• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PEMECAHAN MASALAH"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

4.1. Metodologi Pemecahan Masalah

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Penentuan Metoda Riset

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisa Hasil Pengolahan Data

Kesimpulan dan Saran Penentuan Variabel

Penelitian Desain Kuesioner

Gambar 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah

Tahapan metodologi dalam pemecahan permasalahan adalah sesuai flow chart pada gambar 4.1 di atas. Diawali dengan langkah Perumusan Masalahan yang telah diuraikan pada Bab sebelumnya, yaitu Menentukan karakteristik konsumen Wifone di Bandung dan mengsegmentasikannya berdasarkan tipe produk yang dimiliki.

(2)

4.2. Penentuan Metoda Riset

Untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut dapat dimulai dengan menentukan metoda riset yang digunakan. Metoda riset yang digunakan pada Proyek Akhir ini adalah Studi Literatur dan Desain Kesioner

4.2.1 Studi Literatur

Studi literatur ini berfungsi untuk menentukan variabel – variabel yang dibutuhkan dalam mengsegmentasikan konsumen Wifone. Variabel – variabel ini perlu diidentifikasi untuk memudahkan dalam merancang sebuah kuesioner khususnya kuesioner untuk jasa telekomunikasi. Adapun literatur yang dicari adalah literatur yang berkaitan dengan perilaku konsumen, segmentasi pasar dan juga literatur mengenai dunia telekomunikasi.

Untuk dapat mengsegmentasikan pasar secara jelas maka harus dilakukan pemahaman terhadap perilaku konsumen terlebih dahulu.

Ada beberapa pengertian dan definisi dari perilaku konsumen menurut pendapat para ahli dalam buku mereka masing – masing. Michael R.Solomon (Consumer Behavior : Buying, Having and Being,2004) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu proses yang melibatkan individual atau grup dalam memilih, membeli, menggunakan atau membuang suatu produk, layanan, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Louden dan Della Bitta (Consumer behavior : Concepts and Applications, 1993) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang dan jasa. Sementara itu , Hanna dan Richard Wozniak (Consumer Behavior : An Applied Approach,2002) berpendapat bahwa perilaku konsumen merupakan suatu bagian dari aktivitas – aktivitas kehidupan manusia, termasuk segala sesuatu yang teringat olehnya akan barang atau jasa yang dapat diupayakan sehingga ia akhirnya menjadi konsumen.

Dari beberapa definisi perilaku konsumen di atas, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang dilakukan individu atau grup dalam memilih dan mengkonsumsi barang atau jasa yang diinginkan. Proses pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk dan jasa ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek yang saling berinteraksi satu sama lain baik dari aspek internal ataupun eksternal. Perilaku antara konsumen yang satu dengan yang lainnya pun tentunya tidak sama baik dari

(3)

keinginan, kebutuhan, kemampuan, sikap pembelian ataupun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian produk ataupun suatu jasa.

Pada hakekatnya perusahaan tidak dapat memahami seluruh perilaku konsumen yang ada dan menguasai seluruh pasar yang tersedia. Ini disebabkan karena pasar yang bersifat heterogen sehingga akan sulit bagi suatu perusahaan untuk melayani semuanya. Oleh karena itu perusahaan harus memilih bagian pasar yang paling efektif untuk dimasuki. Perusahaan dapat membentuk segmen – segmen tertentu yang sekiranya sesuai dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi tuntutan – tuntutannya. Dengan strategi segmentasi yang jelas, akan memungkinkan perusahaan untuk menentukan sasarannya dan memposisikan produk atau jasa yang ditawarkan dengan proses komunikasi yang baik kepada konsumennya.

Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokan konsumen potensial yang memiliki kebutuhan dan pola pembelian yang sama (Karen G.Strouse, Marketing Telecommunications Service,1999). Karena segmentasi pasar terdiri dari beberapa konsumen yang memiliki sifat mirip atau sama, maka perusahaan memiliki kemampuan untuk mencari pengetahuan secara detail tentang karakteristik konsumen mereka.

Menurut Nugroho J.Setiadi, agar segmentasi pasar dapat beranfaat, maka segmen yang dihasilkan harus memiliki karakteristik berikut :

1. Dapat di ukur (measurable).

Ukuran, daya beli dan profil segmen yang dihasilkan harus dapat diukur 2. Dapat di jangkau (accessible)

Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif 3. Cukup besar (substantially)

Segmen pasar cukup besar dan cukup menguntungkan apabila digarap. Suatu segmen harus merupakan kelompok homogen terbesar yang paling mungkin, yang berharga untuk diraih dengan program pemasaran yang dirancang khusus untuk memeriksa.

4. Berbeda (distinctive)

Segmen tersebut memiliki karakteristik dan perilaku pembelian yang berbeda dari segmen–segmen lain. Segmen – segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap pasar yang berbeda pula

(4)

5. Dapat digarap (actionable)

Sejauh mama program yang efektif dapat dilaksanakan untuk mengelola segmen yang dibentuk

Perusahaan dapat melakukan pengkombinasian konsumen dari beberapa variabel untuk mendapatkan suatu cara yang paling pas dalam mengsegmentasi pasarnya. Namun ada pula perusahaan yang melihat bahwa membangun loyalti kepada brand perusahaan adalah strategi pemasaran yang paling tepat, sehingga beberapa perusahaan melakukan segmentasi pasarnya dengan mengidentifikasi konsumen yang sudah membeli produknya atau konsumen yang paling terpercaya (heavy users).

Ada empat variabel utama yang biasa digunakan sebagai dasar – dasar untuk mengsegmentasikan pasar yaitu variabel demografi, geografi, psikografi dan perilaku

• Demografis

Demografis merefleksikan statistik vital dari suatu organisasi yang mudah untuk diukur. Dengan segmentasi demografis, faktor demografis dan SES (socioeconomic status) digunakan sebagai dasar dalam mengelompokkan tipe konsumen. Perbedaan dalam usia, ras atau etnik, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan merupakan variabel yang umumnya digunakan oleh perusahaan dan terkadang dikombinasikan dengan indeks yang lebih spesifik seperti ukuran keluarga, kelas sosial dll. (William L.Wilkie, Consumer Behavior, 1994)

Faktor – faktor demografis ini merupakan dasar yang paling populer untuk mengsegmentasikan konsumen. Salah satu alasannya adalah kebutuhan konsumen, keinginan, dan tingkat penggunaan seringkali amat dekat dengan variabel demografi.

Alasan lain adalah aspek demografi lebih mudah diukur daripada aspek yang lainnya.

