BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.6 Representasi
Secara umum representasi diambil dalam bahasa inggris dari kata
“representation” yang artinya menunjukkan, atau penggambaran. Dan secara sederhananya representasi bisa disederhanakan sebagai gambaran yang kita pikirkan dan dihadirkan oleh lingkungan di sekitar kita.
Representasi merupakan penggunaan sebuah tanda (sign) termasuk didalamnya seperti gambar dan bunyi yang bisa menggambarkan, membayangkan,
20
menghubungkan sesuatu yang dilihat, atau memaknai sesuatu yang dilihat pada bentuk fisik tertentu (Danesi, 2010:24).
Menurut Chris Baker dalam (Mulyana, 2014:97) Representasi adalah konstruksi sosial yang harus di ekplorasi atau digali untuk membentuk makna, dan menghendaki penyelidikan bagaimana cara menghasilkan makna pada berbagai konteks, dan representasi mempunyai materialitas tertentu, dapat diproduksi, digunakan, dipahami, dan ditampilkan dalam konteks sosial tertentu.
Sedangkan menurut (Wahyuningsih, 2014:173) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa representasi menyatakan bagaimana seseorang, kelompok, pendapat maupun gagasan tertentu ditampilkan di suatu media, representasi sangat penting agar dapat memahami dua hal yaitu:
1. Apakah orang, komunitas, pendapat maupun ide dilihat semestinya atau sebaliknya, lewat penggambaran yang buruk, dan
2. Bagaimana representasi itu dimaknai
(Hartley, 2010:265) juga berpendapat bahwa representasi artinya menggunakan bahasa untuk memberikan sesuatu yang bermakna, representasi ini juga dapat diwujudkan sebagai kata, gambaran, cerita, dan sebagainya, yang mewakili emosi, gagasan, dan sebagainya. Representasi juga bergantung dengan tanda dan citra yang sudah ada dalam lingkungan atau budaya sekitar.
Berdasarkan definisi dari representasi diatas, dapat disimpulkan bahwa representasi bisa diartikan sebagai konsep yang ada di pikiran masing masing orang, atau proses penerjemahan makna menggunakan bahasa. Pada intinya representasi adalah cara untuk membuat atau memproduksi sebuah makna.
Penelitian ini memfokuskan representasi peran seorang ibu yang ada dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada, maka dari itu peneliti harus menganalisis tanda tanda dan makna peran seorang ibu yang ada dalam iklan tersebut.
21 2.1.7 Peran Ibu
Ibu merupakan seseorang yang rela bertaruh hidup demi seorang anaknya. Ibu adalah sosok yang selalu sabar meskipun anaknya melakukan kenakalan yang berulang-ulang, ibu akan selalu siap menghadapi dan memberika nasihat kepada sang anak. Cinta ibu dapat membuat seorang anak dapat menghadapi situasu remaja anak yang penuh dengan emosi, labil, dan sebagainya. Dan kasih saying dan perhatian seorang ibu dapat disebut tidak akan pernah selesai (Abbas, 2009:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ibu merupakan seseorang yang melahirkan anak, dan sebutan seseorang wanita dewasa yang sudah menikah atau sudah memiliki suami.
Peran sendiri menurut Soerjono Soekanto diartikan sebagai status, saat seseorang menjalankan hak dan kewajiban bertemu dengan posisi dan kedudukannya, maka orang itu dapat disebut sedang menjalankan perannya, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan (Soekanto, 2013:212-213).
Biddle dan Thomas (Sarwono, 2015:215) membagi istilah peran menjadi 4 golongan yaitu:
1. Seorang yang menjalankan bagian dalam interaksi sosial.
2. Sikap yang keluar dan terlihat dalam interaksi sosial.
3. Kedudukan orang dalam bersikap.
4. Hubungan anatara perilaku dan orang.
Dalam (Zahrok & Suarmini, 2018:64) peran ibu juga sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu. Peran ibu dalam keluarga sangatlah penting, bahkan bisa dikatakan bahwa kebehagiaan kesuksesan keluarga bergantung pada peran seorang ibu, diumpamakan ketika ibu bersifat baik, maka keluarganya akan baik, sebaliknya jika sifat seorang ibu kurang baik, maka akan berpengaruh kepada keluarganya (Karim, 2006).
