• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERNUANSA ISLAMI BERBASIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI BERNUANSA ISLAMI BERBASIS"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

SELVI SEFTIANI NIM.TB.161104

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2021

(2)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SELVI SEFTIANI NIM.TB.161104

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2021

(3)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jalan Lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363 Telp/Fax : (0741) 583183 – 58118 website : www.iainjambi.ac.id

NOTA DINAS

Hal : Nota Dinas

Lampiran : - Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di

Tempat

Assalamualaikum wr. wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:

Nama : Selvi Seftiani

NIM : TB.161104

Judul Skripsi : Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Untuk Peserta Didik

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Wassalamua’alaikum wr.wb.

Jambi, Februari 2021

Pembimbing I

Reny Safita, S.Pt.,M.Pd

NIP: 198210292009122003

(4)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jalan Lintas Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363 Telp/Fax : (0741) 583183 – 58118 website : www.iainjambi.ac.id

NOTA DINAS

Hal : Nota Dinas

Lampiran : - Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di

Tempat

Assalamualaikum wr. wb.

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudari:

Nama : Selvi Seftiani

NIM : TB.161104

Judul Skripsi : Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Untuk Peserta Didik

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.

Dengan ini kami mengharap agar skripsi/tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih

Wassalamua’alaikum wr.wb.

Jambi, Februari 2021

Pembimbing II

Devie Novallyan, S.Si., M.Pd NIP.198203272006042003

(5)
(6)
(7)

PERSETUJUAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul: “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Untuk Peserta Didik” yang disusun oleh Selvi Seftiani, NIM.TB 161104 telah diperiksa dan disetujui untuk dimunaqasahkan dalam Sidang Ujian Munaqasah.

PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN MUNAQASAH

FTK UIN STS Jambi

Pembimbing I Pembimbing II

Reny Safita, S.Pt., M.Pd Devie Novallyan, S.Si., M.Pd NIP. 198210292009122003 NIP.198203272006042003 Jambi, Februari 2021 Jambi, Februari 2021

Mengetahui,

Ketua Program Studi Tadris Biologi

Reny Safita, S.Pt., M.Pd NIP. 198210292009122003 Jambi, Februari 2021

(8)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya merupkan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku.

Jambi, Maret 2021

Selvi Seftiani NIM.TB.161104

(9)

PERSEMBAHAN

ِمْي ِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

Sujud syukurku kupersembahkan kepadaMu YaALLAH, tuhan yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Atas takdirmu aku bisa menjadi pribadi yang berpikir, berilmu,

beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal yang baik untuk masa depanku dalam meraih cita-citaku.

Dengan ini kupersembahkan sebuah karya ilmiah untuk Ayahku Sobli yang tercinta, terimakasih atas kasih sayang yang berlimpah dari mulai aku lahir hingga aku sudah sebesar ini. Lalu teruntuk Ibuku Darmila yang tersayang, terimakasih juga atas limpahan doa yang tak berkesudahan serta segala hal yang

telah ibu lakukan untukku selama ini.

Dan yang tersayang kakak-kakakku Linda Aryanti dan Lia Afriyanti, serta adik kembarku Resti Adelia Putri dan Rizky Ananda Putra, terima kasih atas do`a

dan motivasi yang kalian berikan kepadaku.

Karya ilmiah ini juga kupersembahkan untuk orang yang spesial bagiku Ahmad Rozali, sosok yang terbaik yang selalu ada jika dibutuhkan terimakasih atas

segalanya.

Terimakasih juga untuk sahabat seperjuanganku Siti Nuraisyah, Rina Juniandini Sari, Uswatun Hasanah, Krismawati, Desi Ayu Miranda dan Hapizah yang telah memberikan dukungan dan semangat atas perjuangan dalam mencari ilmu, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang kalian berikan

dengan kabaikan yang baik pula.

(10)

MOTTO

ٓاَمَك ْنِسْحَا َو اَيْنُّدلا َنِم َكَبْي ِصَن َسْنَت َلْ َو َة َر ِخٰ ْلْا َراَّدلا ُ هاللّٰ َكىٰتٰا ٓاَمْيِف ِغَتْبا َو َْلْا ىِف َداَسَفْلا ِغْبَت َلْ َو َكْيَلِا ُ هاللّٰ َنَسْحَا َلْ َ هاللّٰ َّنِاۗ ِض ْر

ُّب ِحُي

: صصقلا﴿ َنْيِدِسْفُمْلا ۷۷

Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagian) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.(Q.S Al Qashash Ayat 77)

(Anonim, Al-Quran dan terjemahannya 2014, hlm. 394).

(11)

KATA PENGANTAR

مْي ِح َّرلا ِنَمْح َّرلا ِالله ِمــــــــــــــــــْسِب

ِ

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada baginda Rasullah Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Berkat rahmat dan hidayah yang maha kuasa pennulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Untuk Peserta Didik”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas dan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari do`a, bimbingan, bantuan, motivasi, dan peran serta dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su`aidi Asyari, M. A, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadillah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Prodi Tadris Biologi dan Ibu Dwi Gusfarenie, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Tadris Biologi FTK UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Devie Novallyan,S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberi bimbingan dan motivasi dalam kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Devie Novallyan,S.Si, M.Pd selaku Dosen Validator ahli materi, Bapak Drs. Mursyid, M.Pd selaku Dosen Validator ahli bahasa, Bapak Nispi Syahbani, S.Ag, M.Pd. I selaku Dosen Validator ahli media pada modul yang dikembangkan peneliti.

6. Bapak Idham Kholid selaku kepala MTS N 6 Batang Hari yang telah

(12)

memberikan saya izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di MTS N 06 Batang Hari

7. Ibu Patimah, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPA di MTS N 6 Batang Hari, yang telah membantu peneliti dalam memberikan tanggapan terhadap modul pencemaran lingkungan bernuansa Islami berbasis Inquiry.

Alhamdulillah semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Jambi, 2021 Penulis

Selvi Seftiani NIM.TB.161104

(13)

ABSTRAK

Nama : Selvi Seftiani Program Studi :Tadris Biologi

Judul :Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Untuk Peserta Didik

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta belum adanya bahan ajar mandiri bagi siswa untuk belajar dimana saja dan kapan saja serta belum adanya unsur islami pada bahan ajar yang sudah ada. Pengembangan bahan ajar berupa modul Pencemaran lingkungan bernuansa islami untuk kelas VII MTS N 6 Batang Hari yang semua peserta didiknya beragama Islam, modul pencemaran lingkungan bernuansa islami ini juga dapat digunakan pada sekolah lanjutan tingkat menengah pertama pada umumnya. Metodologi pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan model ADDIE yang terdiri dari tahap analisis (Analysis), tahap perancangan (Design), tahap pengembangan (Development), tahap implementasi (Implementation), dan tahap evaluasi (Evaluation). Nilai kevalidan oleh dosen ahli media yaitu 82,06%, dosen ahli materi sebesar 83,63%, dosen ahli bahasa sebesar 100%. Tingkat kepraktisan modul atas tanggapan peserta didik dan guru IPA mencapai kriteria yang sangat tinggi, dengan rincian persentase rata-rata sebesar 86% oleh peserta didik dan data kepraktisan modul oleh tanggapan guru IPA mencapai persentase 93,57%. Dari data tanggapan dapat disimpulkan bahwa Modul Pencemaran Lingkungan Bernuansa Islami untuk kelas VII MTS N 6 Batang Hari valid dan praktis digunakan dalam pembelajaran.

