LAPORAN PRATIKUM
Pratikum GIS (Geographic Information System)
DISUSUN OLEH
NAMA : IRAWAN HIDAYAH NIM : 2070241001
PROGRAM STUDI TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH & KOTA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
2022
2
DAFTAR ISI
BAB I ... 3
1.1. Latar Belakang ... 3
1.2. Maksud dan Tujuan ... 4
1.3. Waktu dan tempat ... 4
BAB II ... 5
3.1. Persiapan yang dibutuhkan ... 5
3.2. Pratikum I ( Pengenalan Arcgis dan Pembuatan Peta Administrasi)... 5
BAB III ... 39
3.3. Hasil ... 39
3.4. Pembahasan ... 43
BAB IV ... 46
4.1. Kesimpulan ... 46
4.2. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan Wilayah dan Kota tidak bisa terlepas dari masalah pencitraan peta. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa dituntut untuk dapat mengetahui hal-hal mengenai peta, baik itu mempelajari isi peta, membaca peta, ataupun membuat sebuah peta.
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang erat kaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam.
Selain itu bidang yang dipelajari oleh seorang planner erat berkaitan dengan persoalan keruangan. Planner belajar mengenai sesuatu (peta) yang berhubungan dengan data spasial, baik mengenai peta administrasi, peta curah hujan, peta kelerengan, peta ketinggian, dll. Untuk memudahkan dalam pengidentifikasian maka planner ditunjang dengan penggunaan software ArcGIS. Software ini ialah software yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang ada di peta dengan apa yang sedang planner hadapi memiliki kesamaan koordinat sesuai dengan aslinya, sehingga analisis-analisis yang dibuat tidak meleset. Salah satu hal yang biasa dilakukan calon- calon planner ialah membuat sebuah peta lengkap dengan ITP-nya (Informasi Tepi Peta) menggunakan software ini. Seorang planner memiliki peran penting terhadap masyarakat sekitar dan software Arcgis hadir dengan referensi geografis sehingga peta yang diolah tidak asal-asalan dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis yang didapat dari peta ini pun akurat dan tidak meleset.
Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang
menciptakan aliran informasi. Tujuan sistem informasi adalah untuk menyediakan dan
mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan
untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi. Dalam sistem informasi perlu dibedakan antara
data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai,
ukuran, berat, luas, dan lain-lain. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan tambahan yang
diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. SIG atau Sistem Informasi Geografis
4
merupakan suatu sistem/aplikasi yang mempermudah pekerjaan para ahli dan mahasiswa dalam mempelajari dan menyajikan sebuah informasi berbasis geografi. Menurut Sugandi (2009) SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Informasi berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas wilayah antar negara sampai desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur, ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan, informasi wilayah budidaya dan non budidaya dan lain-lain. SIG mampu menyediakan referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan.
Maka dalam laporan ini penulis akan menampilkan dan menyajikan bagaimana peran SIG dalam pembuatan peta dari mulai tahapan Georeferensi, Editing, Input Data Atribut, dan Layouting dengan hasil akhir yaitu akan menghasilkan peta Administrasi Kota Kota Bekasi, Peta Jangkauan Pelayanan Rumah Sakit di Kota Bekasi dan Peta rawan banjir di kabupaten Garut sebagai bahan dalam pelatihan praktikum ini.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan praktikum mata kuliah Studio Lab GIS ini adalah :
1. Mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran SIG yang berupa teori, kedalam praktik dasar ArcGIS untuk perencanaan
2. Mampu memperkenalkan fungsi-fungsi umum yang terdapat pada ArcGIS 3. Melatih mahasiswa dalam menggunakan fungsi software ArcGIS.
1.3. Waktu dan tempat
Hari: Setiap hari Sabtu
Tanggal: 21 Mei, 28 Mei, 4 June, 11 June, 18 June, 25 June 2022 Waktu: 09.00 – 12.00 WIB
Tempat: Gedung Lab, Ruang 406
5
BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN
3.1. Persiapan yang dibutuhkan
1.Alat
• Laptop
• Flashdisk
2.
Bahan
• SHP Peta
• Jaringan Internet
3.
Software
• ArcGIS 10.4 termasuk didalamnya adalah ArcCatalog dan ArcMap
• Google earth Pro
• Microsoft Office
3.2. Pratikum I ( Pengenalan Arcgis dan Pembuatan Peta Administrasi)
Dalam praktikum ini hal yang pertama kali dilakukan ialah pengenalan software ArcGIS 10.4.
ArcGIS adalah suatu perangkat lunak yang di desain pada Graphical User Interface untuk pengolahan data spasial (Sistem Informasi Geografi) yang terbaru. Dalam menggunakan software ArcGIS peserta mampu menggunakan ArcMap sebagai dasar dalam memulai penggunaan ArcGIS.