Bahkan kalau segmen pasar mula-mula ditentukan menggunakan dasar lain seperti kepribadian atau tingkah laku, karakteristik demografi pasti diketahui agar dapat mengetahui pasar, sasaran dan untuk menjangkaunya secara efektif.

Untuk dunia telekomunikasi, pembeli dikelompokkan berdasarkan karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, pendapatan dll yang sekiranya memberikan efek terhadap tipe atau layanan telekomunikasi yang mereka gunakan.

(5)

• Geografis

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh tempat tinggal mereka. Sebagai contoh, konsumen yang tinggal di kota memiliki perilaku yang cukup signifikan berbeda dengan konsumen yang tinggal di daerah pedesaan. Segmentasi geografis membagi pasar menjadi beberapa unit secara geografi seperti negara, kota ataupun komplek perumahan. Untuk penyedia telekomunikasi, segmentasi geografis dilakukan karena adanya keterbatasan jaringan yang dapat disediakan oleh provider.

• Psikografis

Segmentasi psikografis membagi konsumen berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, kepribadian dan gaya hidup. Sebagian besar minat konsumen terhadap suatu produk atau jasa dipengaruhi oleh gaya hidup mereka bahkan sebagian besar produk yang dibeli mencerminkan gaya hidup konsumennya. Gaya hidup terdiri dari aktivitas, minat dan juga opini. Sebagai contoh untuk dunia telekomunikasi, orang – orang yang memiliki aktivitas padat dan sering melakukan percakapan akan mencari alat telekomunikasi yang dapat memudahkannya untuk melakukan komunikasi. Untuk produk telekomunikasi yang selalu berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi, faktor kecenderungan seseorang dalam menerima teknologi baru juga merupakan faktor yang penting untuk dianalisa.

• Perilaku

Segmentasi perilaku mengelompokkan konsumen berdasarkan pada penggunaan atau reaksi konsumen terhadap suatu produk. Untuk dunia telekomunikasi, perilaku dalam pemakaian produk ini sangat dibutuhkan untuk melihat faktor apa yang banyak dicari oleh konsumen terhadap suatu produk dan fungsi apa saja yang banyak digunakan oleh konsumen telekomunikasi

4.2.2 Penentuan Variabel Penelitian

Dari studi literatur yang telah dilakukan, khususnya berdasarkan acuan dari Karen G.

Strouse (Marketing Telecommunications Service,1999) maka variabel – variabel yang diperlukan untuk mengsegmentasikan konsumen Wifone sebagai salah satu alat telekomunikasi dapat ditentukan pada tabel 4.1 berikut

(6)

Tabel 4.1 Variabel Penelitian

Variabel Sub-variabel Jenis kelamin

Usia Pendidikan

Pekerjaan Ukuran keluarga

Pendapatan Pengeluaran Demografi

Kepemilikan telp rumah Geografi Tempat tinggal

Aktivitas

Kecenderungan menerima teknologi baru Opinion

Voice Tarif Fitur Desain Mobilitas

Service Pilihan pembayaran

Brand Prestige Preferensi

(Importance)

Pengaruh individu lain Voice

Tarif Fitur Desain Mobilitas

Service Pilihan pembayaran

Brand Prestige Psikografis

Persepsi thd produk

Pengaruh individu lain Spesifik

Perilaku thd

produk Umum

4.2.3 Desain Kuesioner

Metoda riset yang digunakan untuk dapat mengsegmentasikan konsumen berdasarkan variabel yang telah ditetapkan adalah dengan menggunakan metoda kuesioner Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan

(7)

daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan responden akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Bilson Simamora, 2002). Kuesioner dapat bersifat terbuka atau tertutup ataupun keduanya. Disebut terbuka apabila jawaban tidak ditentukan sebelumnya dan disebut tertutup apabila alternatif-alternatif jawaban sudah ditetapkan. Metode ini dipilih karena kuesioner merupakan alat ukur yang paling tepat untuk mengetahui karakteristik konsumen dan juga untuk kemudahan dalam proses pengolahan data. Tipe kuesioner yang digunakan pada proyek akhir ini adalah kuesioner tertutup dan terbuka. Ada sebagian pertanyaan yang menggunakan pilihan jawaban terbuka, karena jawaban tergantung dari opini masing-masing responden

Ada empat tipe skala pengukuran yang biasa digunakan untuk merancang kuesioner, yaitu nominal, ordinal, interval dan rasio.

• Nominal

Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok. Sebagai contoh adalah mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan dan area geografis. Dalam mengindentifikasi hal-hal tersebut, digunakan angka-angka sebagai simbol. Hasil analisis dipresentasikan dalam bentuk persentase.

• Ordinal

Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini memiliki informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang.

Sebagai contoh adalah variabel pendidikan, pendapatan dll.

• Interval

Skala interval digunakan untuk melihat besarnya perbedaan karakteristik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar menggunakan angka. Sebagai contoh pertanyaanya yaitu ”Berapa kali anda berbelanja di supermarket ini? Jawaban berupa angka sebenarnya: a.1 kali, b.2 kali, c. 3 kali,

• Rasio

Pengukuran rasio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya. Contoh pertanyaan ”Berat badan anda sebelum dan sesudah memakai obat diet ini?”

(8)

Pada kuesioner yang akan digunakan pada proyek akhir ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala pengukuran nominal dan ordinal. Skala ini digunakan untuk pertanyaan – pertanyaan yang sekiranya dapat diberikan alternatif jawaban untuk memilih. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepentingan serta persepsi konsumen terhadap produk, skala pengukuran yang digunakan yaitu Skala Likert. Skala likert merupakan teknik pengukuran sikap dimana memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka (Bilson Simamora,2002). Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup, dimana pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Pada kuesioner ini, skala dirancang untuk mengukur tingkat persetujuan terhadap produk telepon rumah secara umum dan produk Wifone itu sendiri. Pilihan jawaban dibuat dalam 5 pilihan yaitu Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Ragu-ragu, Setuju dan Sangat Setuju.

Hal yang perlu diidentifikasi sebelum kuesioner disebarkan, adalah sebagai berikut : 1. Populasi yang menjadi obyek penelitian

Populasi responden yang dijadikan obyek penelitian adalah seluruh pelanggan Wifone di area Bandung.

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode Pengambilan Sampel dilakukan secara acak kepada para pelanggan yang memiliki Wifone

3. Ukuran atau jumlah sampel

Dari data yang diperoleh terhitung sampai bulan Januari 2007, jumlah total pelanggan Wifone untuk semua tipe adalah sebesar 1263 pelanggan. Namun karena tipe yang akan dianalisa hanya 3 tipe, yaitu tipe Axesstel P830, Axesstel L800 dan Bridge BRG-F100BK, maka yang digunakan adalah jumlah total pelanggan untuk ketiga tipe ini yaitu sebesar 1181 pelanggan.

