• Tidak ada hasil yang ditemukan

REPRESENTASI PERAN SEORANG IBU DALAM IKLAN DANCOW VERSI BUNDA TIDAK SEMPURNA TAPI CINTA BUNDA SELALU ADA. (Analisis Model Semiotika Roland Barthes)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REPRESENTASI PERAN SEORANG IBU DALAM IKLAN DANCOW VERSI BUNDA TIDAK SEMPURNA TAPI CINTA BUNDA SELALU ADA. (Analisis Model Semiotika Roland Barthes)"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

REPRESENTASI PERAN SEORANG IBU DALAM IKLAN DANCOW VERSI BUNDA TIDAK SEMPURNA TAPI CINTA BUNDA SELALU ADA

(Analisis Model Semiotika Roland Barthes)

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

Program Studi Ilmu Komunikasi

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

ii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 8

1.3 Identifikasi Masalah ... 8

1.4 Tujuan Penelitian ... 8

1.5 Kegunaan Penelitian ... 8

1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 8

1.5.2 Kegunaan Praktis ... 9

1.6 Waktu dan Periode Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Pustaka ... 10

2.1.1 Komunikasi Massa ... 10

2.1.2 Komunikasi Verbal ... 11

2.1.3 Komunikasi Nonverbal ... 12

2.1.4 Sinematografi ... 13

2.1.4.1 Latar (Setting) ... 14

2.1.4.2 Ekspresi ... 15

2.1.4.3 Dialog ... 16

2.1.4.4 Warna ... 16

2.1.5 Iklan... 18

2.1.6 Representasi ... 19

2.1.7 Peran Ibu ... 21

(3)

iii

2.1.8 Semiotika ... 21

2.1.9 Semiotika Roland Barthes ... 22

2.2 Penelitian Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Pemikiran ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

3.1 Paradigma Penelitian ... 36

3.2 Metode Penelitian ... 36

3.3 Subjek Penelitian ... 37

3.4 Objek Penelitian ... 37

3.5 Definisi Konsep ... 37

3.6 Unit Analisis Penelitian ... 38

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.7.1 Data Primer ... 42

3.7.2 Data Sekunder ... 42

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

3.9 Teknik Keabsahan Data ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

LAMPIRAN ... 48

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Data media massa yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.

... 3 Gambar 1.2 Data media sosial terpopuler di Indonesia 2020-2021 ... 4 Gambar 1.3 Iklan Dancow versi “Bunda tidak sempurna, tapi cinta bunda selalu ada”

... 6

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Penghargaan Brand Susu dengan Penjualan Terbanyak dan Terbaik . 5

Tabel 1.2 Waktu dan Perencanaan Penelitian ... 9

Tabel 2.1 Peta Roland Barthes ... 23

Tabel 2.2 Karya Ilmiah ... 25

Tabel 2.3 Jurnal Nasional ... 28

Tabel 2.4 Jurnal Internasional ... 30

Tabel 2.5 Kerangka Pemikiran ... 34

Tabel 3.1 Unit Analisis Penelitian ... 39

(6)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Unit Analisis Data ... 48 Lampiran 2 Ithenticate ... 52

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ibu dalam keluarga adalah seseorang yang menanggung peran penting. Salah satu peran penting atau utama dari seorang ibu di dalam keluarga adalah mendidik, merawat juga menjadi teladan kepada anak-anaknya. Bahkan, terkadang ibu juga dapat menjadi seseorang yang menyatukan komunikasi keluarga, misalnya komunikasi antara seorang anak kepada ayahnya maupun sebaliknya. Selain itu, ibu juga mempunyai peran ganda selain tugas utamanya sebagai pengurus rumah tangga, yakni membantu perekonomian keluarga dengan bekerja, baik bekerja dari kantor maupun dari rumah. Ibu yang bekerja serta mengurus anak dan keluarga bukan lagi hal yang baru yang bisa kita temukan di kalangan masyarakat. Contohnya peran seorang ibu yang serba bisa dalam melaksanan segala hal atau menjalankan peran ganda, sekalipun tidak adanya seorang ayah, ibu mampu bertanggung jawab atas segala kebutuhan anak anaknya.

Fenomena perempuan sebagai seorang ibu yang bekerja dan mendidik anak memiliki tantangan tersendiri. Dimana seorang ibu dituntut untuk tetap menjaga komunikasi dengan anaknya dan juga profesional dalam bekerja. Ibu dapat menjadi kepala keluarga yang memiliki tanggung jawab kepada keluarga, dengan mengatur segala urusan rumah tangga termasuk anak, dan ini menunjukan pentingnya seorang ibu di dalam keluarga selain ayah (Febriyanti et al., 2019:108). Secara umum dibandingkan dengan ayah, ibu memiliki kedekatan dan menghabiskan waktu yang lebih banyak dengan anaknya, dan dalam memberikan pola pengasuhan yang tepat, bisa menjadikan dampak yang baik kepada anak, salah satu nya dapat membentuk karakter anak (Maulati & Prasetio, 2017:2110).

Sejalan dengan perkembangan zaman, peran ibu atau perempuan semakin massif didalam media, terutama iklan. Ide terkait kehidupan perempuan sebagai ibu dalam media selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas (Mudafiuddin, 2020:2).

Dalam media, kehadiran perempuan seringkali diposisikan sebagai seseorang yang lemah ataupun rendah dan bukan dianggap sebagai subjek yang serius (Muwarni, 2018:2). Selain itu, perempuan yang sudah menikah atau sudah menjadi seorang ibu juga selalu digambarkan sebagai seseorang yang hanya bisa mengurus rumah tangga,

(8)

2

menjaga keluarga dan tidak bisa melakukan pekerjaan lain misalnya berdagang atau bekerja di kantor. Bahkan biasanya seorang ibu hanya dilihat dari kodrat kelahirannya.

Peran perempuan sebagai seorang ibu yang muncul di dalam media berusaha membentuk suatu citra produk menggunakan tanda atau bahasa yang ada pada masyarakat. Menurut (Thadi, 2014:28) Representasi perempuan dalam produk media massa seringkali ditampilkan sebagai orang yang pasif, lemah lembut, dan tidak tegas.

distorsi seperti ini akhirnya menormalisasi dan melestarikan ketimpangan yang ada.

Secara umum media jarang memperhatikan isu-isu penting kepada perempuan, seperti kegiatan gerakan perempuan, kepemimpinan politik perempuan, juga sumbangsih sosial perempuan yang diberikan kepada masyarakat.

Dahulu, perempuan sebagai ibu seringkali direpresentasikan hanya dapat berperan dalam hal seputar rumah tangganya saja seperti membimbing anak, mengasuh anak, serta bertanggung jawab atas kebersihan dan keindahan rumah tangganya (Nafriandi, 2016:61). Menurut (Linton, 1956:114) peran merupakan aspek dinamis dari sebuah kedudukan. Jika seseorang dapat mewujudkan hak dan kewajibannya seimbang dengan kedudukannya maka ia dapat dikatakan sedang menjalankan suatu peranan.

Setiap orang termasuk ibu memiliki peran tersendiri yang berasal dari berbagai bentuk pergaulan dalam lingkungannya. Menurut (Mudafiuddin, 2020:2) dalam hal lain, majunya perkembangan zaman sebanding dengan tanda dan simbol terhadap representasi seorang ibu melalui media massa. Semakin berkembangnya zaman semakin luas pula informasi yang memiliki simbol maupun makna tertentu yang direpresentasikan dalam media massa. Media massa mampu membuat macam-macam hal yang baru bagi para penggunanya, bahkan dalam beberapa keadaan, media juga bisa merubah dan mengarahkan situasi sosial dari masyarakat.

Di era globalisasi dan perkembangan teknologi saat ini, media massa juga berkembang dengan sangat cepat, salah satu contohnya adalah penggunaan internet atau menggunakan media massa secara daring. Dari data per 28 Juni 2021, laporan dari Reuters Institute melalui website databoks, menunjukan mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi berita, lebih dari setengah atau 89% menggunakan media daring (online) atau internet.

(9)

3

Gambar 1.1 Data media massa yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia.

Sumber :https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/28/masyarakat- indonesia-paling-banyak-akses-berita-dari-media-daring .

(Diakses pada 13 Oktober 2021 Pukul 21:36)

Melihat bagaimana perempuan sebagai seorang ibu direpresentasikan dalam suatu media dan mempertimbangkan kemajuan representasi seorang ibu dalam dunia umum, maka peneliti tertarik melihat bagaimana media massa seperti iklan di youtube menggambarkan peran seorang ibu.

