DAFTAR
ISI
Pengantar Editor
-
vii
Sambutan Walikota DenPasar
-
ixSambutan Dekan Fakultas Sastra Universitas Udayana
-
xiii
Kata Pengantar Prof' Dr' Budhisantosa-
xviKronologi
-
xix Singkatan-
xxiii
Babl
Pendahuluan-1
oleh AA Gde Puffa Agung dan I Nyoman Darma Putra Bab
2
Masa Kecil, Dewasa' dan Kisah Uiian Sariana yangDibatalkan
-
13oleh'1 NYoman Sukiada
Bab
3
Membangun Keluarga dan Masa Pengabdian Sang BudaYawan-
39oleh / WaYan Tagel EddY
Bab
4
Sang Budayawan di MataIstri
dan Keluarga-
67oleh 1 NYoman Sukiada
Bab
5
Sosokyang Serius, Sistematis' Obiektil danKritis
-
85 oleh I NYoman Darma PutraBab
6
Pengabdian Panjang dan Tulus dengan Modal Budaya-103
oleh 1 NYoman SuarkaBab
7
Sepuluh jalur Jaringan Otodidak Wayan Geriya-
1'47olehA.A. Gde Putra Agung
Bab
B
Pemikiran dalam Pembangunan Berwawasan Budaya-
155oleh A.A' Ngurah Anom Kumbara
Babg EPilog-L95
oleh 1 NYoman Darma Putra
BABVIII
P
EMT
KI
RAN
DALATVT
PEMBANGUNAN
BERWAWASAN
BUDAYA
Naluri
Kebudayawananffl
ransformasi budaya dan budaya transformatif merupakanI
konsep yang berbeda,tetapi
keduanya saling berkaitan.I
Transformasibudaya
mencakupseluruh tema
tentangperubahan kebudayaan yang melibatkan kompetensi agen dan dinamika struktur secara dialektis. Sebaliknya, budaya transformatif
menunjuk pada seluruh sistem gagasan, nilai, dan kreativitas yang
dapat
mentransformasi kehidupan masyarakatmenuju
kondisi ideal. Kedua konsep ini dapat dioperasionalkan pada tataran praksis budaya, baik sebagaikontrol
dan kendali perubahan kebudayaanmaupun basis pengembangan budaya
kreatif.
Dengan demikian,kebudayaan
tetap mampu
memainkan
peran penting
dalam dinamika kehidupan bermasyarakat yang senantiasa berubah.Bali, baik sebagai kesatuan wilayah maupun entitas budaya, juga terbentuk melalui proses transformasi budaya yang panjang dan berliku. Transformasi tersebut sebagian berlangsung melalui
tahapan-tahapan
evolusi,
juga
tidak
sedikit
perubahan itu
terjadi
secara cepat dan mengejutkan. Perubahanini
antara laindisebabkan oleh
industri
pariwisata yang memang berkembang pesat di Bali, Pariwisata tampaknya menjadi akselerator dominandalam perubahan kebudayaan
Bali.
Secara paradigmatik dapat dipahami bahwa pariwisata telah mengubah orientasi kebudayaan Bali yang sesungguhnya bertumpu padatradisi
agraris. Investasikepariwisataan terus-menerus mengalir
ke
Bali, bahkan nyaristidak terkontrol.
Perubahan yang nyaristak
terkontrol
ini
telah menempatkan budaya Bali pada posisi marjinal dalam kepungan budaya turistik. Apabila halini
dibiarkan terus berlangsung tanpakontrol
dan kendali, maka lose culturedan
dehumanisasi akan menjadi bayangan yang menakutkan,