Penentuan ukuran atau jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin berikut ini:

n = 2

) ( 1 N e

N +

dimana n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat error

(9)

Dengan menggunakan rumus dan nilai error yang diharapkan yaitu sebesar 10%, maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

)2

1 . 0 ( 1181 1

1181

= + n

n= 92 orang

Jadi jumlah sampel minimal yang diambil berjumlah 92 orang. Dalam hal ini penulis mengambil jumlah sampel sebanyak 180 orang pelanggan Wifone untuk mengantisipasi jika terjadi kesalahan. Jumlah responden ini dibagi menjadi 3 untuk ketiga tipe Wifone yang terdiri dari 60 orang pelanggan Wifone tipe Axesstel P830, 60 orang pelanggan Wifone tipe Axesstel L800 dan 60 orang pelanggan Wifone tipe Bridge-F100BK.

Adapun pertanyaan dan pernyataan yang dipakai untuk mengetahui aspek demografi, geografi, psikografi dan perilaku konsumen sesuai dengan variabel yang ditentukan, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2 Variabel yang diukur beserta bentuk pertanyaannya

Variabel Sub-variabel Pertanyaan

Jenis kelamin Jenis kelamin Usia Usia

Pendidikan Pendidikan akademis terakhir Pekerjaan Pekerjaan

Ukuran keluarga Jumlah anggota keluarga (termasuk responden) Pendapatan Pendapatan Anda dan keluarga setiap bulannya Pengeluaran Anda dan keluarga setiap bulannya Pengeluaran

Besarnya rekening telepon rumah setiap bulannya Demografi

Kepemilikan telp rumah Apakah anda memiliki telepon rumah biasa (telkom) Geografi Tempat tinggal Tempat tinggal anda saat ini di daerah

(10)

Variabel Sub-variabel Pertanyaan

Berapa persen anda menghabiskan waktu untuk bekerja /beraktivitas di luar rumah setiap harinya Aktivitas

Aktivitas yang rutin anda lakukan di waktu senggang Anda telah berlangganan produk WIFONE selama Kecenderungan menerima

teknologi baru Apakah anda mengikuti perkembangan teknologi telekomunikasi yang terbaru Hal yang mempengaruhi anda untuk membeli produk WIFONE

Opinion

Alasan anda membeli produk WIFONE

Kualitas suara adalah faktor yang penting dalam memilih telepon rumah

Voice Saya harus mencoba mendengar kualitas suaranya terlebih dahulu sebelum membeli telepon rumah

Saya hanya akan membeli telepon rumah yang menawarkan tarif telepon murah Tarif

Tarif telepon murah merupakan faktor penting dalam membeli telepon rumah

Saya menyukai telepon rumah yang memiliki fasilitas tambahan (sms, internet, radio dll) Fitur

Adanya fitur-fitur tambahan pada telepon rumah merupakan hal yang penting bagi saya Desain telepon yang menarik mempengaruhi keputusan saya dalam membeli telepon rumah Desain

Saya hanya membeli telepon rumah yang memiliki desain yang menarik Telepon rumah yang memiliki mobilitas tinggi sangat penting bagi saya Mobilitas

Saya hanya membeli telepon rumah yang mudah/bisa dibawa kemana saja

Jaminan service yang cepat tanggap pada saat ada gangguan, menjadi faktor yang sangat penting dalam memilih telepon rumah

Service

Telepon yang disertai jaminan service yang baik menjadi bahan pertimbangan saya pada saat membeli telepon rumah

Saya lebih memilih pembayaran telepon rumah yang bersifat pra-bayar dibandingkan pasca bayar Pilihan pembayaran

Saya menyukai cara pembayaran telepon rumah yang bersifat pra-bayar

Saya hanya mau membeli telepon rumah dari penyedia telekomunikasi yang terkenal saja Brand

Saya memperhatikan brand dari telepon rumah tersebut sebelum membeli Saya memilih telepon rumah yang dapat meningkatkan faktor prestige Prestige

Faktor prestige menjadi bahan pertimbangan saya pada saat membeli telepon rumah Saya memilih operator telepon rumah yang sama dengan keluarga atau teman saya Psikografis

Preferensi (Importance)

Pengaruh individu

lain Saran dari keluarga dan teman menjadi bahan pertimbangan dalam membeli telepon rumah

(11)

Variabel Sub-variabel Pertanyaan Wifone memiliki kualitas suara yang jernih

Voice

Kualitas suara yang dihasilkan oleh produk Wifone sangat baik Tarif telepon yang ditawarkan produk Wifone sangat murah Tarif

Wifone merupakan telepon rumah yang menawarkan tarif murah Wifone memiliki fitur lengkap seperti HP

Fitur

Fasilitas telekomunikasi yang lengkap dimiliki oleh produk Wifone Desain telepon yang dimiliki Wifone sangat menarik

Desain

Wifone memiliki bentuk telepon yang sangat menarik Wifone memiliki mobilitas tinggi (bisa dibawa kemana saja) Mobilitas

Wifone dapat digunakan dimana saja bahkan di luar area rumah sekalipun Service yang diberikan Wifone pada saat terjadi gangguan sangat memuaskan Service

Service dari Wifone cepat tanggap ketika ada pengaduan dari pelanggannya

Wifone menawarkan pilihan cara pembayaran(prabayar&pascabayar)yang dibutuhkan konsumennya

Pilihan pembayaran

Cara pembayaran yang bersifat pra-bayar merupakan nilai tambah bagi produk Wifone Wifone merupakan brand layanan telekomunikasi yang cukup terkenal

Brand

Brand dari Wifone sangat terpercaya

Wifone dapat meningkatkan rasa prestige bagi konsumennya Prestige

Prestige yang tinggi dapat diperoleh ketika menggunakan produk Wifone Wifone sudah memiliki jaringan yang cukup luas

Psikografis

Persepsi thd produk

Pengaruh individu

lain Wifone sudah banyak digunakan oleh banyak orang Anda mengetahui produk Wifone melalui

Anda sering menggunakan Wifone untuk keperluan

Apakah anda pernah menggunakan produk WIFONE di luar area rumah Spesifik

Secara umum, percakapan anda lebih banyak digunakan untuk Tempat anda biasa membeli alat telekomunikasi

Media iklan yang menjadi acuan anda untuk memperoleh informasi mengenai dunia telekomunikasi Perilaku

thd produk

Umum

Perkembangan teknologi telekomunikasi yang anda ikuti

(12)

