• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.6 Waktu dan Periode Penelitian

Tabel 1.2 Waktu dan Perencanaan Penelitian Sumber: olahan Peneliti

10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah metode komunikasi yang menggunakan media untuk menyalurkan pesannya secara masal, luas, dan menghasilkan efek (Liliweri, 2011:874). Menurut (Suryanto, 2015:157), komunikasi massa adalah proses yang terdapat suatu organisasi yang komplek didalamnya, dengan bantuan media massa untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas, heterogeny, dan menyebar.

Sedangkan Menurut Bittner dalam (Jalaluddin, 2003:188), Komunikasi massa merupakan pesan yang disampaikan melalui media massa kepada khalayak, atau orang yang banyak. menurut

Definisi komunikasi dibagi menjadi dua diutarakan oleh Joseph A Devito dalam (Ardianto, 2007:6) pertama, komunikasi massa merupakan komunikasi yang akan disampaikan kepada khalayak atau orang yang luar biasa banyak. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang dipancarkan melalui audio dan visual, atau disebut media massa. Media massa sebagai alat untuk menyebarkan pesan atau melakukan komunikasi.

Komunikasi massa juga mempunyai berberapa fungsi yang paparkan oleh Dominick dalam (Ardianto, 2007:14), yaitu:

1. Fungsi Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan penyajian atau penyebaran pesan yang berguna atau dapat membantu masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Fungsi Penafsiran Media massa bukan hanya memuat fakta dan data, tapi juga memberi penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting.

3. Fungsi Pertalian Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang bermacam-macam, hingga membentuk kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Fungsi Penyebaran nilai-nilai Media massa menunjukkan bagaimana mereka berperilaku dan apa yang diharapkan.

11

5. Fungsi Hiburan Media massa dapat memberikan hiburan yang dikehendaki oleh masyarakat

Dikutip dari buku yang sama, komunikasi massa juga memiliki empat karakteristik yang di kemukakan oleh para ahli seperti Wright dalam (Ardianto, 2007:4) yaitu:

1. Ditujukan kepada massa atau masyarakat yang relatif luas dan besar, bersifat heterogen dan anonim.

2. Pesan diberikan secara terbuka dan umum.

3. Pesan dapat tersebar dalam waktu yang sama dan bersifat singkat atau sekilas (khusus untuk media elektronik).

4. Komunikator cenderung bergerak dalam organisasi yang kompleks sehingga membutuhkan biaya yang cukup besar.

Dari definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah proses komunikasi dalam menyampaikan pesan, ide atau gagasan kepada orang yang sangat banyak, dan komunikasi massa juga memperuntukkan media massa sebagai alat untuk menyebarluaskan pesan itu sendiri. Dalam penelitian ini komunikasi massa sangatlah penting karena penelitian ini menganalisis sebuah iklan, dimana iklan melalui media youtube juga merupakan sebuah komunikasi massa.

2.1.2 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah suatu komunikasi yang disampaikan kepada penerima pesan melalui lisan (oral) maupun tulisan (written), seperti berbincang dengan lawan bicara, menulis pesan singkat atau surat, presentasi ataupun menonton televisi (Mondry, 2008:3). Sedangkan dalam (Mulyana, 2017:261) Komunikasi verbal adalah suatu cara untuk menyatakan pikiran, makna dan suatu perasaan.

Sedangkan menurut (Khoiruddin, 2012:123) Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang hanya bisa dilakukan oleh manusia, karena komunikasi verbal dilakukan menggunakan lisan maupun tulisan.