Youtube sendiri saat ini masih menjadi media sosial yang paling popular di Indonesia (https://www.beritasatu.com/digital/733355/data-ini-media-sosial-paling- populer-di-indonesia-20202021#gallery, diakses pada 13 Oktober 2021). Kepopuleran youtube ini digunakan oleh perusahaan untuk menjadi media periklanan. Hal ini menjadikan iklan melalui youtube lebih menjangkau masyarakat lebih meluas dan dalam jumlah yang banyak. Selain itu, membuat iklan di youtube akan dapat dinikmati oleh masyarakat secara lebih lama karena durasi video lebih panjang dibanding media sosial lainnya ataupun televisi. mengutip dari beritasatu.com melalui survei yang dilakukan GWI dalam triwulan ketiga 2020. Data media sosial yang digunakan terbanyak adalah youtube.

(10)

4

Gambar 1.2 Data media sosial terpopuler di Indonesia 2020-2021 Sumber:https://www.beritasatu.com/digital/733355/data-ini-media-sosial-paling-

populer-di-indonesia-20202021#gallery (Diakses pada 13 Oktober 2021 pukul 22:28)

Iklan susu adalah iklan yang menarik peneliti dalam penelitian ini, berkaitan dengan peranan seorang ibu, susu merupakan hal yang harus diperhatikan agar dapat terpenuhinya asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang, karena susu sangatlah penting bagi pertumbuhan seorang anak. Hal ini didukung oleh pendapat Nurjanah dalam (Daworis et al., 2021:107) bahwa peran seorang ibu dapat diwujudkan dengan perilaku dan perawatan terhadap anaknya, yaitu dengan cara memilah dan memberikan susu kepada anak. Berdasarkan penelitian (Ida et al., 2015:84) Sebesar 59,7% ibu mengungkapkan bahwa dengan memberikan susu formula terhadap anak tidak memiliki dampak negatif, malah menguntungkan, karena ibu bisa sekaligus bekerja dan melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

Merek susu yang cukup terkenal di Indonesia yaitu Dancow. Melihat penghargaan yang dimiliki Dancow dari Indeks Top Brand Award Indonesia, Dancow berhasil

(11)

5

bertahan menduduki urutan pertama sebagai susu bubuk untuk anak (for kids) dari tahun 2015 hingga 2021.

Brand 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Dancow 49,3

%

54,8 % 50,5 % 48,1 % 44,3 % 43,3 % 38,8 %

Milo 16,0

%

15,0 % 12,9 % 14,88 % 12,6 % 14,4 % 16,5 %

Frisian Flag

10,1

%

10,2 % 8,2 % 11,70 % 16,2 % 16,1 % 13,5 %

Tabel 1.1 Data Penghargaan Brand Susu dengan Penjualan Terbanyak dan Terbaik

Sumber: https://www.topbrand-award.com/en/top-brand-index-int/?tbi_find=dancow (Diakses pada 20 Desember 2021)

Iklan Dancow yang akan peneliti teliti adalah iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Iklan ini ditayangkan melalui youtube, dan hingga saat ini, pada tanggal 13 oktober 2021 mencapai 3.488.378 penonton, yang berarti iklan ini sudah berhasil mengait banyak penonton. Berbagai penonton youtube yang sangat luas mulai dari anak-anak sampai orang dewasa dengan beragam latar belakang sosial yang berbeda, membuat iklan dapat mencapai semua kalangan. Tidak aneh jika suatu iklan seringkali dikemas dari latar belakang kehidupan sehari-hari.

Dancow sendiri mulai dipasarkan pada tahun 1981 dibawah PT Nestle Indonesia dan kini Dancow mulai memasarkannya di media online salah satunya menggunakan media sosial youtube. Tidak jarang iklan yang berlatar belakang keluarga dalam memasarkan produknya menggunakan peran ibu karena secara umum kebutuhan rumah tangga dan urusan anak diurus oleh seorang ibu termasuk dalam memilih susu.

Iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada di youtube menceritakan seorang wanita yang berkerja dari rumah dengan berjualan kue donat sambil mengurus anak-anak yang bersekolah dari rumah (daring) serta harus

(12)

6

mengurus dan menjaga rumah. Perempuan yang digambarkan dalam iklan di youtube tersebut bekerja dalam dua hal sekaligus yakni ibu yang harus mengurus anak dan mengurusi dagangannya secara bersamaan. Konflik yang dihadapai ibu dalam iklan ini adalah karena kesibukannya mengurus anak dan rumah sambil berdagang, ibu lupa berapa jumlah pesananan pelanggannya, secara bersamaan anak-anaknya juga harus sekolah dalam jaringan karena terjadi pandemi. Dalam iklan youtube memperlihatkan ibu yang kewalahan membuatkan kekurangan pesanan kue dan harus mengurus anaknya ditambah lagi koneksi internetnya terputus. Hal ini tentunya membuat anak- anak nya panik karena harus sekolah daring tetapi internetnya mati. Ditengah kericuhan pesanan yang kurang dan anak-anak yang menuntut ibu berbuat lebih untuk membenarkan internet, ibu tersebut tetap harus memberikan kelembutan dan kasih sayang layaknya seorang ibu untuk anaknya. Situasi seperti ini tentunya menuntut ibu untuk lebih sabar menghadapi anak sebagaimana seorang ibu yang dituntut harus serba bisa dalam segala hal.

Iklan ini mendeskripsikan peran seorang ibu yang dituntut untuk bisa semua hal oleh anaknya. Harus bisa bermain apa saja, membenarkan internet, sekaligus berdagang kue, dan dalam iklan ini memberi pelajaran untuk penontonnya bahwa ibu memang tidak sempurna, yang harus serba bisa, tetapi cinta ibu selalu ada untuk anaknya.

Gambar 1.3 Iklan Dancow versi “Bunda tidak sempurna, tapi cinta bunda selalu ada”

Sumber: youtube.com

(13)

7

Adapun alasan peneliti memilih iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada adalah karena representasi perempuan sebagai seorang ibu secara kuantitas dalam media massa secara keseluruhan masihlah minim. Menurut riset Global Media Monitoring Project pada tahun 2015 mengatakan bahwa perempuan hanya mengisi 24% dari total konten pemberitaan di media. sementara di Indonesia sendiri angkanya lebih sedikit, yaitu 11%. Selain itu secara kualitas representasi perempuan menjurus ke identitas feminin tradisional dengan stereotip peran-peran domestik dan non-profesional, Collins dalam Remotivi (2021, April 14).

Sedikitnya kualitas dan kuantitas konten perempuan di media yang bias gender menunjukkan adanya suatu masalah yang lebih mengakar, yakni minimnya kuasa perempuan dalam memproduksi pesan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Wijaya, 2013:10) yang menunjukan adanya bias gender dalam iklan yaitu konstruksi sosial yang membawa perempuan menuju kepada karakter tradisional dalam lingkup modern. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui iklan sebagai produk media massa sering menggunakan simbol dan makna tertentu yang dapat di analisis oleh khalayak.

Secara visual, iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada menampilkan seorang ibu yang aktif, mandiri dan kuat dalam menjalankan aktivitas kesehariannya. Karena itu peneliti mengambil konsep peran seorang ibu yang direpresentasikan dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang tayang di youtube dan akan dianalisis dengan semiotika dari teori Roland Barthes. Semiotika sendiri adalah ilmu yang mendalami tentang tanda, fungsi tanda dan juga produksi makna (Sobur, 2006). Sedangkan semiotika menurut Roland Barthes mengemukakan tiga hal utama, yaitu denotatif, konotatif, dan mitos (Sobur, 2013:69). Denotatif yang menjelaskan makna secara nyata, Konotatif yang menjelaskan makna tersebunyi atau tersirat, sedangkan mitos berkembang dari pikiran dan penafsiran masyarakat atas sesuatu, masyarakat menafsirkan dengan memaknai hubungan antara yang nyata dan terlihat (denotatif) dan suatu yang tersirat dari hal tersebut (konotatif). Oleh karena itu peneliti memilih menggunakan semiotika Roland Barthes dikarenakan penelitian ini akan menganalisis makna atau tanda yang terdapat dalam iklan dengan melihat representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi

“Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada”.

(14)

8 1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan paparan dari latar belakang penelitian, maka peneliti menetapkan pada suatu fokus permasalahan yaitu, bagaimana produk media massa menggambarkan perempuan. Perempuan yang seringkali digambarkan sebagai makhluk lemah yang tidak bisa melakukan banyak hal secara bersamaan dan hanya bergantung pada laki- laki. Peneliti tertarik untuk melihat bagaimana produk media massa seperti iklan dalam merrepresentasikan perempuan. Gambaran perempuan tersebut kemudian akan di analisis dengan menggunakan teori semiotika dari roland Barthes dengan melihat makna denotatif, konotatif dan mitos yang tersembunyi dalam iklan tersebut.