4.3. Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

ƒ Mendatangi rumah dan kantor para pengguna Wifone. Responden mengisi kuesioner langsung di tempat dengan dibantu oleh penulis

ƒ Menanyakan isi pertanyaan kuesioner kepada responden pengguna Wifone via telepon. Dimana data dari nomor telepon pengguna Wifone tersebut sudah penulis dapatkan dari divisi Wifone Dago Bandung

Setelah pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data. Langkah – langkah pengolahan data serta analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut :

ƒ Uji reliabilitas, validitas dan analisa preferensi dan persepsi

Ketiga analisa ini dilakukan untuk pengolahan data yang menggunakan skala pengukuran berupa skala Likert (importance dan persepsi)

1. Uji reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat keterandalan, kemantapan, konsistensi dan prediktabilitas serta akurasi alat ukur (Kerlinger,1993). Reliabilitas menjadi tingkat keandalan dari kuesioner. Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama (konsisten). Pada alat pengukur fenomena fisik seperti jenis kelamin dan jumlah keluarga, konsisten bukanlah hal yang sulit dicapai. Akan tetapi untuk mengukur fenomena sosial seperti sikap dan persepsi, pengukuran yang konsisten agak sulit untuk di capai dan akan selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran (measurement error). Oleh karena itu, untuk peryataan yang bersifat importance dan persepsi pada kuesioner ini, perlu dilakukan uji reliabilitas terlebih dahulu untuk menunjukkan keterandalan dari alat ukur tersebut. Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka makin reliable alat pengukur tersebut.

Secara empiris, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah dicapai dalam pengukuran karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan yang potensial. Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu:

(13)

a. < 0.2 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b. 0.20 - < 0.40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

c. 0.40 - < 0.70 : Hubungan yang cukup erat d. 0.70 - < 0.90 : Hubungan yang erat (reliabel)

e. 0.90 - < 1.00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel) f. 1.00 : Hubungan yang sempurna

2. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam kuesioner dapat mengukur hal-hal yang sebenarnya ingin diukur.

Suatu pernyataan dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diiginkan, dengan kata lain mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu pada kuesioner ini, setiap variabel yang akan diteliti pada analisa importance dan persepsi, dibuat dalam dua bentuk pernyataan yang berbeda. Ini dilakukan untuk menguji apakah pernyataan yang dibuat sudah mengukur variabel yang ingin diteliti atau diukur. Suatu variabel dianggap valid apabila nilai korelasi antara kedua bentuk pernyataan bernilai diatas 0.3

3. Analisis Preferensi dan Persepsi

Analisis Preferensi dan Persepsi (Importance Performance Analysis) digunakan untuk menyusun strategi pemasaran yang efektif dimasa mendatang dengan identifikasi area-area mana saja yang perlu dikonsentrasikan untuk diperbaiki, dipertahankan atau dihilangkan. Analisis ini bertujuan untuk membandingkan tingkat importance (preferensi) yang dibutuhkan konsumen terhadap produk telepon rumah dengan performance (persepsi) konsumen sejauh ini terhadap produk Wifone. Hal ini berguna untuk pengembangan kepuasan pelanggan dengan mengidentifikasi area perbaikan pada atribut Wifone itu sendiri.

Atribut yang dianalisa akan dipetakan dalam suatu matrix yang terbagi dalam 4 wilayah atau kuadran, yaitu attributes to improve – prioritas utama (A), maintain performace – prioritas prestasi (B), attributes to maintain – prioritas rendah (C) dan attributes to de-emphasize – prioritas akhir (D). Penentuan posisi suatu atribut ke dalam 4 wilayah tersebut tergantung pada nilai rata-rata atribut secara keseluruhan.

(14)

HIGH

LOW PELAKSANAAN HIGH

KUADRAN A KUADRAN B

KUADRAN D KUADRAN C

Attributes to improve (prioritas utama)

Attributes to maintain (prioritas rendah) Maintain performance

(prioritas prestasi)

Attributes to de-emphasize (prioritas akhir)

Gambar 4.2. Diagram Matriks Importance dan Performance

Penjelasan dari masing-masing kuadran tersebut adalah sebagai berikut :

• Kuadran A (attributes to improve – prioritas utama)

Kuadran A adalah kuadran yang berisi faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen tapi pada kenyataannya belum sesuai seperti yang diharapkan (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Variabel – variabel yang masuk kuadran ini harus ditingkatkan dengan cara perbaikan secara terus menerus

• Kuadran B (maintain performace – prioritas prestasi)

Kuadran B adalah kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan dirasakan (tingkat kepuasan relatif lebih tinggi). Variabel – variabel yang masuk kuadran ini harus dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan produk / jasa tersebut unggul di mata pelanggan.

• Kuadran C (attributes to maintain – prioritas rendah)

Kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataan pelaksanaannya tidak selalu istimewa.

Peningkatan variabel – variabel yang masuk kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.

(15)

• Kuadran D (attributes to de-emphasize – prioritas akhir)

Kuadran yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting dan dirasakan terlalu berlebihan oleh pelanggan. Faktor yang masuk ke dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.

ƒ Analisa statistik distribusi frekuensi (deskriptif )

Statistik distribusi frekuensi termasuk pada kategori statistik deskriptif yang digunakan untuk menyusun data yang jumlahnya relatif banyak ke dalam suatu tabel atau diagram frekuensi. Dengan membuat tabel atau diagram frekuensi dari banyaknya data-data penelitian, akan dapat membantu memudahkan membaca data tersebut. Bahkan dapat digunakan untuk mengambil suatu kesimpulan secara deskripsi terhadap berbagai data penelitian. Analisa ini dilakukan untuk pengolahan data kuesioner yang menggunakan skala pengukuran nominal dan ordinal (data selain analisa preferensi dan persepsi). Pengolahan data ini dilakukan untuk setiap tipe produk Wifone

ƒ Analisa crosstabs

Analisa crosstabs berguna untuk menampilkan tabulasi silang (tabel kontingensi) yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskriptif statistik bivariat dan pengujian terhadap dua variabel atau lebih, terutama sekali variabel dalam bentuk kategori (Nugraha Suharto,2007). Pada kuesioner ini, analisa dilihat dari tabel chi-square yang memuat nilai signifikansi dari masing-masing variabel terhadap ketiga tipe Wifone. Tujuannya adalah untuk melihat kecenderungan apakah terdapat perbedaan signifikan antara setiap pertanyaan pada kuesioner dengan hasil jawaban untuk setiap tipe Wifone.

