10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran Project Based Learning atau biasa disebut PjBL merupakan suatu model pembelajaran yang inofatif yang menekankan pada pembelajaran kontekstual dengan kegiatan pembelajaran yang kompleks dan aktif. Kegiatan pembelajaran ini melibatkan siswa untuk mengamati suatu masalah, bereksperimen untuk memecahkan suatu permasalahan tersebut, atau menyusun suatu laporan. Pembelajaran dengan model PjBL berfokus pada aktifitas siswa dalam pengumpulan informasi untuk memecahkan suatu masalah, dan pemanfaatannya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna dalam kehidupan (Fadhilaturrahmi et al., 2021). Penggunaan kurikulim 2013 pada saat ini yaitu berupaya untuk mencetak generasi unggul dengan meningkatkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, model PjBL merupakan salah satu model yang cocok. Menurut (Hikmah & Agustin, 2018) model project based learning mampu meningkatkan tingkat berpikir siswa setelah pembelajaran sebesar 58% dan juga kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun langkah- langkah dari model PjBL menurut (Titu, 2015) yaitu:
Perencanaan: merancang keseluruhan kegiatan proyek yang akan dilakukan termasuk menyampaikan informasi tujuan pembelajaran, mengengidentifikasi permasalahan di lingkungan sekitar, dan memotivasi siswa. Mengorganisir kegiatan yaitu mengorganisir kerjasama, menentukan topik, mencari informasi yang dibutuhkan, membuat prediksi, dan membuat desain investigasi.
Mencipta: tahap ini merupakan proses pembuatan produk, termasuk aktifitas pengembangan dan dokumentasi.
Pengolahan: tahap ini merupakan tahapan akhir brupa presentasi proyek dan evaluasi , pada tahap ini juga akan dilakukan evaluasi yang berupa komunikasi terhadap hasil proyek dari proses belajar.
Dari ke tiga langkah-langkah model Project Based Learning terdapat kelebihan dan kekurangan model yaitu:
a. Kelebihan:
2) Meningkatkan motivasi belajar
3) Meningkatkan kecakapan pemecahan masalah 4) Meningkatkan kerjasama dan kolaborasi
5) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.
b. Kekurangan:
2) Memerlukan banyak wakt
3) Permasalahan di “dunia nyata” cenderung lebih kompleks 4) Membutuhkan banyak biay
5) Membutuhkan banyak peralatan
Kesimpulannya model pembelajaran Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitasdan keaktifan siswa, serta mampu meningkatkan berpikir tingkat tinggi siswa (Titu, 2015).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar dikenal sebagai buah dari proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan membentuk
perubahan perilaku akibat dari terjadinya interaksi antar manusia maupun lingkungan sebagai suatu pengalaman (Dewi et al., 2013). Hasil dari proses tersebut ditunjukkan dalam berbagai bentuk yaitu perubahan pengetahuan, sikap atau tingkah laku, kecakapan, dan keterampilan, sehingga terdapat perubahan dari yang belum bisa menjadi bisa, belum mengerti menjadi mengerti.
Tabel 2.1 Tabel Indikator Hasil Belajar Kognitif
Sumber: Bujuri & Ilmu, (2018 : 44)
Kesimpulannya hasil belajar merupakan kompetensi dan keterampilan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran (Andriani & Rasto, 2019).
3. Tema 5 Subtema 4 Kelas II SD
Tema 5 Pengalamanku, subtema 4 Pengalamanku di Tempat Wisata merupakan materi pembelajaran tematik yang berapa di semester 2 kelas II Selolah Dasar. Mata pelajaran yang ada di dalamnya yaitu Bahasa Indonesia,
No Ranah Kognitif Indikator
1. Ingatan, Pengetahuan C1 (Knowledge)
1.1. Dapat menyebutkan
1.2. Dapat menunjukkan kembali 2. Pemahaman C2
(Comprehension)
1.1. Dapat menjelaskan,
1.2. Dapat mendefinisikan dengan bahasa sendiri
3. Penerapan C3 (Aplication) 1.1. Dapat memberikan contoh 1.2. Dapat menggunakan secara tepat 4. Menganalisis C4 (Analisys) 4.1. Dapat menguraikan
4.2. Dapat mengklasifikasikan/ memilah 5. Menciptakan, Membangun
(Synthesis)
5.1 Dapat menghubungkan materi – materi, sehingga menjadi kesatuan yang baru
5.2 Dapat menyimpulkan 5.3 Dapat menggeneralisasikan
(membuat prinsip umum)
6. Evaluasi (Evaluation) 6.1 Dapat menilai
6.2 Dapat menjelaskan dan menafsirkan
6.3 Dapat Menyimpulkan
Matematika, dan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP). Berikut penjelasan materi pada setiap mata pelajaran:
a. Bahasa Indonesia:
Tabel 2.2 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
3.5 Mencermati puisi anak dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah melalui teks tulis dan lisan.
4.5 Membacakan teks puisi anak tentang alam dan lingkungan dalam bahasa Indonesia dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat sebagai bentuk
ungkapan diri.