Kata kunci: Bahan ajar modul, Pencemaran lingkungan, Bernuansa islami.

(14)

ABSTRAC

Name : Selvi Seftiani Study Program : Biology Tadris

Title : Development Of Islamic Nuanced Biology Learning Module Based On Inquiry For Students

This research is motivated by the fact that there are no independent teaching materials for students to study anywhere and anytime and the absence of Islamic elements in existing teaching materials. The development of teaching materials in the form of an Islamic nuanced Environmental Pollution module for class VII MTS N 6 Batang Hari, where all students are Muslim, this Islamic nuanced environmental pollution module can also be used in junior high schools in general. The methodology in this study uses the ADDIE model research and development method which consists of the analysis stage, the design stage, the development stage, the implementation stage, and the evaluation stage. The validity value by media expert lecturers is 82.06%, material expert lecturers are 83.63%, language expert lecturers are 100%. The practicality level of the module on the responses of science students and teachers reached very high criteria, with details of an average percentage of 86% by students and module practicality data by science teacher responses reaching a percentage of 93,57%. From the response data it can be concluded that the Islamic Nuanced Environmental Pollution Module for class VII MTS N 6 Batang Hari is valid and practically used in learning.

Keywords: Module teaching materials, Environmental pollution, Islamic nuances.

(15)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

NOTA DINAS ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pengembangan Model ... 8

B. Kajian Teoritik ... 9

1. Model Pembelajaran ... 9

a. Pengertian ... 9

b. Keunggulan Modul Pembelajaran ... 10

c. Jenis-jenis Modul Pembelajaran ... 11

2. Model Pembelajaran Inquiry ... 12

a. Pengertian Pembelajaran Inquiry ... 12

b. Kunggulan Pembelajaran Inquiry ... 13

(16)

c. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry ... 14

d. Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry ... 14

C. Kualitas Produk yang di Hasilkan ... 15

D. Penelitian yang Relevan ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Karakteristik Sasaran Penelitian ... 20

C. Pendekatan dan Prosedural Pengembangan ... 20

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 33

Angket ... 34

Lembar Pengamatan Siswa ... 34

E. Teknis Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

B. Validitas Media yang di Hasilkan ... 90

C. Praktikalitas Media yang di Hasilkan ... 91

D. Efektivitas Media yang di Hasilkan ... 92

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Yang Relevan ... 18

Tabel 3.1. Langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE ... 21

Tabel 3.2. Rangkuman Aktivitas ADDIE ... 21

Tabel 3.3. Nama Dosen Tim Ahli ... 26

Tabel 3.4. Kisi-kisi Instrument Validasi Desain ... 26

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrument Validasi Materi ... 28

Tabel 3.6. Kisi-kisi Instrument Validasi Bahasa ... 29

Tabel 3.7. Kisi-kisi Angket Penilaian Uji Coba Produk ... 30

Tabel 3.8. Kisi-kisi Angket Penilaian Siswa Terhadap Modul Pembelajaran ... 31

Tabel 3.9. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 33

Tabel 3.10. Kriteria Penetapan Tingkat Kevalidan Media Pembelajaran ... 35

Tabel 3.11. Kriteria Praktikalitas Modul Pembelajaran ... 36

Tabel 4.1. Hasil Validasi Desain Dosen Ahli Media ... 53

Tabel 4.2. Hasil Validasi Dosen Ahli Materi ... 57

Tabel 4.3. Hasil Validasi Dosen Ahli Bahasa ... 65

Tabel 4.4. Uji Coba One-To-One-Trial ... 70

Tabel 4.5. Angket Peserta Didik ... 83

Tabel 4.6. Hasil Analisis Angket Peserta Didik ... 86

Tabel 4.7. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa ... 88

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Cover Modul ... 40

Gambar 4.2. Redaksi Modul ... 41

Gambar 4.3. Kata Pengantar ... 42

Gambar 4.4. Daftar Isi ... 43

Gambar 4.5. Peta Konsep ... 44

Gambar 4.6. Deskripsi Modul ... 45

Gambar 4.7. Petunjuk Penggunaan Modul ... 45

Gambar 4.8. Kompetensi Dan Indikator ... 46

Gambar 4.9. Materi Pokok ... 47

Gambar 4.10. Materi Pokok ... 47

Gambar 4.11. lembar kerja siswa ... 48

Gambar 4.12. Rangkuman ... 48

Gambar 4.13. Soal Evaluasi Mandiri ... 49

Gambar 4.14. Kunci Jawaban ... 49

Gambar 4.15. Islamic Knowledge ... 50

Gambar 4.16. Glosarium ... 51

Gambar 4.17. Daftar Pustaka ... 52

Gambar 4.18. Grafik Persentase Hasil Validasi ... 68

Gambar 4.19. Cover Modul Sebelum Di Revisi ... 69

Gambar 4.20. Cover Modul Setelah Di Revisi ... 70

Gambar 4.21. Tampilan Materi Sebelum Di Revisi ... 71

Gambar 4.22. Tampilan Materi Setelah Di Revisi ... 71

Gambar 4.23. Tampilan Materi Sebelum Ditambahkan Ayat Al-Qur`an ... 72

Gambar 4.24. Tampilan Materi Setelah Di Revisi ... 73

Gambar 4.25. Grafik Hasil Tanggapan Guru IPA ... 82

Gambar 4.26. Grafik Tanggapan Rata-Rata Peserta Didik ... 88

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Kebutuhan Belajar Peserta Didik Kelas VII MTS N

6 Batang Hari ... 98

Lampiran 2 Silabus ... 101

Lampiran 3 Angket Validasi Modul ... 108

Lampiran 4 Angket Tanggapan Guru IPA Dan Peserta Didik Terhadap Modul ... 132

Lampiran 5 Surat Izin Riset Dan Perintah Riset ... 138

Lampiran 6 Surat Pasca Riset ... 140

Lampiran 7 Surat Konsultasi Bimbingan Skripsi ... 141

Lampiran 8 Dokumentasi ... 145

Lampiran 9 Riset Melalui Sosial Media Whatsapp ... 149

(20)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha dan upaya untuk mempersiapkan peserta didik dapat berperan aktif dan positif di dalam aspek kehidupan.