2.1.8 Semiotika
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda sendiri merupakan instrumen yang kita gunakan untuk mencari jalan di dunia ini di kerumunan manusia
22
dan bersama sama dengan manusia (Sobur, 2017:15-16) . Dalam edisi buku yang berbeda, Alex Sobur menjelaskan semiotika merupakan metode analisis untuk mempelajari sebuah tanda. Sederhananya semiotika mengkaji bagaimana manusia (humanity) dapat mengartikan sesuatu (things), untuk berokomunikasi (to communicate) (Sobur, 2006:15).
(Mudjiyanto & Nur, 2013:73) menyatakan semiotika merupakan ilmu yang membahas mengenai tanda (sign), tanda dapat diartikan berbeda bagi seseorang dengan orang lainnya, segala sesuatu yang bisa dipahami atau dibuat teramati dapat disebut dengan tanda. Maka dari itu, tanda tak hanya benda saja, melainkan ada atau tidak adanya suatu kejadian, suatu kebiasaan, bisa juga disebut dengan tanda.
Ferdinand de Saussure dalam Course in General Linguistics semiotika dijelaskan sebagai ilmu yang mengkaji peran tanda yang dianggap komponen dari kehidupan sosial. Semiotika juga di artikan sebagai ilmu yang mengkaji struktur, jenis, dan juga relasi relasi tanda yang hadir di kumpulan masyarakat (Piliang, 2012:47).
Maka dari itu, Semiotika dapat disimpulkan sebagai cabang filsafat yang mempelajari dan memaknai sebuah tanda, pertanda dan tanda tersebut dibangun sehingga menghasilkan makna atau dapat mengkomunikasikan makna. Kajian ilmu semiotika ini dibagi menjadi 5 gagasan, antara lain:
• Semiotika Ferdinand de Saussure
• Semiotika Charles Sanders Peirce
• Semiotika Roland Barthes
• Semiotika Umberto Uco
• Semiotika John Fiske
2.1.9 Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63).
Menurut Barthes semiotika juga tak hanya sebatas meneliti petanda dan penanda, tetapi juga hubungan yang terkait secara keseluruhan (Sobur, 2013:123).
Dalam penelitiannya Roland Barthes memaparkan tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif konotatif, dan mitos. Secara singkat, denotatif
23
merupakan makna yang dapat dilihat dengan jelas dan nyata, konotatif merupakan makna yang tersirat dari suatu tanda, atau bisa dikatan tanda yang tersembunyi, dan mitos adalah sesuatu yang hadir dan berkembang di dalam pikiran masyarakat itu sendiri, jadi masyarakat menafsirkan atau mengartikannya dengan cara mencermati dan memaknai sesuatu yang terlihat dengan nyata (denotatif) dan memaknai tanda apa yang tersembunyi (konotasi).
Roland Barthes membuat tabel peta mengenai bagaimana tanda dapat bekerja, sebagai berikut: 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)
Tabel 2.1 Peta Roland Barthes
Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz (Sobur, 2013:69)
Tabel peta diatas melihatkan bahwa tanda denotatif (denotative sign), terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Dan di saat yang sama, penanda denotatif (denotative signifier) juga merupakan penanda konotatif (connotative signifier).
Dalam arti yang lain, hal tersebut adalah unsur material (Sobur, 2013:69).
Konsep konsep semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes yaitu:
A. Denotasi
Denotasi adalah makna yang sesungguhnya atau makna secara harfiah. Denotasi ditekankan melalui bahasa yang maknanya sesuai dengan apa yang terucap. Barthes mencoba menyingkirkan denotasi sebagai artian secara harfiah, karena menurutnya, yang ada adalah konotasi, penyingkiran ini akan dirasa terlalu berlebihan, tetapi denotasi tetap digunakan dan berguna untuk sebuah koreksi atas keyakinan bahwa artian secara harfiah adalah sesuatu yang bersifat alami (Sobur, 2013:70-71).
24
Denotasi dapat disebut dengan makna proporsional pernyataan yang sifatnya fakta, dimana ketika kita menyebut sebuah kata yang mendenotaskan suatu hal, maka suatu hal tersebut menunjukkan, mengartikan dan memaknai pada hal tersebut.
Contohnya, kata ‘mobil’ didenotasikan sebagai kendaraan bermotor, beroda empat, dan sebagainya (Sobur, 2009:265).