Menurut (Khoiruddin, 2012:125) Komunikasi verbal memiliki beberapa karakteristik yang dapat dibedakan dengan komunikasi nonverbal diantaranya:

12 1. Jelas dan padat

2. Mudah dipahami

3. Dapat bermakna konotatif (pikiran, perasaan, ataupun ide) dan denotatif (makna yang sesungguhnya)

4. Intonasi suara yang mempengaruhi pesan 5. Tempo atau kecepatan bicara

6. Unsur humor

Menurut (Kusumawati, 2016:90) membagi jenis jenis komunikasi verbal dibagi menjadi 2 bagian diantaranya:

1. Berbicara dan menulis

Berbicara adalah menyampaikan pesan menggunakan suara atau vokal seperti presentasi saat rapat atau berbicara dengan orang lain. Sedangkan menulis adalah menyampaikan pesan tanpa menggunakan suara atau vokal, seperti menulis surat.

2. Mendengarkan dan membaca

Mendengarkan adalah suatu yang melibatkan unsur pendengaran seperti mendengarkan, memahami, memperlihatkan dan juga mengingat. Sementara itu, membaca adalah cara untuk memperoleh informasi dari suatu tulisan.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah cara menyampaikan pesan yang dilakukan melalui lisan seperti berbicara atau tulisan seeprti menulis surat. Dalam penelitian ini aspek komunikasi verbal sangat dibutuhkan karena komunikasi verbal terdapat pada iklan yang diteliti.

2.1.3 Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal merupakan suatu bentuk komunikasi menyampaikan pesan mengggunakan bahasa tubuh (body language) atau menggunakan isyarat, contoh komunikasi nonverbal adalah tersenyum, cemberut, menggelengkan kepala, berjabat tangan atau membuang muka (Mondry, 2008:3).

Blake dan Haroldsen dalam (Gintings, 2008:126) menyatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan menggunakan suara atau

simbol-13

simbol, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, sentuhan, cara berpakaian, atau sentuhan.

Menurut Larry A Samovar dalam (Mulyana, 2017:343) komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan semua rangsangan kecuali rangsangan verbal, atau peristiwa komunikasi yang mencakup perilaku yang disengaja maupun tidak disengaja.

Komunikasi nonverbal menurut Mark L Knapp dalam (Mulyana, 2017:347) menjelaskan bahwa komunikasi nonverbal biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian atau keadaan diluar kata kata secara lisan maupun tulisan.

Maka dapat disimpulkan jika komunikasi nonverbal adalah bentuk penyampaian pesan yang dilakukan diluar lisan ataupun tulisan. Dalam penelitian ini peneliti juga memakai unsur unsur komunikasi nonverbal yang terdapat dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada untuk diteliti.

2.1.4 Sinematografi

Sinematografi adalah suatu tindakan atau teknik yang digunakan kamera terhadap objek yang siap diambil. Dalam melakukan teknik sinematografi cameraman tidak hanya merekam video saja, tetapi ia harus mengontrol dan juga mengatur bagaimana video tersebut diambil agar hasilnya terlihat bagus (Pratista, 2008:89).

Pengambilan gambar mempunyai beberapa teknik, berikut adalah teknik pengambilan gambar atau shot sizes (ukuran gambar) menggunakan kamera menurut (Pratista, 2008:104-106):

1. Extreme Long Shot

Posisi kamera jauh dari objeknya, jika objeknya adalah manusia, wujud fisik manusia nyari tidak tampak.

2. Long Shot

Pada posisi jarak long shot tubuh fisik manusia lebih jelas daripada extreme long shot, biasanya long shotdigunakan saat pembukaan video.

14 3. Medium Long Shot

Pada jarak ini, tubuh manusia semakin dekat, fisik terlihat dari bagian lutut hingga ke atas, background video terlihat seimbang dengan fisik manusia.

4. Medium Shot

Pada jarak ini kamera melihatkan bagian fisik dari bagian pinggang hingga kepala, Gerakan dan ekspresi wajah mulai terlihat jelas, fisik manusia mulai terlihat mendominasi.

5. Medium Close Up

Pada jarak ini kamera melihatkan badan manusia dari bagian dada ke atas, tampak fisik manusia semakin menguasai kamera daripada latar belakang, biasanya dilakukan saat adegan berdialog.