Sumber: Buku Guru Kelas II Tema 5 Kurikulum 2013
Puisi merupakan ragam karya sastra yang digunakan untuk mengekspresikan kepribadian dalam bentuk yang selaras dengan watak yang diungkapkan. Puisi memiliki unsur intrinsik yaitu diksi berupa pemilihan kata, imaji berupa enggunakan kata yang konkret dan khas, majas berupa bahasa yang bersusun- susun, bunyi berupa suara, rima berupa bunyi yang berulang, ritme berupa rangkaian naik turunnya suara puisi, dan tema berupa gagasan pokok yang ingin disampaikan (Citraningrum, 2016). Berikut contoh puisi dengan tema sampah:
Sampah Sampah…
Kau dalah sumber penyakit Kau identik dengan kotoran
Kau penyebab berbagaimacam musibah Sampah…
Tangan- tangan nakal membuangmu sembaranagan Kau mengotori lingkunganku
Kau adalah bencana bagiku
Sampah… oh sampah Kini ku mengerti
Banjir, penyakit diare, dan alergi adalah penyebab utama dirimu Kini ku berharap semoga bisa memperbaiki semua ini
b. Matematika:
Tabel 2.3 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika
Kompetensi Dasar
3.6 Menjelaskan dan menentukan panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
4.6 Melakukan pengukuran panjang (termasuk jarak), berat, dan waktu dalam satuan baku, yang berkaitan dengan kehidupan.
Sumber: Buku Guru Kelas II Tema 5 Kurikulum 2013 (2017:170)
Pengukuran merupakan suatu cara untuk mengetahui besar kecil, panjang pendek, berat ringannya suatu objek. Pengukuran panjang merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui panjang suatu benda, pengukuran dapat dilakukan menggunakan satuan baku dan tidak baku. Satuan baku meruakan satuan yang hasilnya tetap dan sesuai standar, pengukuran ini menggunakan penggaris, jangka sorong, meteran, dan lainnya. Sedangkan pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang sangat memungkinkan adanya perbedaan hasil pengukuran pada setiap orang, pengukuran ini dilakukan menggunakan jengkal, langkah, hasta, , dan lainnya. Adapun langkah- langkah dalam mengukur panjang menggunakan penggaris ataupun meteran yaitu:
(Sumber: Mikirbae.com)
Gambar 2.1 Pengukuran Pensil dengan Penggaris
Cara Menggunakan Penggaris yang Benar yaitu:
2. Tempelkan penggaris atau mistar pada benda yang akan diukur panjangnya
3. Titik nol pada penggaris harus tepat dengan ujung awal dari panjang benda yang diukur.
4. Nilai ukur benda ditunjukkan oleh garis pada skala penggaris atau mistar yang bertepatan dengan ujung akhir panjang benda.
Contoh:
Pada gambar di atas menunjukkan panjang pensil 6,5 cm.
Pengukuran baku memiliki satuan baku yaitu kilometer (𝑘𝑚), hektometer (h𝑚), dekameter (𝑑𝑎𝑚), meter (𝑚), desimeter (𝑑𝑚), centimeter (𝑐𝑚), dan millimeter (𝑚𝑚).
Alat ukur yang berbeda memiliki satuan ukur yang berbeda namun, memiliki nilai yang sama contohnya 1 m sama dengan 100 cm untuk memudahkan penghitungan bisa menggunakan tangga ukur sebagai berikut:
Sumber: (Fioiani Dyas, n.d.)
Gambar 2.2 Tangga Satuan Ukur
Aturan menggunakan tangga ukur di atas adalah setiap naik 1 tangga maka ukuran panjang akan dibagi 10, sebaliknya jika setiap turun 1 tangga maka ukuran panjang akan dikali 10.
c. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Tabel 2.4 Kompetensi Dasar Mata Pelajaran SBdP
Kompetensi Dasar
3.4 Mengenal pengolahan bahan alam dan buatan dalam berkarya.
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam dan buatan.
Sumber: Buku Guru Kelas II Tema 5 Kurikulum 2013(2017:170)
Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu berupa ide, langkah ataupun produk kreativitas tidak hanya dimiliki oleh orang dewasa, anak- anak juga memiliki kretivitas dalam dirinya (Malasari, 2021). Seni Budaya dan Prakarya merupakan suatu wadah untuk meningkatkan kreativitas siswa, dan mengasah bakat- bakat yang dimiliki. Tujuan dari adanya pembelajaran SBdP adalah menumbuhkan rasa cinta terhadap kesenian, khususnya kesenian Indonesia, serta mengasah kreativitas, kemampuan motorik, perkembangan otak kanan anak (Marystyaana Iga, 2020). Untuk mengasah kreativitas anak maka, pembuatan prakarya merupakan hal yang menyenangkan serta mengasah kreativitas. Selain itu menggunakan benda- benda dari alam ataupun barang bekas juga dapat membantu mengurangi polusi di lingkungan.