Secara umum, ArcMap merupakan software yang berfungsi untuk membantu kita dalam membuat peta, mengedit peta, dan menampilkan hasil analisis.
Peta administrasi merupakan data teknis yang sangat diperlukan dalam suatu Kota untuk mengetahui letak dan batas suatu wilayah. Peta administrasi juga memuat sarana seperti jalan, batas kelurahan, batas Kelurahan dan Kecamatan dan lain-lain.
Secara umum peta berisi gambaran umum permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu
dan dilengkapi dengan legenda, adapun legenda memuat tentang simbol-simbol berisi keterangan.
6
1. Membuka ArcMap dan Menambahkan Layer Objek a. Membuka ArcMap
•
Klik Start > All Programs > ArcGIS > ArcMap atau Klik Icon pada start menu.
•
Tunggu hingga jendela ArcMap terbuka
•
Setelah jendela ArcMap terbuka akan muncul dialog start up
7
b. Menginput system kordinat
1. Pada Table of Contents -> Klik kiri 2x pada layers
2. Pilih Coordinate System -> Pilih Folder Geographic Coordinate Systems
3. Pilih Folder Word -> Pilih WGS 1984 -> Apply -> OK
c. Menambahkan Layer Objek
1.
Pada toolbar ArcMap, Klik tombol (Add Data)
2.Klik Connect To Folder
3.
Arahkan folder E:\Pratikum 2022
4.
Double Klik folder Administrasi, lalu klik ok
5.Pilih ADMINISTRASI_FIX.shp, Klik tombol Add
8
6.
Masukkan SHP lainnya yaitu :
•
SHP Jalan di Folder jaringan Jalan, Pilih jalan-database.shp
•
SHP Sungai di Folder Perairan, Pilih sungai line.shp
9
•
SHP Batas Wilayah di Folder administrasi, Pilih ADMINISTRASI_LINE_FIX.shp
2. Visualisasi Data
Visualisasi data adalah salah satu komunikasi visual modern yang dapat menjadi solusi menyajikan suatu data agar lebih mudah dipahami..
10
Visualisasi data mengkonversikan kumpulan data menjadi hal yang lebih sederhana untuk disajikan.
Dengan tujuannya untuk mengkomunikasikan informasi secara lebih efisien. Sehingga pembaca lebih mudah memahami pola, outliers, dan trends dari suatu data.
a.
Menampilkan Data (Klasifikasi dan Simbolisasi Data Spacial ) I. Klasifikasi Data Administrasi1. Pada Table of contents, klik kanan SHP ADMINISTRASI_FIX lalu pilih properties…
2. Pada Tampilan Layer Properties pilih symbology
3. Bagian Show pilih categories, Value Field pilih WADMKC
4. Pada Color Ramp pilih warna yg di inginkan, lalu add All Values, klik Apply lalu OK
11
II. Klasifikasi Data Jalan dan Sungai
1. Pada Table of contents, klik kanan SHP jalan-database lalu pilih properties…
2. Pada Tampilan Layer Properties pilih symbology 3. Bagian Show pilih categories, Value Field pilih status 4. add All Values, klik Apply lalu OK
12
5. Setelah itu mengganti warna dan outline data jalan mengunakan Simbol Selector Pada Table of contents, klik kiri SHP Jalan Toll -> Highway -> OK
6. Ganti warna status jalan lainnya seperti langkah sebelumnya tetapi di bedakan warnanya, seperti gambar berikut :
7. Mengganti warna dan outline data Sungai mengunakan Simbol Selector Pada Table of contents, klik kiri SHP Sungai line -> river -> OK
13
III. Klasifikasi Data Batas Wilayah
1. Pada Table of contents, klik kanan SHP ADMINISTRASI_LINE_FIX lalu pilih properties…
2. Pada Tampilan Layer Properties pilih symbology 3. Bagian Show pilih categories, Value Field pilih status
4. add All Values, klik Apply lalu OK
5. Mengganti outline data Batas wilayah mengunakan Simbol Selector
14
Pada Table of contents, klik kiri SHP ADMINISTRASI_LINE_FIX -> Simbol Selector pilih outline yang di inginkan -> OK
b. Membuat Map Layout
I. Untuk membuat map layout kita harus ganti data view ke layout view.
1. Pindahkan ke layout view dengan klik menu View -> Layout View, atau klik ikon dibagian bawah halaman data.
15
2. Setelah menganti ke layout view, maka peta akan disajikan pada halaman layout.
Selain di Data view di Layout view kita bisa lihat kertas, border kertas dll. Dan bisa lihat posisi element – element di kertas.