6. Close Up

Teknik close up dapat memperlihatkan ekspresi wajah dan gerakan dengan jelas, biasanya teknik ini digunakan untuk adegan berdialog yang intim atau lebih serius.

7. Extreme Close Up

Pada jarak ini, kamera memperlihatkan bagian tubuh atau objek sangat mendetail, seperti bagian mata, telinga, bibir dan sebagainya.

Dalam sinemtografi aspek yang penting lainnya selain cara pengambilan gambar yang baik dan benar, ada juga aspek yang harus diperhatikan, yaitu objek yang diambil, seperti latar (setting), ekpresi objek atau pemeran, dialog pemeran dan juga psikologi warna yang terlihat dalam kamera.

2.1.4.1 Latar (Setting)

Selain teknik pengambilan gambar, sineas juga harus memperhatikan latar dari sebuah gambar yang diambil, setting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu, set studio, shot on location dan set virtual (Pratista, 2008:62) Fungsi latar dibagi menjadi 6, diantaranya adalah (Pratista, 2008:66):

15 1. Penunjuk Ruang dan Wilayah

Latar yang meyakinkan penonton bahwa semua adegan di film itu benar benar terjadi dilokasi.

2. Penunjuk Waktu

Menunjukan unsur waktu seperti pagi, siang, atau malam, atau musim panas, musim dingin dan lainnya.

3. Penunjuk Status Sosial

Menggambarkan status sosial atau pemeran ceritanya, seperti contoh, pemerintah dalam film akan terlihat berbeda dengan rakyat biasa.

4. Membangun Suasana

Menggambarkan suasana, seperti suasana yang gelap biasanya berkaitan dengan misterius, menakutkan, menegangkan dan sebagainya.

5. Penunjuk Suatu Motif

Sebagai penunjuk simbol atau motif tertentu, seperti misalnya angin kencang dengan petir biasanya menunjukkan kekuatan pemeran dalam cerita.

6. Pendukung Adegan

Property yang digunakan dalam adegan berfungsi aktif dalam mendukung perannya. Misalnya dalam film Modern Times Chaplin beradegan dengan mesin pabrik.

2.1.4.2 Ekspresi

Menurut (Ramdani, 2015:27)ada dua jenis ekspresi wajah, yakni makro dan mikro. ekspresi makro adalah eskpresi wajah yang mudah dilihat dan diamati, sedangkan ekspresi mikro adalah ekspresi wajah yang secara tidak sadar muncul.

Ekspresi juga memiliki banyak karakter diantaranya (Ramdani, 2015:27-31):

1. Bahagia

Ekspresi Bahagia biasanya digambarkan dengan wajah senyum. Senyuman adalah representasi positif yang menunjukan bahwa orang tersebut sedang senang atau Bahagia.

16 2. Marah

Biasanya ekspresi ini ada karena ketidaknyamanan seseorang, biasanya bisa dilihat dari alis miring ke bawah, bibir mengecil, mata terbuka dan melihat dengan tajam atau melotot.

3. Sedih

Ekpresi sedih biasanya datang saat seseorang sedang merasa kehilangan atau kecewa terhadap sesuatu, wajah cenderung muram.

4. Takut

Ekpresi takut biasanya datang saat seseorang merasa tidak mampu mengatasi seuatu, ekpresi ini terkadang muncul secara tiba tiba atau spontan. Ditunjukkan saat alis terangkat, bibir terbuka secara horizontal,dan kelopak mata kencang.

5. Muak

Muak bisa terjadi saat sesorang melihat suatu yang tidak pantas secara berulang.

Biasanya ditunjukkan dengan dahi yang mengkerut.

6. Terkejut

Ekspresi terkejut biasanya terjadi secara spontan ketika menerima pesan atau sesuatu yang tidak diketahui atau disiapkan sebelumnya. Biasanya refleks diikuti dengan teriakan.