Bagi kehidupan pendidikan ialah kebutuhan utama yang mutlak untuk dipenuhi karena dengan adanya pendidikan manusia dapat mewujudkan segala cita-cita yang diinginkannya, karena cita-cita semakin tinggi maka kebutuhan pendidikan yang harus dipenuhi akan semakin tinggi pula karena untuk mewujudkan cita-cita yang diinginkan memerlukan pendidikan yang bermutu tinggi yang harus ditempuhnya. Pendidikan diharapkan dapat menjadikan manusia berkualitas tidak hanya di depan manusia saja namun berkualitas dihadapan Allah SWT pula. Pendidikan dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik, menurut Arifin, pendidikan juga dapat mempengaruhi dan menumbuhkan kepribadian seseorang serta dapat menanamkan rasa kesadaran untuk bertanggung jawab. Untuk menumbuhkan personalitas (kepribadian), menanamkan rasa tanggung jawab serta untuk menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan dapat ditempuh melalui proses pendidikan.

Biologi merupakan sebuah cabang ilmu yang bisa menunjang ilmu- ilmu lainnya dalam memecahkan sebuah masalah kehidupan yang ada.

Dalam hal ini Hasan Dkk berpendapat jika biologi adalah sebuah faktor pendukung untuk memecahkan masalah kehidupan. Ini juga memberikan gambaran jika biologi berkaitan dengan cabang ilmu lainnya. Cabang ilmu lainnya juga membutuhkan ilmu biologi (Hasan Dkk, 2017).

Bidang pengetahuan terapan yang diharapkan semakin memberi sumbangan bagi perkembangan pendidikan di tanah air ialah bidang teknologi pendidikan. Kemampuan untuk memanfaatkan teknologi modern dalam upaya pengembangan pendidikan tentu saja sangat banyak tergantung pada jumlah dan kemampuan para ahli dibidang Teknologi

(21)

Pendidikan. Perkembangan teknologi sekarang telah berkembang cepat, termasuk didalamnya perkembangan multimedia. Hal ini dapat dimanfaaatkan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan lagi mutu pendidikan.manfaat dari multimedia dalam pembelajaran adalah bisa menjadikan proses pembelajaran lebih menarik,interaktif, dan dapat memberikan pemahaman yang konkret terutama dalam pembelajaran Biologi (Arif Dkk 2011).

Sekolah MTS N 6 Batang Hari merupakan sekolah islami yang peserta didiknya 100% muslim, berdasarkan observasi yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah 6 Batang Hari, didapatkan data hasil observasi bahwa Madrasah Tsanawiyah 6 Batang Hari menggunakan bahan ajar berupa modul. Kegunaan modul ini untuk membantu guru pada saat peserta didik diberi pengetahuan. Modul ini juga sebagai tolak ukur dalam melihat sejauh mana pemahaman dan penugasan peserta didik terhadap apa yang sudah dipelajari. Modul digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran peserta didik tuntas dalam materi pembelajaran, karena itu pendidik harus menggunakan bahan ajar yang tepat dan harus melakukan pemilihan bahan pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di MTS N 6 Batang Hari bahwa modul yang digunakan memiliki kekurangan atau kelemahan, antara lain yaitu tampilan maupun isi modul belum dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadist. Bernuansa islami yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modul yang dikembangkan berisi nilai-nilai keislaman pada setiap kegiatan, baik berupa materi yang diintegrasikan dengan ketentuan islam. Selain itu, nuansa islami akan terlihat pada metode pembelajaran yang dilaksanakan.

Peneliti juga melakukan observasi di dua sekolah lainnya yaitu di MTS S Darussalam dan MTS S Nurul Ihsan berdasarkan hasil observasi yang didapat hampir memiliki kekurangan dan kelemahan yang sama seperti pada sekolah MTS N 6 Batang Hari. Materi di dalam modul tersebut sama sekali belum di hubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur`an

(22)

maupun Hadits, gambar yang kurang menarik. Dan modul yang digunakan di sekolah MTS S Darussalam dan MTS S Nurul Ihsan bukan dikembangkan langsung oleh guru bidang studi melainkan modul di download di website dan langsung diajarkan ke peserta didik. Dan pada saat proses pembelajaran berlangsung modul tidak dibagikan ke peserta didik dikarenakan modul tersebut hanya dipegang oleh guru bidang studi dan peserta didik hanya menyimak apa yang disampaikan oleh guru, hal tersebut yang membuat siswa merasa bosan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan kekurangan dari modul di MTS N 6 Batang Hari, MTS S Darussalam dan MTS S Nurul Ihsan peneliti ingin mengubah tampilan modul yang awalnya terlihat monoton akan dikembangkan menjadi modul yang menarik dan tentunya bernuansa islami. Modul yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah yang pertama tentunya dari kelengkapan isi materi, modul juga diberikan gambar-gambar yang tentunya bernuansa islami kemudian modul tersebut akan dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Qur`an dan Hadist dan juga akan dikaitkan dengan modul yang berbasis inquiry.

Berdasarkan hasil pengamatan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pendidik di Madrasah Tsanawiyah 6 Batang Hari menggunakan pendekatan Scientific, model discovery learning, metode observasi dan diskusi. Berdasarkan teori metode diskusi merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didiknya dalam proses memecahkan masalah, menganalisis, mendebatkan topik, pendidik mempersilahkan anak didiknya untuk membaca materi selama kurang lebih 15 menit setelah dibaca pendidik mempersilahkan peserta didik untuk bertanya kepada pendidik mengenai materi yang telah dibaca.

Namun kegiatan diskusi ini hanya bebarapa peserta didik yang terlibat dan aktif, untuk itu diperlukan adanya modul pembelajaran. Di dalam modul tersebut terdapat percobaan I dan percobaan II, refleksi dan evaluasi yang mendorong siswa agar lebih aktif saat proses pembelajaran.

(23)

Berdasarkan masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan pada saat ini salah satunya yaitu kurangnya bahan ajar yang memadukan antara ilmu sains dan ilmu Agama dikarenakan adanya pemisahan-pemisahan diantara kedua ilmu tersebut. Maka dari itu sangat perlu untuk melakukan terobosan baru untuk menghasilkan bahan ajar yang bernuansa islami dengan berlandaskan Al-Quran dan Hadist yang mampu untuk mengkaji dan melihat tanda-tanda ke Esaan dan Kebesaran Allah SWT.

Permasalahan yang ada di Madrasah Tsanawiyah 6 Batang Hari dapat diatasi dengan melakukan pengembangan bahan ajar seperti melakukan “Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Bernuansa Islami Berbasis Inquiry Terhadap Peserta Didik”. Modul pembelajaran biologi bernuansa islami yang berbasiskan inquiry ini diharapkan dapat membantu peserta didik dalam proses belajar disekolah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah berikut :

1. Modul yang digunakan disekolah hanya berisi ilmu-ilmu sains (ilmu umum).

2. Bahan ajar yang digunakan pendidik kurang menarik.

3. Guru belum pernah mengembangkan sendiri bahan ajar berupa modul.

4. Belum diterapkan model pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry di MTS N 6 Batang Hari.

5. Guru kurang terampil dalam menerapkan metode diskusi yang mengakibatkan rendahnya konsentrasi belajar peserta didik di MTS N 6 Batang Hari.