3. Untuk Navigasi di Halaman/kertas ArcMap menyediakan Tools di Layout Toolbar.
4, Layout toolbar memuat tools yang dipakai untuk navihgasi halaman layout. Tools tersebut antara lain zoom in, zoom out, pan dan beberapa tools lain.
II. Mengatur Halaman Layout
Mengattur halaman layout adalah suatu tindakan yang baik dan rapi jika pengaturan di layout selalu dimulai dengan page and print setup.
1. Klik di menu File -> Page and Print Setup
2. Tentukan printer yang digunakan. Tergantung kepada printer yang terpasang di komputer/ laptop.
3. Tentukan size, source dan orientasi kertas. Untuk latihan ini kita gunakan ukuran kertas A4, Orientasi Landcape.
16
III. Isi Peta
1. Isi peta menunjukan isi dan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta. Isi peta ini sangat tergantung pada tujuan dari peta tersebut dibuat.
Secara teknis, pilihlah layer – layer Peta yang terkait tujuan peta, kemudian susunlah layer – layer peta tersubut dengan benar.
2. Isi Peta tadi sudah dibuat dengan data frame di data view.
3. Atur agar data frame dapat pas dengan ukuran kertas dengan cara menggeser control box dengan menggunakan tool select element dari Tools Toolbar.
IV. Judul Peta
Judul Peta harus mencerminkan isi peta, yang perlu diperhatikan dalam pemberian judul peta harus padat dan mudah dimengerti. Contoh :
1. Klik menu Insert -> title.
17
2. Tulis judul yang mewakili peta pada kotak insert title. Judul akan diinsert disuatu tempat dalam halaman. Untuk mengubah bentuk dan ukuran judul sesuai kebutuhan, klik kanan pada kotak judul dan pilih properties. Setelah itu akan muncul kotak properties.
Ketiklah judul pada kolom text yanf telah disediakan.
3. Untuk berubah font dan titel judulnya klik “Change Symbol” maka selanjutnya muncul windows sybol selector. Mengatur tampilan style sesuai dengan keinginan.
V. Keterangan/Legenda
Agar pengguna peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan. Yang perlu diperhatikan dalam symbologi adalah pemilihan warna dan symbol, apabila ada aturan bakunya maka harus mengikuti aturan tersebut.
18
Apabila tidak ada ketentuan yang mengatur maka lakukanlah improvisasi dalam pemberian symbol dan warna, pemberian keterangan tulisan harus disesuaikan jenis dan ukuran tulisannya.
1. Klik Menu Insert → Legend Kotak dialog Legend Wizard akan muncul.
2. Kotak ini akan membimbing pengguna melalui 5 tahap dalam membuat legenda sesuai dengan yang diinginkan.
• Tahap pertama akan membimbing pengguna untuk memilih data-data yang ingin ditampilkan pada kotak legenda. Pilih data yang diinginkan untuk ditampilkan di kotak legenda. Klik Next.
• Tahap kedua membimbing pengguna untuk membuat judul legenda sesuai dengan yang diinginkan (misalnya "Legenda" atau "Keterangan").
• Tahap ketiga adalah untuk membuat kotak legenda sesuai yang diinginkan pengguna.
Klik menu drop down border untuk menambah bingkai kotak legenda. Pilih border garis hitam dengan ketebalan 1. Pilih border <none>, background warna <none> dan Gap 5.
19
• Tahap keempat untuk mengedit ukuran dan bentuk lambang yang mewakili setiap data sesuai yang diinginkan pengguna. Misalnya, lambang untuk data persil dapat diubah ukurannya dan bentuknya menjadi oval, lingkaran atau kotak.
• Tahap terakhir membimbing pengguna untuk menentukan jarak antara bagian-bagian yang disajikan pada legenda peta, Klik Finish setelah menyelesaikan Legend Wizard.
VI. Sumber Peta dan text lainnya
Biasanya sebuah peta merupakan kumpulan dari beberapa informasi spasial yang disajikan dalam lembaran peta, Informasi – informasi yang digunakan biasanya berasal dari beberapa sumber.
1. Klik Menu Insert -> Text.
20
2. Kemudian akan muncul kotak teks pada halaman layout. Klik kanan pada kotak teks tersebut, pilih Properties. Akan muncul kotak dialog Properties.
3. Tulis Teks umtuk ditampilkan pada layout peta. Untuk mengukur jenis tulisan klik change symbol, maka selanjutnya akan muncul kotak dialog symbol selector.
21
VII. Penunjuk Arah/ Arah Mata Angin
Simbol arah dicantumkan dengan tujuan menandakan orientasi peta. Arah Utara biasanya mengarah ke bagian atas peta, Kemudian berbagai tata letak tulisan mengikuti arah tadi, Sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak membolak – balik peta.