2.1.4.3 Dialog

Dialog adalah bahasa komunikasi verbal yang dipakai oleh pemeran dalam suatu cerita, dalam hak ini menggunkan komunikasi verbal yang mengacu pada penggunaan lisan menggunakan bahasa (Pratista, 2008:150). Bahasa terdapat didalamnya aksen, aksen sangat mempengaruhi cerita dalam adegan agar penonton percaya bahwa cerita itu benar benar terjadi, dan dapat menunjukkan asal pemeran (Pratista, 2008:151).

2.1.4.4 Warna

Warna adalah unsur yang berpengaruh terhadap estetika gambar atau video, mempengaruhi penglihatan hinhha dapat memunculkan perasaan haru, sedih, senang, semangat, dan lainnya, selain itu warna juga mempunyai respon secara psikologis masing masing sebagai berikut (Kusrianto, 2007:46):

17 1. Merah

Melambangkan kekuatan, bertenaga, bahaya, cinta, agresif, kehangatan.

2. Merah muda

Melambangkan keberanian, kelembutan 3. Biru

Melambangkan kepercayaan, keamanan, teknologi, perintah 4. Hijau

Melambangkan kesehatan, alami, pembaruan, kecemburuan 5. Ungu

Melambangkan spiritual, arogan, perubahan, misteri 6. Orange

Melambangkan keseimbangan, energi 7. Kuning

Melambangkan ceria, bahagia, optimis, energik 8. Cokelat

Melambangkan bertahan, bumi, nyaman, dapat dipercaya 9. Abu-abu

Melambangkan futuristik, intelek, seduh, modis 10. Putih

Melambangkan bersih, suci, murni, steril, kecermatan 11. Hitam

Melambangkan kematian, kemewahan, misteri, anggun, ketakutan, seksualitas 12. Krem

Melambangkan kelembutan, klasik

18 2.1.5 Iklan

Periklanan atau advertising adalah bagian dari proses komunikasi massa yang berhubungan dengan sponsor, pemasang iklan atau pengiklan harus membayar jasa ke media massa untuk menyiarkan iklan, misalnya menyiarkan iklan di program televisi, radio, atau internet (Suhandang, 2010:13).

Menurut (Tjiptono, 2008:225) Iklan adalah suatu bentuk promosi dari sebuah perusahaan yang paling banyak dogunakan untuk memasarkan maupun mempromosikan produknya. Definisi yang paling singkat di kemukakan oleh (Kasali, 2011:9) “Periklanan adalah suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan visual”.

Selain itu periklanan dijelaskan menjadi dua artian, yang dikutip dari (Rangkuti, 2009:23), “Periklanan adalah komunikasi non individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga nirlaba serta individu. Iklan juga diartikan dengan bentuk prestasi non personal yang dibayar oleh sponsor untuk mempresentasikan gagasan atau ide promosi dari barang atau jasa tertentu”.

Dari definisi-definisi diatas, periklanan adalah aspek yang penting bagi suatu perusahaan, atau suatu organisasi, maka dari itu periklanan juga memiliki tujuan, menurut Durianto, Darmadi, dan Liana dalam dalam penelitian (Riyantoro & Harmoni, 2013:256) tujuan periklanan dibagi menjadi 9, yaitu:

1. Membuat kesadaran dalam suatu merek tertanam dalam benak konsumen.

2. Mengkomunikasikan suatu merek kepada konsumen terkait produk dan manfaatnya.

3. Mengembangkan personalitas merek.

4. Mengasosiasikan merek dengan perasaan dan emosi.

5. Mengedepankan perilaku konsumen.

6. Mengarahkan dan mempertahankan konsumen untuk membeli produk.

7. Mengembangkan calon konsumen agar dapat menjadi calon konsumen dimasa depan.

Menurut (Lamb et al., 2001:205) membagi periklanan menjadi dua jenis utama, yaitu:

19

1. Periklanan Institusi (institutional advertising) Didesain untuk meningkatkan citra perusahaan daripada mempromosikan suatu produk tertentu. Bentuk dari periklanan institusi dikenal dengan periklanan sokongan (advocacy advertising), digunakan untuk mengungkapkan pandangannya mengenai pokok-pokok persoalan atau merespon terhadap serangan media.