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian di atas maka penelitian akan di kaji dengan model semiotika Roland Barthes menggunakan tahapan denotasi, konotasi dan mitos. Hingga identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi ‘Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada’?”

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi “Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada”

yang akan dianalisis dengan model semiotika Roland Barthes menggunakan tahapan denotasi, konotasi, dan mitos.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1.5.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif untuk perkembangan pengetahuan ilmu komunikasi berkaitan dengan bagaimana menganalisa representasi iklan khususnya dengan menggunakan semiotika Roland Barthes.

(15)

9 1.5.2 Kegunaan Praktis

Secara paraktis penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran, ilmu dan juga bermanfaat untuk penulis selanjutnya di bidang studi semiotika khususnya dalam sebuah iklan, selanjutnya penenitian ini juga bisa memberikan pemahaman tentang representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi

“Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada”.

1.6 Waktu dan Periode Penelitian Uraian

Kegiatan

Periode Bulan

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Diskusi

Tema Menyusun Bab I Revisi Bab I Menyusun Bab II Revisi Bab II Menyusun Bab III Revisi Bab III

Tabel 1.2 Waktu dan Perencanaan Penelitian Sumber: olahan Peneliti

(16)

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah metode komunikasi yang menggunakan media untuk menyalurkan pesannya secara masal, luas, dan menghasilkan efek (Liliweri, 2011:874). Menurut (Suryanto, 2015:157), komunikasi massa adalah proses yang terdapat suatu organisasi yang komplek didalamnya, dengan bantuan media massa untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas, heterogeny, dan menyebar.

Sedangkan Menurut Bittner dalam (Jalaluddin, 2003:188), Komunikasi massa merupakan pesan yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak, atau orang yang banyak. menurut

Definisi komunikasi dibagi menjadi dua diutarakan oleh Joseph A Devito dalam (Ardianto, 2007:6) pertama, komunikasi massa merupakan komunikasi yang akan disampaikan kepada khalayak atau orang yang luar biasa banyak. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang dipancarkan melalui audio dan visual, atau disebut media massa. Media massa sebagai alat untuk menyebarkan pesan atau melakukan komunikasi.

Komunikasi massa juga mempunyai berberapa fungsi yang paparkan oleh Dominick dalam (Ardianto, 2007:14), yaitu:

1. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan penyajian atau penyebaran pesan yang berguna atau dapat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari- hari.

2. Fungsi Penafsiran Media massa bukan hanya memuat fakta dan data, tapi juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

3. Fungsi Pertalian Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang bermacam-macam, hingga membentuk kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Fungsi Penyebaran nilai-nilai Media massa menunjukkan bagaimana mereka berperilaku dan apa yang diharapkan.

(17)

11

5. Fungsi Hiburan Media massa dapat memberikan hiburan yang dikehendaki oleh masyarakat

Dikutip dari buku yang sama, komunikasi massa juga memiliki empat karakteristik yang di kemukakan oleh para ahli seperti Wright dalam (Ardianto, 2007:4) yaitu:

1. Ditujukan kepada massa atau masyarakat yang relatif luas dan besar, bersifat heterogen dan anonim.

2. Pesan diberikan secara terbuka dan umum.

3. Pesan dapat tersebar dalam waktu yang sama dan bersifat singkat atau sekilas (khusus untuk media elektronik).

4. Komunikator cenderung bergerak dalam organisasi yang kompleks sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Dari definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi dalam menyampaikan pesan, ide atau gagasan kepada orang yang sangat banyak, dan komunikasi massa juga memperuntukkan media massa sebagai alat untuk menyebarluaskan pesan itu sendiri. Dalam penelitian ini komunikasi massa sangatlah penting karena penelitian ini menganalisis sebuah iklan, dimana iklan melalui media youtube juga merupakan sebuah komunikasi massa.

2.1.2 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah suatu komunikasi yang disampaikan kepada penerima pesan melalui lisan (oral) maupun tulisan (written), seperti berbincang dengan lawan bicara, menulis pesan singkat atau surat, presentasi ataupun menonton televisi (Mondry, 2008:3). Sedangkan dalam (Mulyana, 2017:261) Komunikasi verbal adalah suatu cara untuk menyatakan pikiran, makna dan suatu perasaan.

Sedangkan menurut (Khoiruddin, 2012:123) Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena komunikasi verbal dilakukan menggunakan lisan maupun tulisan.

Menurut (Khoiruddin, 2012:125) Komunikasi verbal memiliki beberapa karakteristik yang dapat dibedakan dengan komunikasi nonverbal diantaranya:

(18)

12 1. Jelas dan padat

2. Mudah dipahami

3. Dapat bermakna konotatif (pikiran, perasaan, ataupun ide) dan denotatif (makna yang sesungguhnya)

4. Intonasi suara yang mempengaruhi pesan 5. Tempo atau kecepatan bicara

6. Unsur humor

Menurut (Kusumawati, 2016:90) membagi jenis jenis komunikasi verbal dibagi menjadi 2 bagian diantaranya:

1. Berbicara dan menulis

Berbicara adalah menyampaikan pesan menggunakan suara atau vokal seperti presentasi saat rapat atau berbicara dengan orang lain. Sedangkan menulis adalah menyampaikan pesan tanpa menggunakan suara atau vokal, seperti menulis surat.

2. Mendengarkan dan membaca

Mendengarkan adalah suatu yang melibatkan unsur pendengaran seperti mendengarkan, memahami, memperlihatkan dan juga mengingat. Sementara itu, membaca adalah cara untuk memperoleh informasi dari suatu tulisan.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah cara menyampaikan pesan yang dilakukan melalui lisan seperti berbicara atau tulisan seeprti menulis surat. Dalam penelitian ini aspek komunikasi verbal sangat dibutuhkan karena komunikasi verbal terdapat pada iklan yang diteliti.

2.1.3 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan suatu bentuk komunikasi menyampaikan pesan mengggunakan bahasa tubuh (body language) atau menggunakan isyarat, contoh komunikasi nonverbal adalah tersenyum, cemberut, menggelengkan kepala, berjabat tangan atau membuang muka (Mondry, 2008:3).

Blake dan Haroldsen dalam (Gintings, 2008:126) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan menggunakan suara atau simbol-

(19)

13

simbol, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, sentuhan, cara berpakaian, atau sentuhan.

Menurut Larry A Samovar dalam (Mulyana, 2017:343) komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan semua rangsangan kecuali rangsangan verbal, atau peristiwa komunikasi yang mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja.

Komunikasi nonverbal menurut Mark L Knapp dalam (Mulyana, 2017:347) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian atau keadaan diluar kata kata secara lisan maupun tulisan.

Maka dapat disimpulkan jika komunikasi nonverbal adalah bentuk penyampaian pesan yang dilakukan diluar lisan ataupun tulisan. Dalam penelitian ini peneliti juga memakai unsur unsur komunikasi nonverbal yang terdapat dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada untuk diteliti.

2.1.4 Sinematografi

Sinematografi adalah suatu tindakan atau teknik yang digunakan kamera terhadap objek yang siap diambil. Dalam melakukan teknik sinematografi cameraman tidak hanya merekam video saja, tetapi ia harus mengontrol dan juga mengatur bagaimana video tersebut diambil agar hasilnya terlihat bagus (Pratista, 2008:89).

Pengambilan gambar mempunyai beberapa teknik, berikut adalah teknik pengambilan gambar atau shot sizes (ukuran gambar) menggunakan kamera menurut (Pratista, 2008:104-106):

1. Extreme Long Shot

Posisi kamera jauh dari objeknya, jika objeknya adalah manusia, wujud fisik manusia nyari tidak tampak.

2. Long Shot

Pada posisi jarak long shot tubuh fisik manusia lebih jelas daripada extreme long shot, biasanya long shotdigunakan saat pembukaan video.

(20)

14 3. Medium Long Shot

Pada jarak ini, tubuh manusia semakin dekat, fisik terlihat dari bagian lutut hingga ke atas, background video terlihat seimbang dengan fisik manusia.

4. Medium Shot

Pada jarak ini kamera melihatkan bagian fisik dari bagian pinggang hingga kepala, Gerakan dan ekspresi wajah mulai terlihat jelas, fisik manusia mulai terlihat mendominasi.

5. Medium Close Up

Pada jarak ini kamera melihatkan badan manusia dari bagian dada ke atas, tampak fisik manusia semakin menguasai kamera daripada latar belakang, biasanya dilakukan saat adegan berdialog.