ƒ Analisa Diskriminan

Analisa diskriminan ini bertujuan untuk menguji apakah ada perbedaan yang signifikan antara kategori atau kelompok dikaitkan dengan variabel yang telah ditetapkan (J.Supranto,2004). Analisa ini digunakan untuk mengetahui variabel apa yang membedakan secara signifikan antara satu tipe Wifone dengan tipe yang lainnya.

(16)

ƒ Analisa Klaster

Analisa klaster ini bertujuan untuk mengklasifikasi objek ke dalam kelompok- kelompok yang relatif homogen, didasarkan pada suatu set variabel yang dipertimbangkan untuk diteliti (J.Supranto,2004). Objek didalam setiap kelompok harus relatif mirip atau sama dan harus berbeda jauh dengan objek dari kelompok lain. Pada proyek akhir ini, pengelompokan dilakukan pada setiap tipe dari Wifone dan didasarkan pada suatu variabel yang telah ditetapkan.

4.4. Hasil Pengolahan Data 4.4.1 Hasil Uji Reliabilitas

Dari uji reliabilitas yang dilakukan pada analisis preferensi(importance) dan persepsi, diperoleh nilai 0.707. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa analisa preferensi dan persepsi bersifat reliabel atau hasil ukur yang telah terjadi dapat dipercaya. Hal tersebut terlihat pada tabel 4.3. berikut

Tabel 4.3 Hasil uji reliabilitas preferensi dan persepsi

Reliability Statistics

.707 40

Cronbach's

Alpha N of Items

4.4.2 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan pada analisis importance dan persepsi, dimana kevalidan diukur dari nilai korelasi antara dua bentuk pernyataan berbeda namun mengukur sub variabel yang sama. Adapun sub variabel yang ingin diukur adalah voice, tarif, fitur, desain, mobilitas, service, pilihan pembayaran, brand, prestige dan pengaruh individu lain. Dari hasil pearson correlations untuk semua variabel bernilai diatas 0.3. Ini menunjukkan bahwa pernyataan yang dibuat sudah valid atau sudah mengukur variabel yang ingin diukur. Hasil dari uji validitas(correlations) untuk setiap sub variabel dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut

(17)

Tabel 4.4 Hasil uji validitas (correlations) analisa preferensi dan persepsi

Correlations

1 .740**

.000

30 30

.740** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Voice

Voice2

Voice Voice2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

Correlations

1 .935**

.000

30 30

.935** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Tarif

Tarif2

Tarif Tarif2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

Correlations

1 .788**

.000

30 30

.788** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Fitur

Fitur2

Fitur Fitur2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

Correlations

1 .959**

.000

30 30

.959** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Brand

Brand2

Brand Brand2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

(18)

Correlations

1 .957**

.000

30 30

.957** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Desain

Desain2

Desain Desain2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

Correlations

1 .691**

.000

30 30

.691** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Mobilitas

Mobilitas2

Mobilitas Mobilitas2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

Correlations

1 .796**

.000

30 30

.796** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Service

Service2

Service Service2

Correlation is significant at the 0.01 level (2 il d)

**.

Correlations

1 .889**

.000

30 30

.889** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pilihan pembayaran

Pilihan pembayaran2

Pilihan pembayaran

Pilihan pembayaran2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

(19)

Correlations

1 .724**

.000

30 30

.724** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Prestige

Prestige2

Prestige Prestige2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

Correlations

1 .966**

.000

30 30

.966** 1

.000

30 30

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Pengaruh individu lain

Pengaruh individu lain2

Pengaruh individu lain

Pengaruh individu lain2

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

**.

4.4.3 Hasil Analisa Preferensi dan Persepsi

4.4.3.1 Nilai analisa Preferensi dan Persepsi untuk produk Wifone AXW-P830

Tabel 4.5 Nilai Preferensi dan Persepsi Produk Wifone AXW-P830 RATA - RATA KINERJA

ATRIBUT

PREFERENSI PERSEPSI

Voice 4.27 3.50

Tarif 4.25 3.51

Fitur 3.98 3.94

Brand 2.93 3.04

Desain 3.09 3.75

Mobilitas 3.42 3.70

Service 4.44 2.63

Pilihan pembayaran 3.34 3.99

Prestige 2.45 2.51

Pengaruh individu lain 2.95 3.23

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk atribut voice, tarif dan service,

(20)

Wifone P830. Sedangkan atribut yang lain sudah memenuhi bahkan melebihi harapan dari konsumen Wifone P830. Untuk matriks posisi antara preferensi produk telepon rumah dengan persepsi terhadap tipe Wifone P830 dapat dilihat pada gambar berikut

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

persepsi

preferensi

Voice Tarif Fitur Brand Desain Mobilitas Service

Pilihan pembayaran Prestige

Pengaruh individu lain

Gambar 4.3 Matriks Preferensi dan Persepsi konsumen thd produk Wifone AXW-P830

Berdasarkan matriks di atas, semua faktor kecuali prestige, berada di daerah kuadran B.

Artinya faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan faktor- faktor tersebut telah sesuai dengan dirasakan (tingkat kepuasan cukup tinggi). Bagi pengguna Wifone P830, faktor yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah faktor service, namun tingkat kepuasannya tidak sebanding dengan tingkat kepentingannya. Sedangkan faktor prestige dianggap tidak terlalu penting bagi konsume Wifone P830.

(21)

IV.4.3.2 Nilai analisa Preferensi dan Persepsi untuk produk Wifone L800

Tabel 4.6 Nilai Preferensi dan Persepsi Produk Wifone AXW-L800 RATA - RATA KINERJA

ATRIBUT

PREFERENSI PERSEPSI

Voice 4.33 3.02

Tarif 4.51 3.52

Fitur 2.98 3.98

Brand 2.43 2.94

Desain 3.54 3.58

Mobilitas 3.26 3.62

Service 4.28 2.96

Pilihan pembayaran 3.67 3.80

Prestige 2.21 2.88

Pengaruh individu lain 3.66 3.18

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk atribut voice,tarif, service serta pengaruh individu lain masih dibawah harapan dari konsumen Wifone ini. Sedangkan untuk atribut yang lain, sudah memenuhi bahkan melebihi harapan atau tingkat kepentingan konsumen. Untuk matriks posisi antara preferensi produk telepon rumah dengan persepsi terhadap tipe Wifone L800 dapat dilihat pada gambar berikut

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

persepsi

preferensi

Voice Tarif Fitur Brand Desain Mobilitas Service

Pilihan pembayaran Prestige

Pengaruh individu lain

Gambar 4.4 Matriks Preferensi dan Persepsi konsumen thd produk Wifone AXW-L800

(22)

Berdasarkan matriks di atas, semua faktor kecuali prestige dan brand, berada di daerah kuadran B. Artinya faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan dirasakan (tingkat kepuasan cukup tinggi). Sedangkan untuk prestige dan brand berada di kuadran C, dimana faktor- faktor tersebut dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataan pelaksanaannya tidak terlalu istimewa. Bagi pengguna Wifone L800, faktor yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi adalah faktor tarif, namun tingkat kepuasannya terhadap tarif tidak begitu sebanding dengan tingkat kepentingannya.