B. Konotasi
Salah satu bagian penting dari studi yang dilakukan Barthes adalah peran pembaca, menurutnya konotasi adalah sifat asli tanda, yang membutuhkan kreatifitas pembaca agar bisa dimaknai. Barthes menjabarkan apa yang biasa disebut dengan sistem pemaknaan tataran kedua, sistem pemaknaan kedua ini dibangun diatas sistem lain yang sudah ada. Sistem pemaknaan kedua inilah yang disebut dengan konotatif menurut barthes. dan pemaknaan tataran pertama disebut dengan denotatif (Sobur, 2013:68).
Konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi saat tanda berpapasan emosi dan perasaan dari sesorang serta segala nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi memiliki makna yang subjektif, maksudnya denotasi merupakan sesuatu yang digambarkan tanda atas sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya (Sobur, 2009:128).
Jika denotasi kata memiliki makna objektif, maka konotasi kata adalah makna yang subjektif. Makna subjektif yang dimaksud adalah berarti ada sedikit perubahan dari makna umum (denotatif) karena telah berubah atau ada penambahan nilai atau rasa tertentu. Jika makna denotatif mudah untuk dipahami, maka konotatif lebih sulit untuk dipahami dan hanya bisa dipahami oleh segelintir orang (Sobur, 2009:263).
C. Mitos
Mitos berasal dari kata ‘Mythos’ yang berarti ujaran atau kata dari bahasa Yunani. Menurut barthes mitos berbeda dengan mitos umum yang dipahami orang, Barthes mempercayai mitos sebagai sejenis bahasa, mitos adalah sejenis informasi dan suatu komunikasi, dalam penelitiannya, ia percaya bahwa mitologi merupakan perkembangan dari konotasi dalam pengertian khusus, dan merupakan interpretasi orang. Mitos menurut Barthes sendiri berbeda dengan takhayul, sejarah, absurditas dan semacamnya yang orang biasa anggap, melainkan menurut Barthes, mitos disini adalah gaya berbicara seseorang atau type of speech (Vera, 2014:59).
25 2.2 Penelitian Terdahulu
Pada sub bab ini akan dirangkum karya ilmiah yang sudah ada yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian yang dilakukan. Karya ilmiah tersebut dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel dalam jurnal nasional atau jurnal internasional.
Adapun rangkuman karya ilmiah terdahulu secara sistematis meliputi judul, tahun, peneliti, sumber, hasil penelitian, dan perbedaan.
Tabel 2.2 Karya Ilmiah Literature Review 1 (Karya Ilmiah)
Judul Nasionalisme dalam film Soekarno (analisis semiotic Roland Barthes tentang perilaku nasionalis di film Soekarno)
Tahun 2017
Peneliti Yohana Desti Vitari
Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/138016/
slug/nasionalisme-dalam-film-soekarno-analisis-semiotik-roland-barthes-tentang-perilaku-nasionalis-dalam-film-soekarno-.html Hasil Penelitan Penelitian ini menganalisis representasi nasionalisme yang
ditemukan di film Soekarno, seperti mencintai Indonesia dengan merasakan kebangsaan dalam hati, mengakui nilai budaya dan moral bangsa Indonesia, dan kesadaran harga diri. Selain itu nasionalisme dalam film Soekarno ini di representasikan melalui perilaku nasionalisnya sendiri seperti, cinta tanah air terhadap kekayaan alam Indonesia, sikap perlawanan seperti pantang menyerah, rela berkorban, berani juga tegas, selain itu menggunakan peci yang sering digunakan Soekarno juga menandakan nasionalisme, menerima pendapat rakyat, dan terakhir Soekarno mengajak masyarakat untuk hidup dengan sejahtera dengan cara hidup rukun dan damai.
26
Perbedaan Penelitian ini memiliki objek penelitian melalui film yaitu film Soekarno. Selain itu penelitiannya memfokuskan kepada representasi nasionalisme.
Literature Review 2 (Karya Ilmiah)
Judul Representasi Perempuan dalam Iklan Youtube (Analisis Semiotika Atas Penggambaran Kembali Perempuan di Iklan Samsung Galaxy S10: The Power Of Sharing)
Tahun 2020
Peneliti Viona Margareth Elisabeth Matulessya
Sumber https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29156/150 904061.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui representasi perempuan di iklan Youtube Samsung S10: The Power of Sharing.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima hal yang direpresentasikan terhadap perempuan antara lain perempuan masa kini sudah melek teknologi, perempuan memiliki emosional yang sama dengan pria, perempuan mengemban tanggung jawab ganda, perempuan digambarkan memiliki sifat percaya diri dan konsisten, serta perempuan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.
