BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.9 Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63).
Menurut Barthes semiotika juga tak hanya sebatas meneliti petanda dan penanda, tetapi juga hubungan yang terkait secara keseluruhan (Sobur, 2013:123).
Dalam penelitiannya Roland Barthes memaparkan tiga hal yang menjadi inti penelitiannya, yaitu, denotatif konotatif, dan mitos. Secara singkat, denotatif
23
merupakan makna yang dapat dilihat dengan jelas dan nyata, konotatif merupakan makna yang tersirat dari suatu tanda, atau bisa dikatan tanda yang tersembunyi, dan mitos adalah sesuatu yang hadir dan berkembang di dalam pikiran masyarakat itu sendiri, jadi masyarakat menafsirkan atau mengartikannya dengan cara mencermati dan memaknai sesuatu yang terlihat dengan nyata (denotatif) dan memaknai tanda apa yang tersembunyi (konotasi).
Roland Barthes membuat tabel peta mengenai bagaimana tanda dapat bekerja, sebagai berikut: 6. Connotative Sign (Tanda Konotatif)
Tabel 2.1 Peta Roland Barthes
Sumber: Paul Cobley & Litza Jansz (Sobur, 2013:69)
Tabel peta diatas melihatkan bahwa tanda denotatif (denotative sign), terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified). Dan di saat yang sama, penanda denotatif (denotative signifier) juga merupakan penanda konotatif (connotative signifier).
Dalam arti yang lain, hal tersebut adalah unsur material (Sobur, 2013:69).
Konsep konsep semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes yaitu:
A. Denotasi
Denotasi adalah makna yang sesungguhnya atau makna secara harfiah. Denotasi ditekankan melalui bahasa yang maknanya sesuai dengan apa yang terucap. Barthes mencoba menyingkirkan denotasi sebagai artian secara harfiah, karena menurutnya, yang ada adalah konotasi, penyingkiran ini akan dirasa terlalu berlebihan, tetapi denotasi tetap digunakan dan berguna untuk sebuah koreksi atas keyakinan bahwa artian secara harfiah adalah sesuatu yang bersifat alami (Sobur, 2013:70-71).
24
Denotasi dapat disebut dengan makna proporsional pernyataan yang sifatnya fakta, dimana ketika kita menyebut sebuah kata yang mendenotaskan suatu hal, maka suatu hal tersebut menunjukkan, mengartikan dan memaknai pada hal tersebut.
Contohnya, kata ‘mobil’ didenotasikan sebagai kendaraan bermotor, beroda empat, dan sebagainya (Sobur, 2009:265).
B. Konotasi
Salah satu bagian penting dari studi yang dilakukan Barthes adalah peran pembaca, menurutnya konotasi adalah sifat asli tanda, yang membutuhkan kreatifitas pembaca agar bisa dimaknai. Barthes menjabarkan apa yang biasa disebut dengan sistem pemaknaan tataran kedua, sistem pemaknaan kedua ini dibangun diatas sistem lain yang sudah ada. Sistem pemaknaan kedua inilah yang disebut dengan konotatif menurut barthes. dan pemaknaan tataran pertama disebut dengan denotatif (Sobur, 2013:68).
Konotasi menggambarkan interaksi yang terjadi saat tanda berpapasan emosi dan perasaan dari sesorang serta segala nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi memiliki makna yang subjektif, maksudnya denotasi merupakan sesuatu yang digambarkan tanda atas sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya (Sobur, 2009:128).
Jika denotasi kata memiliki makna objektif, maka konotasi kata adalah makna yang subjektif. Makna subjektif yang dimaksud adalah berarti ada sedikit perubahan dari makna umum (denotatif) karena telah berubah atau ada penambahan nilai atau rasa tertentu. Jika makna denotatif mudah untuk dipahami, maka konotatif lebih sulit untuk dipahami dan hanya bisa dipahami oleh segelintir orang (Sobur, 2009:263).
C. Mitos
Mitos berasal dari kata ‘Mythos’ yang berarti ujaran atau kata dari bahasa Yunani. Menurut barthes mitos berbeda dengan mitos umum yang dipahami orang, Barthes mempercayai mitos sebagai sejenis bahasa, mitos adalah sejenis informasi dan suatu komunikasi, dalam penelitiannya, ia percaya bahwa mitologi merupakan perkembangan dari konotasi dalam pengertian khusus, dan merupakan interpretasi orang. Mitos menurut Barthes sendiri berbeda dengan takhayul, sejarah, absurditas dan semacamnya yang orang biasa anggap, melainkan menurut Barthes, mitos disini adalah gaya berbicara seseorang atau type of speech (Vera, 2014:59).