4.4.3.3 Nilai analisa Preferensi dan Persepsi untuk produk Wifone Bridge-F100BK

Tabel 4.7 Nilai Preferensi dan Persepsi Produk Wifone Bridge-100BK RATA - RATA KINERJA

ATRIBUT

PREFERENSI PERSEPSI

Voice 4.26 3.37

Tarif 4.34 3.59

Fitur 3.34 3.98

Brand 2.43 3.35

Desain 3.34 3.65

Mobilitas 3.09 3.67

Service 4.41 2.98

Pilihan pembayaran 3.75 3.93

Prestige 2.33 2.67

Pengaruh individu lain 3.32 3.40

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa untuk atribut voice, tarif dan service masih dibawah harapan dari konsumen Wifone ini. Sedangkan untuk atribut yang lain, sudah memenuhi bahkan melebihi harapan atau tingkat kepentingan konsumen. Untuk matriks posisi antara preferensi produk telepon rumah dengan persepsi terhadap tipe Wifone Bridge-F100BK dapat dilihat pada gambar berikut

(23)

0 1 2 3 4 5

0 1 2 3 4 5

persepsi

preferensi

Voice Tarif Fitur Brand Desain Mobilitas Service

Pilihan pembayaran Prestige

Pengaruh individu lain

Gambar 4.5 Matriks Preferensi dan Persepsi Konsumen thd Produk Wifone Bridge

Berdasarkan matriks di atas, semua faktor kecuali prestige dan brand, berada di daerah kuadran B. Artinya faktor-faktor tersebut dianggap penting oleh konsumen dan pelaksanaan faktor-faktor tersebut telah sesuai dengan dirasakan (tingkat kepuasan relatif lebih tinggi). Sedangkan untuk prestige dan brand berada di kuadran C, dimana faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataan pelaksanaannya tidak terlalu istimewa. Bagi pengguna Wifone Bridge, ada tiga faktor yang memiliki tingkat kepentingan paling tinggi yaitu faktor service, tarif dan voice.

Namun tingkat kepuasan terhadap faktor-faktor tersebut belum sebanding dengan tingkat kepentingannya.

4.4.4 Hasil Analisa Statistik Distribusi Frekuensi (Deskriptif) 4.4.4.1 Hasil Analisa Deskriptif untuk variabel demografis

Hasil dari kuesioner dikelompokkan berdasarkan tipe dari masing-masing Wifone. Hasil dari analisa frekuensi ini berupa persentase dalam bentuk pie chart, yang menjelaskan karakteristik konsumen Wifone dilihat dari variabel demografis untuk masing-masing tipe. Dari pie chart di bawah ini dapat terlihat bahwa sebagian besar konsumen Wifone

(24)

pendidikan akademis terakhir, sebagian besar adalah sarjana (S1) dan Magister (S2) bagi konsumen Wifone tipe P830, Diploma dan Sarjana bagi konsumen tipe Bridge, namun untuk konsumen tipe L800, pendidikan cukup merata dari mulai jenjang SMU, Diploma dan Sarjana. Pekerjaan konsumen Wifone sebagian besar pegawai swasta dan wiraswasta dengan penghasilan sekitar Rp 3.000.000 ke atas (untuk tipe P830),

<Rp.2.000.000 s/d Rp 4.000.000 (untuk tipe L800) dan penghasilan yang bervariatif mulai dari <Rp.2.000.000 s/d >Rp 6.000.000 (untuk tipe Bridge). Konsumen Wifone sebagian besar merupakan keluarga dengan jumlah anggota keluarga berjumlah lebih dari empat orang dengan pengeluaran yang cukup variatif untuk setiap tipenya. Untuk konsumen tipe Wifone P830 dan Bridge, sebagian besar memiliki telepon rumah biasa (telkom) sedangkan konsumen L800 sebagian besar tidak. Dan rekening untuk telepon selama sebulan sebagian besar berjumlah Rp 100.000 – Rp 300.000 untuk semua tipe.

Untuk persentase secara lengkap pada masing – masing sub variabel dan tipe dijabarkan dalam gambar 4.6 berikut.

(25)

P830

26.67%

73.33%

wanita pria jenis kelamin

L800

26.67%

73.33%

wanita pria

jenis kelamin

Bridge

16.67%

83.33%

wanita pria

jenis kelamin

3.33%

16.67%

23.33%

41.67%

15.0%

> 55 thn 46 - 55 thn 36 - 45 thn 26 - 35 thn 17 - 25 thn

usia

3.33%

16.67%

30.0% 33.33%

16.67%

> 55 thn 46 - 55 thn 36 - 45 thn 26 - 35 thn 17 - 25 thn

usia

11.67%

31.67%

41.67%

15.0% 46 - 55 thn

36 - 45 thn 26 - 35 thn 17 - 25 thn

usia

(26)

P830

16.67%

55.0%

18.33%

8.33%

1.67%

Magister (S2) Sarjana (S1) Diploma (D1, D2,D3) SMU/Sederajat SMP/Sederajat

pendidikan akademis terakhir

L800

31.67%

30.0%

30.0%

8.33%

Sarjana (S1) Diploma (D1, D2,D3) SMU/Sederajat SMP/Sederajat

pendidikan akademis terakhir

Bridge

5.0%

63.33%

15.0%

15.0%

1.67%

Magister (S2) Sarjana (S1) Diploma (D1, D2,D3) SMU/Sederajat SMP/Sederajat

pendidikan akademis terakhir

8.33%

1.67%

1.67%

36.67%

8.33%

38.33%

5.0%

Ibu rumah tangga Pensiunan/P urnawirawan Pelajar/Maha siswa Wiraswasta Profesional (dokter, pengacara, seniman dll) Pegawai Swasta PNS

pekerjaan

13.33%

1.67%

5.0%

25.0%

5.0%

1.67%

43.33%

5.0%

Ibu rumah tangga Pensiunan/Purnawir awan Pelajar/Mahasiswa Wiraswasta Profesional (dokter, pengacara,seniman dll)