6. Close Up

Teknik close up dapat memperlihatkan ekspresi wajah dan gerakan dengan jelas, biasanya teknik ini digunakan untuk adegan berdialog yang intim atau lebih serius.

7. Extreme Close Up

Pada jarak ini, kamera memperlihatkan bagian tubuh atau objek sangat mendetail, seperti bagian mata, telinga, bibir dan sebagainya.

Dalam sinemtografi aspek yang penting lainnya selain cara pengambilan gambar yang baik dan benar, ada juga aspek yang harus diperhatikan, yaitu objek yang diambil, seperti latar (setting), ekpresi objek atau pemeran, dialog pemeran dan juga psikologi warna yang terlihat dalam kamera.

2.1.4.1 Latar (Setting)

Selain teknik pengambilan gambar, sineas juga harus memperhatikan latar dari sebuah gambar yang diambil, setting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu, set studio, shot on location dan set virtual (Pratista, 2008:62) Fungsi latar dibagi menjadi 6, diantaranya adalah (Pratista, 2008:66):

(21)

15 1. Penunjuk Ruang dan Wilayah

Latar yang meyakinkan penonton bahwa semua adegan di film itu benar benar terjadi dilokasi.

2. Penunjuk Waktu

Menunjukan unsur waktu seperti pagi, siang, atau malam, atau musim panas, musim dingin dan lainnya.

3. Penunjuk Status Sosial

Menggambarkan status sosial atau pemeran ceritanya, seperti contoh, pemerintah dalam film akan terlihat berbeda dengan rakyat biasa.

4. Membangun Suasana

Menggambarkan suasana, seperti suasana yang gelap biasanya berkaitan dengan misterius, menakutkan, menegangkan dan sebagainya.

5. Penunjuk Suatu Motif

Sebagai penunjuk simbol atau motif tertentu, seperti misalnya angin kencang dengan petir biasanya menunjukkan kekuatan pemeran dalam cerita.

6. Pendukung Adegan

Property yang digunakan dalam adegan berfungsi aktif dalam mendukung perannya. Misalnya dalam film Modern Times Chaplin beradegan dengan mesin pabrik.

2.1.4.2 Ekspresi

Menurut (Ramdani, 2015:27)ada dua jenis ekspresi wajah, yakni makro dan mikro. ekspresi makro adalah eskpresi wajah yang mudah dilihat dan diamati, sedangkan ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang secara tidak sadar muncul.

Ekspresi juga memiliki banyak karakter diantaranya (Ramdani, 2015:27-31):

1. Bahagia

Ekspresi Bahagia biasanya digambarkan dengan wajah senyum. Senyuman adalah representasi positif yang menunjukan bahwa orang tersebut sedang senang atau Bahagia.

(22)

16 2. Marah

Biasanya ekspresi ini ada karena ketidaknyamanan seseorang, biasanya bisa dilihat dari alis miring ke bawah, bibir mengecil, mata terbuka dan melihat dengan tajam atau melotot.

3. Sedih

Ekpresi sedih biasanya datang saat seseorang sedang merasa kehilangan atau kecewa terhadap sesuatu, wajah cenderung muram.

4. Takut

Ekpresi takut biasanya datang saat seseorang merasa tidak mampu mengatasi seuatu, ekpresi ini terkadang muncul secara tiba tiba atau spontan. Ditunjukkan saat alis terangkat, bibir terbuka secara horizontal,dan kelopak mata kencang.

5. Muak

Muak bisa terjadi saat sesorang melihat suatu yang tidak pantas secara berulang.

Biasanya ditunjukkan dengan dahi yang mengkerut.

6. Terkejut

Ekspresi terkejut biasanya terjadi secara spontan ketika menerima pesan atau sesuatu yang tidak diketahui atau disiapkan sebelumnya. Biasanya refleks diikuti dengan teriakan.

2.1.4.3 Dialog

Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang dipakai oleh pemeran dalam suatu cerita, dalam hak ini menggunkan komunikasi verbal yang mengacu pada penggunaan lisan menggunakan bahasa (Pratista, 2008:150). Bahasa terdapat didalamnya aksen, aksen sangat mempengaruhi cerita dalam adegan agar penonton percaya bahwa cerita itu benar benar terjadi, dan dapat menunjukkan asal pemeran (Pratista, 2008:151).

2.1.4.4 Warna

Warna adalah unsur yang berpengaruh terhadap estetika gambar atau video, mempengaruhi penglihatan hinhha dapat memunculkan perasaan haru, sedih, senang, semangat, dan lainnya, selain itu warna juga mempunyai respon secara psikologis masing masing sebagai berikut (Kusrianto, 2007:46):

(23)

17 1. Merah

Melambangkan kekuatan, bertenaga, bahaya, cinta, agresif, kehangatan.

2. Merah muda

Melambangkan keberanian, kelembutan 3. Biru

Melambangkan kepercayaan, keamanan, teknologi, perintah 4. Hijau

Melambangkan kesehatan, alami, pembaruan, kecemburuan 5. Ungu

Melambangkan spiritual, arogan, perubahan, misteri 6. Orange

Melambangkan keseimbangan, energi 7. Kuning

Melambangkan ceria, bahagia, optimis, energik 8. Cokelat

Melambangkan bertahan, bumi, nyaman, dapat dipercaya 9. Abu-abu

Melambangkan futuristik, intelek, seduh, modis 10. Putih

Melambangkan bersih, suci, murni, steril, kecermatan 11. Hitam

Melambangkan kematian, kemewahan, misteri, anggun, ketakutan, seksualitas 12. Krem

Melambangkan kelembutan, klasik

(24)

18 2.1.5 Iklan

Periklanan atau advertising adalah bagian dari proses komunikasi massa yang berhubungan dengan sponsor, pemasang iklan atau pengiklan harus membayar jasa ke media massa untuk menyiarkan iklan, misalnya menyiarkan iklan di program televisi, radio, atau internet (Suhandang, 2010:13).

Menurut (Tjiptono, 2008:225) Iklan adalah suatu bentuk promosi dari sebuah perusahaan yang paling banyak dogunakan untuk memasarkan maupun mempromosikan produknya. Definisi yang paling singkat di kemukakan oleh (Kasali, 2011:9) “Periklanan adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual”.

Selain itu periklanan dijelaskan menjadi dua artian, yang dikutip dari (Rangkuti, 2009:23), “Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu. Iklan juga diartikan dengan bentuk prestasi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa tertentu”.

Dari definisi-definisi diatas, periklanan adalah aspek yang penting bagi suatu perusahaan, atau suatu organisasi, maka dari itu periklanan juga memiliki tujuan, menurut Durianto, Darmadi, dan Liana dalam dalam penelitian (Riyantoro & Harmoni, 2013:256) tujuan periklanan dibagi menjadi 9, yaitu:

1. Membuat kesadaran dalam suatu merek tertanam dalam benak konsumen.

2. Mengkomunikasikan suatu merek kepada konsumen terkait produk dan manfaatnya.

3. Mengembangkan personalitas merek.

4. Mengasosiasikan merek dengan perasaan dan emosi.

5. Mengedepankan perilaku konsumen.

6. Mengarahkan dan mempertahankan konsumen untuk membeli produk.

7. Mengembangkan calon konsumen agar dapat menjadi calon konsumen dimasa depan.

Menurut (Lamb et al., 2001:205) membagi periklanan menjadi dua jenis utama, yaitu:

(25)

19

1. Periklanan Institusi (institutional advertising) Didesain untuk meningkatkan citra perusahaan daripada mempromosikan suatu produk tertentu. Bentuk dari periklanan institusi dikenal dengan periklanan sokongan (advocacy advertising), digunakan untuk mengungkapkan pandangannya mengenai pokok-pokok persoalan atau merespon terhadap serangan media.

2. Periklanan Produk Digunakan untuk mempromosikan manfaat suatu produk maupun jasa tertentu. Tahap produk ini dalam siklus hidupnya sering kali menentukan jenis iklan produk yang digunakan, antara lain:

a) Periklanan Perintisan (pioneering advertising) Bentuk periklanan yang didisain untuk merangsang permintaan primer terhadap produk atau kategori produk baru.

b) Periklanan Bersaing (competitive advertising) Bentuk periklanan yang didisain untuk mempengaruhi permintaan suatu merek tertentu.

c) Periklanan Perbandingan (comparative advertising) Bentuk periklanan yang membandingkan dua atau lebih merek yang bersaing yang dinamai atau ditunjukan secara khusus dalam satu atau lebih atribut tertentu.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi dalam memberitahukan dan menginformasikan suatu barang atau jasa menggunakan media massa baik daring (online) maupun luring (offline), media massa yang digunakan antara lain, televisi, radio, majalah, koran, pamflet, spanduk, internet dan sebagainya.