2. Periklanan Produk Digunakan untuk mempromosikan manfaat suatu produk maupun jasa tertentu. Tahap produk ini dalam siklus hidupnya sering kali menentukan jenis iklan produk yang digunakan, antara lain:

a) Periklanan Perintisan (pioneering advertising) Bentuk periklanan yang didisain untuk merangsang permintaan primer terhadap produk atau kategori produk baru.

b) Periklanan Bersaing (competitive advertising) Bentuk periklanan yang didisain untuk mempengaruhi permintaan suatu merek tertentu.

c) Periklanan Perbandingan (comparative advertising) Bentuk periklanan yang membandingkan dua atau lebih merek yang bersaing yang dinamai atau ditunjukan secara khusus dalam satu atau lebih atribut tertentu.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa iklan adalah suatu proses komunikasi dalam memberitahukan dan menginformasikan suatu barang atau jasa menggunakan media massa baik daring (online) maupun luring (offline), media massa yang digunakan antara lain, televisi, radio, majalah, koran, pamflet, spanduk, internet dan sebagainya.

Dalam penelitian ini media massa yang digunakan adalah Youtube melalui internet, dengan menganalisis iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada.

2.1.6 Representasi

Secara umum representasi diambil dalam bahasa inggris dari kata

“representation” yang artinya menunjukkan, atau penggambaran. Dan secara sederhananya representasi bisa disederhanakan sebagai gambaran yang kita pikirkan dan dihadirkan oleh lingkungan di sekitar kita.

Representasi merupakan penggunaan sebuah tanda (sign) termasuk didalamnya seperti gambar dan bunyi yang bisa menggambarkan, membayangkan,

20

menghubungkan sesuatu yang dilihat, atau memaknai sesuatu yang dilihat pada bentuk fisik tertentu (Danesi, 2010:24).

Menurut Chris Baker dalam (Mulyana, 2014:97) Representasi adalah konstruksi sosial yang harus di ekplorasi atau digali untuk membentuk makna, dan menghendaki penyelidikan bagaimana cara menghasilkan makna pada berbagai konteks, dan representasi mempunyai materialitas tertentu, dapat diproduksi, digunakan, dipahami, dan ditampilkan dalam konteks sosial tertentu.

Sedangkan menurut (Wahyuningsih, 2014:173) dalam jurnalnya menjelaskan bahwa representasi menyatakan bagaimana seseorang, kelompok, pendapat maupun gagasan tertentu ditampilkan di suatu media, representasi sangat penting agar dapat memahami dua hal yaitu:

1. Apakah orang, komunitas, pendapat maupun ide dilihat semestinya atau sebaliknya, lewat penggambaran yang buruk, dan

2. Bagaimana representasi itu dimaknai

(Hartley, 2010:265) juga berpendapat bahwa representasi artinya menggunakan bahasa untuk memberikan sesuatu yang bermakna, representasi ini juga dapat diwujudkan sebagai kata, gambaran, cerita, dan sebagainya, yang mewakili emosi, gagasan, dan sebagainya. Representasi juga bergantung dengan tanda dan citra yang sudah ada dalam lingkungan atau budaya sekitar.

Berdasarkan definisi dari representasi diatas, dapat disimpulkan bahwa representasi bisa diartikan sebagai konsep yang ada di pikiran masing masing orang, atau proses penerjemahan makna menggunakan bahasa. Pada intinya representasi adalah cara untuk membuat atau memproduksi sebuah makna.

Penelitian ini memfokuskan representasi peran seorang ibu yang ada dalam iklan susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada, maka dari itu peneliti harus menganalisis tanda tanda dan makna peran seorang ibu yang ada dalam iklan tersebut.