Kelima representasi ini diterjemahkan berdasarkan tanda dalam bentuk ekspresi dan dialog para pemeran dalam iklan.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran, media baru, dan hubungan media dengan perempuan sebagai teori acuan.
Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian.
Literature Review 3 (Karya Ilmiah)
Judul Analisis Semiotika Citra Perempuan Pada Iklan Edisi Diet Gampang Dan Sehat Ala Wrp Di Televisi
Tahun 2017
27 Peneliti Gritania Emay Marpaung
Sumber http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19327
Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan mengenai mitos kecantikan, dimana kecantikan adalah hal yang perlu dan wajib dimiliki oleh perempuan. Perempuan merupakan penarik hati pria sehingga perempuan harus bisa menunjukkan kecantikan yang ada dalam diri wanita. Iklan dipandang hanya berfokus pada keuntungan saja, dan diharapkan kedepannya produk kecantikan untuk lebih kreatif dalam menyajikan iklan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi wanita dan tidak hanya mementingkan komersialisasi saja.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi massa, teori representasi wanita, dan teori gender. Perbedaan lain terletak pada subjek iklan yang dipilih serta peran model wanita yang tidak hanya sebagai pemeran iklan melainkan penggambaran tentang hasil produk yang ditawarkan, iklan ini melekatkan hasil pemakaian produk yang dilekatkan pada pemeran iklan.
Literature Review 4 (Karya Ilmiah)
Judul Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan (Analisis Semiotika Terhadap Iklan Tempo Scan 60 Tahun di Televisi)
Tahun 2015
Peneliti Nida Azkia
Sumber https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=13404 Hasil Penelitan Penelitian merepresentasikan nilai-nilai sosial mengenai keseteraan
tidak ada diskriminasi gender. Menggunakan teori roland dan feminisme. Secara kajian teori feminisme perempuan mendapatkan hak yang sama secara pendidikan, politik, dan kesempatan mata pencaharian. Citra perempuan yang ditampilkan yaitu citra pigura
28
dan citra pilar dimana perempuan diharuskan tampil mempesona.
Perempuan menjadi pilar utama dalam kehidupan rumah tangga.
Perbedaan Pada penelitian menggunakan teori feminisme sebagai dasar acuan dalam menganalisa makna semiotika. Perbedaan yang lain terlihat di subjek penelitian juga salura media yang digunakan, yakni televisi.
Tabel 2.3 Jurnal Nasional Literature Review 5 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Peran Ibu Dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Bertema Hari Ibu)
Tahun 2020
Peneliti Birda Mudafiuddin
Sumber http://eprints.ums.ac.id/78503/2/PUBLIKASI%20ILMIAH.pdf Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan bahwa ibu memiliki peran sebagai
pendidik anak, ibu memiliki peran ganda selain sebagai seorang yang mengurusi keluarga, ibu juga berperan dalam membantu perekonomian keluarga di ruang publik. Ibu tidak hanya melakukan peran dalam ringkup keluarga, tetapi juga sebagai perempuan yang memiliki keahlian dan kedudukan sosial yang strategis.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan empat iklan dalam proses pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan dirangkum dan direduksi secara terorganisir untuk mendapatkan suatu data kredibel dan komprehensif.
Literature Review 6 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Perempuan Dalam Iklan Televisi Studi Analisis Semiotika Iklan Beng Beng Versi Great Date
29
Tahun 2016
Peneliti Radita Gora
Sumber http://dx.doi.org/10.30813/s:jk.v10i1.32.g30
Hasil Penelitian Media massa mempunyai pengaruh untuk membangun persepsi yang kuat melalui iklan. Perempuan pada iklan memiliki posisi yang dimarjinalkan, keberadaan perempuan diposisikan sebagai sifat dengan pendekatan intuitif materialis. Hubungan dengan promosi produk dan penyampaian pesan pada iklan tidak berfokus pada produk yang ditawarkan. Tak ada signifkansi hubungan antara produk pada peran wanita.