Dalam penelitian ini media massa yang digunakan adalah Youtube melalui internet, dengan menganalisis iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada.

2.1.6 Representasi

Secara umum representasi diambil dalam bahasa inggris dari kata

“representation” yang artinya menunjukkan, atau penggambaran. Dan secara sederhananya representasi bisa disederhanakan sebagai gambaran yang kita pikirkan dan dihadirkan oleh lingkungan di sekitar kita.

Representasi merupakan penggunaan sebuah tanda (sign) termasuk didalamnya seperti gambar dan bunyi yang bisa menggambarkan, membayangkan,

(26)

20

menghubungkan sesuatu yang dilihat, atau memaknai sesuatu yang dilihat pada bentuk fisik tertentu (Danesi, 2010:24).

Menurut Chris Baker dalam (Mulyana, 2014:97) Representasi adalah konstruksi sosial yang harus di ekplorasi atau digali untuk membentuk makna, dan menghendaki penyelidikan bagaimana cara menghasilkan makna pada berbagai konteks, dan representasi mempunyai materialitas tertentu, dapat diproduksi, digunakan, dipahami, dan ditampilkan dalam konteks sosial tertentu.

Sedangkan menurut (Wahyuningsih, 2014:173) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa representasi menyatakan bagaimana seseorang, kelompok, pendapat maupun gagasan tertentu ditampilkan di suatu media, representasi sangat penting agar dapat memahami dua hal yaitu:

1. Apakah orang, komunitas, pendapat maupun ide dilihat semestinya atau sebaliknya, lewat penggambaran yang buruk, dan

2. Bagaimana representasi itu dimaknai

(Hartley, 2010:265) juga berpendapat bahwa representasi artinya menggunakan bahasa untuk memberikan sesuatu yang bermakna, representasi ini juga dapat diwujudkan sebagai kata, gambaran, cerita, dan sebagainya, yang mewakili emosi, gagasan, dan sebagainya. Representasi juga bergantung dengan tanda dan citra yang sudah ada dalam lingkungan atau budaya sekitar.

Berdasarkan definisi dari representasi diatas, dapat disimpulkan bahwa representasi bisa diartikan sebagai konsep yang ada di pikiran masing masing orang, atau proses penerjemahan makna menggunakan bahasa. Pada intinya representasi adalah cara untuk membuat atau memproduksi sebuah makna.

Penelitian ini memfokuskan representasi peran seorang ibu yang ada dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada, maka dari itu peneliti harus menganalisis tanda tanda dan makna peran seorang ibu yang ada dalam iklan tersebut.

(27)

21 2.1.7 Peran Ibu

Ibu merupakan seseorang yang rela bertaruh hidup demi seorang anaknya. Ibu adalah sosok yang selalu sabar meskipun anaknya melakukan kenakalan yang berulang-ulang, ibu akan selalu siap menghadapi dan memberika nasihat kepada sang anak. Cinta ibu dapat membuat seorang anak dapat menghadapi situasu remaja anak yang penuh dengan emosi, labil, dan sebagainya. Dan kasih saying dan perhatian seorang ibu dapat disebut tidak akan pernah selesai (Abbas, 2009:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ibu merupakan seseorang yang melahirkan anak, dan sebutan seseorang wanita dewasa yang sudah menikah atau sudah memiliki suami.

Peran sendiri menurut Soerjono Soekanto diartikan sebagai status, saat seseorang menjalankan hak dan kewajiban bertemu dengan posisi dan kedudukannya, maka orang itu dapat disebut sedang menjalankan perannya, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan (Soekanto, 2013:212-213).

Biddle dan Thomas (Sarwono, 2015:215) membagi istilah peran menjadi 4 golongan yaitu:

1. Seorang yang menjalankan bagian dalam interaksi sosial.

2. Sikap yang keluar dan terlihat dalam interaksi sosial.

3. Kedudukan orang dalam bersikap.

4. Hubungan anatara perilaku dan orang.

Dalam (Zahrok & Suarmini, 2018:64) peran ibu juga sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu. Peran ibu dalam keluarga sangatlah penting, bahkan bisa dikatakan bahwa kebehagiaan kesuksesan keluarga bergantung pada peran seorang ibu, diumpamakan ketika ibu bersifat baik, maka keluarganya akan baik, sebaliknya jika sifat seorang ibu kurang baik, maka akan berpengaruh kepada keluarganya (Karim, 2006).

2.1.8 Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda sendiri merupakan instrumen yang kita gunakan untuk mencari jalan di dunia ini di kerumunan manusia

(28)

22

dan bersama sama dengan manusia (Sobur, 2017:15-16) . Dalam edisi buku yang berbeda, Alex Sobur menjelaskan semiotika merupakan metode analisis untuk mempelajari sebuah tanda. Sederhananya semiotika mengkaji bagaimana manusia (humanity) dapat mengartikan sesuatu (things), untuk berokomunikasi (to communicate) (Sobur, 2006:15).

(Mudjiyanto & Nur, 2013:73) menyatakan semiotika merupakan ilmu yang membahas mengenai tanda (sign), tanda dapat diartikan berbeda bagi seseorang dengan orang lainnya, segala sesuatu yang bisa dipahami atau dibuat teramati dapat disebut dengan tanda. Maka dari itu, tanda tak hanya benda saja, melainkan ada atau tidak adanya suatu kejadian, suatu kebiasaan, bisa juga disebut dengan tanda.

Ferdinand de Saussure dalam Course in General Linguistics semiotika dijelaskan sebagai ilmu yang mengkaji peran tanda yang dianggap komponen dari kehidupan sosial. Semiotika juga di artikan sebagai ilmu yang mengkaji struktur, jenis, dan juga relasi relasi tanda yang hadir di kumpulan masyarakat (Piliang, 2012:47).

Maka dari itu, Semiotika dapat disimpulkan sebagai cabang filsafat yang mempelajari dan memaknai sebuah tanda, pertanda dan tanda tersebut dibangun sehingga menghasilkan makna atau dapat mengkomunikasikan makna. Kajian ilmu semiotika ini dibagi menjadi 5 gagasan, antara lain:

• Semiotika Ferdinand de Saussure

• Semiotika Charles Sanders Peirce

• Semiotika Roland Barthes

• Semiotika Umberto Uco

• Semiotika John Fiske

2.1.9 Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63).

Menurut Barthes semiotika juga tak hanya sebatas meneliti petanda dan penanda, tetapi juga hubungan yang terkait secara keseluruhan (Sobur, 2013:123).

Dalam penelitiannya Roland Barthes memaparkan tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif konotatif, dan mitos. Secara singkat, denotatif

(29)

23

merupakan makna yang dapat dilihat dengan jelas dan nyata, konotatif merupakan makna yang tersirat dari suatu tanda, atau bisa dikatan tanda yang tersembunyi, dan mitos adalah sesuatu yang hadir dan berkembang di dalam pikiran masyarakat itu sendiri, jadi masyarakat menafsirkan atau mengartikannya dengan cara mencermati dan memaknai sesuatu yang terlihat dengan nyata (denotatif) dan memaknai tanda apa yang tersembunyi (konotasi).

Roland Barthes membuat tabel peta mengenai bagaimana tanda dapat bekerja, sebagai berikut:

1. Signifier (penanda)

2. Signified (Petanda) 3. Denotative Signifier

(Penanda denotatif) 4. Conotative Signifier (Penanda Konotatif)

5. Connotative Signified (Petanda Konotatif) 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Tabel 2.1 Peta Roland Barthes

Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz (Sobur, 2013:69)

Tabel peta diatas melihatkan bahwa tanda denotatif (denotative sign), terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Dan di saat yang sama, penanda denotatif (denotative signifier) juga merupakan penanda konotatif (connotative signifier).

Dalam arti yang lain, hal tersebut adalah unsur material (Sobur, 2013:69).

Konsep konsep semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes yaitu:

A. Denotasi

Denotasi adalah makna yang sesungguhnya atau makna secara harfiah. Denotasi ditekankan melalui bahasa yang maknanya sesuai dengan apa yang terucap. Barthes mencoba menyingkirkan denotasi sebagai artian secara harfiah, karena menurutnya, yang ada adalah konotasi, penyingkiran ini akan dirasa terlalu berlebihan, tetapi denotasi tetap digunakan dan berguna untuk sebuah koreksi atas keyakinan bahwa artian secara harfiah adalah sesuatu yang bersifat alami (Sobur, 2013:70-71).