1. Klik Insert -> Nort Arrow.
2. Selanjutnya kotak dialog North Arrow Selector akan muncul. Panah penunjuk arah dapat diedit dengan mengklik tombol Properties.
3. Pilih panah penunjuk araha yang diinginkan, lalu klik Ok.
4. Klik panah penunjuk arah, tarik ke tempat yang cocok di halaman layout.
VIII. Skala Peta
Ukuran peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala. Biasanya skala dinyatakan dengan pecahan atau rasio / perbandingan. Sebagai contoh skala 1 : 10.000 artinya jarak satu centimeter di peta menggambarkan 10.000 centimeter dilapangan.
Skala sangat penting dicantumkan untuk meliha tingkat ketelitian dan kedetailan objek yang digaambarkan dalam peta tersebut. Pemilihan skala harus disesuaikan dengan tujuan dan wilayah area yang digambarkan.
Skala juga bisa dicantumkan dengan dua cara yaitu: scale text dan scale bar. Scale text berfungsi agar pengguna peta langsung dapat membaca skala peta dengan cepat. Sedangkan
22
untuk scale bar adalah sebagai acuan skala peta apabila peta yang telah dicetak mengalami perubahan (diperbesar/diperkecil).
1. Scale text
2. Klik Insert -> Scale Text untuk menambahkan skala teks.
3. Lalu akan muncul kotak Scale Text Selector.
4. Teks skala dapat diubah dengan memilih Properties. Setelah pengguna memilih jenis skala yang diinginkan, klik OK.
5. Scale bar
6. Klik Insert -> Klik Scale Bar untuk menambahkan scale bar.
7. Kotak dialog Scale Bar Selector akan muncul.
23
8. Skala dapat diedit dengan mengklik Properties. Klik pada Properties untuk pengaturan lanjutan. di When resizing.. -> Adjust width dan menentukan Division value (panjangnya segment2) pada 500. Dengan ini anda bisa memaksa ArcMap untuk membuat panjangnya segment scale bar angka bulat/tertentu.
9. Tentukan Number of division menjadi 3. Ini adalah jumlah segment di dalam skala garis.
10. Tentukan Number of subdivision menjadi 2. Ini adalah jumlah sub segment di dalam segment pertama.
11. Tentukan Division Units menjadi Kilometers.
12. Ganti Label menjadi "km"
13. Sehingga scale bar memiliki format kilometer, punya 3 bagian dengan panjangnya masing-masing 500km dan dua subbagian dengan panjangnya 250km.
24
IX. Menambah Lembaga Pembuat dan Image
Agar peta yang kita buat dapat dipercaya oleh pengguna peta, maka lembaga pembuat harus dicantumkan. Ini untuk mengakomodasi apabila di kemudian hari ada kritik, masukan atau permintaan data mendatangi lembaga pembuat peta tersebut. Selain text anda juga bisa menampilkan Lambang lembaga.
1. Memasukan image ke dalam layout sangat diperlukan untuk keperluan menampilkan logo, foto, atau tandatangan. Berbagai tipe image sudah didukung oleh ArcMap termasuk JPG.
2. Klik menu Insert → Picture Cari file Logo di CourseData\Grafik dan klik Open.
25
X. Grid Koordinat
Tujuan pemberian grid koordinat adalah memudahkan penunjukan dari lokasi objek di atas lembaran peta. Grid dapat dibuat dengan beberapa satuan tergantung pada sistem koordinat yang diinginkan. Beberapa pilihan grid yang digunakan adalah:
• Graticule: adalah membagi peta dalam grid dengan menggunakan koordinat geografis bisa dalam Derajat - Degree, Minute, Second (DMS) atau Decimal Degree (DD).
• Measured Grid: adalah membangi peta dalam grid dengan menggunakan koordinat sistem UTM, sehingga yang akan tampil adalah dalam satuan meter.
• Reference Grid: adalah membagi peta dalam grid dengan menggunakan Indeks peta yang telah ada.
Dari ketiga alternatif grid tersebut diatas, dalam satu peta kita bisa menampilkan lebih dari satu grid koordinat. Yang perlu diperhatikan juga dalam memberikan grid koordinat ini antara lain: label grid, garis label, interval, harus disesuaikan dengan keperluan dan keindahan.
1. Klik kanan pada data frame, pilih Properties atau ke menu View Data Frame Properties..
26
2. Kotak dialog Data Frame Properties Pilih Tab Grids → New Grid.
3. Selanjutnya akan muncul kotak dialog Grids and Graticules Wizard. Kotak dialog Grid and Graticules Wizard akan membimbing pengguna melewati 4 tahap untuk melengkapi peta dengan garis koordinat dan koordinatnya. Pada tahap pertama pengguna akan memilih jenis koordinat dan garis koordinat yang diinginkan. Pilih Graticule dan Klik Next.