21 2.1.7 Peran Ibu

Ibu merupakan seseorang yang rela bertaruh hidup demi seorang anaknya. Ibu adalah sosok yang selalu sabar meskipun anaknya melakukan kenakalan yang berulang-ulang, ibu akan selalu siap menghadapi dan memberika nasihat kepada sang anak. Cinta ibu dapat membuat seorang anak dapat menghadapi situasu remaja anak yang penuh dengan emosi, labil, dan sebagainya. Dan kasih saying dan perhatian seorang ibu dapat disebut tidak akan pernah selesai (Abbas, 2009:43). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ibu merupakan seseorang yang melahirkan anak, dan sebutan seseorang wanita dewasa yang sudah menikah atau sudah memiliki suami.

Peran sendiri menurut Soerjono Soekanto diartikan sebagai status, saat seseorang menjalankan hak dan kewajiban bertemu dengan posisi dan kedudukannya, maka orang itu dapat disebut sedang menjalankan perannya, kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling berhubungan (Soekanto, 2013:212-213).

Biddle dan Thomas (Sarwono, 2015:215) membagi istilah peran menjadi 4 golongan yaitu:

1. Seorang yang menjalankan bagian dalam interaksi sosial.

2. Sikap yang keluar dan terlihat dalam interaksi sosial.

3. Kedudukan orang dalam bersikap.

4. Hubungan anatara perilaku dan orang.

Dalam (Zahrok & Suarmini, 2018:64) peran ibu juga sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu. Peran ibu dalam keluarga sangatlah penting, bahkan bisa dikatakan bahwa kebehagiaan kesuksesan keluarga bergantung pada peran seorang ibu, diumpamakan ketika ibu bersifat baik, maka keluarganya akan baik, sebaliknya jika sifat seorang ibu kurang baik, maka akan berpengaruh kepada keluarganya (Karim, 2006).

2.1.8 Semiotika

Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda sendiri merupakan instrumen yang kita gunakan untuk mencari jalan di dunia ini di kerumunan manusia

22

dan bersama sama dengan manusia (Sobur, 2017:15-16) . Dalam edisi buku yang berbeda, Alex Sobur menjelaskan semiotika merupakan metode analisis untuk mempelajari sebuah tanda. Sederhananya semiotika mengkaji bagaimana manusia (humanity) dapat mengartikan sesuatu (things), untuk berokomunikasi (to communicate) (Sobur, 2006:15).

(Mudjiyanto & Nur, 2013:73) menyatakan semiotika merupakan ilmu yang membahas mengenai tanda (sign), tanda dapat diartikan berbeda bagi seseorang dengan orang lainnya, segala sesuatu yang bisa dipahami atau dibuat teramati dapat disebut dengan tanda. Maka dari itu, tanda tak hanya benda saja, melainkan ada atau tidak adanya suatu kejadian, suatu kebiasaan, bisa juga disebut dengan tanda.

Ferdinand de Saussure dalam Course in General Linguistics semiotika dijelaskan sebagai ilmu yang mengkaji peran tanda yang dianggap komponen dari kehidupan sosial. Semiotika juga di artikan sebagai ilmu yang mengkaji struktur, jenis, dan juga relasi relasi tanda yang hadir di kumpulan masyarakat (Piliang, 2012:47).

Maka dari itu, Semiotika dapat disimpulkan sebagai cabang filsafat yang mempelajari dan memaknai sebuah tanda, pertanda dan tanda tersebut dibangun sehingga menghasilkan makna atau dapat mengkomunikasikan makna. Kajian ilmu semiotika ini dibagi menjadi 5 gagasan, antara lain:

• Semiotika Ferdinand de Saussure

• Semiotika Charles Sanders Peirce

• Semiotika Roland Barthes

• Semiotika Umberto Uco

• Semiotika John Fiske

2.1.9 Semiotika Roland Barthes

Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63).

Menurut Barthes semiotika juga tak hanya sebatas meneliti petanda dan penanda, tetapi juga hubungan yang terkait secara keseluruhan (Sobur, 2013:123).

Dalam penelitiannya Roland Barthes memaparkan tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif konotatif, dan mitos. Secara singkat, denotatif

23

merupakan makna yang dapat dilihat dengan jelas dan nyata, konotatif merupakan makna yang tersirat dari suatu tanda, atau bisa dikatan tanda yang tersembunyi, dan mitos adalah sesuatu yang hadir dan berkembang di dalam pikiran masyarakat itu sendiri, jadi masyarakat menafsirkan atau mengartikannya dengan cara mencermati dan memaknai sesuatu yang terlihat dengan nyata (denotatif) dan memaknai tanda apa yang tersembunyi (konotasi).

Roland Barthes membuat tabel peta mengenai bagaimana tanda dapat bekerja, sebagai berikut: 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)

Tabel 2.1 Peta Roland Barthes

Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz (Sobur, 2013:69)

Tabel peta diatas melihatkan bahwa tanda denotatif (denotative sign), terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Dan di saat yang sama, penanda denotatif (denotative signifier) juga merupakan penanda konotatif (connotative signifier).

Dalam arti yang lain, hal tersebut adalah unsur material (Sobur, 2013:69).

Konsep konsep semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes yaitu:

A. Denotasi

Denotasi adalah makna yang sesungguhnya atau makna secara harfiah. Denotasi ditekankan melalui bahasa yang maknanya sesuai dengan apa yang terucap. Barthes mencoba menyingkirkan denotasi sebagai artian secara harfiah, karena menurutnya, yang ada adalah konotasi, penyingkiran ini akan dirasa terlalu berlebihan, tetapi denotasi tetap digunakan dan berguna untuk sebuah koreksi atas keyakinan bahwa artian secara harfiah adalah sesuatu yang bersifat alami (Sobur, 2013:70-71).

24

Denotasi dapat disebut dengan makna proporsional pernyataan yang sifatnya fakta, dimana ketika kita menyebut sebuah kata yang mendenotaskan suatu hal, maka suatu hal tersebut menunjukkan, mengartikan dan memaknai pada hal tersebut.

Contohnya, kata ‘mobil’ didenotasikan sebagai kendaraan bermotor, beroda empat, dan sebagainya (Sobur, 2009:265).

B. Konotasi

Salah satu bagian penting dari studi yang dilakukan Barthes adalah peran pembaca, menurutnya konotasi adalah sifat asli tanda, yang membutuhkan kreatifitas pembaca agar bisa dimaknai. Barthes menjabarkan apa yang biasa disebut dengan sistem pemaknaan tataran kedua, sistem pemaknaan kedua ini dibangun diatas sistem lain yang sudah ada. Sistem pemaknaan kedua inilah yang disebut dengan konotatif menurut barthes. dan pemaknaan tataran pertama disebut dengan denotatif (Sobur, 2013:68).

Konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi saat tanda berpapasan emosi dan perasaan dari sesorang serta segala nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi memiliki makna yang subjektif, maksudnya denotasi merupakan sesuatu yang digambarkan tanda atas sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya (Sobur, 2009:128).

Jika denotasi kata memiliki makna objektif, maka konotasi kata adalah makna yang subjektif. Makna subjektif yang dimaksud adalah berarti ada sedikit perubahan dari makna umum (denotatif) karena telah berubah atau ada penambahan nilai atau rasa tertentu. Jika makna denotatif mudah untuk dipahami, maka konotatif lebih sulit untuk dipahami dan hanya bisa dipahami oleh segelintir orang (Sobur, 2009:263).

C. Mitos

Mitos berasal dari kata ‘Mythos’ yang berarti ujaran atau kata dari bahasa

Mitos berasal dari kata ‘Mythos’ yang berarti ujaran atau kata dari bahasa

Dokumen terkait