(30)

24

Denotasi dapat disebut dengan makna proporsional pernyataan yang sifatnya fakta, dimana ketika kita menyebut sebuah kata yang mendenotaskan suatu hal, maka suatu hal tersebut menunjukkan, mengartikan dan memaknai pada hal tersebut.

Contohnya, kata ‘mobil’ didenotasikan sebagai kendaraan bermotor, beroda empat, dan sebagainya (Sobur, 2009:265).

B. Konotasi

Salah satu bagian penting dari studi yang dilakukan Barthes adalah peran pembaca, menurutnya konotasi adalah sifat asli tanda, yang membutuhkan kreatifitas pembaca agar bisa dimaknai. Barthes menjabarkan apa yang biasa disebut dengan sistem pemaknaan tataran kedua, sistem pemaknaan kedua ini dibangun diatas sistem lain yang sudah ada. Sistem pemaknaan kedua inilah yang disebut dengan konotatif menurut barthes. dan pemaknaan tataran pertama disebut dengan denotatif (Sobur, 2013:68).

Konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi saat tanda berpapasan emosi dan perasaan dari sesorang serta segala nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi memiliki makna yang subjektif, maksudnya denotasi merupakan sesuatu yang digambarkan tanda atas sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya (Sobur, 2009:128).

Jika denotasi kata memiliki makna objektif, maka konotasi kata adalah makna yang subjektif. Makna subjektif yang dimaksud adalah berarti ada sedikit perubahan dari makna umum (denotatif) karena telah berubah atau ada penambahan nilai atau rasa tertentu. Jika makna denotatif mudah untuk dipahami, maka konotatif lebih sulit untuk dipahami dan hanya bisa dipahami oleh segelintir orang (Sobur, 2009:263).

C. Mitos

Mitos berasal dari kata ‘Mythos’ yang berarti ujaran atau kata dari bahasa Yunani. Menurut barthes mitos berbeda dengan mitos umum yang dipahami orang, Barthes mempercayai mitos sebagai sejenis bahasa, mitos adalah sejenis informasi dan suatu komunikasi, dalam penelitiannya, ia percaya bahwa mitologi merupakan perkembangan dari konotasi dalam pengertian khusus, dan merupakan interpretasi orang. Mitos menurut Barthes sendiri berbeda dengan takhayul, sejarah, absurditas dan semacamnya yang orang biasa anggap, melainkan menurut Barthes, mitos disini adalah gaya berbicara seseorang atau type of speech (Vera, 2014:59).

(31)

25 2.2 Penelitian Terdahulu

Pada sub bab ini akan dirangkum karya ilmiah yang sudah ada yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian yang dilakukan. Karya ilmiah tersebut dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel dalam jurnal nasional atau jurnal internasional.

Adapun rangkuman karya ilmiah terdahulu secara sistematis meliputi judul, tahun, peneliti, sumber, hasil penelitian, dan perbedaan.

Tabel 2.2 Karya Ilmiah Literature Review 1 (Karya Ilmiah)

Judul Nasionalisme dalam film Soekarno (analisis semiotic Roland Barthes tentang perilaku nasionalis di film Soekarno)

Tahun 2017

Peneliti Yohana Desti Vitari

Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/138016/

slug/nasionalisme-dalam-film-soekarno-analisis-semiotik-roland- barthes-tentang-perilaku-nasionalis-dalam-film-soekarno-.html Hasil Penelitan Penelitian ini menganalisis representasi nasionalisme yang

ditemukan di film Soekarno, seperti mencintai Indonesia dengan merasakan kebangsaan dalam hati, mengakui nilai budaya dan moral bangsa Indonesia, dan kesadaran harga diri. Selain itu nasionalisme dalam film Soekarno ini di representasikan melalui perilaku nasionalisnya sendiri seperti, cinta tanah air terhadap kekayaan alam Indonesia, sikap perlawanan seperti pantang menyerah, rela berkorban, berani juga tegas, selain itu menggunakan peci yang sering digunakan Soekarno juga menandakan nasionalisme, menerima pendapat rakyat, dan terakhir Soekarno mengajak masyarakat untuk hidup dengan sejahtera dengan cara hidup rukun dan damai.

(32)

26

Perbedaan Penelitian ini memiliki objek penelitian melalui film yaitu film Soekarno. Selain itu penelitiannya memfokuskan kepada representasi nasionalisme.

Literature Review 2 (Karya Ilmiah)

Judul Representasi Perempuan dalam Iklan Youtube (Analisis Semiotika Atas Penggambaran Kembali Perempuan di Iklan Samsung Galaxy S10: The Power Of Sharing)

Tahun 2020

Peneliti Viona Margareth Elisabeth Matulessya

Sumber https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29156/150 904061.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui representasi perempuan di iklan Youtube Samsung S10: The Power of Sharing.

Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima hal yang direpresentasikan terhadap perempuan antara lain perempuan masa kini sudah melek teknologi, perempuan memiliki emosional yang sama dengan pria, perempuan mengemban tanggung jawab ganda, perempuan digambarkan memiliki sifat percaya diri dan konsisten, serta perempuan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.

Kelima representasi ini diterjemahkan berdasarkan tanda dalam bentuk ekspresi dan dialog para pemeran dalam iklan.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran, media baru, dan hubungan media dengan perempuan sebagai teori acuan.

Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian.

Literature Review 3 (Karya Ilmiah)

Judul Analisis Semiotika Citra Perempuan Pada Iklan Edisi Diet Gampang Dan Sehat Ala Wrp Di Televisi

Tahun 2017

(33)

27 Peneliti Gritania Emay Marpaung

Sumber http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19327

Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan mengenai mitos kecantikan, dimana kecantikan adalah hal yang perlu dan wajib dimiliki oleh perempuan. Perempuan merupakan penarik hati pria sehingga perempuan harus bisa menunjukkan kecantikan yang ada dalam diri wanita. Iklan dipandang hanya berfokus pada keuntungan saja, dan diharapkan kedepannya produk kecantikan untuk lebih kreatif dalam menyajikan iklan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi wanita dan tidak hanya mementingkan komersialisasi saja.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi massa, teori representasi wanita, dan teori gender. Perbedaan lain terletak pada subjek iklan yang dipilih serta peran model wanita yang tidak hanya sebagai pemeran iklan melainkan penggambaran tentang hasil produk yang ditawarkan, iklan ini melekatkan hasil pemakaian produk yang dilekatkan pada pemeran iklan.

Literature Review 4 (Karya Ilmiah)

Judul Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan (Analisis Semiotika Terhadap Iklan Tempo Scan 60 Tahun di Televisi)

Tahun 2015

Peneliti Nida Azkia

Sumber https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=13404 Hasil Penelitan Penelitian merepresentasikan nilai-nilai sosial mengenai keseteraan

tidak ada diskriminasi gender. Menggunakan teori roland dan feminisme. Secara kajian teori feminisme perempuan mendapatkan hak yang sama secara pendidikan, politik, dan kesempatan mata pencaharian. Citra perempuan yang ditampilkan yaitu citra pigura

(34)

28

dan citra pilar dimana perempuan diharuskan tampil mempesona.

Perempuan menjadi pilar utama dalam kehidupan rumah tangga.

Perbedaan Pada penelitian menggunakan teori feminisme sebagai dasar acuan dalam menganalisa makna semiotika. Perbedaan yang lain terlihat di subjek penelitian juga salura media yang digunakan, yakni televisi.

Tabel 2.3 Jurnal Nasional Literature Review 5 (Jurnal Nasional)

Judul Representasi Peran Ibu Dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Bertema Hari Ibu)

Tahun 2020

Peneliti Birda Mudafiuddin

Sumber http://eprints.ums.ac.id/78503/2/PUBLIKASI%20ILMIAH.pdf Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan bahwa ibu memiliki peran sebagai

pendidik anak, ibu memiliki peran ganda selain sebagai seorang yang mengurusi keluarga, ibu juga berperan dalam membantu perekonomian keluarga di ruang publik. Ibu tidak hanya melakukan peran dalam ringkup keluarga, tetapi juga sebagai perempuan yang memiliki keahlian dan kedudukan sosial yang strategis.

Perbedaan Penelitian ini menggunakan empat iklan dalam proses pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan dirangkum dan direduksi secara terorganisir untuk mendapatkan suatu data kredibel dan komprehensif.