27
4. Tahap kedua akan membimbing pengguna untuk membuat garis koordinat dan menentukan interval garis koordinat pada peta. Klik Next.
5. Tahap ketiga adalah untuk mengedit label koordinat dan garis koordinat. sesuaikan ukuran huruf sesuai yang Anda inginkan. Klik Next.
6.
Tahap keempat untuk membuat batas kotak koordinat pada peta. Setelah selesai, klik Finish.
7. Hasilnya akan seperti berikut :
28
8. Mengatur Grid (Huruf, Garis, Warna,Interval, ...) lebih lanjut dengan Pilih View → Data Frame Properties → Tab Grids
9. Pilih Gridnya (Graticule) dan klik Properties...
10. Di Reference System Properties Pilih Tab Labels dan ganti Label orientation - Vertical Labels untuk left dan right seperti berikut:
29
XI. Mengatur Tampilan Data Frame
1. Jika anda ingin mengganti background color pada Data Frame (misalnya untuk membuat Laut warna biru) anda harus buka Data Frame Properties dan Pilih Tab Frame
2. Pilih warna Light Blue untuk Background.
3. Dengan Color Selector anda bisa menentukan warna lebih lanjut.
XII. Penjelasan Sistem Proyeksi
1. Keterangan lain yang perlu disampaikan dalam peta yang dibuat adalah adanya penjelasan singkat tentang sistem poyeksi yang digunakan dalam membuat peta tersebut.
2. Anda seharusnya menulis sifat proyeksi Data Frame. Anda bisa memeriksa Proyeksi Data Frame anda dengan
3. Klik kanan pada Data Frame dan pilih Properties dan Pilih Tab Coordinate System
4. DI Current coordinate system ditulis proyeksi data frame ini. Dalam contoh ini, data frame kita diproyeksikan dengan GCS_WGS_1984, Datum DWGS_1984, artinya Sistem Koordinat Geografis, Datum WGS 1984.
5. Insert Text Menu Insert Text dan tulis seperti di gambar di bawahnya.
30
XIII. Peta Situasi / Peta Index
1. Peta yang dibuat harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana yang dipetakan. Peta situasi ini dibuat disesulakan dengan tujuannya. Biasanya peta situasi dibuat dengan skala yang lebih kecil. Sebagai contoh: apabila areanya satu kabupaten, maka peta situasinya meliputi satu provinsi.
2. Untuk Peta Situasi kita harus membuat Dataframe baru yang akan diisi dengan data untuk peta situasi.
3. Insert Data Frame berguna apabila pengguna ingin menampilkan lebih dari satu data frame / peta di satu halaman kertas, misalnya untuk insert peta atau untuk dua peta yg menampilkan situasi satu lokasi saat/tahun berbeda. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
4. Tambahkan data frame terlebih dahulu, dengan mengklik Insert → Data Frame.
31
5. Ganti nama New Data Frame menjadi Peta Insert (di Table Of Content). Mengatur posisi dan ukuran Data Frame "Peta Insert". Pilih Data Frame tersebut dan geser. Pada TOC (Table Of Content) drag and drop layer indo_kab_kot dari Layers ke Peta Situasi. Menonaktifkan Labeling pada Layer layer indo_kab_kot di Data Frame Peta insert dan zoom out supaya bisa melihat Peta Indonesia.
6. Ganti Symbology untuk Indonesia dan all other values (outline width=0) • Setelah itu, pada halaman layout akan tampil peta dan peta insert.
XIV. Menambahkan Extent Rectangles
1. Extent Rectangles merupakan frame/garis kotak di dalam peta situasi yg menunjukan luasnya data frame utama.
2. Klick Data Frame Properties pada peta situasi dan pilih tab "Extend Indicator".
3. Di kotak Other data frames anda bisa lihat semua data frame di proyek ini kecuali dataframe yg anda sekarang dibuka diproperties.