TNI/Polri Pegawai Swasta PNS

pekerjaan

3.33%

13.33%

28.33%

13.33%

1.67%

40.0%

Ibu rumah tangga Pelajar/Mahasis wa Wiraswasta Profesional (dokter, pengacara, seniman dll) TNI/Polri Pegawai Swasta

pekerjaan

(27)

P830

26.67%

50.0%

20.0%

3.33%

lebih dari 5 orang 4 - 5 orang 2 - 3 orang 1 orang

jml anggota keluarga

L800

30.0%

43.33%

25.0%

1.67%

lebih dari 5 orang 4 - 5 orang 2 - 3 orang 1 orang

jml anggota keluarga

Bridge

36.67%

45.0%

16.67%

1.67%

lebih dari 5 orang 4 - 5 orang 2 - 3 orang 1 orang

jml anggota keluarga

21.67%

16.67%

21.67%

26.67%

6.67%

6.67%

>= Rp 6.000.000 Rp 5.000.000 - Rp 5.999.999 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999

< Rp 2.000.000

pendapatan

6.67%

1.67%

5.0%

35.0%

18.33%

33.33%

>= Rp 6.000.000 Rp 5.000.000 - Rp 5.999.999 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999

< Rp 2.000.000

pendapatan

18.33%

6.67%

15.0%

26.67%

20.0%

13.33%

>= Rp 6.000.000 Rp 5.000.000 - Rp 5.999.999 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999

< Rp 2.000.000

pendapatan

(28)

P830

20.0%

26.67%

20.0%

18.33%

8.33%

6.67%

>= Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999 Rp 1.000.000 - Rp 1.999.999

< Rp 1.000.000

pengeluaran

L800

6.67%

5.0%

21.67%

26.67%

18.33%

21.67%

>= Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999 Rp 1.000.000 - Rp 1.999.999

< Rp 1.000.000

pengeluaran

Bridge

25.0%

8.33%

26.67%

21.67%

8.33%

10.0%

>= Rp 5.000.000 Rp 4.000.000 - Rp 4.999.999 Rp 3.000.000 - Rp 3.999.999 Rp 2.000.000 - Rp 2.999.999 Rp 1.000.000 - Rp 1.999.999

< Rp 1.000.000

pengeluaran

15.0%

5.0%

10.0%

36.67%

28.33%

5.0%

>=Rp 500.000 Rp 400.000 - Rp 499.999 Rp 300.000 - Rp 399.999 Rp 200.000 - Rp 299.999 Rp 100.000 - Rp 199.999

< Rp 100.000

rekening telepon rumah

3.33%

8.33%

18.33%

43.33%

26.67%

>=Rp 500.000 Rp 300.000 - Rp 399.999 Rp 200.000 - Rp 299.999 Rp 100.000 - Rp 199.999

< Rp 100.000

rekening telepon rumah

16.67%

1.67%

13.33%

30.0%

21.67%

16.67%

>=Rp 500.000 Rp 400.000 - Rp 499.999 Rp 300.000 - Rp 399.999 Rp 200.000 - Rp 299.999 Rp 100.000 - Rp 199.999

< Rp 100.000

rekening telepon rumah

(29)

P830

46.67%

53.33%

Tidak Ya

kepemilikan telp rumah biasa

L800

53.33% 46.67%

Tidak Ya

kepemilikan telp rumah biasa

Bridge

46.67%

53.33%

Tidak Ya

kepemilikan telp rumah biasa

Gambar 4.6 Pie chart analisa deskriptif untuk variabel demografis

(30)

4.4.4.2 Hasil Analisa Deskriptif untuk variabel geografis

Hasil dari analisa deskriptif ini berupa persentase dalam bentuk pie chart, yang menjelaskan karakteristik konsumen setia tipe Wifone dilihat dari variabel geografinya.

Dari pie chart di bawah ini dapat terlihat bahwa sebagian besar konsumen Wifone berada di wilayah Bandung Timur , Barat dan Selatan. Untuk persentase dari setiap wilayah untuk masing – masing tipe dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut

P830

35.0%

20.0%

18.33%

11.67%

15.0%

Bandung Selatan Bandung Barat Bandung Timur Bandung Tengah Bandung Utara

tempat tinggal

L800

26.67%

18.33%

21.67%

16.67%

16.67% Bandung Selatan Bandung Barat Bandung Timur Bandung Tengah Bandung Utara

tempat tinggal

Bridge

43.33%

20.0%

18.33%

3.33%

15.0%

Bandung Selatan Bandung Barat Bandung Timur Bandung Tengah Bandung Utara

tempat tinggal

Gambar 4.7 Pie chart analisa deskriptif untuk variabel geografis

(31)

4.4.4.3 Hasil Analisa Deskriptif untuk variabel psikografis

Hasil dari analisa deskriptif ini berupa persentase dalam bentuk pie chart, yang menjelaskan karakteristik konsumen setiap tipe Wifone dilihat dari variabel psikografinya. Dari pie chart di bawah ini dapat terlihat bahwa sebagian besar konsumen Wifone beraktivitas di luar rumah dengan persentase sekitar 50 – 75 %. Aktivitas yang sering dilakukan konsumen Wifone pada waktu senggang adalah membaca, nonton televisi dan jalan – jalan bersama keluarga atau teman. Konsumen Wifone sebagian besar telah berlangganan produk ini selama 3 – 5 bulan dan dilihat dari kecenderungannya dalam mengikuti teknologi baru, konsumen Wifone sebagian besar tidak terlalu sering mengikuti perkembangan teknologi baru. Dari segi alasan dalam membeli Wifone, konsumen wifone tipe P830 dan Bridge sebagian besar membeli karena wifone memiliki layanan internet dan memiliki tarif murah. Namun bagi konsumen Wifone tipe L800, sebagian besar alasan untuk membeli adalah karena tidak memiliki telepon rumah dan juga tarif yang murah. Dan hal yang mempengaruhi pembelian tersebut adalah dari faktor iklan dan juga pengaruh dari individu lain. Untuk persentase secara rinci pada setiap sub variabel dan tipe, dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut

(32)

P830

26.67%

55.0%

13.33%

5.0%

> 75 % 50 - 75 % 25 - 49 %

< 25 %

Persentase beraktivitas di luar rumah

L800

10.0%

38.33%

35.0%

16.67% > 75 %

50 - 75 % 25 - 49 %

< 25 %

Persentase beraktivitas di luar rumah

Bridge

20.0%

46.67%

26.67%

6.67%

> 75 % 50 - 75 % 25 - 49 %

< 25 %

Persentase beraktivitas di luar rumah

6.67%

3.33%

28.33%

5.0% 21.67%

26.67%

8.33%

Lainnya olahraga Jalan-jalan bersama keluarga/tem an Mendengark an musik Nonton televisi Membaca Tidur Aktivitas di waktu senggang