(24)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Penelitian ini mengembangkan modul pembelajaran biologi bernuansa islami yang berbasiskan inquiry.

2. Pengembangan modul biologi islami yang berbasiskan inquiry ini dibatasi sampai kelayakan modul.

3. Aspek yang dimunculkan dalam pengembangan modul ini yaitu kegiatan pembelajaran berbasiskan model pembelajaran inquiry. Serta aspek nuansa islami yang dimunculkan di dalam modul.

4. Materi yang dibahas dalam modul ini hanya mencangkup tentang pencemaran lingkungan saja.

5. Peneliti mengembangkan modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry dikelas VII semester genap 2019/2020.

6. Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE D. Rumusan Masalah.

Berdasarkan dari latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry yang dikembangkan sudah valid ?

2. Apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry yang dikembangkan sudah praktis menurut guru dan siswa ?

3. Apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry pada materi pencemaran lingkungan sudah efektif?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan pengembangan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry yang dikembangkan sudah valid.

(25)

b. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry yang dikembangkan sudah praktis menurut guru dan siswa.

c. Untuk mengetahui apakah modul pembelajaran biologi bernuansa islami berbasis inquiry pada materi pencemaran lingkungan sudah efektif.

2. Kegunaan Penelitian.

Kegunaan dari penelitian ini diantaranya sebagai berikut : a. Bagi Guru

Penelitian pengembangan modul ini dapat digunakan sebagai acuan selanjutnya untuk menekankan pada proses belajar sains dengan modul bernunsa islami berbasiskan inquiry serta dapat menginpirasi & motivasi pendidik dalam mengembangkan modul.

b. Bagi Siswa

Penelitian pengembangan modul ini diharapkan menjadi salah satu bahan ajar untuk meningkatkan wawasan materi dalam belajar.

c. Bagi Sekolah

Adanya penelitian ini diharapkan berfaedah, dapat menambah pustaka yang ada di sekolahan serta dapat dijadikan sumber ajar &

berguna sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan kebijakan bahan ajar.

d. Bagi Peneliti

Dapat berlatih mengembangkan modul biologi serta dapat pengalaman baru dalam penelitian ilmiah.

(26)

F. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan adalah sebuah modul dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Media yang dikembangkan merupakan modul pembelajaran biologi berbasis inquiry yang dicetak yang didesain dengan microsoft word 2007.

2. Materi pembelajaran yang diterapkan pada media Modul adalah materi IPA kelas VII yaitu pencemaran lingkungan. Materi yang disajikan lebih rinci dan mudah dimengerti oleh siswa.

3. Isi dalam modul pembelajaran biologi ini disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa, serta merujuk pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD).

4. Modul ini berisi teks dan gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran. Pada gambar terdapat warna yang mendukung semangat membaca pada siswa.

5. Modul ini dirancang semenarik mungkin dengan warna, gambar, materi yang menarik bagi siswa dan relevan dengan materi.

6. Kertas yang digunakan untuk Modul ini adalah kertas HVS A4.

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pengembangan Model

Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengembangan adalah proses, cara perbuatan mengembangkan. Menurut Seels dan Richey (Alim Sumarmo, 2012) pengembangan berarti proses menterjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan kedalam bentuk fitur fisik. Sedangkan, Menurut Sugiyono (2007) Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, Batang Hari Batang Hari dan menguji keefektifan produk tersebut.

Pengembangan perangkat pembelajaran adalah serangkaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran berdasarkan teori pengembangan yang telah ada. Sedangkan Richey and Nelson mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai suatu pengkajian sistematis terhadap pendesainan, pengembangan dan evaluasi program, proses dan produk pembelajaran yang harus memenuhi kriteria validitas, praktikalitas dan efektivitas (Akbar, 2016).

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Research and Development (R&D). Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Sugiyono (2017) “penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut”.

Model desain pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan ADDIE yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda (Sugiyono, 2017) model ini sesuai dengan namanya, terdiri dari 5 faseatau tahapan utama yaitu (A)nalysis, (D)esain, (D)evelopment, (I)mplementation, dan (E)valuation. Ke-5 fase dalam model ADDIE perlu dilakukan secara sistematik.

(28)

Dipilihnya model ADDIE dalam penelitian pengembangan ini didasarkan pada beberapa alasan yakni : (1) model ini merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriftif, menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk. (2) tahap-tahap pengembangan dalam model ini sama dengan standar tahap penelitian pengembangan. (3) model ADDIE telah digunakan secara luas dan terbukti dapat memberikan hasil yang baik.

B. Kajian Teoritik

1. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul Pembelajaran

Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik. (Darmayanto, 2013). Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas, modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mempermudah pembelajaran siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Modul adalah bahan ajar yang di susun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia agar mereka dapat belajar mandiri atau dengan bimbingan dari pendidik. Modul yaitu bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Modul berisi materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga pesrta didik dapat menyerap sendiri materi. Modul menggunakan bahasa yang sederhana, berisi pengetahuan sesuai dengan mata kuliah atau mata

(29)

pelajaran tertentu mengacu pada sasaran pembelajaran, dengan menggunakan format yang lazim digunakan.

Modul pembelajaran dapat diartikan sebagai satuan program belajar mengajar yang terkecil, yang dipelajari oleh Peserta didik sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh Peserta didik kepada dirinya sendiri (self- instructional). Modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik diluar maupun didalam negeri, yang dikenal dengan Sistem Belajar Bermodul (SBB). Tujuan dari system tersebut yaitu :

1) Untuk memperpendek waktu yang diperlukan Peserta didik untuk menguasai tugas yang diberikan.

2) Menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh peserta didik dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang teratur. Fungsi modul ini ialah sebagai bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran Peserta didik. Dengan modul ini, peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis.

b. Keunggulan Modul Pembelajaran

Modul sebagai salah satu bahan ajar yang mempunyai salah satu karakteristik yaitu prinsip belajar mandiri. Belajar mandiri adalah cara belajar aktif dan partisipasi untuk mengembangkan diri masing- masing individu yang tidak terkait dengan kehadiran guru, dosen, pertemuan tatap muka dikelas maupun kehadiran teman disekolah (Oka, 2009).

(30)

Adapun keunggulan pembelajaran dengan menggunakan modul antara lain yaitu :

1) Modul dapat memberikan umpan balik sehingga peserta didik mengetahui kekurangan mereka dan segera melakukan perbaikan.