4. Pilih Dataframe yang anda ingin tampilkan luasnya di peta situasi dan Klick panah kanan sehingga Dataframe yang dipilih geser ke "Show extend rectangle for these data frames:
5. Menentukan Style untuk extend Rectangle di Frame. Warna Merah, Border width 2 point.
32
6. Hasilnya ada seperti di bawah:
XV. Mengatur Obyek
1. Pada gambar di atas, Text, Scale Bar, Scale Text, Lambang dll. masih belum tertata dengan rapi.
Kita perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Meratakan agar Lambang2 sejajar secara horizontal
• Skala, Text Skala dan Scale Bar sejejar vertical 2. Memilih obyek untuk pengaturan dilakukan sebagai berikut:
3. Pilih yang tiga lambang dengan menggunakan Select Element
4. Pemilihan dapat dilakukan dengan menggunakan tombol CTRL ditambah dengan klik pada masing masing obyek. Alternatif kedua memilih obyek adalah dengan membuat kotak' yang meliputi seluruh obyek yang akan dipilih dengan menggunakan Select Element
5. Saat Element2 Lambang terpilih, Right click di salah satu obyek tersebut
33
6. Pilih Align
7. Pilih Align Vertical Center
8. Lambang2 akan bergeser/align secara rapi horizontal
9. Buat align vertical dengan cara yang sama (pilih Align Center ) kepada Scale Text, Scala bar dan keterangan Scala Text.
10. Kemudian group (kelompokkan) Element2 tersebut agar lebih mudah mengesernya.
11. Pilih Element yang anda ingin kelompokkan dan klik kanan satu element
34
12. Pilih Group
13. Sebelum memberi label, kita harus sudah mengetahui terlebih dahulu data atribut apa saja yang ada dari layer yang akan kita beri label.
14. Ada Toolbar Graphics yang menyediakan banyak tools untuk menatur Element -element Peta.
XVI. Penggaris (Rulers) dan Guidelines(garis bantuan)
1. Alat ini digunakan untuk menempatkan element peta di dalam layout yang dibuat supaya lebih rapi dan Indah .
2. Untuk menampilkan ruler, aktifkan tool tersebut pada menu View -> Rulers
3. Dari Rulers anda bisa tarik dan membuat Guidelines yang digunakan untuk snapping element layout peta supaya align lebih rapi.
35
4. Untuk mengaktifkan/menonaktifkan snap kepada guides (garis bantuan) klik kanan di suatu tempat kosong di Layout View dan pilih Guides -> Snap to Guides
XVII. Insert Frame/Neatline
1. Peta seringkali lebih indah kalau mempunyai rangka/frame.
2. Klik Insert → Neatline untuk menambah satu Frame pada peta kita.
3. Di Dialog neatline anda bisa mengatur Frame.
4. Pilih Place inside margins (untuk mengambar frame di printer margin)
36
5. Pilih Gap = 3, dan rounding = 0 supaya ada frame rectangle yang sedikit lebih kecil daripada printer margin.
6. Pilih Border width 1 point warna hitam
7. Sesudah mengatur Element-element, peta kita selesai.
37
3. Menyimpan Peta
Untuk menyimpan peta, klik menu FileSave As. Atau dengan meng-klik ikon Peta dapat disimpan dalam ekstensi mxd dan mxt. Ekstensi mxd adalah untuk menyimpan peta dalam bentuk dokumen project, sedangkan ekstensi mxt untuk menyimpan peta dalam bentuk template.
4.
Eksport Peta1. Klik menu File Export Map. Peta dapat diekspor ke berbagai macam format, seperti PDF, JPEG, TIFF, dan lain-lain. Untuk bagi peta dan mengeprint di computer lain, format yang paling cocok adalah PDF. Untuk masuk peta ke dalam Power Point Presentasi, lebih bagus pilih Jpeg atau tiff. Dalam contoh ini pilih "Save as type" format PDF.
2. DI Options-Tab "General" pilih resolution dan image output quality (Resample Ratio) yang cocok. Seting ini merupakan kompromi antara kualitas peta dan ukuran file (file size). Di latihan in anda ingin kwalitas yang bagus. Pilih 300dpi dan Resample Ratio
"best".
3. Di Options Klik Tab "Format"
4. Centang "Convert Marker Symbols to Polygons" dan "Embed all document fonts" supaya simbol simbol yang digunakan di petanya digambar dengan benar di computer lain.
5. Klick Save untuk expor peta ke format PDF.
38
5.
Mencetak Peta
1.
Pilih Menu File → Print .Kotak Print akan muncul. Setup cetak dapat disesuaikan dengan meng-klik Setup.2.
Maka akan tampil kotak dialog Print untuk memilih printer, ukuran kertas dan kualitas cetakan.3.
Print layout sama seperti melakukan print dokumen di MS Word. Yang patut diperhatikan adalah ukuran kertas. Biasanya membuat layout di ArcMap memiliki ukuran besar misalnya A2, A1, atau bahkan A. Hanya untuk kepentingan praktek saja pada bab ini membuat peta ukuran A44.
Printer Engine dibiarkan saja default Windows Printer • Kualitas Image bisa diatur.Untuk hasil paling bagus pilih Best, untuk print test dibiarkan Normal saja.