Perbedaan Penelitian menggunakan signifikansi dua tahap Roland Barthes dalam menganalisis semiotika pada iklan. Penelitian menggunakan teori feminisme dalam melakukan analisis semiotika. Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian
Literature Review 7 (Jurnal Nasional) Judul
Representasi Wanita Sosialita Dalam Iklan Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Televisi Magnum Versi Pink And Black
Tahun 2015
Peneliti Adrina Inayati Utami
Sumber https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/m anagement/article/view/2442/2316
Hasil Penelitian Pemeran wanita direpresentasikan sebagai wanita sosialita dengan unit analisis berupa latar tempat dan tampilan wanita yang memerankan iklan. Pada iklan direpresntasikan seorang wanita sosialita yang menghabiskan waktu luangnya bersama rekan dengan cara berpesta. Wanita sosialita direpresentasikan berhubungan dengan ideologi kapitalisme, kekayaan, dan kemakmuran, yang
30
mana hanya menikmati kemewahan termasuk produk yang ditampilkan dalam iklan.
Perbedaan Penelitian merepresentasi perempuan yang tergolong dalam kategori wanita sosialita. Perempuan yang hidup makmur direpresentasikan hanya menikmati fasilitas mewah saja. Produk merepresentasikan keinginan mewah perempuan dapat diperoleh dengan menggunakan produk yang ditawarkan. Perbedaan lain yakni pada subjek penelitian.
Literature Review 8 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Perempuan Dalam Film Star Wars VII The Force Awakens
Tahun 2016
Peneliti Joane Priskila Kosakoy
Sumber https://media.neliti.com/media/publications/82771-ID-representasi-perempuan-dalam-film-star-w.pdf
Hasil Penelitan Penelitian ini menyimpulkan bahwa perempuan dapat direpresentnasikan sebagai karakter yang dapat memimpin, perempuan tidak lagi dikaitkan dengan penampilan sensualitas, dan perempuan juga dapat melakukan pekerjaan, kegiatan, sifat, penampilan, dan tingkah laku yang biasa diperankan oleh pria.
Perbedaan Memfokuskan kepada representasi perempuan, dan objek yang diteliti dalam penelitianya adalah film layar lebar.
Tabel 2.4 Jurnal Internasional Literature Review 9 (Jurnal Internasional)
Judul Semiotics in Interpreting the Text of Women’s Role Indonesian Horror Film in “Setan Jamu Gendong”
31
Tahun 2018
Peneliti Zaimar, Yulia Sofiani et al.
Sumber https://journal.ubm.ac.id/index.php/english-language-culture/article/view/1452
Hasil Penelitian
Pada penelitian ini sebuah kata, “jamu”, merupakan suatu tanda linguistik. Tanda linguistik “jamu nee mas” membuat suatu mitos bahwa jamu merupakan minuman stamina hanya untuk pria yang mana sebenernya makna jamu sendiri adalah makna obat herbal tradisional. Jamu tidak hanya untuk pria, melainkan wanita pula.
Penelitian juga menyimpulkan adanya peralihan makna fungsi kebaya dan bakul. Pemeran wanita dalam film horor Indonesia sering dijadikan objek seksual baik melalui visual dan audio.
Perbedaan Penelitian berfokus pada bagaimana visualisasi tubuh wanita pemeran film horor. Pemilihan subjek penelitian ditentukan berdasarkan kepopuleran film. Parameter fisik, tubuh dikategorikan menjadi cara berpakaian dan perilaku pemeran wanita. Penelitian berfokus pada tanda linguistik yang mengubah makna suatu kata. Penelitian menghubungkan teori feminis dengan semiotika. Teori lain yang digunakan yakni teori subjektivitas perempuan oleh Kristeva.
Literature Review 10 (Jurnal Internasiol)
Judul Representation Of Working Mother In Social Media Semiotic Analysis Of Bukalapak’s Advertisement MothersDay Version In Youtube
Peneliti Ruvira Arindita
Tahun 2019
Sumber https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.7-12-2018.2281811
32 Hasil
Penelitian
Penelitian merepresentasikan sosok wanita yang menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pencari nafkah. Iklan merepresentasikan kebutuhan seorang anak terhadap ibu sebagai tempat bercerita. Representasi wanita yang memiliki peran ganda memiliki kekurangan waktu bersama anaknya. Iklan merepresentasikan ketidaktahuan ibu tentang anaknya akibat kurangnya waktu bersama. Terlihat kebahagian setelah ibu dapat menyeimbangkan waktu bekerja dan waktu bersama anaknya.