25 2.2 Penelitian Terdahulu
Pada sub bab ini akan dirangkum karya ilmiah yang sudah ada yang berhubungan dengan topik atau masalah penelitian yang dilakukan. Karya ilmiah tersebut dapat berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel dalam jurnal nasional atau jurnal internasional.
Adapun rangkuman karya ilmiah terdahulu secara sistematis meliputi judul, tahun, peneliti, sumber, hasil penelitian, dan perbedaan.
Tabel 2.2 Karya Ilmiah Literature Review 1 (Karya Ilmiah)
Judul Nasionalisme dalam film Soekarno (analisis semiotic Roland Barthes tentang perilaku nasionalis di film Soekarno)
Tahun 2017
Peneliti Yohana Desti Vitari
Sumber https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/home/catalog/id/138016/
slug/nasionalisme-dalam-film-soekarno-analisis-semiotik-roland-barthes-tentang-perilaku-nasionalis-dalam-film-soekarno-.html Hasil Penelitan Penelitian ini menganalisis representasi nasionalisme yang
ditemukan di film Soekarno, seperti mencintai Indonesia dengan merasakan kebangsaan dalam hati, mengakui nilai budaya dan moral bangsa Indonesia, dan kesadaran harga diri. Selain itu nasionalisme dalam film Soekarno ini di representasikan melalui perilaku nasionalisnya sendiri seperti, cinta tanah air terhadap kekayaan alam Indonesia, sikap perlawanan seperti pantang menyerah, rela berkorban, berani juga tegas, selain itu menggunakan peci yang sering digunakan Soekarno juga menandakan nasionalisme, menerima pendapat rakyat, dan terakhir Soekarno mengajak masyarakat untuk hidup dengan sejahtera dengan cara hidup rukun dan damai.
26
Perbedaan Penelitian ini memiliki objek penelitian melalui film yaitu film Soekarno. Selain itu penelitiannya memfokuskan kepada representasi nasionalisme.
Literature Review 2 (Karya Ilmiah)
Judul Representasi Perempuan dalam Iklan Youtube (Analisis Semiotika Atas Penggambaran Kembali Perempuan di Iklan Samsung Galaxy S10: The Power Of Sharing)
Tahun 2020
Peneliti Viona Margareth Elisabeth Matulessya
Sumber https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29156/150 904061.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Hasil Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui representasi perempuan di iklan Youtube Samsung S10: The Power of Sharing.
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima hal yang direpresentasikan terhadap perempuan antara lain perempuan masa kini sudah melek teknologi, perempuan memiliki emosional yang sama dengan pria, perempuan mengemban tanggung jawab ganda, perempuan digambarkan memiliki sifat percaya diri dan konsisten, serta perempuan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya.
Kelima representasi ini diterjemahkan berdasarkan tanda dalam bentuk ekspresi dan dialog para pemeran dalam iklan.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi pemasaran, media baru, dan hubungan media dengan perempuan sebagai teori acuan.
Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian.
Literature Review 3 (Karya Ilmiah)
Judul Analisis Semiotika Citra Perempuan Pada Iklan Edisi Diet Gampang Dan Sehat Ala Wrp Di Televisi
Tahun 2017
27 Peneliti Gritania Emay Marpaung
Sumber http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/19327
Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan mengenai mitos kecantikan, dimana kecantikan adalah hal yang perlu dan wajib dimiliki oleh perempuan. Perempuan merupakan penarik hati pria sehingga perempuan harus bisa menunjukkan kecantikan yang ada dalam diri wanita. Iklan dipandang hanya berfokus pada keuntungan saja, dan diharapkan kedepannya produk kecantikan untuk lebih kreatif dalam menyajikan iklan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi wanita dan tidak hanya mementingkan komersialisasi saja.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan teori komunikasi massa, teori representasi wanita, dan teori gender. Perbedaan lain terletak pada subjek iklan yang dipilih serta peran model wanita yang tidak hanya sebagai pemeran iklan melainkan penggambaran tentang hasil produk yang ditawarkan, iklan ini melekatkan hasil pemakaian produk yang dilekatkan pada pemeran iklan.