39
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN3.3. Hasil
Hasil pengerjaan tugas berupa peta administrasi dan pembuatan layout peta. Peta administrasi merupakan data teknis yang sangat diperlukan dalam suatu Kota untuk mengetahui letak dan batas suatu wilayah. Peta administrasi juga memuat sarana seperti jalan, batas kelurahan, batas Kelurahan dan Kecamatan dan lain-lain. Secara umum peta berisi gambaran umum permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu dan dilengkapi dengan legenda, adapun legenda memuat tentang simbol-simbol berisi keterangan.
40
3.1.1.
Peta Administrasi Kota Bekasi41
3.1.2.
Peta Jangkauan Pelayanan Rumah Sakit42
3.1.3.
Peta Rawan Banjir di Kabupaten Garut43
3.4. Pembahasan
3.2.1.
Penginputan data awal berupa shpPada tahap awal pembuatan sebuah peta dasar administrasi yang dilakukan adalah menginput system kordinat, add data, dan menambahkan layer objek.
3.2.2.
Visualisasi dataPada membuatan peta administrasi langkah selanjutnya adalah melakukan visualisasi data, dengan tahapan klasifikasi dan simbolisasi data-data spasial.
3.2.3.
Layout petaLangkah terakhir adalah melakukan Layouting Peta. Layout peta merupakan pekerjaan terakhir setelah input data,dan visualisasi data. Melalui fasilitas layout dapat membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang merupakan informasi-informasi penting. Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa.
Adapun layout terdiri dari bagian-bagian seperti berikut:
1. Judul peta adalah bagian yang menunjukkan nama daerah yang dimuat pada peta tersebut.
2. Skala peta adalah bagian yang menunjukkan ukuran perbandingan jarak peta dengan yang sesunggunya.
3. Petunjuk Arah, koordinat/grid, legenda peta, tahun pembuatan, penerbit peta, dan index peta.
3.2.4.
Eksport peta dan Mencetak petaExport peta bertujuan agar bisa disimpan ke dalam berbagai macam format, seperti PDF, JPEG, TIFF, dan lain-lain. Serta dapat memudahkan untuk berbagi peta dan mengeprint di computer lain. Kemudian peta yang telah selesai dapat dicetak dengan ukuran dan kualitas yang kita inginkan.
44
3.2.5.
Peta Buffer Jangkauan Pelayanan Rumah Sakit Pada Kota BekasiBuffer merupakan bentuk lain dari teknik analisis yang mengidentifikasi hubungan antara suatu titik dengan area di sekitarnya atau disebut sebagai Proximity Analysis (analisis faktor kedekatan). Dalam Prahasta (2002), secara anatomis Buffer merupakan sebentuk zona yang mengarah keluar dari sebuah obyek pemetaan apakah itu sebuah titik, garis, atau area (poligon).
Dengan membuat Buffer, akan terbentuk suatu area yang melingkupi atau melindungi suatu obyek spasial dalam peta (buffered object) dengan jarak tertentu. Jadi zona-zona yang terbentuk secara grafis ini digunakan untuk mengidentifikasi kedekatan-kedekatan spasial suatu obyek peta terhadap obyek-obyek yang berada di sekitarnya Buffer yang terbentuk dari titik biasanya menggambarkan kondisi mengenai cakupan atau jangkauan pelayanan dari sebuah fungsi di titik tersebut. Sementara pada buffer yang terbentuk dari unsur garis dan polygon lebih banyak menggambarkan kondisi dampak dari fenomena yang terkandung dalam unsur peta tersebut.
Proses pembentukan buffer menggunakan aplikasi ArcGis adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan menu pull-down “Theme, Create Buffers” dimunculkan kotak dialog
dari fungsi ini kemudian harus dipastikan feature yang terpilih untuk dibuatkan buffer-nya. Tombol “next” akan melanjutkan ke tahap berikutnya.
2. Tahap berikutnya adalah menentukan jarak buffer (specify distance), dan jika ingin menggunakan buffer yang berlapis-lapis, dapat mengaktifkan “as multiple rings”
dan ditentukan juga berapa jumlah cincin buffer yang ingin ditampilkan beserta jarak antar cincin tersebut.
3. Tahap selanjutnya adalah penyelesaian dari pembuatan buffer dengan menentukan beberapa properties untuk tampilan dan penyimpanan data buffer.
4. Buffer yang terbentuk akan terlihat seperti cincin-cincin radius, menghasilkan buffer “area cakupan pelayanan” dalam radius yang telah ditentukan sebelumnya.