Terlihat anak yang mengerti kesibukan ibunya, lalu berterimakasih kepada ibunya.
Perbedaan Penelitian ini berfokus pada subjek penelitian. Perbedaan lain terletak pada media massa yang diteliti. Penelitian ini meneliti pada saluran media massa Youtube.
Literature Review 11 (Jurnal Internasional)
Judul Gender Equality in Media Television Semiotics Analysis Of Fair And Lovely Advertisement Issue Of Marriage Of Master Degree
Peneliti Desliana Dwita & Isna Wijayani
Tahun 2018
Sumber https://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5316 Hasil
penelitian
Penelitian diatas berfokus pada kesetaraan gender wanita muslimah yang dipandang harus mendahulukan pernikahan dibanding sekolah dan karir. Tanda berupa sosok wanita muslimah yang ditampilkan religius dan berasal dari keluarga yang religius.
Penelitian ini merepresentasikan wanita yang percaya diri, memiliki keteguhan pendapat, suka berdisuksi, dan bertukar pikiran. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa wanita harus berani mengemukakan pendapat dan memegang teguh keinginan dibanding mendengarkan keinginan orang lain.
Perbedaan Penelitian ini merepresentasikan wanita dari sudut pandang wanita sebagai anak perempuan. Penelitian ini menggunakan teori
33
kesetaraan gender. Perbedaan lain terletak pada sudut pandang wanita berdasarkan sudut pandang pemeran, yakni sebagai anak perempuan.
Literature Review 12 (Jurnal Internasional)
Judul A Semiotic Analysis of The John Wick I Film Using Charles Sanders Peirce Seiotic Theory
Tahun 2018
Peneliti Alfan Asyraq Pauzan
Sumber http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7324/
Hasil Penelitan
Penelitian ini menganalisis film John Wick 1 dengan tujuan mengeksplorasi tanda tanda yang diekspresikan dalam film, dan menganalisis elemen yang difokuskan kepana ikon, index dan symbol.
Perbedaan Dalam penelitiannya menggunakan teori Charles Sanders Pierce, dan menganalisis film layar lebar yaitu John Wick 1
Pada semua penelitian terdahulu diatas, penelitian yang mendekati atau berkaitan dengan penelitian peneliti adalah penelitian yang berjudul “Nasionalisme Dalam Film Soekarno (Analisis Seiotik Roland Bathes Tentang Perilku Nasionalis Dalam Film Soekarno), karena sama - sama menggunakan semiotika Roland Barthes, hanya berbeda dalam objek penelitiannya yaitu menganalisis representasi nasionalisme dalam suatu film.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dijelaskan representasi peran ibu dalam iklan Dancow menggunakan kerangka pikir. Adapun gambar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut.
34
Tabel 2.5 Kerangka Pemikiran Sumber: Olahan peneliti, 2021
Penelitian ini dianalisis dengan teori semiotika Roland Barthes dalam menganalisa makna atau pesan yang terkandung dalam iklan. Adapun pesan yang dikaji dalam bentuk peran dari setiap scene iklan secara verbal atau kata-kata, visualisasi peran yang merupakan konotasi iklan, dan pesan yang diinterpretasikan yang merupakan denotasi iklan.
Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi
Cinta Bunda Selalu ada
Identifikasi tanda semiotika yang ada dalam iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda
Selalu
Teori Semiotika Roland Barthes
Denotasi Konotasi Mitos
Representasi Peran Seorang Ibu dalam Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu ada
35
Iklan akan dianalisis dalam beberapa scene, kemudian diinterpretasikan secara verbal, visualisasi, dan denotasi. Metodologi penelitian dilakukan dengan cara analisis semiotika interpretasi. Analisis semiotika interpretasi membutuhkan pemikiran yang kritis dan luas terhadap makna dari berbagai tanda yang ditampilkan dalam suatu studi semiotika. Berdasarkan korespondensi paradigma kritis, analisis semiotika pada penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian
Iklan akan dianalisis dalam beberapa scene, kemudian diinterpretasikan secara verbal, visualisasi, dan denotasi. Metodologi penelitian dilakukan dengan cara analisis semiotika interpretasi. Analisis semiotika interpretasi membutuhkan pemikiran yang kritis dan luas terhadap makna dari berbagai tanda yang ditampilkan dalam suatu studi semiotika. Berdasarkan korespondensi paradigma kritis, analisis semiotika pada penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian