sudah ada (Sugiyono, 2013:241).
Di penelitian ini teknik triangulasi yang dipakai adalah triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data agar data yang dihasilkan bisa lebih valid.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti telah menentukan 8 adegan / scene untuk mengidentifikasi masalah penelitian. Tujuan peneliti menentukan adegan-adegan tersebut adalah agar sesuai dengan fokus penelitian yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada 8 adegan yang telah ditentukan tersebut, peneliti hanya memfokuskan kepada tanda dan makna yang merepresentasikan peran seorang ibu dalam iklan susu Dancow, 8 adegan tersebut dianalisis dengan denotasi dan konotasi, kemudian dari denotasi dan konotasi tersebut akan menghasilkan mitos yang akan dibahas sebagai keseluruhan iklan.
Advertising adalah bagian dari proses komunikasi massa yang berhubungan dengan sponsor, pemasang iklan atau pengiklan harus membayar jasa ke media massa untuk menyiarkan iklan, misalnya menyiarkan iklan di program televisi, radio, atau internet (Suhandang, 2010:13) dalam iklan ini peneliti memfokuskan pada peranan seorang ibu yang direpresentasikan melalui tokoh tokoh yang ada didalam iklan.
Iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada adalah media periklanan yang berhasil menghasilkan sebuah representasi kepada peneliti, dalam hal ini iklan tersebut merepresentasikan peran seorang ibu.
Untuk menganalisis representasi peran seorang ibu dalam iklan susu Dancow tersebut, peneliti menggunakan semiotika milik Roland Barthes melalui pemaknaan denotasi, konotasi, dan juga mitos.
Menurut Chris Baker dalam (Mulyana, 2014:97) Representasi adalah konstruksi sosial yang harus di ekplorasi atau digali untuk membentuk makna, dan menghendaki penyelidikan bagaimana cara menghasilkan makna pada berbagai konteks, dan representasi mempunyai materialitas tertentu, dapat diproduksi, digunakan, dipahami, dan ditampilkan dalam konteks sosial tertentu.
Dalam semiotika Roland Barthes terdapat tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif, konotatif, dan mitos. Secara singkat, denotatif menjelaskan makna yang terlihat dengan jelas dan nyata, konotatif menjelaskan makna yang tersembunyi dari suatu tanda, atau bisa dikatakan tanda yang tersirat, sedangkan mitos adalah sesuatu yang hadir dan berkembang di dalam pikiran masyarakat itu sendiri, jadi masyarakat menafsirkan atau mengartikannya dengan cara memperhatikan dan memaknai dari apa yang terlihat secara nyata (denotatif) dan memaknai tanda apa yang tersirat (konotasi).
Artinya dalam setiap 8 adegan yang sudah dibagi, denotasinya menggambarkan semua yang terlihat pada adegan itu sendiri, seperti anak-anak mengenakan baju bewarna kuning dan krem, menggunakan teknik pengambilan gambar paling banyak dengan medium shot dan medium close up, selain itu memperlihatkan tokoh dengan ekspresi bahagia dan juga dialog dialog yang diucapkan oleh ibu ataupun anak-anaknya.
Sedangkan konotasinya adalah maksud tersirat dari denotasi yang telah dianalisis tersebut. Contohnya warna baju yang dikenakan anak-anak berwarna kuning dan krem, dalam kajian pustaka bab 2 warna kuning memiliki arti ceria, energik dan krem melambangkan kelembutan, maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa baju berwarna terang dan lembut ini menandakan bahwa anak-anak masih duduk di bangku sekolah dasar ataupun TK, selanjutnya teknik medium shot dan medium close up paling banyak dilakukan dengan tujuan mempebanyak detail-detail ekspresi dan suatu objek, dan ekspresi bahagia yang diperlihatkan melalui senyuman, ketawa hingga dan dialog pemeran juga dimaknai melalui kajian yang telah ada.
Representasi peran seorang ibu dalam iklan susu Dancow ini memperlihatkan seorang ibu yang memiliki dua anak, berperan sebagai orang yang merawat anak, mengurus masalah rumah tangganya sekaligus bekerja sebagai penjual kue.
(Muwarni, 2018) menjelaskan bahwa peran seorang perempuan dalam keluarga (dalam hal ini, sebagai seorang ibu) di tentukan pada sudut pandang bagaimana cara perempuan tersebut dapat mengorganisir dan mengatur bidang
domestik (rumah tangga), yaitu seperti merawat, membesarkan, menjaga, dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya terutama anak.
Pernyataan mengenai peran ibu tersebut direpresentasikan pada iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang dilihat dari tokoh seorang ibu itu sendiri, yang menggambarkan bahwa seorang ibu dapat mengemban segala peran, mulai dari merawat anak, mengurus rumah, hingga bekerja, hal ini dapat dilihat dalam iklaan adegan pertama hingga kedelapan, pada adegan pertama, kedua, kelima, keenam dan kedelapan merepresentasikan peran seorang ibu sebagai perawat anak seperti membantu mengenakan baju kepada anaknya saat hendak sekolah, membuatkan susu, bermain dengan anak-anaknya, dan selalu ada untuk mendampingi anaknya. Pada adegan ketiga, keempat, dan keenam merepresentasikan peran seorang ibu dalam mengurus pekerjaan rumah, seperti memasak dan memperbaiki internet wifi yang rusak yang biasanya hal tersebut dilakukan oleh seorang ayah atau laki- laki. Sedangkan pada adegan pertama, kedua, keenam, dan ketujuh merepresentasikan peran seorang ibu dalam bekerja yaitu berdagang menjual kue.
Selain itu peran seorang ibu dalam iklan ini digambarkan bahwa seorang ibu memiliki hati yang lembut, sabar, dan pemaaaf, hal ini digambarkan pada akhir adegan dimana ibu hanya duduk diam dan pasrah setelah melewati hal-hal sibuk, tetapi saat anak-anak meminta maaf karena baru mulai memahami bahwa peran seorang ibu tidaklah mudah, ibu pun tetap memaafkan anaknya.
Sedangkan mitos yang dihasilkan dari makna denotasi dan konotasi yang ada dalam iklan adalah peran seorang ibu adalah orang yang identik dengan mengurus rumah, merawat anak, membesarkan, menjaga, memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya dan orang yang berhati lembut juga sumber kasih sayang bagi keluarganya. Semua hal tersebut dapat diyakini pada beberapa orang dalam bermasyarakat.
Menurut (Thadi, 2014:28) Representasi perempuan dalam produk media massa seringkali ditampilkan sebagai orang yang pasif, lemah lembut, dan tidak tegas. Tetapi peran ibu dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada ini dipatahkan, hingga dalam penelitian ini hal tersebut dijadikan mitos yang umum (paling banyak diyakini masyarakat) dimana peran seorang ibu tak selalu hanya mengarah pada mengurus rumah, merawat anak, dan digambarkan orang yang harus selalu sabar saja, melainkan peran seorang ibu juga bisa memiliki pekerjaan untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga, ibu digambarkan sebagai seorang pedagang, selain itu ibu juga mengerjakan pekerjaan yang pada umumnya dikerjakaan oleh pria yaitu membenarkan koneksi internet dan ada juga kalanya seorang ibu harus tegas merawat anaknya dalam mengajarkan anaknya untuk dapat memahami situasi tertentu, seperti yang terlihat pada adegan keempat saat ibu secara tegas mengatakan “Terus bunda bisa apa?!”