Analisa buffer dalam sistem informasi geografi dapat menjadi alat bantu untuk perencanaan wilayah dan kawasan dalam konteks mulai dari penentuan kebijakan hingga prediksi/simulasi keputusan spasial. Selain menjadi penentu dari strategi pemasaran, buffer berguna untuk mengukur dan memprediksi berbagai fungsi infrastruktur dalam wilayah atau kawasan apakah sudah mengakomodir kebutuhan sesuai dengan peran fungsinya.
45
3.2.6.
Peta Anilisis Overlay Rawan Banjir Pada Kabupaten GarutAnalisis overlay atau tumpang susun peta merupakan analisis data yang menggabungkan dua atau lebih data informasi yang dapat menghasilkan informasi baru, analisis overlay memiliki syarat yaitu terdapat pada lokasi yang sama dan koordinat yang sama.
Proses pembentukan buffer menggunakan aplikasi ArcGis adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Garut (kec_Garut.shp) dan melakukan pemisahan menjadi wilayah 1 dengan cara melakuan proses Dissolve yang berfungsi untuk penyederhanaan data. Hasil dissolve di simpan sebagai kel_1Garut.shp.
Tools Dissolve digunakan untuk meleburkan objek-objek yang mempunyai atribut yang sama atau menyederhanakan.
2. Menyiapkan peta-peta yang di gunakan sebagai parameter (kelerengan, tutupan lahan, jenis tanah dan curah hujan) untuk melakukan analisisa banjir. Langka-langkah yang dilakukan dengan menyiapkan peta kel_1Garut.shp dan peta kelerengan (garut.shp), dengan menggunakan tools Clip (memotong data), dengan langkah-langkah membuka tools geoprcsessing, Clip dan memasukan input feature garut, clip feature kel_1Garut, output feature class sebagai Garut_LRG_Kel1.shp. Hal yang sama dilakukan untuk tanah dan tutupan lahan.
3. Lalu dilakukan pengelompokkan dan memberikan bobot dan skoring masing-masing parameter serta penentuan kelas banjir tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dengan manambahkan field pada data atribut (skor tutupan lahan, kelerengan, jenis tanah dan curah hujan). Dilakukan juga penyederhanaan (dissolve) untuk masing-masing parameter.
4. Setelah melakukan pembobotan dan penskoringan masing-masing parameter dilakukan proses analisis overlay (Overlay merupakan proses penyatuan data dari lapisan layer yang berbeda, dalam hal ini dilakukan analisis union (yaitu menggabungkan fitur dari sebuah tema input dengan poligon dari tema overlay untuk menghasilkan output yang mengandung tingkatan atau kelas atribut)
5. Hasil overlay ke empat parameter tersebut (Union_Garut_LC_LRG_T_CH.shp) dilakukan penambahan field atribut total skor yang merupakan pengelompokan dari kelas banjir, dengan menggunakan fasilitas kalkulator yang merupakan penjumlahan dari skor masingmasing parameter dibagi 4Hasil perhitungan tersebut dikelompokkan lagi, dalam kasus ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu:
• 0,25 - 0,5 kategori rendah/aman
• 0,75 kategori sedang
• 1 – 1,25 kategori tinggi/bahaya
6. Dari layer Union_Garut_LC_LTG_T_CH.shp dilakukan lagi proses penyederhanaan (dissolve) untuk menampilkan peta analisa kawasan banjir Kabupaten Garut Kel1 dalam hal ini menjadi Garut_kel1_Kategori Banjir.
Dari hasil analisis kawasan banjir di Garut dalam hal ini Kelompok Garut satu, pengkategorian/pengelompokkan kelas banjir (Rendah, Sedang, Tinggi) didapat dilihat dari peta kawasan banjir dengan kategorinya menyebar di seluruh kecamatan yang ada di kawasan wilayah Garut kel 1.
46
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang erat kaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam. Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa dituntut untuk dapat mengetahui hal-hal mengenai peta, baik itu mempelajari isi peta, membaca peta, ataupun membuat sebuah peta. GIS hadir sebagai metode dan teknologi yang mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan pemetaan yang semula sangat sulit untuk dilakukan secara manual menjadi sangat mudah dan lebih cepat. Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan, mahasiswa mengetahui dan dapat melakukan langkah awal dalam menggunakan aplikasi ArcGis, yang bertujuan untuk mengimplentasikan teori mengenai data spasial dan peta yang telah dipelajari.
4.2. Saran
Diharapkan kedepannya setiap teori-teori yang dipelajari pada mata kuliah studio GIS, juga mencakup pembelajaran secara parktiknya ataupun ada gambar contoh dalam pengalikasian digital GIS. Kemudian besar harapan agar saran dan prasaran pada ruang lab lebih ditingkatkan dan memadai.
47
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Praktikum GIS – Materi 1
2. Modul Praktikum GIS – Overlay Analisis Banjir