Literature Review 4 (Karya Ilmiah)
Judul Representasi Citra Perempuan Dalam Iklan (Analisis Semiotika Terhadap Iklan Tempo Scan 60 Tahun di Televisi)
Tahun 2015
Peneliti Nida Azkia
Sumber https://etd.unsyiah.ac.id/index.php?p=show_detail&id=13404 Hasil Penelitan Penelitian merepresentasikan nilai-nilai sosial mengenai keseteraan
tidak ada diskriminasi gender. Menggunakan teori roland dan feminisme. Secara kajian teori feminisme perempuan mendapatkan hak yang sama secara pendidikan, politik, dan kesempatan mata pencaharian. Citra perempuan yang ditampilkan yaitu citra pigura
28
dan citra pilar dimana perempuan diharuskan tampil mempesona.
Perempuan menjadi pilar utama dalam kehidupan rumah tangga.
Perbedaan Pada penelitian menggunakan teori feminisme sebagai dasar acuan dalam menganalisa makna semiotika. Perbedaan yang lain terlihat di subjek penelitian juga salura media yang digunakan, yakni televisi.
Tabel 2.3 Jurnal Nasional Literature Review 5 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Peran Ibu Dalam Iklan (Analisis Semiotika Iklan Bertema Hari Ibu)
Tahun 2020
Peneliti Birda Mudafiuddin
Sumber http://eprints.ums.ac.id/78503/2/PUBLIKASI%20ILMIAH.pdf Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan bahwa ibu memiliki peran sebagai
pendidik anak, ibu memiliki peran ganda selain sebagai seorang yang mengurusi keluarga, ibu juga berperan dalam membantu perekonomian keluarga di ruang publik. Ibu tidak hanya melakukan peran dalam ringkup keluarga, tetapi juga sebagai perempuan yang memiliki keahlian dan kedudukan sosial yang strategis.
Perbedaan Penelitian ini menggunakan empat iklan dalam proses pengumpulan data, sehingga data yang dikumpulkan dirangkum dan direduksi secara terorganisir untuk mendapatkan suatu data kredibel dan komprehensif.
Literature Review 6 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Perempuan Dalam Iklan Televisi Studi Analisis Semiotika Iklan Beng Beng Versi Great Date
29
Tahun 2016
Peneliti Radita Gora
Sumber http://dx.doi.org/10.30813/s:jk.v10i1.32.g30
Hasil Penelitian Media massa mempunyai pengaruh untuk membangun persepsi yang kuat melalui iklan. Perempuan pada iklan memiliki posisi yang dimarjinalkan, keberadaan perempuan diposisikan sebagai sifat dengan pendekatan intuitif materialis. Hubungan dengan promosi produk dan penyampaian pesan pada iklan tidak berfokus pada produk yang ditawarkan. Tak ada signifkansi hubungan antara produk pada peran wanita.
Perbedaan Penelitian menggunakan signifikansi dua tahap Roland Barthes dalam menganalisis semiotika pada iklan. Penelitian menggunakan teori feminisme dalam melakukan analisis semiotika. Perbedaan lain terletak pada subjek penelitian
Literature Review 7 (Jurnal Nasional) Judul
Representasi Wanita Sosialita Dalam Iklan Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Televisi Magnum Versi Pink And Black
Tahun 2015
Peneliti Adrina Inayati Utami
Sumber https://openlibrarypublications.telkomuniversity.ac.id/index.php/m anagement/article/view/2442/2316
Hasil Penelitian Pemeran wanita direpresentasikan sebagai wanita sosialita dengan unit analisis berupa latar tempat dan tampilan wanita yang memerankan iklan. Pada iklan direpresntasikan seorang wanita sosialita yang menghabiskan waktu luangnya bersama rekan dengan cara berpesta. Wanita sosialita direpresentasikan berhubungan dengan ideologi kapitalisme, kekayaan, dan kemakmuran, yang
30
mana hanya menikmati kemewahan termasuk produk yang ditampilkan dalam iklan.
Perbedaan Penelitian merepresentasi perempuan yang tergolong dalam kategori wanita sosialita. Perempuan yang hidup makmur direpresentasikan hanya menikmati fasilitas mewah saja. Produk merepresentasikan keinginan mewah perempuan dapat diperoleh dengan menggunakan produk yang ditawarkan. Perbedaan lain yakni pada subjek penelitian.
Literature Review 8 (Jurnal Nasional)
Judul Representasi Perempuan Dalam Film Star Wars VII The Force Awakens
Tahun 2016
Peneliti Joane Priskila Kosakoy
Sumber https://media.neliti.com/media/publications/82771-ID-representasi-perempuan-dalam-film-star-w.pdf
Hasil Penelitan Penelitian ini menyimpulkan bahwa perempuan dapat direpresentnasikan sebagai karakter yang dapat memimpin, perempuan tidak lagi dikaitkan dengan penampilan sensualitas, dan perempuan juga dapat melakukan pekerjaan, kegiatan, sifat, penampilan, dan tingkah laku yang biasa diperankan oleh pria.
Perbedaan Memfokuskan kepada representasi perempuan, dan objek yang diteliti dalam penelitianya adalah film layar lebar.
Tabel 2.4 Jurnal Internasional Literature Review 9 (Jurnal Internasional)
Judul Semiotics in Interpreting the Text of Women’s Role Indonesian Horror Film in “Setan Jamu Gendong”
31
Tahun 2018
Peneliti Zaimar, Yulia Sofiani et al.
Sumber https://journal.ubm.ac.id/index.php/english-language-culture/article/view/1452
Hasil Penelitian
Pada penelitian ini sebuah kata, “jamu”, merupakan suatu tanda linguistik. Tanda linguistik “jamu nee mas” membuat suatu mitos bahwa jamu merupakan minuman stamina hanya untuk pria yang mana sebenernya makna jamu sendiri adalah makna obat herbal tradisional. Jamu tidak hanya untuk pria, melainkan wanita pula.
Penelitian juga menyimpulkan adanya peralihan makna fungsi kebaya dan bakul. Pemeran wanita dalam film horor Indonesia sering dijadikan objek seksual baik melalui visual dan audio.
Perbedaan Penelitian berfokus pada bagaimana visualisasi tubuh wanita pemeran film horor. Pemilihan subjek penelitian ditentukan berdasarkan kepopuleran film. Parameter fisik, tubuh dikategorikan menjadi cara berpakaian dan perilaku pemeran wanita. Penelitian berfokus pada tanda linguistik yang mengubah makna suatu kata. Penelitian menghubungkan teori feminis dengan semiotika. Teori lain yang digunakan yakni teori subjektivitas perempuan oleh Kristeva.
Literature Review 10 (Jurnal Internasiol)
Judul Representation Of Working Mother In Social Media Semiotic Analysis Of Bukalapak’s Advertisement MothersDay Version In Youtube
Peneliti Ruvira Arindita
Tahun 2019
Sumber https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.7-12-2018.2281811
32 Hasil
Penelitian
Penelitian merepresentasikan sosok wanita yang menjalankan peran ganda sebagai ibu dan pencari nafkah. Iklan merepresentasikan kebutuhan seorang anak terhadap ibu sebagai tempat bercerita. Representasi wanita yang memiliki peran ganda memiliki kekurangan waktu bersama anaknya. Iklan merepresentasikan ketidaktahuan ibu tentang anaknya akibat kurangnya waktu bersama. Terlihat kebahagian setelah ibu dapat menyeimbangkan waktu bekerja dan waktu bersama anaknya.
Terlihat anak yang mengerti kesibukan ibunya, lalu berterimakasih kepada ibunya.
Perbedaan Penelitian ini berfokus pada subjek penelitian. Perbedaan lain terletak pada media massa yang diteliti. Penelitian ini meneliti pada saluran media massa Youtube.
Literature Review 11 (Jurnal Internasional)
Judul Gender Equality in Media Television Semiotics Analysis Of Fair And Lovely Advertisement Issue Of Marriage Of Master Degree
Peneliti Desliana Dwita & Isna Wijayani
Tahun 2018
Sumber https://journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/view/5316 Hasil
penelitian
Penelitian diatas berfokus pada kesetaraan gender wanita muslimah yang dipandang harus mendahulukan pernikahan dibanding sekolah dan karir. Tanda berupa sosok wanita muslimah yang ditampilkan religius dan berasal dari keluarga yang religius.
Penelitian ini merepresentasikan wanita yang percaya diri, memiliki keteguhan pendapat, suka berdisuksi, dan bertukar pikiran. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bahwa wanita harus berani mengemukakan pendapat dan memegang teguh keinginan dibanding mendengarkan keinginan orang lain.
Perbedaan Penelitian ini merepresentasikan wanita dari sudut pandang wanita sebagai anak perempuan. Penelitian ini menggunakan teori
33
kesetaraan gender. Perbedaan lain terletak pada sudut pandang wanita berdasarkan sudut pandang pemeran, yakni sebagai anak perempuan.
Literature Review 12 (Jurnal Internasional)
Judul A Semiotic Analysis of The John Wick I Film Using Charles Sanders Peirce Seiotic Theory
Tahun 2018
Peneliti Alfan Asyraq Pauzan
Sumber http://repositori.uin-alauddin.ac.id/7324/
Hasil Penelitan
Penelitian ini menganalisis film John Wick 1 dengan tujuan mengeksplorasi tanda tanda yang diekspresikan dalam film, dan menganalisis elemen yang difokuskan kepana ikon, index dan symbol.
Perbedaan Dalam penelitiannya menggunakan teori Charles Sanders Pierce, dan menganalisis film layar lebar yaitu John Wick 1
Pada semua penelitian terdahulu diatas, penelitian yang mendekati atau berkaitan dengan penelitian peneliti adalah penelitian yang berjudul “Nasionalisme Dalam Film Soekarno (Analisis Seiotik Roland Bathes Tentang Perilku Nasionalis Dalam Film Soekarno), karena sama - sama menggunakan semiotika Roland Barthes, hanya berbeda dalam objek penelitiannya yaitu menganalisis representasi nasionalisme dalam suatu film.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan dijelaskan representasi peran ibu dalam iklan Dancow menggunakan kerangka pikir. Adapun gambar kerangka berpikir penelitian ini sebagai berikut.
34
Tabel 2.5 Kerangka Pemikiran Sumber: Olahan peneliti, 2021
Penelitian ini dianalisis dengan teori semiotika Roland Barthes dalam menganalisa makna atau pesan yang terkandung dalam iklan. Adapun pesan yang dikaji dalam bentuk peran dari setiap scene iklan secara verbal atau kata-kata, visualisasi peran yang merupakan konotasi iklan, dan pesan yang diinterpretasikan yang merupakan denotasi iklan.
Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi
Cinta Bunda Selalu ada
Identifikasi tanda semiotika yang ada dalam iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda
Selalu
Teori Semiotika Roland Barthes
Denotasi Konotasi Mitos
Representasi Peran Seorang Ibu dalam Iklan Susu Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu ada
35
Iklan akan dianalisis dalam beberapa scene, kemudian diinterpretasikan secara verbal, visualisasi, dan denotasi. Metodologi penelitian dilakukan dengan cara analisis semiotika interpretasi. Analisis semiotika interpretasi membutuhkan pemikiran yang kritis dan luas terhadap makna dari berbagai tanda yang ditampilkan dalam suatu studi semiotika. Berdasarkan korespondensi paradigma kritis, analisis semiotika pada penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini memberikan peluang dan kemungkinan lain terhadap pesan dan makna yang terkandung dalam iklan yang dianalisis. Maka dari itu sesuai dengan kerangka pemikiran ini, judul dari penelitia ini adalah “Representasi peran seorang ibu dalam iklan dalam iklan susu dancow versi bunda tidak sempurna tapi cinta bunda selalu ada”.
36 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan cara pandang tentang suatu hal yang mempunyai dasar tertentu. setiap paradigma akan menghasilkan pemaknaan yang berbeda dalam suatu hal. Ini karena semua pandangan atau paradigma terdapat dugaan dasar yang berbeda-beda (Manzilati, 2017:1). Menurut Neuman Dalam (Manzilati, 2017:1) menjelaskan paradigma yaitu kerangka berpikir secara umum tentang suatu teori dan fenomena yang didalamnya terdapat dugaan dasar, isu, penelitian, juga beberapa metode untuk menjawab pertanyaan suatu penelitian.
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme. Dalam penelitian (Batubara, 2017:103) Paradigma konstruktivisme memandang realitas adalah hasil konstruksi atau bentuk dari manusia itu sendiri, kenyataan bisa bersifat ganda, dan bisa dibentuk, Tujuan dari paradigma ini adalah untuk menafsirkan, memahami kehidupan sosial, dan dapat menekankan makna dan pemahaman secara subjektif (Manzilati, 2017:4). Maka dari itu, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme untuk menganalisis makna denotasi, konotasi, dan mitos sesuai objek penelitian, yaitu representasi peran seorang ibu dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada menggunakan semiotika Roland Barthes.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah agar dapat data dengan suatu tujuan dan kegunaan. dalam pengertian itu ada empat kata kunci yang harus dicermati yaitu, cara illmiah, data, tujuan dan juga kegunaan (Sugiyono, 2013:2). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes.
37
Menurut (Sugiyono, 2013:8) metode penelitian kalitatif biasa disebut dengan metode naturalistic karena metode penelitiannya digunakan pada kondisi objek yang alamiah, objek alamiah diartikan sebagai ojek yang berjalan dan berkembang denga napa adanya. Dalam metode kualitatif ini penelitinya sendiri adalah sebuah instrumen atau human instrument. Agar dapat menjadi sebuah instumen, peneliti yang menggunakan metode penelitian kualitatif harus mempunyai wawasan luas, dan mempunyai teori, agar dapat menganalisis situasi sosial yang diteliti menjadi bermakna dan jelas.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian memfokuskan kepada representasi peran seorang ibu dalam iklan dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada.
3.4 Objek Penelitian
Dalam melakukan penelitian maka diperlukan sebuah objek yang akan dijabarkan atau diteliti permasalahannmya. Objek penelitian adalah persoalan utama yang akan diteliti oleh peneliti untuk mendapatkan data agar lebih fokus(Supranto, 2000:21).
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013:32) objek penelitian suatu soalan yang ada untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti ialah iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada yang di tayangkan di Youtube.
3.5 Definisi Konsep
Definisi konsep merupakan uraian atau ringkasan konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut uraiannya:
a. Komunikasi massa merupakan proses yang terdapat suatu organisasi yang komplek didalamnya, dengan bantuan media massa untuk mengirimkan pesan kepada khalayak luas, heterogeny, dan menyebar (Suryanto, 2015:157).
b. Komunikasi verbal adalah suatu cara untuk menyatakan pikiran, makna dan suatu perasaan. (Mulyana, 2017:261).
c. Komunikasi nonverbal adalah penyampaian pesan menggunakan suara atau simbol-simbol, seperti kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh, sentuhan, cara berpakaian, atau sentuhan. (Gintings, 2008:126).
38
d. Sinematografi adalah suatu tindakan yang dilakukan menggunakan kamera terhadap objek yang akan diambil. (Pratista, 2008:89)
e. Iklan atau advertising adalah bagian dari proses komunikasi massa yang berhubungan dengan sponsor, pemasang iklan atau pengiklan harus membayar jasa ke sebuah media massa untuk menyiarkan iklannya, misalnya menyiarkan iklan di program siaran televisi, radio, atau internet (Suhandang, 2010:13).
f. Representasi merupakan penggunaan sebuah tanda (sign) termasuk didalamnya seperti gambar dan bunyi untuk menggambarkan, membayangkan, menghubungkan sesuatu yang dilihat, atau memproduksi sesuatu yang dilihat dalam bentuk fisik tertentu. (Danesi, 2010:24).
g. Peran ibu dapat disebut sebagai panutan, ibu merupakan sosok panutan yang kuat, sosok ibu yang baik adalah salah satu panutan yang positif pada anaknya, karena seorang anak cenderung mengikuti atau meniru perilaku orang tuanya terutama ibu.(Zahrok, 2018:64).
h. Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda, tanda sendiri adalah perangkat yang kita gunakan untuk berusaha mencari jalan di dunia ini di tengah-tengah manusia dan bersama sama dengan manusia (Sobur, 2017:15-16).
i. Roland Barthes mengemukakan bahwa bahasa termasuk suatu tanda yang melukiskan pandangan terhadap orang tertentu pada waktu tertentu (Sobur, 2013:63)
3.6 Unit Analisis Penelitian
Pada sub bab ini peneliti akan memaparkan unit analisis yang akan diteliti, dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan berupa adegan atau scene dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan kepada “representasi peran seorang ibu” atau kesibukan seorang ibu, seperti memasak, berdagang, merawat anak dan sebagainya yang terdapat dalam iklan, maka peneliti membagi menjadi 8 scene sesuai fokus
Pada sub bab ini peneliti akan memaparkan unit analisis yang akan diteliti, dalam penelitian ini unit analisis yang digunakan berupa adegan atau scene dalam iklan Dancow versi Bunda Tidak Sempurna Tapi Cinta Bunda Selalu Ada. Pada penelitian ini peneliti hanya memfokuskan kepada “representasi peran seorang ibu” atau kesibukan seorang ibu, seperti memasak, berdagang, merawat anak dan sebagainya yang terdapat dalam iklan, maka peneliti membagi menjadi 8 scene sesuai fokus