(Sumber: idntimes.com)
Gambar 2.3 Kerajinan Pot Bunga dari Botol Bekas Alat dan Bahan:
1. Botol plastik bekas 2. Pisau
3. Hiasan untuk mata
4. Pupuk/tanah untuk menanam 5. Tanaman
Cara Membuat:
1. Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Setelah semua sudah terkumpul, langkah selanjutnya adalah memotong botol plastik dengan pisau.
3. Ukurannya dikira-kira saja atau lihat pada gambar.
4. Beri sedikit hiasan sesuai keinginan. Jika ingin sesuai contohnya, tempelkan saja tutup botolnya sebagai mulut dan tambahkan mata boneka, lalu tempel.
5. Jangan lupa untuk melubangi bagian bawah botol agar air tidak mengendap di dalam botol.
6. Masukkan botol pupuk dan tanah ke dalam botol.
7. Masukkan bibit tanaman yang ingin ditanam.
Pembuatan prakarya menggunakan bahan bekas dapat mengurangi sampah plastik dan mengubahnya menjadi benda yang berguna, kegiatan ini juga meningkatkan kreativitas anak.
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian terdahulu terdapat beberapa persamaan dan, diantarannya sebagai berikut:
Tabel 2.5 Kajian Penelitian yang Relevan
Relevan Persamaan Perbedaan
“Penerapan Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Ecoliteracy Siswa Dalam Mengelola Sampah” (2019)
Penelitian ini sama sama menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran di Sekolah dasar
Penelitian ini memiliki perbedaan yaitu membahas model Projrct Based Learnig untuk meningkatkan Ecoliteracy dan dilakukan pada kelas 5 SD
Penelitian sama sama memiliki latar belakang meningkatkan hasil pembelajaran siswa
Penelitian ini memiliki latar belakang meningkatkan hasil belajar Ecoliteracy dalam hal mengelola sampah.
Penelitian ini sama sama meningkatkan keativan siswa melalui model PjBL
Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK
“Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kreatifitas Siswa Kelas Iii Sd Negeri Sidorejo Lor 01 Salatiga” (2018)
Penelitian sama-sama melakukan penelitian di di Sekolah Dasar
Penelitian sama sama menggunakan model PjBL dalam meningkatkan hasil belajar
Penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas 3 Sekolah Dasar
Penelitian menggunakan model PjBL untuk meningkatkan hasil belajar dan kreatifitas siswa
Penelitian ini
menggunakan model PjBL dalam pelajaran tematik
Penelitian menggunakan metode pwnwlitian PTK
C. Kerangka Berpikir
Kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan melalui bagan sebagai Gambar 2.4 Peta Konsep Kerangka Berpikir
berikut:
Kondisi Ideal
Pembelajaran seharusnya mampu memotivasi siswa, membuat siswa aktif dan kreatif. Pembelajaran dianjurkan untuk berpusat pada siswa (dan mengajak siswa mempraktikkan langsung materi yang ia pelajari serta mengaitkannya dengan kehidupan nyata.
Kondisi Lapang
Sesuai dengan kondisi lapang yang ada, siswa sering sibuk sendiri dan kurang focus terhadap materi yang sedang dipelajari sehingga sulit untuk diarahkan.
Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Sumbergondo 01 Kota Batu
pada Tema 5 Subtema 4
Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh model Project Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar siswa kelas II SDN Sumbergondo 01 Kota Batu pada tema 5 subtema 4.
H1 : Ada pengaruh model Project Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar siswa kelas II SDN Sumbergondo 01 Kota Batu pada tema 5 subtema 4.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dengan menggunakan metode One Group Pretest-Posttest Design. Lokasi penelitian berada di SDN Sumbergondo 01 Kota Batu, dilaksanakan pada semester genap tahun 2022 dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas II melalui pre-posttest, wawancara, dan dokumentasi.
Penelitian pada siswa kelas II SDN Sumbergondo 01 Kota Batu menunjukkan hasil adanya pengaruh model Project Based Learning (PjBL) terhadap hasil belajar siswa pada tema 5 subtema 4
Pengaruh Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas II SDN Sumbergondo 01 Kota Batu pada Tema 5 Subtema 4
Permasalahan
Pembelajaran yang kurang kondusif karena siswa yang tidak fokus dan sibuk dengna permainannya sendiri, dan juga
mudah merasa bosan