Literature Review 6 (Jurnal Nasional)

Judul Representasi Perempuan Dalam Iklan Televisi Studi Analisis Semiotika Iklan Beng Beng Versi Great Date

(35)

29

Tahun 2016

Peneliti Radita Gora

Sumber http://dx.doi.org/10.30813/s:jk.v10i1.32.g30

Hasil Penelitian Media massa mempunyai pengaruh untuk membangun persepsi yang kuat melalui iklan. Perempuan pada iklan memiliki posisi yang dimarjinalkan, keberadaan perempuan diposisikan sebagai sifat dengan pendekatan intuitif materialis. Hubungan dengan promosi produk dan penyampaian pesan pada iklan tidak berfokus pada produk yang ditawarkan. Tak ada signifkansi hubungan antara produk pada peran wanita.

Perbedaan Penelitian menggunakan signifikansi dua tahap Roland Barthes dalam menganalisis semiotika pada iklan. Penelitian menggunakan teori feminisme dalam melakukan analisis semiotika. Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian

Literature Review 7 (Jurnal Nasional) Judul

Representasi Wanita Sosialita Dalam Iklan Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Televisi Magnum Versi Pink And Black

Tahun 2015

Peneliti Adrina Inayati Utami

Sumber https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/m anagement/article/view/2442/2316

Hasil Penelitian Pemeran wanita direpresentasikan sebagai wanita sosialita dengan unit analisis berupa latar tempat dan tampilan wanita yang memerankan iklan. Pada iklan direpresntasikan seorang wanita sosialita yang menghabiskan waktu luangnya bersama rekan dengan cara berpesta. Wanita sosialita direpresentasikan berhubungan dengan ideologi kapitalisme, kekayaan, dan kemakmuran, yang

(36)

30

mana hanya menikmati kemewahan termasuk produk yang ditampilkan dalam iklan.

Perbedaan Penelitian merepresentasi perempuan yang tergolong dalam kategori wanita sosialita. Perempuan yang hidup makmur direpresentasikan hanya menikmati fasilitas mewah saja. Produk merepresentasikan keinginan mewah perempuan dapat diperoleh dengan menggunakan produk yang ditawarkan. Perbedaan lain yakni pada subjek penelitian.

Literature Review 8 (Jurnal Nasional)

Judul Representasi Perempuan Dalam Film Star Wars VII The Force Awakens

Tahun 2016

Peneliti Joane Priskila Kosakoy

Sumber https://media.neliti.com/media/publications/82771-ID-representasi- perempuan-dalam-film-star-w.pdf

Hasil Penelitan Penelitian ini menyimpulkan bahwa perempuan dapat direpresentnasikan sebagai karakter yang dapat memimpin, perempuan tidak lagi dikaitkan dengan penampilan sensualitas, dan perempuan juga dapat melakukan pekerjaan, kegiatan, sifat, penampilan, dan tingkah laku yang biasa diperankan oleh pria.

Perbedaan Memfokuskan kepada representasi perempuan, dan objek yang diteliti dalam penelitianya adalah film layar lebar.

Tabel 2.4 Jurnal Internasional Literature Review 9 (Jurnal Internasional)

Judul Semiotics in Interpreting the Text of Women’s Role Indonesian Horror Film in “Setan Jamu Gendong”

(37)

31

Tahun 2018

Peneliti Zaimar, Yulia Sofiani et al.

Sumber https://journal.ubm.ac.id/index.php/english-language- culture/article/view/1452

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini sebuah kata, “jamu”, merupakan suatu tanda linguistik. Tanda linguistik “jamu nee mas” membuat suatu mitos bahwa jamu merupakan minuman stamina hanya untuk pria yang mana sebenernya makna jamu sendiri adalah makna obat herbal tradisional. Jamu tidak hanya untuk pria, melainkan wanita pula.

Penelitian juga menyimpulkan adanya peralihan makna fungsi kebaya dan bakul. Pemeran wanita dalam film horor Indonesia sering dijadikan objek seksual baik melalui visual dan audio.

Perbedaan Penelitian berfokus pada bagaimana visualisasi tubuh wanita pemeran film horor. Pemilihan subjek penelitian ditentukan berdasarkan kepopuleran film. Parameter fisik, tubuh dikategorikan menjadi cara berpakaian dan perilaku pemeran wanita. Penelitian berfokus pada tanda linguistik yang mengubah makna suatu kata. Penelitian menghubungkan teori feminis dengan semiotika. Teori lain yang digunakan yakni teori subjektivitas perempuan oleh Kristeva.

Literature Review 10 (Jurnal Internasiol)

Judul Representation Of Working Mother In Social Media Semiotic Analysis Of Bukalapak’s Advertisement MothersDay Version In Youtube

Peneliti Ruvira Arindita

Tahun 2019

Sumber https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.7-12-2018.2281811

(38)

32 Hasil

Penelitian

Penelitian merepresentasikan sosok wanita yang menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pencari nafkah. Iklan merepresentasikan kebutuhan seorang anak terhadap ibu sebagai tempat bercerita. Representasi wanita yang memiliki peran ganda memiliki kekurangan waktu bersama anaknya. Iklan merepresentasikan ketidaktahuan ibu tentang anaknya akibat kurangnya waktu bersama. Terlihat kebahagian setelah ibu dapat menyeimbangkan waktu bekerja dan waktu bersama anaknya.

Terlihat anak yang mengerti kesibukan ibunya, lalu berterimakasih kepada ibunya.

Perbedaan Penelitian ini berfokus pada subjek penelitian. Perbedaan lain terletak pada media massa yang diteliti. Penelitian ini meneliti pada saluran media massa Youtube.

Literature Review 11 (Jurnal Internasional)

Judul Gender Equality in Media Television Semiotics Analysis Of Fair And Lovely Advertisement Issue Of Marriage Of Master Degree

Peneliti Desliana Dwita & Isna Wijayani

Tahun 2018

Sumber https://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5316 Hasil

penelitian

Penelitian diatas berfokus pada kesetaraan gender wanita muslimah yang dipandang harus mendahulukan pernikahan dibanding sekolah dan karir. Tanda berupa sosok wanita muslimah yang ditampilkan religius dan berasal dari keluarga yang religius.

Penelitian ini merepresentasikan wanita yang percaya diri, memiliki keteguhan pendapat, suka berdisuksi, dan bertukar pikiran. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa wanita harus berani mengemukakan pendapat dan memegang teguh keinginan dibanding mendengarkan keinginan orang lain.

Perbedaan Penelitian ini merepresentasikan wanita dari sudut pandang wanita sebagai anak perempuan. Penelitian ini menggunakan teori

(39)

33

kesetaraan gender. Perbedaan lain terletak pada sudut pandang wanita berdasarkan sudut pandang pemeran, yakni sebagai anak perempuan.

Literature Review 12 (Jurnal Internasional)

Judul A Semiotic Analysis of The John Wick I Film Using Charles Sanders Peirce Seiotic Theory

Tahun 2018

Peneliti Alfan Asyraq Pauzan

Sumber http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7324/

Hasil Penelitan

Penelitian ini menganalisis film John Wick 1 dengan tujuan mengeksplorasi tanda tanda yang diekspresikan dalam film, dan menganalisis elemen yang difokuskan kepana ikon, index dan symbol.

Perbedaan Dalam penelitiannya menggunakan teori Charles Sanders Pierce, dan menganalisis film layar lebar yaitu John Wick 1

Pada semua penelitian terdahulu diatas, penelitian yang mendekati atau berkaitan dengan penelitian peneliti adalah penelitian yang berjudul “Nasionalisme Dalam Film Soekarno (Analisis Seiotik Roland Bathes Tentang Perilku Nasionalis Dalam Film Soekarno), karena sama - sama menggunakan semiotika Roland Barthes, hanya berbeda dalam objek penelitiannya yaitu menganalisis representasi nasionalisme dalam suatu film.

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini akan dijelaskan representasi peran ibu dalam iklan Dancow menggunakan kerangka pikir. Adapun gambar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut.

(40)

34

Tabel 2.5 Kerangka Pemikiran Sumber: Olahan peneliti, 2021

Penelitian ini dianalisis dengan teori semiotika Roland Barthes dalam menganalisa makna atau pesan yang terkandung dalam iklan. Adapun pesan yang dikaji dalam bentuk peran dari setiap scene iklan secara verbal atau kata-kata, visualisasi peran yang merupakan konotasi iklan, dan pesan yang diinterpretasikan yang merupakan denotasi iklan.

Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi

Cinta Bunda Selalu ada

Identifikasi tanda semiotika yang ada dalam iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda

Selalu

Teori Semiotika Roland Barthes

Denotasi Konotasi Mitos

Representasi Peran Seorang Ibu dalam Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu ada

(41)

35

Iklan akan dianalisis dalam beberapa scene, kemudian diinterpretasikan secara verbal, visualisasi, dan denotasi. Metodologi penelitian dilakukan dengan cara analisis semiotika interpretasi. Analisis semiotika interpretasi membutuhkan pemikiran yang kritis dan luas terhadap makna dari berbagai tanda yang ditampilkan dalam suatu studi semiotika. Berdasarkan korespondensi paradigma kritis, analisis semiotika pada penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memberikan peluang dan kemungkinan lain terhadap pesan dan makna yang terkandung dalam iklan yang dianalisis. Maka dari itu sesuai dengan kerangka pemikiran ini, judul dari penelitia ini adalah “Representasi peran seorang ibu dalam iklan dalam iklan susu dancow versi bunda tidak sempurna tapi cinta bunda selalu ada”.

(42)

36 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan cara pandang tentang suatu hal yang mempunyai dasar tertentu. setiap paradigma akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda dalam suatu hal. Ini karena semua pandangan atau paradigma terdapat dugaan dasar yang berbeda- beda (Manzilati, 2017:1). Menurut Neuman Dalam (Manzilati, 2017:1) menjelaskan paradigma yaitu kerangka berpikir secara umum tentang suatu teori dan fenomena yang didalamnya terdapat dugaan dasar, isu, penelitian, juga beberapa metode untuk menjawab pertanyaan suatu penelitian.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Dalam penelitian (Batubara, 2017:103) Paradigma konstruktivisme memandang realitas adalah hasil konstruksi atau bentuk dari manusia itu sendiri, kenyataan bisa bersifat ganda, dan bisa dibentuk, Tujuan dari paradigma ini adalah untuk menafsirkan, memahami kehidupan sosial, dan dapat menekankan makna dan pemahaman secara subjektif (Manzilati, 2017:4). Maka dari itu, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme untuk menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos sesuai objek penelitian, yaitu representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada menggunakan semiotika Roland Barthes.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah agar dapat data dengan suatu tujuan dan kegunaan. dalam pengertian itu ada empat kata kunci yang harus dicermati yaitu, cara illmiah, data, tujuan dan juga kegunaan (Sugiyono, 2013:2). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes.

(43)

37

Menurut (Sugiyono, 2013:8) metode penelitian kalitatif biasa disebut dengan metode naturalistic karena metode penelitiannya digunakan pada kondisi objek yang alamiah, objek alamiah diartikan sebagai ojek yang berjalan dan berkembang denga napa adanya. Dalam metode kualitatif ini penelitinya sendiri adalah sebuah instrumen atau human instrument. Agar dapat menjadi sebuah instumen, peneliti yang menggunakan metode penelitian kualitatif harus mempunyai wawasan luas, dan mempunyai teori, agar dapat menganalisis situasi sosial yang diteliti menjadi bermakna dan jelas.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian memfokuskan kepada representasi peran seorang ibu dalam iklan dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada.

3.4 Objek Penelitian

Dalam melakukan penelitian maka diperlukan sebuah objek yang akan dijabarkan atau diteliti permasalahannmya. Objek penelitian adalah persoalan utama yang akan diteliti oleh peneliti untuk mendapatkan data agar lebih fokus(Supranto, 2000:21).

Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013:32) objek penelitian suatu soalan yang ada untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang di tayangkan di Youtube.

3.5 Definisi Konsep

Definisi konsep merupakan uraian atau ringkasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut uraiannya:

a. Komunikasi massa merupakan proses yang terdapat suatu organisasi yang komplek didalamnya, dengan bantuan media massa untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas, heterogeny, dan menyebar (Suryanto, 2015:157).

b. Komunikasi verbal adalah suatu cara untuk menyatakan pikiran, makna dan suatu perasaan. (Mulyana, 2017:261).

c. Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan menggunakan suara atau simbol-simbol, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, sentuhan, cara berpakaian, atau sentuhan. (Gintings, 2008:126).

(44)

38

d. Sinematografi adalah suatu tindakan yang dilakukan menggunakan kamera terhadap objek yang akan diambil. (Pratista, 2008:89)

e. Iklan atau advertising adalah bagian dari proses komunikasi massa yang berhubungan dengan sponsor, pemasang iklan atau pengiklan harus membayar jasa ke sebuah media massa untuk menyiarkan iklannya, misalnya menyiarkan iklan di program siaran televisi, radio, atau internet (Suhandang, 2010:13).

f. Representasi merupakan penggunaan sebuah tanda (sign) termasuk didalamnya seperti gambar dan bunyi untuk menggambarkan, membayangkan, menghubungkan sesuatu yang dilihat, atau memproduksi sesuatu yang dilihat dalam bentuk fisik tertentu. (Danesi, 2010:24).

g. Peran ibu dapat disebut sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu.(Zahrok, 2018:64).

h. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda sendiri adalah perangkat yang kita gunakan untuk berusaha mencari jalan di dunia ini di tengah- tengah manusia dan bersama sama dengan manusia (Sobur, 2017:15-16).

i. Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63)

3.6 Unit Analisis Penelitian

Pada sub bab ini peneliti akan memaparkan unit analisis yang akan diteliti, dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan berupa adegan atau scene dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan kepada “representasi peran seorang ibu” atau kesibukan seorang ibu, seperti memasak, berdagang, merawat anak dan sebagainya yang terdapat dalam iklan, maka peneliti membagi menjadi 8 scene sesuai fokus penelitian sebagai berikut:

(45)

39

Tabel 3.1 Unit Analisis Penelitian

Menit Adegan (Scenes) Keterangan

1 00:05 - 00:13

Adegan seorang ibu sedang memakaikan baju

anaknya sembari menelfon dengan orang, berdialog dengan penelfon

“yaampun cuman 10? Kurang 10 lagi ya mba? Jadi nanti sisanya aku bikinin hari ini ya

mba, saya langsung bikin kok, hari ini juga.”

2 00:22 - 00:25

Adegan seorang ibu yang sedang menyiapkan susu

untuk anaknya yang sudah duduk

di meja dan berpakaian rapih, sembari membuat kue donat pesanan

pelanggannya yang kurang 10.

(46)

40 3 00:52

- 01:01

Dalam adegan ini.

Terdapat dialog anak perempuannya berkata “Bunda, internetnya mati!”

dan ibu mencoba memperbaiki internet wifi nya.

4 01:05 - 01:17

Anak-anak berteriak kepada

ibunya, karena internetnya mati

saat sekolah daring dan ibunya

belum bisa memperbaiki internetnya, dalam

keadaan ricuh, bunda mengakhiri

adegan dengan kata “Terus bunda

bisa apa?”

5 01:29 - 01:59

Seorang ibu bermain bersama anak-anaknya, di gambar pertama

terlihat ibu memperbaiki mainan putranya,

tetapi tangan robotnya dipasangkan

Gambar

Gambar 1.1 Data media massa yang paling banyak digunakan masyarakat  Indonesia.
Gambar 1.2 Data media sosial terpopuler di Indonesia 2020-2021
Tabel 1.1 Data Penghargaan Brand Susu dengan Penjualan Terbanyak dan  Terbaik
Gambar 1.3 Iklan Dancow versi “Bunda tidak sempurna, tapi cinta bunda  selalu ada”
+7

Referensi

Dokumen terkait

Iklan kecantikan Natasha versi kulit keriput akan diinterpretasikan dengan cara mengidentifikasi tanda – tanda yang terdapat dalam setiap bentuk penggambaran iklan, untuk

Setelah melakukan analisis terhadap data primer tersebut, diperoleh hasil penelitian bahwa iklan Djarum 76 versi jin memiliki tingkat kreatif yang bagus terhadap sikap menonton

Mengingat beragamnya versi iklan kampanye politik Aburizal Bakrie yaitu Aburizal Bakrie sahabat pedagang kecil, pesan Aburizal Bakrie untuk siswa Indonesia, pesan

MAKNA CINTA ANAK TERHADAP SEORANG IBU DALAM IKLAN TELEVISI Analisis Semiotik dalam iklan televisi produk minuman berenergi M150 versi “ Hero ”.. Oleh : Alet

Masyarakat yang telah jenuh dengan kehidupan kota yang ada di Jakarta, ketika melihat ada penawaran iklan kota baru yang menyediakan segala fasilitas modern,

Dapat disimpulkan mitos yang muncul dari hasil analisis ketiga scene pada iklan Fair and Lovely versi nikah atau S2 adalah adanya bias gender dalam keluarga

Pada iklan ini juga menunjukkan bahwa kehadiran seorang wanita yang berpenampilan sensual menjadi daya tarik bagi pria untuk bersaing, dengan sistem persaingan

Sumber : liputan6.com, 2021 Judul Skripsi : REPRESENTASI PERAN PEREMPUAN DALAM IKLAN ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA IKLAN “BEAUTY MOVES YOU” DI YOUTUBE Skripsi ini