10.0%

28.33%

1.67% 31.67%

18.33%

10.0%

olahraga Jalan-jalan bersama keluarga/teman Mendengarkan musik Nonton televisi Membaca Tidur

Aktivitas di waktu senggang

3.33%

8.33%

26.67%

5.0% 30.0%

16.67%

10.0%

Lainnya olahraga Jalan-jalan bersama keluarga/teman Mendengarkan musik Nonton televisi Membaca Tidur

Aktivitas di waktu senggang

(33)

P830

76.67%

21.67%

1.67% 4 - 5 bulan

3 - 4 bulan 2 - 3 bulan lamanya berlangganan Wifone

L800

75.0%

18.33%

5.0%

1.67% 4 - 5 bulan

3 - 4 bulan 2 - 3 bulan 1 - 2 bulan

lamanya berlangganan Wifone

Bridge

51.67% 41.67%

5.0%

1.67% 4 - 5 bulan

3 - 4 bulan 2 - 3 bulan 1 - 2 bulan

lamanya berlangganan Wifone

6.67%

48.33%

45.0%

Tidak Kadang - kadang Ya Seing mengikuti perkembangan telekomunikasi

48.33%

41.67%

10.0% Tidak

Kadang - kadang Ya

Sering mengikuti perkembangan telekomunikasi

33.33%

28.33%

38.33%

Tidak Kadang - kadang Ya

Sering mengikuti perkembangan telekomunikasi

(34)

Alasan membeli Wifone P830

26%

3%

6%

30%

2%

21%

2%

8%

1%

1%

Tarif telepon murah Menaw arkan fitur HP (sms,radio,phonebook dll) Sbg cadangan jika ada gangguan di telepon utama Memiliki layanan internet Tidak puas dgn telepon rumah sebelumnya

Tidak mempunyai telepon rumah

Meningkatkan mobilitas saat menelepon

Brand ESIA/Bakrie Telecom Dapat langsung digunakan (langsung kring) Lainnya

Alasan membeli Wifone L800

33%

23% 13%

13%

4%

4%

2%

5%

3%

Tarif telepon murah Sbg cadangan jika ada gangguan di telepon utama Tidak mempunyai telepon rumah

Brand ESIA/Bakrie Telecom

Tidak puas dgn telepon rumah sebelumnya

Menaw arkan fitur HP (sms,radio,phonebook dll) Meningkatkan mobilitas saat menelepon

Dapat langsung digunakan (langsung kring)

Lainnya

Alasan membeli Wifone Bridge

32%

3%

27%

3%

19%

4%

1%

3% 7% 1% Tarif telepon murah

Meningkatkan mobilitas saat menelepon

Memiliki layanan internet

Tidak puas dgn telepon rumah sebelumnya

Tidak mempunyai telepon rumah

Dapat langsung digunakan (langsung kring) Menaw arkan fitur HP (sms,radio,phonebook dll) Sbg cadangan jika ada gangguan di telepon utama Brand ESIA/Bakrie Telecom

Lainnya

(35)

P830

11.67%

30.0%

26.67%

26.67%

5.0%

Penjual Iklan Teman/Keluarg a Advetorial di media Testimonial dari pengguna Wifone

Yang menpengaruhi pembelian Wifone

L800

10.0%

1.67%

15.0%

31.67%

40.0%

1.67%

Penjual Hasil uji coba produk Iklan Teman/Keluarga Advetorial di media Testimonial dari pengguna Wifone

Yang mempengaruhi pembelian Wifone

Bridge

3.33%

18.33%

23.33%

55.0%

Penjual Iklan Teman/Kelu arga Advetorial di media

Yang mempengaruhi dalam membeli Wifone

Gambar 4.8 Pie chart analisa deskriptif untuk variabel psikografis

(36)

4.4.4.4 Hasil Analisa Deskriptif untuk variabel perilaku

Hasil dari analisa deskriptif ini berupa persentase dalam bentuk pie chart, yang menjelaskan karakteristik konsumen setiap tipe Wifone dilihat dari variabel perilakunya.

Perilaku yang dianalisa adalah perilaku pemakaian secara spesifik (untuk produk Wifone) dan secara umum (untuk produk telekomunikasi). Dari pie chart di bawah ini dapat terlihat bahwa untuk pemakaian Wifone, sebagian besar digunakan untuk percakapan lokal dan internet (untuk tipe Wifone P830 dan L800) dengan percakapan lebih banyak untuk pergaulan. Sumber pengetahuan tentang Wifone sebagian besar diperoleh dari iklan media cetak. Dan walaupun produk Wifone ini bisa dibawa kemana saja, namun sebagian besar konsumen belum pernah menggunakan produk ini diluar area rumah. Untuk perilaku terhadap alat telekomunikasi secara umum, konsumen Wifone lebih mengikuti teknologi telekomunikasi tentang handphone atau telepon dimana tempat yang sering dikunjungi untuk membeli alat telekomunikasi ini adalah electronic centre dan gerai resmi. Untuk media informasi yang digunakan dalam melmperoleh informasi telekomunikasi adalah media televisi dan koran. Persentase secara rinci pada setiap sub variabel dan tipe, dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut

Gambar

Gambar 4.1 Metodologi Pemecahan Masalah
Tabel 4.1 Variabel Penelitian  Variabel Sub-variabel  Jenis kelamin  Usia  Pendidikan  Pekerjaan  Ukuran keluarga  Pendapatan  Pengeluaran Demografi
Tabel 4.2 Variabel yang diukur beserta bentuk pertanyaannya
Gambar 4.2. Diagram Matriks Importance dan Performance
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan penelitian ini mengenai pengaruh spesialisasi auditor industri eksternal terhadap hubungan audit tenure dan ARL adalah

Permasalahan penelitian ini adalah Apakah melalui kegiatan senam sehat ceria dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak kelompok A TK Dharma Wanita I

Ciri penting pendekatan ini adalah ontologi pengekstrakan yang dihasilkan daripada data dalam sesebuah bidang tanpa bergantung kepada struktur fail input.. Oleh sebab kebanyakan

Data yang digunakan untuk kapabilitas proses adalah data hasil pemeriksaan kandungan mesh semen PPC fase I dan fase II yang telah terkendali secara statistika dengan

Selain karena adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP pemindahbukuan dapat dilakukan juga jika terdapat kesalahan pengisian data pembayaran pajak melalui

Pertumbuhan populasi muslim mepunyai koefisien korelasi yang positif tetapi tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah, hal ini

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

SISA ANGGARAN Rp.. Jumlah Penerima