2) Dalam modul ditetapkan tujuan pembelajaran yang jelas sehingga kinerja peserta didik belajar terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3) Modul yang didesain menarik, mudah untuk dipelajari, dan dapat menjawab kebutuhan tentu akan menimbulkan motivasi untuk belajar.

4) Modul bersifat fleksibel karena materi modul dapat dipelajari oleh peserta didik dengan cara dan kecepatan pemahaman yang berbeda.

5) Kerjasama dapat terjalin karena dengan modul persaingan dapat diminimalisir.

6) Remedy dapat dilakukan karena modul memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat menemukan sendiri kelemahannya berdasarkan evaluasi yang diberikan.

Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.

c. Jenis-jenis Modul Pembelajaran

Jenis-jenis modul menurut Sawitri Dkk 2014 sebagai berikut :

1) Menurut Penggunaannya

Dilihat dari penggunaannya, modul terbagi menjadi dua macam, yaitu modul untuk peserta didik dan modul untuk pendidik. Modul untuk peserta didik berisi kegiatan belajar

(31)

yang dilakukan oleh peserta didik, sedangkan modul untuk pendidik berisi petunjuk pendidik, tes akhir modul, dan kunci jawaban akhir modul.

2) Menurut Tujuan Penyusunannya

Menurut Vembrianto, jenis model menurut tujuan penyusunannya ada dua yaitu :

a) Modul Inti

Modul ini adalah modul yang disusun dari kurikulum dasar, yang menerapkan tuntunan dari pendidikan dasar umum yang diperlukan oleh seluruh warga Negara Indonesia.

Modul pengajaran ini merupakan hasil penyusunan dari unit-unit program yang disusun menurut tingkat (kelas) dan bidang studi (mata pelajaran). Adapun unit-unit program itu sendiri diperoleh dari hasil penjabaran kurikulum dasar.

b) Model Pengayaan

Model pengayaan adalah modul hasil dari penyusunan unit- unit program pengayaan yang berasal dari progam pengayaan yang bersifat memperluas. Modul ini disusun sebagai bagian dari usaha untuk mengakomodasi peserta didik yang telah menyelesaikan dengan baik program pendidikan dasarnya melalui teman-temannya.

2. Model pembelajaran Inquiry

a. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry

Model pembelajaran Inquiry adalah salah satu model yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, Pembelajaran Inquiry adalah kegiatan pembelajaran dimana siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan solusi permasalahan untuk diri mereka sendiri (Anam K 2016).

(32)

Model pembelajaran Inquiry adalah model pembelajaran yang mempersiapkan siswa pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari jawaban sendiri serta menghubungkan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan oleh siswa lain (Mulyasa, 2008).

Dengan menggunakan model pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat terdorong untuk melaksanakan tugas dan aktif dalam mencari sendiri pemecahan masalah serta mampu meneliti pemecahan masalah. Mereka mencari sumber sendiri dan belajar bersama kelompok. Mereka harus mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan. Inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelididki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percayadiri. Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry yaitu : keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran, dan mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.

b. Keunggulan Model Pembelajaran Inquiry

Ada beberapa keunggulan dalam pembelajaran Inquiry yaitu :

1) Pembelajaran Inquiry menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang.

2) Pembelajaran Inquiry memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya mereka sendiri.

3) Pembelajaran Inquiry merupakan strategi pembelajaran modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berdasarkan pengalaman.

(33)

4) Pembelajaran ini dapat mengimbangi kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata, dengan kata lain siswa memiliki kemampuan belajar yang baik tidak akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan belajar yang lemah.

c. Karakteristik Model Pembelajaran Inquiry

Proses belajar mengajar dengan model inkuiri ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :

1) Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi.

2) Peseta didik mempelajari atau mengamati kejadian atau objek yang sesuai.

3) Guru mengawasi dan mengontrol pembelajaran yang berupa peristiwa, objek, materi dan berperan sebagai pemimpin kelas.

4) Setiap peserta didik berusaha untuk mempelajari dan menguatkan proses pengujian suatu kejadian dan kemudian menemukan genaralisasi yang tepat dari observasi.

5) Guru memotivasi peserta didik untuk mengemukakan atau mengomunikasikan hasil pendapatnya yang kemudian akan dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik yang ada didalam kelas.

d. Langkah-langkah dalam Pembelajaran Inquiry

Ada beberapa langkah-langkah dalam pembelajaran inquiry yaitu :

1) Orientasi

2) Merumuskan masalah 3) Merumuskan hipotesis 4) Mengumpulkan Data 5) Menguji Hipotesis

6) Merumuskan Kesimpulan

(34)

Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif dalam menemukan konsep dari fakta- fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan guru.

C. Kualitas Produk yang Dihasilkan

Menurut Ahmad dalam Anaperta (2011), kualitas produk atau hasil pengembangan pendidikan dapat ditentukan berdasarkan kevalidan (validity), kepraktisan (practicality), dan keefektifan (effectivity).

a. Valid

Valid merupakan istilah yang dipakai untuk menguji suatu penelitian baik itu penelitian eksperimen maupun penelitian pengembangan. Menurut Anwar (1986) validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Menurut Arikunto (1999) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Menurut Nursalam (2003) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian validitas diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa validitas adalah suatu skala ukuran yang menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu penelitian. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kesahihan instumen, dua karakteristik validitas yang baik, yaitu :

1) Instrumen yang pengukurannya harus benar-benar mengukur konsep teori yang dianutnya bukan konsep lainnya.

2) Konsepnya diukur dengan tepat.

b. Praktis

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kepraktisan diartikan sebagai suatu yang bersifat praktis atau efisien. Arikunto (2010) mengartikan kepraktisan dalam evaluasi pendidikan merupakan kemudahan-kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi atau memperoleh

(35)

hasil maupun kemudahan dalam meyimpannya. Menurut Van Den Akker (1999) menyatakan : “ Practically refers to the extent that user (or other expect) consider the intervention as appealing and usable in

`normal` conditions ”. Artinya kepraktisan mengacu pada tingkat bahwa pengguna (atau pakar-pakar lainnya) mempertimbangkan intervensi dapat digunakan dan disukai dalam kondisi normal.

Untuk mengukur tingkat kepraktisan yang berkaitan dengan pengembangan instrumen berupa materi pembelajaran. Nieveen (1999) berpendapat bahwa untuk mengukur kepraktisannya dengan melihat apakah guru (dan pakar-pakar lainnya) mempertimbangkan bahwa materi mudah dan dapat digunakan oleh guru dan siswa.