dimana hal itu mengajarkan kepada anak-anaknya bahwa tidak semua masalah harus bisa diselesaikan saat itu juga, melainkan ada waktunya juga kita untuk memahami situasi dan bersabar.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menganalisis 8 adegan / scenes iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada untuk menganalisis representasi peran seorang ibu. Adegan tersebut dianalisis menggunakan semiotika Roland Barthes melalui makna denotasi, konotasi, dan mitos. Representasi peran seorang ibu dalam iklan susu Dancow melalui denotasinya memperlihatkan seorang ibu yang memiliki dua anak, berperan sebagai orang yang merawat anak, mengurus masalah rumah tangganya sekaligus bekerja sebagai penjual kue. Selanjutnya makna konotasi mengenai representasi peran seorang ibu yang terdapat dalam iklan Dancow tersebut, ibu digambarkan sebagai seseorang yang bisa mengemban segala peran, mulai dari merawat anak, mengurus rumah, hingga bekerja. Sedangkan mitos umum yang paling banyak diyakini oleh mayoritas masyarakat yaitu seorang ibu merupakan orang yang identik dengan mengurus rumah, merawat anak, membesarkan, menjaga, memberikan perlindungan kepada anggota keluarganya dan orang yang berhati lembut juga sumber kasih sayang bagi keluarganya.
Saran -Akademis
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengkaji dan menganalisis iklan-iklan produksi Indonesia, terutama iklan yang menampilkan atau menceritakan kisah seorang ibu karena peran seorang ibu sangatlah penting bagi setiap manusia dan tokohnya begitu erat dengan kehidupan kita semua. Selain itu, penelitian analisis menggunakan semiotika ini bersifat subjektif, maka peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat menggunakan teori semiotika yang berbeda dan platform yang berbeda agar iklan mengenai ibu ini dapat dikaji dengan cara yang beragam.
-Praktis
Bagi sutradara iklan atau production house, diharapkan untuk lebih memperbanyak iklan-iklan yang menampilkan unsur bercerita (storytelling), dan juga mengangkat cerita yang berkaitan dengan seorang ibu, agar sosok seorang ibu akan selalu dihargai dan dicintai.
REFERENSI
Febriyanti, D., Ramdhani, M., & Lubis, F. M. (2019). Representasi peran Ibu dalam film Ibu Maafkan Aku. ProTVF, 3(1), 108. https://doi.org/10.24198/ptvf.v4i1.24193
Kasali, R. (2011). Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Andi Offset.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Kencana.
Mudafiuddin, B. (2020). Representasi Peran Ibu Dalam Iklan (Analisis Semiotika Pada Iklan Bertema Hari Ibu).
Jurnal Common, 4(1), 2. https://doi.org/https://doi.org/10.34010/common
Mulyana, D. (2014). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (18th ed.). PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, D. (2017). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (21st ed.). PT. Remaja Rosdakarya.
Muwarni, E. (2018). Domestika Perempuan dalam Iklan Produk Perawatan Produk dan Anak. Social Polites, 5, 2.
Nafriandi. (2016). Perempuan Di Ruang Publik Dalam Persfektif Hadis. VI(1), 61.
Pratista, H. (2008). Memahami Film. Homerian Pustaka.
Ramdani, Z. P. (2015). Gesture: Mengungkap Makna Di Balik Bahasa Tubuh Orang Lain Dari Mikroekspresi Hingga Makroekspresi. Hafamira.
Sobur, A. (2013). Semiotika Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya.
Soekanto, S. (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Alfabeta.
Suhandang, K. (2010). Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Nuansa.
Thadi, R. (2014). Citra Perempuan dalam Media. Jurnal Ilmiah Syi’ar, Vol. 14(1), 28.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29300/syr.v14i1.1423
Wijaya, P. M. (2013). Representasi Perempuan Pada Iklan Televisi Dancow Calcium Plus Versi More Than A Woman.
Jurnal Desain Komunikasi Visual Adiwarna, 1(2), 10.
Zahrok, S., & Suarmini, N. W. (2018). Peran Perempuan Dalam Keluarga. IPTEK Journal of Proceedings Series, 5, 64. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4422