Khusus untuk pengembangan model yang dikembangkan dalam penelitian pengembangan, model tersebut dikatakan praktis jika para ahli dan praktisi menyatakan secara teoritis bahwa model dapat diterapkan dilapangan dan tingkat keterlaksanaannya model tersebut termasuk kategori “baik”.

c. Efektif

Menurut Reigeluth (1999), aspek penting dalam keefektifan (efek potensial) dari suatu instrumen, teori, atau model adalah mengetahui tingkat atau derajat dari penerapan teori, atau model dalam suatu situasi tertentu. Tingkat keefektifan ini menurut Mager, biasanya dinyatakan dengan suatu skala numerik yang didasarkan pada kriteria tertentu (Reiguluth, 1999).

Keefektifan suatu bahan ajar biasanya dilihat dari potensial efek berupa kualitas hasil belajar, sikap, motivasi peserta didik.

Menurut Suryadi (2005), modul pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila :

1) Rata-rata siswa efektif dalam aktivitas pembelajaran 2) Rata-rata siswa aktif dalam mengerjakan tugas

3) Respons siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik atau positif

(36)

4) Respons guru terhadap pembelajaran yang dilaksanakan baik atau positif.

Uji efektivitas bertujuan untuk melihat ketercapaian tujuan dari produk yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Syah (2007) bahwa “ Efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan pada proses dalam mencapai tujuan ”. proses pembelajaran berkaitan dengan keterlibatan siswa dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat siswa, baik yang bersifat kognitif seperti kecerdasan psikomotor. Hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa dikelompokkan menjadi 3 ranah yakni, ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotor. Ranah kognitif adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek intelektual, pikiran atau nalar secara logis yang biasa diukur. Ranah efektif adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Ranah psikomotor adalah kawasan yang melibatkan fungsi sistem syaraf, otot, dan fungsi psikis.

Keefektifan modul pembelajaran yang dikembangkan dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang melibatkan langsung dalam proses pembelajaran. Uji keefektifan adalah uji yang dilakukan terhadap produk yang telah dikembangkan dengan melibatkan calon pemakai produk.

(37)

D. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan dengan bahasan penelitian yang peneliti kerjakan, terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan. Hasil ini penulis jadikan bahan kajian awal dengan maksud agar tidak ada tumpang tindih ataupun pengulangan yang berarti dari apa yang telah dibahas sebelumnya diantara hasil penelitian tersebut adalah :

Tabel 2.1. Merupakan perbedaan dan persamaan study relevan yang peneliti ambil.

No Peneliti Judul peneliti persamaan pengembangan

Perbedaan Terdahulu Sekarang 1 Jepri

Toraza, dkk (2015)

Pengembang an Modul Bernuansa Islami(Al- Qur’an Dan Hadits) Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia Untuk SMA Kelas XI MIA

Sama- sama menggun akan modul bernuansa Islami

Materi pokok sistem reproduks i manusia untuk SMA kelas XI MIA

Materi pokok pencemaran lingkungan MTS N 6 Batang Hari

2 Restu Dewi, dkk (2016)

Pengembang an Modul Biologi Berbasis Inquiry Terbimbing Pada Materi

Sama- sama menggun akan modul biologi berbasis

Materi pokok ekosistem kelas x Negeri Tembusai

Materi pokok pencemaran lingkungan MTS N 06 Batang Hari

(38)

Ekosistem Kelas X Negeri Tembusai

inquiry

3 Sodikun , dkk (2016)

Pengembang an Modul Berbasis Inquiry Terbimbing Pada Materi Sistem Pencernaan Makanan Untuk Meningkatka n

Keterampila n Proses Sains

Sama- sama menggun akan modul biologi berbasis Inquiry

Materi pokok sistem pencernaa n

makanan

materi pokok pencemaran lingkungan MTS N 6 Batang Hari

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTS N 6 Batang Hari yang beralamatkan Jl. Keramat Johor, Desa Rambutan Masam, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, pada kelas VII Semester genap tahun 2020/2021. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2020 disesuaikan dengan jadwal pembelajaran IPA dan materi pembelajaran yang akan digunakan untuk penelitian.

B. Karakteristik Sasaran Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan R &

D (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011). Menurut Sukmadinata (2005) penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada, yang dapat dipertangung jawabkan.

Berdasarkan pengertian di atas Sasaran pada penelitian ini yaitu untuk menghasilkan Modul Pembelajaran dalam bentuk modul cetak yang valid dan praktis dan efektif digunakan oleh siswa dan guru disekolah.

C. Pendekatan dan Prosedural Pengembangan

Dalam penelitian pengembangan ini peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE yang merupakan salah satu model desain pembelajaran yang sistematik. Model ADDIE digunakan untuk pedoman dalam pengembangan membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif.

(40)

Secara visual tahapan ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 : langkah-langkah Model Pengembangan ADDIE

Sumber : Sugiyono, 2017.

Untuk lebih jelasnya rangkuman aktivitas ADDIE akan ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut :

Tahapan Pengembangan

Aktivitas

Analysis (Analisis) Pra perencanaan : pemikiran tentang produk (model, metode, media, bahan ajar ) baru yang akan dikembangkan.

Mendefinisikan produk yang sesuai dengan sasaran peserta didik, tujuan belajar, Mendefinisikan isi/materi pembelajaran, Mendefinisikan lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam pembelajaran.

Design (Perancangan) Merancang konsep produk baru

Merancang perangkat pengembangan produk baru.

Rancangan ditulis untuk masing-masing unit pembelajaran.

Petunjuk penerapan desain atau pembuatan produk Analysis

(Analisis)

Implementation

(Implementasi) Design

(Perancangan) Evaluation

(Evaluasi)

Develop (Pengembangan)

(41)

ditulis secara rinci.

Develop

(Pengembangan)

Mengembangkan perangkat produk (materi/bahan dan alat) yang diperlukan dalam pengembangan Berbasis pada hasil rancangan produk, pada tahap ini mulai dibuat produknya (materi/bahan, dan alat) yang sesuai dengan struktur model

Membuat instrument untuk mengukur kinerja produk

Implementation (Implementasi)

Memulai menggunakan produk baru dalam pembelajaran atau lingkungan yang nyata

Melihat kembali tujuan-tujuan pengembangan produk, interaksi antar peserta didik serta menanyakan umpan balik awal proses evaluasi Evaluation (Evaluasi) Melihat kembali dampak pembelajaran dengan cara

yang kritis

Mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk

Mengukur apa yang telah dicapai oleh sasaran Mencari informasi apa saja yang dapat membuat hasil akhir yang lebih produktif.

Sumber : Sugiyono, 2017.

1. Tahap Analysis

Tujuan dari tahap analisis adalah mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah yang muncul. Untuk mengetahui kebutuhan yang mendasar, analisis ini dilakukan dengan memberikan angket kebutuhan kepada siswa guna untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya penelitian dan pengembangan ini, terutama hal- hal mendasar yang erat hubungannya dengan desain bahan ajar.

(42)

Berikut hal-hal yang dilakukan pada saat analisis, yaitu : a. Analisis Kebutuhan

Tujuan dari analisis ini adalah mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari masalah yang muncul. Peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap potensi dan masalah pembelajaran biologi yang terjadi di MTS N 6 Batang Hari. Analisi dilakukan dengan cara memberikan angket kebutuhan kepada siswa.

b. Analisis Karakteristik Siswa

Kegiatan pada tahap ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik siswa serta mengetahui pengalaman dari siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan angket kebutuhan maupun bertanya langsung kepada guru kelas yang berpengalaman mengajar siswa tersebut. Seperti tingkat pendidikan siswa yang masih rendah, maka pembuatan modul yang akan dikembangkan harus menggunakan kata yang sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik sehingga mudah untuk dipahami.

c. Analisis Materi

Kegiatan pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan di MTS N 6 Batang Hari cenderung hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi tapi ada juga yang menggunakan modul pembelajaran yang bersifat biasa saja. Hal ini membuat siswa merasa bosan dan jenuh serta kurang berkonsentrasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga peseerta didik sulit untuk memahami materi yang dipelajari. Dengan demikian dibutuhkan bahan ajar berupa modul yang bertujuan untuk membantu guru dan siswa dalam mengatasi masalah tersebut.

d. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi yang akan modul. Hal ini dilakukan dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dikuasi oleh siswa. Analisis kurikulum dilakukan dengan

(43)

mengkaji kurikulum yang digunakan, yaitu kurikulum K13. Hal-hal yang dianalisis adalah kompetensi dasar, kompetensi inti, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran (Permendikbud, 2016).

e. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik sangat penting dilakukan pada awal perancanaan. Analisis peserta didik dilakukan dengan cara mengamati karakteristik peserta didik. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri, kemampuan, dan pengalaman peserta didik meliputi karakteristik kemampuan akademik, usia, dan motivasi terhadap mata pelajaran.

2. Tahap Design

Thiagarajan (1974) membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu : constructing criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design. Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain :

a. Menyusun test kriteria, sebagai tindakan pertama untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik, dan sebagai alat evaluasi setelah implementasi kegiatan.

b. Memilih modul pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik.

c. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan modul pembelajaran yang digunakan. Bila guru akan menggunakan media audio visual, pada saat pembelajaran tentu saja peserta didik disuruh melihat dan mengapresiasi tayangan media audio visual tersebut.

d. Mensimulasikan penyajian materi dengan modul dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang. Paada saat simulasi pembelajaran berlangsung, dilaksanakan juga penilaian dari teman sejawat.

Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal (prototype) atau rancangan produk. Pada konteks pengembanagan bahan ajar, tahap ini dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka isi hasil analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks

(44)

pengembangan model pembelajaran, tahap ini di isi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model dan perangkat pembelajaran dalam lingkup kecil. Tahapan perancangan pada penelitian ini dilakukan untuk membuat modul atau bahan ajar yang sesuai dengan kerangka isi hasil tahap pendefinisian yang telah dilakukan sebelumnya.

3. Tahap Development

Development dalam model ADDIE berisis kegiatan realisasi rancangan produk (Mulyaningsih, 2012). (Setyosari, 2010), pengembangan berarti sebagai proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan dalam bentuk fisik. Atau dengan ungkapan lain pengembangan berarti proses menghasilkan bahan-bahan pelajaran.

Tahap develop bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar, tahap ini terdiri dari :

a. Validasi Perangkat

Arikunto (2013) mengatakan bahwa sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Validasi merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.

Dikatakan secara rasional karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan (Sugiono, 2012).

Validasi dilakukan dengan cara meminta tim ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai media yang dirancang tersebutsehingga dapat diketahui kekurangannya. Dengan memperlihatkan rancangan modul, para pakar diminta untuk menilainya. Sehingga saran dan masukan validator tersebut dapat dijadikan dasar perbaikan produk tersebut. Validator diberikan angket sebagai bentuk instrument validasi untuk menilai produk tersebut.

(45)

Dalam hal ini validasi yang dilakukan adalah validasi desain, validasi materi dan validasi bahasa. Adapun ketiga nama tim ahli dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3. Nama Dosen Tim Ahli

No Nama Dosen Ahli

1. Nispi Syahbani, S.Ag., M.Pd.I.

2. Devie Novallyan, S.Si., M.Pd.I.

3. Drs. Mursyid, M.Pd

Ahli Media

Ahli Materi

Ahli Bahasa

Adapun kisi-kisi instrument validasi desain dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4. Kisi-kisi instrument validasi desain

Variable Indikator Deskripsi Item

Pengemban gan modul

Tampilan tulisan

Penulisan judul yang jelas 1 Bentuk ukuran huruf yang mudah dibaca

2

Keseimbangan warna tulisan dengan background sesuai

3

Pemilihan tata letak pada bahan ajar sudah baik dan tepat

4

Tampilan gambar

Variasi gambar dan foto 5 Tata letak gambar, tulisan, foto, dan video pada media sudah tepat

6

(46)

pembelajara n

Ilustrasi yang digunakan sesuai dengan materi

7

Suara Pemakaian suara tidak

diperlukan karena

menggunakan modul cetak dan tidak mengganggu pemahaman siswa

8

Sajian modul pembelajaran

Urutan setiap bagian sudah tepat

9

Bahan ajar yang di gunakan dapat dimulai dengan mudah

10

Program dapat di gunakan dengan mudah

11

Program dapat digunakan dengan baik dalam kondisi normal

12

Pengguna dapat

mengoperasikan bahan ajar secara mandiri

13

(47)

Kemudian validasi yang dilakukan oleh tim ahli adalah validasi materi. Adapun kisi-kisi instrument validasi materi dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut :

Tabel 3.5. Kisi-kisi instrument validasi materi

Variable Indikator Deskripsi Item

Pengembangan modul

pembelajaran

Komponen kelayakan isi

Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar

1

Kesesuaian materi dengan indicator

2

Kesesuaian materi dengan bahan ajar yang digunakan

3

Kemudahan memahami materi pembelajaran

4

Bahan ajar dilengkapi dengan soal

5

Kebenaran substansi materi pelajaran

6

Ilustrasi yang digunakan sesuai dengan materi

7

Komponen penyajian

Kecocokan simulasi dengan materi pelajaran

8

Tampilan bahan ajar yang menarik

9

Bahan ajar yang digunakan memungkinkan siswa belajar mandiri

10

Bahan ajar menyajikan topic yang jelas

11

Kelengkapan materi pada bahan ajar

12

Keruntutan konsep 13

(48)

Kemudian validasi yang dilakukan oleh tim ahli adalah validasi bahasa. Adapun kisi-kisi instrument validasi bahasa dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut :

Tabel 3.6. Kisi-kisi instrument validasi bahasa

Variable Indicator Deskripsi Item

Pengembangan modul

pembelajaran

Komponen kebahasaan

Penggunaan bahasa sesuai dengan EYD

1

Bahasa yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan kognisi siswa

2

Bahasa yang digunakan komunikatif

3

Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti

4

Istilah yang digunakan mudah dipahami

5

a. Uji coba produk

Setelah pembuatan bahan ajar selesai, lalu direvisi sesuai dengan saran dari validator, kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu uji perorangan dan uji coba kelompok kecil. Uji coba produk dilakukan pada perorangan oleh satu guru Biologi (IPA) di Mts 06 Muara Tembesi yang diminta untuk mengamati bahan ajar dengan menggunakan angket. Adapun kisi-kisi angket penilaian guru dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut :

(49)

Tabel 3.7. Kisi-kisi angket penilaian uji coba produk

Validasi Indicator Deskripsi Item Modul pembelajaran ini

efektif digunakan sebagai

bahan ajar dalam

pembelajaran biologi

1

Modul pembelajaran ini efisien digunakan sebagai

bahan ajar dalam

pembelajaran biologi

2

Modul pembelajaran ini mudah/praktis untuk digunakan

3

Visualisasi secara umum bersifat menarik

4

Pengemban gan Modul pembelajara n

Tampilan dan kualitas bahan ajar

Bahasa yang digunakan mudah dipahami

5

Bahasa yang digunakan baik dan benar

6

Materi sesuai dengan indicator pembelajaran

7

Materi yang disajikan lengkap

8

Materi yang disajikan tersusun secara sistematis

9

Suara video terdengar jelas 10 Soal sesuai dengan materi 11 Soal yang disajikan mudah dipahami oleh siswa

12

Bahan ajar yang digunakan 13

(50)

memudahkan siswa dalam memahami materi

Bahan ajar ini memberikan ketertarikan pada siswa untuk belajar

14

4. Tahap Implementation

Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan system pembelajaran yang sedang dibuat. Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi nyata yaitu dikelas (Mulyatiningsih, 2012).

a. Analisis uji coba produk

Adapun kisi-kisi angket penilaian uji coba produk dapat dilihat pada tabel 3.8 berikut :

Tabel 3.8. Kisi-kisi angket penilaian siswa terhadap Modul pembelajaran.

Validasi Indicator Deskripsi Item

Fungsi bahan ajar

Modul pembelajaran ini dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran biologi

1

Menurut saya tampilan media ini sangat menarik

2

Bentuk dan ukuran huruf sudah sesuai

3

Kejelasan gambar 4 Tulisan pada bahan ajar ini dapat dibaca dengan jelas

5

Gambar dan foto pada bahan ajar ini menarik perhatian dan minat saya

6

(51)

Pengembangan Modul

pembelajaran

Tampilan bahan ajar

Gambar dan foto dalam

bahan ajar ini

memudahkan saya dalam memahami materi

7

Bahan ajar ini membuat saya sangat bersemangat untuk mengikuti pelajaran dengan serius

8

Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar ini dapat saya pahami dengan mudah

9

Bahan ajar ini membuat saya mudah dalam mengingat materi

10

Soal materi yang ada pada bahan ajar ini membantu saya untuk lebih memahami materi

11

Saya senang belajar

dengan Modul

pembelajaran ini

12

Saya bisa belajar lebih aktif dan mandiri dengan bahan ajar ini

13

Bahan ajar ini memberikan ketertarikan saya untuk belajar

14

(52)

5. Tahap Evaluation

Evaluasi bertujuan untuk mengukur ketercapaian tujuan pengembangan produk. Adapun tujuannya yaitu untuk melihat keefektifan proses pembelajaran menggunakan Modul pembelajaran yang dibuat oleh peneliti. Adapun kisi-kisi angket aktifitas siswa dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :

Tabel 3.9. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa No Deskripsi

1 Menyimak penjelasan guru 2 Berdiskusi sesama siswa

3 Berdiskusi antar guru dan siswa 4 Menyimak Modul pembelajaran 5 Menyimpulkan materi pembelajaran 6 Mengerjakan soal yang diberikan

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket (quesioner).

Angket tertutup diberikan kepada para ahli media, ahli desain pembelajaran dan ahli materi disaat validasi oleh para ahli, kepada guru dan siswa untuk melihat persepsi mereka terhadap modul secara keseluruhan.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua instrumen. Masing-masing digunakan untuk memenuhi criteria kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan Modul pembelajaran. instrument tersebut berupa :

(53)

1. Angket

Angket atau questionnaire merupakan suatu teknik atau alat pengumpulan data secara tidak langsung, dalam arti peneliti tidak langsung melakukan tanya jawab dengan responden. Angket berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Angket dalam penelitian dan pengembangan modul ini diberikan kepada validator ahli untuk menilai produk pengembangan ini, serta kepada peserta didik untuk mengetahui tingkat efektifitas modul.

2. lembar pengamatan siswa.

Lembaran pengamatan ini digunakan untuk melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penialain otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Penilaian otentik yang dilakukan berupa lembar obervasi aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan oleh guru bidang studi yang memberikan penilaian dari lembar observasi selama kegiatan pembelelajaran berlangsung. Aspek yang diamati adalah melihat keaktifan dan partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Model pembelajaran berbasis Inquiry.

E. Teknis Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil dari validasi bahan ajar, hasil praktikalitas bahan ajar, hasil pengamatan minat siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

1. Analisis Validasi Bahan Ajar

Data yang dikumpulkan dari penelitian ini adalah hasil validasi bahan ajar. Data ini dianalisis dengan analisis deskriptif. Data kelayakan bahan ajar berupa skala likert 1-4, dengan langkah- langkah sebagai berikut :

a. Memberi skor untuk setiap item dengan jawaban sangat valid (4), valid (3), cukup valid (2), dan kurang valid (1).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Medik memiliki presentase terbesar pada kategori beban kerja berat adalah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu bagasse dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan zeolit karena memiliki kandungan silika yang relatif tinggi yaitu

Guru mengajak siswa untuk membuat kartu huruf dari origami.Guru memberikan pertanyaan kepada siswa terkait materi yang diajarkan. Guru dan siswa menyimpulkan materi

Dalam rangka upaya penyelesaian apabila terjadi sengketa antara bank dengan nasabah, maka Bank Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia nomor

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menyusun Laporan Keuangan di Kelas XB Akuntansi Sekolah Menengah Kejuruan

Bila individu mempersepsikan bahwa mitra relasi berjanji dengan sungguh-sungguh untuk berperilaku yang positif atau lebih positif terhadap individu di masa-masa yang akan

Untuk mengatasi hal terseb~ kepala perpustakaan harus membuat desain kerja ( job description ) untuk menempatkan staf perpustakaan sesuai dengan tugas dan fungsi masing

Segenap Bapak, Ibu Dosen Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus yang telah memberikan ilmunya untuk memperkaya penulis dengan bermacam pengetahuan yang